Produk: UMKM

  • Hilirisasi Kakao Digenjot, Kemendag Siapkan Akses Pasar ke Eropa dan Amerika

    Hilirisasi Kakao Digenjot, Kemendag Siapkan Akses Pasar ke Eropa dan Amerika

    JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus memperkuat strategi hilirisasi komoditas kakao untuk membuka jalan ekspor ke pasar-pasar premium dunia. Di antaranya ke Eropa dan Amerika.

    Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mendorong pelaku usaha komoditas kakao untuk meningkatkan hilirisasi produknya agar makin bernilai tambah. Kata dia, hilirisasi bisa menjadi jalan meningkatkan minat pasar global terhadap produk kakao Indonesia.

    Roro bilang Kemendag memiliki beberapa program yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha, khususnya untuk melebarkan pasar ke tingkat internasional. Salah satunya melalui perjanjian dagang dengan beberapa wilayah/negara, seperti Indonesia-Peru CEPA, Indonesia-Canada CEPA, dan Indonesia-Uni Eropa CEPA mendatang.

    “Pasar-pasar ini menjanjikan, khususnya Eropa karena permintaanya terus tumbuh. Pasarnya sangat menekankan aspek keberlanjutan, mereka suka produk yang orientasinya ramah lingkungan, baik untuk kesehatan, dan produk organik,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu, 23 November.

    Tak hanya Eropa dan Amerika, kata Roro, ASEAN juga cukup menjanjikan. Dia bilang Kemendag akan menjembatani melalui perwakilan perdagangan.

    “Tapi selepas itu juga jangan dilupakan pasar-pasar yang dekat dengan kita, seperti ASEAN. Kami akan coba sambungkan dengan beberapa perwakilan perdagangan kita di 33 negara yang siap membantu,” tegas Roro.

    Menurut Roro, hilirisasi kakao merupakan amanat langsung Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan Indonesia tidak hanya mengirim bahan mentah. Produk olahan, kata dia, memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dan berdampak langsung pada kesejahteraan petani.

    “Yang kita lihat di sini, kakao telah mengalami pemrosesan menjadi cokelat yang kemudian dikemas dengan bagus sehingga berdaya saing. Perlu digarisbawahi bahwa sebetulnya hiliriasi tidak harus di industri skala besar, tapi juga bisa di lingkup UMKM. Inilah yang pemerintah akan dorong dan fasilitasi,” katanya.

    Dalam kunjungan ke pabrik Cau Chocolates di Kabupaten Tabanan, Bali. Roro memuji perusahaan tersebut sebagai model usaha yang berani mengolah kakao dari hulu ke hilir dengan standar tinggi organik, ramah lingkungan, dan berorientasi keberlanjutan.

    “Kami melihat pertumbuhan ekspor cokelat sedang naik dan sebenarnya pasarnya di dunia ini cukup luas, seperti Eropa, Australia, dan Selandia Baru. Untuk itu, kunjungan kami ke sini bukan saja hanya melihat fasilitas dan pemberdayaan petaninya. Lebih jauh, kami juga melihat bagaimana Kementerian Perdagangan dapat mendorong pelaku usaha meningkatkan ekspornya dan memanfaatkan sejumlah perjanjian dagang yang sudah kita punya,” katanya.

    Data BPS menunjukkan ekspor kakao dan olahan berbasis kakao Indonesia terus menanjak, dengan tren positif 16,20 persen pada 2021 hingga 2024. Periode Januari hingga September 2025 bahkan mencatat lonjakan besar, yakni 2,8 miliar dolar AS, tumbuh 68,75 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

    CEO Cau Chocolates, Kadek Surya, menekankan bahwa perusahaannya mengusung prinsip perdagangan adil (fair trade) dan memperjuangkan harga ideal bagi petani kakao. Ia menyebut banyak petani meninggalkan sektor kakao karena harga tak layak.

    Karena itu, Cau Chocolates memilih strategi membeli biji kakao dengan harga lebih tinggi meski harus menekan margin. Namun ada syarat ketat yakni petani harus menjadi anggota salah satu dari 12 gapoktan binaan dan mengelola kebun organik yang memenuhi standar ketertelusuran.

    “Dengan cara ini, kami bisa berkontribusi pada kesejahteraan petani, memastikan kualitas produk, sekaligus mempersiapkan produk kami untuk pasar ekspor, khususnya Eropa,” ujar Surya.

  • Antusias Warga Surabaya Saksikan Kapal Pesiar Bersandar, Kagum dengan Kemewahannya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        23 November 2025

    Antusias Warga Surabaya Saksikan Kapal Pesiar Bersandar, Kagum dengan Kemewahannya Surabaya 23 November 2025

    Antusias Warga Surabaya Saksikan Kapal Pesiar Bersandar, Kagum dengan Kemewahannya
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Warga Kota Surabaya, Jawa Timur, tengah menikmati momen langka dalam sepekan di bulan November 2025 ini. Dua kapal pesiar internasional kembali bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak.
    Kehadiran MS Viking Orion dan MS Ocean Riviera bukan hanya membawa wisatawan mancanegara, tetapi juga menghadirkan euforia tersendiri bagi warga Kota Pahlawan.
    Warga dari berbagai sudut kota datang hanya untuk melihat dari dekat megahnya
    kapal pesiar
    yang menjulang, sebuah pemandangan yang tidak setiap hari bisa disaksikan.
    Bagi sebagian warga, momen ini bahkan terasa personal, termasuk Zahroituz salah satunya yang menyaksikan kapal pesiar yang bersandar di
    Tanjung Perak
    .
    “Bagus banget, kaya di Titanic,” kata perempuan berusia 30 tahun yang datang melihat MS Ocean Reviera itu kepada
    Kompas.com, 
    Minggu (23/11/2025).
    “Ini pertama kalinya melihat kapal pesiar. Pengennya kalau bisa ngerasain juga bisa masuk tapi tidak boleh jadi tidak apa-apa dari luar sudah cukup,” imbuhnya.
    Ia mengaku mendapatkan informasi terkait kapal pesiar dari Instagram. Sebelumnya, ia sempat datang pada hari Sabtu (14/11/2025) ketika kapal pesiar MS Viking Orian bersandar.
    Kemudian, ia tidak ingin kehilangan kesempatan kedua datang menyaksikan MS Ocean Reviera.
    “Saya pribadi suka fotografi, ya konten aja untuk pribadi. Jadi suka banget moto-moto mulai dari kereta, kapal, dan pesawat. Jadi sengaja datang sama keluarga berlima,” ujar Zahroituz.
    Menurutnya, kedatangan kapal pesiar
    internasional
    menjadi bukti bahwa Kota
    Surabaya
    mempunyai daya tarik tersendiri dari daerah lainnya.
    “Ini bagus, harus lebih sering ada kapal pesiar datang jadi sekalian memperkenalkan potensi Surabaya. Kalau bisa sih bisa masuk ke dalam, pengen lihat, tapi ya nggak mungkin,” sambungnya.
    Sementara itu, antusias serupa dirasakan Rini Agustina. Ia datang bersama teman-temannya setelah mengetahui informasi kapal bersandar melalui TikTok.
    “Ya senang karena jarang, tidak semua tempat disinggahi. Pengen lihat saja karena selama ini nggak pernah lihat, cuma di TV,” kata perempuan warga Gubeng itu.
    Ia mengaku sempat melewatkan kunjungan kapal pesiar sebelumnya karena hujan. Tetapi di saat kapal kedua datang ia tidak ingin absen lagi.
    Baginya, kedatangan kapal pesiar ini juga menjadi penguat citra positif pariwisata Surabaya. Ia berharap momentum ini membuat Surabaya semakin berkembang dan berharap semakin maju lagi.
    “Ya bagus lah berarti Surabaya kan menarik. Sekarang banyak wisata baru, taman-taman dan bangunan sejarah mulai dipercantik. Sebagai warga saya juga turut menikmati taman-taman yang makin cantik,” tutur Rini Agustina.
    Kedatangan MS Viking Orion dan MS Ocean Riviera bukan peristiwa biasa. Seperti diketahui, kapal pesiar kelas Oseania yang berkapasitas hingga 1.250 penumpang, hadir dengan fasilitas mewah. Panorama megah kapal menjadi daya tarik tersendiri bagi warga yang penasaran.
    General Manager Kalimas dan GSN Pelindo Regional 3 Sub Regional Jawa, Ana Adiliya menyampaikan rasa bangga atas tingginya kepercayaan dunia terhadap Pelabuhan Tanjung Perak.
    “Kunjungan ini menjadi bukti bahwa Pelabuhan Tanjung Perak semakin dipercaya sebagai destinasi kapal pesiar internasional. Dalam seminggu saja sudah ada dua kapal pesiar yang sandar,” ujar perempuan yang biasa disapa Ana itu.
    Ia menambahkan bahwa Pelindo berkomitmen meningkatkan fasilitas dan infrastruktur agar wisatawan mancanegara mendapatkan pengalaman terbaik. Kunjungan ini juga menghadirkan dampak ekonomi positif bagi Surabaya dan Jawa Timur.
    Selama bersandar, para penumpang kapal pesiar dipersiapkan sejumlah destinasi, mulai dari Kampung Lawas Maspati, Tugu Pahlawan, Jalan Tunjungan, hingga Museum Trowulan.
    Sarana transportasi pun telah disiapkan, mulai dari bus wisata, mobil wisata, hingga layanan taksi daring yang bekerja sama dengan Pelindo.
    Fenomena ini membawa angin segar bagi sektor pariwisata dan industri kreatif Surabaya. UMKM lokal, pemandu wisata, hingga fotografer turut merasakan peluang dari kedatangan wisatawan internasional.
    Zahroituz yang datang bersama empat anggota keluarganya menyampaikan harapannya agar momentum ini dapat memberi ruang bagi anak muda kreatif. Sehingga warga Indonesia khususnya para pemuda bisa semakin mengenal budaya negara lain melalui interaksi wisatawan.
    “Kalau bisa pemerintah Surabaya memberi sarana untuk fotografer-fotografer muda yang ngeshoot sekaligus memperkenalkan budaya Surabaya kepada internasional,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dari Pacalan ke Surabaya: Cerita Hasil Tani Pelosok Magetan Memasok Dapur MBG Kota Pahlawan

    Dari Pacalan ke Surabaya: Cerita Hasil Tani Pelosok Magetan Memasok Dapur MBG Kota Pahlawan

    Magetan (beritajatim.com) – Udara di lereng Pacalan, Plaosan, Magetan, terasa sejuk di pagi itu. Bersih, jernih, dan menyegarkan. Kabut tipis menghiasi pepohonan. Cahaya matahari mulai muncul. Perlahan mengusir gelap.

    Sebagian orang mungkin masih sibuk dengan urusan domestik mereka. Tetapi, para petani sudah tak lagi di rumah. Sibuk dengan aktivitas harian mereka di ladang sayuran: Menyiangi, memotong, mengumpulkan, dan menimbang panen yang siap berangkat. Kebetulan, momen panen sayuran sedang berlangsung.

    Ya, lereng Pacalan memang terkenal akan komoditas pertanian berupa sayuran. Beragam jenis sayuran tumbuh subur di lereng Gunung Lawu itu. Bahkan, sayuran dari tempat ini sampai dipesan daerah lain di luar Magetan.

    “Sekarang permintaan sayur lebih sering datang dari luar Magetan,” ujar Jurianto, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimbun Lestari, membuka percakapan dengan senyum bangga.

    Menariknya, pesanan sayur dari Pacalan yang cukup besar berasal dari Ngawi dan Surabaya. Benar. Surabaya. Kota yang jaraknya ratusan kilometer dari Magetan.

    “Ngawi dan Surabaya itu langganan. Seminggu bisa dua kali kirim. Kalau ramai, nilai transaksinya bisa sampai Rp10 juta sekali jalan,” terang dia.

    Kondisi ini mulai dirasakan para petani Pacalan sejak adanya. Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu program andalan Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Begitu MBG dimulai, sayur dari Pacalan rutin dikirim ke Surabaya dan Ngawi.

    Sayur-sayur tersebut dikirim dengan tujuan langsung yaitu sejumlah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Tidak ke pasar induk lebih dulu. Jadi, langsung memenuhi permintaan SPPG dalam menyediakan 3.000 porsi lima hari dalam sepekan.

    Bagi Jurianto, pesanan dari dua daerah tersebut, terutama Surabaya, menjadi penenang di tengah rutinitas bisnis pertanian nasibnya tak mudah ditebak. Permintaan yang stabil seperti itu terasa seperti angin segar. Harga naik-turun, cuaca berubah ekstrem, hingga biaya pupuk dan obat tanaman yang terus meroket seolah terbayar ketika truk yang membawa hasil panen melaju ke tujuan.

    Sementara untuk Magetan, Jurianto mengaku ada yang aneh. Justru di “rumah” sendiri, tak ada satupun permintaan sayuran muncul. “Untuk Magetan sendiri justru belum ada yang jalan. Padahal petaninya di sini siap,” kata dia tegas.

    Berharap Pada yang Dekat

    Program MBG) sebenarnya membuka harapan besar bagi para petani. Dengan penerima manfaat yang luas — siswa sekolah, ibu hamil, hingga kelompok rentan — kebutuhan bahan pangan sehat diyakini meningkat.

    Sedangkan Magetan dikenal sebagai salah satu sentra hortikultura di Jawa Timur. Terutama sayur mayur dataran tinggi. Secara logis, MBG menjadi ruang besar bagi produk lokal: kubis Pacalan, wortel Sarangan, kentang dan sawi dari Desa Dadi. Namun dalam praktiknya, serapan lokal belum benar-benar dirasakan — setidaknya oleh Pacalan.

    Agus Suharto, Kepala Desa Pacalan, bangga dengan program MBG karena selaras dengan upaya desa meningkatkan kesejahteraan petani. Tetapi menghadapi kenyataan sedikitnya permintaan sayuran dari Magetan, Agus juga merasa heran.

    Dalam pandangan Agus, MBG seharusnya berpihak dulu pada petani daerah asalnya. Seharusnya, semua kebutuhan dapur SPPG di Magetan dipenuhi dari petani setempat. Barulah ketika kebutuhan dapur tidak bisa lagi mengandalkan pasokan dari Magetan, bisa mengandalkan stok dari daerah lain.

    “Telur lokal ya beli di peternak lokal, daging lokal dari peternak lokal juga. Sayur ya dari Pacalan, Poncol, Sidomukti, se-Kabupaten Magetan dulu,” kata Agus.

    Nyatanya, banyak SPPG di Magetan justru memenuhi kebutuhannya dengan mengambil pasokan dari daerah lain. Data Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Magetan mencatat dari total 23 SPPG seluruh Magetan, 3 di antaranya berlokasi di Kecamatan Plaosan. Namun sayangnya, 3 SPPG itu tidak menyerap hasil tani dari Pacalan.

    “Ya selama ada tawaran dan harga masuk akal, petani kami akan kami arahkan dengan baik. Namun, arahan ini jadi sia-sia kalau tidak ada yang beli,” katanya.

    300 Petani dan Mimpi Besar Membalik Nasib

    KTH Rimbun Lestari menaungi sekitar 300 petani. Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah keluarga kecil yang menggantungkan hidup pada panen tiap 30–60 hari, tergantung komoditas.

    “Sejak kerja sama dengan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Ngawi dan Surabaya, pendapatan petani bisa naik sekitar 50 sampai 60 persen,” ucap Jurianto.

    Peningkatan penghasilan itu membuat ekonomi desa berputar agak kencang. Petani bisa beli pupuk tanpa berutang, peralatan panen mulai diperbarui, anak-anak petani bisa sekolah tanpa tunggakan, dan UMKM pendukung pertanian ikut hidup.

    Namun peningkatan itu rapuh. Ketika harga lokal mulai naik, pasokan dari luar langsung membanjir. Alhasil, harga kembali jatuh.

    “Baru naik sedikit kubis Pacalan, langsung masuk kubis Wonosobo, Probolinggo, Bandung,” keluh Agus. “Petani ya ndlosor (melandao) lagi harganya.”

    Inilah alasan mengapa KTH mengatur strategi tanam berbasis permintaan pasar. Hari ini buncis dicari, besok semua menanam buncis. Minggu depan sawi putih naik, petani langsung beralih. Tapi tanpa proteksi harga, strategi ini seperti berjudi dengan waktu dan cuaca.

    Sistem “Kontan” Menjaga Kepercayaan

    Ada prinsip yang dipegang Jurianto dan kelompoknya: petani tidak boleh menunggu uang hasil panen. Sebelum sayur dikirim, uang harus sudah dipegang petani.

    “Kalau nimbang langsung dibayar. Itu yang dibutuhkan petani,” tekan Jurianto.

    Pernah ada tawaran dari pihak luar yang ingin sistem pembayaran mundur. Namun, sistem itu justru menambah beban petani.

    “Ada dapur dari Madiun. Sistem kontrak harga, bayarnya seminggu sekali. Kami tolak. Kalau petani harus menunggu, mereka bisa tidak makan,” terang Jurianto.

    Cara sederhana namun kritis: menghapus kecemasan petani, menjaga ritme produksi, serta meningkatkan kepercayaan dan kontinuitas suplai. Dalam jangka panjang, sistem semacam ini mampu memperkuat ekonomi berbasis produksi, bukan tengkulak.

    Krisis Harga yang Lama Tak Teratasi

    Harga sayuran masih fluktuatif setiap saat. Kondisi ini terjadi akibat tidak ada batas bawah seperti yang diberlakukan pada padi dan jagung.

    “Petani itu kalau pupuk naik nggak pernah demo. Padahal yang mereka perlu cuma satu: harga panen jangan dibanting,” kata Agus.

    Sebagai pemimpin desa, ia mencoba memberi solusi nyata: membina pasar khusus bagi petani Pacalan, mengatur arus pasokan agar tengkulak luar tidak mendominasi, dan membentuk jejaring penjualan yang lebih mandiri

    MBG: Kunci Ekonomi Hijau Magetan

    Jika dikelola secara visioner, program MBG mampu menjadi game changer bagi pertanian Magetan. Sebab dengan MBG, petani mendapat jaminan pasar tetap ada, juga produksi lokal bisa diserap secara langsung. Selain itu, MBG juga mendorong petani meningkatkan kualitas. Serta menghidupkan UMKM logistik dan dapur olahan

    Bayangkan jika seluruh sekolah dan kelompok penerima manfaat di Magetan berkomitmen membeli minimal 50–70 persen dari petani lokal. Dampak yang timbul antara lain: miliaran rupiah berputar di Magetan, memperkuat etahanan pangan lokal, petani berani investasi alat dan lahan, serta kaum muda kembali mau bertani. Inilah sejatinya ekonomi hijau yang menyejahterakan akar rumput.

    Dari Lereng Gunung ke Meja Makan

    Bagi Jurianto, menjadi petani bukan hanya soal panen dan uang. Ia ingin generasi muda melihat bahwa pertanian punya masa depan.

    “Kita ingin anak-anak petani bangga pada kerja orang tuanya.”

    Mereka percaya, makan bergizi untuk siswa melalui MBG dihasilkan dari pangan lokal yang segar dan sehat, dibudidayakan oleh tangan-tangan petani yang merawat bumi, adalah rantai keberlanjutan yang harus dijaga bersama.

    Agus menutup perbincangan dengan harapan,“Tolong bantu suarakan bahwa MBG juga harus menyejahterakan petani kecil. Kalau petani hidup sejahtera, Magetan juga ikut maju.”

    Di balik seiris wortel dalam ompreng MBG yang tiba di sekolah, tersimpan cerita panjang perjuangan petani Pacalan menjaga ekonomi tetap berdenyut. Setiap truk yang meluncur dari desa menjadi bukti bahwa Magetan memiliki kekuatan pangan yang bisa menopang Generasi Emas Indonesia — tinggal memastikan pintu-pintu pasarnya tidak terkunci dari dalam. [fiq/beq]

  • Pemilih Muda Jadi Fondasi Pembaruan Strategis PDIP Jatim

    Pemilih Muda Jadi Fondasi Pembaruan Strategis PDIP Jatim

    Lebih lanjut, Said menyampaikan empat langkah tindak lanjut yang akan ditempuh PDI Perjuangan Jawa Timur.

    1. Menguatkan Politik yang Menjawab Kebutuhan Ekonomi Harian

    Partai akan memperkuat fokus pada isu-isu mendasar seperti stabilitas harga pangan, perlindungan pekerja informal, penguatan petani kecil, dan dukungan bagi UMKM.

    “Partai harus hadir di ruang dapur rakyat. Politik yang jauh dari persoalan ekonomi sehari-hari tidak akan mendapat tempat di hati warga,”tegas Said.

    2. Pendekatan Politik Lintas Generasi

    Strategi ini mencakup penguatan basis loyalis, pendekatan berbasis data bagi pemilih rasional, serta program pendidikan politik modern bagi pemilih muda.

    “Tidak ada regenerasi yang boleh terlewat. Semua lapisan harus kita rangkul dengan pendekatan sesuai kebutuhan mereka,” ujar Said.

    3. Memaksimalkan Peran Unit Media PDI Perjuangan Jawa Timur

    Unit Media yang telah beroperasi 18 tahun bakal menjadi mesin narasi publik, terutama di ruang digital. Fungsi utamanya meliputi produksi konten digital, penyampaian rekam jejak program kerakyatan, serta monitoring isu publik.

    “Inilah saatnya Unit Media kita mengambil peran strategis. Bukan sekadar dokumentasi, tetapi sebagai mesin narasi yang membentuk persepsi publik secara positif dan terukur,” tutur Said.4. Meneguhkan Integritas sebagai Identitas Politik

    Said menegaskan bahwa aspirasi publik menuntut kepemimpinan yang dekat dan bebas dari politik transaksional. PDI Perjuangan Jawa Timur akan memperkuat disiplin kader, memastikan standar integritas, dan menyinkronkan kerja kader legislatif serta eksekutif.

    “Rakyat ingin bukti, bukan klaim. PDI Perjuangan Jawa Timur akan memastikan seluruh kader bekerja dengan integritas dan keberpihakan yang jelas kepada rakyat,” tegasnya.

     

  • SPPG Margomulyo, Fasilitas Layanan Gizi Berkelanjutan yang Dukung Ekonomi Lokal

    SPPG Margomulyo, Fasilitas Layanan Gizi Berkelanjutan yang Dukung Ekonomi Lokal

    Sleman: Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Margomulyo, yang berlokasi di Kalurahan Margomulyo, Kapanewon Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini menjadi salah satu pusat layanan pangan bergizi yang mendapatkan sorotan.

    Unit ini dioperasikan oleh Badan Usaha Milik Kalurahan Bersama (BUMKALMA) Seyegan Margo Manunggal dan setiap hari menyiapkan ribuan porsi makanan bergizi bagi anak sekolah.

    Dengan dapur yang bersih, higienis, serta standar operasional ketat, SPPG Margomulyo mampu menyiapkan 3.755 porsi untuk siswa, ditambah 207 porsi setiap hari Senin untuk ibu hamil dan menyusui.

    Untuk menjaga kualitas makanan, seluruh ruangan dapur SPPG Margomulyo selalu dijaga dalam kondisi steril. Para pekerja diwajibkan mengenakan masker, penutup kepala, serta alas kaki khusus yang hanya boleh dipakai di area dapur.

    Menu bergizi yang disajikan setiap hari pun selalu berganti sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Setelah selesai dimasak, makanan dikemas ke dalam ompreng bersih, kemudian ditata dan didistribusikan ke sekolah-sekolah.
     

    “Kalau untuk penentuan menunya kebetulan sudah ditentukan oleh ahli gizi kami. Disesuaikan dengan yang sudah ditentukan dari BGN. Menunya setiap hari kami variatif selalu berubah. Kami punya siklus bulanan jadi dalam satu bulan itu menu yang akan diolah sudah kami tentukan,” ujar Kepala SPPG Margomulyo Seyegan, Joni Prasetyo dikutip dari Metro TV, Minggu, 23 November 2025. 
     
    Disambut positif penerima manfaat

    Beroperasinya SPPG Margomulyo disambut antusias oleh para siswa penerima manfaat program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

    Mereka bahkan diperbolehkan mengusulkan menu makanan, meski tetap harus mengikuti jadwal yang telah ditetapkan. “Hari ini ayam, tempe, wortel, sama semangka,” kata Rafa Ardi Saputra, Siswa SD Negeri Margoagung Seyegan. 

    Senada dengan para murid, Kepala SD Negeri Margoagung Seyegan, Zainab Suryani turut mengapresiasi SPPG Margomulyo.

    “Saya berterima kasih sekali dengan adanya program MBG ini karena program ini sangat bermanfaat bagi anak didik saya yang mana setiap harinya, setiap pagi anak-anak itu belum tentu mendapatkan sarapatan dari orang tua,” terang Zainab. 

     
    Layanan tambahan untuk ibu hamil dan menyusui

    Selain menyasar siswa sekolah, SPPG ini juga memberikan layanan gizi tambahan untuk 207 ibu hamil dan menyusui. Pembagian khusus untuk kelompok ini hanya dilakukan setiap hari Senin untuk kebutuhan gizi selama satu minggu.

    Agar distribusi lebih efisien, paket makanan dibagikan di titik tertentu, kemudian diambil oleh kader kesehatan pedukuhan untuk diteruskan kepada penerima manfaat.

    “MBG untuk ibu menyusui sama ibu hamil. Ibu hamil juga dapat jatah, itu untuk kesehatan yang dikandung biar mendapat asupan gizi. Seminggu sekali setiap hari Senin,” ungkap Kader Kesehatan Kregolan, Suryatini.
     
    Manfaatkan bahan baku lokal

    SPPG Margomulyo tidak hanya memberikan manfaat langsung dalam bentuk pangan bergizi, tetapi juga menjadi berkah bagi perekonomian warga. Hampir semua bahan pangan seperti sayur, telur, dan daging ayam diserap dari para petani dan peternak di wilayah Seyegan.

    Meski demikian, beberapa komoditas yang belum bisa diproduksi warga tetap harus didatangkan dari luar daerah. Semua pengadaan dilakukan melalui koordinasi Bumkalma Seyegan Margo Manunggal untuk memastikan kualitasnya tetap baik.

    “Untuk suplai bahan bakunya kita ambil dari Bumdes dan juga UMKM masyarakat lokal sini. Kalau yang terserap telur, telur itu diambilkan dari Bumdes. Ada telur ayam, telur puyuh, bumbu-bumbu, kemudian sayur-sayuran intinya yang produk lokal sini kita ambil dari sini,” ujar Direktur Bumkalma Seyegan Margo Manunggal, Tri Kusumawati.

    Dengan standar kebersihan yang ketat, menu bergizi yang bervariasi, serta kontribusinya terhadap ekonomi lokal, SPPG Margomulyo kini menjadi salah satu model layanan pemenuhan gizi yang efektif dan berkelanjutan di Sleman.

    Sleman: Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Margomulyo, yang berlokasi di Kalurahan Margomulyo, Kapanewon Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini menjadi salah satu pusat layanan pangan bergizi yang mendapatkan sorotan.
     
    Unit ini dioperasikan oleh Badan Usaha Milik Kalurahan Bersama (BUMKALMA) Seyegan Margo Manunggal dan setiap hari menyiapkan ribuan porsi makanan bergizi bagi anak sekolah.
     
    Dengan dapur yang bersih, higienis, serta standar operasional ketat, SPPG Margomulyo mampu menyiapkan 3.755 porsi untuk siswa, ditambah 207 porsi setiap hari Senin untuk ibu hamil dan menyusui.

    Untuk menjaga kualitas makanan, seluruh ruangan dapur SPPG Margomulyo selalu dijaga dalam kondisi steril. Para pekerja diwajibkan mengenakan masker, penutup kepala, serta alas kaki khusus yang hanya boleh dipakai di area dapur.
     
    Menu bergizi yang disajikan setiap hari pun selalu berganti sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Setelah selesai dimasak, makanan dikemas ke dalam ompreng bersih, kemudian ditata dan didistribusikan ke sekolah-sekolah.
     

     
    “Kalau untuk penentuan menunya kebetulan sudah ditentukan oleh ahli gizi kami. Disesuaikan dengan yang sudah ditentukan dari BGN. Menunya setiap hari kami variatif selalu berubah. Kami punya siklus bulanan jadi dalam satu bulan itu menu yang akan diolah sudah kami tentukan,” ujar Kepala SPPG Margomulyo Seyegan, Joni Prasetyo dikutip dari Metro TV, Minggu, 23 November 2025. 
     

    Disambut positif penerima manfaat

    Beroperasinya SPPG Margomulyo disambut antusias oleh para siswa penerima manfaat program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
     
    Mereka bahkan diperbolehkan mengusulkan menu makanan, meski tetap harus mengikuti jadwal yang telah ditetapkan. “Hari ini ayam, tempe, wortel, sama semangka,” kata Rafa Ardi Saputra, Siswa SD Negeri Margoagung Seyegan. 
     
    Senada dengan para murid, Kepala SD Negeri Margoagung Seyegan, Zainab Suryani turut mengapresiasi SPPG Margomulyo.
     
    “Saya berterima kasih sekali dengan adanya program MBG ini karena program ini sangat bermanfaat bagi anak didik saya yang mana setiap harinya, setiap pagi anak-anak itu belum tentu mendapatkan sarapatan dari orang tua,” terang Zainab. 
     

     

    Layanan tambahan untuk ibu hamil dan menyusui

    Selain menyasar siswa sekolah, SPPG ini juga memberikan layanan gizi tambahan untuk 207 ibu hamil dan menyusui. Pembagian khusus untuk kelompok ini hanya dilakukan setiap hari Senin untuk kebutuhan gizi selama satu minggu.
     
    Agar distribusi lebih efisien, paket makanan dibagikan di titik tertentu, kemudian diambil oleh kader kesehatan pedukuhan untuk diteruskan kepada penerima manfaat.
     
    “MBG untuk ibu menyusui sama ibu hamil. Ibu hamil juga dapat jatah, itu untuk kesehatan yang dikandung biar mendapat asupan gizi. Seminggu sekali setiap hari Senin,” ungkap Kader Kesehatan Kregolan, Suryatini.
     

    Manfaatkan bahan baku lokal

    SPPG Margomulyo tidak hanya memberikan manfaat langsung dalam bentuk pangan bergizi, tetapi juga menjadi berkah bagi perekonomian warga. Hampir semua bahan pangan seperti sayur, telur, dan daging ayam diserap dari para petani dan peternak di wilayah Seyegan.
     
    Meski demikian, beberapa komoditas yang belum bisa diproduksi warga tetap harus didatangkan dari luar daerah. Semua pengadaan dilakukan melalui koordinasi Bumkalma Seyegan Margo Manunggal untuk memastikan kualitasnya tetap baik.
     
    “Untuk suplai bahan bakunya kita ambil dari Bumdes dan juga UMKM masyarakat lokal sini. Kalau yang terserap telur, telur itu diambilkan dari Bumdes. Ada telur ayam, telur puyuh, bumbu-bumbu, kemudian sayur-sayuran intinya yang produk lokal sini kita ambil dari sini,” ujar Direktur Bumkalma Seyegan Margo Manunggal, Tri Kusumawati.
     
    Dengan standar kebersihan yang ketat, menu bergizi yang bervariasi, serta kontribusinya terhadap ekonomi lokal, SPPG Margomulyo kini menjadi salah satu model layanan pemenuhan gizi yang efektif dan berkelanjutan di Sleman.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Zita Anjani: Pemulihan wisata Semeru dengan pendekatan alam dan budaya

    Zita Anjani: Pemulihan wisata Semeru dengan pendekatan alam dan budaya

    Gunung Semeru bukan sekadar kawasan geografis, melainkan ikon wisata alam Indonesia yang dikenal hingga mancanegara.

    Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) – Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata Zita Anjani mengatakan pemulihan wisata Gunung Semeru pascaerupsi menjadi momen penting untuk menata ulang kawasan wisata dengan pendekatan pelestarian alam dan budaya.

    “Gunung Semeru bukan sekadar kawasan geografis, melainkan ikon wisata alam Indonesia yang dikenal hingga mancanegara,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Jawa Timur, Minggu.

    Menurutnya, keaslian budaya masyarakat di lereng Gunung Semeru, termasuk tradisi lokal, kearifan lingkungan, dan pola hidup warga menjadi bagian penting yang harus dijaga dalam setiap langkah pemulihan.

    “Pemulihan kawasan wisata Semeru tidak hanya menitikberatkan pada infrastruktur fisik, tetapi juga harus memperhatikan konservasi lingkungan, terutama jalur pendakian, kawasan rawan bencana, dan daerah penyangga,” ujarnya pula.

    Selain itu, kata dia lagi, daya dukung wisata menjadi fokus utama, mulai dari pembenahan akses, jalur evakuasi, hingga infrastruktur penunjang yang aman bagi wisatawan.

    “Keberlanjutan komunitas wisata juga menjadi perhatian, termasuk pelibatan porter, pemandu, UMKM, dan penggerak pariwisata lokal lainnya. Langkah itu diharapkan tidak hanya memulihkan kondisi pasca-erupsi, tetapi juga meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mengelola wisata secara berkelanjutan,” katanya pula.

    Ia mengatakan substansi kebijakan itu menempatkan bencana bukan sekadar sebagai ancaman, melainkan momentum untuk menata tata kelola wisata agar lebih aman dan berkelanjutan.

    Selain itu, perhatian Presiden terhadap aspek sosial-budaya masyarakat menunjukkan bahwa pemulihan Semeru menyasar keseimbangan antara fisik, lingkungan, dan nilai-nilai kearifan lokal.

    Zita menjelaskan bahwa pemulihan kawasan wisata Semeru yang berkelanjutan akan memperkuat citra Indonesia di mata internasional, sekaligus memberikan rasa aman bagi wisatawan dan masyarakat lokal.

    “Koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, dan komunitas wisata menjadi kunci agar pemulihan berjalan efektif, harmonis, dan sesuai dengan prinsip pelestarian alam serta budaya,” ujarnya.

    Dengan pendekatan ini, katanya lagi, Gunung Semeru diharapkan tetap menjadi destinasi wisata yang memikat, aman, dan lestari, sehingga setiap kunjungan wisatawan juga turut mendukung pemulihan sosial-ekonomi masyarakat lereng gunung.

    Pewarta: Zumrotun Solichah
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • OPINI: Rantai Nilai Halal & Usaha Baru

    OPINI: Rantai Nilai Halal & Usaha Baru

    Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia memasuki babak baru. Dalam RPJMN 2025-2029, Ekonomi Syariah ditempatkan di Prioritas Nasional 2. Pemerintah menargetkan kontribusi PDB Syariah 55,11% pada 2029 dan menempatkan Indonesia di posisi puncak Ekonomi Syariah Dunia. RPJMN juga menekankan penguatan industri dan UMKM halal.

    Tantangannya, bagaimana menerjemahkan RPJMN menjadi jutaan peluang usaha nyata. Di sinilah halal value chain (HVC) menjadi kunci. HVC mengajak kita melihat seluruh rantai nilai halal dari hulu sampai hilir, lalu memetakan peluang di setiap mata rantainya. Bukan soal sertifikat di ujung proses, tetapi bagaimana setiap tahap melahirkan Pengusaha Baru yang berkelanjutan.

    Contoh daging sapi. Rantai nilai dimulai dari pembiakan dan penggemukan, pakan, layanan kesehatan hewan, rumah potong hewan halal, logistik berpendingin, pengolahan (bakso, sosis, produk beku), hingga ritel. Di hulu, peternak rakyat membutuh-kan pakan terjangkau, layanan kesehatan hewan, asuransi ternak, dan pembiayaan syariah (atau dana sosial syariah) sesuai siklus usaha.

    Penyedia pakan lokal, klinik hewan kecil, dan koperasi syariah dapat mengisi ruang ini. Titik kritis halal banyak terjadi di penyembelihan dan logistik, tetapi di titik ini peluang usaha besar terbuka, mulai dari investasi RPH halal, jasa logistik dingin, sampai platform pelacakan halal digital. Satu klaster daging sapi dapat melahir-kan ribuan Pengusaha Baru.

    Secara nasional ratusan ribu usaha dapat lahir dari sektor daging dan unggas halal ketika HVC-nya dikuatkan. Kosmetik Halal punya cerita serupa. Pasarnya besar dan tumbuh cepat. Di hulu, produsen bahan baku halal berbasis komoditas lokal tumbuh karena kebutuhan bahan aktif dan tambahan bebas unsur haram.

    Produsen bahan baku halal, baik industri skala besar maupun UMKM yang mengolah komoditas lokal seperti minyak kelapa, minyak sawit fraksinasi, dan ekstrak herbal, dapat mengisi segmentasi ini. Di tengah, pabrik, perusahaan maklon, dan laboratorium uji halal menjadi tulang punggung industri. Di hilir, jutaan konsumen dilayani oleh reseller media sosial, toko kecil, klinik kecantikan, dan make up artist yang menjadikan kosmetik halal sebagai identitas dan sumber penghasilan.

    Ketika indus-tri besar mengembangkan merek, puluhan ribu usaha mikro dan kecil hidup sebagai “mitra distribusi” di kam-pung, sekolah, pesantren, dan komunitas perempuan bila ekosistem HVC-nya dirancang untuk inklusif.Farmasi Halal sering dianggap terlalu teknis dan hanya milik raksasa industri, padahal kewajiban sertifikasi halal dan standar internasio-nal baru justru membuka ruang bagi banyak Pemain Baru.

    Rantai nilai farmasi halal dimulai dari riset dan pengembangan bahan aktif bebas bahan haram, dilanjutkan formulasi, produksi, pengemasan, distribusi, sampai apotek dan telemedisin. Di sekitar rantai utama ini, terbuka peluang usaha untuk penyedia jasa validasi halal, konsultan manajemen mutu, sistem IT ketertelusuran, dan logistik. Belanja konsumen farmasi halal lebih dari US$107 miliar (2023) dan diproyeksikan menjadi US$149 miliar (2028).

    Indonesia berpeluang menjadi Pemain Utama, apabila ekosistem HVC farmasi halal dirancang memberi ruang bagi startup, UMKM, dan kolaborasi riset.

    Pariwisata Ramah Muslim (PRM) adalah contoh HVC yang alami menyerap banyak usaha kecil. Indonesia per-nah menempati peringkat teratas Global Muslim Travel Index (GMTI). Pasar wisatawan Muslim global menjadi salah satu segmen yang tumbuh tercepat. HVC PRM mencakup maskapai, biro perjalanan, hotel dan homestay halal friendly, restoran bersertifikat halal, pemandu wisata, operator tur lokal, hingga UMKM kuliner, fesyen, dan suvenir.

    Di setiap kota destinasi, paket wisata yang dirancang serius bisa menghidupkan puluhan bahkan ratusan usaha: penjual sarapan halal dekat hotel, laundryrumahan, transportasi lokal, hingga konten kreator yang mempromosikan destinasi ke pasar global. Ketika standar layanan ramah Muslim diterapkan konsisten, bukan hanya memperbaiki skor indeks, tetapi memperluas basis Pengusaha Halal di akar rumput.

    Jika empat klaster besar (pangan hewani, kosmetik, farmasi, dan PRM), masing-masing didorong melahirkan rata rata 250.000 usaha baru, maka target 1 juta usaha baru menjadi masuk akal. Angka tersebut bisa dipecah per provinsi, bahkan per koridor rantai nilai.

    HVC menjadi bahasa bersama menyelaraskan RPJMN, Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (MEKSI), RPJMD, kebijakan sektoral, rencana bisnis perbankan syariah, dana sosial syariah, program inkubasi bisnis, hingga strategi investasi. Fokusnya bukan “berapa banyak sertifikat halal yang terbit”, tetapi “berapa banyak Pengusaha Baru yang hidup di setiap titik rantai nilai halal”.

    Ketika program pembiayaan, penjaminan, sertifikasi, pelatihan, dan digitalisasi diarahkan mengikuti peta HVC, 1 juta usaha baru bukan sekadar angka besar di atas kertas, melainkan jaringan ekonomi riil yang menguatkan fondasi pertumbuhan Nasional. Mewujudkan 1 juta usaha halal baru tidak bisa diserahkan kepada satu lembaga.

    KNEKS, Kementerian atau Lembaga, Pemerintah Daerah, Pelaku Industri, Lembaga Keuangan Syariah, Lembaga Dana Sosial Syariah, Kampus, Pesantren, sampai Komunitas Pengusaha Muda harus berbagi peran sesuai keunggulan masing-masing. Pada akhirnya, yang ingin dibangun bukan hanya eko-nomi yang halal di label, tetapi halal di seluruh rantai nilai, adil bagi petani dan pekerja, berkelanjutan bagi lingkungan, dan mengangkat martabat Pengusaha Kecil dari kota sampai desa.

    Bila HVC dikelola seperti ini, target Indonesia sebagai Pusat Ekonomi Syariah Dunia tidak lagi terasa jauh. Ia hadir di warung bakso, di bengkel kecil, toko kosmetik halal, apotek kampung, dan gang kecil menuju homestay yang menyambut tamu dengan senyum hangat dan keyakinan yang sama.

  • Meriah! Puluhan Ribu Orang Ramaikan Pertamina Eco RunFest 2025

    Meriah! Puluhan Ribu Orang Ramaikan Pertamina Eco RunFest 2025

    Jakarta

    Puluhan ribu orang tumpah ruah mengikuti Pertamina Eco RunFest 2025 di Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta hari ini. Ajang lari ini dibuka Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri.

    Ajang ini menghadirkan pengalaman olahraga sekaligus edukasi kebersihan lingkungan untuk mendukung energi bersih di Jakarta.

    Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Minggu (23/11/2025), acara ini diikuti masyarakat dari berbagai kalangan. Tak hanya itu, ajang ini diikuti oleh pelari dunia. Ajang ini terbagi menjadi empat kategori yakni Half Marathon 21 kilometer (km), 10 km, 5 km dan 1,5 km.

    Pertamina Eco RunFest 2025 Foto: Heri Purnomo

    Tak hanya ajang lari, Pertamina Eco RunFest 2025 juga diisi oleh berbagai macam hiburan seperti penampilan artis ibu kota. Kemudian, ada berbagai permainan yang bisa peserta nikmati usai menuntaskan lari. Bagi peserta yang membawa anak-anak disediakan KidsZone yang bisa dinikmati.

    Selain itu, tampak juga berbagai booth UMKM yang turut meramaikan Pertamina Eco RunFest 2025.

    Dikutip dari keterangan Pertamina, Corporate Secretary Pertamina Arya Dwi Paramita mengatakan melalui penyelenggaraan Eco RunFest, Pertamina terus memperkuat komitmen terhadap kebersihan lingkungan di Jakarta. Pada pelaksanaan tahun 2024, Pertamina berhasil mengelola hampir 7 ton sampah, yang kemudian diolah menjadi kompos, pakan ternak, serta bahan bakar alternatif untuk residu non-daur ulang melalui kerja sama dengan Waste4Change.

    Tahun ini, Pertamina juga menggandeng komunitas Greeners untuk menghadirkan kelas kreatif daur ulang limbah plastik, tekstil, dan organik. Pengunjung juga dapat menikmati berbagai art installations dari material daur ulang sebagai bagian dari edukasi kreatif dan inspiratif.

    “Pertamina Eco RunFest 2025 mengajak masyarakat Jakarta, khususnya peserta dan pengunjung untuk berpartisipasi aktif menjaga kebersihan lingkungan,” ujar Arya.

    Selaras dengan semangat keberlanjutan, penyelenggaraan Pertamina Eco RunFest 2025 juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar. Mulai dari perputaran ekonomi lokal, peluang usaha bagi pelaku UMKM, hingga terbukanya lapangan kerja sementara bagi warga di sekitar lokasi kegiatan, seperti tenaga produksi, vendor lokal, keamanan, dan layanan kebersihan.

    “Kehadiran ribuan peserta di Pertamina Eco RunFest 2025 turut menggerakkan aktivitas ekonomi masyarakat di Jakarta dan sekitarnya,” tambah Arya.

    Vice President Corporate Communication Pertamina, Muhammad Baron, menambahkan Pertamina Eco RunFest 2025 telah mendapat pengakuan internasional melalui predikat World Athletics Label dan resmi masuk dalam kalender World Athletics Label Road Races. “Dari Jakarta untuk dunia. Predikat ini menegaskan kualitas Pertamina Eco RunFest sebagai ajang lari bertaraf internasional yang membawa nama Indonesia di kancah global,” jelas Baron.

    Selain aspek lingkungan, ajang ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Tingkat okupansi hotel di area Senayan meningkat hingga 100%, sementara pelaku UMKM mitra binaan Pertamina turut merasakan manfaat melalui penjualan makanan, minuman, dan produk kreatif kepada para peserta dan pengunjung.

    “Pertamina Eco RunFest 2025 diharapkan mampu memberikan nilai ekonomi yang nyata bagi masyarakat Jakarta, mengedukasi untuk menjaga kebersihan lingkungan serta momentum kebangkitan sektor UMKM Indonesia,” pungkas Baron.

    (acd/acd)

  • Telkomsel Perkuat Akselerasi UKM Berbasis AI Lewat Program DCE

    Telkomsel Perkuat Akselerasi UKM Berbasis AI Lewat Program DCE

    Jakarta

    Telkomsel kembali menghadirkan Digital Creative Entrepreneurs (DCE), program Corporate Social Responsibility (CSR) unggulan yang berfokus pada pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui kurikulum berbasis Artificial Intelligence (AI).

    Memasuki tahun kelima pelaksanaannya, DCE mengusung tema ‘AI‑Enabled SMEs Growth – How Locals Go Global’ dan menyasar UKM dari empat track utama yakni Fashion, F&B, Personal Care, dan Craft. VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, Abdullah Fahmi menyatakan sebagai wadah pembinaan, solusi, dan inkubasi, selama empat tahun terakhir DCE berfokus pada pemberdayaan dan transformasi digital UKM Indonesia.

    “Tahun ini, DCE hadir dengan semangat baru untuk memaksimalkan peran teknologi dan kecerdasan buatan dalam mengembangkan bisnis. Dengan mengoptimalkan adopsi AI dalam peningkatan kapasitas dan kompetensi, kami berharap UKM Indonesia bisa terus belajar dan berkembang, bersama naik kelas dan berdaya saing global,” ungkap Abdullah dalam keterangannya, Minggu (23/11/2025).

    Di sela sesi Kick-Off DCE ke-5 di Jakarta, Co-Founder dari Rajoet Gawenan (rajoet.id) sekaligus alumni program DCE ke-3, Genesia Ng membagikan pengalamannya. Ia menuturkan DCE Telkomsel telah membantu pihaknya memahami pelanggan secara mendalam, memahami gambaran umum profil mereka, dan melihat wawasan kebiasaan konsumen.

    “Pendekatan ini sangat berpengaruh ke pengembangan produk Rajoet sejak dua tahun lalu. Dengan semakin relevannya AI, kami pikir DCE ke-5 akan jadi peluang besar bagi UKM untuk memanfaatkan teknologi digital, baik dalam riset, desain, pemasaran, maupun layanan,” ujarnya.

    Diketahui, sekitar 64,2 juta UMKM di Indonesia menyerap lebih dari 123 juta tenaga kerja pada 2025, namun jumlah usaha yang telah ‘go digital’ masih jauh dari target nasional. Padahal, sebanyak 85.2% responden survei di 53 negara telah mengkonfirmasi teknologi seperti AI bisa mendukung operasional dan layanan.

    Penguatan pada kurikulum DCE ke‑5 dirancang untuk jadikan manfaat AI terukur dan terimplementasi di aktivitas bisnis harian UKM lokal, agar dampaknya semakin konkret bagi peserta dan pelanggan mereka. Adapun dampaknya sebagai berikut.

    ● Business Diagnostic: audit aspek-aspek bisnis UKM untuk evaluasi Business Health Score.

    ● Growth‑Focused Mentoring: pendampingan untuk peningkatan efisiensi dan jangkauan pasar.

    ● AI Tools Training: praktik pemanfaatan AI untuk riset tren, perencanaan konten, inovasi produk.

    ● Curated Local Showcase: pameran brand lokal unggulan di setiap kota penyelenggaraan.

    Rangkaian DCE ke‑5 difokuskan untuk meningkatkan kapabilitas UKM peserta melalui sejumlah tahapan:

    1. Kick‑Off: Jakarta (20 November)

    2. Roadshow: Makassar (27 November), Medan (4 Desember), Surabaya (11 Desember)

    3. Onboarding: 500 UKM dikenalkan ke ekosistem digital Telkomsel + solusi akselerasi bisnis

    4. Pitching Tracks: 24 UKM memaparkan rencana bisnis dan rencana implementasi digital

    5. Academy: 12 finalis mengikuti inkubasi intensif (mentoring, bootcamp)

    6. Summit/Awarding: Final pitch dan penentuan 5 pemenang DCE ke‑5 pada Juli 2026

    Pelaku UKM lokal di bidang Fashion, F&B, Personal Care, dan Craft dapat mendaftarkan bisnisnya mulai 20 November hingga paling lambat 24 Desember 2025 melalui www.dce.co.id. Sejak 2021, DCE telah berperan sebagai ‘Impact SME Accelerator’ dengan tujuan memperkuat kapabilitas, kreativitas, dan daya saing UKM Indonesia.

    Kini mengintegrasikan pendekatan AI-enabled growth, pada 2025 DCE telah mencatatkan lebih dari 9.930 UKM terdaftar, lebih dari 680 alumni, 18 UKM terbaik, melibatkan lebih dari 80 expert, melaksanakan 165 sesi mentoring dan 63 webinar nasional, serta memberikan hibah total ratusan juta Rupiah.

    (akd/ega)

  • Bapanas: RUU Pangan Mendesak, Impor Harus Dipangkas

    Bapanas: RUU Pangan Mendesak, Impor Harus Dipangkas

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (BPN) (Bapanas) menilai percepatan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pangan merupakan hal krusial untuk memperkuat kedaulatan pangan dan menekan ketergantungan Indonesia terhadap impor komoditas strategis.

    Deputi Penganekaragaman Pangan dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto menuturkan RUU Pangan harus menempatkan kedaulatan pangan sebagai pondasi utama.

    “Pemenuhan kebutuhan pangan nasional harus mengutamakan produksi dalam negeri, meminimalkan impor, dan secara bertahap menghentikan ketergantungan pada komoditas luar negeri,” kata Andriko dalam keterangan tertulis, dikutip pada Minggu (23/11/2025).

    Andriko menilai, tekanan dinamika global, penyusutan lahan, perubahan iklim, hingga kebutuhan data pangan presisi menuntut regulasi yang lebih adaptif.

    “Regulasi pangan ke depan harus memperkuat cadangan pangan nasional, meningkatkan efisiensi rantai pasok, menjamin perlindungan dalam ekosistem pangan secara berkelanjutan sebagai dasar pengambilan kebijakan,” terangnya.

    Lebih lanjut, Andriko menambahkan Panitia Kerja (Panja) RUU Pangan Komisi IV DPR RI juga menyoroti pentingnya diversifikasi pangan lokal, termasuk substitusi hingga 30% konsumsi pangan lokal sebagai pengganti terigu untuk mengurangi impor gandum.

    Untuk itu, Andriko menyatakan Bapanas berkomitmen mengawal penyempurnaan regulasi pangan agar sejalan dengan visi Menteri Pertanian sekaligus Kepala Bapanas Andi Amran Sulaiman, serta mimpi besar Presiden Prabowo Subianto dalam membangun kedaulatan pangan nasional.

    Sementara itu, Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Soeharto atau yang akrab disapa Titiek Soeharto menegaskan RUU Pangan harus mampu menjawab tantangan nyata sektor pangan, mulai dari perubahan iklim hingga penyusutan lahan.

    Titiek menilai penguatan tata kelola pangan berkelanjutan dan perlindungan petani menjadi prioritas.

    “RUU Pangan harus memastikan perlindungan petani, menjamin akses air, mendorong digitalisasi pupuk, memperkuat pertanian organik, dan membuka ruang tumbuh UMKM pangan,” tutup Titiek.