Produk: tifa

  • Cerita Warga Rela Antre Demi Jajal Cempedak Goreng Viral di Glodok

    Cerita Warga Rela Antre Demi Jajal Cempedak Goreng Viral di Glodok

    Jakarta

    Kawasan pecinan Glodok, Jakarta Barat, ramai dikunjungi warga yang berburu kuliner viral pada hari pertama libur panjang. Salah satu kuliner jadi incaran adalah cempedak goreng, jajanan yang terdengar unik buah cempedak dibalur tepung lalu digoreng.

    Pantauan detikcom di lokasi pada Jumat (27/6/2025), antrean terlihat mengular di gerai bernama Cempedak Goreng itu. Mereka rela antre untuk sekadar memenuhi hasrat penasarannya.

    Para pegawai yang menjual cempedak goreng tampak sibuk, ada yang mengurus kasir, ada yang mengurus penggorengan. Ada dua wajan berisi minyak panas tak henti menggoreng cempedak.

    “Kalau saya tahu dari Tiktok, jadi itu FYP, terus kita tertarik buat nyoba,” kata Ayu kepada detikcom di Petak 6, Glodok, Jakarta Barat, Jumat (27/6/2025).

    Kawasan pecinan Glodok, Jakarta Barat, ramai dikunjungi warga yang berburu kuliner viral (Taufiq S/detikcom)

    Ayu datang ke Glodok bersama temannya, Diva. Keduanya datang khusus untuk jelajah kuliner pada liburan kali ini.

    Meski harus mengantre, mereka tetap penasaran dan ingin mencobanya. Viral di Tiktok mendorong mereka untuk membeli cempedak goreng.

    “Jadi hari ini emang edisi khusus buat kulineran di Glodok. Next ini mau makan bakso. Iya ini pertama kali ke Glodok buat kulineran,” imbuhnya.

    Sementara itu Sabrina dan Tifa datang ke Glodok karena penasaran banyak yang membicarakannya di media sosial. Namun dia baru mendengar ada kuliner cempedak goreng.

    Sabrina menilai Glodok kini tak hanya menyajikan kuliner, namun juga bangunan lawas bersejarah. Mereka juga penasaran dengan kondisi Glodok saat ini.

    “Terus Glodok ini kan tempat lama ya, bangunan-bangunannya lawas gitu. Kita penasaran gimana sih kondisinya sekarang,” ungkapnya.

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Beathor Suryadi Bongkar Dugaan Ijazah Palsu, Dokter Tifa Tantang Loyalis Jokowi

    Beathor Suryadi Bongkar Dugaan Ijazah Palsu, Dokter Tifa Tantang Loyalis Jokowi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Dokter Tifauzia Tyassuma atau yang akrab disapa dr. Tifa menanggapi pernyataan Beathor Suryadi, kader senior PDIP, yang menyebut ijazah Jokowi bukan diterbitkan oleh UGM, melainkan oleh Pasar Pramuka.

    “Beathor Suryadi dan para Petinggi PDIP sudah bersuara tentang ijazah Jokowi yang diterbitkan oleh UPP (Universitas Pasar Pramuka) dan bukan diterbitkan oleh UGM,” ujar Tifa di X @DokterTifa (23/6/2025).

    Ia kemudian menanggapi pernyataan tersebut dengan nada satiris. Menyinggung alasan Jokowi membuat laporan di Polda Metro Jaya.

    “Apakah pernyataan Beathor Suryadi ini menghina-hina dan merendah-rendahkan?” katanya.

    Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada ini bahkan menantang balik pihak-pihak yang merasa tersinggung dengan pernyataan tersebut.

    “Kalau iya, ayo laporkan juga mereka ke Polda, agar semakin semangat kita membongkar kasus Ijazah Pasar Pramuka ini sama-sama,” tambahnya.

    Tak hanya itu, Tifa menyindir kemungkinan semakin banyak tokoh dan partai politik yang akan ikut bersuara.

    “Tinggal tunggu pernyataan Partai-Partai lain,” ucapnya.

    Lebih lanjut, ia melemparkan sindiran tajam soal kecenderungan melaporkan kritik ke aparat penegak hukum.

    “Jadi makin banyak lagi yang dilaporkan Jokowi karena menghina-hina dan merendah-rendahkan. Tambah banyak yang dituduh menghina dan merendahkan, tambah banyak yang dilaporkan, tambah gatel-gatel, lho,” kuncinya.

    Sebelumnya, Beathor Suryadi mengatakan bahwa Andi Widjajanto, mantan Gubernur Lemhannas dan tokoh PDIP pernah melihat langsung dokumen ijazah milik Jokowi yang diyakini tidak otentik.

  • Dokter Tifa Khawatir dengan Kondisi Kesehatan Jokowi, Singgung Sakit Gagal Ginjal

    Dokter Tifa Khawatir dengan Kondisi Kesehatan Jokowi, Singgung Sakit Gagal Ginjal

    GELORA.CO – Pegiat media sosial Dokter Tifauzia Tyassuma khawatir dengan kondisi kesehatan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang muncul di hari ulang tahunnya Sabtu (21/6/2025).

    Pasalnya Jokowi tampak tidak sehat di hari ulang tahunnya karena memiliki kulit yang berbeda warna. 

    Wanita yang karib disapa Dokter Tifa itu pun meyakini bahwa penampilan Jokowi itu mengindikasikan mantan politisi PDIP tersebut mengalami sakit keras bukan sekedar alergi biasa.

    Terlebih Dokter Tifa curiga Jokowi mengenakan Continuous Ambulatory Peritoneal (CAPD) yang biasa dipakai orang dengan gagal ginjal. 

    Tifa menduga Jokowi terkena autoimun agresif yang sudah merusak ginjal mantan Wali Kota Solo tersebut.

    “Kalau melihat dari tanda dan gejala yang sama-sama kita lihat, praktis sejak bulan April 2025 hingga sekarang, dan saya asses adalah Penyakit Autoimun Agresif, maka dugaan saya alat itu adalah CAPD,” jelasnya di platform X Minggu (22/6/2025).

    Dokter Tifa kemudian mengaku tulus mengkhawatirkan kondisi Jokowi. Terlepas dari dirinya yang kerap bersebrangan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

    “Karena berulangkali saya sampaikan, saya  mengkhawatirkan kesehatan pak JW, terlepas dari saat ini kita berseberangan, padahal bukan maksud saya untuk menjadi lawan beliau atau apa,” bebernya.

    “Yang saya lakukan adalah menegakkan kebenaran soal ijazah, kalau dengan itu beliau tersinggung dan memusuhi saya ya kita lihat saja bagaimana kebenaran itu akan membela dirinya sendiri,” ungkapnya.

    Dokter Tifa kemudian menjelaskan penyakit Autoimun Agresif yang perjalanan penyakitnya  kurang dari 6 bulan menuju terminal stage, dengan gejala perubahan kulit yang agresif, gatal luarbiasa, sarkopenia atau otot mengecil dengan cepat menimbulkan kelemahan dan kehilangan berat badan.

    Penyakit itu juga bisa menimbulkan kerusakan organ-organ agresif terutama ginjal dan sistem imun, antara lain Lupus Nephritis grade IV-V, Rapid Progressive Glomerulonephritis (RPGN), Scleroderma  Renal Crisis, yang bisa merusak ginjal dalam hitungan minggu hingga bulan.

    “Sebagai Dokter dan sesama manusia, saya khawatir terhadap kesehatan beliau,” ungkap Tifa.

    Sebab ketika kondisi Autoimun sangat agresif, dan menyerang organ-organ dengan cepat terutama ginjal, maka CAPD sama sekali tidak mendukung.

    Tifa pun menyarankan agar Jokowi segera berobat di rumah sakit terbaik di dunia seperti di Cina. 

    Bahkan Tifa menyarankan Jokowi untuk mencari donor ginjal segera.

    Namun demikian sebelumnya pihak Jokowi membantah telah mengalami sakit keras. 

    Pihak Jokowi menyebut mantan kepala negara itu hanya mengalami sakit alergi sejak kepulangan dari prosesi pemakaman Paus Fransiscus di Vatikan.

  • Apa Itu CAPD? Jokowi Disebut Pakai Alat Kesehatan Khusus di Perut saat Ultah ke-64

    Apa Itu CAPD? Jokowi Disebut Pakai Alat Kesehatan Khusus di Perut saat Ultah ke-64

    GELORA.CO – Momen kemunculan mantan Presiden RI, Joko Widodo, saat merayakan ulang tahunnya yang ke-64 di kediamannya di Solo pada Sabtu (21/6/2025) ramai menjadi sorotan publik.

    Warganet menyoroti sikap Jokowi yang enggan tampil ke depan, menolak berfoto bersama, serta terlihat dalam kondisi lemah dengan wajah tampak bengkak.

    Selain itu, bagian perut Jokowi juga menjadi perhatian. 

    Warganet menduga adanya alat khusus yang terpasang di area tersebut, karena terlihat ada tonjolan mencolok pada bagian perutnya.

    “Doktif, yang di perut pak JW itu alkes apa?” tulis salah satu warganet.

    Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian dijawab oleh dokter Tifauzia Tyassuma, atau yang dikenal sebagai Dokter Tifa, yang selama ini aktif menyuarakan kritik soal dugaan ijazah palsu Jokowi.

    Melalui unggahan yang dipublikasikan pada Minggu, 22 Juni 2025, dan telah dibagikan lebih dari 400 kali serta ditonton lebih dari 466 ribu kali, Dokter Tifa memberikan penjelasan.

    Ia menyampaikan analisis medis berdasarkan tanda-tanda yang tampak sejak April 2025 hingga saat ini.

    Menurutnya, berdasarkan pengamatan tersebut, Jokowi diduga menderita penyakit Autoimun Agresif. 

    Alat yang terlihat menonjol di bagian perut mantan presiden itu, menurut penilaian Dokter Tifa, kemungkinan besar adalah CAPD.

    “Ini adalah assessment dari seorang dokter atas pertanyaan para netizen,” jelasnya.

    Ia pun menegaskan bahwa kekhawatirannya terhadap kondisi kesehatan Jokowi tidak terkait dengan perbedaan pandangan politik.

    “Karena berulangkali saya sampaikan, saya mengkhawatirkan kesehatan Pak JW, terlepas dari saat ini kita berseberangan. Padahal bukan maksud saya untuk menjadi lawan beliau atau apa. Yang saya lakukan adalah menegakkan kebenaran soal ijazah. Kalau dengan itu beliau tersinggung dan memusuhi saya, ya kita lihat saja bagaimana kebenaran itu akan membela dirinya sendiri,” ujarnya.

    Kembali membahas soal kondisi medis, Dokter Tifa menjelaskan bahwa penyakit Autoimun Agresif dapat berkembang sangat cepat menuju kondisi terminal hanya dalam waktu kurang dari enam bulan. 

    Gejalanya antara lain: perubahan kulit yang ekstrem, gatal luar biasa, sarkopenia atau penyusutan massa otot yang cepat, kelemahan tubuh, hingga penurunan berat badan drastis.

    Ia juga menyebut kemungkinan kerusakan organ, terutama ginjal dan sistem imun, yang bisa disebabkan oleh penyakit seperti Lupus Nephritis stadium IV-V, Rapid Progressive Glomerulonephritis (RPGN), hingga Scleroderma Renal Crisis—semuanya berpotensi merusak ginjal hanya dalam hitungan minggu.

    “Sebagai dokter dan sesama manusia, saya khawatir terhadap kesehatan beliau,” ucapnya.

    Menurut Dokter Tifa, dalam kondisi seperti ini, CAPD justru tidak cukup memadai. 

    Ia pun membantah klaim bahwa kondisi Jokowi hanya akibat alergi kulit ringan pasca kunjungan ke Vatikan.

    “Justru yang hoaks adalah, orang yang mengatakan ini hanya alergi kulit biasa,” tegasnya. “Sekali lagi, ini sakit berat. Berat sekali.”

    Ia pun menyarankan agar Jokowi segera dirawat secara intensif di rumah sakit terbaik dunia, dan menyebut China sebagai opsi yang mungkin relevan karena faktor hubungan darah.

    “Apakah negara masih memfasilitasi mantan presiden untuk mendapatkan perawatan terbaik?” tanyanya menutup pernyataan.

    Lantas apa itu CAPD?

    Melansir laman Alodokter, CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis) merupakan metode cuci darah yang dilakukan lewat perut. 

    Metode ini memanfaatkan selaput dalam rongga perut (peritoneum), yang memiliki permukaan luas dan banyak jaringan pembuluh darah, sebagai filter alami ketika dilewati oleh zat sisa.

    Cuci darah bermanfaat untuk membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme, elektrolit, mineral, dan cairan berlebihan akibat penurunan fungsi ginjal. 

    Prosedur cuci darah, baik dengan metode CAPD atau hemodialisis, juga dapat membantu mengendalikan tekanan darah.

    Faktor Risiko CAPD yang Mungkin Terjadi

    Meski semua metode cuci darah memiliki risiko atau efek samping, ada beberapa risiko yang lebih rentan terjadi akibat prosedur CAPD, seperti:

    1. Hernia

    Adanya lubang di otot perut sebagai tempat masuknya kateter, serta tekanan dari dalam rongga perut akibat cairan dialisis, dapat mengakibatkan munculnya hernia di dekat pusar, selangkangan, atau dekat tempat masuknya kateter.

    2. Kenaikan berat badan dan kadar gula darah

    Cairan dialisis mengandung gula yang bisa terserap oleh tubuh, sehingga pasien berisiko mengalami kenaikan berat badan dan diabetes.

    3. Perut membesar

    Selama cairan dialisis ada di dalam perut, perut mungkin membesar dan terasa seperti kembung atau penuh. Namun, kondisi ini umumnya tidak sampai menyebabkan nyeri.

    4. Masalah pencernaan

    Pasien yang menjalani CAPD lebih sering mengalami masalah pencernaan, seperti penyakit asam lambung (GERD), sakit maag (dispepsia), obstruksi usus (penyumbatan usus), atau perlengketan usus, daripada pasien yang menjalani hemodialisis.

    5. Infeksi

    Komplikasi yang paling serius dari prosedur CAPD adalah infeksi. Infeksi bisa terjadi pada kulit di sekitar tempat masuknya kateter atau di dalam rongga perut (peritonitis) akibat masuknya kuman melalui kateter.

    Gejala dari infeksi kulit akibat CAPD meliputi kulit kemerahan, bernanah, bengkak, dan nyeri tekan pada tempat keluarnya kateter.

    Cuci darah memang bisa membantu mengurangi keluhan gagal ginjal dan memperpanjang harapan hidup. 

    Namun, prosedur ini tidak dapat mengobati penyakit gagal ginjal.

    Kondisi Jokowi saat Ultah

    Mantan Presiden Joko Widodo genap berusia 64 tahun pada Sabtu (21/6/2025). 

    Meski mendapat sambutan meriah dari warga di Solo, penampilannya tetap jadi sorotan. 

    Jokowi hanya tampil singkat dengan baju lengan panjang tertutup, di tengah kabar soal penyakit langka Stevens-Johnson Syndrome (SJS) yang sempat dikaitkan dengannya.

    Sejumlah warga tampak berbondong-bondong mendatangi rumahnya di Solo untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun.

    Mereka datang membawa tumpeng dan kue tart, yang kemudian disusun rapi di meja depan rumah Jokowi di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo.

    Warga pun menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” untuk menarik perhatian sang mantan presiden agar keluar rumah. 

    Tak lama kemudian, Jokowi keluar mengenakan baju putih lengan panjang, didampingi istrinya Iriana dan ketiga adik perempuannya, Lit Sriyantini, Idayati, dan Titik Relawati.

    Salah satu warga, Darsini, asal Boyolali, mengaku sengaja datang untuk memberi ucapan ulang tahun.

    “Selamat Ulang Tahun ke-64 Pak Jokowi, sehat selalu panjang umur,” ujarnya.

    Sebelum tumpeng dibagikan, Jokowi dan keluarganya bersama warga sempat memanjatkan doa bersama. 

    Namun berbeda dari biasanya, kali ini Jokowi tidak melayani permintaan foto bersama. 

    Ia hanya beberapa saat menemui warga sebelum kembali masuk ke dalam rumah.

    “Ya terima kasih ucapan ulang tahunnya,” ucap Jokowi sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

    Penampilan Jokowi yang selalu mengenakan baju tertutup dan hanya tampil singkat di luar rumah memperkuat dugaan bahwa dirinya masih dalam masa pemulihan alergi kulit. 

    Namun hingga kini, aktivitasnya tetap berjalan, dan kehadirannya di berbagai momen publik menunjukkan kondisinya yang perlahan membaik.

    Disebut Idap Autoimun hingga Penyakit Langka Sindrom Stevens-Johnson

    Sebelumnya, kondisi Mantan Presiden Joko Widodo sempat menjadi sorotan publik usai pulang dari kunjungannya ke Vatikan. 

    Perubahan pada wajahnya yang tampak terdapat bercak-bercak hitam, sembab dan pucat memunculkan spekulasi soal kondisi kesehatannya.

    Sorotan ini berawal dari unggahan seorang dokter, Tifa, di media sosial X (dulu Twitter), yang menyoroti adanya flek atau bintik hitam di Joko. 

    Namun, kabar soal kondisi Jokowi tersebut segera diklarifikasi oleh ajudan pribadi Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah.

    Syarif menjelaskan bahwa Jokowi dalam kondisi fisik yang bugar dan tidak mengalami masalah kesehatan serius.

    “Bapak saat ini sedang pemulihan dari alergi kulit pasca-pulang dari Vatikan,” ujar Kompol Syarif di Solo, Kamis (5/6/2025).

    Ia menyebut, alergi itu muncul karena faktor penyesuaian cuaca di Vatikan dan baru menampakkan gejala beberapa hari setelah Jokowi kembali ke Indonesia.

    “Ya, mungkin cuaca ya, di Vatikan. Jadi penyesuaian, lalu pulang ke Indonesia, beberapa hari setelah itu baru muncul alerginya,” lanjutnya.

    Alergi kulit tersebut, menurut Syarif, telah ditangani oleh tim dokter pribadi di kediaman Jokowi di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

    Syarif juga membantah keras rumor yang menyebut Jokowi terkena penyakit serius seperti Stevens Johnson Syndrome (SJS) atau autoimun.

    “Wah, hoaks itu, enggak benar itu. Beliau enggak ada ngerasain panas, enggak ada ngerasain gatal. Jadi, pure hanya alergi biasa. Autoimun juga enggak,” tegasnya.

    Kondisi tersebut sempat membuat publik bertanya-tanya karena Jokowi tidak hadir dalam Upacara Hari Lahir Pancasila di Istana Negara pada Senin (2/6/2025).

    Namun, aktivitas Jokowi disebut tetap berjalan seperti biasa. Ia masih rutin berolahraga, bermain dengan cucu, hingga sarapan bersama keluarga.

    “Kemarin sempat sepedaan, lalu beliau sempat main sama cucu, lalu sempat kita sarapan bareng sama beliau. Jadi sama sekali tidak mengganggu aktivitas beliau,” ujar Syarif.

  • Pesan Dokter Tifa untuk Jokowi: Anda Sakit Serius, Jangan Hanya Rawat Jalan

    Pesan Dokter Tifa untuk Jokowi: Anda Sakit Serius, Jangan Hanya Rawat Jalan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial yang juga dikenal sebagai dokter, Tifauzia Tyassuma atau akrab disapa Dokter Tifa, angkat suara mengenai kondisi kesehatan Jokowi saat tampil di publik dalam peringatan ulang tahunnya yang ke-64 di Solo, Sabtu (21/6/2025).

    Tidak main-main, Tifa menyinggung secara spesifik kondisi fisik mantan Presiden Jokowi yang menurutnya menunjukkan tanda-tanda sakit serius.

    “Jokowi 21 Juni 2025. Sepertinya masih sakit. Sekali lagi saya ingatkan, Pak Jokowi, anda sakit serius, tidak bisa dibiarkan tanpa perawatan terbaik,” kata Tifa di X @DokterTifa (22/6/2025).

    Tifauzia juga menyebut adanya luka memanjang di bagian leher Presiden yang menurutnya dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di sekujur tubuh.

    “Ada luka memanjang di leher. Pasti gatal sekali rasanya sekujur tubuh,” ucapnya.

    Tidak hanya itu, ia menegaskan pentingnya penanganan medis yang lebih serius terhadap kondisi Kepala Negara. Ia mengimbau agar Jokowi tidak hanya mengandalkan perawatan ringan.

    “Semoga lekas sembuh, Pak. Segera ke Rumah Sakit, jangan hanya rawat jalan,” tandasnya.

    Sebelumnya, ajudan Presiden ke-7 RI, Kompol Syarif Fitriansyah, memastikan bahwa kondisi kesehatan Jokowi tidak mengarah pada penyakit serius.

    Ia menepis berbagai spekulasi yang berkembang terkait ruam kulit yang dialami oleh Jokowi.

    “Beliau enggak ada ngerasain panas, enggak ada ngerasain gatal. Jadi, pure hanya alergi biasa. Autoimun juga, enggak,” kata Syarif kepada wartawan, kemarin.

    Sinyal kekhawatiran publik mencuat setelah Jokowi tidak hadir dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, pada 2 Juni 2025.

  • Vira Bercak Putih di Wajah dan Leher, Dokter Tifa: Pak Jokowi Sakit Serius?

    Vira Bercak Putih di Wajah dan Leher, Dokter Tifa: Pak Jokowi Sakit Serius?

  • Gosono atau Ketoyan, Mana yang Benar?

    Gosono atau Ketoyan, Mana yang Benar?

    GELORA.CO –  Isu seputar keabsahan ijazah Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanas setelah sebuah unggahan foto KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang diklaim sebagai dokumentasi masa kuliah Jokowi beredar di media sosial.

    Foto tersebut diunggah oleh Dian Sandi Utama, kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan disebut diambil di Kecamatan Wonosegoro, Boyolali.

    Dalam foto yang diunggah, tampak sekelompok mahasiswa berpose di depan bangunan tua.

    Dian mengklaim foto itu diambil di Desa Gosono, yang disebut sebagai lokasi KKN Jokowi.

    Namun, unggahan tersebut langsung menuai kritik tajam, salah satunya dari Dr. Tifa yang mempertanyakan keabsahan foto tersebut.

    Tifa menyoroti adanya ketidaksesuaian data, mengingat dalam beberapa wawancara sebelumnya, Jokowi sendiri menyebutkan bahwa ia melakukan KKN di Desa Ketoyan, bukan Gosono.

    “Kalau Jokowi mengatakan KKN di Desa Ketoyan, mengapa fotonya malah disebut diambil di Desa Gosono? Ini menimbulkan tanda tanya besar terkait validitas foto tersebut,” ujar Tifa.

    Tifa juga menyinggung bahwa dalam penyelidikan sebelumnya, Bareskrim Polri sempat menggunakan foto yang sama sebagai bagian dari materi investigasi.

    Ia mempertanyakan bagaimana lembaga penegak hukum bisa mengacu pada foto yang menurutnya tidak akurat.

    “Ini framing yang gagal. Bagaimana bisa foto yang tidak memuat sosok Jokowi dengan jelas dijadikan alat pembuktian? Bahkan pihak-pihak yang membela Jokowi pun terkesan memaksakan narasi ini,” sindir Tifa.

    Sementara itu, Rismoni Sianipar, seorang pakar digital forensik yang sejak awal terlibat dalam penelusuran kasus ini, mengaku telah melakukan pencarian langsung ke Kecamatan Wonosegoro.

    Namun, ia tidak menemukan arsip resmi terkait KKN Jokowi di wilayah tersebut.

    “Kami sudah menelusuri Wonosegoro. Sayangnya, kantor kecamatan yang sekarang sudah berganti gedung dan dokumen KKN lama tidak kami temukan. Ini semakin menambah kesulitan dalam pembuktian sejarah yang akurat,” ungkap Rismon.

    Polemik ini menambah daftar panjang kontroversi seputar riwayat pendidikan Jokowi yang hingga kini masih menjadi perdebatan publik.

    Meskipun sudah ada sejumlah klarifikasi dan pembelaan dari berbagai pihak, isu ini tampaknya belum akan mereda dalam waktu dekat.

  • Ramai Universitas Pasar Pramuka, Dokter Tifa: Innalilahi

    Ramai Universitas Pasar Pramuka, Dokter Tifa: Innalilahi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial sekaligus dokter, Tifauzia Tyassuma atau yang dikenal luas sebagai Dokter Tifa, kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial.

    Kali ini, ia menanggapi kabar yang mengaitkan dugaan keaslian ijazah S1 Presiden ke-7, Jokowi, dengan Pasar Pramuka.

    Tifa merespons klaim dari tokoh PDIP Beathor Suryadi, yang disebut-sebut pernah menjadi bagian dari Kantor Staf Presiden (KSP).

    “Seandainya ini benar, seperti penuturan Tokoh PDIP Beathor Suryadi, yang bahkan pernah menjadi KSP Jokowi lho. Bahwa ijazah S1 Jokowi dibuat di Pasar Pramuka!,” kata Tifa di X @DokterTifa (21/6/2025).

    Ia tidak habis pikir dengan nasib malang yang menimpa Indonesia seandainya informasi bahwa ijazah Jokowi dicetak di Pasar Pramuka.

    “Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun. Malangnya nasib negara ini, diperintah Presiden 10 tahun yang ijazahnya Made in Pasar Pramuka,” cetusnya.

    “Hancurnya martabat negara ini dipimpin Penipu 10 tahun!,” tambah Tifa.

    Sebelumnya, pakar telematika Roy Suryo menyebut bahwa kegaduhan ini bukan sekadar isu biasa, melainkan sesuatu yang “cetar membahana”, meminjam diksi khas selebriti Syahrini yang mengandung makna spektakuler dan sangat menarik perhatian publik.

    “Saya menggunakan istilah itu bukan semata-mata untuk menyampaikan betapa hebohnya isu ini, tetapi juga karena kasus ini begitu cetha wela-wela, alias sangat terang benderang,” ujar Roy kepada fajar.co.id, Jumat (20/6/2025).

    Dalam penjelasannya, Roy menyoroti sejumlah nama yang disebut dalam pengakuan BBS, termasuk Anggit Nugraha, David, dan Nugroho dari Tim Solo.

  • Ramai Universitas Pasar Pramuka, Dokter Tifa: Innalilahi

    Soal Kebenaran Ijazah Jokowi, Dokter Tita: Tidak Bisa Lagi Ditahan Apalagi Dibungkam

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Ahli Epidemiologi sekaligus Pegiat Media Sosial, Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa kembali bersuara persoalan kebenaran ijazah palsu milik Jokowi.

    Lewat cuitan di akun media sosial X pribadinya, Dokter Tifa menyebut kebenaran terkait isu ini perlahan mulai terlihat dan terungkap.

    Hal itulah yang disebut akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.

    “Kebenaran kalau sudah terbuka, dia akan mengucur seperti aliran air yang deras,” tulisnya dikutip Jumat (20/6/2025).

    Bahkan, Dokter Tifa menyebut kebenaran yang saat ini terungkap sudah sulit untuk ditahan apalagi jika ingin dibungkam.

    “Tak bisa lagi ditahan dan dibungkam?,” tuturnya

    Sebelumnya, Politisi PDIP, Beathor Suryadi menyebut pernah melihat dokumen asli Jokowi.

    “Andi belum sadar kalau yang ia lihat itu cetakan 2012. Itu digunakan untuk keperluan Pilgub DKI,” ujar Beathor.

    Beathor juga menuding proses pencetakan ijazah dilakukan secara diam-diam di kawasan Pasar Pramuka, Jakarta Pusat, oleh tim relawan Jokowi yang berasal dari Solo.

    Ia menyebut sejumlah nama seperti David, Anggit, dan Widodo, serta kolaborator dari PDIP DKI, termasuk Dani Iskandar dan Indra.

    “Dokumen itu disusun buru-buru di rumah Jalan Cikini No. 69, Menteng. Semua strategi disiapkan di sana,” katanya, melansir laman msn dari Seputar Cibubur, Rabu (18/6/2025).

    Widodo disebut-sebut sebagai tokoh kunci dalam proses pencetakan, namun menurut Beathor, ia telah menghilang sejak isu buku kontroversial karya Bambang Tri tentang ijazah Jokowi mengemuka.

  • Hoaks! Tangkapan layar artikel Jokowi akui penyakit kulitnya karena azab

    Hoaks! Tangkapan layar artikel Jokowi akui penyakit kulitnya karena azab

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Facebook menampilkan tangkapan layar sebuah laman media dengan judul artikel yang menarasikan Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo mengakui bahwa alergi yang menyebabkan terdapat bercak hitam merupakan azab karena sering berbohong.

    Berikut narasi judul dalam tangkapan layar tersebut:

    “Jokowi Akui Kurapnya Bukan saja di Muka tetapi Dekat selangkangan lebih Banyak Ini Azab Saya Sering Bohong”

    Namun, benarkah artikel Jokowi akui penyakit kulitnya karena sering bohong tersebut?

    Unggahan yang menarasikan artikel Jokowi akui penyakit kulitnya karena sering bohong. Faktanya, tangkapan layar judul artikel tersebut merupakan editan. (Facebook)

    Penjelasan:

    Berdasarkan penelusuran, ANTARA menemukan unggahan dengan tanggal, foto dan media serupa dari laman Gelora yang berjudul “Heboh Jokowi Sakit Kulit, Dokter Tifa: Autoimun atau Hiperkortisolisme?”.

    Dalam artikel tersebut dijelaskan Jokowi kembali menjadi sorotan publik karena perubahan fisik yang dinilai mencolok dan diduga mengindap sakit kulit. Namun, tidak ada pernyataan Jokowi dalam berita tersebut.

    Terkait hal tersebut, Jokowi mengungkapkan kepada wartawan bahwa alergi kulit yang sempat dialaminya merupakan kondisi biasa yang terjadi setelah dirinya kembali dari kunjungan kenegaraan ke Vatikan. Meski mengalami alergi, pihaknya memastikan kondisi fisiknya tidak terganggu dan masih beraktivitas seperti biasanya.

    Dengan demikian, tangkapan layar artikel Jokowi akui penyakit kulitnya karena sering bohong merupakan hasil suntingan atau tidak sesuai dengan judul sebenarnya.

    Klaim: Artikel Jokowi akui penyakit kulitnya karena sering bohong

    Pewarta: Tim JACX
    Editor: Indriani
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.