Produk: Telur ayam

  • Mendagri: Segera kendalikan harga jika Inflasi di atas rerata nasional

    Mendagri: Segera kendalikan harga jika Inflasi di atas rerata nasional

    “Ini yang di atas nasional ini tolong diatensi. Sementara yang terlalu rendah sekali hati-hati,”

    Jakrta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) yang inflasinya di atas rerata nasional, segera bertindak mengendalikan harga komoditas.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), meski inflasi secara nasional terkendali di angka 2,65 persen secara year on year pada September 2025, kondisi di daerah masih bervariasi.

    “Ini yang di atas nasional ini tolong diatensi. Sementara yang terlalu rendah sekali hati-hati,” kata Tito pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin.

    Lebih lanjut, Mendagri menyebutkan, pemerintah menargetkan angka inflasi sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen. Angka itu dinilai stabil dalam menjaga kepentingan konsumen maupun produsen.

    Ia menyebutkan sejumlah komoditas pangan yang perlu menjadi atensi karena kenaikan harganya terjadi di banyak daerah. Hal itu seperti cabai merah yang naik di 235 kabupaten/kota. Kemudian telur ayam ras naik di 229 daerah dan daging ayam ras harganya naik di 190 daerah.

    Meskipun tak memungkiri banyak komoditas, seperti beras, yang harganya relatif terkendali, Mendagri tetap meminta Pemda dan para pemangku kepentingan untuk memberikan atensi terhadap beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga.

    Ia mengimbau Pemda agar melihat data kondisi inflasi di daerahnya masing-masing untuk melakukan langkah pengendalian.

    “Setelah itu lihat masuk enggak ke daerah (inflasi) tinggi atau tidak. Kalau tinggi segera melakukan rapat koordinasi internal dan dengan stakeholder, distributor, Kadin mungkin, asosiasi pengusaha,” ujarnya.

    Mendagri menjelaskan, ada dua aspek yang perlu dicek ketika Pemda mendapati inflasinya tinggi. Hal itu meliputi kecukupan suplai dan kelancaran distribusi komoditas.

    Apabila suplainya cukup, tapi distribusinya terkendala, Pemda perlu segera memeriksa potensi praktik penimbunan. Ia menegaskan, penimbunan komoditas yang membuat harganya menjadi mahal tidak dibenarkan dan merupakan tindak pidana.

    “Dapat untung boleh, tapi jangan ditahan, barang naik harganya, baru kemudian lepas, itu nakal-nakalnya di lapangan,” tegasnya.

    Namun, apabila suplainya kurang, Pemda perlu melakukan pemenuhan, misalnya bekerja sama dengan daerah penghasil atau yang mengalami surplus produksi. Kemudian daerah juga dapat memanfaatkan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk menyubsidi transportasi angkutan bahan pangan, sehingga harganya sama dengan daerah yang surplus.

    Pemda juga dapat menggalakkan gerakan tanam untuk komoditas yang mudah diproduksi. Ia menyebutkan sejumlah daerah yang memanfaatkan berbagai potensi untuk mendukung gerakan tanam.

    Hal ini seperti yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar yang menggunakan medium hidroponik untuk mendukung gerakan tanam. Kemudian Kota Surabaya juga memanfaatkan lahan yang belum dimanfaatkan optimal untuk mendukung gerakan tanam.

    Di sisi lain, Mendagri mengatakan, pemerintah pusat juga akan mengintervensi pengendalian harga ketika daerah tidak mampu mengendalikan secara optimal. Langkah ini misalnya dengan melibatkan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bulog, Badan Pangan Nasional (Bapanas), serta pihak terkait lainnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga Pangan (25/10): Beras Premium dan Medium Turun, SPHP Merangkak Naik

    Harga Pangan (25/10): Beras Premium dan Medium Turun, SPHP Merangkak Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata nasional beras premium dan beras medium komoditas pangan di level konsumen mengalami penurunan pada hari ini, Sabtu (25/10/2025). Sementara itu, beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) justru naik.

    Mengutip laman Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada pukul 9.50 WIB, harga beras premium tercatat turun tipis 0,80% menjadi Rp15.707 per kilogram (Kg), sedangkan beras medium turun 1,34% menjadi Rp13.662 per kg.

    Adapun beras SPHP justru mencatatkan tren kenaikan harga sebesar 0,02% dibandingkan hari sebelumnya menjadi Rp12.518 per kg.

    Tepung terigu kemasan tercatat turun 2,27% menjadi Rp12.752 per kg dan tepung terigu curah tercatat turun 1,30% menjadi Rp9.651 per kg. Aneka bumbu dapur seperti bawang merah tercatat turun 3,01% menjadi Rp38.143 per kg dan bawang putih bonggol turun 3,53% ke angka Rp35.854 per kg.

    Rerata harga nasional cabai merah keriting susut 4,29% menjadi Rp51.222 per kg, cabai merah besar turun 3,68% menjadi Rp45.155 per kg, dan cabai rawit merah turun 5,75% menjadi Rp37.564 per kg.

    Minyak goreng kemasan turun 1,26% menjadi Rp20.726 per kg, minyak goreng curah turun 1,39% menjadi Rp17.306 per kg, dan Minyakita turun 1,23% menjadi Rp17.345 per kg.

    Kemudian daging ayam ras turun 1,29% menjadi Rp37.421 per kg bersamaan dengan telur ayam ras yang turun 0,89% menjadi Rp30.436 per kg.

    Sumber pangan protein hewani lainnya seperti daging sapi murni juga tercatat turun 0,36% menjadi Rp134.775 per kg, daging kerbau beku (impor) turun 3,25% menjadi Rp102.553 per kg dan daging kerbau segar turun 1,01% menjadi Rp138.696 per kg.

    Ikan kembung naik 1,18% menjadi Rp42.104 per kg, ikan tongkol turun 0,65% menjadi Rp34.632 per kg, dan ikan bandeng turun 1,64% menjadi Rp34.579 per kg. Lalu gula konsumsi turun 0,83% menjadi Rp17.947 per kg dan garam konsumsi turun 0,60% menjadi Rp11.605 per kg.

  • Senangnya Warga Berburu Beras, Telur, hingga Daging di Pangan Murah Indramayu: Ingin Terus Ada…
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        24 Oktober 2025

    Senangnya Warga Berburu Beras, Telur, hingga Daging di Pangan Murah Indramayu: Ingin Terus Ada… Bandung 24 Oktober 2025

    Senangnya Warga Berburu Beras, Telur, hingga Daging di Pangan Murah Indramayu: Ingin Terus Ada…
    Tim Redaksi
    INDRAMAYU, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kabupaten Indramayu menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di halaman Taman Bojongsari, Indramayu, Jumat (24/10/2025).
    Pantauan Kompas.com, GPM tersebut diserbu oleh masyarakat setempat sejak pukul 08.00 WIB.
    Warga membeli beras, minyak goreng, gula, telur, daging, dan bahan pokok lainnya dengan harga lebih murah.
    Bahkan, ada warga yang mengaku menyesal tidak datang sejak pagi karena tidak kebagian telur ayam.
    “Udah habis duluan, Mas, kata pedagangnya, kurang pagi ke sininya, jadinya beli telur bebek saja sekilo,” ujar Sarimi (50), warga Kelurahan Bojongsari di lokasi GPM.
    Sarimi menerangkan, satu kilo telur bebek ia beli cuma Rp 30 ribu.
    Selain telur bebek, Sarimi juga membeli satu kilogram daging sapi.
    “Ini daging satu kilo Rp 100 ribu, kalau di pasar mah, Mas, bisa sampai Rp 140 ribu,” terang dia.
    Warga Kelurahan Bojongsari lainnya, Iriani (46), mengaku sudah dua kali bolak-balik ke lokasi GPM hari ini.
    Pagi tadi ia membeli tiga kilogram telur ayam.
    Siang harinya, ia tampak memborong lima karung beras isi lima kilogram dari GPM tersebut.
    “Buat stok, soalnya saya jualan sarapan sih, Mas, jual nasi kuning, nasi lengko, bubur,” ujar dia.
    Iriani juga berencana membeli sayur dan rempah-rempah lainnya yang turut dijual dalam GPM tersebut.
    Ia pun berharap, GPM seperti ini tidak hanya sehari, tetapi bisa rutin terus digelar oleh pemerintah daerah karena sangat membantu masyarakat.
    “Ya pengennya terus-terusan ada, lumayan bisa
    ngirit
    . Harga telur saja tadi saya beli cuma Rp 28 ribu sekilo, coba kalau di pasar, sekarang harganya sudah Rp 31 ribu,” ujarnya.
    Selamet Hidayat, warga Desa Dermayu, Kecamatan Sindang, juga turut berburu bahan pokok rumah.
    Ia mengaku, awalnya penasaran karena banyak orang berkumpul dan memutuskan berhenti untuk melihat-lihat.
    “Ini baru beli pisang, murah cuma Rp 5 ribu. Ke sini juga sebenarnya enggak sengaja, cuma kebetulan lewat, terus kenapa itu ada ramai-ramai, ternyata ada pasar murah,” ujarnya.
    Diketahui, GPM ini diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Indramayu.
    Ada banyak sekali komoditas yang disediakan dengan harga murah.
    Seperti beragam jenis beras mulai dari SPHP dengan harga Rp 57.500 per lima kilogram, beras medium Rp 60.000 per lima kilogram, beras premium Rp 65.000 per lima kilogram, beras organik Rp 20.000 per kilogram, dan beras sentra ramos Rp 72.500 per lima kilogram.
    Selain itu, dijual pula gula pasir Rp 16 ribu per kilogram, daging ayam Rp 35 ribu per kilogram, telur ayam Rp 28 ribu per kilogram, minyak goreng Rp 16 ribu per liter, daging sapi Rp 100 ribu per kilogram, aneka cabai Rp 5-10 ribu per pak, hingga aneka sayuran Rp 5-10 ribu per pak.
    “Kegiatan GPM ini dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan sekaligus dalam memperingati Hari Pangan Sedunia tahun 2025,” ujar salah seorang petugas DKPP Indramayu di lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Kare Madiun Serbu Pasar Murah, Telur Dijual Rp25 Ribu per Kilogram

    Warga Kare Madiun Serbu Pasar Murah, Telur Dijual Rp25 Ribu per Kilogram

    Madiun (beritajatim.com) – Naiknya harga kebutuhan pokok, khususnya telur ayam, mendorong Pemerintah Kabupaten Madiun untuk kembali menggelar pasar murah sebagai langkah membantu masyarakat sekaligus menekan inflasi daerah.

    Rabu (22/10/2025), ratusan warga Kecamatan Kare tampak memadati halaman Kantor Kecamatan untuk berburu paket sembako bersubsidi.

    Sejak pagi buta, warga sudah mulai berdatangan meski hujan mengguyur wilayah tersebut. Mereka mengantre dengan tertib demi mendapatkan nomor urut untuk pembelian. Pasar murah ini diselenggarakan oleh Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro (Disperdagkop UM) Kabupaten Madiun.

    Marinem, salah satu warga yang hadir, mengaku bersyukur dengan adanya pasar murah ini. “Sangat membantu, terutama untuk masyarakat kecil. Harga di sini jauh lebih murah dibanding di pasar,” tuturnya.

    Menurutnya, selisih harga bisa mencapai tiga hingga empat ribu rupiah per item. Pasar murah ini hanya memperbolehkan satu paket sembako per Kartu Keluarga (KK), yang terdiri dari beras 5 kilogram, telur ayam 1 kilogram, minyak goreng 2 liter, gula pasir 2 kilogram, dan bawang putih ½ kilogram.

    Harga setiap item juga dipangkas cukup signifikan. Contohnya, telur yang di pasaran bisa mencapai Rp29 ribu per kilogram, di pasar murah hanya dibanderol Rp25 ribu.

    Purwanti, warga lainnya, mengungkapkan bahwa selisih harga tersebut sangat berarti bagi masyarakat pedesaan. “Kita di desa merasakan betul dampak kenaikan harga. Pasar murah ini seperti angin segar buat kami,” katanya.

    Kabid Perdagangan Disperdagkop UM, Budi Santoso, menjelaskan bahwa program ini merupakan salah satu upaya konkret pemerintah daerah untuk menjaga kestabilan ekonomi masyarakat di tengah lonjakan harga.

    “Pasar murah ini bagian dari strategi pengendalian inflasi sekaligus perlindungan daya beli masyarakat,” ujar Budi.

    Sepanjang 2025, Disperdagkop UM menargetkan penyelenggaraan pasar murah di 60 titik wilayah. Hingga bulan Oktober ini, sudah terealisasi di 30 titik.

    Untuk distribusi di Kecamatan Kare, pemerintah menyediakan stok cukup besar, yaitu: 1.400 kilogram beras, 600 liter minyak goreng, 750 kilogram gula pasir, 250 kilogram telur ayam, dan 100 kilogram bawang putih.

    Setiap warga diwajibkan menunjukkan Kartu Keluarga guna mencegah aksi pembelian berlebih atau panic buying.

    Pemerintah Kabupaten Madiun berharap kegiatan ini mampu menjaga kestabilan harga bahan pokok, terutama di tengah fluktuasi harga yang cukup tajam beberapa waktu terakhir. Selain membantu masyarakat secara langsung, pasar murah ini juga menjadi bagian dari upaya menyeimbangkan ekonomi lokal, khususnya di wilayah pedesaan Kabupaten Madiun dan sekitarnya. [rbr/suf]

  • Dari Tangan-Tangan Warga, Tumbuh Kekuatan Desa: Cerita Inspiratif Koperasi Merah Putih

    Dari Tangan-Tangan Warga, Tumbuh Kekuatan Desa: Cerita Inspiratif Koperasi Merah Putih

    Liputan6.com, Jakarta Puluhan ibu Desa Sukawana, Curug, Kota Serang, Banten, memenuhi pekarangan depan rumah Ketua RT setempat, sejak pagi hari. Bukan sekadar bersantai. Mereka sedang menanti kedatangan ‘warung’ keliling membawa sembako dengan harga miring.

    Tak berselang lama, mobil pikap putih tiba. Bagian belakangnya sudah dimodifikasi. Ditambahkan jerjak besi dengan tinggi kira-kira satu meter dan ditutupi terpal kuning.

    Wajah kaum ibu mendadak semringah. Mereka segera beranjak dari tempat duduknya dan mendekati arah mobil berhenti. Antusias para ibu membuat sopir buru-buru turun dan membuka terpal. Di dalamnya, sudah tersusun lengkap sembako berbagai jenis. Antara lain, minyak, gula, telur ayam negeri. Semuanya dibandrol dengan harga murah.

    “Diborong-borong, murah-murah,” teriak sopir lewat pengeras suara

    Suasana mendadak riuh. Ibu-ibu bergerak cepat mengelilingi mobil. Mereka sibuk memilih bahan pangan akan dibeli. Sesekali terdengar celutukan agar barang tak diborong satu orang. Setelah puas berbelanja, ibu-ibu kemudian membayarkan pada seorang wanita yang bertindak sebagai kasir. Rupanya, ini kali kedua mobil bak putih membawa sembako masuk ke kampung mereka.

    Kegiatan sembako keliling ini rupanya digagas Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Sukawana, Curug, Kota Serang, Banten. Selain menawarkan sembako murah dengan cara menjemput bola, KKMP Sukawana juga sering mengadakan bazar murah keluar masuk perkampungan warga.

    “Macam-macam, untuk harga paket yang jelas sangat jauh dengan harga di warung, Minyak Kita saja kita jual untuk anggota cuma Rp 15.700. Beras SPHP yang 5kg, kita jual Rp 60.000, telur ayam sekilo nya itu Rp 26.000,” ujar Ketua KKMP Sukawana Curug, Saeful, saat berbincang dengan Liputan6.com melalui pesan elektroniknya, Kamis, (16/10/2025).

    Biasanya, mobil bak putih membawa sembako akan mendatangi perkampungan warga setiap hari Minggu. Sebelumnya, pihak koperasi akan menginformasikan ke pihak RT dan RW. Baru kemudian diteruskan ke warga. Pembentukan KKMP Sukawana Curug diinisiasi dari program Koperasi Merah Putih yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Sesuai Instruksi Presiden (Inpres) nomor 09 tahun 2025, koperasi ini bertujuan memperkuat perekonomian kerakyatan dan ketahanan pangan di lingkungan masyarakat kelurahan maupun pedesaan.

    Kick off program ini dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli 2025 lalu. Di momen itu, Prabowo meluncurkan kelembagaan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih. Mengutip data https://merahputih.kop.id/ per tanggal 17 Oktober 2025, di fase I ini, ada 82.066 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang sudah berbadan hukum. Rinciannya, 8.587 koperasi kelurahan berbadan hukum, dan 73.477 koperasi desa berbadan hukum.

    Prabowo mengibaratkan koperasi seperti sebuah lidi yang banyak. Bisa memperkuat ekonomi, utamanya bagi masyarakat desa. Konsep gotong royong menjadi kekuatannya.

    Saeful bercerita, KKMP Sukawana Curug kini memiliki anggota 300 lebih. Latar belakangnya beragam. Ada petani, pelaku UMKM, pedagang kecil, peternak, hingga karyawan. Selain mengadakan bazar sembako murah, KKMP Sukawana Curug juga aktif memberikan pelatihan manajemen administrasi, pendampingan hingga pelatihan bagi pelaku UMKM agar lebih berkembang lagi.

    “Kami juga mensuplai produk kemasan makanan UMKM, membina UMKM yang ingin tumbuh bersama koperasi, hingga memberikan pemahaman management administrasi usaha tingkat UMKM,” jelasnya.

    Sama dengan KKMP Sukawana, KKMP Tegal Maja di Banten juga belum menyediakan fasilitas peminjaman uang untuk anggotanya. Mereka memilih fokus menjual barang-barang kebutuhan dapur dengan harga murah. “Sudah ada simpanan tapi pinjam enggak dulu, simpan pinjam juga besar bunganya kan membebani masyarakat juga. Jadi itu kita hindari dulu,” ujar Kepala Desa Tegal Maja, Muhamad Iksan, kepada Liputan6.com.

    Simpanan yang dimaksud ada yang sifatnya wajib dan pokok. Simpanan pokok dan wajib bisa diambil ketika mereka keluar dari keanggotaan koperasi. Berapa besarannya, Iksan tak merinci. Namun menurut dia, Koperasi Tegal Maja sudah memiliki 300 anggota.

    Sejak beberapa bulan beroperasi, KKMP Tegal Maja sudah mendapatkan keuntungan. Tidak terlalu besar, tetapi buat mereka itu pencapaian yang baik di awal.

  • Mendagri Minta Pemda Optimalkan Tujuh Kanal Penyaluran Beras SPHP

    Mendagri Minta Pemda Optimalkan Tujuh Kanal Penyaluran Beras SPHP

    Jakarta

    Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (Pemda) mengoptimalkan tujuh kanal penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menekan potensi kenaikan harga beras di daerah.

    Tito menjelaskan tujuh kanal penyaluran beras SPHP tersebut meliputi pengecer di pasar rakyat, Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih, outlet pangan binaan dan Gerakan Pasar Murah (GPM) Pemda, outlet Badan Usaha Milik Negara (BUMN), outlet instansi pemerintahan, Rumah Pangan Kita (RPK) Perum Bulog, serta swalayan atau toko modern.

    Menurut Tito, Pemda berperan dalam menjaga suplai dan harga beras di lapangan melalui jalur distribusi yang sudah disiapkan.

    “(Pemda) operasi rutinlah. Operasi yang dikerjakan tetap mengeluarkan beras SPHP melalui tujuh jalur yang sudah ditetapkan oleh Bapak Mentan, Pak Menko Pangan, Pak [Dirut] Bulog, pengecer pasar rakyat,” ujar Tito, dalam keterangan tertulis, Senin (20/10/2025).

    “Dan tadi Pak Kapolri sudah menyampaikan salah satu usulan kepada Pemda untuk menggiatkan kepala pasar-kepala pasarnya,” sambungnya.

    Tito juga menekankan pentingnya sinergi dengan BUMN pangan seperti ID Food dan instansi pemerintah yang memiliki jaringan distribusi kuat, seperti TNI, Polri, dan Kejaksaan. Selain itu, promosi beras SPHP oleh Perum Bulog serta jalur distribusi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan ritel modern juga harus dimaksimalkan untuk mempercepat penyaluran beras SPHP ke masyarakat.

    “Nah, kemudian juga dilakukan operasi khusus. Operasi khusus ini dilakukan dengan prioritas di daerah yang katakanlah di atas 1% kenaikannya,” ujar Tito.

    Selain membahas stabilisasi beras, Tito juga menyinggung perkembangan inflasi nasional. Ia menyampaikan bahwa inflasi Indonesia secara year-on-year (YoY) September 2025 dibanding September 2024 tercatat sebesar 2,65%.

    Angka ini dinilai cukup baik dari sisi produsen maupun konsumen. Dua penyumbang utama inflasi adalah sektor perawatan pribadi dan jasa lainnya, serta sektor makanan, minuman, dan tembakau. Adapun komoditas yang menjadi penyumbang utama inflasi di antaranya emas perhiasan.

    “Harga emas naik 40% saat ini, tertinggi dalam sejarah, sehingga akhirnya mendongkrak semua, seluruh negara juga karena harganya naik, otomatis banyak yang beli emas, termasuk di Indonesia,” kata Tito.

    Untuk kelompok makanan, Tito menyoroti beberapa komoditas yang perlu diwaspadai, seperti cabai merah, bawang merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras. Adapun harga beras secara umum masih terkendali, namun tetap membutuhkan perhatian khusus di daerah-daerah yang mencatat kenaikan di atas 2%.

    “Yang perlu kita waspadai adalah harga-harga (beras)-nya mungkin di atas 2% lah. Nah, kalau di atas 2%, jadi hanya 8 kabupaten, (terdiri dari) Intan Jaya, Barito Timur, Pulang Pisau, Bima, Puncak Jaya, Tangerang, Sukabumi, Sumba Tengah,” ungkap Tito.

    Sebagai informasi, Rakor ini dipimpin langsung oleh Menteri Pertanian RI sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman.

    Hadir secara langsung antara lain Menteri Perdagangan RI Budi Santoso, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono, dan Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani.

    Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan RI Zulkifli Hasan serta para kepala daerah di seluruh Indonesia mengikuti kegiatan ini secara daring.

    (akd/ega)

  • Harga Pangan Minggu, 19 Oktober 2025: Beras SPHP Turun, Premium Masih Mahal

    Harga Pangan Minggu, 19 Oktober 2025: Beras SPHP Turun, Premium Masih Mahal

    Bisnis.com, JAKARTA — Rata-rata aneka beras mengalami harga yang bervariasi pada akhir pekan ini, Minggu (19/10/2025). Namun demikian, rata-rata harga beras premium masih melampaui harga eceran tertinggi (HET) secara nasional.

    Berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 09.03 WIB, harga rata-rata beras medium secara nasional dibanderol Rp13.687 per kilogram di tingkat konsumen, atau naik tipis 1,39% dari HET nasional yang ditetapkan sebesar Rp13.500 per kilogram.

    Perinciannya, harga beras medium di zona 1 dibanderol Rp13.342 per kilogram, zona 2 senilai Rp13.775 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp15.593 per kilogram.

    HET beras medium saat ini di zona 1 sebesar Rp13.500 per kilogram, zona 2 senilai Rp14.000 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp15.500 per kilogram.

    Selain itu, harga rata-rata beras premium di tingkat konsumen naik 6,37% dari HET nasional beras premium sebesar Rp14.900 per kilogram. Data menunjukkan, rata-rata harga beras premium dibanderol Rp15.849 per kilogram.

    Adapun, kenaikan harga beras premium terjadi di semua zonasi, yakni zona 1 dibanderol Rp15.197 per kilogram, zona 2 sebesar Rp16.307 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp18.121 per kilogram.

    Sekadar informasi, HET beras premium di zona 1 adalah Rp14.900 per kilogram, zona 2 senilai Rp15.400 per kilogram, dan zona 3 sebesar Rp15.800 per kilogram.

    Di sisi lain, harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog terpantau berada di level Rp12.450 per kilogram di tingkat konsumen secara nasional, atau turun tipis 0,4% dari HET Rp12.500 per kilogram.

    Penurunan harga beras SPHP terjadi semua zonasi, yakni zona 1 senilai Rp12.179 per kilogram, zona 2 Rp12.746 per kilogram, dan zona 3 adalah Rp13.235 per kilogram.

    Harga Cabai hingga Bawang Turun

    Beralih ke komoditas lain, untuk harga rata-rata cabai rawit merah di tingkat konsumen mencapai Rp40.381 per kilogram secara nasional, atau masih di dalam rentang harga acuan penjualan (HAP) nasional Rp40.000–Rp57.000 per kilogram.

    Sama halnya dengan harga rata-rata cabai merah keriting yang juga berada di dalam rentang HAP Rp37.000–Rp55.000 per kilogram, atau dibanderol Rp51.352 per kilogram. Sedangkan harga rata-rata cabai merah besar dibanderol Rp46.563 per kilogram di tingkat konsumen.

    Masih di tingkat konsumen, harga rata-rata jagung pakan peternak dipatok Rp6.623 per kilogram atau naik 14,19% dari HAP nasional di level Rp5.800 per kilogram. Di sisi lain, harga rata-rata kedelai biji kering impor turun 13,13% dari HAP nasional Rp12.000 per kilogram menjadi Rp10.425 per kilogram.

    Lalu, harga rata-rata bawang merah di tingkat konsumen mencapai Rp38.594 per kilogram dan rata-rata bawang putih dibanderol Rp36.041 per kilogram.

    Berikutnya, harga rata-rata minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah masing-masing adalah Rp20.862 per liter dan Rp17.486 per liter secara nasional. Sementara itu, harga rata-rata nasional Minyakita masih melampaui HET Rp15.700 per liter atau naik 9,57% menjadi Rp17.203 per liter.

    Kemudian, harga rata-rata gula konsumsi dan garam konsumsi masing-masing adalah Rp17.951 per kilogram dan Rp11.278 per kilogram. Harga rata-rata tepung terigu kemasan dan tepung terigu curah masing-masing adalah Rp12.877 per kilogram dan Rp9.658 per kilogram.

    Adapun untuk pangan yang bersumber dari protein hewani, seperti daging ayam ras dibanderol Rp38.377 per kilogram secara rata-rata nasional atau berada di bawah HAP nasional Rp40.000 per kilogram. Untuk harga rata-rata telur ayam ras merangkak tipis 1,46% dari HAP Rp30.000 per kilogram menjadi Rp30.438 per kilogram.

    Harga rata-rata ikan kembung dibanderol Rp41.792 per kilogram, ikan tongkol Rp34.466 per kilogram, serta ikan bandeng adalah Rp35.060 per kilogram.

    Kemudian, harga rata-rata daging sapi murni mencapai Rp133.493 per kilogram, harga rata-rata daging kerbau segar lokal Rp138.929 per kilogram, dan daging kerbau beku impor Rp102.945 per kilogram di tingkat konsumen.

  • Harga Cabai Rawit dan Bawang merah Kompak Turun

    Harga Cabai Rawit dan Bawang merah Kompak Turun

    JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah turun menjadi Rp41.271 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp43.574 per kg, begitu pun bawang merah Rp38.997 per kg turun dari sebelumnya Rp39.168 per kg.

    Mengutip Antara, berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Sabtu pukul 10.20 WIB harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional beras premium di harga Rp15.838 per kg turun dari sebelumnya Rp15.902 per kg.

    Kemudian beras medium turun menjadi Rp13.729 per kg turun dari sebelumnya Rp13.778 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.464 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.531 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.633 per kg turun dari sebelumnya Rp6.709 per kg; kedelai biji kering (impor) Rp10.665 per kg turun dari sebelumnya Rp10.684 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp37.004 per kg naik tipis dari hari sebelumnya Rp37.003 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp54.197 per kg turun dari sebelumnya Rp56.057 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp47.771 per kg turun dari sebelumnya Rp49.690 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp133.766 per kg turun dari sebelumnya Rp135.093 per kg, daging ayam ras Rp37.567 per kg turun dari sebelumnya Rp38.037 per kg, lalu telur ayam ras Rp30.311 per kg turun dari sebelumnya Rp30.472 per kg.

    Sementara itu, gula konsumsi di harga Rp17.926 per kg turun dari sebelumnya Rp17.974 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.651 per liter turun dari sebelumnya Rp20.898 per liter; minyak goreng curah Rp17.281 per liter turun dari sebelumnya Rp17.500 per liter; Minyakita Rp17.280 per liter turun dari sebelumnya Rp17.457 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.617 per kg turun dari sebelumnya Rp9.736 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.923 per kg turun dari sebelumnya Rp12.975 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp42.376 per kg naik dari sebelumnya Rp41.522 per kg; ikan tongkol Rp35.549 per kg turun dari sebelumnya Rp34.591 per kg; ikan bandeng Rp35.197 per kg naik dari sebelumnya Rp34.912 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.562 per kg naik tipis dari hari sebelumnya Rp11.560 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp100.337 per kg turun dari sebelumnya Rp105.490 kg, daging kerbau segar lokal Rp139.318 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.064 per kg.

  • Bapanas: Harga cabai rawit Rp42.318/kg, bawang merah Rp38.689/kg

    Bapanas: Harga cabai rawit Rp42.318/kg, bawang merah Rp38.689/kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah turun menjadi Rp42.318 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp44.139 per kg, begitu pun bawang merah turun menjadi Rp38.689 per kg dari sebelumnya Rp39.235 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Jumat pukul 10.00 WIB harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional beras premium di harga Rp15.861 per kg turun dari sebelumnya Rp15.972 per kg.

    Kemudian, beras medium turun menjadi Rp13.760 per kg turun dari sebelumnya Rp13.874 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.484 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.525 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp6.633 per kg turun dari sebelumnya Rp6.658 per kg; kedelai biji kering (impor) Rp10.608 per kg turun dari sebelumnya Rp10.726 per kg.

    Berikutnya, bawang putih bonggol di harga Rp36.599 per kg turun dari hari sebelumnya Rp37.234 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp53.239 per kg turun dari sebelumnya Rp56.690 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp47.593 per kg turun dari sebelumnya Rp50.272 per kg.

    Lalu, daging sapi murni Rp135.218 per kg turun dari sebelumnya Rp135.225 per kg, daging ayam ras Rp38.079 per kg turun dari sebelumnya Rp38.249 per kg, lalu telur ayam ras Rp30.380 per kg turun dari sebelumnya Rp30.623 per kg.

    Sementara itu, gula konsumsi di harga Rp17.980 per kg turun dari sebelumnya Rp18.097 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.798 per liter turun dari sebelumnya Rp20.891 per liter; minyak goreng curah Rp17.408 per liter turun dari sebelumnya Rp17.547 per liter; Minyakita Rp17.301 per liter turun dari sebelumnya Rp17.525 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.658 per kg turun dari sebelumnya Rp9.782 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.828 per kg turun dari sebelumnya Rp13.045 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.557 per kg turun dari sebelumnya Rp41.929 per kg; ikan tongkol Rp34.339 per kg turun dari sebelumnya Rp34.876 per kg; ikan bandeng Rp33.727 per kg turun dari sebelumnya Rp35.118 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.461 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.654 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp103.658 per kg turun dari sebelumnya Rp105.653 kg, daging kerbau segar lokal Rp139.444 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.250 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Telur Banyak Dipakai Jadi Menu MBG, Harganya Tembus Rp 29.000 di Madiun
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        14 Oktober 2025

    Telur Banyak Dipakai Jadi Menu MBG, Harganya Tembus Rp 29.000 di Madiun Surabaya 14 Oktober 2025

    Telur Banyak Dipakai Jadi Menu MBG, Harganya Tembus Rp 29.000 di Madiun
    Tim Redaksi
    MADIUN, KOMPAS.com
    – Harga komoditas telur ayam di pasar tradisional Kabupaten Madiun, Jawa Timur melonjak hingga tembus Rp 29.000 per kilogram.
    Diduga, kenaikkan harga telur ayam yang drastis salah satunya lantaran banyak dijadikan sebagai menu Makan Bergizi Gratis.
    Salah satu pedagang telur ayam di Pasar Pagotan, Kecamatan Geger, Asrori yang dikonfirmasi Selasa (14/10/2025) menduga, banyaknya telur ayam yang digunakan menjadi MBG menjadikan stok di pasar cepat habis.
    Kondisi itu memicu kenaikkan harga telur ayam dalam sepekan terakhir.
    “Sepekan lalu harganya masih Rp 27.000 kemudian naik menjadi Rp 28.000 lalu saat ini sudah naik menjadi Rp 29.000 per kilogramnya. Mungkin faktor (dijadikan menu makanan ) MBG ini juga berpengaruh,” kata Asrori.
    Menurut Asrori, kenaikkan harga telur ayam mengakibatkan penurunan omzet penjualannya.
    Biasanya, dalam sehari bisa terjual 15 kilogram.
    Saat ini, dengan harga Rp 29.000, dalam sehari hanya terjual sepuluh kilogram.
    “Kalau harga mahal begini banyak konsumen yang mengeluh hingga menyebabkan daya belinya berkurang,” ucap Asrori.
    Ia mengatakan, normalnya harga telur ayam di pasaran Rp 23.000 per kilogram. Namun, bila stok di pasaran cepat habis, harga akan fluktuatif naik perlahan.
    Sementara itu, seorang pelanggan, Tuminem mengaku keberatan dengan kenaikan harga telur tersebut.
    Untuk menekan biaya pengeluaran kebutuhan rumah tangga, Tuminem mengurangi jumlah pembelian telur ayam.
    “Sekarang saya beli setengah kilogram saja. Biasanya saya membeli satu kilogram untuk kebutuhan seminggu. Ya mudah-mudahan harga telur ayam cepat turun lagi,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.