Produk: Telur ayam

  • Harga Pangan 2 November 2024: Telur Ayam dan Bawang Naik, Beras Turun

    Harga Pangan 2 November 2024: Telur Ayam dan Bawang Naik, Beras Turun

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, mayoritas komoditas pangan secara rata-rata nasional mengalami kenaikan harga di tingkat pedagang eceran.

    Komoditas itu diantaranya kedelai biji kering impor, bawang, produk unggas, gula, jagung, ikan, dan tepung terigu kemasan.

    Merujuk Panel Harga Bapanas, Sabtu (2/11/2024) pukul 09.08 WIB, harga kedelai biji kering impor menjadi Rp10.800 per kilogram atau naik 1,41% dibanding hari sebelumnya.

    Harga bawang merah bergerak ke level Rp31.830 per kilogram atau naik 1,34%, sementara bawang putih bonggol naik 0,12% menjadi Rp40.060 per kilogram.

    Kenaikan harga turut terjadi pada produk unggas. Bapanas merekam, harga daging ayam ras pagi ini naik 1,90% menjadi Rp36.980 per kilogram dan telur ayam ras naik signifikan 2,39% menjadi Rp29.150 per kilogram.

    Komoditas lainnya yakni gula konsumsi dan minyak goreng kemasan sederhana turut terkerek. Di tingkat pedagang eceran, harga gula konsumsi naik 0,50% menjadi Rp18.040 per kilogram dan minyak goreng kemasan sederhana naik 1,43% menjadi Rp18.500 per kilogram.

    Kemudian, harga jagung di tingkat peternakan tembus Rp6.000 per kilogram pagi ini, atau naik 1,52% dibanding hari sebelumnya. Harga tepung terigu naik 0,23% menjadi Rp13.120 per kilogram.

    Berbagai jenis ikan, seperti ikan kembung dan ikan tongkol juga tercatat naik. Bapanas melaporkan, harga ikan kembung naik 1,21% menjadi Rp37.500 per kilogram dan ikan tongkol naik 0,42% menjadi Rp31.210 per kilogram. 

    Sementara itu, sejumlah komoditas pangan pagi ini dilaporkan turun harga. Bapanas mencatat, harga berbagai jenis beras secara rata-rata nasional mengalami penurunan.

    Harga beras premium turun 0,26% menjadi Rp15.420 per kilogram dan beras medium turun 0,30% menjadi Rp13.500 per kilogram. Harga beras SPHP stabil di level Rp12.550 per kilogram.

    Selanjutnya, berbagai jenis cabai pagi ini tercatat turun. Cabai merah keriting turun signifikan 1,56% menjadi Rp28.450 per kilogram dan cabai rawit merah turun 0,54% menjadi Rp40.460 per kilogram.

    Harga daging sapi murni turun 0,57% menjadi Rp134.070 per kilogram, tepung terigu curah turun signifikan 2,17% menjadi Rp9.910 per kilogram, dan minyak goreng curah turun 0,18% menjadi Rp16.570 per kilogram.

    Harga ikan bandeng merosot 3,33% dibandingkan hari sebelumnya, menjadi Rp31.890 per kilogram dan garam halus beryodium turun 0,52% menjadi Rp11.540 per kilogram.

  • BPS: Inflasi Emas Sejalan dengan Perekonomian Dunia

    BPS: Inflasi Emas Sejalan dengan Perekonomian Dunia

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi pada Oktober 2024 mencapai 0,08%. Jika dilihat berdasarkan komoditas pendorongnya, emas memberikan andil cukup besar.

    “Komoditas yang dominan memberikan kontribusi pada kelompok ini adalah emas perhiasan dengan andil inflasi 0,06%,” ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta,  Jumat (1/11/2024).

    Dia mengatakan, inflasi emas secara year on year (yoy) pada Oktober sebesar 35,82%. Pergerakan harga emas mengalami peningkatan dalam 1 tahun terakhir. 

    Jika melihat kondisi emas pada 2020 sampai 2024, harga emas tertinggi terjadi pada Agustus  2020. Perkembangan inflasi komoditas emas sejalan dengan perekonomian dunia.

    “Jadi ini langsung ditransmisikan dari perkembangan harga emas global. Secara cepat akan ditransmisikan ke dalam harga emas di pasar domestik mengingat harga emas di pasar domestik itu mengacu kepada harga emas internasional,” terang Amalia.

    Amalia mengatakan, kenaikan harga emas terjadi di pasar global karena dipengaruhi ketidakpastian geopolitik, seperti konflik di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina. Tekanan geopolitik ini membuat orang memilih emas sebagai instrumen investasi.

    “Selain itu, ada tren penurunan suku bunga The Fed, ini juga memacu para investor untuk beralih berinvestasi di komoditas emas,” tutur Amalia.

    Dia mengatakan, jika dikaji berdasarkan kelompok pengeluaran, andil terbesar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 0,94% dan andil inflasi sebesar 0,06%. 

    Daging ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,04%, bawang merah dengan andil inflasi 0,03%, tomat dan lauk dengan andil inflasi 0,02%, serta kopi bubuk minyak goreng, dan telur ayam ras memberikan andil inflasi sebesar 0,01%.  

  • Harga Pangan Hari Ini (2/11): Bawang dan Cabai Lebih Murah, Daging Ayam Naik

    Harga Pangan Hari Ini (2/11): Bawang dan Cabai Lebih Murah, Daging Ayam Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah harga pangan terpantau mengalami penurunan pada hari ini, seperti bawang putih, bawang merah, sertai cabai. Namun, ada pula yang terkerek naik, seperti daging ayam.

    Berdasarkan data yang tersaji pada Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sabtu (2/11/2024) pukul 07.20 WIB, harga rata-rata beras premium turun 1,62% menjadi Rp15.210 per kilogram. Begitu pun dengan rata-rata beras medium yang turun harga menjadi Rp13.390 per kilogram atau turun 1,11%.

    Namun, beras SPHP Bulog terkerek 0,16% atau sebesar Rp20. Rata-rata harga beras SPHP dipatok menjadi Rp12.570 per kilogram.

    Penurunan harga juga terjadi pada komoditas bawang merah dan bawang putih bonggol. Kedua komoditas ini masing-masing turun menjadi Rp30.740 per kilogram dan Rp39.810 per kilogram.

    Harga komoditas pangan seperti cabai merah keriting juga turun 8,06% atau sebesar Rp2.330 menjadi Rp26.570 per kilogram. Sama halnya dengan cabai rawit merah melandai 5,19% atau turun Rp2.110 menjadi Rp38.570 per kilogram.

    Untuk harga pangan kedelai biji kering impor juga terpantau turun 2,07% atau sebesar Rp220 menjadi Rp10.430 per kilogram. Sementara, harga jagung pakan di tingkat peternak naik 7,61% atau sebesar Rp450 menjadi Rp6.360 per kilogram.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni di pedagang eceran turun 3,70% atau sebesar Rp4.990 menjadi Rp129.850 per kilogram, sedangkan harga daging ayam ras justru naik Rp1.050 atau 2,89% menjadi Rp37.340 per kilogram.

    Selain daging ayam, harga rata-rata telur ayam ras di pedagang eceran juga naik 2,60% atau sebesar Rp740 menjadi Rp29.210 per kilogram.

    Harga minyak goreng kemasan sederhana naik 1,04% menjadi Rp18.430 per liter, sedangkan rata-rata minyak goreng curah turun 3,92% atau Rp650 ke harga Rp15.950 per liter.

    Di sisi lain, panel harga Bapanas menunjukkan harga rata-rata gula konsumsi di pedagang eceran naik 0,33% menjadi Rp18.010 per kilogram. Harga garam halus beryodium turun 1,98% menjadi Rp11.370 per kilogram.

    Lalu, harga rata-rata tepung terigu curah turun 1,48% menjadi Rp9.980 per kilogram. Sementara itu, tepung terigu kemasan (non-curah) terkerek tipis 0,84% menjadi Rp13.200 per kilogram.

    Beralih ke komoditas pangan yang bersumber dari protein hewani mengalami beragam harga. Untuk harga rata-rata ikan kembung bernilai Rp36.560 per kilogram, turun 1,32% atau sebesar Rp490.

    Adapun, harga rata-rata ikan bandeng juga turun 1,32% atau sebesar Rp600 menjadi Rp32.390 per kilogram. Namun, harga rata-rata ikan tongkol naik 1,74% menjadi Rp31.620 per kilogram.

  • Harga bawang merah naik menjadi Rp32.240 per kg pada 1 November

    Harga bawang merah naik menjadi Rp32.240 per kg pada 1 November

    Arsip foto – Bawang merah dijual pedagang di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (21/8/2024). ANTARA/Harianto

    Harga bawang merah naik menjadi Rp32.240 per kg pada 1 November
    Dalam Negeri   
    Calista Aziza   
    Jumat, 01 November 2024 – 11:39 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga sejumlah komoditas pangan secara umum naik per Jumat (1/11) pagi, bawang merah naik menjadi Rp32.240 per kilogram (kg).

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas pukul 09.00 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium naik 0,39 persen atau Rp60 menjadi Rp15.500 per kg.

    Begitu pun beras medium naik 0,07 persen atau Rp10 menjadi Rp13.540 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog naik 0,08 persen atau Rp10 menjadi Rp12.560 per kg.

    Berikutnya komoditas bawang merah naik di angka 4,67 persen atau Rp1.380 menjadi Rp32.240 per kg; begitu pula bawang putih bonggol naik 1,70 persen atau Rp680 menjadi Rp40.580 per kg.

    Berikutnya, harga komoditas cabai merah keriting naik 2.09 persen atau Rp610 menjadi Rp29.810 per kg; lalu cabai rawit merah juga naik 0,90 persen atau Rp370 menjadi Rp41.620 per kg.

    Selanjutnya, harga daging sapi murni ikut turun 0,15 persen atau Rp200 menjadi Rp135.130 per kg; lalu daging ayam ras naik 0,03 persen atau Rp10 menjadi Rp36.330 per kg; begitu juga telur ayam ras naik 1,51 persen atau Rp430 menjadi Rp28.970 per kg.

    Berikutnya, harga kedelai biji kering (impor) terpantau naik 0,84 persen atau Rp90 menjadi Rp10.750 per kg; begitu pun gula konsumsi naik 0,89 persen atau Rp160 menjadi Rp18.080 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan sederhana naik 1,42 persen atau Rp260 menjadi Rp18.500 per kg; begitu pun minyak goreng curah naik 0,18 persen atau Rp30 menjadi Rp16.630 per kg.

    Berikutnya harga tepung terigu curah turun 0,40 persen atau Rp40 menjadi Rp10.070 per kg; begitu pula tepung terigu non curah turun 1,07 persen atau Rp140 menjadi Rp12.980 per kg.

    Kemudian, harga jagung di tingkat peternak naik 0,84 persen atau Rp50 menjadi Rp6.030 per kg; sedangkan harga garam halus beryodium turun 1,65 persen atau Rp190 menjadi Rp11.330 per kg.

    Berikutnya, harga ikan kembung terpantau naik 2,32 persen atau Rp860 menjadi Rp37.880 per kg; sedangkan ikan tongkol turun 2,43 persen atau Rp760 menjadi Rp30.570 per kg; ikan bandeng juga turun 3,50 persen atau Rp1.160 menjadi Rp32.020 per kg.

    Sumber : Antara

  • Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar pada Oktober 2024

    Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar pada Oktober 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – Emas perhiasan menjadi komoditas utama yang mendorong inflasi pada Oktober 2024 sebesar 0,08%. Kenaikan harga emas perhiasan di dalam negeri mengikuti tren kenaikan harga emas di pasar internasional.

    Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A Widyasanti mengungkapkan, emas perhiasan termasuk dalam kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang turut menyumbang inflasi Oktober 2024 dengan andil sebesar 0,06%.

    “Komoditas emas perhiasan sebagai salah satu komoditas kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, menjadi komoditas utama penyumbang inflasi Oktober 2024 dengan andil inflasi 0,06%,” kata Amalia dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Jumat (1/11/2024).

    Amalia memaparkan, pergerakan harga emas mencatat pola berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Secara historis, komoditas emas perhiasan mengalami deflasi lima kali pada 2022 serta tiga kali deflasi pada 2023. Namun, sejak September 2023, komoditas emas perhiasan terus mengalami inflasi hingga Oktober 2024.

    Kenaikan harga emas di pasar global didorong berbagai faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya permintaan sebagai aset aman di tengah gejolak pasar.

    Selain emas perhiasan, komoditas lainnya yang menyumbang inflasi pada Oktober 2024 adalah daging ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,04%, bawang merah sebesar 0,03%, tomat 0,02%, serta nasi dengan lauk dan kopi bubuk masing-masing sebesar 0,02%.

    Sementara itu, minyak goreng, sigaret kretek mesin (SKM), dan telur ayam ras masing-masing memiliki andil sebesar 0,01% terhadap inflasi.

  • Jakpus rutin cek pasar untuk pastikan harga pangan tetap aman

    Jakpus rutin cek pasar untuk pastikan harga pangan tetap aman

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Pusat rutin melakukan pengecekan ke pasar-pasar tradisional, swalayan dan pasar lokasi binaan di wilayah tersebut untuk memastikan harga pangan aman dan terkendali.

    “Kita rutin melakukan pengawasan pangan di pasar-pasar satu bulan sekali, semua kita cek mulai dari standar keamanan, stok dan juga harganya,” kata Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan
    (KPKP) Kota Administrasi Jakarta Pusat, Penty Yunesi Pudyastuti di Jakarta, Jumat.

    Penty menyebutkan, setiap melakukan pengawasan pangan pihaknya juga memonitor melalui Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) di wilayah ataupun penyuluh dan seksi terkait.

    Menurut Penty, ada beberapa pangan yang memiliki keadaan harga tidak tetap, bisa naik atau turun (fluktuasi). Seperti bawang merah, bawang putih, ayam, telur ayam, minyak goreng, cabai rawit merah, cabai merah keriting dan daging sapi.

    Naik-turunnya harga pangan, kata Penty, bisa disebabkan beberapa faktor. Antara lain permintaan yang lebih tinggi dibandingkan penawaran, beberapa momentum seperti saat bulan Ramadhan, akhir tahun ataupun faktor cuaca.

    Baca juga: Sudin KPKP Jakpus lakukan pengawasan pangan di pusat perbelanjaan

    Setiap minggunya, menurut dia, biasanya yang sering fluktuasi harga bahan pokok tersebut. “Kalau ga naik ya turun, atau bisa juga stabil, tapi semua harga pangan masih masuk kategori aman terkendali,” ujar Penty.

    Penty menyebutkan, harga bawang merah minggu ini berkisar Rp35 ribu per kilogram (kg), bawang putih bonggol Rp40 ribu, ayam ras Rp40 ribu, telur ayam Rp26 ribu per kg.

    Minyak goreng Rp17 ribu per liter (1 botol), cabai rawit merah Rp50 ribu per kg, cabai merah keriting Rp45 ribu dan daging sapi kisaran Rp130-140 ribu per kg.

    “Kalau telur dibandingkan minggu kemarin itu mengalami penurunan harga, dari Rp28 ribu per kg, jadi Rp26 ribu per kg,” katanya.

    Sudin KPKP Jakarta Pusat bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jakarta dan Dinas Kesehatan atau Suku Dinas Kesehatan juga sudah melakukan pengawasan keamanan pangan terpadu di beberapa pasar yang ada di Jakarta Pusat pada Selasa (8/10).

    Kesimpulan dari hasil pengujian dan pemeriksaan bahan pangan usai diuji coba, yakni seluruh sampel layak dikonsumsi 100 persen.

    Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) untuk mewaspadai kenaikan harga lima komoditas pangan dengan mengecek langsung harga komoditas di daerah masing-masing.

    Adapun lima komoditas itu, yakni bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, jagung, dan minyak goreng. Langkah mengawasi komoditas tersebut menjadi bagian dari strategi pengendalian inflasi.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • BPS catat Jatim alami inflasi 0,15 persen pada Oktober 2024

    BPS catat Jatim alami inflasi 0,15 persen pada Oktober 2024

    Surabaya (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatatkan inflasi sebesar 0,15 persen (month-to-month/mtm) pada Oktober 2024 yang di antaranya dipengaruhi oleh kenaikan harga pakan unggas serta harga emas.

    “Ini (realisasi inflasi Jatim) sedikit lebih tinggi dibandingkan nasional (sebesar 0,08 persen),” kata Kepala BPS Jawa Timur Zulkipli dalam konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.

    Zulkipli menjelaskan pada Oktober terjadi kenaikan harga pakan unggas di sebagian wilayah Jawa Timur sehingga mendorong produsen untuk menaikkan harga jual produk hasil peternakan khususnya daging ayam ras dan telur ayam ras.

    Selain pakan unggas, pada bulan itu juga terjadi kenaikan pada harga emas dunia yang pada akhirnya mempengaruhi harga emas di Indonesia seperti emas Antam yang berada di kisaran Rp1,5 juta per gram.

    Dengan terjadinya inflasi pada Oktober maka inflasi tahun kalender Oktober 2024 terhadap Desember 2023 sebesar 0,81 persen (year-to-date/ytd) dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Oktober 2024 terhadap Oktober 2024 sebesar 1,66 persen.

    “Ini masih pada kisaran aman yang ditetapkan pemerintah,” ujar Zulkipli.

    Ia melanjutkan, seluruh 11 kabupaten/kota pun mengalami inflasi dengan yang tertinggi adalah Sumenep yaitu sebesar 0,36 persen sedangkan yang terendah adalah Gresik sebesar 0,07 persen.

    Untuk daerah lain yaitu Bojonegoro mengalami inflasi 0,22 persen, Madiun 0,2 persen, Tulungagung 0,25 persen, Kediri 0,16 persen, Malang 0,2 persen, Jember 0,14 persen, Probolinggo 0,2 persen, Banyuwangi 0,26 persen, dan Surabaya 0,11 persen.

    Zulkipli menuturkan apabila dilihat berdasarkan kelompok pengejaran, kelompok penyumbang inflasi tertinggi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

    Untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,41 persen (mtm) dengan andil pada inflasi Oktober 0,12 persen sedangkan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi 1,12 persen (mtm) dengan andil 0,07 persen.

    Sementara itu, kelompok pengeluaran yang menjadi penahan inflasi Oktober adalah kelompok transportasi karena mengalami deflasi hingga 0,7 persen (mtm).

    Zulkipli mengatakan kelompok transportasi mengalami deflasi karena PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM non subsidi yang berlaku mulai Oktober 2024.

    Baca juga: Pj Gubernur: Inflasi Jatim terkendali bahkan turun selama 2024

    Baca juga: Awal November harga emas merosot Rp20.000 jadi Rp1,547 juta per gram
     

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • Masih Menurun, Harga Cabai hingga Ikan Segar Sudah 7 Bulan Deflasi

    Masih Menurun, Harga Cabai hingga Ikan Segar Sudah 7 Bulan Deflasi

    Jakarta

    Indonesia akhirnya mengakhiri tren deflasi pada Oktober 2024 dengan mencatatkan inflasi sebesar 0,08% secara bulanan. Meski demikian, masih terdapat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi dalam waktu yang cukup lama.

    Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, komponen harga bergejolak mengalami deflasi 0,11%. Komponen ini memberikan andil deflasi 0,01%.

    “Komponen harga bergejolak mengalami deflasi selama tujuh bulan berturut-turut namun tekanan deflasinya semakin berkurang pada Oktober ini.”

    Adapun komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada kelompok ini adalah cabai merah, cabai rawit, kentang, dan ikan segar.

    Jika sebuah harga barang mengalami deflasi, artinya harga barang tersebut mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu. Deflasi pada harga barang biasanya menunjukkan bahwa harga barang tersebut lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, sehingga konsumen bisa membelinya dengan harga lebih murah dibandingkan sebelumnya.

    Kelompok transportasi juga mengalami deflasi 0,52% dengan andil deflasi 0,06%. Komoditas yang dominan mendorong deflasi pada kelompok ini adalah bensin dan tarif angkutan udara.

    “Komoditas bensin sudah terjadi dua bulan berturut-turut, sejalan dengan tren penurunan harga minyak pada global.” jelas Amalia.

    Deflasi sendiri masih terjadi pada 10 provinsi di Indonesia sepanjang Oktober 2024. Deflasi tertinggi disumbangkan oleh provinsi Maluku Utara.

    Sedangkan inflasi terjadi pada 28 Provinsi lainnya. Sebanyak 7 dari 9 komoditas utama pendorong inflasi pada Oktober 2024 disumbang oleh kelompok makanan minuman dan tembakau.

    Amalia menjelaskan, setelah mengalami deflasi sejak April 2024, kelompok makanan dan minuman kembali inflasi pada Oktober 2024 dan memberikan andil inflasi 0,03%.

    “Komoditas bawang merah dan telur ayam ras juga demikian, setelah beberapa sebelumnya deflasi.” katanya.

    Lihat Video: Harga Cabai Mahal, Petani di Lumajang Semringah

    (eds/eds)

  • Dari Emas hingga Kopi, Ini yang Bikin RI Akhirnya Inflasi Lagi

    Dari Emas hingga Kopi, Ini yang Bikin RI Akhirnya Inflasi Lagi

    Jakarta

    Inflasi Oktober yang dialami Indonesia akhirnya mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024. Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan Indonesia mengalami inflasi 0,08% sepanjang Oktober (mtm) atau 1,71% secara tahunan (yoy).

    Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar disumbang oleh perawatan pribadi dan jasa lainnya, dengan inflasi sebesar 0,94%. Kelompok ini memberikan andil inflasi 0,06%.

    “Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi 0,06%.” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/11/2024).

    Komoditas lainnya yang memberikan andil inflasi antara lain daging ayam ras dengan andil inflasi 0,04%, bawang merah 0,03%, tomat dan nasi dengan lauk 0,02%, serta kopi bubuk, minyak goreng, cigaret kretek mesin, dan telur ayam ras masing-masing 0,01%.

    Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,22%. Komponen ini mengalami andil inflasi sebesar 0,14%.

    “Komoditas yang memberikan andil inflasi secara dominan pada komponen inti adalah emas perhiasan, nasi dengan lauk, kopi bubuk, dan minyak goreng.” kata Amalia.

    Sementara komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,25%, dengan andil deflasi 0,05%. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah bensin dan harga tiket pesawat.

    (eds/eds)

  • Inflasi Oktober Naik 0,08 Persen Akhiri Tren Deflasi sejak Mei 2024

    Inflasi Oktober Naik 0,08 Persen Akhiri Tren Deflasi sejak Mei 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut pada Oktober 2024 terjadi inflasi sebesar 0,08% secara bulanan atau kenaikan harga indeks konsumen dari 105,93 pada September menjadi 106,01 pada Oktober 2024.

    Sementara, secara year on year (yoy) atau tahunan, terjadi inflasi sebesar 1,71% dan year to date (ytd) sebesar 0,81%.

    “Inflasi pada Oktober 2024 mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024,” ucap Amalia A Widyasanti, Plt Kepala BPS dalam pemaparan data resmi statistik, Jumat (1/11/2024).

    Ia melanjutkan, kelompok pengeluaran yang menjadi penyumbang inflasi bulanan terbesar, yakni kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 0,94% dan memberikan andil inflasi 0,06%.

    Komoditas yang dominan pada kelompok ini, yakni emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,06%. Sementara itu, terdapat komoditas yang juga memberikan andil inflasi antara lain daging ayam ras dengan inflasi sebesar 0,04%, bawang merah 0,03%, tomat dan nasi dengan lauk 0,02%, kopi bubuk, minyak goreng, sigaret kretek mesin, dan telur ayam ras sebesar 0,01%.

    Inflasi bulan ke bulan berdasarkan komponen sebesar 0,08% didorong inflasi komponen inti. Komponen inti alami inflasi 0,22% dan memberikan andil 0,41%.

    “Komponen inti terdiri dari perhiasan emas, nasi dengan lauk, kopi bubuk dan minyak goreng,” ucap Amalia.