Produk: Telur ayam

  • Harga pangan Jumat, daging ayam Rp34.150/kg, cabai rawit Rp71.300/kg

    Harga pangan Jumat, daging ayam Rp34.150/kg, cabai rawit Rp71.300/kg

    Pedagang daging ayam ras menjual dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2025) sore. ANTARA/Harianto

    Harga pangan Jumat, daging ayam Rp34.150/kg, cabai rawit Rp71.300/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 21 Februari 2025 – 16:59 WIB

    Elshinta.com – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat sejumlah komoditas pangan secara umum, yakni daging ayam ras di harga Rp34.150 per kilogram dan cabai rawit merah Rp71.300 per kg, pada Jumat pagi.

    Berdasarkan data dari PIHPS, dilansir di Jakarta, Jumat, pukul 10.20 WIB, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah di harga Rp36.800 per kg dan bawang putih di harga Rp45.600 per kg.

    Selain itu, beras kualitas bawah I di harga Rp13.450 per kg; beras kualitas bawah II Rp12.950 per kg; beras kualitas medium I Rp14.650 per kg; begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp14.300 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp15.650 per kg; dan beras kualitas super II Rp15.350 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp56.450 per kg; cabai merah keriting Rp58.100 per kg; dan cabai rawit hijau Rp40.500 per kg.

    Kemudian, daging sapi kualitas I Rp127.800 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp123.150 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.050 per kg; gula pasir lokal Rp18.650 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp19.100 per kg, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp23.100 per kg; serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp21.700 per kg.

    PIHPS juga mencatat harga telur ayam ras secara nasional di harga Rp30.400 per kg.

    Sumber : Antara

  • Polda Jatim Pastikan Stok Bahan Pokok Stabil jelang Ramadhan

    Polda Jatim Pastikan Stok Bahan Pokok Stabil jelang Ramadhan

    Surabaya (beritajatim com) – Polda Jawa Timur memastikan stok bahan pokok penting (Bapokting) stabil jelang bulan suci Ramadhan. Hal itu dipastikan setelah satgas pangan Polda Jatim melakukan pengecekan di sejumlah tempat bersama dengan stakeholder terkait.

    Kanit III Subdit I  Indagsi Kompol Harjanto Mukti Eko Utomo mengatakan, pihaknya bersama stakeholder terkait terus melakukan pengecekan dan pemantauan sejumlah harga barang kebutuhan pokok menjelang bulan suci Ramadhan  guna mengantisipasi lonjakan harga yang tidak wajar dan memastikan ketersediaan stok bapokting di pasar.

    “Kami melakukan kegiatan pengecekan terhadap Bapokting, dimana hasil pengecekan yang kami dapatkan adalah harga-harga pada umumnya terkait bahan pangan Bapokting itu seperti beras, daging ayam, daging sapi, telur ayam, gula bawang dan cabai relatif  stabil,” katanya, Kamis (20/02/2025).

    Dari hasil pengecekan, Harjanto tidak menampik adanya kenaikan harga pada harga daging ayam yang menyentuh angka Rp 36 ribu per kilogram. Namun, harga ayam itu masih dibawah Harga Ecer Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional yakni di harga Rp 40 ribu perkilogram.

    “Memang ada kenaikan pada harga daging ayam. Yang semula Rp 34 ribu kini menjadi Rp 36 ribu. Namun, itu masih dibawah standar harga yang ditetapkan Badan Pangan Nasional,” imbuhnya.

    Sementara itu, harga lombok yang sempat tinggi mencapai Rp 50 ribu per kilogram, kini sudah turun menjadi Rp 40 ribu per kilogram. Harjanto mengatakan pihaknya terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas stok agar harga tidak naik pada bulan Ramadhan yang akan dilaksanakan sekitar bulan Maret 2025.

    “Kami akan melakukan pengecekan terus hingga pasca  Hari Raya Idul Fitri 1446 H jadi jauh hari dari sebelum Ramadhan  sampai dengan seterusnya kita akan lakukan pengecekan secara berkala walaupun nanti Lebaran sudah selesai,” tegasnya.

    Harjanto berharap dengan adanya satgas pangan memiliki manfaat yang jelas untuk masyarakat. Ia juga meminta kepada pihak – pihak terkait agar turut serta mendukung serta membantu menjaga stabilitas Bapokting di Jawa Timur.

    “Semoga kegiatan satgas pangan polda jatim beserta dengan jajaran dapat memberi manfaat buat masyarakat, guna terus dapat menjamin ketersediaan serta dapat membantu menjaga stabilitas harga bapokting,” pungkasnya. [ang/suf]

  • Stok sembilan pangan pokok aman untuk operasi pasar Ramadhan

    Stok sembilan pangan pokok aman untuk operasi pasar Ramadhan

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Mentan: Stok sembilan pangan pokok aman untuk operasi pasar Ramadhan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 19 Februari 2025 – 18:35 WIB

    Elshinta.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa saat ini stok sembilan bahan pangan pokok dalam keadaan aman untuk memasok operasi pasar menjelang bulan suci Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri 2025.

    “Kita simpulkan, stok bahan pangan sembilan bahan pokok cukup, bahkan lebih dari cukup,” kata Mentan seusai Rapat Koordinasi Terbatas Ketersediaan Bahan Pangan Pokok menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2025 di Jakarta, Rabu.

    Mentan menyampaikan bahwa ketersediaan atau stok bahan pangan pokok seperti komoditas beras saat ini dalam kondisi yang aman dan siap digunakan untuk mendukung operasi pasar.

    Selain itu, Mentan mengaku bahwa saat ini kondisi harga beras dalam kondisi yang relatif stabil di seluruh Indonesia. Meski begitu, dia tidak menyebutkan secara detail harga beras di pasaran saat ini.

    “Khusus beras, stok kita ada di Bulog, ini termasuk sangat tinggi 2 juta ton. Dan harga masih stabil sehingga kita belum operasi pasar,” ujar Mentan.

    Mentan menyebutkan sejumlah bahan pangan pokok selain beras yang dalam kondisi aman di antaranya gula, minyak goreng, bawang merah telur ayam ras, dan daging ayam. Kendati demikian, Amran tidak menyebutkan secara rinci jumlah stok pangan tersebut.

    “Sembilan pangan pokok itu di antaranya daging, gula, minyak goreng, beras, bawang merah, bawang putih, telur ayam, dan seterusnya,” tutur Mentan.

    Dalam kesempatan itu, Mentan juga menegaskan, apabila ada pengusaha yang melakukan penjualan pangan pokok di atas ketetapan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, makan akan segera dilakukan penyegelan.

    Amran mengatakan bahwa apabila ditemukan pengusaha menjual pangan pokok di atas HET, maka ditindak oleh Satuan Tugas (Satgas) Pangan.

    Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak main-main, perusahaan yang melanggar terancam disegel dan dibekukan izinnya.

    Diketahui, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri, Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi hingga sejumlah asosiasi pangan melakukan rapat koordinasi persiapan operasi pasar jelang Ramadhan 2025.

    Rapat itu juga diikuti Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Novi Helmy Prasetya, Badan Pusat Statistik, PT Pos Indonesia, Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC).

    Selain itu, BUMN bidang pangan lainnya seperti ID FOOD, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Kemudian asosiasi di bidang pangan seperti Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI), Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) dan asosiasi lainnya.

    Kemudian, rapat itu juga diikuti dinas yang membidangi pangan dan perdagangan di tingkat pemerintah kabupaten/kota hingga provinsi di seluruh Indonesia secara daring.

    Sumber : Antara

  • Jelang Ramadan, Harga Sembako di Kota Bandung Merangkak Naik!

    Jelang Ramadan, Harga Sembako di Kota Bandung Merangkak Naik!

    JABAR EKSPRES – Harga sejumlah kebutuhan pokok (sembako)  di Pasar Kiaracondon, Kota Bandung, mulai merangkak naik menjelang Ramadan.

    Pedagang menyebut kenaikan ini sudah terasa sejak beberapa pekan terakhir, terutama pada komoditas sayuran, telur, dan bahan bumbu dapur.

    “Wortel hampir Rp12 ribu, sekarang jadi Rp20 ribu. Barangnya lagi mahal karena cuaca. Hampir sebulan terasa,” ujar Wawa (50), pedagang sembako di Pasar Kiaracondong kepada Jabar Ekspres, Rabu (19/2).

    Meski stok melimpah, daya beli masyarakat justru menurun. Selain sayuran, harga telur ayam juga mulai naik. Seperti yang diungkapkan Jamal (28), pedagang telur dan bahan keringan.

    Jamal mengatakan harga telur yang sebelumnya Rp26 ribu per kilogram kini mencapai Rp30 ribu. “Baru kemarin naik. Bulan kemarin mah enggak terlalu tinggi, fluktuasi saja. Tapi yang paling tinggi ini sekarang Rp30 ribu,” kata dia.

    Menurut Jamal, kenaikan harga biasanya terasa menjelang munggahan—tradisi masyarakat Jawa Barat sebelum memasuki Ramadan.

    “Bumbu-bumbuan juga naik Rp2 ribu, tadinya Rp18 ribu sekarang hampir Rp20 ribu. Gula juga dari Rp17 ribu jadi Rp19 ribu,” katanya.

    BACA JUGA: Sasar Tukang Becak, Baznas Jabar Salurkan 102 Sembako dan Layanan Kesehatan Keliling

    Meski harga naik, para pedagang memastikan stok masih aman. “Alhamdulillah stok ada, tapi kalau sudah munggahan biasanya naik lagi. Setelah itu biasanya stabil lagi,” ujar Jamal.

    Kenaikan harga pangan menjelang Ramadan memang kerap terjadi setiap tahun. Faktor cuaca dan meningkatnya permintaan diduga menjadi pemicunya.

    Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung memastikan ketersediaan pangan strategis menjelang Ramadan dalam kondisi aman. Namun, harga beberapa komoditas diprediksi mengalami kenaikan hingga 20 persen.

    Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, menyebut lonjakan harga ini merupakan pola tahunan yang selalu terjadi saat Ramadan. Selama tiga tahun terakhir, menurutnya, memang harga pangan utama seperti beras, gula, minyak goreng, dan daging selalu naik.

    “Naik sekitar 20 persen menjelang Ramadan. Ini karena konsumsi masyarakat meningkat,” kata Gin Gin saat dihubungi Jabar Ekspres, baru-baru ini.

    Selain faktor peningkatan permintaan, Gin Gin menyoroti kondisi cuaca ekstrem yang mempengaruhi produksi pangan, terutama bawang dan komoditas lain yang bergantung pada musim tanam.

  • Harga pangan Selasa: Bawang merah Rp41.350/kg, cabai rawit Rp63.400/kg

    Harga pangan Selasa: Bawang merah Rp41.350/kg, cabai rawit Rp63.400/kg

    PIHPS juga mencatatkan harga komoditas telur ayam ras secara nasional di angka Rp29.950 per kg.

    Jakarta (ANTARA) – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat sejumlah komoditas pangan secara umum, bawang merah di harga Rp41.350 per kilogram dan cabai rawit merah Rp63.400 per kg, Selasa pagi.

    Berdasarkan data dari PIHPS, dilansir di Jakarta, Selasa pukul 10.00 WIB, selain bawang merah dan cabai rawit merah, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang putih di harga Rp46.450 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp13.450 per kg; beras kualitas bawah II Rp13.000 per kg; beras kualitas medium I Rp14.650 per kg; begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp14.450 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp16.000 per kg; dan beras kualitas super II Rp15.600 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp600.100 per kg; cabai merah keriting Rp51.250 per kg; dan cabai rawit hijau Rp37.100 per kg.

    Kemudian, daging ayam ras segar Rp33.350 per kg; sedangkan daging sapi kualitas I Rp131.400 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp124.550 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.450 per kg; gula pasir lokal Rp18.650 per kg.

    Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp17.650 per kg, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp21.750 per kg; serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp20.200 per kg.

    PIHPS juga mencatatkan harga komoditas telur ayam ras secara nasional di angka Rp29.950 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • BI Jateng sebut pertumbuhan ekonomi 2025 masih kuat

    BI Jateng sebut pertumbuhan ekonomi 2025 masih kuat

    Pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut diprakirakan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih solid pada 2025

    Semarang (ANTARA) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah menyebutkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut pada tahun ini masih tetap kuat, dengan tekanan inflasi yang masih dalam rentang sasaran.

    “Pemulihan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut diprakirakan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih solid pada 2025,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra di Semarang, Senin.

    Hal tersebut disampaikannya saat kegiatan “Angkring” (updAte iNformasi dan perkembanGan eKonomi RegIonal jateNG) di Kantor Perwakilan BI Jateng, Semarang, yang berlangsung secara hybrid.

    Sejalan dengan perekonomian nasional, kata dia, perekonomian Jateng pada 2024 juga tetap tumbuh kuat sebesar 4,95 persen (year on year/yoy), meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar 4,97 persen (yoy).

    Namun, kata dia, jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa maka pertumbuhan ekonomi di Jateng relatif lebih tinggi dibandingkan Banten (4,79 persen), DKI Jakarta (4,90 persen) dan Jawa Timur (4,93 persen).

    “Pertumbuhan ekonomi Jateng yang terjaga didorong oleh permintaan domestik yang bersumber dari Konsumsi Rumah Tangga (RT) yang pada 2024 menyumbang 3,05 persen dan tumbuh 5,15 persen (yoy), utamanya bersumber dari maraknya kegiatan pesta demokrasi, didukung inflasi pangan yang terkendali sehingga menjaga daya beli,” katanya.

    Selain konsumsi RT, kata dia, investasi juga menjadi pendorong pertumbuhan 2024 dengan andil 1,88 persen dan tumbuh 6,55 persen (yoy), sejalan dengan berlanjutnya investasi sektor swasta dan pemerintah.

    Sedangkan dari sisi lapangan usaha, kata dia, sumber pertumbuhan Jateng 2024 didorong oleh kinerja lapangan usah industri pengolahan yg menyumbang 1,16 persen dan tumbuh 3,52 persen (yoy) sejalan dengan konsumsi masyarakat yang masih kuat dan ditunjang ekspor yang tumbuh signifikan.

    Selanjutnya, konstruksi menyumbang 0,84 persen dan tumbuh 7,97 persen (yoy), terutama didukung oleh penyelesaian sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditargetkan selesai pada tahun 2024, seperti Jalan Tol Yogya-Bawen Seksi I, Solo-Yogya-Kulon Progo Seksi II, dan KITB Fase I.

    Dari sisi inflasi, kata dia, Jateng mencatatkan deflasi sebesar 0,46 persen (month to month/mtm) pada Januari 2025, sejalan dengan deflasi yang juga terjadi di seluruh wilayah di Pulau Jawa.

    Ia menyebutkan komoditas penyumbang utama deflasi periode Januari 2025 adalah tarif listrik, bawang merah, telur ayam ras, mobil dan tarif kereta api.

    Namun demikian, perlu diwaspadai peningkatan harga komoditas pangan seperti beras, cabai merah, dan cabai rawit mengingat curah hujan yang cukup tinggi pada awal tahun serta peningkatan permintaan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri pada triwulan I 2025.

    Ke depan, kata dia, ekonomi Jateng diprakirakan tetap kuat dengan didukung permintaan domestik di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.

    Pertumbuhan diperkirakan bersumber dari konsumsi RT, seiring dengan kenaikan upah minimum provinsi (UMP), serta kenaikan gaji guru dan aparatur sipil negara (ASN).

    Selain itu, kata dia, dari lapangan usaha pertanian diperkirakan cuaca di tahun 2025 relatif lebih terkendali dibandingkan tahun 2024 sehingga menurunkan potensi risiko gagal panen dan komitmen pemerintah daerah untuk menambah luas tambah tanam pertanian.

    “Insyaallah pertumbuhan ekonomi di Jateng ini di tahun 2025 kami proyeksikan masih tetap kuat dan inflasi masih dalam rentan sasaran 2,5 plus minus 1 persen,” kata Rahmat.

    Turut hadir, antara lain Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng Nita Rachmenia dan Andi Reina Sari, serta hadir secara daring, yakni Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto Christoveny, Kepala Kantor Perwakilan BI Tegal Bimala, dan Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Solo Hesti Candra Sari.

    Pewarta: Zuhdiar Laeis
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ambon jamin stok pangan aman jelang Ramadhan

    Ambon jamin stok pangan aman jelang Ramadhan

    Ambon (ANTARA) – Pemerintah Kota Ambon menjamin stok pangan pada ibu kota Maluku itu aman menjelang Ramadhan hingga Lebaran 2025, misalnya tersedia stok beras 1.420 ton atau cukup memenuhi kebutuhan warga setempat untuk lima bulan ke depan.

    “Selain beras, stok kebutuhan pokok lainnya juga aman. Ini hasil rapat koordinasi dengan Perum Bulog dan PT Pelindo (Persero) serta sejumlah distributor (pangan) di Kota Ambon. Selain itu, stok pangan aman dan harga cenderung tidak mengalami kenaikan,” kata Pelaksana Tugas Wali Kota Ambon Dominggus N Kaya di Ambon, Senin.

    ​​​​​Dalam rapat koordinasi tersebut, Bulog setempat bersama distributor menjamin ketersediaan stok beras 1.420 ton dengan kebutuhan per bulan 65 ton sehingga cukup untuk lima bulan ke depan.

    Sementara itu, harga beras tidak mengalami kenaikan, rata-rata beras premium sebesar Rp14 ribu per kilogram dan beras Bulog Rp10 ribu per kilogram.

    Sementara itu, stok gula pasir diperkirakan cukup untuk 64 hari, minyak goreng hingga 201 hari, tepung terigu selama 31 hari, dan telur ayam ras hingga 42 hari.

    Merujuk data yang dihimpun dari 17 distributor dan enam ritel modern di Kota Ambon, stok minyak goreng tersedia 847.621 liter, tepung terigu 677 kilogram, gula pasir 377 ton, telur 293.706, dan daging ayam ras 384 kilogram.

    Sementara itu, stok cabai rawit kini menipis tingkat pedagang tetapi stok pada distributor mencukupi.

    “Jika stok terbatas, kami akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah untuk memasok stok cabai, sebagai bentuk kerja sama antarkabupaten,” ujarnya.

    Ia mengemukakan, stok ikan segar di Kota Ambon mengalami peningkatan dalam beberapa pekan terakhir akibat cuaca buruk yang menyebabkan stok ikan terbatas.

    “Kami juga sudah berkoordinasi dengan tiga distributor yang memiliki cold storage (gudang pendingin) untuk menjamin stok ikan cakalang dan baby tuna cukup hingga satu bulan,” ujarnya.

    Dilaporkan harga kebutuhan pada pasar tradisional stabil namun Pemkot berjanji terus memantau rutin untuk menjaga keseimbangan harga agar tetap terjangkau masyarakat.

    “Kami juga akan melakukan operasi pasar untuk memastikan tidak terjadi penimbunan bahan pokok yang berdampak pada kenaikan harga,” ujarnya.

    Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • BPS Beri Peringatan, Minta Waspada Harga Beras, Daging Ayam-Bawang

    BPS Beri Peringatan, Minta Waspada Harga Beras, Daging Ayam-Bawang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dalam dua tahun terakhir, komoditas seperti beras, daging ayam, telur ayam, bawang merah, dan bawang putih selalu mengalami kenaikan harga setiap  saat memasuki bulan puasa dan menjelang Lebaran.

    Tren ini sebagaimana disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (17/2/2025).

    “Dalam dua tahun terakhir, komoditas kebutuhan pokok seperti daging ayam, telur ayam, beras, bawang merah, dan bawang putih selalu mengalami inflasi pada momen awal Ramadan maupun Idulfitri,” ungkap Pudji.

    Misalnya seperti Ramadan tahun lalu, tepatnya pada bulan Maret 2024, Pudji memaparkan bahwa harga daging ayam naik signifikan, mencapai 5,64% secara bulanan (month-to-month/mtm). Bahkan, pada Januari 2025, kenaikan harga ayam masih tercatat 1,16% secara bulanan.

    “Sehingga, ini yang perlu kita waspadai pada saat menjelang Ramadan di 2025,” katanya.

    Hal yang sama juga terjadi pada telur ayam, yang mengalami inflasi 9,4% secara bulanan pada Maret 2024 dan masih tercatat naik 0,44% secara bulanan pada Januari 2025.

    Sementara itu, harga beras menunjukkan pola yang sedikit berbeda. Pada momen Lebaran tahun lalu, harga beras justru mengalami penurunan karena bertepatan dengan musim panen raya. Namun, kondisi berbeda terlihat pada Januari 2025, di mana harga beras mengalami inflasi sebesar 0,36% secara bulanan.

    Selain beras, bawang merah dan bawang putih juga perlu diwaspadai. Pada Maret 2024, harga bawang merah naik 2,33% secara bulanan, dan melonjak drastis hingga 30,75% secara bulanan saat Lebaran di April tahun lalu. Begitu pula dengan bawang putih, yang mengalami inflasi 3,86% secara bulanan pada Maret 2024 dan meningkat lagi 5,51% secara bulanan pada April 2024.

    “Januari 2025 tercatat bahwa beras mengalami inflasi yaitu sebesar 0,36%. Begitu juga dengan bawang merah dan bawang putih yang masih mengalami inflasi pada Januari 2025,” pungkasnya.

    Foto: Bahan paparan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (17/2/2025). (Dok. Tangkapan layar Youtube Kemendagri)
    Bahan paparan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (17/2/2025). (Dok. Tangkapan layar Youtube Kemendagri)

    (dce)

  • BPS Wanti-Wanti Inflasi Komoditas Pangan saat Ramadan & Lebaran

    BPS Wanti-Wanti Inflasi Komoditas Pangan saat Ramadan & Lebaran

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa komoditas pangan seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, hingga bawang putih selalu mengalami inflasi pada momen awal Ramadan maupun Hari Raya Idulfitri dalam dua tahun terakhir.

    Hal itu disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 di YouTube Kemendagri, Jakarta, Senin (17/2/2025).

    “Di sini terlihat bahwa dalam dua tahun terakhir komoditas kebutuhan pokok seperti daging ayam ras, telur ayam ras, beras, bawang merah, dan bawang putih selalu mengalami inflasi pada momen awal Ramadan maupun Idulfitri,” kata Pudji.

    Misalnya saja untuk daging ayam ras, Pudji menyampaikan bahwa pada lebaran 2024 yang jatuh di awal bulan, tepatnya 10 April 2024, inflasi pada komoditas ini tercatat cukup tinggi pada bulan Ramadan atau Maret 2024 sebesar 5,64% secara bulanan (month-to-month/mtm).

    Jika menengok data per Januari 2025, BPS mencatat bahwa masih terjadi inflasi untuk daging ayam ras sebesar 1,16% mtm. “Sehingga ini yang perlu diwaspadai pada saat menjelang Ramadan di 2025. Begitu juga dengan telur ayam,” tuturnya.

    Adapun, inflasi untuk telur ayam ras pada Maret 2024 adalah 9,4% mtm dan 0,44% mtm pada Januari di tahun ini. Sementara itu, beras menunjukkan fenomena yang berbeda. “Di saat itu sedang terjadi musim panen raya, sehingga disini tercatat bahwa harga beras pada bulan terjadi lebaran, itu mengalami deflasi,” imbuhnya.

    Namun pada Januari 2025, beras mengalami inflasi sebesar 0,36% mtm. Sama halnya dengan bawang merah dan bawang putih yang masih mengalami inflasi pada Januari 2025.

    Pada Maret 2024, inflasi bawang merah mencapai 2,33% mtm dan melonjak menjadi 30,75% mtm pada momentum lebaran atau April tahun lalu. Sedangkan inflasi bawang putih sebesar 3,86% mtm pada Maret 2024 dan 5,51% mtm pada April tahun lalu.

  • Mentan: Presiden ingin harga sembilan bahan pokok stabil

    Mentan: Presiden ingin harga sembilan bahan pokok stabil

    Sembilan bahan pokok harus turun harganya

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto ingin harga sembilan bahan pokok stabil untuk menjaga kesejahteraan masyarakat dan mencegah lonjakan harga yang dapat merugikan rakyat.

    Mentan mengatakan bahwa Presiden mengarahkan agar semua harga pangan terutama sembilan bahan pokok harus dalam keadaan stabil terutama menjelang bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri 2025.

    “Atas arahan Bapak Presiden Republik Indonesia, beliau menginginkan sembilan bahan pokok kita stabilkan,” kata Mentan saat membuka Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) bersama Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya di Jakarta, Senin.

    Diketahui, rapat yang dilaksanakan secara terbatas itu juga diikuti oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, jajaran Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, Badan Pusat Statistik, hingga BUMN di bidang pangan seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN), ID FOOD, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Berdikari dan pihak terkait lainnya.

    Mentan mengaku bahwa Rakortas tersebut merupakan arahan dari Presiden agar masyarakat mendapatkan harga yang terjangkau dalam memenuhi kebutuhan di bulan Ramadhan hingga Lebaran. Meski begitu, Mentan tidak menyebutkan sembilan bahan pokok tersebut.

    “Sembilan bahan pokok harus turun harganya. Itu arahan beliau (Presiden),” tegas Mentan.

    Menurut Mentan, menjaga stabilitas harga pangan penting dilakukan oleh semua pihak, terutama komoditas beras yang saat ini dinilai mengalami peningkatan produksi.

    “Kita melihat produksi kita yang biasanya bergejolak adalah beras. Ini kita perhatikan, beras adalah tanggung jawab penuh. Kita serahkan Bulog sampai kita kolaborasi. Beras ini stoknya 2 juta ton. Jadi, tidak ada alasan harga beras naik,” ucap Mentan.

    Diketahui, pemerintah telah menetapkan sembilan bahan pokok di antaranya beras, jagung, gula konsumsi, telur ayam, daging/kerbau, minyak goreng, cabai rawit merah dan lainnya.

    Sebelumnya, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi memastikan ketersediaan pangan dalam kondisi yang aman menjelang Ramadhan 2025.

    “Menjelang bulan suci Ramadhan, ketersediaan pangan nasional dalam kondisi aman dan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Selasa (4/2).

    Dia menyampaikan bahwa pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis guna menjaga ketersediaan pangan, stabilitas pasokan, dan harga pangan, termasuk penguatan cadangan pangan pemerintah (CPP).

    “Berdasarkan proyeksi neraca pangan periode Januari dan Desember 2025, update 21 Januari 2025, secara umum ketersediaan 12 komoditas pangan strategis diproyeksikan aman dan cukup,”ujar Arief.

    Khusus untuk beras, lanjut Arief, dengan adanya carry over stok di awal tahun 2025 sebesar 8 juta ton, bisa dipastikan kebutuhan pangan untuk masyarakat tidak akan mengalami kekurangan.

    Sementara itu, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog sebesar 1,9 juta ton yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, sehingga memudahkan pemerintah untuk melakukan intervensi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras di berbagai daerah.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025