Produk: Telur ayam

  • Gubernur Khofifah pantau pasokan bahan pokok di Pasar Besar Madiun

    Gubernur Khofifah pantau pasokan bahan pokok di Pasar Besar Madiun

    Secara umum, kondisi pasar sangat baik, tidak ada kenaikan harga yang signifikan.

    Madiun (ANTARA) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memantau pasokan dan ketersediaan bahan pangan pokok di Kota Madiun dengan mengunjungi Pasar Besar guna memastikan distribusi aman dan harga terkendali.

    Dengan didampingi Wali Kota Madiun Maidi, Gubernur Khofifah mendatangi lapak-lapak pedagang dan berbincang untuk menanyakan pasokan barang kebutuhan pokok dalam menghadapi Lebaran 2025.

    “Semua barang kebutuhan pokok, terpantau aman. Beras, telur, minyak goreng, dan gula, harga jualnya masih di bawah HET. Yang penting, suplai bahan pangan lancar dan stok terjamin aman,” ujar Khofifah.

    Menurut dia, Pasar Besar Madiun yang merupakan salah satu pasar tradisional yang dipantau untuk pengukuran inflasi dan deflasi di Jawa Timur terlihat ramai dikunjungi oleh masyarakat. Hal itu menunjukkan daya beli masyarakat yang cukup baik, terutama menjelang Lebaran.

    “Jadi, pasar ini menjadi salah satu sampel yang diawasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam melakukan pengukuran inflasi di wilayah Jawa Timur. Tadi kami lihat pasar cukup ramai, artinya daya beli masyarakat cukup bagus,” kata Gubernur Khofifah.

    Wali Kota Madiun Maidi yang mendampingi Khofifah menyampaikan terima kasih karena Gubernur Jatim sudah memberikan perhatian pada Kota Madiun.

    Tidak hanya mengecek harga dan pasokan, Gubernur pertama perempuan di Jatim itu juga memborong berbagai produk jualan pedagang, kemudian membagikannya kepada pengunjung pasar.

    Gubernur juga membagikan bantuan sembako kepada abang becak dan santunan kepada anak-anak duafa.

    “Alhamdulillah, Bu Gubernur ke sini untuk mengecek harga kebutuhan pokok. Ke Madiun karena kota ini salah satu daerah untuk mengukur inflasi atau deflasi oleh BPS,” kata Wali Kota Maidi.

    Maidi menjelaskan bahwa pemantauan tersebut bertujuan untuk memastikan kestabilan harga serta ketersediaan bahan pangan saat Lebaran.

    “Secara umum, kondisi pasar sangat baik, tidak ada kenaikan harga yang signifikan. Harga-harga juga masih dalam batas wajar dan tidak terjadi inflasi tinggi,” kata Maidi.

    Ia menjelaskan bahwa kondisi harga yang cukup stabil tersebut tak terlepas dari upaya Pemerintah Kota Madiun, salah satunya melalui program Warung Tekan Inflasi. Warung itu menyediakan bahan kebutuhan pokok di sejumlah titik dengan harga lebih murah.

    “Fungsinya untuk mengendalikan harga dan menjaga daya beli masyarakat. Saat harga di pasar naik, masyarakat bisa belanja di warung tekan inflasi,” katanya.

    Pantauan harga di pasaran, harga beras medium Rp13 ribu per kilogram, gula Rp17 ribu per kilogram, minyak goreng merek Minyakita Rp15.700,00 per liter, telur ayam ras Rp25 ribu per kilogram, dan daging ayam Rp35 ribu per kilogram.

    Untuk komoditas cabai, cabai rawit Rp75 ribu/kg, cabai merah keriting Rp50 ribu/kg, dan cabai merah besar Rp55 ribu/kg, sedangkan harga bawang merah Rp50 ribu/kg dan bawang putih Rp38 ribu/kg.

    Wali Kota Maidi mengatakan bahwa pasokan bahan pangan di Madiun dalam kondisi aman.

    Dengan kondisi tersebut, baik Gubernur Khofifah maupun Wali Kota Maidi berharap masyarakat dapat berlebaran dengan tenang, tanpa cemas akan kelangkaan atau lonjakan harga bahan pangan yang fantastis.

    Pewarta: Louis Rika Stevani
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Harga Cabai Rawit Tembus Rp 100 Ribu Per Kg Menjelang Lebaran 2025 – Halaman all

    Harga Cabai Rawit Tembus Rp 100 Ribu Per Kg Menjelang Lebaran 2025 – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Harga cabai rawit merah di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mencapai Rp 100.000 per kilogram dua hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Berdasarkan pantauan Tribunnews, rata-rata harga cabai rawit merah menyentuh Rp 100.000 per kg. Selain cabai merah, bawang merah juga menyentuh harga Rp 60.000 per kg.

    “Harga bawang merah Rp 60.000 per kg, bawang putih juga sama Rp 60.000 per kg. Cabai rawit merah Rp 100.000 per kg,” kata Siti, pedagang di Pasar Minggu, Sabtu (29/3/2025).

    Senada, pedagang lainnya bernama Fajar menyebut harga cabai sudah melebihi harga bawang merah maupun bawang putih. Untuk cabai rawit keriting saja Rp 80.000 per kg.

    “Cabai rawit keriting Rp 80.000 per Kg, cabai rawit Rp 100.000 per kg,” kata Fajar.

    Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga bawang merah ukuran sedang naik 4,13 persen setara Rp 1.900 menjadi Rp 47.950 per kilogram.

    Harga cabai merah besar naik 10,4 persen setara Rp 5.650 per Kg menjadi Rp 60.000. Cabai merah keriting naik 14,49 persen setara Rp 7.950 menjadi Rp 62.800 per kg. 

    Cabai rawit hijau naik 12,37 persen setara Rp 7.600 menjadi Rp 69.050 per kg, cabai rawit merah naik 10,97 persen atau setara Rp 9.700 menjadi Rp 98.150 per kg.

    Daging ayam ras segar naik 6,08 persen setara Rp 2.200 menjadi Rp 38.400 per kg, daging sapi kualitas 1 naik 5,42 persen setara Rp 7.600 menjadi Rp 147.950 per Kg.

    Gula pasir kualitas premium naik 2,02 persen menjadi Rp 20.250 per kg. Sedangkan gula pasir lokal naik 0,27 persen menjadi Rp 18.800 per kg. Harga minyak goreng curah naik 0,53 persen menjadi Rp 18.900 per kg.

    Telur ayam ras secara naik 0,83 persen menjadi Rp 30.550 per Kg serta beras kualitas bawah naik 1,44 persen menjadi Rp 14.050 per Kg.

    Sementara harga pangan yang mengalami penurunan meliputi beras kualitas bawah I turun 1,42 persen menjadi Rp 13.900 per Kg. Beras kualitas medium I turun 5,54 persen menjadi Rp 14.500 per Kg. Beras kualitas medium II turun 4,95 persen menjadi Rp 14.550 per Kg.

    Beras kualitas super U turun 3,28 persen menjadi Rp 16.200 per Kg. Beras kualitas super II turun 3,07 persen menjadi Rp 15.800. Daging sapi kualitas 2 turun 1,17 persen menjadi Rp 130.750 per Jg dan minyak goreng kemasan bermerek I turun 1,12 persen menjadi Rp 22.000 per Kg.

     

     

  • Manfaatkan Surplus Nasional, Indonesia Ekspor 1,6 Juta Telur ke AS

    Manfaatkan Surplus Nasional, Indonesia Ekspor 1,6 Juta Telur ke AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Pertanian (Kementan) siap memfasilitasi ekspor 1,6 juta butir telur ayam konsumsi ke Amerika Serikat (AS) setelah produksi nasional mengalami surplus hingga 288.700 ton atau sekitar 5 miliar butir per bulan.

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda menyatakan, kelebihan produksi ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memasok telur ke negara-negara yang mengalami krisis akibat wabah HPAI, termasuk AS.

    Negeri Paman Sam dilaporkan mengalami defisit telur yang menyebabkan lonjakan harga hingga US$ 4,11 atau sekitar Rp 68.000 per butir.

    “Kami terus mendorong peningkatan ekspor dengan memastikan kualitas, keamanan pangan, dan persyaratan negara tujuan terpenuhi,” ujar Agung di Jakarta, Sabtu (29/3/2025).

    Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendukung ekspor produk peternakan, termasuk telur ayam, untuk membantu negara-negara yang mengalami krisis pasokan.

    “Sebagai langkah awal, ekspor 1,6 juta butir telur per bulan ke AS diharapkan dapat terealisasi. Saat ini, kami sedang dalam tahap penjajakan dan pemenuhan protokol ekspor,” jelasnya.

    Sebelumnya, Indonesia telah mengekspor telur konsumsi ke Singapura dan Uni Emirat Arab (UEA). Agung menambahkan bahwa ekspor ke AS harus memenuhi standar ketat dari otoritas keamanan pangan setempat.

    “Telur yang diekspor harus berkualitas tinggi, bebas Salmonella, dan tidak mengandung residu antibiotik sesuai standar yang ditetapkan Food and Drug Administration (FDA) AS,” katanya.

    Ia memastikan ekspor ini tidak akan mengganggu pasokan dalam negeri, karena pemerintah tetap mengutamakan stabilitas harga dan ketersediaan di pasar domestik.

    “Ekspor dilakukan dengan tetap menjaga keseimbangan pasokan dan harga dalam negeri,” ujar Agung.

    Diketahui, produksi telur nasional pada 2025 diperkirakan mencapai 6,5 juta ton, sementara kebutuhan domestik sekitar 6,2 juta ton, sehingga terdapat potensi surplus sebesar 288.000 ton untuk bisa ekspor telur.
     

  • Sejumlah Negara Alami Krisis Produksi, Indonesia Siap Ekspor Telur

    Sejumlah Negara Alami Krisis Produksi, Indonesia Siap Ekspor Telur

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong ekspor telur ayam konsumsi untuk memenuhi kebutuhan negara-negara yang tengah mengalami krisis produksi, seperti Amerika Serikat (AS).

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda mengatakan pihaknya mendorong peningkatan ekspor dengan memastikan standar kualitas, keamanan pangan, dan persyaratan negara tujuan terpenuhi.

    “Sebagai tahap awal, ekspor [telur ayam] ke AS sebanyak 1,6 juta butir per bulan diyakini dapat terealisasi. Saat ini, proses penjajakan dan pemenuhan protokol ekspor tengah dilakukan,” ujar Agung dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (28/3/2025).

    Agung menyebut Indonesia sendiri telah lebih dulu mengekspor telur konsumsi ke Singapura dan Uni Emirat Arab (UEA).

    Namun, Agung menekankan telur yang diekspor juga harus memenuhi ketentuan ketat dari otoritas keamanan pangan AS.

    “Telur yang akan diekspor harus berkualitas tinggi, bebas Salmonella, serta tidak mengandung residu antibiotik agar sesuai dengan standar keamanan pangan yang ditetapkan oleh Food and Drug Administration [FDA] Amerika Serikat,” terangnya.

    Di samping itu, dia juga memastikan ekspor telur ayam ini tidak akan mengganggu kebutuhan dalam negeri. 

    Kementan mencatat, potensi produksi telur nasional pada 2025 bisa mencapai 6,5 juta ton, sedangkan kebutuhannya 6,2 juta ton. Alhasil, potensi surplus mencapai 288.700 ton atau setara 5 miliar butir per bulan. “Ekspor dilakukan tanpa mengganggu pasokan dan stabilitas harga di pasar dalam negeri,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Agung menyatakan Kementan akan terus memfasilitasi pelaku usaha dalam memenuhi standar ekspor, mulai dari kualitas, keamanan, hingga ketelusuran produk.

    “Kami siap bekerja sama dengan berbagai pihak agar ekspor telur ini berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi peternak, pelaku usaha, serta perekonomian nasional,” tuturnya.

    Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Indonesia (GPPU) Ahmad Dawami menyanggupi untuk mengekspor 1,6 juta butir telur, bahkan hingga 160 juta butir telur setiap bulan ke negara yang tengah dilanda krisis harga telur ayam alias eggflation, termasuk AS.

    Dawami menyebut bahwa produksi telur secara nasional diperkirakan mencapai 14.000 ton per hari atau 14 juta kilogram per hari. Dia juga mengeklaim pasokan telur ayam negeri tetap aman jika pemerintah mengirimkan 16 juta butir—160 juta butir setiap bulan ke AS.

    “Kalau misalkan ada ekspor 1,6 juta butir [setiap bulan] ke Amerika, nothing lah. It’s nothing lah, kalau bisa 16 juta [butir] atau 160 juta butir [setiap bulan] malah bagus, ya,” kata Dawami saat dihubungi Bisnis, Rabu (26/3/2025).

    Menurutnya, semakin tinggi ekspor telur ayam yang dilakukan Indonesia, maka semakin baik. “Kalau bisa per bulan 160 juta butir aja tidak masalah. Indonesia malah makin bagus kalau bisa demikian. Dan itu harus diinisiasi atau dipimpin atau dilokomotifi oleh pemerintah,” ujarnya.

    Dawami juga menjelaskan bahwasanya peningkatan produksi telur sejatinya mengikuti kebutuhan pasar atau permintaan masyarakat. Sehingga, jika kebutuhan telur meningkat, maka produksi juga bisa digenjot. Begitu pun sebaliknya.

    “Kalau mau dinaikkan [produksi telur ayam] itu sebenarnya tidak mengalami kesulitan, karena dengan menambah pemeliharaan, menambah pemeliharaan umur ayam saja, sudah pasti akan bertambah kan jumlah telurnya,” terangnya.

    Meski begitu, dia menyampaikan bahwa untuk melakukan ekspor telur ke negara yang dilanda eggflation seperti AS tidaklah mudah. Sebab, diperlukan sejumlah syarat agar telur ayam dalam negeri bisa lolos ke mancanegara.

    “Memang kalau lihat peluang, pasti peluang untuk ekspor dan sebagainya. Tapi kan ekspor juga tidak segampang itu. Karena ekspor itu kan perlu beberapa persyaratan,” tuturnya.

    Dawami menyebut harus ada kecocokan dengan skema government-to-government (G2G) antardua negara. Setelahnya, juga diperlukan survei dan pengecekan kualitas biosecurity ayam petelur, seperti kualitas telur, higienitas, hingga keamanan.

    “Apalagi perbedaannya kalau telur di Amerika, di Eropa itu kan hampir semuanya warnanya putih, di Indonesia warnanya coklat. Kan tidak gampang merubah pikiran orang,” tandasnya.

    Harga telur di AS sebelumnya diberitakan mampu mencapai US$4,11 atau Rp68.103 per kilogram. Sama halnya dengan harga telur di Singapura yang tembus US$3,24 atau Rp53.687 per kilogram dan di Australia US$4,13 atau Rp68.428 per kilogram.

    Selain itu, harga telur di Swiss menyentuh US$6,85 atau sekitar Rp113.534 per kilogram. Sementara itu, di Selandia Baru harga telur mencapai US$6,22 atau Rp103.063 per kilogram dan harga telur di Prancis dibanderol US$4,08 atau Rp67.606 per kilogram.

  • Harga cabai rawit Rp97.450/kg, telur ayam Rp30.200/kg

    Harga cabai rawit Rp97.450/kg, telur ayam Rp30.200/kg

    Ilustrasi – Seorang pedagang menyortir cabai rawit di Pasar Mardika, Kota Ambon, Provinsi Maluku. ANTARA FOTO/FB Anggoro

    PIHPS: Harga cabai rawit Rp97.450/kg, telur ayam Rp30.200/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 27 Maret 2025 – 14:23 WIB

    Elshinta.com – Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia mencatat sejumlah komoditas pangan secara umum, cabai rawit merah di harga Rp97.450 per kilogram (kg) dan telur ayam ras di harga Rp30.200 per kg.

    Berdasarkan data dari PIHPS, dilansir di Jakarta, Kamis pukul 11.00 WIB selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, tercatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah di harga Rp47.750 per kg, bawang putih di harga Rp46.950 per kg.

    Selain itu beras kualitas bawah I di harga Rp14.100 per kg, beras kualitas bawah II Rp13.850 per kg, beras kualitas medium I Rp15.400 per kg, begitu pun beras kualitas medium II di harga Rp15.300 per kg. Lalu, beras kualitas super I di harga Rp16.800 per kg, dan beras kualitas super II Rp16.300 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp67.300 per kg, cabai merah keriting Rp65.200 per kg, dan cabai rawit hijau Rp66.650 per kg. Kemudian, daging ayam ras di harga Rp37.600 per kg, daging sapi kualitas I Rp144.550 per kg, daging sapi kualitas II di harga Rp136.600 per kg.

    Harga komoditas berikutnya yakni gula pasir kualitas premium tercatat Rp19.850 per kg, dan gula pasir lokal Rp18.650 per kg. Sementara itu, minyak goreng curah di harga Rp18.950 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I di harga Rp22.500 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II di harga Rp21.350 per liter.

    Sumber : Antara

  • Jelang Lebaran Harga Daging, Cabai, hingga Ayam Meroket, Ini Daftarnya!

    Jelang Lebaran Harga Daging, Cabai, hingga Ayam Meroket, Ini Daftarnya!

    Jakarta: Lebaran tak lengkap tanpa hidangan khas yang menggugah selera. Opor ayam dengan kuah santan yang gurih, gulai dengan bumbu kaya rempah, serta semur daging yang manis legit menjadi menu andalan di meja makan keluarga.
     
    Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun, menjadi simbol kebersamaan dan kehangatan saat hari raya. Namun, di balik aroma harum masakan, ada satu hal yang tak bisa diabaikan yakni biasanya harga bahan pangan yang terus bergerak menjelang Lebaran.
     
    Setiap tahun, permintaan bahan makanan meningkat drastis, menyebabkan lonjakan harga, terutama pada bahan utama seperti daging, cabai, kelapa, dan bawang.

    Tahun ini pun tak jauh berbeda. Berdasarkan data terbaru, beberapa bahan pokok mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
     

    Harga bahan pokok hari ini
    Menjelang Lebaran, harga beberapa komoditas penting mengalami kenaikan. Berikut daftar harga terbaru di Jakarta per hari ini mengacu data Informasi Pangan Jakarta:

    Bahan pokok yang mengalami kenaikan harga:

    Cabai merah keriting: Rp80.000 per kg (naik Rp11.483)
    Cabai rawit merah: Rp115.000 per kg (naik Rp3.700)
    Bawang merah: Rp60.000 per kg (naik Rp699)
    Daging sapi murni (semur): Rp150.000 per kg (naik Rp6.067)
    Ayam broiler/ras: Rp42.500 per kg (naik Rp900)
    Kelapa kupas: Rp15.000 per kg (naik Rp520)

    Bahan pokok yang mengalami penurunan harga:

    Beras IR I: Rp14.000 per kg (turun Rp1.281)
    Beras IR II: Rp13.500 per kg (turun Rp416)
    Beras IR III: Rp13.000 per kg (turun Rp1.011)
    Beras muncul I: Rp15.000 per kg (turun Rp705)
    Cabai merah besar: Rp67.500 per kg (turun Rp4.250)
    Cabai rawit: Rp65.000 per kg (turun Rp3.079)
    Bawang putih: Rp48.000 per kg (turun Rp2.447)
    Daging sapi has (paha belakang): Rp145.000 per kg (turun Rp933)
    Telur ayam ras: Rp28.000 per kg (turun Rp769)
    Minyak goreng curah: Rp19.500 per kg (turun Rp355)
     
    Meski harga bahan pangan terus bergerak, semangat menyajikan hidangan terbaik untuk keluarga tetap harus dijaga.
     
    Dengan strategi yang tepat, kamu tetap bisa menikmati opor, gulai, dan semur tanpa membuat kantong jebol. Jadi, sudah siap belanja bahan makanan untuk Lebaran tahun ini? 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • TPID Kota Madiun pantau stok dan harga bahan pokok hadapi Lebaran

    TPID Kota Madiun pantau stok dan harga bahan pokok hadapi Lebaran

    Pemantauan rutin ini kami laksanakan untuk memastikan stok dan harga aman di pasaran, utamanya dalam menghadapi tingginya permintaan konsumen selama libur Lebaran

    Madiun (ANTARA) – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Madiun, Jawa Timur melakukan pemantauan stok dan harga bahan pokok (bapok) penting di pasaran guna menghadapi tingginya permintaan selama momentum Lebaran 2025.

    “Pemantauan rutin ini kami laksanakan untuk memastikan stok dan harga aman di pasaran, utamanya dalam menghadapi tingginya permintaan konsumen selama libur Lebaran,” ujar Kepala Bidang Usaha Perdagangan, Dinas Perdagangan Kota Madiun, Siti Nurjannah di Madiun, Kamis.

    Pemantau dilakukan di sejumlah lokasi, di antaranya Pasar Besar Madiun (PBM), tempat penggilingan padi di Kelurahan Sogaten, gudang agen elpiji, gudang distributor minyak goreng, dan supermakert.

    Dari hasil pantauan TPID yang merupakan gabungan dari Disdag, sejumlah OPD terkait, Pertamina, BI, dan Bulog tersebut harga sejumlah bapok di Kota Madiun cukup stabil.

    Seperti beras, minyak goreng, dan gula pasir. Meski ada kenaikan, namun tidak jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Begitu pula dengan telur ayam ras, daging sapi, dan daging ayam broiler.

    Kenaikan cukup signifikan tampak pada komoditas cabai yang mencapai Rp88 ribu per kilogram di pasar tradisional.

    Sedangkan terkait stok, TPID menjamin cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Misalnya beras yang ada di penggilingan padi. Stoknya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga satu tahun.

    “Di retail modern saat ini juga distributor sudah memasok, sehingga stoknya cukup dan harganya tidak jauh beda dari pasar tradisional,” kata Siti.

    Pihaknya meminta warga Kota Madiun tidak panik dengan membeli bahan pangan secara berlebihan karena Pemkot Madiun bersama pihak terkait memastikan stok bahan pokok aman.

    Disdag Kota Madiun juga terus berkoordinasi dengan anggota TPID lainnya termasuk Bulog, Pertamina, dan OPD terkait, untuk memantau pasokan bahan pangan, terlebih menghadapi tingginya permintaan selama libur Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Pewarta: Louis Rika Stevani
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • PTBA Salurkan Bantuan 600 Paket Sembako untuk Masyarakat Prasejahtera di Sawahlunto – Page 3

    PTBA Salurkan Bantuan 600 Paket Sembako untuk Masyarakat Prasejahtera di Sawahlunto – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Unit Pertambangan Ombilin menyalurkan 600 paket sembako untuk masyarakat prasejahtera di sekitar wilayah operasi perusahaan, panti asuhan, dan pondok pesantren di Sawahlunto, Sumatra Barat. Bantuan yang diberikan berupa beras, gula pasir, minyak goreng, telur ayam dan sirup.

    General Manager PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Unit Pertambangan Ombilin, Yulfaizon mengatakan bahwa penyaluran bantuan tersebut merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk berkontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasi.

    “Semoga bantuan yang kami salurkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan pokok, sehingga masyarakat dapat merayakan Idulfitri dengan penuh rasa syukur,” katanya.

    Sementara itu, Wakil Wali Kota Sawahlunto, Jeffry Hibatullah mengapresiasi PTBA yang berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi masyarakat Sawahlunto.

    “Mewujudkan kesejahteraan masyarakat tidak hanya tugas pemerintah saja, tetapi melibatkan dunia usaha. Paket bahan pokok yang diberikan adalah bagian dari wujud kepedulian PTBA,” ujarnya.

    “Kami Pemerintah Kota Sawahlunto dan Bukit Asam akan terus bersinergi untuk kemajuan masyarakat,” imbuh Jeffry.

  • Dokter bagikan ide menu MPASI saat mudik Lebaran

    Dokter bagikan ide menu MPASI saat mudik Lebaran

    MPASI diberikan kepada bayi berusia enam bulan atau lebih untuk menambah dan melengkapi nutrisi yang sudah tidak tercukupi dari ASI saja

    Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis anak dan konselor laktasi dr. Yovita Ananta, Sp. A membagikan ide menu Makanan Pendamping ASI (MPASI) bagi warga Jakarta yang melakukan mudik Lebaran, salah satunya nasi tim.

    Yovita mengatakan nasi tim dapat dipersiapkan sebelum berangkat mudik dan disimpan dalam wadah kedap udara seperti termos.

    “Masak nasi dengan kaldu ayam atau daging, serta potongan protein hewani hingga lunak, lalu saring atau haluskan hingga mencapai tekstur yang lembut dan mudah ditelan bayi. Menu ini umumnya cocok untuk bayi berusia enam bulan,” ujar dia melalui keterangan resminya di Jakarta, Rabu.

    Menu lainnya yakni puree telur rebus. Yovita menyarankan orang tua sebelum berangkat mudik, memastikan sudah membawa telur rebus yang sudah dikupas kulitnya. Telur yang digunakan bisa telur ayam atau telur puyuh. Selanjutnya, haluskan menggunakan garpu sampai telur benar-benar hancur.

    Selanjutnya, tambahkan sedikit ASI, susu formula, atau kuah kaldu ayam yang sudah dibuat sebelumnya.

    “Menu ini cocok dikonsumsi oleh bayi berusia 7 bulan yang sudah mulai mahir mengunyah dan menelan makanan,” kata Yovita yang berpraktik di RS Pondok Indah – Pondok Indah itu.

    Menu berikutnya yakni kentang kukus. Kentang yang sudah dikukus dapat dihaluskan hingga mencapai tekstur yang disesuaikan dengan usia si kecil. Menu tersebut dapat dikonsumsi langsung atau dicampur dengan protein pilihan seperti ayam cincang tumis atau ikan goreng yang disuwir untuk melengkapi asupan nutrisi anak.

    Yovita mengingatkan MPASI diberikan kepada bayi berusia enam bulan atau lebih untuk menambah dan melengkapi nutrisi yang sudah tidak tercukupi dari ASI saja. MPASI yang diberikan kepada bayi haruslah mengandung gizi seimbang untuk menjaga kesehatan bayi dan mengoptimalkan tumbuh kembangnya.

    “Selain nutrisi, kebersihan MPASI juga perlu diperhatikan dengan baik. Sebab, MPASI juga dapat terkontaminasi kuman penyebab penyakit, seperti diare,” demikian pesan dia.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mendag Beraksi Sidak ke Pasar di Bogor Jelang Lebaran, Temukan Ini

    Mendag Beraksi Sidak ke Pasar di Bogor Jelang Lebaran, Temukan Ini

    Bogor, CNBC Indonesia – Lima hari lagi menjelang Hari Raya Idulfitri (H-5 Lebaran), Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Kebon Kembang, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, (26/3/2025).

    Budi terpantau tiba di lokasi sekitar pukul 07.29 WIB. Sesampainya, dia langsung meninjau harga kebutuhan pokok, mulai dari beras, minyak goreng, telur, hingga daging sapi.

    Setelah berkeliling dan berbincang dengan para pedagang, Budi memastikan harga-harga bahan kebutuhan pokok masih dalam kondisi normal dan pasokan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bersiap menyambut Idulfitri.

    Berdasarkan hasil pantauan, harga beras berada di angka Rp12.000 per kg, sedikit di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp12.500 per kg.

    “Beras tadi Rp12.000 (per kg). Seharusnya kan Rp12.500 per kg (HET beras medium). Jadi malah masih di bawah HET,” kata Budi kepada wartawan di lokasi.

    Foto: Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melakukan sidak di Pasar Kebon Kembang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/3/2025). (CNBC Indonesia/Martya)
    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melakukan sidak di Pasar Kebon Kembang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/3/2025). (CNBC Indonesia/Martya)

    Sementara itu, harga telur ayam Rp27.000 per kg, daging ayam Rp37.000 per kg, dan daging sapi Rp140.000 per kg.

    “Jadi ini H-5 Lebaran ya, H-5 kita lihat tadi harga-harga di pasar ini, Pasar Kebon Kembang, harganya relatif normal,” ujarnya.

    Untuk minyak goreng kemasan sederhana merek Minyakita, dia juga memastikan harganya masih sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah.

    “Minyakita tadi Rp15.700 per liter, jadi minyakita tadi harganya Rp15.700 sesuai dengan HET. Tadi kan kita lihat ada di sana tadi banyak juga ya,” ungkap dia.

    Selain harga yang stabil, Budi juga menyoroti kondisi pasar yang cukup ramai menjelang Lebaran. Ia pun menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah berperan dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang.

    “Jadi semua rata-rata masih di bawah harga acuan ya, kalau daging tadi sesuai, pas dengan harga acuan. Jadi barang harga normal, kemudian pasokan tersedia, dan kalau kita lihat tadi pasarnya cukup ramai, semakin banyak pengunjung yang berbelanja untuk persiapan Lebaran,” jelasnya.

    Di akhir kunjungannya, dia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada dinas terkait, Satgas Pangan, supplier, distributor, dan pedagang yang telah berupaya menjaga harga tetap stabil. Ia juga mengapresiasi media yang turut serta memantau perkembangan harga kebutuhan pokok di lapangan.

    “Kami ingin meyakinkan kepada masyarakat bahwa pasokan kebutuhan cukup dan harga-harga cukup stabil. Saya kira demikian ya, terima kasih,” tutupnya.

    (wur)