Produk: Telur ayam

  • Bapanas: Harga bawang merah Rp37.900/kg, cabai rawit Rp53.800/kg

    Bapanas: Harga bawang merah Rp37.900/kg, cabai rawit Rp53.800/kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp37.900 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp44.955 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp53.800 per kg turun dari sebelumnya Rp55.398 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Jumat pukul 06.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.625 per kg naik tipis dari sebelumnya Rp15.819 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp14.130 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp14.003 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp13.000 per kg naik dari sebelumnya Rp12.565 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.813 per kg turun dari sebelumnya Rp6.131 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.390 per kg turun dari sebelumnya Rp10.845 per kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp33.400 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp39.999 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp30.762 per kg turun dari sebelumnya Rp42.697 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp28.235 per kg turun dari sebelumnya Rp42.918 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp119.647 per kg turun dari sebelumnya Rp135.045 per kg, daging ayam ras Rp33.158 per kg turun dari sebelumnya Rp34.792 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.128 per kg turun tipis dari sebelumnya 29.210 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.136 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.447 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp19.773 per liter turun dari sebelumnya Rp20.832 per liter; minyak goreng curah Rp16.818 per liter turun dari sebelumnya Rp17.587 per liter; Minyakita Rp16.318 per liter turun tipis dari sebelumnya dRp17.584 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.571 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp9.862 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.005 per kg turun dari sebelumnya Rp12.988 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp33.950 per kg turun dari sebelumnya Rp41.243 per kg; ikan tongkol 29.022 per kg turun dari sebelumnya Rp34.349 per kg; ikan bandeng Rp32.000 per kg turun dari sebelumnya Rp34.301 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp9.750 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya Rp11.665 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp99.887 per kg turun dari sebelumnya Rp104.871 kg; daging kerbau segar lokal Rp140.313 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.500 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • HPP Ayam Hidup jadi Rp18.000 per Kg, Pengusaha: Belum Untung, Tapi Tak Merugi

    HPP Ayam Hidup jadi Rp18.000 per Kg, Pengusaha: Belum Untung, Tapi Tak Merugi

    Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) buka suara ihwal harga pokok produksi ayam hidup (HPP ayam hidup) yang kini mulai berlaku di level Rp18.000 per kilogram per 19 Juni 2025.

    Sekretaris Jenderal Gopan Sugeng Wahyudi menilai peternak belum bisa meraup untung meski juga tak merugi dengan HPP yang diputuskan di level Rp18.000 per kilogram.

    “Harga Rp18.000 [per kilogram] itu harga sebenarnya belum untung, tetapi tidak merugi. Karena apa? Harga saat ini Rp14.500–15.000 [per kilogram] dari Jawa Tengah, misalnya. Kalau bisa [HPP menjadi] Rp18.000 [per kilogram] itu kan [peternak] enggak rugi,” kata Sugeng saat dihubungi Bisnis, Kamis (19/6/2025).

    Menurut Sugeng, HPP ayam hidup yang kini ditetapkan di level Rp18.000 per kilogram masih jauh dari angka ideal. Namun, sambung dia, jika komoditas ini dibiarkan dijual di kisaran Rp13.000–Rp14.000 per kilogram, maka peternak akan semakin menjerit.

    “Masih jauh [dari ideal], tetapi daripada [dijual] Rp13.000-Rp14.000 ini kan juga jauh lebih menyakitkan. Jadi ini ditetapkan Rp18.000 [per kilogram] dan kalau ternyata pasarnya sanggup, itu nanti dinaikkan lagi sambil mencari penyebabnya,” ungkapnya.

    Terlebih, Sugeng mengungkap anjloknya harga ayam hidup di tingkat peternak sudah terjadi dalam empat bulan terakhir, tepatnya pasca-Lebaran 2025. Bahkan, harganya turun drastis jika dibandingkan tahun lalu.

    Untuk itu, Sugeng berharap agar keputusan ini dapat terlaksana, yakni peternak menjual harga ayam hidup paling murah di level Rp18.000 per kilogram.

    Dia menjelaskan, HPP Rp18.000 per kilogram untuk ayam hidup ini mengacu pada harga anak ayam yang dibanderol Rp5.500 per ekor dengan harga pakan Rp8.000, sehingga biaya pokok produksi paling murah di level Rp18.000. Adapun, ke depan harganya akan mendekati harga acuan penjualan (HAP).

    Untuk diketahui, HAP ayam hidup di tingkat peternak dibanderol Rp25.000 per kilogram, sebagaimana dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 6 Tahun 2024. Ini artinya, HPP ayam hidup Rp18.000 masih jauh di bawah HAP yang telah ditetapkan.

    “Ini [HPP Rp18.000 per kilogram] harga terendah yang harus bisa terealisasi, karena ke depan harga anak ayam atau DOC [Day Old Chick/anak ayam yang baru menetas] naik, konsekuensinya harga ayam hidup juga harus naik. DOC dari Rp5.500 menjadi Rp6.500 per ekor,” terangnya.

    Mengacu catatan Gopan, terdapat 60 juta telur ayam yang siap menetas setiap minggu. Sugeng menilai, dengan volume sebanyak ini maka semestinya para peternak tidak terpuruk dan menanggung kerugian.

    “Kalau kondisi ini kan dampaknya buruk bagi pelaku usaha, khususnya peternak mandiri kecil,” imbuhnya.

    Di sisi lain, Sugeng menyebut pengenaan sanksi administratif dari pemerintah jika peternak tak menjual ayam hidup minimal Rp18.000 per kilogram untuk mengukur tingkat kepatuhan dari para peternak.

    Harga Anjlok

    Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menetapkan HPP ayam hidup (livebird) di tingkat peternak naik dari Rp17.500 per kilogram menjadi Rp18.000 per kilogram untuk semua ukuran yang mulai berlaku per 19 Juni 2025.

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda mengatakan keputusan ini diambil seiring dengan harga ayam hidup di tingkat peternak yang jauh di bawah HPP, yakni rata-ratanya dijual di level Rp14.500 per kilogram.

    Padahal, Agung mengungkap harga ayam hidup sempat bertahan di level Rp17.500 per kilogram atau sesuai HPP dalam beberapa dua pekan terakhir, namun kini harganya jatuh di level Rp14.500 per kilogram.

    “Tadi sudah disepakati [HPP ayam hidup di tingkat peternak] dari mulai integrator besar, kemudian pelaku usaha menengah dan kecil di angka Rp18.000 [per kilogram] dan ini berlaku mulai besok [Kamis, 19 Juni 2025],” kata Agung saat ditemui di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (18/6/2025).

    Di samping itu, penetapan HPP ini dilakukan untuk menjaga stabilisasi harga dan keberlangsungan usaha ayam ras broiler, terutama di Pulau Jawa.

    Saat ini, kata Agung, harga ayam hidup yang jatuh di tingkat peternak mayoritas berada di Pulau Jawa, terutama di Jawa Tengah yang merupakan sentra broiler. Kondisi serupa terjadi di Jawa Barat dan Banten.

    “Sehingga yang kami fokus tadi diskusikan adalah harga ayam hidup di tingkat peternak di Pulau Jawa. Kalau di luar Pulau Jawa ya masih di atas HPP, mendekati HPP,” terangnya.

    Untuk itu, pemerintah bersama dengan stakeholders resmi menetapkan HPP ayam hidup di tingkat peternak menjadi di level Rp18.000 per kilogram.

    “Harga Rp18.000 [per kilogram] ini adalah harga HPP atau harga minimal. Jadi kalau dijual di atas itu lebih bagus,” imbuhnya.

    Dia menjelaskan penetapan HPP ayam hidup menjadi Rp18.000 per kilogram ini berasal dari perhitungan rata-rata antara HPP PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPI) dengan HPP peternak mandiri.

    Ke depan, HPP di level Rp18.000 per kilogram ini akan secara bertahap mendekati harga acuan pembelian (HAP) di tingkat peternak seharga Rp25.000 per kilogram. Hal ini sejalan dengan Peraturan Bapanas Nomor 6 Tahun 2024.

    “Ada Peraturan Kepala Badan Nomor 6 Tahun 2024, di mana harga acuan penjualan ayam hidup di tingkat produsen itu Rp25.000 per kilogram. Ini Rp18.000 [per kilogram], itu masih jauh dari Rp25.000 [per kilogram], masih [ada gap] Rp7.000 lagi,” terangnya.

  • Harga bawang merah Rp43.413/kg, cabai rawit Rp51.962/kg

    Harga bawang merah Rp43.413/kg, cabai rawit Rp51.962/kg

    Arsip foto – Pedagang mengambil cabai rawit merah untuk ditimbang di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/7/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsjm

    Bapanas: Harga bawang merah Rp43.413/kg, cabai rawit Rp51.962/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 19 Juni 2025 – 13:07 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp43.413 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp44.263 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp51.962 per kg naik dari sebelumnya Rp52.955 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Kamis pukul 09.00 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.673 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp15.737 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.828 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.960 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.642 per kg naik dari sebelumnya Rp12.564 per kg. Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.858 per kg turun dari sebelumnya Rp6.097 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.766 per kg turun dari sebelumnya Rp10.871 kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp38.826 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp39.719 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp41.098 per kg turun dari sebelumnya Rp42.480 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp40.741 per kg turun dari sebelumnya Rp43.632 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp134.693 per kg turun dari sebelumnya Rp135.183 per kg, daging ayam ras Rp34.334 per kg turun dari sebelumnya Rp34.754 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.958 per kg turun tipis dari sebelumnya 29.121 per kg. Gula konsumsi di harga Rp18.345 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.450 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.416 per liter turun dari sebelumnya Rp20.743 per liter; minyak goreng curah Rp17.520 per liter turun dari sebelumnya Rp17.613 per liter; Minyakita Rp17.388 per liter turun tipis dari sebelumnya dRp17.593 per liter. Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.483 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp9.753 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.680 per kg turun dari sebelumnya Rp12.940 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.649 per kg naik dari sebelumnya Rp41.297 per kg; ikan tongkol 34.206 per kg turun dari sebelumnya Rp34.247 per kg; ikan bandeng Rp33.573 per kg naik dari sebelumnya Rp34.353 per kg. Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.317 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya Rp11.671 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp99.887 per kg turun dari sebelumnya Rp104.871 kg; daging kerbau segar lokal Rp140.313 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.500 per kg.

    Sumber : Antara

  • Bapanas: Harga bawang merah Rp43.413/kg, cabai rawit Rp51.962/kg

    Bapanas: Harga bawang merah Rp43.413/kg, cabai rawit Rp51.962/kg

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp43.413 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp44.263 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp51.962 per kg naik dari sebelumnya Rp52.955 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Kamis pukul 09.00 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.673 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp15.737 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.828 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.960 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.642 per kg naik dari sebelumnya Rp12.564 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.858 per kg turun dari sebelumnya Rp6.097 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.766 per kg turun dari sebelumnya Rp10.871 kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp38.826 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp39.719 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp41.098 per kg turun dari sebelumnya Rp42.480 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp40.741 per kg turun dari sebelumnya Rp43.632 per kg.

    Lalu daging sapi murni Rp134.693 per kg turun dari sebelumnya Rp135.183 per kg, daging ayam ras Rp34.334 per kg turun dari sebelumnya Rp34.754 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.958 per kg turun tipis dari sebelumnya 29.121 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.345 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.450 per kg.

    Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.416 per liter turun dari sebelumnya Rp20.743 per liter; minyak goreng curah Rp17.520 per liter turun dari sebelumnya Rp17.613 per liter; Minyakita Rp17.388 per liter turun tipis dari sebelumnya dRp17.593 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.483 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp9.753 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.680 per kg turun dari sebelumnya Rp12.940 per kg.

    Komoditas ikan kembung di harga Rp41.649 per kg naik dari sebelumnya Rp41.297 per kg; ikan tongkol 34.206 per kg turun dari sebelumnya Rp34.247 per kg; ikan bandeng Rp33.573 per kg naik dari sebelumnya Rp34.353 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.317 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya Rp11.671 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp99.887 per kg turun dari sebelumnya Rp104.871 kg; daging kerbau segar lokal Rp140.313 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.500 per kg.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Wapres dorong inovasi dan digitalisasi sentra telur di Blitar

    Wapres dorong inovasi dan digitalisasi sentra telur di Blitar

    Blitar (ANTARA) – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendorong agar peternakan rakyat dan swasta terus memperkuat kapasitasnya dengan inovasi, bisa melalui adopsi teknologi, peningkatan manajemen produksi, serta kolaborasi dengan lembaga pendidikan vokasi dan riset.

    “Penguatan hilirisasi dan efisiensi produksi diyakini menjadi kunci dalam menjadikan Indonesia tidak hanya swasembada, tetapi juga berdaya saing dalam industri pangan global,” katanya di sela kunjungannya ke peternakan petelur modern yang dikelola oleh PT Sumber Kelapa Bekcy Farm, di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Rabu.

    Kunjungan ke lokasi peternakan telur ini bagian dari kunjungan kerjanya ke Blitar yang dilakukan selama dua hari, yakni Selasa-Rabu (17-18/6).

    Kunjungan ini juga menjadi bagian dari agenda kerja Wapres dalam mendukung Blitar sebagai salah satu kontributor terbesar telur ayam konsumsi nasional, yang juga relevan dengan visi besar pemerintah Presiden Prabowo Subianto dalam penguatan ketahanan pangan nasional melalui modernisasi sektor peternakan rakyat.

    Dalam kunjungan ini, Wapres meninjau langsung proses budi daya ayam, pengepulan telur, sistem pakan otomatis, serta fasilitas penyimpanan hasil panen.

    Prosedur biosekuriti juga diterapkan secara ketat di lokasi, termasuk penggunaan jas antiseptik dan sepatu boot untuk menjaga standar kebersihan dan kesehatan kandang.

    Peternakan yang dibangun sejak tahun 2019 dan mulai beroperasi pada tahun 2020 ini memiliki luas bangunan mencapai 1 hektare. Adapun populasi ayam petelur yang dipelihara sekitar 50.000 ekor ayam yang ditempatkan dalam tiga kandang berukuran masing-masing 10 x 100 meter.

    Hasil produksi telur dari peternakan ini mencapai rata-rata 2,5 ton per kandang setiap harinya, dengan distribusi utama ke wilayah DKI Jakarta.

    Pewarta: Asmaul Chusna
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga bawang merah Rp40.831/kg, cabai rawit Rp51.373/kg

    Harga bawang merah Rp40.831/kg, cabai rawit Rp51.373/kg

    Komoditas bawang merah yang dijual di operasi pasar pangan murah di halaman Kantor Pos Flora Jakarta, Senin (24/2/2025). ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga bawang merah Rp40.831/kg, cabai rawit Rp51.373/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 16 Juni 2025 – 10:17 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp40.831 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp41.992 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp51.373 per kg turun dari sebelumnya Rp51.825 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Senin pukul 08.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, seperti beras premium di harga Rp15.788 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.727 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.940 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.944 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.526 per kg turun dari sebelumnya Rp12.569 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.749 per kg turun dari sebelumnya Rp6.205 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.842 per kg turun tipis dari sebelumnya tercatat Rp10.855 kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp39.791 per kg naik tipis dari hari sebelumnya tercatat Rp39.370 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp43.393 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp43.783 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp45.108 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp46.118 per kg.

    Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp134.684 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp135.416 per kg, daging ayam ras Rp35.429 per kg naik dari sebelumnya Rp34.908 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.441 per kg naik tipis dari sebelumnya 29.160 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.528 per kg naik tipis dari sebelumnya tercatat Rp18.443 per kg.

    Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.565 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp20.792 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.323 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp17.625 per liter; Minyakita di harga Rp17.449 per liter turun tipis dari sebelumnya di level Rp17.571 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp9.722 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp9.790 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.605 per kg turun dari sebelumnya Rp12.977 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp42.133 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp41.054 per kg; ikan tongkol di harga 35.003 per kg naik dari sebelumnya Rp34.280 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp35.000 per kg naik dari sebelumnya Rp34.490 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.422 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya tercatat Rp11.600 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp95.278 per kg turun dari sebelumnya Rp104.979 kg; daging kerbau segar lokal di harga Rp138.214 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.488 per kg.

    Sumber : Antara

  • Peringati Hari Susu Nasional 2025, Pertamina Gaungkan Program DEB Ketahanan Pangan – Page 3

    Peringati Hari Susu Nasional 2025, Pertamina Gaungkan Program DEB Ketahanan Pangan – Page 3

    Sementara itu, VP CSR & SMEPP Management Pertamina Rudi Arifianto, menjelaskan DEB Ketahanan Pangan mencakup sektor pertanian, peternakan, perikanan, sayur, palawija, termasuk diantaranya adalah susu.

    “Saat ini Kelompok Masyarakat Mitra DEB Pertamina, sudah berhasil memproduksi  1.750 liter kapasitas susu, hasil produksi empat desa dari 103 DEB ketahanan pangan. Program ini membantu dan mendukung para petani agar semakin bisa meningkatkan produktivitasnya,” jelas Rudi.

    Empat DEB yang secara khusus mengembangkan potensi peternakan sapi perah yaitu di Boyolali, Sruni, Desa Krueng Raya, dan Desa Suntejaya. Salah satu yang menonjol adalah di Boyolali, di mana hampir setiap rumah memiliki sapi perah. Kotoran sapi yang sebelumnya menjadi limbah, kini diolah menjadi biogas melalui lebih dari 100 unit biodigester.

    “Saat ini Kelompok Masyarakat Mitra DEB Pertamina, sudah berhasil memproduksi  1.050 liter kapasitas susu per hari, di 4 desa dari 103 DEB ketahanan pangan. Program ini membantu dan mendukung para petani agar semakin bisa meningkatkan produktivitasnya,” jelas Rudi.

    Empat DEB yang secara khusus mengembangkan potensi peternakan sapi perah, yaitu di Desa Keposong, Desa Sruni dan Desa Gedangan di Kabupaten Boyolali, serta Desa Suntejaya, Kabupaten Bandung. Salah satu yang menonjol adalah di Desa Keposong, di mana hampir setiap rumah memiliki sapi perah. Kotoran sapi yang sebelumnya menjadi limbah, kini diolah menjadi biogas dengan kapasitas 20 meter kubik, warga yang sebelumnya harus membeli gas elpiji untuk kebutuhan sehari-hari. 

    Selain itu, di Desa Gedangan kini juga mengolah hasil susu menjadi produk bernilai tambah seperti tahu susu, susu pasteurisasi, dan donat susu.

     

    Salah satu peserta Hari Susu Nusantara, Muhammad Afyan yang juga mahasiswa asal Pekanbaru memberikan apresiasi atas upaya Pertamina mendukung ketahanan pangan.

    “Menurut saya, program-program terkait pangan yang diinisiasi Pertamina, memiliki tingkat sustainable yang tinggi, melalui upaya tersebut tentunya saya berharap ketahanan pangan Indonesia bisa semakin meningkat. Semoga upaya yang dilakukan Pertamina bisa meningkatkan ketahanan pangan negara Indonesia,” harapnya.

    Melalui program DEB Ketahanan Pangan, Pertamina membuktikan bahwa akses energi terbarukan di desa mampu menciptakan sistem pangan yang lebih tahan krisis, inklusif, dan berdaya saing. Dari telur ayam, sayur hidroponik, pupuk organik, hingga segelas susu yang diminum, semuanya adalah hasil nyata dari gotong royong, teknologi tepat guna, dan energi sehat yang terus mengalir dari desa ke seluruh Indonesia.

     

    (*)

  • Peringati Hari Susu Nasional 2025, Pertamina Perkuat Program DEB Ketahanan Pangan dari Desa

    Peringati Hari Susu Nasional 2025, Pertamina Perkuat Program DEB Ketahanan Pangan dari Desa

    Peringati Hari Susu Nasional 2025, Pertamina Perkuat Program DEB Ketahanan Pangan dari Desa
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com –
    Peringatan
    Hari Susu Nasional
    2025 sukses digelar di
    car free day
    Jakarta, Minggu (15/6/2025).
    Ratusan peserta berkumpul sepanjang 1,1 kilometer dari Bundaran Hotel Indonesia hingga Taman Budaya Dukuh Atas
    Tahun ini, Hari Susu Nasional mengusung tema “Penuhi Gizi melalui Konsumsi Susu” dan slogan “Susu untuk Negeri: Segelas Susu untuk Indonesia yang Lebih Sehat.”
    Saat membuka acara, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa
    ketahanan pangan
    merupakan salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
    Hal itu juga sejalan dengan inisiatif
    Desa Energi Berdikari
    (DEB)
    Ketahanan Pangan

    Pertamina
    . Saat ini, dari total 172 DEB yang tersebar di seluruh Indonesia, sebanyak 103 di antaranya telah berkontribusi secara aktif dalam mendukung ketahanan pangan melalui pendekatan energi berbasis masyarakat.
    Inisiatif tersebut tidak hanya berfokus pada hasil pertanian, tetapi juga menempatkan energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai fondasi untuk membangun sistem pangan yang berkelanjutan.
    Pada kesempatan itu, Zulkifli Hasan bersama jajaran turut mengunjungi
    booth
    Pertamina. Mereka mendapat penjelasan langsung dari Corporate Secretary Pertamina Brahmantya S Poerwadi serta Vice President (VP) Corporate Social Responsibility (CSR) dan Small Medium Enterprise Partnership Program (SMEPP) Management Pertamina Rudi Ariffianto.
    “Pertamina mendukung penuh penyelenggaraan Hari Susu Nasional ini karena sejalan dengan salah satu dari tiga pilar tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Pertamina, yakni pilar kesehatan, khususnya pendidikan ibu dan anak. Konsumsi susu menjadi aspek penting yang perlu terus digalakkan,” ujar Brahmantya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu.
    Rudi menambahkan, program DEB Ketahanan Pangan Pertamina mencakup berbagai sektor, seperti pertanian, peternakan, perikanan, sayur, palawija, dan susu.
    “Saat ini, kelompok masyarakat mitra DEB Pertamina telah berhasil memproduksi total 1.050 liter susu per hari di empat desa dari 103 DEB Ketahanan Pangan. Program tersebut turut membantu dan mendukung para petani untuk meningkatkan produktivitasnya,” ucap Rudy.
    Empat DEB yang secara khusus mengembangkan peternakan sapi perah, yaitu di Desa Keposong, Desa Sruni, dan Desa Gedangan di Kabupaten Boyolali, serta Desa Suntejaya, Kabupaten Bandung,
    Adapun Desa Keposong merupakan salah satu contoh yang menonjol. Pasalnya, hampir setiap rumah di sana memiliki sapi perah. Kotoran sapi yang sebelumnya menjadi limbah pun diolah menjadi biogas dengan kapasitas 20 meter kubik melalui lebih dari 100 unit
    biodigester
    .
    Hasilnya, warga yang semula bergantung pada gas elpiji kini tidak lagi.
    Warga Boyolali juga mengolah susu menjadi produk bernilai tambah, seperti tahu susu, susu pasteurisasi, dan donat susu.
    Apresiasi terhadap program tersebut juga datang dari peserta Hari Susu Nasional, yakni Muhammad Afyan.
    “Menurut saya, program pangan yang diinisiasi Pertamina memiliki tingkat keberlanjutan yang tinggi. Saya berharap, langkah ini bisa memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujar mahasiswa asal Pekanbaru itu
    Melalui program DEB Ketahanan Pangan, Pertamina membuktikan bahwa akses energi terbarukan di desa mampu menciptakan sistem pangan yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing.
    Mulai dari telur ayam, sayur hidroponik, pupuk organik, hingga segelas susu yang dinikmati masyarakat, semuanya menjadi bukti konkret gotong royong, pemanfaatan teknologi tepat guna, serta energi sehat yang mengalir dari desa untuk Indonesia.
    Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan
    Berkelanjutan.

    Selengkapnya

    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga bawang merah Rp39.090/kg, cabai rawit Rp48.536/kg

    Harga bawang merah Rp39.090/kg, cabai rawit Rp48.536/kg

    Arsip foto – Pedagang melayani pembeli sayuran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (1/8/2024). ANTARA FOTO/Reno Ensir.

    Bapanas: Harga bawang merah Rp39.090/kg, cabai rawit Rp48.536/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 15 Juni 2025 – 11:20 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp39.090 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp41.843 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp48.536 per kg turun dari sebelumnya Rp52.557 per kg.

    Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Minggu pukul 08.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.552 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.712 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.684 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.998 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.594 per kg turun dari sebelumnya Rp12.551 per kg.

    Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.763 per kg turun dari sebelumnya Rp6.119 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.803 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp10.879 kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp38.180 per kg turun tipis dari hari sebelumnya tercatat Rp40.206 per kg.

    Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp39.479 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp44.319 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp40.485 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp46.200 per kg.

    Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp134.027 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp135.447 per kg, daging ayam ras Rp33.793 per kg turun dari sebelumnya Rp34.921 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.602 per kg turun tipis dari sebelumnya 29.248 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.274 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.493 per kg.

    Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.170 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp20.811 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.238 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp17.643 per liter; Minyakita di harga Rp17.272 per liter turun tipis dari sebelumnya di level Rp17.554 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp9.633 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp9.781 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.758 per kg turun dari sebelumnya Rp13.009 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp40.342 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp41.191 per kg; ikan tongkol di harga 32.608 per kg turun dari sebelumnya Rp34.324 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp32.658 per kg turun dari sebelumnya Rp34.611 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.669 per kg turun tipis dibandingkan harga sebelumnya tercatat Rp11.671 per kg.

    Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp99.231 per kg turun dari sebelumnya Rp105.092 kg; daging kerbau segar lokal di harga Rp139.375 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.385 per kg.

    Sumber : Antara

  • Harga bawang merah Rp39.798/kg, cabai rawit Rp50.523/kg

    Harga bawang merah Rp39.798/kg, cabai rawit Rp50.523/kg

    Sejumlah komoditas cabai rawit merah dan cabai merah keriting yang dijual pedagang di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (15/3/2025). ANTARA/Harianto

    Bapanas: Harga bawang merah Rp39.798/kg, cabai rawit Rp50.523/kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 14 Juni 2025 – 14:39 WIB

    Elshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga bawang merah tingkat konsumen mencapai Rp39.798 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp41.018 per kg, sedangkan cabai rawit merah Rp50.523 per kg turun dari sebelumnya Rp51.861 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Sabtu pukul 10.00 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.755 per kg naik tipis dari sebelumnya di harga Rp15.723 per kg.

    Lalu, beras medium di harga Rp13.917 per kg turun tipis dari hari sebelumnya Rp13.992 per kg; lalu beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog di harga Rp12.516 per kg turun dari sebelumnya Rp12.566 per kg. Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.991 per kg turun dari sebelumnya Rp6.186 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.878 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp10.829 kg.

    Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp40.041 per kg turun tipis dari hari sebelumnya tercatat Rp40.045 per kg. Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp43.293 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp44.478 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp45.066 per kg turun dari hari sebelumnya tercatat Rp46.621 per kg.

    Bapanas juga mencatat komoditas daging sapi murni di harga Rp135.278 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp135.091 per kg, daging ayam ras Rp34.415 per kg turun dari sebelumnya Rp35.043 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.994 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp29.222 per kg.

    Gula konsumsi di harga Rp18.510 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp18.482 per kg. Kemudian, harga minyak goreng kemasan di harga Rp20.591 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp20.835 per liter; minyak goreng curah di harga Rp17.462 per liter turun dari sebelumnya tercatat Rp17.678 per liter; Minyakita di harga Rp17.460 per liter turun tipis dari sebelumnya di level Rp17.534 per liter.

    Selanjutnya, tepung terigu curah di harga Rp9.737 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp9.787 per kg; lalu tepung terigu kemasan di harga Rp12.850 per kg turun dari sebelumnya Rp13.005 per kg.

    Berikutnya, komoditas ikan kembung di harga Rp41.972 per kg naik dari sebelumnya tercatat Rp40.727 per kg; ikan tongkol di harga 34.331 per kg naik dari sebelumnya Rp33.952 per kg; lalu ikan bandeng di harga Rp33.344 per kg turun dari sebelumnya Rp34.361 per kg.

    Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.646 per kg naik tipis dibandingkan harga sebelumnya tercatat Rp11.644 per kg. Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp104.919 per kg turun dari sebelumnya Rp105.402 kg; daging kerbau segar lokal di harga Rp136.818 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp140.488 per kg.

    Sumber : Antara