Lonjakan Harga-harga di Mahulu Dampak Kemarau, Beras Tembus Rp 1,2 Juta Per Karung, Migor Rp 200.000 Per 2 Liter
Editor
MAHAKAM ULU, KOMPAS.com
– Harga-
harga kebutuhan pokok
di Kabupaten
Mahakam Ulu
, Kalimantan Timur, mengalami lonjakan tajam akibat dampak
kemarau panjang
yang mengganggu
akses transportasi
barang ke daerah tersebut.
Harga beras kini mencapai Rp 1,2 juta per karung berisi 25 kilogram, sedangkan elpiji ukuran 3 kilogram dijual dengan harga Rp 400.000 per tabung.
Kenaikan harga ini bisa mencapai lebih dari 100 persen.
Long Pahangai dan Long Apari menjadi kecamatan yang paling terdampak oleh situasi ini.
Surutnya Sungai Mahakam membuat pengangkutan barang menggunakan armada sungai, seperti longboat dan speedboat, tidak dapat dilakukan secara normal.
“Wilayah Long Pahangai dan Long Apari saat ini sangat kesulitan mendatangkan barang karena Sungai Mahakam sudah sangat surut. Armada sungai sulit melintas,” ungkap Huvang, salah satu warga setempat, saat diwawancarai pada Jumat (25/7/2025).
Meskipun terdapat alternatif akses darat, opsi tersebut sangat terbatas.
Mobil jenis double cabin hanya dapat mencapai titik tertentu, seperti Long Lunuk.
Namun, biaya sewa mobil untuk mengantar barang sangat mahal, berkisar antara Rp 5 juta hingga Rp 6 juta per perjalanan.
“Truk agak sulit masuk karena medan berat. Jadi hanya mobil biasa yang bisa, itu pun kapasitasnya kecil,” tambah Huvang.
Dampak dari kemacetan logistik ini sangat terasa dalam lonjakan harga sejumlah bahan pokok.
Rini, warga Long Apari lainnya, menyatakan bahwa harga beras kini mencapai Rp 1,2 juta per karung berisi 25 kilogram.
“Di kampung kami, harga satu sak beras sudah Rp 1,2 juta. Minyak goreng dua liter Rp 200.000, dan yang lima liter Rp 250.000,” ucap Rini.
Harga elpiji ukuran 3 kilogram kini mencapai Rp 400.000, sementara gas ukuran 12 kilogram bahkan bisa menembus Rp 1 juta.
Selain itu, harga gula pasir melonjak menjadi Rp 40.000 per kilogram, dan sebutir telur ayam dihargai Rp 10.000.
Harga-harga itu rata-rata melonjak lebih dari 100 persen.
Rini juga menambahkan bahwa satu-satunya transportasi menuju kampung-kampung terdalam, seperti Nohatifap, hanya dapat menggunakan perahu ces, dengan harga bahan bakar mencapai Rp 30.000 hingga Rp 40.000 per liter.
“Kalau musim kemarau, jalur air makin sulit. Transportasi darat hanya sampai Tiong Ohang. Selebihnya, semua harus lewat sungai lagi,” ujarnya dengan nada prihatin.
Baik Huvang maupun Rini berharap pemerintah dapat memperhatikan akses darat ke Mahulu, khususnya ke wilayah hulu.
Mereka berpendapat bahwa jika infrastruktur jalan ditingkatkan, distribusi logistik bisa lebih murah dan stabil, terutama saat musim kemarau.
“Kalau akses darat baik, ongkos distribusi bisa ditekan. Sekarang ini, kemarau panjang membuat kami benar-benar terisolasi,” tutur Huvang.
Pemerintah daerah diharapkan segera turun tangan untuk mencari solusi jangka pendek dan jangka panjang agar krisis logistik seperti ini tidak terus berulang.
(Penulis: Kontributor Kalimantan Timur, Pandawa Borniat)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Produk: Telur ayam
-
/data/photo/2025/07/25/6883917660128.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Lonjakan Harga-harga di Mahulu Dampak Kemarau, Beras Tembus Rp 1,2 Juta Per Karung, Migor Rp 200.000 Per 2 Liter Regional 26 Juli 2025
-

Pram akan pelajari penyebab angka kemiskinan di Jakarta meningkat
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Pram akan pelajari penyebab angka kemiskinan di Jakarta meningkat
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Jumat, 25 Juli 2025 – 23:23 WIBElshinta.com – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo akan mempelajari lebih lanjut penyebab kenaikan jumlah penduduk miskin di Jakarta berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta.
“Apakah itu betul kemiskinan karena semata-mata warga yang ada di Jakarta atau memang sekarang persoalannya orang menaruh harapan yang tinggi untuk datang di Jakarta dan itu datang dari berbagai daerah,” kata Pram saat ditemui di Anjungan Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat.
Menurut Pram, saat ini jumlah pencari kerja di Jakarta mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kondisi ini bisa saja berpengaruh pada data kemiskinan yang dikeluarkan BPS.
BPS Provinsi Jakarta mencatat tingkat kemiskinan di Jakarta mengalami kenaikan pada Maret 2025.
Kepala BPS Jakarta Nurul Hasanudin menyampaikan, persentase penduduk miskin mencapai 4,28 persen, meningkat 0,14 persen poin dibandingkan September 2024 yang sebesar 4,14 persen.
“Jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 tercatat sebanyak 464,87 ribu orang. Naik sekitar 15.800 orang dibandingkan enam bulan sebelumnya,” kata Nurul dalam rilis data resmi di Kantor BPS Jakarta, Jumat.
Meski begitu, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Maret 2024), persentase kemiskinan di Jakarta sedikit menurun dari 4,30 persen menjadi 4,28 persen.
Kenaikan jumlah penduduk miskin salah satunya dipengaruhi oleh naiknya garis kemiskinan. Pada Maret 2025, garis kemiskinan Jakarta tercatat sebesar Rp 852.798 per kapita per bulan atau naik 6,79 persen dari September 2024.
Begitu garis kemiskinan naik, penduduk yang sebelumnya sedikit di atas garis itu bisa langsung terdampak dan masuk kategori miskin,” kata Nurul.
Komoditas penyumbang terbesar dari sisi makanan adalah beras (16,65 persen), rokok kretek filter (9,53 persen), daging ayam ras (5,06 persen), telur ayam ras (4,87 persen) serta sayur dan bawang merah.
Sumber : Antara
-
/data/photo/2025/07/23/68805e366cc7a.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pertanyakan Angka Kemiskinan Naik, Pramono: Karena Warga Lokal atau Pendatang? Megapolitan 25 Juli 2025
Pertanyakan Angka Kemiskinan Naik, Pramono: Karena Warga Lokal atau Pendatang?
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Gubernur DKI
JakartaPramono Anung
menyatakan akan mempelajari lebih lanjut penyebab kenaikan jumlah penduduk miskin di Jakarta berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta.
Pramono mempertanyakan, apakah peningkatan tersebut benar-benar berasal dari warga Jakarta atau justru dipengaruhi oleh tingginya jumlah pendatang baru yang datang ke Jakarta untuk mencari penghidupan.
“Apakah itu betul kemiskinan karena semata-mata warga yang ada di Jakarta atau memang sekarang persoalannya orang menaruh harapan yang tinggi untuk datang di Jakarta dan itu datang dari berbagai daerah,” ucap Pramono saat ditemui di Anjungan Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (25/7/2025).
Menurut dia, saat ini jumlah pencari kerja di Jakarta mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Pramono menilai kondisi ini bisa saja berpengaruh pada data kemiskinan yang dikeluarkan BPS.
“Maka orang yang mencari pekerjaan di Jakarta sekarang ini naik secara signifikan,” kata Pramono, lanjut dia.
Adapun, BPS Provinsi Jakarta mencatat, tingkat kemiskinan di Jakarta mengalami kenaikan pada Maret 2025.
Kepala
BPS Jakarta
Nurul Hasanudin menyampaikan, persentase penduduk miskin mencapai 4,28 persen, meningkat 0,14 persen poin dibandingkan September 2024 yang sebesar 4,14 persen.
“Jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 tercatat sebanyak 464,87 ribu orang. Naik sekitar 15.800 orang dibandingkan enam bulan sebelumnya,” kata Nurul dalam rilis data resmi di Kantor BPS Jakarta, Jumat.
Meski begitu, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Maret 2024), persentase kemiskinan di Jakarta sedikit menurun dari 4,30 persen menjadi 4,28 persen.
Kenaikan jumlah penduduk miskin salah satunya dipengaruhi oleh naiknya garis kemiskinan.
Pada Maret 2025, garis
kemiskinan Jakarta
tercatat sebesar Rp 852.798 per kapita per bulan, atau naik 6,79 persen dari September 2024.
“Begitu garis kemiskinan naik, penduduk yang sebelumnya sedikit di atas garis itu bisa langsung terdampak dan masuk kategori miskin,” kata Nurul.
Komoditas penyumbang terbesar dari sisi makanan adalah beras (16,65 persen), rokok kretek filter (9,53 persen), daging ayam ras (5,06 persen), telur ayam ras (4,87 persen), serta sayur dan bawang merah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Beras, Rokok, hingga Skincare, Ini Daftar Barang Penyumbang Garis Kemiskinan Versi BPS
Bisnis.com, JAKARTA — BPS melaporkan bahwa jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 24,06 juta orang atau 8,57% per September 2024, dengan garis kemiskinan Rp609.160 per kapita per bulan.
Tingkat kemiskinan itu menjadi yang terendah sejak pertama kali angka kemiskinan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1960.
“Maret 2025 jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 23,85 juta, atau turun 0,2 juta orang dibandingkan kondisi September 2024,” ujar Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta pada Jumat (25/7/2025).
Dia menjabarkan bahwa tingkat kemiskinan itu diperoleh berdasarkan garis kemiskinan Maret 2025 yang sebesar Rp609.160 per kapita per bulan. Angka tersebut naik 2,34% dari garis kemiskinan pada September 2024 sebesar Rp595.242 per kapita per bulan.
BPS mendefinisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan. Setiap orang yang memiliki pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan tergolong sebagai penduduk miskin.
Terdapat dua komponen dalam perhitungan garis kemiskinan oleh BPS, yakni garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM). Penetapan itu mengacu pada konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar atau basic needs approach.
Terdapat 52 jenis komoditas yang ada dalam garis kemiskinan makanan. Semua komoditas itu menjadi acuan perhitungan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan setara 2.100 kkal per kapita per hari.
Adapun, untuk garis kemiskinan bukan makanan, terdapat 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis di perdesaan.
Pada Maret 2025, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GKM, baik di perkotaan maupun perdesaan, yang terbesar adalah beras. Kontribusinya mencapai 21,06% di perkotaan dan 24,91% perdesaan.
Rokok kretek filter memberikan kontribusi terbesar kedua bagi perhitungan garis kemiskinan, yakni 10,72% di perkotaan dan 9,99% di perdesaan. Jumlahnya lebih banyak dibandingkan komoditas makanan bergizi (telur ayam ras 4,50%, daging ayam ras 4,22%, tempe 1,77%, tahu 1,72%) maupun kebutuhan pendidikan (2,07%) dan kesehatan (0,72%).
Sementara itu, dalam komponen GKBM, pengeluaran untuk perumahan menjadi yang terbesar, disusul oleh bensin dan listrik.
Berikut daftar komoditas yang memberikan sumbangan besar bagi garis kemiskinan:
-

Garis kemiskinan rumah tangga di Jakarta Rp4,1 juta
Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI mencatat garis kemiskinan per rumah tangga di DKI Jakarta tercatat sebesar Rp4.178.563 per bulan pada Maret 2025, turun 1,42 persen dibandingkan kondisi September 2024 yang sebesar Rp4.238.886.
Angka ini didapatkan dari besaran garis kemiskinan di Jakarta pada Maret 2025 yang mencapai Rp852.768 per kapita per bulan dan rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin sebanyak 4-5 orang (rata-rata 4,0).
“Dari hasil Susenas (Survei Ekonomi Nasional), Jakarta pada kondisi Maret 2025 secara rata-rata, satu rumah tangga miskin yang ada di Jakarta itu memiliki 4,9 anggota rumah tangga,” kata Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin di Jakarta, Jumat.
Adapun garis kemiskinan di Jakarta pada Maret 2025 lebih tinggi dari nasional yakni Rp609.160 per kapita per bulan.
“Artinya ini menjadi satu gambaran betapa standar kebutuhan daripada masyarakat di Jakarta, secara besaran pengeluaran itu sangat tinggi dibandingkan daerah-daerah lain yang ada di Indonesia,” kata Hasanudin .
Angka garis kemiskinan ini mengalami kenaikan sebesar 0,79 persen dibandingkan September 2024 yang sebesar Rp 846.085 per kapita per bulan.
Garis kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan penduduk miskin. Sementara penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
Secara keseluruhan persentase sumbangan komoditas makanan sebesar 69,41 persen dan sumbangan komoditas bukan makanan 30,59 persen terhadap garis kemiskinan Maret 2025.
Komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan makanan (GKM) di Jakarta yakni beras, dengan andil mencapai 23,99 persen, diikuti komoditas rokok kretek filter sebesar 13,73 persen.
Komoditas makanan lainnya yang memberikan sumbangan pada GKM yaitu daging ayam ras dan telur ayam ras yang masing-masing sebesar 7,29 persen serta 6,92 persen.
Komoditas lainnya meliputi mi instan (3,78 persen), roti (3,40 persen), kopi bubuk & kopi instan (sachet) (3,30 persen), dan kue kering/biskuit (2,84 persen).
Sementara, komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan adalah perumahan (40,33 persen), kemudian listrik (12,46 persen), pendidikan (8,12 persen), bensin (7,77 persen), perlengkapan mandi (4,24 persen), serta angkutan (3,80 persen).
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Garis kemiskinan DKI pada Maret 2025 lebih tinggi dari nasional
Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengemukakan garis kemiskinan di Jakarta pada Maret 2025 sebesar Rp852.768, lebih tinggi dari nasional yakni Rp609.160 per kapita per bulan.
“Artinya ini menjadi satu gambaran betapa standar kebutuhan daripada masyarakat di Jakarta, secara besaran pengeluaran itu sangat tinggi dibandingkan daerah-daerah lain yang ada di Indonesia,” kata Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin di Jakarta, Jumat.
Hasanudin mengatakan garis kemiskinan di Jakarta pada Maret 2025 mengalami kenaikan sebesar 0,79 persen dibandingkan September 2024 yang sebesar Rp 846.085 per kapita per bulan.
Garis kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan penduduk miskin. Sementara penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
“Ada yang makanan distribusinya sebesar 69,41 persen dan yang bukan makanan sebesar 30,59 persen. Garis kemiskinan makanan terkait nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilokalori per kapita per hari,” jelas dia.
Adapun, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan makanan (GKM) di Jakarta yakni beras, dengan andil mencapai 23,99 persen, diikuti komoditas rokok kretek filter sebesar 13,73 persen.
Komoditas makanan lainnya yang memberikan sumbangan pada GKM yaitu daging ayam ras dan telur ayam ras yang masing-masing sebesar 7,29 persen serta 6,92 persen.
Komoditas lainnya meliputi mi instan (3,78 persen), roti (3,40 persen), kopi bubuk & kopi instan (sachet) (3,30 persen), dan kue kering/biskuit (2,84 persen).
Sementara, komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan adalah perumahan (40,33 persen), kemudian listrik (12,46 persen), pendidikan (8,12 persen), bensin (7,77 persen), perlengkapan mandi (4,24 persen), serta angkutan (3,80 persen).
Sementara itu, jumlah penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2025 sebesar 464,87 ribu orang, turun 60 orang terhadap Maret 2024, dan naik 15,8 ribu orang terhadap September 2024 yang sebesar 449,07 ribu orang.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Harga cabai rawit Rp58.772/kg, bawang merah Rp45.537/kg
Cabai rawit merah dan komoditas pangan lainnya yang dijual pedagang di Pasar Minggu, Jakarta. ANTARA/Harianto
Bapanas: Harga cabai rawit Rp58.772/kg, bawang merah Rp45.537/kg
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Kamis, 24 Juli 2025 – 10:25 WIBElshinta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen mencapai Rp58.772 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp62.734 per kg, sedangkan bawang merah Rp45.537 per kg turun dari sebelumnya Rp47.464 per kg. Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Kamis pukul 08.30 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.902 per kg turun dari sebelumnya Rp16.137 per kg.
Lalu, beras medium di harga Rp14.016 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.417 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.583 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.586 per kg.
Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.868 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.252 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.652 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp10.884 per kg. Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp37.304 per kg turun dari hari sebelumnya Rp39.124 per kg.
Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp43.586 per kg turun dari sebelumnya Rp45.264 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp42.253 per kg turun dari sebelumnya Rp44.349 per kg. Lalu daging sapi murni Rp135.036 per kg turun dari sebelumnya Rp135.169 per kg, daging ayam ras Rp35.387 per kg turun dari sebelumnya Rp35.633 per kg, lalu telur ayam ras Rp29.130 per kg turun dari sebelumnya 29.572 per kg.
Gula konsumsi di harga Rp18.052 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.362 per kg. Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.164 per liter turun dari sebelumnya Rp20.816 per liter; minyak goreng curah Rp17.141 per liter turun dari sebelumnya Rp17.533 per liter; Minyakita Rp17.102 per liter turun dari sebelumnya Rp17.522 per liter.
Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.440 per kg turun dari sebelumnya Rp9.753 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.586 per kg turun dari sebelumnya Rp13.016 per kg.
Komoditas ikan kembung di harga Rp41.688 per kg naik dari sebelumnya Rp41.513 per kg; ikan tongkol Rp34.400 per kg naik dari sebelumnya Rp34.379 per kg; ikan bandeng Rp34.747 per kg turun dari sebelumnya Rp34.799 per kg. Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp11.131 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.677 per kg.
Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp97.778 per kg turun dari sebelumnya Rp104.383 kg, daging kerbau segar lokal Rp143.889 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.512 per kg.
Sumber : Antara
-

Harga Pangan 20 Juli: Beras SPHP Naik 0,28%, Cabai Anjlok
Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan, rata-rata harga komoditas pangan di tingkat konsumen bergerak turun pada Minggu pagi (20/7/2025). Hanya beras SPHP yang tercatat mengalami peningkatan harga dibanding hari sebelumnya.
Menyitir data Panel Harga Bapanas, Minggu (20/7/2025), pukul 09.05 WIB, harga beras SPHP di tingkat konsumen dibanderol sebesar Rp12.544 per kilogram (kg).
Jumlah itu naik 0,28% dibanding hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp12.509 per kg. Kendati mengalami peningkatan, harga beras SPHP secara rata-rata masih dalam kisaran harga eceran tertinggi (HET) yang dipatok pemerintah yakni Rp12.500 per kg – Rp13.500 per kg.
Sementara itu, mayoritas komoditas pangan mengalami penurunan harga. Bapanas merekam, harga beras premium di tingkat konsumen turun 1,48% menjadi Rp15.857 per kg.
Kendati bergerak turun, harga beras premium pagi ini di atas HET yang dipatok pemerintah yakni di kisaran Rp14.900 per kg – Rp15.800 per kg.
Sama halnya dengan beras medium. Tercatat harga komoditas ini turun signifikan 2,64% menjadi Rp14.000 per kg.
Namun, harga komoditas ini di atas HET yang dipatok pemerintah untuk beras medium yakni di kisaran Rp12.500 per kg – Rp13.500 per kg.
Selanjutnya, harga jagung di tingkat peternak turun signifikan 7,75% dibanding hari sebelumnya, menjadi Rp5.783 per kg pagi ini.
Harga kedelai biji kering impor turun 2,27% menjadi Rp10.626 per kg, bawang merah turun 2,97% menjadi Rp44.730 per kg, dan bawang putih bonggol turun 4,26% menjadi Rp37.534 per kg.
Berbagai jenis cabai juga bergerak turun. Dibanding hari sebelumnya, harga cabai merah keriting turun 4,38% menjadi Rp43.665 per kg, cabai merah besar turun signifikan 6,04% menjadi Rp41.860 per kg, dan cabai rawit merah turun 7,43% menjadi Rp61.502 per kg.
Harga daging sapi murni turun 0,19% menjadi Rp135.075 per kg, harga daging ayam ras turun signifikan 3,16% menjadi Rp34.523 per kg, dan telur ayam ras turun 2,1% menjadi Rp28.942 per kg.
Kemudian, harga gula konsumsi terpantau turun 1,48% menjadi Rp18.105 per kg dan garam konsumsi turun 4,87% dibanding hari sebelumnya, menjadi Rp11.126 per kg.
Berbagai jenis minyak goreng juga tercatat turun pagi ini. Di tingkat konsumen, harga minyak goreng kemasan turun 2,58% menjadi Rp20.369 per liter, minyak goreng curah turun 1,03% menjadi Rp17.250 per liter, dan minyakita turun 1,62% menjadi Rp17.202 per liter.
Lalu, harga tepung terigu curah turun 3,2% menjadi Rp9.474 per kg dan harga tepung terigu kemasan turun 2,94% menjadi Rp12.643 per kg.
Berbagai jenis ikan juga terpantau bergerak turun dibandingkan hari sebelumnya. Harga ikan kembung turun 0,82% menjadi Rp41.228 per kg, ikan tongkol turun signifikan 3,71% menjadi Rp33.195 per kg, dan ikan bandeng turun 4,04% menjadi Rp33.316 per kg.
Terakhir, harga daging kerbau beku impor turun signifikan 3,72% menjadi Rp101.390 per kg dan daging kerbau segar lokal tercatat turun 1,88% menjadi Rp138.824 per kg.
-

Bapanas: Harga cabai rawit Rp58.074/kg, bawang merah Rp44.070 /kg
Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga cabai rawit merah tingkat konsumen mencapai Rp58.074 per kilogram (kg) dibandingkan sebelumnya Rp66.435 per kg, sedangkan bawang merah Rp44.070 per kg turun dari sebelumnya Rp46.101 per kg.
Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas di Jakarta, Minggu pukul 07.42 WIB, harga pangan lainnya di tingkat pedagang eceran secara nasional, beras premium di harga Rp15.798 per kg turun dari sebelumnya Rp16.096 per kg.
Lalu, beras medium di harga Rp13.856 per kg turun dari hari sebelumnya Rp14.379 per kg, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) Rp12.469 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp12.509 per kg.
Komoditas jagung Tk peternak tercatat Rp5.393 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp6.269 per kg; kedelai biji kering (impor) di harga Rp10.423 per kg turun dari sebelumnya Rp10.873 per kg.
Berikutnya bawang putih bonggol di harga Rp36.716 per kg turun dari hari sebelumnya Rp39.204 per kg.
Selanjutnya, komoditas cabai merah keriting di harga Rp40.788 per kg turun dari sebelumnya Rp45.666 per kg; lalu cabai merah besar di harga Rp40.634 per kg turun dari sebelumnya Rp44.552 per kg.
Lalu daging sapi murni Rp131.324 per kg turun dari sebelumnya Rp135.330 per kg, daging ayam ras Rp34.465 per kg turun dari sebelumnya Rp35.651 per kg, lalu telur ayam ras Rp28.370 per kg turun dari sebelumnya 29.564 per kg.
Gula konsumsi di harga Rp17.944 per kg turun dari sebelumnya tercatat Rp18.377 per kg.
Kemudian, minyak goreng kemasan Rp20.330 per liter turun dari sebelumnya Rp20.908 per liter; minyak goreng curah Rp17.463 per liter naik dari sebelumnya Rp17.429 per liter; Minyakita Rp17.202 per liter turun dari sebelumnya Rp17.486 per liter.
Selanjutnya, tepung terigu curah Rp9.309 per kg turun dari sebelumnya Rp9.787 per kg; lalu tepung terigu kemasan Rp12.425 per kg turun dari sebelumnya Rp13.026 per kg.
Komoditas ikan kembung di harga Rp40.607 per kg turun dari sebelumnya Rp41.568 per kg; ikan tongkol Rp31.898 per kg turun dari sebelumnya Rp34.474 per kg; ikan bandeng Rp33.718 per kg turun dari sebelumnya Rp34.720 per kg.
Selanjutnya, garam konsumsi di harga Rp10.685 per kg turun dari hari sebelumnya Rp11.696 per kg.
Sementara itu, daging kerbau beku (impor) di harga Rp90.000 per kg turun tipis dari sebelumnya Rp105.305 kg, daging kerbau segar lokal Rp140.000 per kg turun dari sebelumnya mencapai Rp141.489 per kg.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
