Produk: takjil

  • Berkah Ramadan 2025, 5 Masjid di Yogyakarta Ini Bagikan Takjil Gratis Setiap Hari

    Berkah Ramadan 2025, 5 Masjid di Yogyakarta Ini Bagikan Takjil Gratis Setiap Hari

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Selama Ramadan 2025, sejumlah masjid di Yogyakarta menyediakan takjil gratis bagi umat muslim yang berpuasa. Tradisi ini menjadi wujud kepedulian sosial dan kebersamaan, tidak hanya bagi jemaah masjid, tetapi juga untuk musafir dan masyarakat sekitar.

    Berikut lima masjid di Yogyakarta yang rutin membagikan takjil gratis selama Ramadan:

    Masjid Gedhe Kauman

    Sebagai salah satu masjid tertua di Yogyakarta, Masjid Gedhe Kauman selalu menyediakan takjil gratis setiap hari selama Ramadan. Berbagai menu khas disajikan, seperti gudeg, sayur lodeh, hingga gulai kambing yang paling ditunggu setiap Kamis. Selain berbuka puasa, jemaah dapat menikmati suasana bersejarah yang kental di masjid ini.

    Masjid Jogokariyan

    Masjid ini dikenal dengan program berbagi takjil yang telah berjalan bertahun-tahun. Setiap harinya, 3.500 porsi takjil gratis dibagikan kepada masyarakat. Selain itu, Masjid Jogokariyan juga mengadakan buka puasa bersama dengan menu lengkap yang dapat dinikmati oleh siapa saja.

    Masjid Syuhada Kotabaru

    Terletak di kawasan Kotabaru, Masjid Syuhada menjadi salah satu masjid bersejarah di Yogyakarta. Selama Ramadan, panitia masjid menyediakan takjil gratis dengan menu khas Nusantara bagi jemaah dan warga sekitar. Selain itu, masjid ini juga rutin menggelar kajian menjelang berbuka puasa.

    Masjid UGM (Universitas Gadjah Mada)

    Masjid Kampus UGM menjadi lokasi favorit mahasiswa dan masyarakat sekitar untuk berbuka puasa. Setiap hari, ratusan porsi takjil gratis disediakan dari hasil donasi berbagai pihak. Kehangatan suasana Ramadan semakin terasa dengan banyaknya jemaah yang datang untuk berbuka dan beribadah bersama.

    Masjid Suciati Saliman

    Masjid ini juga rutin membagikan takjil gratis selama Ramadan 2025. Keunikan dari program di Masjid Suciati Saliman adalah variasi menu yang berbeda setiap hari, mulai dari makanan ringan hingga hidangan berat, sehingga jemaah selalu menantikan takjil yang disediakan.

  • 3,4 Juta Tiket Disiapkan oleh KAI untuk Angkutan Lebaran

    3,4 Juta Tiket Disiapkan oleh KAI untuk Angkutan Lebaran

    PIKIRAN RAKYAT – Angkutan lebaran tahun 2025 sudah dipersiapkan dan digunakan untuk kelancaran dalam mengangkut penumpang mudik tahun ini. Salah satu moda transportasi yang selalu dinanti kehadirannya adalah kereta api.

    PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku operator penyelenggara operasional kereta api telah menyiapkan sebanyak 3.443.832 tiket kereta api jarak jauh (KA JJ) untuk angkutan libur Lebaran 2025. Hal ini guna memastikan kelancaran perjalanan masyarakat selama periode mudik tersebut. 

    “Dengan tingginya antusiasme masyarakat untuk menggunakan moda transportasi kereta api, KAI telah menyiapkan kapasitas hingga 3.443.832 tiket KAJJ untuk periode keberangkatan 21 Maret – 11 April 2025 atau selama 22 hari,” ujar Anne Purba selaku Vice President Public Relation KAI pada Senin, 3 Maret 2025.

    Pelanggan KAI yang memiliki keinginan untuk melakukan perjalanan dapat melakukan pemesanan tiket KA Jarak Jauh hingga 45 hari sebelum keberangkatan. Sementara itu, tiket KA Lokal tersedia mulai H-30, dan beberapa layanan lainnya dapat dipesan sejak H-7 sebelum keberangkatan.

    Anne lebih lanjut menyebutkan bahwa hingga Minggu, 2 Maret 2025 pukul 07.00 WIB, KAI mencatat penjualan tiket KAJJ Lebaran telah mencapai 1.486.649 tiket, atau 43,17 persen dari total kapasitas yang disediakan.

    Tren penjualan akan menunjukkan adanya lonjakan permintaan dan terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025, dengan penjualan mencapai 102.233 tiket pada tanggal tersebut. Angka perkiraan ini diperkirakan akan terus bertambah mengingat periode pemesanan masih berlangsung dan antusias pemudik belum begitu terasa saat ini.

    Berikut adalah data sementara mengenai stasiun dengan volume keberangkatan tertinggi selama musim mudik Lebaran 2025. 10 stasiun tersebut adalah Stasiun Pasar Senen 208.106 penumpang, Gambir 116.861 penumpang, Bekasi 65.489 penumpang, Kiaracondong 56.014 penumpang, dan Stasiun Yogyakarta 47.663 penumpang. 

    Lebih lanjut, stasiun yang merupakan memiliki volume keberangkatan tertinggi adalah Stasiun Surabaya Pasar Turi 47.198 penumpang, Surabaya Gubeng 44.973 penumpang, Lempuyangan 43.926 penumpang, Bandung 37.700 penumpang, dan Semarang Tawang Bank Jateng 35.456 penumpang 

    KAI telah menyiapkan berbagai peningkatan layanan untuk masa angkutan Lebaran 2025. Tujuannya adalah untuk memastikan pengalaman dalam perjalanan untuk pulang ke kampung halaman kali ini terasa lebih nyaman bagi pelanggan yang menggunakan moda transportasi kereta api.

    Langkah strategis yang ditempuh, salah satunya dengan melakukan penempatan 170 petugas Customer Service Mobile (CSM) di 39 stasiun di berbagai Daerah Operasi (Daop) dan Divisi Regional (Divre). Petugas tersebut memiliki tugas untuk memberikan informasi dan juga memberikan bantuan kepada setiap pelanggan dalam berbagai keperluan selama perjalanan masa Lebaran 2025.

    Anne memberikan penjelasan lebih lanjut dan menegaskan bahwa KAI memiliki komitmen untuk menghadirkan layanan terbaik bagi pelanggan dalam menyambut masa angkutan Lebaran 2025. 

    Bentuk apresiasi kepada pelanggan yang sedang melakukan perjalanan selama bulan suci Ramadhan, KAI kembali menghadirkan program berbagi takjil gratis di berbagai stasiun. Program takjil ini berlangsung selama 10 hari, dari H-10 hingga H-1 Lebaran. Total 34.400 paket takjil yang akan dibagikan di 21 stasiun besar menjelang waktu berbuka puasa. Tujuannya adalah untuk memberikan kenyamanan lebih bagi pelanggan yang berbuka puasa di perjalanan maupun di area stasiun.

    Himbauan diberikan untuk masyarakat, segera melakukan pemesanan lebih awal melalui aplikasi Access by KAI atau situs web resmi kai.id guna mendapatkan jadwal keberangkatan sesuai kebutuhan dan adanya kepastian untuk mendapatkan kursi.

    Berbagai peningkatan layanan yang dilakukan, membuat KAI berharap dapat menghadirkan perjalanan yang lebih nyaman, aman, dan berkesan bagi pelanggan selama momen Lebaran.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Ramadan dan Transformasi Sosial: Dampak Solidaritas terhadap Ekonomi

    Ramadan dan Transformasi Sosial: Dampak Solidaritas terhadap Ekonomi

    Ramadan, sebagai bulan yang penuh berkah, tidak hanya membawa perubahan spiritual bagi umat Muslim, tetapi juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Salah satu aspek utama dari transformasi sosial selama Ramadan adalah meningkatnya solidaritas di kalangan masyarakat, yang memiliki dampak yang jauh lebih luas, termasuk dalam aspek ekonomi. Solidaritas yang terbangun selama bulan puasa ini memainkan peran penting dalam mempererat hubungan antar individu dan komunitas, serta menciptakan peluang untuk perbaikan dalam sektor ekonomi.

    Selama bulan Ramadan, umat Muslim didorong untuk lebih memperhatikan kebutuhan sesama, yang terlihat dalam berbagai aktivitas sosial seperti berbuka puasa bersama, memberikan sedekah, dan menyalurkan zakat. Salah satu kewajiban penting dalam bulan ini adalah membayar zakat fitrah, yang bertujuan untuk membantu mereka yang kurang mampu. 

    Selain zakat, tradisi berbagi makanan saat berbuka puasa dan memberikan sumbangan menjadi aktivitas yang memperkuat rasa kebersamaan. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya bersifat individu, tetapi juga mendorong terciptanya solidaritas dalam komunitas (Wajdi, 2023).

    Solidaritas yang muncul juga terlihat dalam peningkatan kegiatan gotong royong, seperti membantu tetangga yang membutuhkan atau membagikan makanan kepada panti asuhan dan rumah sakit. Ramadan, dengan nilai-nilai spiritual yang terkandung, mengajarkan umat untuk tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga memberikan perhatian kepada orang lain, terutama mereka yang sedang menghadapi kesulitan. 

    Hal ini membawa perubahan dalam cara pandang masyarakat, memperkuat rasa kebersamaan dan empati. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an:”Dan bersegeralah kamu (dalam kebaikan) untuk memaafkan dan meraih ampunan dari Tuhanmu, dan rahmat-Nya. Itu lebih baik bagi kalian, jika kalian mengetahui.” (QS Al-Hadid: 21)

    Hadits Nabi Muhammad SAW juga menguatkan pesan tersebut:”Barang siapa yang memberi makan orang yang berpuasa untuk berbuka, maka dia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa.” (HR Tirmidzi). Hadits ini menegaskan pentingnya berbagi makanan dan solidaritas sosial selama Ramadan, yang mendatangkan pahala besar bagi pemberinya.

    Dampak Solidaritas terhadap EkonomiSuasana Pasar Ramadan di kompleks Pasar Sentral Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Sabtu (1/3/2025). – (Beritasatu.com/Asyharuddin Arbab)

    Peningkatan solidaritas selama bulan Ramadan tidak hanya mempengaruhi hubungan sosial, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian. Salah satu fenomena yang terlihat jelas adalah peningkatan konsumsi, meskipun pada tingkat individu, pola konsumsi lebih terfokus pada kebutuhan dasar. 

    Namun, tradisi berbuka puasa bersama, pembagian makanan, dan zakat mal turut memperkuat perekonomian di sektor tertentu (Ali, 2023). Ramadan memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk lebih peduli terhadap kesejahteraan sesama, melalui berbagai kegiatan sosial yang turut berkontribusi pada ekonomi lokal.

    Selama Ramadan, banyak usaha mikro dan kecil yang merasakan dampak positif dari kebiasaan berbuka puasa bersama. Rumah makan, warung, dan pedagang kaki lima yang menyediakan takjil, makanan utama, serta hidangan khusus lainnya, mengalami peningkatan permintaan. Kegiatan ini menjadi momen bagi masyarakat untuk saling berbagi, serta mendukung ekonomi lokal, terutama usaha kecil. 

    Permintaan terhadap makanan dan minuman meningkat secara signifikan selama bulan Ramadan, memberikan keuntungan besar bagi sektor kuliner (Suryani, 2023). Imam al-Suyuti dalam tafsir al-Durr al-Manthur menjelaskan bahwa ibadah puasa dan solidaritas yang berkembang selama Ramadan dapat memicu peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya dalam sektor perdagangan lokal yang memanfaatkan momen berbuka puasa untuk meningkatkan pendapatan.

    Zakat dan Pengaruhnya pada Distribusi PendapatanIlustrasi Zakat Fitrah – (Freepik/-)

    Zakat memainkan peran penting dalam mengurangi ketimpangan sosial-ekonomi. Selama Ramadan, umat Muslim diwajibkan membayar zakat fitrah yang sebagian besar digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Pendistribusian zakat, baik dalam bentuk uang maupun barang kebutuhan pokok, mengurangi beban ekonomi mereka yang berada di bawah garis kemiskinan.

    Selain itu, zakat dapat menjadi pendorong bagi ekonomi lokal dengan membuka peluang bagi individu atau komunitas untuk memulai usaha kecil atau mengembangkan keterampilan mereka (Mulyani, 2023). Zakat berperan penting dalam memperlancar distribusi kekayaan, memperkuat solidaritas antar sesama, serta mengurangi kesenjangan sosial. 

    Zakat, selain kewajiban spiritual, juga berfungsi sebagai instrumen untuk menyeimbangkan perekonomian masyarakat. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an:”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, untuk membersihkan dan menyucikan mereka…” (QS At-Taubah: 103). Ayat ini menegaskan bahwa zakat tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga berdampak positif pada perekonomian dengan memastikan distribusi kekayaan yang lebih adil.

    Kewirausahaan Sosial dan Kegiatan Filantropi

    Ramadan juga membuka peluang bagi kewirausahaan sosial, di mana banyak individu atau organisasi memanfaatkan bulan ini untuk mengadakan kegiatan filantropi, seperti program berbagi makanan, pakaian, atau pendidikan. Kegiatan ini tidak hanya memberi manfaat bagi penerima, tetapi juga mendorong kolaborasi antara berbagai sektor, termasuk sektor swasta, lembaga keagamaan, dan komunitas. 

    Program-program ini sering memberikan dampak langsung terhadap ekonomi lokal, misalnya dengan menciptakan lapangan pekerjaan sementara atau meningkatkan pendapatan bagi mereka yang terlibat dalam kegiatan sosial tersebut (Wahyudi, 2023). Pemberian harta dalam bentuk zakat dan sedekah selama Ramadan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan rasa keadilan sosial. 

    Beliau menyatakan bahwa harta yang dikeluarkan untuk membantu sesama di bulan Ramadan adalah harta yang dapat membersihkan jiwa dan membawa berkah (al-Ghazali, 1995). Hal ini mencerminkan bahwa kegiatan filantropi dan kewirausahaan sosial selama Ramadan tidak hanya menguntungkan penerima, tetapi juga membawa keberkahan bagi pemberinya.

    Kesimpulan

    Ramadan bukan hanya bulan untuk meningkatkan ibadah, tetapi juga membawa perubahan sosial yang positif, terutama melalui solidaritas. Selama bulan ini, kegiatan berbuka puasa bersama, zakat, dan bantuan sosial mempererat hubungan antar individu dan komunitas. 

    Dampak ekonomi terlihat melalui peningkatan aktivitas usaha lokal, terutama kuliner, serta distribusi kekayaan yang lebih merata melalui zakat. Kewirausahaan sosial juga tumbuh, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, Ramadan tidak hanya memperkuat hubungan spiritual, tetapi juga memberikan kontribusi besar bagi ekonomi dan sosial masyarakat.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)
     

  • Berburu Takjil Ramadhan di Pasar Panjer Kebumen, Ngabuburit Sambil Menikmati Sunset dan Kereta yang Melintas 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Maret 2025

    Berburu Takjil Ramadhan di Pasar Panjer Kebumen, Ngabuburit Sambil Menikmati Sunset dan Kereta yang Melintas Regional 3 Maret 2025

    Berburu Takjil Ramadhan di Pasar Panjer Kebumen, Ngabuburit Sambil Menikmati Sunset dan Kereta yang Melintas
    Tim Redaksi
    KEBUMEN, KOMPAS.com
    – Menjelang waktu berbuka puasa, kawasan di sekitar rel kereta api Kelurahan Panjer, Kecamatan
    Kebumen
    , berubah menjadi pusat kuliner Ramadhan yang ramai.
    Pasar takjil yang hadir setiap sore selama bulan suci ini, mulai pukul 15.30 WIB hingga 19.00 WIB, menjadi daya tarik bagi warga yang ingin berburu hidangan berbuka sambil menikmati suasana sore sembari melihat kereta dan Sunset.
    Puluhan pedagang berjejer rapi di sepanjang area pasar, menawarkan beragam kuliner dengan harga terjangkau. Mulai dari sate, pecel, gorengan, hingga es campur, semua tersaji menggugah selera.
    Keunikan pasar tiban ini tidak hanya terletak pada aneka hidangan yang ditawarkan, tetapi juga pada lokasinya yang berdekatan dengan rel kereta api.
    Banyak pengunjung yang menikmati momen
    ngabuburit
    dengan menyaksikan kereta yang melintas, menciptakan pengalaman yang berbeda dan berkesan.
    Ketua Pengelola Pasar Takjil Ramadhan, Nurdiansyah, mengungkapkan bahwa pasar ini bermula dari pemanfaatan lahan di pinggir jalan yang sering dilalui kendaraan.


    Awal mula Pasar Panjer Kebumen
    Berawal dari inisiatif membersihkan area tersebut, akhirnya lokasi ini dimanfaatkan sebagai tempat bagi para pedagang musiman.
    Meski bersifat sementara, keberadaan pasar ini diharapkan dapat menjadi ladang rezeki bagi para pedagang kecil.
    “Selain strategis, suasananya juga unik karena dekat dengan rel kereta api. Warga bisa
    ngabuburit
    sambil menikmati pemandangan kereta yang melintas. Kami juga memastikan bahwa pasar ini tidak mengganggu arus lalu lintas, karena area parkir telah kami atur dengan baik dan tersedia secara gratis,” ujarnya.
    Tak hanya menjadi tempat berburu takjil, pasar ini juga membawa berkah bagi para pedagang kecil yang menggantungkan penghasilan dari ramainya pengunjung.
    “Monggo, bagi yang ingin merasakan sensasi
    ngabuburit
    unik di tepi rel kereta, pasar ini bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menikmati sore menjelang berbuka puasa dengan cara yang berbeda,” imbuhnya.
    Sementara itu, salah seorang pembeli, Rani (22), mengungkapkan dirinya merasa senang bisa berburu takjil di tempat tersebut.
    Baginya, pasar takjil di Kelurahan Panjer itu bukan sekadar tempat membeli makanan berbuka, tetapi juga bagian dari tradisi Ramadan setiap tahunnya.
    “Sambil menunggu berbuka, kita bisa jalan-jalan, melihat kereta lewat, dan tentunya mencari makanan favorit. Harganya juga terjangkau,” katanya.
    Menurutnya, lokasi pasar takjil ini sangat strategis, berada di pinggir jalan utama yang menghubungkan Kota Kebumen dengan Desa Sumberadi.
    Kemudahan akses ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi warga sekitar maupun pendatang yang ingin merasakan suasana ngabuburit khas di tepi rel kereta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Suasana Pasar Takjil Jalan Surabaya Kota Malang, Diburu Warga dan Jadi Sasaran Mahasiswa

    Suasana Pasar Takjil Jalan Surabaya Kota Malang, Diburu Warga dan Jadi Sasaran Mahasiswa

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Purwanto

    TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Bulan ramadan memang menjadi momen paling dinanti bagi warga. 

    Salah satunya yakni mencari takjil atau makanan untuk berbuka puasa. 

    Salah satu yang ramai untuk berburu takjil saat ramadan yakni di Pasar Takjil Jalan Surabaya, Kota Malang. 

    Sejak, Senin (3/3/2024) sore nampak para pedang sudah menjajakan jualannya mulai dari makanan berat hingga camilan. 

    Dari pantauan Tribun Jatim Network, nampak para pedagang menjual makanan seperti jajanan kekinian seperti takoyaki, maklor, salad buah, dimsum, juga ada jajanan tradisional. 

    Tidak ketinggalan berbagai minuman mulai dari es buah hingga berbagai macam teh maupun minuman segar lainnya. 

    Meski sangat ramai dan cenderung macet, tidak menghalangi sejumlah mahasiswa untuk berburu takjil. 

    Zeni Zahra Ramadhani salah satu mahasiswa nampak senang berburu makanan takjil di Jalan Surabaya Kota Malang. 

    “Sangat senang mas, ramai-ramai sama teman-taman. Tadi beli makanan mendoan, ada minuman es juga,” terang mahasiswa jurusan Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang itu. 

    Zahra panggilan akrabnya mengaku jika membeli takjil di Malang baru pertama kali. 

    “Ini baru pertama kali saya merasakan ramadan di Kota Malang. Senang sekali kan banyak teman-teman juga. Tadi juga banyak sekali mahasiswa yang berburu takjil di sini (Jalan Surabaya),” terang wanita asli Jakarta. 

    “Harganya juga terjangkau, murah kok,” tambahnya. 

    Selain di Jalan Surabaya, pasar takjil di Kota Malang juga ada di sejumlah tempat seperti di Soekarno Hatta, Mergosono, Kedungkandang, hingga di Sukun.

  • Copet di Pasar Takjil Kota Malang Ditangkap Warga dan Polisi, Sasar Tas Warga yang Terbuka

    Copet di Pasar Takjil Kota Malang Ditangkap Warga dan Polisi, Sasar Tas Warga yang Terbuka

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Kukuh Kurniawan

    TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Moch Kholik (34), warga Jalan Muharto V Kelurahan Kotalama Kecamatan Kedungkandang Kota Malang ditangkap warga dan polisi.

     Pasalnya, ia ketahuan beraksi mencopet di Pasar Takjil Jalan Surabaya Kecamatan Klojen.

    Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto mengatakan, aksi pencopetan itu terjadi pada Sabtu (1/3/2025) sekira pukul 17.30 WIB.

    “Jadi, pelaku ini menyasar ke korban yang bernama Rihan. Saat itu korban sedang belanja takjil, dan merasa tas selempangnya telah diraba dari belakang,” ujarnya kepada TribunJatim.com, Senin (3/3/2025).

    Seketika, korban langsung menoleh ke belakang. Ternyata, ada seorang pria yang merupakan pelaku sudah memegang ponsel korban berupa iPhone 7+ berwarna emas.

    Seketika itu, korban langsung memegang pelaku dan merebut kembali ponsel miliknya.

    Warga yang mengetahui kejadian tersebut, segera mengamankan pelaku Kholik ke area parkir.

    Selanjutnya, Unit Reskrim Polsek Klojen segera mendatangi lokasi dan meminta keterangan dari pelaku.

    “Dari pengakuannya, ternyata ia tidak beraksi sendirian. Melainkan diajak oleh temannya berinisial F, untuk beraksi mencopet di pasar takjil,” tambahnya.

    Untuk modus yang dilakukan, mereka mencari sasaran pengunjung pasar takjil yang membawa tas terbuka. Melihat kondisi seperti itu, pelaku langsung melancarkan aksinya.

    “Namun dalam kejadian ini, sebelum memyerahkan HP curiannya ke rekannya, aksinya dipergoki oleh korban,” imbuhnya.

    Saat ini, tersangka Kholik telah ditahan di Polsek Klojen. Sedangkan untuk temannya yang berinisial F, masih dilakukan pengejaran.

    “Tersangka kami kenakan dengan Pasal 363 atau Pasal 362 KUHP Tentang Pencurian. Dan ternyata, tersangka Kholik ini adalah residivis pada kasus yang sama dan telah menjalani hukuman pada 2023 lalu,” ungkapnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Ipda Yudi Risdiyanto mengimbau kepada pengunjung pasar takjil. Untuk tetap selalu berhati-hati dan waspada terhadap barang bawaan.

    “Kami mengimbau kepada masyarakat, pastikan barang berharga ditaruh di tempat yang aman. Apabila membawa tas selempang, letakkan di  depan tepatnya di bagian dada, agar lebih mudah terawasi,” tandasnya. 

  • DPP Partai Perindo Bagi-bagi Takjil dan Kopiah Gratis

    DPP Partai Perindo Bagi-bagi Takjil dan Kopiah Gratis

    loading…

    DPP Partai Perindo bagi-bagi takjil dan kopiah gratis kepada para pengendara menjelang buka puasa pada Senin (3/3/2025) sore. Foto/Raka Dwi Novianto

    JAKARTA – DPP Partai Perindo bagi-bagi takjil dan kopiah gratis kepada para pengendara menjelang buka puasa pada Senin (3/3/2025) sore. Pembagian takjil dan kopiah gratis itu turut dihadiri oleh Ketua Bidang Agama, Inklusi, dan Keberagaman Partai Perindo Anjas Pramono.

    “Alhamdulillah pada sore hari ini kami dari teman-teman DPP Perindo kita melakukan bagi-bagi takjil dan juga kopiah hitam secara gratis kepada para pengendara bermotor di kawasan Menteng,” kata Anjas di Kantor DPP Partai Perindo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (3/3/2025).

    Anjas menjelaskan alasan pihaknya memberikan kopiah gratis karena ingin membagikan semangat Partai Perindo yang tidak hanya nasionalis tapi juga religius.

    “Jadi kopiah gratis ini kan menjadi salah satu simbolis nasionalis bagaimana kita juga Partai Perindo ini juga berharap bahwa semangat nasionalisme dan semangat sebagai Islam religius ini juga akan muncul di Partai Perindo. Dan bagaimana kita inginkan masyarakat ini juga lebih terbuka terhadap perbedaan di bulan Ramadan,” jelasnya.

    Dia berharap program pembagian takjil dan kopiah dapat dilakukan dan diimplementasikan oleh DPW maupun DPD Partai Perindo di seluruh Indonesia. “Mengingat Alhamdulillah ada puluhan kepala daerah yang dari kader asli Partai Perindo ini juga mereka dilantik dan harapannya juga mereka dapat memberikan efek kebaikan untuk masyarakat sekitar di daerah,” ungkapnya.

    Selain pembagian takjil dan kopiah kepada pengendara, Anjas mengungkapkan bahwa akan ada kegiatan yang sama untuk diberikan kepada banyak pihak salah satunya yayasan disabilitas.

    “Dari kita ada upaya buka bersama memang nantinya ada bagi-bagi takjil sudah menyiapkan 18 titik se-DKI Jakarta dimana kita juga berharap akan melakukan bagi-bagi takjil kepada teman-teman mustakim atau kepada teman-teman gelandangan, juga teman-teman yayasan disabilitas. Kita juga akan muncul di ruang-ruang masyarakat seperti pasar, UMKM dan sebagainya. Itu upaya kita dalam 18 hari ke depan,” tandasnya.

    (rca)

  • Buka Puasa Jangan Jadi Ajang Balas Dendam

    Buka Puasa Jangan Jadi Ajang Balas Dendam

    Jakarta – Setelah seharian berpuasa, tubuh seolah ingin melahap semua menu takjil yang ada. Tapi perlu diingat jika berbuka puasa jangan jadi ajang balas dendam ya detikers. Lantas, bagaimana cara menikmati buka puasa tanpa “balas dendam”?

    (/)

  • Resep Kolak Biji Salak, Cocok untuk Menu Takjil Buka Puasa yang Manis dan Segar, Ini Bahan-bahannya

    Resep Kolak Biji Salak, Cocok untuk Menu Takjil Buka Puasa yang Manis dan Segar, Ini Bahan-bahannya

    Berikut ini resep kolak biji salak yang manis dan menyegarkan untuk menu buka puasa. Simak bahan-bahan dan langkah pembuatannya.

    Tayang: Senin, 3 Maret 2025 17:36 WIB

    freepik.com

    MENU BUKA PUASA – Kolak biji salak merupakan menu yang cocok untuk takjil buka puasa. Simak bahan-bahan dan cara membuatnya. 

    TRIBUNJATIM.COM – Rekomendasi menu buka puasa yang manis dan segar, ada resep kolak biji salak.

    Pada artikel ini terdapat resep kolak biji salak yang manis dan menyegarkan.

    Kolak biji salak merupakan menu yang cocok untuk takjil buka puasa.

    Membuat kolak biji salak cukup mudah, hanya memerlukan waktu kurang lebih 60 menit.

    Simak bahan-bahan dan langkah pembuatannya.

    Resep Kolak Biji Salak

    Berikut resep kolak biji salak yang dikutip dari SajianSedap.Grid.id:

    Bahan-bahan

    Bahan:

    250 gram ubi oranye kukus
    75 gram tepung sagu
    150 gram gula merah, disisir.
    1/4 sendok teh garam
    50 gram gula pasir
    750 ml air
    150 ml santan instan
    3 lembar daun pandan, diikat

    Langkah Pembuatan

    Siapkan air, gula merah, gula pasir, garam, dan daun pandan
    Rebus semua bahan hingga mendidih. Jika sudah, sisihkan.
    Siapkan ubi, tepung sagu dan garam. Campur semua bahan.
    Uleni hingga semua bahan tercampur rata.
    Jika sudah, bentuk adonan berbentuk lonjong.
    Kemudian rebus hingga terapung.
    Lalu angkat dan masukkan ke dalam rebusan gula sebelumnya.
    Rebus semua bahan yang tercampur di atas api kecil.
    Pastikan biji salak matang dan berwarna kecokelatan.
    Terakhir, masukkan santan dan diamkan hingga mendidih.

    Berita seputar Ramadan 2025 lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://jatim.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’33’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast + 1;
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.thumb) img = “”+vthumb+””;
    else img = ”;
    if(val.c_title) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    $.getJSON(“https://jatim.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’33’,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }

    Berita Terkini

  • Rekomendasi Kuliner Khas  Magelang, Jemunak Cuma Ada saat Ramadan

    Rekomendasi Kuliner Khas Magelang, Jemunak Cuma Ada saat Ramadan

    TRIBUNJATENG.COM – Kuliner khas Magelang saat Ramadan ini belum banyak yang tahu.

    Namanya jemunak, berbahan dasar singkong dan populer di Desa Gunungpring.

    Desa di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah itu dikenal sebagai sentra penghasil jemunak yang hanya dibikin dalam momentum puasa umat Islam.

    Kasmirah (56), salah seorang produsen jemunak di Dusun Karaharjan, Gunungpring, menuturkan, aktivitas membuat jemunak sudah dimulai setelah sahur dan shalat subuh sekitar pukul 05.00 WIB.

    Bersama kakaknya Ponisih (59) dan keponakan, Kasmirah berbagi tugas membuat jemunak.

    Tiga orang ini jadi tumpuan utama setelah ibu Ponisih dan Kasmirah, Mujilah, meninggal dalam usia 90 tahun pada 2021.

    “Saya bagian mengukus dan membuat juruh (cairan gula merah),” ucapnya, Senin (3/3/2025).

    Di keluarga mereka, tradisi membuat jemunak sudah dikerjakan sejak 1970-an. Kakak adik itu menjadi generasi keempat yang masih melakoninya hingga kini.

    Keluarga ini membuat jemunak dengan bahan baku singkong seberat 20-25 kilogram per hari.

    Aktivitasnya dimulai pada hari ketiga puasa hingga dua hari menjelang lebaran.

    “Harganya Rp 3.500 per bungkus. Sehari bisa (laku) sampai 500 bungkus,” ungkap Ponisih, Senin (3/3/2025).

    Selain singkong, jemunak dibuat dari beras ketan, kelapa parut, dan cairan gula merah atau juruh.

    Proses produksi diawali Ponisih dengan mengupas singkong dan memarutnya.

    Selain itu, dia mengukus beras ketan hingga setengah matang. Kemudian, kedua bahan itu ditumbuk halus dan kembali dikukus.

    Kasmirah biasa bertugas mengukus adonan jemunak usai ditumbuk dan membuat juruh.

    Bersama kakaknya, Kasmirah membungkus jemunak dengan daun pisang.

    Urusan menumbuk diserahkan kepada laki-laki, yakni keponakan mereka Heru.

    Tahapan ini tidak gampang dilakukan karena butuh teknik menumbuk yang tepat.

    Proses menumbuk juga dirasa berat seiring alunya yang sudah pendek.

    “Yang penting dalam menumbuk tidak manggon (tetap), harus gonta-ganti arah biar bahan baku bercampur,” jelas Heru, yang di hari biasa menjadi tukang batu, Senin (3/3/2025).

    Kala tengah hari biasanya pelanggan berdatangan untuk membeli dan mengambil pesanan jemunak.

    Kebanyakan pembeli adalah pemilik warung, pedagang jajanan atau takjil, dan sebagian lagi kalangan rumah tangga.

    Ponisih mengatakan, pelanggan jemunak sebagian besar dari lingkungan sekitar.

    Ada pula pembeli dari Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    “Pernah juga pembeli bawa jemunak ke Kalimantan. Dua hari awet,” ucapnya.

    Ponisih menduga, popularitas jemunak mula-mula disebarkan melalui cerita mulut ke mulut, sebelum akhirnya beredar luas dengan pemberitaan dan media sosial.

    Ponisih dan keluarga hanya membuat jemunak selama Ramadhan. (*)