Produk: takjil

  • Cara Membuat Ampo, Camilan dari Tanah Liat yang Cocok Jadi Takjil Saat Ramadan

    Cara Membuat Ampo, Camilan dari Tanah Liat yang Cocok Jadi Takjil Saat Ramadan

    Liputan6.com, Tuban – Di tengah beragam takjil yang biasa disajikan saat bulan Ramadan, ampo menawarkan pengalaman kuliner yang unik dan berbeda. Camilan khas Tuban Jawa Timur ini terbuat dari tanah liat murni dan memiliki rasa gurih mirip kacang tanah.

    Dengan tekstur renyah dan proses pembuatan yang sederhana, ampo bisa menjadi pilihan takjil yang menarik untuk dicoba di rumah. Ampo, camilan khas Tuban yang terbuat dari tanah liat, telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat setempat selama ratusan tahun.

    Meskipun terdengar tidak biasa, ampo memiliki cita rasa yang khas dan tekstur renyah yang membuatnya cocok dijadikan sebagai takjil saat berbuka puasa. Proses pembuatannya yang sederhana membuat siapa saja untuk mencoba membuatnya di rumah, terutama sebagai alternatif takjil yang unik di bulan Ramadan.

    Mengutip dari berbagai sumber, bahan utama yang dibutuhkan adalah tanah liat murni yang lembut dan bebas dari pasir, kerikil, atau batu. Tanah liat ini disaring terlebih dahulu untuk memastikan teksturnya halus dan mudah dibentuk.

    Setelah itu, tanah liat dicampur dengan air secukupnya hingga membentuk adonan yang kalis dan padat. Adonan ini kemudian dibentuk menjadi balok atau kotak memanjang, yang menjadi dasar pembuatan ampo.

    Langkah selanjutnya adalah mengerik adonan tanah liat tersebut menggunakan pisau atau bilah bambu. Proses ini adalah mengerik adonan agar menyerupai stik atau wafer tipis.

    Hasil kerikan ini kemudian dijemur di bawah sinar matahari hingga setengah kering. Setelah itu, ampo dipanggang di atas tungku kayu bakar atau periuk gerabah selama 30 menit hingga 1 jam hingga benar-benar kering dan matang.

    Proses pembuatan ampo yang sederhana ini tidak memerlukan peralatan modern, sehingga bisa dilakukan di rumah dengan mudah. Selain itu, bahan-bahan yang digunakan juga mudah ditemukan, terutama tanah liat yang berkualitas baik.

    Meskipun terbuat dari tanah liat, ampo memiliki rasa gurih yang mirip dengan kacang tanah dan tekstur renyah yang cocok dijadikan camilan. Di bulan Ramadan, ampo bisa menjadi pilihan takjil yang berbeda dari biasanya.

    Camilan ini bisa disajikan sebagai pendamping teh atau kopi saat berbuka puasa. Selain itu, ampo juga bisa dikreasikan dengan menambahkan bumbu-bumbu tertentu, seperti garam atau rempah-rempah, untuk menambah cita rasanya.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Tips Kenalkan Puasa pada Anak, Begini Saran Dokter Agar Si Kecil Tak Trauma

    Tips Kenalkan Puasa pada Anak, Begini Saran Dokter Agar Si Kecil Tak Trauma

    Jakarta

    Bulan Ramadan dapat menjadi momen baik bagi orang tua untuk bisa melatih anak berpuasa. Tapi, mungkin masih ada banyak orang tua yang belum tahu bagaimana cara mengajari anak berpuasa dengan benar dan sehat.

    Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Harjoedi Adji Tjahjono SpA, SubSpEndo menuturkan bahwa salah satu cara terbaik melatih anak untuk berpuasa adalah dengan cara tidak memaksa. Kenalkan ibadah puasa Ramadan secara perlahan dan buat puasa menjadi hal yang menyenangkan.

    “Jadi puasa itu ya memang wajib tapi jangan terlalu memaksa kepada anak kita, buat supaya dia tidak trauma. Dikenalkan, diajak, kita beri contoh, jadi bareng-bareng. Jadi beberapa kesalahan itu biasanya orang tua mungkin terlalu memaksa untuk puasa penuh, padahal mereka belum siap,” kata dr Adji dalam webinar IDAI, Selasa (4/3/2025).

    Pengenalan bisa dilakukan dengan memperlihatkan momen kebersamaan saat buka puasa, diajak sholat tarawih, dan apabila anak sudah sedikit lebih besar boleh mulai diajak sahur. Ketika ingin mencoba puasa, kenalkan anak dengan puasa setengah hari terlebih dahulu.

    Proses belajar dan pengenalan tersebut bisa terus ditingkatkan pada anak secara berkala. Apabila anak berhasil menjalankan puasanya baik penuh atau setengah hari, jangan lupa untuk memberikan pujian.

    dr Adji juga mengingatkan orang tua untuk bisa memenuhi kebutuhan gizi anak selama puasa. Pastikan nutrisi anak selama puasa cukup, tidak kekurangan apalagi berlebihan. Berikan anak makanan yang mengandung protein, karbohidrat kompleks, serta serat yang baik untuk tubuh.

    Jangan lupa juga untuk mengajarkan anak mengatur pola makan selama menjalani ibadah puasa.

    “Gizi itu perlu diperhatikan bagaimana menu sahur, bagaimana menu berbuka, jangan langsung makan yang banyak, pelan-pelan. Misalnya takjil dulu, lalu solat, baru makan besar. Kemudian setelah tarawih ada snack seperti itu,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Masjid Jogokariyan Yogyakarta Bagi-Bagi Takjil Gratis Rp 52 Juta per Hari, Kok Bisa? – Page 3

    Masjid Jogokariyan Yogyakarta Bagi-Bagi Takjil Gratis Rp 52 Juta per Hari, Kok Bisa? – Page 3

    Selama bulan Ramadan 2025, Masjid Jogokariyan menyajikan beragam menu takjil. Mulai dari menu tradisional seperti Cok Genem dan Sambal Goreng Kreni, hingga menu modern seperti Chicken Katsu dan Bistik Galantin. Ada juga Sop Kembang Waru, Sarang Bandang, Tongseng Ayam, Rendang Daging Giling, Bistik Ayam, Tongseng Sapi, Salad Solo, Bistik Daging Giling, Galantin Sapi, Bistik Komplit, Gulai Sapi, dan Semur Rolade Ayam. Keragaman menu ini menunjukkan usaha Masjid Jogokariyan untuk memenuhi selera berbagai kalangan.

    “Hari pertama buka puasa di Masjid Jogokariyan, 3500 lebih takjil terbagikan. Ada yang kebagian?”, tulis keterangan unggahan di akun Instagram @masjidjogokariyan, Sabtu, 1 Maret 2025. Unggahan ini menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap program takjil gratis yang diselenggarakan oleh Masjid Jogokariyan.

    Bahkan, jika tidak kebagian takjil gratis, pengunjung masih bisa membeli aneka jajanan enak yang banyak dijual di Kampoeng Ramadan Jogokariyan. Hal ini menunjukkan bahwa Masjid Jogokariyan juga mendukung perekonomian masyarakat sekitar.

    Setiap donasi senilai Rp15.000 akan membantu menyediakan satu porsi takjil gratis. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan donasi sangat diperhatikan oleh Masjid Jogokariyan. Mereka memastikan bahwa setiap rupiah yang terkumpul digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan program.

  • BPOM Ungkap Ciri-Ciri Penjual Takjil yang Gunakan Bahan Berbahaya

    BPOM Ungkap Ciri-Ciri Penjual Takjil yang Gunakan Bahan Berbahaya

    JAKARTA – Saat bulan puasa, penjualan takjil atau makanan berbuka puasa semakin meningkat. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus melakukan pengawasan terhadap produk makanan yang dijual, terutama oleh pedagang kaki lima dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

    Salah satu temuan yang masih sering terjadi adalah penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya, seperti pewarna tekstil, pengawet ilegal, dan zat kimia yang dilarang dalam makanan.

    BPOM mengungkapkan beberapa ciri khas takjil yang mungkin mengandung bahan berbahaya. Salah satunya adalah makanan atau minuman dengan warna yang terlalu mencolok.

    Hal ini diungkapkan Dra. Dwiana Andayani, Apt. Direktur Standarisasi Pangan Olahan BPOM RI melalui acara ‘Pahami Bahan Tambahan Pangan yang Aman Pada Makanan Kemasan untuk Cegah Obesitas’ yang diselenggarakan oleh Nutri Food bersama Kementerian Kesehatan RI dan BPOM.

    “Kalau ada yang jual minuman es campuran pacar cina dengan warna pink menyala, itu dilarang. Bisa jadi mengandung pewarna tekstil yang tidak aman untuk dikonsumsi,” ujar Dwiana, saat ditemui di kawasan Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Selasa, 4 Maret 2025.

    Selain itu, beberapa makanan seperti kerupuk, mi, dan jajanan berwarna terang diduga masih menggunakan bahan pewarna sintetis yang berbahaya seperti metanil yellow dan rhodamin B.

    Pewarna ini seharusnya hanya digunakan dalam industri tekstil, bukan untuk makanan. Konsumsi jangka panjang dapat berdampak buruk pada kesehatan, termasuk risiko kanker dan gangguan organ dalam.

    Penggunaan boraks dan formalin dalam makanan juga masih ditemukan di beberapa jenis takjil, seperti bakso, mi basah, dan tahu. Boraks biasanya digunakan sebagai pengenyal, sementara formalin sering dipakai untuk mengawetkan makanan agar tidak cepat basi. Padahal, kedua zat ini berbahaya bagi kesehatan dan dapat merusak sistem pencernaan serta ginjal jika dikonsumsi dalam jangka panjang. 

    “Biasanya dikasih pengawet itu makanan supaya awet, terus ada pemanis, enggak tahu dipakai apa, diidentifikasinya adalah pakai pewarna. Kita suruh UMKM menggunakan bahan makanan dengan warna alami,” ucapnya. 

    “Kalau warnanya mencolok, seperti kerupuk atau mi menggunakan metanil yellow, rhodamin b, boraks, formalin, tetap saja ini jadi bahan sering digunakan pedagang,” tambahnya. 

    BPOM menegaskan bahwa edukasi terhadap pedagang dan pelaku UMKM terus dilakukan setiap tahun. Namun, masih ada sebagian pedagang yang kurang memahami atau mengabaikan aturan penggunaan bahan tambahan pangan yang aman.

    “Biasanya makanan diberikan pengawet supaya awet, atau pemanis buatan tanpa tahu bahan yang dipakai aman atau tidak,” kata BPOM.

    BPOM mendorong pedagang untuk beralih menggunakan bahan alami sebagai pewarna makanan, seperti ekstrak buah naga untuk warna merah, kunyit untuk warna kuning, dan pandan untuk warna hijau. Selain lebih aman, bahan alami juga memberikan manfaat kesehatan bagi konsumen.

    Masyarakat juga diminta untuk lebih teliti dalam membeli takjil atau produk makanan lainnya. Jika membeli produk kemasan atau bumbu tambahan seperti vanila untuk kue, pastikan produk tersebut memiliki nomor registrasi BPOM. Produk yang sudah terdaftar di BPOM telah melalui uji keamanan dan layak dikonsumsi.

    BPOM juga mengingatkan bahwa makanan yang dijual di supermarket atau toko resmi biasanya sudah melalui proses pemeriksaan ketat. Namun, untuk makanan yang dijual di pinggir jalan atau pasar tradisional, masyarakat perlu lebih waspada dan memastikan bahwa makanan yang dibeli tidak mengandung bahan berbahaya. 

  • BPOM Masih Temukan Penjual Takjil Pakai Bahan Berbahaya, Ini Daftarnya – Halaman all

    BPOM Masih Temukan Penjual Takjil Pakai Bahan Berbahaya, Ini Daftarnya – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Direktur Standarisasi Pangan Olahan, Badan POM RI Dra. Dwiana Andayani, Apt. menuturkan, pihaknya masih menemukan penjual takjil yang menggunakan bahan-bahan berbahaya.

    Hal itu diungkap dia dalam kegiatan temu media di Jakarta, Selasa (4/3/2025).

    Adapun bahan-bahan berbahaya yang dicampurkan ke panganan dan minuman berupa pewarna buatan, formalin, borax maupun pemanis buatan yang melebihi ambang batas.

    Bahan-bahan yang tidak seharusnya untuk makanan itu ditemukan pada pemilik usaha kecil dan menengah.

    “Sampai saat ini masih banyak yang menggunakan pewarna untuk pacar china agar menarik diberi warna merah terang. Pengawet supaya tahan lama serta pemanis buatan,” kata Dwiana.

    Penjual takjil kata dia, sering menggunakan pewarna tekstil untuk panganan kerupuk dan mi berupa metanil yellow, rhodamin b serta boraks.

    “Kami mendorong untuk para pedagang menggunakn bahan yang alami,” tutur dia.

    Pihaknya sudah melaksanakan intensifikasi pengawasan pangan menjelang Ramadan dan Idulfitri 1446 H/Tahun 2025.

    Intensifikasi pengawasan ini dilakukan untuk mencegah peningkatan peredaran produk pangan yang tidak memenuhi standar keamanan dan kualitas.

    Intensifikasi pengawasan pangan saat hari besar keagamaan seperti Ramadan dan Idulfitri sangat penting mengingat tingginya permintaan akan pangan di masyarakat pada waktu tersebut.

     Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Kementerian Perdagangan (2024), terjadi peningkatan konsumsi pangan sekitar 20 persen-30% selama Ramadan tahun lalu.

  • Ramadan momentum `musim panen` bagi pengusaha UMKM

    Ramadan momentum `musim panen` bagi pengusaha UMKM

    Sekretaris Kementerian (Sesmen) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Arif Rahman Hakim saat memberikan sambutan dalam acara Silaturahmi dan Pisah Sambut Ketua dan Sekretaris Forses K/L di Kantor Badan Kepegawaian Negara, Jakarta, Kamis (27/2/2025). (ANTARA/HO/Kementerian UMKM)

    Sesmen: Ramadan momentum `musim panen` bagi pengusaha UMKM
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 04 Maret 2025 – 07:35 WIB

    Elshinta.com – Sekretaris Kementerian (Sesmen) UMKM Arif Rahman Hakim mengatakan Ramadan menjadi momentum atau bulan penting bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya mereka yang bergerak di bidang kuliner untuk `memanen` untung.

    “Kita semua tahu, tahun lalu fenomena war takjil yang viral di media sosial membuat pengusaha UMKM di bidang kuliner bisa meningkatkan penghasilan,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

    Berdasarkan data dari Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 2020–2023 meningkat menjelang Ramadandan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi inilah yang dimanfaatkan oleh UMKM untuk meraup pendapatan.

    Jika mengutip data tunggal Kementerian UMKM, khusus untuk subsektor kuliner ada sekitar 2,9 juta pengusaha yang terjun ke bidang ini di Indonesia. Data Kementerian Perindustrian pada triwulan III tahun 2024, mencatat industri makanan dan minuman (mamin) bertumbuh sebesar 5,82 persen, di atas pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 4,95 persen.

    Hal ini membuat industri makanan dan minuman tercatat memberikan andil sebesar 40,17 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas. Angka ini sekaligus menjadikannya sebagai subsektor dengan kontribusi PDB terbesar.

    Hasil kajian Dosen Departemen Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Zahra Kemala Nindita Murad, menunjukkan bahwa salah satu aspek perputaran uang saat Ramadan bagi UMKM datang dari momen buka puasa karena sering dijadikan ajang pertemuan kerabat, teman, saudara, hingga mitra bisnis.

    Ia berharap, tahun ini para pelaku UMKM bisa kembali memanfaatkan momen bulan puasa sekaligus mengakses kemudahan yang diberikan oleh pemerintah.

    “Kemudahan dan pelindungan yang diberikan oleh pemerintah dalam hal izin dan legalitas usaha, alokasi khusus pada area publik, pengawasan kualitas hingga dukungan pendanaan,” katanya.

    Dalam hal ini, katanya, pemerintah hadir untuk memastikan pengusaha UMKM dapat berjualan dengan aman dan nyaman, dan juga melakukan pengawasan kualitas makanan dan masakan yang dijual untuk memastikan aman dikonsumsi.

    Dengan kemudahan-kemudahan tersebut, kata dia, pengusaha kecil dapat lebih mudah berjualan dan meningkatkan penjualan mereka selama bulan Ramadan.

    Sumber : Antara

  • Jangan Dipaksa! Dokter Sebut Melatih Anak Berpuasa sejak Dini Harus dengan Cara Menyenangkan

    Jangan Dipaksa! Dokter Sebut Melatih Anak Berpuasa sejak Dini Harus dengan Cara Menyenangkan

    Jakarta, Beritasatu.com – Melatih anak berpuasa sejak dini penting dilakukan secara bertahap agar mereka menjalankannya dengan penuh kesadaran dan tanpa beban. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah mengenalkan suasana Ramadan, seperti rutinitas berbuka puasa, sahur, dan salat tarawih.

    Dokter Spesialis Anak Konsultan Endokrinologi, Harjoedi Adji Tjahjono, menekankan pentingnya memberi pemahaman sederhana tentang makna puasa. Menurutnya, anak perlu tahu puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga memiliki nilai spiritual.

    “Berikan penjelasan sederhana tentang apa itu puasa dan mengapa penting. Buatlah suasana berpuasa menjadi menyenangkan dan dukung dengan pujian,” ujar Harjoedi dalam media briefing Ikatan Dokter Indonesia secara virtual, Selasa (4/3/2025).

    Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan orang tua adalah memaksa anak berpuasa penuh sebelum mereka siap. Hal ini dapat membuat anak merasa tertekan hingga trauma.

    “Puasa memang wajib, tetapi jangan sampai memaksa anak. Sebaiknya dikenalkan dahulu, berikan contoh, dan lakukan bersama-sama,” jelas Harjoedi.

    Sebagai langkah awal, anak bisa mulai berlatih berpuasa setengah hari sebelum beralih ke puasa penuh. Dengan cara ini, mereka dapat beradaptasi secara alami tanpa merasa terbebani.

    Selain melatih anak berpuasa, orang tua juga harus memastikan kecukupan gizi saat sahur dan berbuka. Harjoedi menekankan pentingnya pola makan seimbang agar anak tetap sehat dan kuat selama berpuasa.

    Untuk berbuka, dianjurkan mengikuti sunah rasul, yaitu mengonsumsi makanan ringan seperti kurma atau takjil sebelum menyantap makanan utama. Hindari langsung makan dalam porsi besar, berikan jeda setelah berbuka dan salat Magrib sebelum makan dengan porsi normal. Jika masih lapar setelah Tarawih, anak boleh mengonsumsi camilan ringan.

    Dengan pendekatan dan metode latihan yang tepat, anak akan belajar menjalani puasa dengan nyaman, menyenangkan, dan penuh makna.

  • Masjid Agung Demak Gelar 16 Kegiatan Ramadhan, Ada Ngaji Lansia hingga I'tikaf
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 Maret 2025

    Masjid Agung Demak Gelar 16 Kegiatan Ramadhan, Ada Ngaji Lansia hingga I'tikaf Regional 4 Maret 2025

    Masjid Agung Demak Gelar 16 Kegiatan Ramadhan, Ada Ngaji Lansia hingga Itikaf
    Tim Redaksi
    DEMAK, KOMPAS.com – 
    Selama bulan Ramadhan, Masjid Agung
    Demak
    , Jawa Tengah, menggelar berbagai kegiatan rutin yang telah dijadwalkan hingga Idul Fitri 1446 Hijriah.
    Setidaknya ada 16 kegiatan yang berlangsung selama bulan puasa, diikuti oleh 127 santri lansia dari berbagai kota serta masyarakat umum.
    Beragam aktivitas tersebut meliputi pengajian rutin, shalat malam, hingga pembagian ratusan takjil gratis yang berisi paket buka puasa lengkap dengan makanan dan minuman.
    Berikut
    jadwal kegiatan Ramadhan Masjid Agung Demak
    :
    Pada kesempatan sebelumnya, Ketua Takmir Masjid Agung Demak, KH Nur Fauzi, mengatakan, kegiatan tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, seperti halnya ada penambahan kitab ngaji.
    “Tahun ini ada kajian kitab Wasiyatul Mustofa bakda shalat dzuhur, yang kemarin tidak kita sampaikan tahun ini ada. Wasiyatul Mustofa itu menerangkan akhlak tasawuf, sehingga bagi orang-orang tua itu cocok,” kata Fauzi, mencontohkan, Jumat (28/2/2025).
    Santri Ramdhan maupun masyarakat yang mengikuti ngaji di Masjid Agung Demak, diharapkan memperoleh wawasan ilmu dan pengetahuan keagamaan mendalam.
    “Sangat luar biasa, tentunya meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan tentu adalah peningkatan pemahaman terutama dalam amaliyah keagamaan,” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pendaftaran Mudik Gratis 2025 Bersama PT Pindad Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya – Halaman all

    Pendaftaran Mudik Gratis 2025 Bersama PT Pindad Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya – Halaman all

    PT Pindad mengadakan fasilitas mudik gratis pada tahun 2025, simak rute, jadwal keberangkatan, syarat, dan cara daftarnya berikut ini.

    Tayang: Selasa, 4 Maret 2025 16:47 WIB

    lihat foto

    Instagram @pt_pindad

    MUDIK GRATIS PINDAD – Grafis mudik gratis Pindad 2025 ini diunduh dari Instagram resmi PT Pindad pada Selasa (4/3/2025). Berikut informasi mengenai syarat, cara daftar dan rute mudik gratis Pindad tahun 2025.

    TRIBUNNEWS.COM – PT Pindad memberikan fasilitas mudik gratis bersama BUMN pada tahun ini.

    Pada tahun ini, PT Pindad memberikan pelayanan mudik gratis dari kota Bandung ke arah Solo dan Yogyakarta.

    Mudik Gratis 2025 bersama PT Pindad ini kuotanya sangat terbatas.

    Pendaftaran pemudik yang ingin mendapatkan fasilitas mudik gratis 2025 dari PT Pindad bisa mendaftarkan diri secara online.

    Pemesanan atau pendaftaran mudik gratis PT Pindad sudah dibuka sejak 3 Maret 2025, kemarin.

    Periode pendaftaran berakhir hingga 16 Maret 2025, mendatang.

    Mudik gratis bersama PT Pindad dijadwalkan berangkat pada 27 Maret 2025.

    Pemudik akan diberangkatkan menggunakan armada bus.

    Syarat dan Ketentuan Mudik Gratis Pindad 2025

    Satu orang calon pemudik hanya boleh mendaftar satu kali dan dapat mendaftarkan anggota keluarga sesuai KK.
    Peserta tidak boleh mendaftar lagi jika sudah terdaftar dalam Program Mudik Gratis di Perusahaan/Instansi lain.
    Pendaftar hanya boleh memilih 1 kota tujuan saja.
    Pendaftar wajib membawa KTP/KK asli pada saat daftar ulang.
    Pendaftar yang mengundurkan diri akan diberikan sanksi berupa blacklist untuk Mudik Gratis di tahun berikutnya.
    Pendaftaran otimatis ditutup apabila kuota sudah terpenuhi.
    Anak usia 2 tahun ke atas wajib didaftarkan selayaknya orang dewasa.

    Cara Daftar Mudik Gratis Pindad 2025

    Pendaftar melakukan pendaftaran sesuai dengan tanggal, yaitu mulai 3 Maret 2025 hingga 16 Maret 2025.
    Kemudian peserta mendaftar melalui laman resmi yang disediakan oleh Pindad yaitu di link bit.ly/MudikPindad2025.
    Lalu peserta yang memenuhi syarat akan dihubungi oleh Panita melalui WhatsApp.
    Peserta yang sudah dihubungi, wajib melakukan registrasi ulang.
    Registrasi ulang dilakukan pada tanggal 21, 24, dan 25 Maret 2025 di Gedung 95 PT Pindad di Jl. Gatot Subroto No. 517, Bandung.
    Registrasi ulang mudik tidak boleh diwakilkan, kecuali oleh anggota yang satu rombongan mudik atau terdaftar dalam satu Kartu Keluarga.

    Program mudik gratis ini dibuka untuk umum, atau seluruh masyarakat.

    Kuota peserta mudik gratis PT Pindad adalah sebanyak 150 peserta.

    Namun perlu diketahui, pihak PT Pindad tidak memfasilitasi untuk kepulangan pemudik.

    Setiap pemudik nantinya akan mendapatkan takjil dan makanan berat selama perjalanan mudik.

    Keberangkatan dilakukan pada 27 Maret 2025, dan titik kumpulnya akan diinformasikan ketika registrasi ulang.

    (Tribunnews.com/Oktavia WW)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Bubur Muhdor, Sejarah dan Kelezatan Takjil Khas Tuban untuk Berbuka Puasa

    Bubur Muhdor, Sejarah dan Kelezatan Takjil Khas Tuban untuk Berbuka Puasa

    Tuban, Beritasatu.com – Bubur muhdor selalu hadir setiap bulan suci Ramadan. Bahkan, ratusan orang rela mengantre dan berdesak-desakan untuk menikmati hidangan dengan bumbu khas Timur Tengah ini. Bubur ini disajikan sebagai menu takjil bagi umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.

    Bubur muhdor menjadi salah satu takjil yang paling dicari saat Ramadan tiba. Sejak pertama kali dibuat hingga sekarang, bubur ini tidak pernah sepi peminat. Warga Tuban, Jawa Timur dan masyarakat dari luar Kabupaten Tuban pun ikut berburu bubur muhdor.

    Proses pembuatan bubur muhdor memakan waktu antara dua hingga tiga jam. Bahan-bahan yang digunakan meliputi beras, santan kelapa, daging kambing, dan rempah-rempah khas Timur Tengah yang membuat rasanya unik. Bubur ini telah ada sejak 1937 dan diwariskan secara turun-temurun hingga sekarang.

    Proses pembuatan bubur muhdor di kompleks Masjid Al-Mudhor, Kelurahan Kutorejo, Tuban, Jawa Timur. – (Beritasatu.com/Suwanto)

    Makanan ini pertama kali dibuat oleh tokoh terkemuka keturunan Arab, syekh Habib Abdul Qodir bin Alwi Assegaf. Bubur muhdor diciptakan sebagai solusi untuk mengatasi krisis pangan yang terjadi pada masa penjajahan Belanda.

    “Sejarah bubur muhdor dimulai pada 1937. Dahulu untuk membuat bubur ini, kami harus iuran, tidak seperti sekarang. Sekarang, sudah ada investornya. Bahan bakarnya pun berbeda, dahulu menggunakan kayu bakar, sekarang sudah menggunakan elpiji,” ujar Alwi Ba’agil, salah seorang remaja Masjid Al-Mudhor kepada Beritasatu.com belum lama ini.

    Menurut Alwi, dahulu bubur muhdor diperuntukkan bagi warga kurang mampu. Namun, seiring berjalannya waktu, peminat bubur ini semakin banyak sehingga akhirnya dibuatlah bubur muhdor di Masjid Al-Mudhor yang terletak di Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban. Dalam satu kali produksi, bubur muhdor bisa menghabiskan sekitar 50 kilogram beras.

    “Yang spesial dari bubur muhdor ini adalah bumbunya, yang khas Timur Tengah. Sekali produksi, bisa mencapai 50 kilogram beras. Bubur ini sangat enak disantap saat berbuka puasa atau setelah salat tarawih. Selama Ramadan, bubur ini dibagikan secara gratis untuk umum,” jelas Alwi.

    Bubur muhdor saat dibagikan kepada warga. – (Beritasatu.com/Suwanto)

    Sementara itu, Kaffi warga Kelurahan Kutorejo, Tuban mengaku selalu datang ke Masjid Al-Mudhor setiap sore untuk mengantre bubur muhdor. Menurutnya, bubur muhdor sangat cocok disantap saat berbuka puasa.

    “Rasa bubur muhdor enak, ada rasa daging kambing gulai. Setiap Ramadan, saya pasti datang ke sini untuk ikut mengantre bubur muhdor,” ungkap Kaffi.