Produk: takjil

  • Martabak Madura, Kuliner Ramadan di Bali yang Beromzet Jutaan

    Martabak Madura, Kuliner Ramadan di Bali yang Beromzet Jutaan

    Denpasar, Beritasatu.com – Bulan Ramadan selalu menghadirkan beragam kuliner khas yang menggoda selera, terutama di pasar takjil. Salah satu menu unik yang menarik perhatian di Dusun Wanasari, Denpasar adalah martabak Madura yang beromzet jutaan rupiah. 

    Berbeda dari martabak pada umumnya, martabak Madura menggunakan campuran sayuran seperti bihun dan wortel, serta dilengkapi petis khas Madura yang memberikan cita rasa autentik. Kehadiran kuliner ini langsung mencuri perhatian para pemburu takjil di Denpasar. 

    Ibu Tri, warga asal Surabaya yang kini tinggal di Bali, mengaku penasaran saat melihat Martabak Madura dijual di pasar takjil. 

    “Kalau pulang ke Surabaya, saya pasti beli. Namun di Bali, ini pertama kalinya saya menemukannya. Susah cari yang jual di sini,” ujar Ibu Tri yang datang berburu takjil bersama putrinya kepada wartawan, Jumat ( 14/3/2025). 

    Antusiasme serupa juga dirasakan oleh Mezza, seorang pembeli yang baru pertama kali mencicipi Martabak Madura. 

    “Saya penasaran karena ini khas Madura, dan petisnya benar-benar enak!” katanya dengan penuh semangat. 

    Tingginya rasa penasaran masyarakat membuat antrean pembeli cukup panjang. Banyak yang ingin mencicipi rasa otentik dari Martabak Madura yang jarang ditemukan di Bali. 

    Tak hanya menarik perhatian para pembeli, kehadiran Martabak Madura juga membawa berkah bagi sang penjual, Ibu Li khususnya di Ramadan. Ia mengungkapkan, dalam sehari, ia bisa meraup omzet hingga Rp 2,5 juta hanya dalam waktu tiga jam berdagang. 

    “Martabak Madura ini berisi bihun, wortel, telur, dan petis khas yang langsung kami datangkan dari Madura. Alhamdulillah, sehari bisa dapat omzet Rp 2,5 juta,” kata Ibu Lia. 

    Bagi pelanggan yang ingin mencobanya, Martabak Madura ini dibanderol dengan harga terjangkau, hanya Rp 8.000 per porsi. Bagi penyuka makanan pedas, petisnya sudah dicampur dengan cabai, dan pelanggan juga bisa meminta tambahan cabai sesuai selera. 

    Dengan rasa khas dan harga terjangkau, tak heran jika Martabak Madura menjadi primadona baru di pasar takjil Denpasar saat Ramadan. Jika berkunjung ke sana, jangan lupa mencicipinya

  • Meningkatkan Spiritualitas Generasi Z Selama Ramadan

    Meningkatkan Spiritualitas Generasi Z Selama Ramadan

    Belakangan ini, perbincangan mengenai generasi Z semakin populer, mulai dari pandangan positif hingga stigma negatif yang beredar di masyarakat. Generasi yang lahir antara 1997 hingga 2012 ini menarik perhatian generasi-generasi sebelumnya.  

    Sebagian memandang generasi Z sebagai generasi yang lemah, sementara yang lain  melihatnya sebagai generasi yang kreatif, inovatif, dan suportif. Hal ini tidak  mengherankan, mengingat generasi Z tumbuh pada era perkembangan digital yang pesat,  sehingga mereka lebih melek teknologi dan mampu mengakses informasi dengan mudah. Namun, bagaimana tingkat spiritualitas generasi Z? 

    Prof Dr Abdul Mu’ti dalam acara pengajian menyambut Tahun Baru Hijriah 1445 yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengajian Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, menyatakan berdasarkan penelitian, tingkat spiritualitas generasi Z relatif lebih rendah dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini disebabkan transformasi digital yang sangat cepat yang membuat mereka cenderung lebih terbuka dan  longgar dalam relasi antarteman, bahkan antarumat beragama, serta lebih menerima nilai-nilai universal daripada nilai-nilai yang memisahkan mereka. Oleh karena itu, penting untuk menjaga spiritualitas generasi muda, terutama generasi Z sebagai salah satu generasi penerus (rijalul ghod). 

    Ramadan menjadi momentum yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan spiritualitas generasi Z. Ramadan adalah bulan suci yang penuh makna dan disambut penuh sukacita oleh umat muslim di seluruh dunia sebagai bulan yang dipenuhi  dengan limpahan pahala, ampunan, dan terkabulnya doa-doa. Rasulullah SAW bersabda:

    مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَا نَا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

    “Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari  dan Muslim) 

    Banyak aktivitas dan amalan yang dapat dilakukan untuk meraih berbagai pahala dan  ganjaran tersebut. Lalu, bagaimana generasi Z dapat menemukan makna ibadah pada Ramadan? Berikut beberapa tip yang dapat dilakukan generasi Z untuk menemukan makna ibadah dengan tetap kreatif dan inovatif, tetapi tetap bernilai ibadah. 

    1. Memanfaatkan teknologi untuk ibadah dan belajar 

    Ibadah dan belajar merupakan amalan yang memiliki keutamaan besar pada Ramadan, sebagaimana disebutkan dalam hadis: 

    Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,“Apabila telah masuk bulan Ramadan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan  setan-setan dibelenggu. Selain itu, ada satu seruan yang terdengar dari Allah Swt ‘Hai  orang-orang yang beriman, dekatkanlah diri kalian kepada-Ku dengan memperbanyak  amal ibadah pada bulan ini, dan belajarlah di dalamnya karena sesungguhnya  pelajaran pada bulan Ramadan lebih afdal daripada pelajaran di bulan-bulan  lainnya’.” (HR Ibnu Majah) 

    Generasi Z dapat memanfaatkan berbagai platform digital untuk beribadah dan belajar, seperti  aplikasi Muslim Pro, Qur’an.com atau Tafsir Kemenag. Platform ini memudahkan generasi Z mengisi waktu dengan produktif, seperti membaca Al-Qur’an, mempelajari tafsir,  melafalkan doa-doa, atau sebagai pengingat waktu salat. Selain itu, generasi Z juga dapat menggunakan Zoom atau media sosial, seperti YouTube, Instagram, Facebook, atau  TikTok, untuk mengikuti kajian-kajian keagamaan secara daring yang diselenggarakan oleh ulama atau komunitas keagamaan. Pengetahuan  keagamaan juga bisa didapat melalui podcast tokoh-tokoh agama dan dai inspiratif. 

    2. Membuat konten kreatif bernilai ibadah 

    Firman Allah Swt dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 104:

    وَلۡتَكُنۡ مِّنۡكُمۡ اُمَّةٌ يَّدۡعُوۡنَ اِلَى الۡخَيۡرِ وَيَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ​ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ‏ ١٠٤ 

    “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka  itulah orang-orang yang beruntung.”

    Pada era digital, berdakwah tidak harus dilakukan secara konvensional, seperti dari pintu ke  pintu atau tampil di hadapan publik. Semua orang dapat menyampaikan pesan kebaikan melalui konten kreatif. Generasi Z yang familier dengan dunia konten digital dapat  memanfaatkan media sosial seperti untuk membuat  konten-konten Ramadan yang menarik dan bermanfaat. Misalnya, video tentang amalan-amalan selama bulan puasa, tip menghadapi godaan, resep sahur sederhana, tata cara salat  tarawih, doa-doa mustajab, atau challenge berbuat baik dalam Ramadan. Dengan cara  ini, generasi Z dapat melaksanakan amar makruf nahi mungkar dengan konsep yang unik dan  modern. 

    3. Bergabung dengan komunitas online 

    Banyak komunitas online yang dapat ditemukan di platform media sosial. Komunitas-komunitas ini menyediakan ruang bagi generasi Z untuk terlibat dalam kegiatan produktif dan bernilai ibadah, seperti forum diskusi  keagamaan, tadarus Al-Qur’an, menghafal Al-Qur’an, atau menjadi relawan di berbagai  daerah di Indonesia. Bergabung dengan komunitas online dapat membantu generasi Z tetap terhubung dengan nilai-nilai spiritual, meskipun berada di dunia digital. 

    4. Ibadah secara personal

    Ramadan membuka lebar ladang pahala, sehingga memotivasi umat muslim  untuk memperbanyak amalan yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. Untuk mengukur keberhasilan ibadah selama Ramadan, generasi Z dapat membuat jurnal refleksi  harian, mencatat target ibadah, atau hal-hal yang disyukuri. Selain  itu, bisa dibuat target spiritual, seperti one day one juz atau membaca buku-buku keagamaan secara konsisten. Hal ini dapat membantu menjaga keistikamahan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: 

    أَحَبَنُ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ 

    “Amal (kebaikan) yang paling dicintai Allah adalah yang kontinu meski sedikit.” (HR Muslim) 

    5. Menjadi inisiator kegiatan sosial 

    Bersedekah pada Ramadan memiliki keutamaan yang luar biasa, sebagaimana  disebutkan dalam hadis:

    عَنْ أَنَسٍ قِيْلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ : صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ

    “Dari sahabat Ibnu Abbas: Rasulullah SAW adalah orang paling dermawan di  antara manusia lainnya, dan ia semakin dermawan saat berada di bulan Ramadan.”  (HR Bukhari dan Muslim) 

    Generasi Z, dengan pengaruhnya yang besar di media sosial, memiliki peluang untuk menginisiasi kegiatan sosial secara online maupun offline. Misalnya, bagi-bagi takjil gratis, pemberian donasi, atau kampanye online untuk mengajak orang lain bersedekah. Kegiatan ini tidak hanya bernilai sosial, juga merupakan ibadah. 

    Kesimpulan 

    Generasi Z  sebagai generasi digital dapat menemukan makna ibadah dengan cara yang  unik dan modern. Dengan memadukan tradisi dan teknologi, kreativitas dan spiritualitas,  serta personalisasi dan kebersamaan, generasi Z dapat menjadikan Ramadan sebagai  momentum untuk tumbuh secara spiritual, intelektual, dan kreatif. 

    Meskipun tantangan lingkungan sekitar tidak dapat diabaikan, semangat dalam menjalankan ibadah puasa harus tetap dijaga. Dengan memanfaatkan platform digital untuk berkolaborasi dan berbagi kebaikan, generasi Z dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas dengan cara yang inspiratif. Mari jadikan Ramadan tahun ini sebagai momentum untuk  meningkatkan kualitas diri dalam segala aspek kehidupan.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).

  • Ini Alasan Kenapa Buka Puasa dengan Gorengan Tak Disarankan

    Ini Alasan Kenapa Buka Puasa dengan Gorengan Tak Disarankan

    Jakarta

    Gorengan menjadi salah satu takjil yang populer dan favorit banyak orang saat berbuka puasa. Namun, tahukah kamu kalau tidak disarankan buka puasa dengan makan gorengan?

    Aneka gorengan seperti bakwan, tahu isi, hingga cireng terasa lezat dan gurih di mulut. Apalagi jika ditambah cabai rawit atau dicocol ke dalam saus sambal, buka puasa terasa semakin nikmat.

    Biasanya, gorengan menjadi hidangan pembuka saat berbuka puasa. Setelah itu dilanjutkan dengan mengkonsumsi makanan berat, seperti nasi dan lauk pauk.

    Meski banyak yang suka gorengan, tapi sebenarnya tidak disarankan berbuka puasa dengan makan gorengan, apalagi dalam jumlah banyak. Apa alasannya? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

    Kenapa Tidak Disarankan Makan Gorengan saat Buka Puasa?

    Ada alasan khusus mengapa sebaiknya tidak mengkonsumsi gorengan saat buka puasa. Menurut Dietisien FKKMK UGM, Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet, AN, APD komposisi gorengan yang mengandung lemak tidak sehat dapat menyebabkan sejumlah penyakit berbahaya.

    “Gorengan sangat tidak direkomendasikan untuk berbuka puasa, karena komposisinya dominan karbohidrat dan lemak tidak sehat,” kata Tony melalui keterangan tertulis dari laman UGM.

    Tony mengungkapkan, gorengan yang dimasak menggunakan minyak yang telah dipakai secara berulang kali dapat menjadikannya sebagai sumber kolesterol jahat. Mengkonsumsi terlalu banyak gorengan juga bisa memicu penyakit seperti jantung, penyumbatan pembuluh darah, hingga stroke.

    Selain mengandung lemak tidak sehat, gorengan juga tersusun dari karbohidrat sederhana. Karbohidrat jenis ini sifatnya cepat dibakar dan dicerna oleh tubuh. Hal itu membuat kadar gula darah dalam tubuh menjadi cepat turun, sehingga bikin mudah merasa lapar.

    “Kan jarang yang ada gorengan yang 1-2 kali pakai ganti minyaknya. Kebanyakan minyak yang digunakan itu sudah dipakai berkali-kali dan jadi model sumber kolesterol,” ujarnya.

    Pilihan Buah untuk Buka Puasa

    Agar tubuh tetap sehat selama berpuasa, Tony merekomendasikan menu buka puasa dengan mengkonsumsi jenis karbohidrat kompleks. Sebab, karbohidrat kompleks lebih lambat dicerna oleh tubuh, sehingga menciptakan efek kenyang lebih lama dan tidak mudah lapar.

    Ia mencontohkan jenis karbohidrat kompleks yang baik dikonsumsi saat berbuka puasa, salah satunya adalah buah-buahan.

    Nah, ada sejumlah buah-buahan yang mengandung rendah gula sehingga cocok dikonsumsi saat berbuka puasa. Mengutip laman Eating Well dan Only My Health, berikut rekomendasi buah-buahannya:

    SemangkaAlpukatKiwiRaspberiPepayaNagaMelon.

    Demi memenuhi nutrisi seimbang, pastikan mengkonsumsi makanan sehat lainnya, seperti sayur-sayuran hingga protein tinggi. Selain itu, jangan lupa minum air putih setelah berbuka puasa dan saat sahur agar tubuh tetap terhidrasi.

    (ilf/fds)

  • Segar! Ini Cara Sehat Minum Es Teh Saat Buka Puasa dari Dokter Gizi

    Segar! Ini Cara Sehat Minum Es Teh Saat Buka Puasa dari Dokter Gizi

    Jakarta

    Minum teh manis saat berbuka puasa menjadi hal yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Teh hangat atau es teh menjadi pilihan karena manis dan dapat menyegarkan tubuh setelah berpuasa.

    Menurut spesialis gizi klinik dr Davie Muhammad, SpGK, teh manis hangat atau dingin tidak memiliki perbedaan dari sisi kalori. Hanya saja penting untuk dicatat seberapa banyak takaran gula yang ditambahkan saat minum es teh,

    “Yang menjadi pembedanya adalah seberapa banyak gula yang digunakan untuk teh tersebut,” ungkap dr Davie pada detikcom, Jumat (7/3/2025).

    Menurut dr Davie, semakin banyak gula yang digunakan pada es teh manis yang akan dikonsumsi, tentunya semakin tinggi juga kalorinya. Tentunya lebih baik jika kadar gula yang dimasukkan tidak terlalu banyak saat buka puasa.

    “Anjuran asupan gula sehari sekitar 4 sendok makan atau 50 gram gula per hari,” katanya.

    dr Davie menjelaskan menu buka puasa yang tinggi gula dapat menyebabkan lonjakan gula darah setelah berpuasa. Kondisi ini yang akan menyebabkan mudah ngantuk dan mudah lapar kembali.

    Maka dari itu, dr Davie menyarankan beberapa menu yang tepat untuk berbuka puasa. Mulai dari buah potong yang mengandung banyak air dan juga kurma.

    Kurma juga mengandung gula yang tinggi, vitamin, mineral, dan juga serat. Tetapi, jumlahnya juga perlu diperhatikan.

    “Berbuka puasa dengan kurma 3-4 butir sudah cukup mengembalikan energi awal setelah berpuasa,” tuturnya.

    Mengenai teh baik panas atau dingin tidak berbeda baik dari sisi kalori bila menggunakan gula.. yang menjadi beda adalah seberapa banyak gula yang digunakan untuk teh tersebut. Semakin banyak gula yang digunakan semakin tinggi kalori. Anjuran asupan gula sehari sekitar 4 sendok makan / 50 gram gula per hari.

    Menu buka puasa dianjurkan takjil yang tidak tinggi gula ataupun tepung. Hal ini dimaksud untuk mencegah lonjakan gula darah setelah berpuasa. Lonjakan gula darah akan berakibat mudah ngantuk dan mudah lapar kembali. Sehingga takjil upayakan dominan konsumsi buah potong tinggi air atau kurma sekitar 3-4butir. Lalu jeda shalat maghrib barulah makan sebelum isya dengan komposisi lengkap dan seimbang mengandung karbohidrat, protein dan serat

    Kurma selain mengandung gula juga mengandung tinggi vitamin dan mineral juga serat. Berbuka puasa dengan kurma 3-4 butir sudah cukup mengembalikan energi awal setelah berpuasa.

    (sao/kna)

  • Hibur Pengungjung di Bulan Ramadan, Penyanyi Afgan Syahreza Bakal Manggung di SMB 

    Hibur Pengungjung di Bulan Ramadan, Penyanyi Afgan Syahreza Bakal Manggung di SMB 

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

    TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI UTARA – Menyambut bulan suci Ramadan, pusat perbelanjaan favorit di Kota Bekasi Summarecon Mall Bekasi (SMB) hadirkan berbagai hiburan menarik untuk pengunjung. 

    Center Director SMB, Ugi Cahyono mengatakan, bertajuk Miracle of Ramadan, pihaknya menghadirkan hiburan berupa penampilan artis ternam  dan program belanja mulai 7 Maret hingga 6 April 2025. 

    “Rangkaian acara ini dirancang untuk memberikan pengalaman Ramadan yang berkesan bagi pengunjung,” kata Ugi, Jumat (14/3/2025). 

    Berbagai pertunjukan hadir untuk menghibur pengunjung antara lain, Tanoura Dance, Saman Dance, Rampak Bedug, Acrobatic, Humanoid, dan School Performances. 

    Untuk menambah kemeriahan, SMB juga bersolek dengan dekorasi bernuansa Ramadan warna hijau dan ungu serta ornamen lampu cantik di area panggung The Downtown Walk dan di dalam mal.

    Puncak dari rangkaian acara hiburan tersebut adalah penampilan spesial dari penyanyi solo ternama Indonesia, Afgan Syahreza yang akan membawakan manggung pada 21 Maret 2025 pukul 20.00 WIB di The Downtown Walk. 

    Ugi menambahkan, penampilan Afgan diharapkan dapat menambah semarak suasana Ramadan di SMB dan menjadi momen yang tak terlupakan bagi para penggemarnya. 

    “Melalui ‘Miracle of Ramadan’, kami menyuguhkan beragam hiburan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga kami ingin SMB menjadi destinasi untuk pengunjung dalam mempererat tali silaturahmi,” jelas dia. 

    Untuk program belanja, SMB menawarkan umrah gratis untuk pelanggan setia. Selain itu, setiap minggu selama Ramadan, pelanggan juga berkesempatan meraih shopping voucher SMB dengan total nilai hingga Rp 80 juta. 

    “Kami juga telah menyiapkan program belanja dengan hadiah-hadiah menarik, termasuk hadiah utama paket Umrah, sebagai bentuk apresiasi kepada pelanggan setia kami. Selain itu, SMB juga menyediakan takjil gratis setiap hari yang berlokasi di pintu lobi utama,” kata Ugi. 

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Berat Badan Naik saat Puasa, Begini Cara Mencegahnya Menurut Dokter Gizi

    Berat Badan Naik saat Puasa, Begini Cara Mencegahnya Menurut Dokter Gizi

    JAKARTA – Sebagian orang merasa berat badannya naik saat bulan puasa, padahal seharusnya bisa menjadi kesempatan untuk menjaga pola makan lebih sehat. Penyebab utama kenaikan berat badan saat puasa adalah pola makan yang tidak terkontrol, terutama saat berbuka dan sahur.

    Banyak orang menganggap waktu berbuka sebagai momen ‘balas dendam’ setelah seharian berpuasa. dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.G.K, dokter spesialis gizi klinik mengatakan mengonsumsi takjil yang berlebihan, seperti gorengan dan makanan manis dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

    Selain itu, makanan berlemak tinggi cenderung lebih lambat dicerna oleh tubuh, sehingga bisa menumpuk dan berkontribusi pada kenaikan berat badan. Makanan atau minuman yang terlalu manis dapat meningkatkan kadar insulin dengan cepat, yang kemudian menimbulkan rasa lapar lebih cepat dan memicu makan berlebihan saat berbuka puasa.

    “Pada saat makan malam disarankan menghindari makanan berlemak tinggi cenderung lebih lambat keluar dari lambung. Saat sahur, hindari makanan terlalu asin, karena dapat membuat cepat haus saat berpuasa,” tutur dr. Juwalita, dikutip dari kanal YouTube RS Pondok Indah.

    “Hindari makanan terlalu manis untuk mencegah meningkatkan respon insulin yang cepat sehingga puasa tidak cepat terasa lapar. Hindari mengandung kafein, karena ada efek diuretik yang membuat buang air kecil jadi berlebihan, khawatirnya cenderung dehidrasi,” tambahnya.

    Saat puasa, banyak orang cenderung mengurangi aktivitas fisik dengan alasan lemas atau malas bergerak. Padahal, tubuh tetap membutuhkan olahraga untuk membakar kalori.

    “Tetaplah olahraga secara teratur. Olahraga direkomendasikan bisa setelah sahur, 1 jam sebelum berbuka puasa, atau 1 jam setelah berbuka puasa. Jadi tetap aktif dan jaga asupan makan,” kata dr. Juwalita.

    Selain itu, langsung tidur setelah makan bisa menyebabkan makanan tidak tercerna dengan baik, sehingga lebih mudah disimpan sebagai lemak tubuh. Dehidrasi sering kali disalahartikan sebagai rasa lapar, sehingga tubuh cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan dibandingkan yang sebenarnya dibutuhkan.

    Cara Mencegah Kenaikan Berat Badan Saat Puasa

    1.  Kendalikan Porsi Makan

    Saat berbuka, sebaiknya konsumsi takjil secukupnya, lalu lanjutkan dengan makan malam yang mengandung gizi seimbang. Batasi waktu makan hingga pukul 21.30 agar tubuh punya waktu untuk mencerna makanan sebelum tidur.

    2. Pilih Makanan Bernutrisi Seimbang

    dr. Juwalita mengatakan menu sahur dan berbuka harus mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, mineral, dan serat. Karbohidrat bisa dari nasi, oat, atau umbi-umbian. Protein bisa diperoleh dari ikan, ayam, telur, tahu, dan tempe. Lemak sehat bisa didapatkan dari alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.

    “Walaupun puasa selama 14 jam, yang mana dapat menggeser waktu makan, tapi tetap memiliki pedoman makan gizi seimbang. Gizi seimbang memiliki panduan atau pola makan dengan jumlah sesuai dengan kebutuhan tubuh,” imbuhnya.

    3. Hindari Makanan Berlemak Tinggi dan Asin

    Makanan berlemak tinggi sulit dicerna tubuh dan bisa menyebabkan penumpukan lemak. Makanan yang terlalu asin juga sebaiknya dihindari saat sahur, karena bisa membuat tubuh lebih cepat merasa haus saat berpuasa.

    4. Kurangi Konsumsi Makanan Manis Berlebihan

    Makanan yang terlalu manis bisa meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, yang justru membuat tubuh merasa lapar lebih cepat.

    5.Tetap Aktif dan Berolahraga

    Olahraga tetap bisa dilakukan saat puasa. Waktu yang direkomendasikan adalah setelah sahur, satu jam sebelum berbuka, atau satu jam setelah berbuka.

    6. Cukupi Kebutuhan Cairan

    Selama menjalankan puasa, dr. Juwalita menyebut idealnya seseorang tetap minum 8 gelas air putih per hari.

    “Saat sahur 2 gelas. Lalu berbuka puasa dilanjutkan 2 gelas air lagi. Kemudian sisanya dilanjutkan setelah makan malam 2 gelas lagi, sampai menjelang tidur tambahkan 2 gelas air lagi. Jadi satu hari tetap 8 gelas air.” paparnya.

  • Dinas KPKP Jakarta Klaim Belum Temukan Bahan Berbahaya dalam Takjil Selama Ramadan 2025

    Dinas KPKP Jakarta Klaim Belum Temukan Bahan Berbahaya dalam Takjil Selama Ramadan 2025

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengklaim belum menemukan bahan berbahaya dari takjil yang dijual di Jakarta.

    Hal ini diungkapkan Eli berdasarkan hasil pemeriksaan takjil yang dilakukan Dinas KPKP DKI Jakarta sepanjang Ramadan ini.

    “Yang tahun lalu kami perlu waspadai biasanya adalah pacar cina, itu pewarnanya, kemudian mie basahnya. Tapi untuk sekarang belum, mudah-mudahan tidak ada, tahun terdahulu ada.” ucapnya di Balai Kota, Jumat (14/3/2024).

    Anak buah Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung ini bilang, pengujian sampel dilakukan terhadap produsen makanan.

    “Makanya kami melakukannya biasanya penelusuran, traceability. Dia mengambilnya dari mana, sampai ke bahan bakunya,” ujarnya.

    Sampai saat ini, pemeriksaan takjil pun masih terus dilakukan di lima wilayah kota administrasi dan Kabupaten Kepulauan Seribu.

    “Hanya memang belum setiap hari dan belum lima wilayah. Tapi kami sudah sarankan ke seluruh teman-teman wali kota untuk menyelenggarakan bekerja sama dengan Badan POM dan Satgas Pangan,” ujarnya.

    KLIK SELENGKAPNYA: Aksi Preman Sok Jagoan Memalak Sopir Truk di Jambi Viral di Medsos. Ia Dihukum Mengangkat Kursi Sambil Menyanyikan Yel-yel Glory Glory Man United.

    Selain menggandeng Badan POM, Dinas KPKP DKI Jakarta juga berkoordinasi dengan Satgas Pangan untuk melakukan pemeriksaan takjil.

    “Supaya bisa kami olah kembali kalau memang kemudian terjadi positif kasus-kasus yang seperti itu,” kata dia.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Serunya Berburu Takjil Kekinian di Bazar Ramadhan Langensuko Salatiga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 Maret 2025

    Serunya Berburu Takjil Kekinian di Bazar Ramadhan Langensuko Salatiga Regional 14 Maret 2025

    Serunya Berburu Takjil Kekinian di Bazar Ramadhan Langensuko Salatiga
    Tim Redaksi
    SALATIGA, KOMPAS.com –
    Jalan
    Langensuko
    di Kecamatan Sidorejo menjadi salah satu pusat keramaian di Kota
    Salatiga
    selama bulan Ramadhan.
    Ratusan pedagang
    takjil
    memadati lokasi ini setiap menjelang buka puasa, menjadikannya sebagai Bazar Ramadhan Langensuko.
    Sebelumnya, para pedagang ini berjualan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman atau di pusat kota.
    Ilham (43), salah satu pengunjung yang datang bersama anaknya, Fadil Ghanii Ramadhan (14), mengaku nyaman berbelanja di bazar ini. 
    “Sekarang juga menjadi lebih nyaman karena tidak ada kendaraan yang lewat, memilih makanan juga menjadi lebih leluasa,” kata dia.
    Ia juga menambahkan bahwa ia telah beberapa kali mengunjungi Kampung Ramadhan tersebut.
    “Menu makanan yang ditawarkan pedagang sangat beragam. Ada makanan dan minuman kekinian, ada juga yang tradisional. Jadi banyak pilihan saat nanti berbuka puasa,” ungkapnya.
    Ilham menjelaskan bahwa salah satu makanan favoritnya adalah olahan dari Garasi Durian.
    “Rasanya segar dan enak. Tapi terkadang juga jajan mochi, risol goreng, es durian, es alpukat, hingga jajanan kekinian seperti dimsum, wonton, dan lainnya,” tambahnya.
    Ia menilai penataan pedagang makanan menjelang berbuka puasa menjadikan jalanan lebih rapi.
    “Apalagi antara pedagang dan lokasi parkir dipisahkan dan jaraknya tidak terlalu jauh. Kalau untuk ngabuburit sangat bagus, semoga tahun depan yang berjualan lebih banyak sehingga pilihannya juga bisa variatif, ada makanan tradisional juga,” harap Ilham.
    Keramaian di Bazar Ramadhan Langensuko juga membawa berkah bagi Triyono, penjual pisang goreng wijen.
    Ia mengungkapkan bahwa omzetnya mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 1 juta per hari.
    “Sering jualan kalau ada acara-acara, tapi baru kali ini jualan pisang goreng wijen karena jarang ada. Kalau jajanan yang lain kan sudah banyak yang jualan,” ujarnya.
    Triyono menjelaskan bahwa ia selalu membawa 16 sisir pisang setiap hari dan semuanya habis terjual. “Harga satu kotak Rp 10.000, meskipun terkadang ada hujan, juga tetap habis,” katanya.
    Ia menambahkan bahwa keunikan pisang goreng wijen terletak pada tambahan biji wijen dalam adonan.
    “Selain itu, pisang digoreng lebih garing dan renyah. Sehingga ketika dinikmati saat buka puasa lebih terasa renyah dan enak,” ungkapnya.
    Dengan beragam pilihan makanan dan suasana yang nyaman, Bazar Ramadhan Langensuko menjadi destinasi menarik bagi warga Salatiga untuk berburu takjil menjelang berbuka puasa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolri Buka Puasa Bersama Bareng Media, Bagikan 136 Ribu Takjil dan 2.244 Santunan Anak Yatim – Halaman all

    Kapolri Buka Puasa Bersama Bareng Media, Bagikan 136 Ribu Takjil dan 2.244 Santunan Anak Yatim – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polri menggelar acara buka puasa bersama yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada Kamis (13/3/2025) sore.

    Dalam kegiatan itu, Polri membagikan 136 ribu paket takjil kepada masyarakat, serta memberikan santunan kepada 2.244 anak yatim.

    Acara buka puasa bersama ini digelar serentak di seluruh markas kepolisian dari Aceh hingga Papua.

    Di Mabes Polri, acara ini dihadiri langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang didampingi oleh seluruh Pejabat Utama (PJU) Mabes Polri.

    Selain itu hadir pula Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, dan para pemimpin redaksi dari berbagai media, termasuk CEO Tribun Network, Dahlan Dahi.

    Ninik Rahayu dalam kesempatan itu memberikan apresiasi terhadap peran Polri dalam membangun sinergi yang kuat dengan media.

    Menurutnya, kehadiran Polri dalam berbagai kegiatan sosial bersama media merupakan langkah positif dalam menciptakan hubungan yang lebih harmonis antara kepolisian, insan pers, dan masyarakat.

    Ninik menyebut kegiatan ini juga menjadi bukti eratnya hubungan antara Polri dan media.

    Tercatat, lebih dari 11 ribu wartawan dari berbagai media hadir dalam acara ini di berbagai daerah.

    Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, menekankan bahwa kolaborasi antara Polri dan media bukan hanya sebatas pemberitaan, tetapi juga aksi nyata untuk masyarakat.

    “Kami mengapresiasi peran media sebagai mitra strategis dalam menyebarkan informasi positif dan membangun engagement dengan masyarakat. Kegiatan berbagi takjil dan buka bersama ini menjadi bukti bahwa Polri dan media memiliki satu tujuan, yakni memberikan manfaat dan membangun kedekatan dengan masyarakat,” ujarnya.

    Di berbagai daerah, para Kapolda dan Kapolres bersama jajaran turun langsung ke lapangan membagikan takjil kepada masyarakat.

    Brigjen Pol Trunoyudo menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar berbagi makanan, tetapi juga sebagai sarana membangun kebersamaan dan keharmonisan antara Polri, media, dan masyarakat.

    “Sinergitas yang terjalin ini semakin memperkuat hubungan Polri dengan media, sekaligus menegaskan bahwa kepolisian hadir tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang peduli terhadap sesama,” ujarnya.

    Selain sebagai ajang berbagi, kehadiran Kapolri dan Ketua Dewan Pers dalam acara ini juga menjadi simbol kuatnya kolaborasi dan sinergi antara kepolisian dan media di Indonesia.

    “Keharmonisan antara Polri dan media yang terjalin dalam kegiatan ini diharapkan dapat terus berlanjut dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Media adalah mitra strategis Polri dalam menyebarkan informasi yang kredibel, membangun keterlibatan publik, dan mendukung tugas-tugas kepolisian untuk menciptakan situasi yang kondusif,” tambah Trunoyudo.

    Dengan terlaksananya pelaksanaan kegiatan ini secara serentak di seluruh Indonesia, Polri berharap momentum kebersamaan ini terus terjaga, tidak hanya di bulan Ramadan, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat.

  • Anti-Mainstream! Es Batu Jadi Menu Buka Puasa Utama Dian Sastro

    Anti-Mainstream! Es Batu Jadi Menu Buka Puasa Utama Dian Sastro

    Jakarta, Beritasatu.com – Selebritas Dian Sastrowardoyo atau Dian Sastro ternyata memiliki kebiasaan unik saat Ramadan. Istri pengusaha Maulana Indraguna Sutowo ini, memilih untuk berbuka puasa hanya dengan menikmati es batu sebagai hidangan utamanya. 

    Hal ini diketahui melalui unggahan Dian Sastro dalam akun media sosialnya yang dikutip oleh Beritasatu.com pada Kamis (13/3/2025).

    “Kadang takjil terenak adalah es batu,” tulis Dian Sastro dalam unggahannya tersebut.

    Bongkahan es batu tersebut terlihat menjadi menu berbuka favorit Dian Sastro, dan dalam sebuah video, ia tampak sangat menikmati momen tersebut dengan penuh kebahagiaan. “Jangan ngilu ya nontonnya,” tambahnya.

    Unggahan tersebut kemudian menjadi viral di media sosial. Banyak yang terkejut dengan kebiasaan bintang Ada Apa Dengan Cinta? ini, tetapi tak sedikit pula yang memuji kesederhanaan dan sikap rendah hati Dian meskipun sudah dikenal sebagai artis terkenal.

    Beberapa netizen pun memberikan reaksi lucu dan penasaran, salah satunya adalah penyanyi Yura Yunita yang bertanya, “Kok bisa sih?” sementara yang lain memuji, “Hobi orang keren, memang beda”.

    Ternyata, hobi mengunyah es batu sebagai menu berbuka puasa ini juga cukup populer di kalangan sebagian masyarakat dan beberapa artis. Seperti Audy Item yang menimpali, “Hahahaha tos. Gue juga doyan banget ngunyah es batu, krutuk-krutuk,”.

    Akhirnya, banyak netizen yang merasa senang karena memiliki kesamaan dengan Dian Sastro, yaitu mengunyah es batu. “Akhirnya ada kesamaan aku dengan Dian Sastro,” tulis seorang pengguna media sosial.

    Fenomena ini menunjukkan bahwa meski telah menjadi figur publik, Dian Sastro tetap memiliki kebiasaan yang sederhana dan unik, yang juga diikuti banyak orang yakni mengunyah es batu saat berbuka puasa.