Produk: Syariah

  • OJK Kumpulkan Dana dari Program Gerak Syariah Tembus Rp 1,9 T

    OJK Kumpulkan Dana dari Program Gerak Syariah Tembus Rp 1,9 T

    Jakarta

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menghimpun dana sebesar Rp 1,9 triliun dari program Gebyar Ramadan Keuangan Syariah (Gerak Syariah) 2025 yang telah berlangsung sejak bulan lalu. Hal ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen (PEPK) Friderica Widyasari Dewi.

    Perempuan yang akrab disapa Kiki mengatakan program Gerak Syariah ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah kegiatan yang meningkat dari sebelumnya 1.345 kegiatan menjadi 2.863 kegiatan. Lebih rinci lagi, dari 2.863 kegiatan itu, ada 1.435 kegiatan untuk literasi, 556 kegiatan untuk inklusi, dan 872 untuk kegiatan sosial.

    “Total peserta edukasi pun meningkat 2 kali lipat, yang tadinya total 3 juta ini menjadi 6,3 juta. Ini total penerima manfaat sosial juga meningkat sangat pesat dari 93 ribu menjadi 158 ribu,” kata Kiki dalam acara Puncak Acara Gerak Syariah, di Kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (25/3/2025).

    Kiki menambahkan total nominal penghimpunan dana masyarakat di program tersebut mencapai Rp 1,9 triliun. Adapun total penyaluran dana kepada masyarakat sebesar Rp 4,6 triliun.

    “Kami lihat juga waktu di AEON BSD juga itu kita membuat mini fair, mini syariah fair yang itu juga langsung pembukaan account juga cukup lumayan ya. Waktu itu sekitar hampir Rp 3 miliar lah untuk acara satu sore begitu. Itu luar biasa,” jelas Kiki.

    Sebelumnya, Gerak Syariah diselenggarakan dalam rangka meningkatkan literasi dan mendorong inklusi keuangan syariah kepada masyarakat, serta mengoptimalkan memomentum bulan Ramadan 1446 Hijriah.

    Kiki mendorong pelaku usaha jasa keuangan syariah untuk terus melakukan inovasi dan semakin aktif memahami kebutuhan masyarakat agar semakin banyak konsumen yang memanfaatkan jasa dan layanan jasa keuangan syariah. Sebab, sektor keuangan syariah di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan hal itu terlihat dari kinerja yang terus meningkat setiap tahunnya.

    Pada Desember 2024, intermediasi perbankan syariah tumbuh positif dengan pembiayaan tumbuh 9,9 persen menjadi Rp643,5 triliun dengan NPF terjaga sebesar 2,12 persen. Sementara DPK tumbuh 10,1 persen menjadi sebesar Rp753,6 trililun.

    Sedangkan market cap syariah tercatat sebesar Rp6.825,3 triliun atau naik 11,1 persen. Adapun nilai Asset Under Management (AUM) syariah mencapai Rp50,5 triiun atau tumbuh 18,2 persen (yoy) dan Sukuk (korporasi dan negara) sebesar Rp1.682,9 triliun atau tumbuh 12,9 persen (yoy).

    Sementara aset asuransi syariah tumbuh 5,8 persen menjadi sebesar Rp46,55 triliun. Adapun aset piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan syariah tumbuh 11,3 persen menjadi Rp33,8 triiun.

    (rea/kil)

  • Siapa Pengganti Hery Gunardi di BSI? Ini Profil Bob Tyasika Ananta yang Jadi Plt Dirut BRIS

    Siapa Pengganti Hery Gunardi di BSI? Ini Profil Bob Tyasika Ananta yang Jadi Plt Dirut BRIS

    PIKIRAN RAKYAT – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi menunjuk Bob Tyasika Ananta sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) BSI. Penunjukan ini menyusul kepindahan Hery Gunardi ke PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) sebagai Direktur Utama baru, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI pada Senin 24 Maret 2025.

    Penunjukan Bob sebagai Plt Dirut BSI dilakukan sesuai mekanisme internal perusahaan hingga digelarnya RUPST berikutnya. Selain itu, jabatan Direktur Teknologi dan Informasi BSI juga diisi sementara oleh Grandhis H. Harumansyah, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Risk Management.

    Bob Tyasika Ananta: Siap Melanjutkan Transformasi BSI

    Bob Tyasika Ananta, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama BSI, menyatakan siap menjalankan amanah ini.

    “Kami siap melanjutkan transformasi BSI sebagaimana pondasi yang telah dibangun oleh Bapak Hery Gunardi sehingga perseroan mampu mewujudkan visi dan misinya. Saya juga siap membawa BSI terus tumbuh positif dan berkelanjutan sehingga memberi manfaat bagi seluruh umat sebagai sahabat finansial, sosial, dan spiritual,” tuturnya.

    Bob Tyasika Ananta juga menegaskan komitmen BSI untuk terus mendukung pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

    “Kami tentu akan terus meningkatkan peran dalam mendukung pembangunan ekonomi dan keuangan syariah, menjadi bank syariah terbesar, modern, digital serta inklusif dengan menjalankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip syariah,” ujarnya.

    Profil Bob Tyasika Ananta

    Bob Tyasika Ananta lahir di Surakarta pada tahun 1963. Ia memiliki latar belakang pendidikan yang kuat di bidang keuangan:

    Master of Finance, University of Oregon, AS (1989) Sarjana Akuntansi, Universitas Gadjah Mada (1986)

    Bob juga memiliki pengalaman panjang di dunia perbankan, khususnya di BUMN:

    Wakil Direktur Utama BSI (2021 – sekarang) Direktur Human Capital & Kepatuhan BNI (2020 – 2021) Direktur Treasury & International BNI (2019 – 2020) Direktur Manajemen Risiko BNI (2018 – 2019) Direktur Perencanaan & Operasional BNI (2016 – 2018)

    Pengalaman luas Bob di berbagai posisi strategis menjadi bekal kuat dalam melanjutkan kepemimpinan di BSI.

    BSI di Bawah Kepemimpinan Hery Gunardi

    Di bawah kepemimpinan Hery Gunardi sejak merger pada 1 Februari 2021, BSI mencatatkan pertumbuhan luar biasa. Hingga akhir 2024, BSI tumbuh dengan kinerja double digit. Berikut pencapaiannya:

    Aset meningkat dari Rp236 triliun (2021) menjadi Rp409 triliun (2024). Dana Pihak Ketiga (DPK) naik dari Rp206 triliun (2021) menjadi Rp327 triliun (2024). Penyaluran pembiayaan tumbuh dari Rp157 triliun (2021) menjadi Rp278 triliun (2024), dengan kualitas pembiayaan yang tetap terjaga di NPF (gross) 1,90%. Laba bersih melonjak dari Rp2,1 triliun (2020) menjadi Rp7 triliun (2024). Kapitalisasi pasar membawa BSI masuk ke jajaran Top 9 Global Islamic Bank pada 2024, lebih cepat satu tahun dari target awal.

    BSI juga sudah menyiapkan Plan Transformasi Tahap II (2026-2030), dengan target ambisius masuk Top 5 Global Islamic Bank pada 2030.

    Harapan di Bawah Kepemimpinan Bob

    Dengan rekam jejaknya yang impresif, Bob Tyasika Ananta diharapkan mampu mempertahankan momentum pertumbuhan BSI. Apalagi, dia sudah menegaskan komitmennya untuk melanjutkan pondasi yang sudah dibangun.

    BSI kini tak hanya berambisi menjadi bank syariah terbesar di Indonesia, tapi juga bersaing di tingkat global. Peran Bob sebagai Plt Dirut akan menjadi krusial dalam menjaga stabilitas dan mempercepat transformasi di tengah persaingan industri perbankan yang semakin ketat.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Strategi BSI Pasca Ditinggal Hery Gunadi Jadi Nakhoda Baru BRI – Halaman all

    Strategi BSI Pasca Ditinggal Hery Gunadi Jadi Nakhoda Baru BRI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Manajemen Bank Syariah Indonesia (BSI) telah menyiapkan strategi dan roadmap pengembangan bisnis perseroan, pasca pengangkatan Direktur Utama BSI Hery Gunadi menjadi direktur Utama Bank Rakyat Indonesia dalam Rapat Umum Pemegang Tahunan (RUPST) 2025 hari ini, Selasa, 25 Maret 2025.

    Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta kini diangkat sebagai Pelaksana Tugas Dirut BSI.

    Bob mengatakan, BSI telah mencanangkan Plan Transformasi Tahap II (2026-2030) sebagai kelanjutan atas Transformasi Tahap I yang dilakukan pada awal merger (2021-2025). 

    Di dalam Corporate Plan tersebut telah ditetapkan fokus dan rencana bisnis Perusahaan di mana pada tahun 2030 aspirasi BSI adalah masuk dalam Top 5 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar. 

    Dia juga telah menyiapkan kaderisasi serta proses seleksi kepemimpinan di BSI. 

    Sesuai ketentuan internal, Perseroan memiliki mekanisme pejabat pelaksana tugas sampai dengan berlangsungnya RUPST selanjutnya. 

    Adapun pelaksana tugas dan wewenang Direktur Teknologi dan Informasi akan dijalankan oleh Direktur Risk Management Grandhis H. Harumansyah. 

    BSI juga telah memiliki SEVP Informasi dan Teknologi yang saat ini dijabat oleh Muhammad Misbahul Munir. Penetapan jabatan pengurus perseroan selanjutnya akan dilakukan pada RUPS Tahunan BSI tahun 2025. 

    Bob mengatakan siap menjalankan tugas dan kepercayaan yang diberikan. 

    “Kami siap melanjutkan transformasi BSI sebagaimana pondasi yang telah dibangun oleh Bapak Hery Gunardi sehingga perseroan mampu mewujudkan visi dan misinya,” kata Bob.

    “Saya juga siap membawa BSI terus tumbuh positif dan berkelanjutan sehingga memberi manfaat bagi seluruh umat sebagai sahabat finansial, sosial dan spiritual,” ujarnya.

    Bob menyatakan, BSI akan terus meningkatkan peran di dalam mendukung pembangunan ekonomi dan keuangan syariah, dan menjadi bank syariah terbesar, modern, digital serta inklusif dengan menjalankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip syariah.

    Di bawah kepemimpinan Hery Gunardi, bisnis BSI konsisten tumbuh double digit hingga akhir tahun 2024.

    Di bawah kepemimpinannya, BSI telah mencanangkan Plan Transformasi Tahap II (2026-2030) sebagai kelanjutan atas Transformasi Tahap I yang dilakukan pada awal merger (2021-2025).

    Mengaku pada Corporate Plan BSI, tersebut telah ditetapkan fokus dan rencana bisnis Perusahaan di mana pada tahun 2030 aspirasi BSI adalah masuk dalam Top 5 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar. 

    Hery Gunadi juga telah menyiapkan kaderisasi serta proses seleksi kepemimpinan di BSI.

    Mengacu ketentuan internal di BSI, Perseroan memiliki mekanisme pejabat pelaksana tugas sampai dengan berlangsungnya RUPST selanjutnya.

    Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta kini menjadi pelaksana tugas dirut yang posisinya ditinggal Hery Gunadi. 

    Sementara, posisi pelaksana tugas dan wewenang Direktur Teknologi dan Informasi yang ditinggalkan Saladin D. Effendi ke BRI akan dijalankan oleh Direktur Risk Management Grandhis H. Harumansyah.

    Sejak merger pada tahun 2021 hingga 2024, BSI mencatatkan pertumbuhan solid dan berada di atas rerata pertumbuhan bisnis perbankan nasional di bawah kepemimpinan Hery Gunadi.

    Aset BSI melonjak sebesar Rp173 triliun dari Rp236 triliun di awal merger (Februari 2021) menjadi Rp409 triliun di Desember 2024. Pertumbuhan aset ini meningkatkan posisi BSI menjadi peringkat 6 di industri perbankan nasional.

    Dana Pihak Ketiga (DPK) naik sebesar Rp121 triliun, dari Rp206 triliun di Februari 2021 menjadi Rp327 triliun pada akhir tahun buku 2024.

    Sedangkan dari penyaluran pembiayaan mencapai Rp278 triliun tumbuh Rp121 triliun dengan kualitas pembiayaan yang baik dengan NPF (gross) 1,90 persen.

    Dari sisi bottom line pun kinerja BSI sangat baik dengan pertumbuhan rata-rata double digit.

    Laba BSI pada akhir 2020 Rp2,1 triliun dan pada akhir tahun buku 2024 telah menjadi Rp7 triliun atau naik lebih dari tiga kali lipat dalam empat tahun. 

    Selain itu BSI juga berhasil mengokohkan diri masuk sebagai Top 9 Global Islamic Bank dari sisi kapitalisasi pasar pada tahun 2024, satu tahun lebih cepat dari aspirasi awal di mana diharapkan masuk sebagai Top 10 Global Islamic bank pada tahun 2025. 

  • Dirut BSI Hery Gunadi Jadi Nakhoda Baru BRI, Saladin Diangkat Jadi Direktur IT – Halaman all

    Dirut BSI Hery Gunadi Jadi Nakhoda Baru BRI, Saladin Diangkat Jadi Direktur IT – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) resmi menetapkan Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi direktur utama BRI, Senin (24/3/2025).

    RUPST BRI juga mengangkat Direktur BSI Saladin D. Effendi sebagai Direktur Teknologi dan Informasi BRI.

    Hery Gunardi adalah Direktur Utama BSI sejak 1 Februari 2021, saat awal merger beberapa unit usaha syariah bank BUMN sampai dengan 24 Maret 2025.

    Sementara Saladin D Effendi menjabat sebagai Direktur Teknologi dan Informasi (IT) sejak RUPS BSI Tahun 2023.

    Hery Gunadi Bawa Kinerja BSI Kincong

    Pengangkatan Hery Gunadi jadi dirut BRI tak lepas dari keberhasilan Hery Gunadi mengawal kinerja BSI yang solid sejak awal pembentukan bank syariah ini di 2021 hingga awal 2025 ini. 

    Di bawah kepemimpinan Hery Gunardi, bisnis BSI konsisten tumbuh double digit hingga akhir tahun 2024.

    Di bawah kepemimpinn Hery Gunadi, BSI telah mencanangkan Plan Transformasi Tahap II (2026-2030) sebagai kelanjutan atas Transformasi Tahap I yang dilakukan pada awal merger (2021-2025).

    Mengaku pada Corporate Plan BSI, tersebut telah ditetapkan fokus dan rencana bisnis Perusahaan di mana pada tahun 2030 aspirasi BSI adalah masuk dalam Top 5 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar. 

    Hery Gunadi juga telah menyiapkan kaderisasi serta proses seleksi kepemimpinan di BSI.

    Mengacu ketentuan internal di BSI, Perseroan memiliki mekanisme pejabat pelaksana tugas sampai dengan berlangsungnya RUPST selanjutnya.

    Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta kini menjadi pelaksana tugas dirut yang posisinya ditinggal Hery Gunadi. 

    Sementara, posisi pelaksana tugas dan wewenang Direktur Teknologi dan Informasi yang ditinggalkan Saladin D. Effendi ke BRI akan dijalankan oleh Direktur Risk Management Grandhis H. Harumansyah.

    Hery Gunadi Ngegas Bisnis BSI Sejak Merger

    Sejak merger pada tahun 2021 hingga 2024, BSI mencatatkan pertumbuhan solid dan berada di atas rerata pertumbuhan bisnis perbankan nasional di bawah kepemimpinan Hery Gunadi.

    Aset BSI melonjak sebesar Rp173 triliun dari Rp236 triliun di awal merger (Februari 2021) menjadi Rp409 triliun di Desember 2024. Pertumbuhan aset ini meningkatkan posisi BSI menjadi peringkat 6 di industri perbankan nasional.

    Dana Pihak Ketiga (DPK) naik sebesar Rp121 triliun, dari Rp206 triliun di Februari 2021 menjadi Rp327 triliun pada akhir tahun buku 2024.

    Sedangkan dari penyaluran pembiayaan mencapai Rp278 triliun tumbuh Rp121 triliun dengan kualitas pembiayaan yang baik dengan NPF (gross) 1,90 persen.

    Dari sisi bottom line pun kinerja BSI sangat baik dengan pertumbuhan rata-rata double digit.

    Laba BSI pada akhir 2020 Rp2,1 triliun dan pada akhir tahun buku 2024 telah menjadi Rp7 triliun atau naik lebih dari tiga kali lipat dalam empat tahun. 

    Selain itu BSI juga berhasil mengokohkan diri masuk sebagai Top 9 Global Islamic Bank dari sisi kapitalisasi pasar pada tahun 2024, satu tahun lebih cepat dari aspirasi awal di mana diharapkan masuk sebagai Top 10 Global Islamic bank pada tahun 2025. 

    Capaian ini didukung oleh strategi bisnis yang tepat, konsistensi literasi dan edukasi perbankan syariah ke masyarakat dan juga peran nahkoda handal dari  Direktur Utama BSI Hery Gunardi.

    ‘’Kami mengucapkan selamat atas pengangkatan dua direksi dari BSI ke BRI dan turut bangga bahwa talent terbaik BSI kini mendapat amanah untuk mengelola bank pelat merah terbesar dan khususnya mengembangkan UMKM Indonesia,’’ kata Bob Tyasika Ananta, Wakil Direktur Utama BSI. 

    Atas nama segenap pengurus dan karyawan BSI, Bob juga mengucapkan terimakasih atas dedikasi dan kontribusi Hery Gunardi serta direksi lainnya di BSI selama ini.

    Hasil RUPST BRI Hari Ini

    RUPST BRI hali ini setuju membagikan dividen sebesar besarnya Rp51,73 triliun, angka tersebut meningkat dibandingkan dengan dividen yang dibayarkan pada tahun 2024 sebesar Rp48,10 triliun.

    BRI juga akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham dengan jumlah sebesar-besarnya Rp3 triliun.

    RUPST BRI 2025 mengusung 10 mata acara rapat yang diputuskan dan telah disetujui.

    Tiga diantaranya seperti disampaikan Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi, diantaranya adalah Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan (penetapan dividen tunai), Rencana Pembelian Kembali Saham (buyback) dan Perubahan Pengurus Perseroan.

    Selama tahun buku 2024, BRI mencatat laba bersih konsolidasian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp60,15 triliun. 

    RUPST BRI 2025 juga menyetujui rencana BRI untuk melakukan pembelian kembali atau buyback saham dengan jumlah sebesar-besarnya Rp3 triliun.

    Buyback dilakukan melalui Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek, baik secara bertahap maupun sekaligus, dan diselesaikan paling lama 12 (dua belas) bulan setelah tanggal RUPST.

    Selain menetapkan perubahan pengurus perseroan, RUPST BRI 2025 juga memberhentikan dengan hormat nama-nama sebagai berikut:

    Sunarso sebagai Direktur Utama

    Catur Budi Harto sebagai Wakil Direktur Utama

    Handayani sebagai Direktur Bisnis Konsumer

    Supari sebagai Direktur Bisnis Mikro       

    Amam Sukriyanto sebagai Direktur Commercial, Small and Medium Business

    Arga Mahanana Nugraha sebagai Direktur Digital dan Teknologi Informasi

    Agus Winardono sebagai Direktur Human Capital

    Agus Sudiarto sebagai Direktur Manajemen Risiko           

    Andrijanto sebagai Direktur Retail Funding and Distribution

    Viviana Dyah Ayu Retno Kumalasari sebagai Direktur Keuangan

    Kartika Wirjoatmodjo sebagai Komisaris Utama

    Rofikoh Rokhim sebagai Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen

    Paripurna Poerwoko Sugarda sebagai Komisaris Independen

    Nurmaria Sarosa sebagai Komisaris Independen

    Haryo Baskoro Wicaksono sebagai Komisaris Independen

    Dwi Ria Latifa sebagai Komisaris Independen

    Agus Riswanto sebagai Komisaris             

    Rabin Indrajad Hattari sebagai Komisaris

    Heri Sunaryadi sebagai Komisaris Independen

     

  • IHSG Hari Ini Naik 1,21 Persen Ditopang Sektor Keuangan yang Melesat

    IHSG Hari Ini Naik 1,21 Persen Ditopang Sektor Keuangan yang Melesat

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini menguat pada perdagangan Selasa (25/3/2025), naik 74,4 poin atau 1,21% ke level 6.235.

    Sepanjang sesi, IHSG hari ini bergerak di zona hijau dalam rentang 6.178-6.225. Sebanyak 329 saham mencatat kenaikan, sementara 265 saham melemah, dan 202 saham stagnan.

    Volume perdagangan mencapai 17,1 miliar lembar saham dengan total transaksi Rp 14,5 triliun dalam 965.678 kali transaksi.

    Mayoritas sektor mencatat penguatan saat IHSG hari ini naik. Sektor keuangan memimpin kenaikan sebesar 2,93%, diikuti sektor kesehatan naik 2,11%, bahan baku 1,16%, dan transportasi 1,06%.

    Di sisi lain, sektor teknologi melemah 29,3 poin atau 0,40% ke level 7.355.

    Saham unggulan LQ45 naik 2,35%, indeks saham syariah Jakarta Islamic Index (JII) naik 0,51%, dan Investor33 menguat 2,65%.

    Penguatan IHSG hari ini mencerminkan respons positif pasar terhadap pengumuman susunan kepengurusan baru Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).

    Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, pasar menyambut baik dominasi para profesional dalam jajaran direksi maupun dewan penasihat holding BUMN tersebut. 

    Kehadiran mereka diharapkan mampu meningkatkan tata kelola serta menghasilkan kebijakan investasi yang lebih terukur.

    “Tentu ada harapan besar dengan ditunjuknya para profesional. Ini memberikan optimisme bagi masa depan Danantara dan juga holding BUMN kita ke depan,” ujar Trioksa Siahaan dalam Investor Market Today, Selasa (25/3/2025) terkait pergerakan IHSG hari ini.

  • Muhammadiyah Luncurkan Marketplace Jagalaba.com, Alternatif Bagi UMKM

    Muhammadiyah Luncurkan Marketplace Jagalaba.com, Alternatif Bagi UMKM

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Muhammadiyah kembali membuat gebrakan dalam dunia ekonomi dengan meluncurkan marketplace Jagalaba.com.

    Platform ini hadir sebagai alternatif bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang selama ini menghadapi tantangan di marketplace besar.

    Selebgram dan content creator, Azhar Nasih, membagikan informasi tersebut melalui akun Instagramnya pribadinya.

    “Lagi-lagi, Ormas 1 ini bikin ulah lagi. Setelah meluncurkan ACMU, AC Muhammadiyah, ada juga Mentari Mart, jaringan toko retail milik Muhammadiyah, ada juga Zendo, ojek online Muhammadiyah yang berasal dari akar rumput Muhammadiyah, dan juga katanya mau bikin Bank Syariah Muhammadiyah,” ujar Azhar, dikutip @azharnasih pada Selasa (25/3/2025).

    Menurutnya, Jagalaba.com hadir sebagai alternatif dari marketplace besar di Indonesia yang selama ini dinilai membebani UMKM dengan biaya administrasi tinggi.

    ” Jagalaba ini hadir untuk menjadi alternatif dari marketplace besar di Indonesia ada warna oranye, ada warna hijau-hitam yang dianggap saat ini menjadi predatory pricing untuk UMKM, artinya bea admin di marketplace besar sekarang semakin naik, semakin tinggi sehingga menggerogoti margin seller (keuntungan penjual) atau UMKM,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Azhar juga menyoroti bagaimana marketplace besar saat ini didominasi oleh pemodal asing, yang menyebabkan keuntungan besar justru mengalir ke luar negeri.

    “Dan margin yang gede ini tentu lari ke luar negeri karena yang memiliki marketplace besar di Indonesia saat ini rata-rata adalah pemodalnya dari luar negeri”, lanjutnya.

  • Saham Sektoral Menghijau Dorong IHSG Hari Ini Meroket 1,21 Persen

    Saham Sektoral Menghijau Dorong IHSG Hari Ini Meroket 1,21 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (25/3/2025), naik tinggi lebih dari 1%. IHSG hari ini dibuka pada level 6.197 dan bergerak pada rentang 6.197-6.265.

    BerdasarKan data bursa yang diolah Beritasatu.com, IHSG hingga pukul 09.12 WIB menguat 74,3 poin atau 1,21% hingga mencapai level 6.253. Sebanyak 295 saham menguat, 139 saham turun, dan 164 saham stagnan.

    Volume perdagangan awal mencapai 1,06 miliar lembar saham dengan transaksi Rp 1,37 triliun dan frekuensi mencapai 92.321 kali.

    Mayoritas saham sektoral menghijau pada awal perdagangan IHSG hari ini. Sektor transportasi menguat tertinggi mencapai 1,32%, diikuti sektor kesehatan naik 1,04%, dan keuangan bertambah 1,00%.

    Saat IHSG hari ini naik, saham unggulan dalam indeks LQ45 juga terapresiasi karena bertambah 1,24%, saham syariah dalam indeks Jakarta Islamic Index (JII) menguat 0,29%, dan Investor33 naik 1,18%.

  • BAZNAS RI siapkan 168.750 pack zakat fitrah bagi mustahik di seluruh Indonesia

    BAZNAS RI siapkan 168.750 pack zakat fitrah bagi mustahik di seluruh Indonesia

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    BAZNAS RI siapkan 168.750 pack zakat fitrah bagi mustahik di seluruh Indonesia
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 24 Maret 2025 – 18:14 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI menyiapkan 168.750 paket Zakat Fitrah untuk didistribusikan kepada mustahik di seluruh Indonesia dalam bentuk bantuan pangan berupa beras. 

    Setiap paket Zakat Fitrah yang disalurkan berupa karung beras 5 kg per kepala keluarga, dengan target total penerima manfaat mencapai 675.000 jiwa di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

    Hal tersebut mengemuka pada Konferensi Pers Zakat Fitrah BAZNAS 2025 yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat (21/3/2025). Turut hadir Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., Wakil Ketua BAZNAS RI H. Mokhamad Mahdum, MIDEC, AK, CA, CPA, CWM, CGRCOP, GRCE, CHRP., Pimpinan BAZNAS RI Bidang Perencanaan, Kajian, dan Pengembangan Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec., serta Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian Pendayagunaan Saidah Sakwan MA., beserta jajaran.

    “BAZNAS akan memberikan pelayanan terbaik dalam ibadah zakat fitrah. Kami dari tim pendistribusian dan pendayagunaan, tentunya harus bisa memastikan bahwa zakat fitrah yang ditunaikan bapak ibu para muzaki melalui BAZNAS harus sudah sesuai dengan syariaatnya. Melalui prinsip Aman Syari kita akan  sampai ditangan mustahik dengan kondisi yang layak,” ujar Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, M.A.

    Menurut Saidah, Zakat Fitrah bukan hanya kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu, tetapi juga bentuk kepedulian sosial dan solidaritas umat Islam. Oleh karena itu, BAZNAS RI terus berupaya mendistribusikan zakat fitrah dengan optimal agar manfaatnya bisa dirasakan lebih luas.

    “Zakat fitrah yang akan BAZNAS salurkan target penerimanya sudah masuk ke dalam target mustahik kita, diantaranya yang akan menerima manfaat  ada tenaga kependidikan dan DAI, klaster UMKM, klaster penyandang disabilitas, dan klaster keluarga miskin ekstrim,” katanya.

    Ia menambahkan, BAZNAS RI akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan Perum Bulog dan Petani Binaan BAZNAS dalam program Lumbung Pangan BAZNAS untuk mendapatkan kualitas beras premium. Serta jaringan distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia melalui kerja sama dengan BAZNAS Provinsi/Kota/Kabupaten. 

    “Kita mengorganisir beras ini melalui dua jalur saluran penyedia beras, yang pertama kita kerja sama dengan Perum Bulog dan kedua kita kerja sama dengan Lumbung Pangan BAZNAS, ini adalah bentuk pemberdayaan petani binaan BAZNAS dan memberikan sesuatu yang bermanfaat besar bagu para mustahik. Selain itu, kita kerja sama dengan BAZNAS yang tersebar di seluruh Nusantara untuk menyalurkannya,” ujar Saidah.

    Pada tahun ini, BAZNAS RI telah menetapkan besaran zakat fitrah sebesar Rp47.000 per jiwa, atau setara dengan 2,5 kg atau 3,5 liter beras premium untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Selain itu, nilai fidyah ditetapkan sebesar Rp60.000 per jiwa per hari.

    “Besaran zakat fitrah tahun ini disesuaikan dengan dinamika harga beras premium di pasaran. Sementara bagi masyarakat di luar Jabodetabek, mereka dapat menyesuaikan besaran zakat fitrah dengan harga beras yang dikonsumsi sehari-hari di daerah masing-masing,” jelas Saidah.

    Saidah juga mengimbau masyarakat untuk menunaikan zakat fitrah lebih awal agar dapat segera disalurkan kepada mustahik.

    “Kami mendorong umat Muslim untuk tidak menunda pembayaran zakat fitrah hingga menjelang Idul Fitri, karena semakin cepat ditunaikan, semakin cepat pula manfaatnya dirasakan oleh para mustahik,” kata Saidah.

    Untuk mempermudah pembayaran zakat fitrah, BAZNAS telah menyediakan berbagai kanal pembayaran, baik secara langsung di kantor BAZNAS maupun secara daring melalui platform digital dan layanan perbankan syariah.

    “Dengan kemudahan pembayaran ini, kami berharap semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya zakat fitrah dan berkontribusi dalam membantu sesama,” tutup Saidah.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Jelang Idulfitri Transaksi Remitansi BSI Tembus Rp1,5 Triliun

    Jelang Idulfitri Transaksi Remitansi BSI Tembus Rp1,5 Triliun

    PIKIRAN RAKYAT – Transaksi remitansi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) selama Ramadan 1446 H mencapai Rp1,5 triliun, naik sekitar 15% dari periode yang sama tahun lalu.

    Adapun jumlah transaksinya mencapai sekitar 250.000 yang didominasi transfer. Pencapaian tersebut tak terlepas dari kerja sama yang dijalin BSI dengan 13 mitra agen remitansi di negara-negara yang tersebar di benua Asia, Eropa dan Amerika.

    Terkait kinerja tersebut, Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan, saat ini perseroan terus meningkatkan layanan agar nasabah dapat dengan mudah mengakses BSI baik di dalam maupun di luar negeri.

    “Untuk itu, salah satunya kami terus menjajaki potensi kerja sama mitra di beberapa negara agar WNI bisa dengan mudah bertransaksi khususnya para pekerja migran Indonesia,” ujar Anton.

    Di antara kemudahan yang diberikan BSI dalam layanan remitansi adalah nasabah dapat melakukan transaksi melalui aplikasi mitra remittance. Dengan demikian nasabah melakukan transaksi tidak perlu datang ke kantor cabang remittance.

    Dengan peningkatan layanan yang terus dilakukan BSI, Anton menuturkan rata-rata pertumbuhan transaksi remitansi di sejumlah negara mencapai sekitar 30%-40%. Adapun keunggulan dari layanan remitansi BSI yakni cepat, mudah diakses dengan tarif yang kompetitif.

    Selain itu, terkoneksi juga dengan BSI Call 14040 jika ada keluhan nasabah yang bisa diakses kapan pun dan di mana pun.

    “Layanan-layanan tersebut akan terus kami tingkatkan sejalan dengan komitmen BSI untuk terus memperluas dan meningkatkan transaksi,” pungkasnya.

    Berikut beberapa mitra remitansi yang bisa diakses masyarakat/nasabah BSI saat berada di luar negeri:

    1. Malaysia – SMJ Teratai, Merchantrade, Berry Pay, Immer, Akbar Money
    2. Singapore – Lulu Money, Steadfast, Sing X, Dollarex
    3. Brunei Darussalam – Darul Trustee, Boza Remittance
    4. Jepang – Kyodai Remittance, JRF
    5. Korea Selatan – Gmoney Trans
    6. Hongkong – Wirease Limited, AT Service dan Warung Chandra Remitttance
    7. Australia – Aussie Forex
    8. New Zealand – Orbit Remit
    9. UAE – Direct Remit, Terrapay, Instant Cash, Alfanow
    10. Qatar – Arabian Exchange
    11. USA – Mastercard
    12. UK – Guavapay Limited
    13. Canada – Uremit. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Hery Gunardi, Nakhoda Baru BRI yang Sukses Membangun BSI

    Hery Gunardi, Nakhoda Baru BRI yang Sukses Membangun BSI


    PIKIRAN RAKYAT
    – Hery Gunardi ditetapkan sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI, setelah dirinya sukses membangun PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) sebagai lokomotif ekonomi syariah nasional berstandar global.

    Pengangkatan Hery sebagai nakhoda baru BRI menggantikan Sunarso, dilaksanakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI yang digelar pada Senin (24/3/2025). Salah satu agenda RUPST tersebut adalah perubahan jajaran pengurus. Terkait hal ini, Hery mengatakan dirinya siap mengemban amanah baru dengan sebaik-baiknya.

    Menurutnya, memimpin BSI maupun BRI memiliki kesamaan substansi, yakni sama-sama membangun perekonomian bangsa dari segi industri perbankan. Namun dengan sektor berbeda, di mana BSI bergerak di sektor perbankan syariah sedangkan BRI lebih fokus pada segmen UMKM.

    “Saya bersyukur bisa menjadi bagian dalam pembangunan ekonomi nasional khususnya di industri perbankan melalui berbagai pengalaman saya selama ini. Amanah ini akan saya emban dan jalankan dengan sebaik-baiknya. Semoga ke depan BRI terus tumbuh dan memberikan nilai ekonomi maupun sosial yang seimbang sebagai BUMN melalui kebermanfaatan dan kontribusi yang berkelanjutan bagi perekonomian Indonesia,” ujarnya.

    Hery memang memiliki rekam jejak yang panjang dengan reputasi mumpuni di industri perbankan Tanah Air. Pria kelahiran Bengkulu ini memulai karir sebagai bankir di Bank Bapindo pada 1991. Pada kurun waktu 1998-1999, Hery menjadi anggota Tim Merger yang membidani lahirnya Bank Mandiri. Kala itu, saat krisis ekonomi melanda, pemerintah menggabungkan empat bank yaitu Bank Bapindo, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, dan Bank Exim menjadi bank baru, yaitu Bank Mandiri.

    Hery juga sosok yang menangani pendirian PT AXA Mandiri Finansial Services (AMFS), perusahaan asuransi joint venture antara Bank Mandiri dan AXA Group Perancis (2002-2003). Lalu pada 2006, Hery dipercaya untuk menangani segmen wealth management Bank Mandiri dan karirnya terus menanjak sebagai Direktur hingga menjadi Plt Direktur Utama Bank Mandiri pada September-Oktober 2020.

    Sejumlah posisi top management mulai dari Direktur Mikro dan Ritel, Direktur Konsumer, Direktur Distributions, Direktur Small Business & Network, hingga Direktur Consumer & Retail Transaction pernah diemban Hery saat di Bank Mandiri. Sejumlah pencapaian ditorehkan Hery, misalnya ketika dirinya menjadi Direktur Mikro dan Retail Banking pada April 2013-Januari 2015, Hery membawa Bank Mandiri mampu menyalurkan total kredit mikro mencapai Rp35 triliun, berhasil menjalankan branch business process re-engineering dan mentransformasi unit bisnis mikro & retail banking Bank Mandiri. Atas inovasi yang dikawal olehnya pada 2014 Bank Mandiri dinobatkan sebagai Best Domestik Retail Bank of The Year Indonesia berdasarkan The Asian Banking & Finance.

    Ketika mengemban jabatan sebagai Direktur Bisnis Kecil & Jaringan Bank Mandiri (Maret 2018 – Mei 2019), Hery memacu penyaluran kredit retail dengan total portofolio Rp214 triliun, termasuk kredit untuk segmen mikro, serta segmen kecil & menengah (SME).

    Hery juga membawa Bank Mandiri sukses merengkuh berbagai penghargaan bergengsi, termasuk penghargaan Best Service Excellence dari Marketing Research Indonesia selama 10 tahun berturut-turut sejak 2007 – 2017. Juga membawa Bank Mandiri masuk dalam top 11 dari 500 perusahaan terbaik dunia dari sisi lingkungan kerja atau World Best Employer pada 2018.

    Kemudian melalui segudang pengalaman tersebut, Hery dipercaya membidani lahirnya BSI dengan proses merger 3 bank syariah anak usaha bank BUMN yaitu PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.

    Hery pun ditunjuk sebagai Direktur Utama pertama di bank syariah terbesar di Indonesia tersebut. Penetapan itu dilakukan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada RUPSLB tanggal 15 Desember 2020 dan efektif menjabat pada 01 Februari 2021.

    “Pengalaman dalam perjalanan karir saya menjadi modal penting untuk melangkah ke depan bersama BRI, dengan melanjutkan pencapaian oleh pemimpin-pemimpin BRI sebelumnya termasuk Pak Sunarso dalam melakukan transformasi culture dan digital. Saya sebagai pemimpin memiliki kewajiban mendorong seluruh Insan BRILian menjadi talenta terbaik di bidangnya dengan kepercayaan dan daya saing tinggi agar memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Indonesia,” ujarnya.

    Lambungkan Kinerja BSI
    Adapun di bawah kepemimpinan Hery, BSI mencatatkan kinerja yang gemilang. Total aset BSI hingga akhir 2024 senilai Rp408,61 triliun. Angka itu tumbuh 15,55% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp353,62 triliun pada 2023.

    Pertumbuhan aset tersebut tak terlepas dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 11,46% YoY menjadi Rp327 triliun pada periode yang sama. Juga pembiayaan yang naik 15,88% YoY hingga mencapai Rp278 triliun.

    Dari segi laba bersih BSI mencapai Rp7,01 triliun pada 2024, tumbuh 22,83% secara tahunan dari Rp5,7 triliun pada 2023. Kenaikan kinerja BSI ini lebih tinggi dari laju pertumbuhan industri perbankan nasional, yang dalam kurun beberapa tahun terakhir tak terlepas dari kondisi ekonomi makro maupun mikro yang cukup menantang.

    Dari sisi aset, BSI menempati peringkat keenam terbesar di industri perbankan nasional dengan laju pertumbuhan sebesar 15,55% secara tahunan. Sementara untuk DPK menempati urutan keenam terbesar di Tanah Air. BSI juga mampu menempati peringkat 9 bank syariah global dari segi kapitalisasi pasar. Di mana hal tersebut ditargetkan dicapai tahun ini, namun realisasinya lebih cepat yaitu pada 2024.

    “InsyaAllah dengan niat dan tekad yang lurus untuk terus memberikan kontribusi membangun ekonomi Indonesia, saya akan mengemban amanah di BRI dengan sebaik mungkin. Saya pribadi menganut prinsip growth mindset. Kita harus terus tumbuh. Karena dunia terus bergerak, kita harus agile dan inovatif membangun perusahan. Saat ini kita dihadapkan sejumlah tantangan di tengah situasi ketidakpastiaan ekonomi. Karena itu kita harus bekerja lebih baik, Beyond the Limit,” tutup Hery.

     

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News