Produk: Syariah

  • BI: Rupiah yang stabil beri kepercayaan investor untuk masuk ke RI

    BI: Rupiah yang stabil beri kepercayaan investor untuk masuk ke RI

    Jakarta (ANTARA) – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah yang stabil akan memberikan kepercayaan (confidence) bagi investor asing untuk masuk dan berinvestasi di Indonesia.

    “Setidaknya, mereka (investor asing) masuk dulu di portfolio investment,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan April 2025 di Jakarta, Rabu.

    Data BI bahwa aliran masuk modal asing ke instrumen keuangan domestik dalam bentuk investasi portofolio sejak awal tahun 2025 hingga akhir Maret 2025 mencatat net inflows 1,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

    Pada April 2025 (hingga 21 April 2025), investasi portofolio mencatat net outflows 2,8 miliar dolar AS akibat kuatnya dampak ketidakpastian global pascapengumuman tarif resiprokal AS.

    Namun, perkembangan terkini menunjukkan tekanan outflows mulai berkurang terutama pada Surat Berharga Negara (SBN), sejalan tetap baiknya prospek perekonomian Indonesia, termasuk ketahanan eksternal yang terjaga baik.

    “Sampai di akhir Maret ini, SBN dan SRBI itu kami sudah melihat inflow. Dan bahkan lelang kemarin, SBN hari Selasa kemarin dan hari Kamis lalu, SRBI hari Rabu lalu, kami juga melihat inflow dari asing sudah masuk, sehingga ini tentunya akan menjadi penguat untuk rupiah dengan suplai dolar yang bertambah,” kata Destry.

    BI kini memiliki kombinasi instrumen untuk intervensi yang lebih lengkap.

    Tidak hanya triple intervention pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian SBN di pasar sekunder tetapi juga intervensi di pasar off-shore non delivery forward (NDF).

    “Di mana kami (di pasar off-shore) akan standby 24 jam karena market-nya juga 24 jam di Hong Kong, kemudian di Eropa, dan juga di Amerika,” ujar Destry.

    BI memastikan tetap berada di market untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah serta menjaga kecukupan likuiditas melalui pembelian dari SBN di pasar sekunder.

    Adapun sejak awal 2025 hingga 22 April 2025, BI telah membeli SBN dengan total Rp80,98 triliun sejak awal 2025 hingga 22 April 2025.

    Pembelian SBN dilakukan melalui pasar sekunder Rp54,98 triliun serta pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah Rp26,00 triliun.

    Nilai tukar rupiah pada 27 Maret 2025 tercatat Rp16.560 per dolar AS atau menguat 0,12 persen point to point (ptp) ketimbang dengan level akhir Februari 2025.

    BI mencatat bahwa tekanan kuat terhadap nilai tukar rupiah terjadi di pasar off-shore pada saat libur panjang pasar domestik dalam rangka Idul Fitri 1446 H, akibat kebijakan tarif resiprokal AS.

    Pada 7 April 2025, BI pun melakukan intervensi di pasar off-shore NDF secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York guna stabilisasi nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global.

    Respons kebijakan ini memberikan hasil positif, tercermin dari perkembangan rupiah yang terkendali dan menguat menjadi Rp16.855 per dolar AS pada 22 April 2025, dibandingkan dengan level Rp16.865 per dolar AS pada hari pertama pembukaan pasar domestik pascalibur 8 April 2025.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • BI prakirakan kredit tumbuh menuju batas bawah kisaran 11-13 persen

    BI prakirakan kredit tumbuh menuju batas bawah kisaran 11-13 persen

    Ke depan, berbagai risiko ketidakpastian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik perlu menjadi perhatian karena dapat memengaruhi prospek permintaan kredit dan preferensi penempatan aset likuid perbankan

    Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan akan menuju ke batas bawah kisaran 11 persen hingga 13 persen pada tahun 2025, seiring dengan risiko ketidakpastian global yang masih berlangsung.

    “Ke depan, berbagai risiko ketidakpastian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik perlu menjadi perhatian karena dapat memengaruhi prospek permintaan kredit dan preferensi penempatan aset likuid perbankan,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan April 2025 di Jakarta, Rabu.

    Sehubungan dengan itu, Perry menyampaikan bahwa Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif, termasuk mengoptimalkan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

    Bank Indonesia juga memperkuat implementasi ketentuan Rasio Pendanaan Luar Negeri (RPLN) untuk mendorong pendanaan perbankan bagi manajemen likuiditas dan penyaluran kredit ke sektor riil.

    “Bank Indonesia juga akan terus mempererat koordinasi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mendorong pertumbuhan kredit dalam mendukung pembiayaan ekonomi,” kata Perry.

    Pertumbuhan kredit pada Maret 2025 tercatat sebesar 9,16 persen year on year (yoy), lebih rendah dari 10,30 persen (yoy) pada bulan Februari 2025.

    Pertumbuhan kredit investasi masih relatif tinggi, yaitu 13,36 persen (yoy), sementara pertumbuhan kredit konsumsi dan kredit modal kerja masing-masing tercatat sebesar 9,32 persen (yoy) dan 6,51 persen (yoy).

    Dari sisi penawaran, minat penyaluran kredit (lending standard) dan kondisi likuiditas masih memadai, meskipun sejumlah bank mulai menghadapi kendala dalam meningkatkan pendanaan baik Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun sumber lainnya untuk penyaluran kredit.

    Dari sisi permintaan, kontribusi pertumbuhan kredit terutama didukung pada sektor industri, pertambangan, dan jasa sosial, sementara kontribusi pertumbuhan kredit pada sektor konstruksi dan perdagangan masih terbatas.

    Pembiayaan syariah tumbuh sebesar 9,18 persen (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 1,95 persen (yoy).

    Adapun likuiditas perbankan tercatat memadai, yang tecermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Maret 2025 yang tinggi sebesar 26,22 persen.

    Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada Februari 2025 tercatat tinggi sebesar 26,95 persen.

    Risiko kredit tetap terkendali, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan yang rendah, sebesar 2,22 persen (bruto) dan 0,81 persen (neto) pada Februari 2025.

    “Hasil stress test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat, serta ditopang oleh kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga,” kata Perry.

    Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan perbankan dan stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • BI prakirakan kredit tumbuh menuju batas bawah kisaran 11-13 persen

    BI: Insentif KLM Rp370,6 triliun hingga minggu kedua April 2025

    Bank Indonesia terus mendorong implementasi penguatan KLM untuk mendukung pertumbuhan kredit perbankan

    Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) telah memberikan insentif dalam program Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) sebesar Rp370,6 triliun kepada bank-bank yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas hingga minggu kedua April 2025.

    Jumlah tersebut meningkat Rp78,3 triliun dari minggu keempat Maret 2025 sebesar Rp292,3 triliun.

    “Bank Indonesia terus mendorong implementasi penguatan KLM untuk mendukung pertumbuhan kredit perbankan,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan April 2025 di Jakarta, Rabu.

    Mulai 1 April 2025, KLM ditingkatkan dari paling besar 4 persen menjadi sampai dengan 5 persen dari dana pihak ketiga (DPK).

    Khusus sektor perumahan, insentif KLM meningkat sebesar Rp84,0 triliun dari minggu keempat Maret 2025 seiring dengan implementasi penguatan KLM pada 1 April 2025.

    Insentif KLM diberikan masing-masing kepada kelompok bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp161,7 triliun, Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar Rp167,4 triliun, Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar Rp35,7 triliun, dan Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) sebesar Rp5,8 triliun.

    Secara sektoral, insentif tersebut disalurkan kepada sektor-sektor prioritas yakni pertanian, real estate, perumahan rakyat, konstruksi, perdagangan dan manufaktur, transportasi, pergudangan, pariwisata dan ekonomi kreatif, serta UMKM, Ultra Mikro, dan hijau.

    BI mencatat bahwa kredit perbankan tetap tumbuh positif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

    Pertumbuhan kredit pada Maret 2025 tercatat sebesar 9,16 persen year on year (yoy), lebih rendah dari 10,30 persen (yoy) pada Februari 2025.

    Pertumbuhan kredit investasi masih relatif tinggi, yaitu 13,36 persen (yoy), sementara pertumbuhan kredit konsumsi dan kredit modal kerja masing-masing tercatat sebesar 9,32 persen (yoy) dan 6,51 persen (yoy).

    Dari sisi penawaran, minat penyaluran kredit (lending standard) dan kondisi likuiditas masih memadai, meskipun sejumlah bank mulai menghadapi kendala dalam meningkatkan pendanaan baik DPK maupun sumber lainnya untuk penyaluran kredit.

    Dari sisi permintaan, kontribusi pertumbuhan kredit terutama didukung pada sektor industri, pertambangan, dan jasa sosial, sementara kontribusi pertumbuhan kredit pada sektor konstruksi dan perdagangan masih terbatas.

    Sementara pembiayaan syariah tumbuh sebesar 9,18 persen (yoy), serta kredit UMKM tumbuh sebesar 1,95 persen (yoy).

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • BI telah beli SBN senilai Rp80,98 trilliun hingga 22 April 2025

    BI telah beli SBN senilai Rp80,98 trilliun hingga 22 April 2025

    Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) telah membeli surat berharga negara (SBN) dengan total sebesar Rp80,98 triliun sejak awal tahun 2025 hingga 22 April 2025.

    Pembelian SBN dilakukan melalui pasar sekunder sebesar Rp54,98 trilliun serta pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah, sebesar Rp26,00 triliun.

    “Bank Indonesia juga melakukan pembelian SBN dari pasar sekunder untuk memperkuat operasi moneter yang mencerminkan sinergi erat antara kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal Pemerintah,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan April 2025 di Jakarta, Rabu.

    Ke depan, Perry mengatakan bahwa berbagai inovasi instrumen yang telah diterbitkan akan dioptimalkan guna terus memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dan meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter.

    Penguatan respons kebijakan moneter juga terus dilakukan, termasuk optimalisasi strategi operasi moneter pro-market dalam rangka stabilitas nilai tukar rupiah dan pencapaian sasaran inflasi.

    Sebagai upaya pendalaman pasar uang dan pasar valas, serta strategi mendorong aliran masuk modal asing ke pasar keuangan dalam negeri, instrumen moneter pro-market Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) terus dioptimalkan.

    Hingga 21 April 2025, total posisi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI masing-masing tercatat sebesar Rp881,86 triliun, 1,40 miliar dolar Amerika Serikat (AS), dan 277 juta dolar AS.

    Kepemilikan nonresiden dalam SRBI per tanggal 21 April 2025 mencapai Rp209,90 triliun (23,80 persen dari total outstanding).

    “Implementasi dealer utama (primary dealer) sejak Mei 2024 juga makin meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan repurchase agreement (repo) antarpelaku pasar, sehingga memperkuat efektivitas instrumen moneter dalam stabilisasi nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi,” kata Perry.

    Adapun transmisi kebijakan moneter tetap baik di tengah kenaikan risiko dari dinamika global.

    Sejalan dengan penurunan BI-Rate pada Januari 2025 dan operasi moneter yang ditempuh Bank Indonesia, suku bunga pasar uang (INDONIA) terus menurun menjadi 5,77 persen pada 21 April 2025 dari semula sebesar 6,03 persen pada awal Januari 2025.

    Suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan tanggal 16 April 2025 juga menurun, namun tetap menarik untuk aliran masuk modal asing, yakni dari masing-masing 7,16 persen; 7,20 persen; dan 7,27 persen pada awal Januari 2025 menjadi 6,59 persen; 6,61 persen; dan 6,64 persen per 16 April 2025.

    Imbal hasil SBN juga tetap menarik, meskipun untuk tenor 2 tahun menurun dari 6,96 persen menjadi 6,54 persen, sementara untuk tenor 10 tahun menurun dari 6,98 persen menjadi 6,94 persen.

    Adapun suku bunga perbankan tercatat rendah ditopang oleh kecukupan likuiditas perbankan sejalan dengan implementasi penguatan KLM serta publikasi transparansi SBDK.

    Likuiditas yang cukup tersebut mampu meningkatkan efisiensi pembentukan suku bunga perbankan sehingga mendukung penyaluran kredit perbankan.

    Pada Maret 2025, suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit tercatat masing-masing sebesar 4,77 persen dan 9,20 persen, relatif stabil dibandingkan dengan level pada bulan sebelumnya.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • BI Waswas! Ketidakpastian Global Picu Modal Kabur dan Rupiah Tertekan – Page 3

    BI Waswas! Ketidakpastian Global Picu Modal Kabur dan Rupiah Tertekan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan kekhawatirannya atas meningkatnya ketidakpastian global yang dipicu oleh kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat pada awal April 2025.

    Ia menegaskan bahwa kebijakan tersebut telah menimbulkan gejolak dalam pasar keuangan global, termasuk mendorong aliran modal keluar dari negara-negara berkembang dan memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah.

    Salah satu dampak langsung dari kebijakan tersebut adalah terjadinya pergeseran aliran modal global dari Amerika Serikat ke negara dan aset yang dianggap lebih aman (safe haven). Para investor global mulai melirik instrumen keuangan di Eropa dan Jepang, serta komoditas emas, sebagai tempat yang lebih stabil untuk menempatkan dana mereka.

    “Aliran modal dunia bergeser dari AS ke negara dan aset yang dianggap aman safe heaven asset and safe heaven countries, terutama aset keuangan di Eropa dan Jepang, serta komoditi emas,” ujar Perry dalam konferensi prs Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Rabu (23/4/2025).

    Sementara itu, negara-negara berkembang seperti Indonesia masih menghadapi tekanan besar akibat berlanjutnya arus keluar modal. Situasi ini tidak hanya menekan nilai tukar mata uang negara-negara berkembang, tetapi juga menciptakan risiko bagi stabilitas ekonomi mereka secara keseluruhan.

    BI mencatat bahwa tekanan eksternal ini merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi Indonesia saat ini, terlebih dalam konteks ekonomi global yang semakin tidak pasti.

    Menghadapi situasi ini, Bank Indonesia merespons dengan merumuskan bauran kebijakan yang komprehensif. Perry menegaskan pentingnya sinergi antara kebijakan moneter, makroprudensial, sistem pembayaran, serta kebijakan pendalaman pasar keuangan, pemberdayaan UMKM, penguatan ekonomi keuangan syariah, dan kerjasama internasional.

    “Memburuknya kondisi global tersebut memerlukan penguatan respon dan koordinasi kebijakan untuk menjaga ketahanan eksternal, mengendalikan stabilitas, dan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri,” ujarnya.

     

  • BI: Perang Dagang Picu Gejolak Keuangan Dunia – Page 3

    BI: Perang Dagang Picu Gejolak Keuangan Dunia – Page 3

    Salah satu dampak langsung dari kondisi ini adalah pergeseran aliran modal dunia, yang bergerak dari Amerika Serikat ke negara-negara dan aset yang dianggap lebih aman, seperti Eropa, Jepang, dan komoditas emas.

    “Aliran modal dunia bergeser dari AS ke negara dan aset yang dianggap aman safe heaven asset and safe heaven countries, terutama aset keuangan di Eropa dan Jepang, serta komoditi emas,” ujarnya.

    Di sisi lain, negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, masih menghadapi tekanan besar dari aliran keluar modal yang terus berlanjut. Hal ini berimbas pada pelemahan mata uang negara-negara berkembang, yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi mereka.

    Menghadapi ketidakpastian global ini, Bank Indonesia menegaskan perlunya penguatan kebijakan untuk menjaga ketahanan eksternal, mengendalikan stabilitas ekonomi, serta tetap mendorong pertumbuhan domestik.

    Perry Warjiyo menyebutkan bahwa Bank Indonesia merumuskan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, sistem pembayaran, serta kebijakan pendalaman pasar keuangan, UMKM, ekonomi keuangan syariah, dan kebijakan internasional guna menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

    “Memburuknya kondisi global tersebut memerlukan penguatan respon dan koordinasi kebijakan untuk menjaga ketahanan eksternal, mengendalikan stabilitas, dan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri,” pungkasnya.

     

  • Kredit Permata Bank tumbuh 6 persen jadi Rp156,6 triliun pada Q1 2025

    Kredit Permata Bank tumbuh 6 persen jadi Rp156,6 triliun pada Q1 2025

    Fokus kami tidak hanya pada pertumbuhan, tetapi juga pada menciptakan nilai bermakna yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) mengumumkan kinerja kuartal pertama tahun 2025 dengan membukukan pertumbuhan kredit sebesar 6 persen year on year (yoy) menjadi Rp156,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Pertumbuhan kredit tersebut terutama didorong oleh kredit dari segmen korporasi yang tumbuh sebesar 7 persen yoy menjadi Rp92,2 triliun, diikuti pertumbuhan segmen komersial dan konsumen yang masing-masing tumbuh sebesar 5,3 persen yoy dan 4,3 persen yoy.

    Direktur Utama Permata Bank Meliza M. Rusli dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa kinerja yang baik pada awal tahun ini menunjukkan keyakinan Permata Bank bahwa strategi jangka panjang yang diterapkan berada di jalur yang tepat.

    “Fokus kami tidak hanya pada pertumbuhan, tetapi juga pada menciptakan nilai bermakna yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata Meliza.

    Sementara itu, simpanan nasabah terjaga baik dengan pertumbuhan sebesar 4,8 persen yoy menjadi Rp187,4 triliun, didorong oleh pertumbuhan current account saving account (CASA) sebesar 6,5 persen. Rasio CASA Permata Bank meningkat menjadi 58,6 persen dibandingkan 57,7 persen di tahun lalu.

    Pendapatan operasional sebelum provisi (PPOP) tercatat meningkat 9,2 persen yoy. Permata Bank juga berhasil membukukan rasio cost to income (CIR) yang semakin efisien menjadi 48,6 persen pada akhir Maret 2025 dibandingkan dengan akhir Maret 2024 sebesar 50,2 persen.

    Adapun total aset Permata Bank tercatat tumbuh sebesar 4,5 persen yoy menjadi Rp264,3 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

    Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Permata Bank menyampaikan bahwa pihaknya disiplin untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit dan secara konsisten mempertahankan struktur neraca yang optimal dengan tetap menjaga tingkat likuiditas yang memadai.

    Menurut Permata Bank, penerapan strategi optimalisasi neraca mengantarkan pertumbuhan bisnis yang lebih optimal dengan mencatatkan loan to deposit ratio (LDR) di level 83,2 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi pada akhir kuartal pertama tahun 2024 yang berada di level 82,0 persen.

    Perseroan juga mencatat rasio non-performing loan (NPL) gross dan loan at risk (LAR) yang lebih baik masing-masing pada level 2,0 persen dan 7,6 persen, dibandingkan dengan 2,7 persen dan 8,2 persen pada kuartal pertama tahun 2024.

    Untuk menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, Permata Bank membentuk NPL coverage dan rasio LAR coverage yang prudent masing-masing di level 387 persen dan 101 persen.

    Lebih lanjut, dalam melakukan penyelesaian kredit bermasalah, Permata Bank menyampaikan bahwa pihaknya secara konsisten melakukan upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset.

    Selanjutnya, capital adequacy ratio (CAR) dan common equity tier 1 (CET-1) Permata Bank pada kuartal pertama tahun 2025 tercatat kuat masing-masing sebesar 33,6 persen dan 25,6 persen.

    Permata Bank mencatat, rasio permodalan ini merupakan salah satu yang terkuat di antara bank-bank komersial terbesar di Indonesia. Permodalan yang kuat ini menjadi enabler untuk mendukung strategi dan pertumbuhan Permata Bank pada masa depan, baik secara organik maupun anorganik.

    Dari sisi bisnis syariah, unit usaha syariah (UUS) Permata Bank juga membukukan kinerja yang positif dengan pencapaian PPOP sebesar Rp195,3 miliar atau tumbuh sebesar 11,2 persen yoy.

    Pencapaian ini didukung dengan pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang tumbuh 6,7 persen yoy dan pengendalian biaya yang disiplin.

    Pada sisi pendanaan, simpanan nasabah di UUS Permata Bank meningkat 14,5 persen yoy menjadi Rp31,2 triliun.

    “UUS Permata Bank terus fokus pada peningkatan simpanan nasabah, khususnya pendanaan murah yang stabil dengan terus mengembangkan jaringan ekosistem syariah di industri perbankan Indonesia,” catat perseroan.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sosok Hasbi Hasan, Mantan Sekretaris MA di Panggil Mahkamah Agung soal Kasus Dugaan Pencucian Uang – Halaman all

    Sosok Hasbi Hasan, Mantan Sekretaris MA di Panggil Mahkamah Agung soal Kasus Dugaan Pencucian Uang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Nama Hasbi Hasan saat ini sedang menjadi perbincangan.

    Hal ini lantaran Hasbi Hasan dipanggil oleh Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Pemeriksaan atas Hasbi Hasan dilakukan di Gedung KPK Merah Putih.

    Ia diperiksa sebagai saksi kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di lingkungan Mahkamah Agung.

    Lantas siapa Hasbi Hasan sebenarnya ?

    Berikut Tribunnews rangkum terkait sosok Hasbi Hasan menurut pantauan Tribunnews:

    Hasbi Hasan memiliki nama dan gelar lengkap Prof. Dr. H. Hasbi Hasan., S.H., M.H..

    Hasbi Hasan adalah mantan Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia.

    Sebelum menjabat sebagai Sekretaris MA, Hasbi Hasan diketahui mengisi posisi sebagai Kepala Puslitbang Kumdil Mahkamah Agung Republik Indonesia.

    Nama Hasbi Hasan juga diketahui pernah menjadi Direktur Pembinaan Administrasi Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama.

    Ia juga pernah menduduki jabatan sebagai hakim tinggi di Pengadilan Tinggi Agama Palu.

    Hasbi Hasan juga dikenal sebagai seorang akademisi.

    Ia merupakan guru besar bidang ilmu peradilan dalam ekonomi Islam Universitas Lampung, dilansir Wikipedia. 

    Sepak Terjang

    Hasbi Hasan dikenal memiliki karier yang moncer.

    Selain sebagai birokrat, Hasbi Hasan juga diketahui pernah menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi di Indonesia.

    Ia pernah menjadi dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan.

    Kemudian di tahun 1991 hingga 1992, Hasbi Hasan menjadi dosen Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mastal Mutsammid.

    Hasbi lalu menjadi dosen Politeknik Manufaktur Timah, Bangka-Belitung pada tahun 1996-1998.

    Dilanjut dengan menjadi dosen Ma‘had ‘Aly Ashiddiqiyyah, Jakarta dan dosen Pascasarjana IAIN Raden Intan.

    Hasbi juga seorang dosen Pascasarjana Universitas Jayabaya dan Guru Besar Universitas Lampung.

    Karya

    Masih dilansir dari sumber yang sama, Hasbi Hasan pernah menerbitkan beberapa buku.

    Berikut daftar buku yang diterbitkan oleh Hasbi Hasan :

    Naskah Akademis Hukum Terapan Peradilan Agama (2004)
    Sejarah Mahkamah Agung (2005)
    Anotasi Putusan Peradilan Agama (2005)
    Usia Ideal Perkawinan (2006)
    Jejak Langkah dan Dinamika Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat (2007)
    Hukum Ekonomi Syariah (2008)
    Bagir Manan sebagai Penegak Hukum (2008)
    Judicial System of Republic of Indonesia (2008)
    Kompetensi Peradilan Agama dalam Penyelesaian Perkara Ekonomi Syariah (2010)
    Pemikiran dan Perkembangan Hukum Ekonomi Syariah di Dunia Islam Kontemporer (2012)

    (Tribunnews/Ika Wahyuningsih/Ilham Rian Pratama)

  • Masih Kemurahan, Begini Peluang Harga Saham BSI ke Depan

    Masih Kemurahan, Begini Peluang Harga Saham BSI ke Depan

    Jakarta

    Harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI dengan kode saham BRIS dinilai masih berpeluang menguat. Harganya yang berada di level Rp 2.720 per lembar saham pada perdagangan hari ini, Selasa (22/4) dinilai masih kemurahan.

    Hal itu dikatakan Pengamat Perbankan Moch Amin Nurdin. Harga saham BRIS diproyeksikan bisa menembus level harga Rp 3.000 sampai Rp 4.000 per lembar saham.

    “Saya setuju, iya (harga saat ini masih kemurahan). Bisa tembus di angka Rp 3.000 sampai Rp 4.000,” kata Amin kepada detikcom, Selasa (22/4/2025).

    Amin menyebut salah satu potensi pendorong kenaikan saham BRIS adalah karena melihat prospek yang bagus, terlebih dengan adanya pengembangan bisnis perseroan yang kini menjalankan layanan bank emas atau bullion bank.

    “Bank emas ini kan sedang lagi heboh dan harga emas juga cenderung naik akhir-akhir ini dan ini juga berpengaruh karena gejolak global. Ini pasti akan membawa dampak yang positif buat harga saham BSI,” ucap Amin.

    Sebagai informasi, harga saham BRIS sepanjang 2025 atau year to date (ytd) terkoreksi sekitar 3,66%. Angka itu cenderung lebih kecil dibandingkan penurunan saham-saham yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

    Sampai 31 Maret 2025, angka pembelian emas BSI sudah tumbuh hingga 357% atau naik 174,84 kg secara tahunan. Sebagai gambaran pada semester I-2024 total penjualan emas BSI masih berkisar 48,92 kg, sedangkan pada semester I-2025 sudah mencapai 223,76 kg.

    Kondisi ini juga berlaku untuk saldo emas BSI, di mana per 31 Maret 2025 naik hingga 118% atau bertambah 335.97 kg jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jika secara nominal rupiah, jumlah saldo emas BSI ini tercatat naik hingga 237%.

    “Kalau kita melihat disini pertumbuhan saldo emas digital, dari Maret tahun lalu ke Maret tahun ini itu naiknya 237%, Rp 793 miliar kenaikannya,” kata Plt Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta di Kantor Pusat BSI, Jakarta, Selasa (15/4).

    Lebih rinci dijelaskan, total penjualan emas BSI pada Februari 2025 mencapai 63,77 kg dan pada Maret 2025 sebesar 125,98 kg. Padahal jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, total penjualan emas perseroan pada Februari 2024 di angka 15,24 kg dan Maret 2024 sebesar 17,20 kg.

    Begitu juga dengan posisi saldo emas BSI yang naik sangat pesat sejak menjadi penyelenggara bank emas, di mana per Maret 2025 ini perseroan sudah menyimpan 621,12 kg. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya di angka 285,15 kg.

    “Posisi saldo emasnya terus meningkat. Akumulasi dari tahun ke tahun, maka di akhir Maret itu akumulasinya sudah 621 kg. Kemudian totalnya tadi saya sampaikan bahwa dari YoY tumbuhnya Rp 793 miliar,” papar Bob.

    (aid/rrd)

  • Tidak Sengaja Makan Babi, Apakah Berdosa? Begini Hukumnya dalam Islam

    Tidak Sengaja Makan Babi, Apakah Berdosa? Begini Hukumnya dalam Islam

    Jakarta, Beritasatu.com – Hukum makan babi dalam Islam jelas termasuk larangan yang tegas dan tidak dapat ditawar, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an. Namun, baru-baru ini masyarakat muslim kembali diguncang oleh temuan sembilan produk makanan yang terbukti mengandung babi meskipun berlabel halal.

    Temuan ini dirilis oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dalam pengawasan tersebut, ditemukan beberapa jenis jajanan marshmallow yang mengandung babi.

    Meskipun tujuh dari sembilan produk tersebut telah mendapatkan sertifikat halal, BPJPH saat ini tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui bagaimana tujuh produk tersebut bisa lolos dalam proses sertifikasi.

    Berdasarkan uji ulang yang dilakukan oleh BPJPH dan BPOM, yang melibatkan pengujian DNA dan/atau peptida spesifik porcine, ditemukan bahwa sembilan produk olahan pangan tersebut mengandung unsur babi. Akibat temuan ini, BPOM dan BPJPH segera menarik produk-produk tersebut dari peredaran di masyarakat dan menghentikan izinnya.

    Lantas, bagaimana hukumnya jika seorang muslim tanpa sengaja memakan daging babi atau olahan makanan yang mengandung babi? Dihimpun dari berbagai sumber, berikut penjelasannya!

    Apa Hukumnya dalam Islam Tidak Sengaja Makan Babi?

    Dalam konteks hukum Islam, status makanan yang dianggap haram, seperti daging babi, memiliki implikasi serius bagi umat muslim. Mengonsumsi daging babi dianggap sebagai pelanggaran yang berat dalam Islam, yang berakar pada ajaran Al-Qur’an dan Hadis.

    Al-Qur’an secara tegas menyatakan bahwa daging babi adalah najis dan dilarang untuk dikonsumsi, sebagaimana termaktub dalam Surah Al-Baqarah ayat (173):

    اِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ بِهٖ لِغَيْرِ اللّٰهِۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

    Artinya: “Sesungguhnya Allah Swt. menjelaskan bahwa Ia hanya melarangmu untuk mengonsumsi bangkai, darah, daging babi, dan daging hewan yang disembelih tanpa menyebut nama-Nya. Namun, jika seseorang terpaksa mengonsumsinya, tanpa ada niatan untuk melakukannya dan tidak melampaui ketentuan yang ada, maka tidak ada kesalahan baginya. Sungguh, Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang”.

    Berdasarkan keterangan ayat di atas bahwa dalam situasi tidak sengaja, seperti ketika seseorang secara tidak sadar mengonsumsi makanan yang mengandung babi, pandangan hukum Islam dapat lebih mengedepankan prinsip kemudahan dan keringanan.

    Dalam hal ini, prinsip ‘darurat’ dalam hukum Islam sering kali diacu, yang menyatakan bahwa dalam keadaan terpaksa atau tanpa pilihan lain, seseorang tidak dianggap bersalah selama ia tidak memiliki niat untuk melakukannya.

    Konsep ini sejalan dengan ajaran maqashid syariah, yang menekankan perlunya melindungi kepentingan dan keselamatan individu.

    Nabi Muhammad SAW juga bersabda:

    إن الله تجاوز لي عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه

    Artinya: “Sesungguhnya Allah telah memberikan pengampunan kepada umatku yang melakukan kesalahan karena tidak sengaja, karena lupa, atau karena terpaksa” (HR Ibnu Majah, 1675; Al Baihaqi, 7/356; Ibnu Hazm dalam Al Muhalla, 4/4; dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah).

    Penerapan prinsip ini menunjukkan fleksibilitas dalam hukum Islam, di mana dalam konteks konsumsi daging babi yang tidak disengaja, individu dianggap tidak berdosa jika ia tidak memiliki niat untuk mengonsumsinya.

    Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa ulama yang menekankan bahwa niat dan kesadaran sangat penting dalam menentukan status hukum suatu tindakan.

    Dengan demikian, hukum Islam memberikan ruang bagi individu untuk memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi yang tidak terduga dan menangani situasi tersebut dengan cara yang lebih humanis dan beradab.

    Hukum makan babi dalam Islam merupakan larangan yang tegas, namun syariat juga memberikan kelonggaran dalam situasi tidak sengaja atau terpaksa. Dalam kasus tidak sengaja mengonsumsi makanan yang mengandung babi, seseorang tidak dibebani dosa selama tidak ada unsur kesengajaan dan ia segera menghentikan ketika mengetahuinya.