ANTARA – Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku menggelar Syariah Local Economic Festival (SALAM Fest) dan Moluccas Digifest tahun 2025 di Pattimura Park, kota Ambon, Maluku, Kamis (24/4). Dalam festival tersebut BI Maluku memfasilitasi sebanyak 36 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai upaya mendukung pertumbuhan ekonomi di kota Ambon.(Alfian Sanusi/Andi Bagasela/Ludmila Yusufin Diah Nastiti)
Produk: Syariah
-

Laba bersih BTN naik jadi Rp904 miliar pada kuartal I-2025
Jakarta (ANTARA) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) membukukan laba bersih sebesar Rp904 miliar pada kuartal I-2025, tumbuh 5,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp860 miliar.
Peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh penyaluran kredit dan pembiayaan yang bertumbuh secara konsisten, penurunan biaya dana (cost of fund) serta fundamental keuangan yang terjaga di tengah tantangan ketidakpastian global.
“BTN tetap menjalankan strateginya secara konsisten di tengah persaingan likuiditas dan biaya dana yang masih mahal, sehingga perseroan mampu mencetak kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2025,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu di Jakarta, Kamis.
BTN mencatat peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan, terutama terkait sektor perumahan, dengan didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil dan program pemerintah untuk pembangunan rumah nasional.
Nixon menuturkan, penyaluran kredit dan pembiayaan BTN mencapai Rp363,11 triliun hingga kuartal I-2025, ditopang oleh meningkatnya permintaan kredit di sektor perumahan. Penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut naik 5,5 persen yoy dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar Rp344,24 triliun.
Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN pada kuartal I-2025 terutama didorong oleh bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) baik subsidi maupun non-subsidi, sejalan dengan terus meningkatnya permintaan hunian.
Hingga akhir Maret 2025, penyaluran KPR Subsidi BTN mencapai Rp179,70 triliun, naik 7,6 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, KPR Non-Subsidi BTN bertumbuh 8,1 persen yoy menjadi Rp106,80 triliun pada kuartal I-2025.
Nixon mengatakan, BTN optimis dengan potensi pertumbuhan kredit pada 2025 seiring dengan upaya pemerintah menggerakkan ekonomi dan mengurangi backlog perumahan dengan menyiapkan hunian layak dan terjangkau untuk masyarakat dari berbagai profesi, yakni di antaranya Aparatur Sipil Negara (ASN), buruh, tenaga kesehatan, guru, wartawan, petugas Palang Merah Indonesia, dan personil Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian RI serta tenaga kerja informal lainnya.
Selain itu, potensi peningkatan penyaluran kredit juga akan dipicu oleh inisiatif kemitraan strategis BTN dengan investor asal Qatar yakni AlQilaa International Group untuk pembangunan satu juta unit hunian di Indonesia, dengan tahap awal yakni 100.000 unit hunian.
Kerja sama tersebut merupakan kelanjutan dari perjanjian kerja sama pembangunan perumahan nasional yang telah ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto dengan Perwakilan Kerajaan Qatar sekaligus Chairman AlQilaa International Group Sheikh Abdulaziz bin Abdulrahman Al Thani pada awal Januari 2025.
“BTN meyakini bahwa upaya pemerintah untuk mempercepat pembangunan perumahan akan berdampak positif bagi berbagai subsektor di ekosistem perumahan nasional serta dampak turunannya ke sektor-sektor lainnya. Hal ini akan prospektif bagi BTN yang tengah melangkah menuju Beyond Mortgage atau lebih dari sekadar bank yang menyalurkan KPR,” ujar Nixon.
BTN juga mencatat kenaikan di segmen kredit bermargin tinggi (high-yield loans), yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING), dengan total penyaluran mencapai Rp16,4 triliun, bertumbuh 9,5 persen yoy pada kuartal I-2025.
Ia menuturkan pertumbuhan di segmen high-yield loans didorong oleh strategi perseroan dalam memperkuat kerjasama dengan sejumlah institusi utama mitra BTN.
Tidak hanya di sisi penyaluran kredit, BTN juga mencatat peningkatan dana pihak ketiga (DPK) menjadi sebesar Rp384,70 triliun per kuartal I-2025, naik 7,5 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp357,74 triliun.
Pertumbuhan DPK tersebut didukung oleh peningkatan dana murah berupa tabungan dan giro (current account saving account/CASA). Pada kuartal I-2025, CASA BTN meningkat double-digit sebesar 10,1 persen yoy, menjadi Rp196,67 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp178,60 triliun.
Kontribusi dana murah terhadap total DPK BTN naik menjadi 51,1 persen dari kuartal I-2024 yang sebesar 49,9 persen, serta menurunkan biaya dana menjadi 4 persen dari Maret tahun lalu sebesar 4,2 persen.
Dengan adanya upaya perseroan menurunkan biaya dana dan meningkatkan penyaluran kredit dan pembiayaan, termasuk ke segmen bermargin tinggi, BTN mencatatkan perbaikan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) ke level 3,6 persen pada kuartal I-2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,3 persen.
Pertumbuhan DPK BTN ditopang oleh perolehan dana murah ritel dan institusi menengah, termasuk dari digital channel.
“Inisiatif BTN meluncurkan Super App Bale by BTN serta Bale Korpora pada awal tahun ini telah berbuah hasil yang positf, sehingga kami optimistis digital channel akan menjadi mesin andalan untuk menggerakkan pendanaan perseroan secara jangka panjang,” tutur Nixon.
BTN mencatat pertumbuhan signifikan di Bale by BTN dengan jumlah pengguna mencapai 2,4 juta per kuartal I-2025, melesat 76 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,4 juta pengguna.
Sedangkan nilai transaksi Bale by BTN mencapai Rp22,3 triliun pada akhir Maret 2025 atau naik 74 persen dibandingkan Maret 2024.
Sementara jumlah transaksi mencapai 492 juta kali transaksi hingga Maret 2025, melonjak 172 persen dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar 181 juta transaksi.
Perseroan tetap optimis dengan target jumlah user Bale by BTN yang diharapkan mencapai 3,6 juta hingga 4 juta pada 2025.
Lebih lanjut, Nixon menuturkan BTN tetap menjaga tingkat likuiditas di tengah persaingan seperti tercermin dari rasio loan-to-deposit ratio (LDR) di level 94,4 persen pada kuartal I-2025, menurun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 96,2 persen.
Sementara itu, seiring dengan peningkatan kredit dan pembiayaan serta DPK, BTN mencatat kenaikan aset menjadi Rp468,53 triliun, bertumbuh sebesar 3,2 persen yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp454,01 triliun.
“Dengan menjaga pertumbuhan bisnis secara konsisten dan stabil, kami optimistis target aset sebesar Rp500 triliun pada akhir tahun ini dapat tercapai,” ujarnya.
Menjelang pemisahan (spin-off) menjadi Bank Umum Syariah (BUS), BTN Syariah berhasil mencatat peningkatan laba bersih sebesar Rp199 miliar pada kuartal I-2025, naik 21,1 persen yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp164 miliar.
Unit usaha syariah (UUS) yang telah siap naik kelas ini membukukan peningkatan pembiayaan sebesar 18,2 persen yoy menjadi Rp46,26 triliun pada kuartal I-2025, dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp39,13 triliun. Sementara itu, DPK BTN Syariah naik 19,9 persen yoy menjadi Rp51,39 triliun, dari kuartal I-2024 yang sebesar Rp42,85 triliun.
Pertumbuhan double digit di sisi pembiayaan dan DPK tersebut mendorong peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp61,19 triliun pada kuartal I-2025, naik 11,6 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp54,84 triliun.
“BTN Syariah akan terus memperkuat bisnisnya sebagai bekal yang solid untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi saat UUS ini resmi menjadi BUS pada semester II tahun ini,” tutur Nixon.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025 -

Laba Bersih BTN Rp 904 Miliar Tumbuh 5,1%
Jakarta –
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat laba bersih sebesar Rp 904 miliar di kuartal I 2025. Angka tersebut tumbuh 5,1% secara tahunan dari Rp 860 miliar di periode yang sama di tahun sebelumnya.
Pertumbuhan laba bersih perseroan ditopang oleh penyaluran kredit dan pembiayaan serta penurunan biaya dana atau cost of fund di tengah tantangan ketidakpastian global.
“BTN tetap menjalankan strateginya secara konsisten di tengah persaingan likuiditas dan biaya dana yang masih mahal, sehingga perseroan mampu mencetak kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2025,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/4/2025).
Nixon mengatakan, BTN mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp 363,11 triliun di kuartal I 2025 atau tumbuh 5,5% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 344,24 triliun. Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN pada kuartal I-2025 terutama didorong oleh bisnis kredit pemilikan rumah (KPR), baik subsidi maupun non-subsidi.
Hingga akhir Maret 2025, penyaluran KPR subsidi BTN mencapai Rp 179,70 triliun atau naik 7,6% yoy. Sementara KPR non-subsidi BTN bertumbuh 8,1% yoy menjadi Rp 106,80 triliun di kuartal I-2025.
“BTN mencatat peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan, terutama terkait sektor perumahan, dengan didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil dan program pemerintah untuk pembangunan rumah nasional,” ujarnya.
Nixon optimistis, kredit di tahun 2025 akan terus tumbuh seiring dengan upaya pemerintah menggerakkan perekonomian dan mengurangi backlog perumahan. Adapun fokus pemerintah dalam mengurangi backlog saat ini menyasar sejumlah profesi, yakni Aparatur Sipil Negara (ASN), buruh, tenaga kesehatan, guru, wartawan, petugas Palang Merah Indonesia, dan personil Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian hingga tenaga kerja informal lainnya.
Optimisme BTN juga didukung oleh kemitraan strategis dengan investor Qatar, AlQilaa International Group, untuk pembangunan satu juta unit hunian di Indonesia, di mana pada tahap awal akan membangun 100.000 unit hunian.
“Hal ini akan prospektif bagi BTN yang tengah melangkah menuju Beyond Mortgage atau lebih dari sekadar bank yang menyalurkan KPR,” jelasnya.
Sementara itu, BTN juga mencatat pertumbuhan kredit pada segmen Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING), dengan total penyaluran mencapai Rp 16,4 triliun, naik 9,5% yoy di kuartal I 2025.
Nixon menjelaskan, pertumbuhan di segmen high-yield loans didorong oleh strategi perseroan dalam memperkuat kerjasama dengan sejumlah institusi utama mitra BTN. Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN juga meningkat 7,5% menjadi sebesar Rp 384,70 triliun dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 357,74 triliun.
Sementara current account saving account (CASA) BTN, tumbuh 10,1% di kuartal I 2025 menjadi Rp 196,67 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 178,60 triliun. Kontribusi dana murah terhadap total DPK BTN naik menjadi 51,1% dari kuartal I-2024 yang sebesar 49,9%, serta menurunkan biaya dana menjadi 4,0% dari Maret tahun lalu sebesar 4,2%.
Dengan begitu, BTN berhasil mencatatkan perbaikan margin bunga bersih (NIM) ke level 3,6% pada kuartal I-2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,3%. Nixon menjelaskan, pertumbuhan DPK BTN ditopang oleh perolehan dana murah ritel dan institusi menengah, termasuk dari digital channel.
“Inisiatif BTN meluncurkan Super App Bale by BTN serta Bale Korpora pada awal tahun ini telah berbuah hasil yang positif, sehingga kami optimistis digital channel akan menjadi mesin andalan untuk menggerakkan pendanaan perseroan secara jangka panjang,” tutur Nixon.
Nixon menambahkan, tercatat pula pertumbuhan pengguna layanan digital banking di Bale by BTN dengan jumlah 2,4 juta per kuartal I-2025 atau naik 76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,4 juta pengguna.
Sementara transaksi Bale by BTN tercatat sebesar Rp 22,3 triliun pada akhir Maret 2025 atau naik 74% dibandingkan Maret 2024. Jumlah transaksi mencapai 492 juta kali transaksi hingga Maret 2025, melonjak 172% dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar 181 juta transaksi.
Nixon mengatakan, perseroan optimistis menargetkan jumlah pengguna Bale by BTN mencapai minimal 3,6 juta hingga 4 juta pada 2025. Sejalan dengan hal tersebut, ia menyebut tingkat likuiditas yang tercermin dari rasio loan-to-deposit ratio (LDR) masih terjaga di level 94,4% pada kuartal I-2025.
Sementara itu, seiring dengan peningkatan kredit dan pembiayaan serta DPK, BTN mencatat kenaikan aset menjadi Rp 468,53 triliun, bertumbuh sebesar 3,2% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 454,01 triliun.
“Dengan menjaga pertumbuhan bisnis secara konsisten dan stabil, kami optimistis target aset sebesar Rp500 triliun pada akhir tahun ini dapat tercapai,” ungkapnya.
Progres Spin Off
Di sektor syariah, jelang pemisahan atau spin-off menjadi Bank Umum Syariah (BUS), unit syariah BTN berhasil mencatat peningkatan laba bersih sebesar Rp 199 miliar pada kuartal I-2025 atau naik 21,1% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 164 miliar.
Unit usaha syariah (UUS) BTN Syariah ini dianggap siap naik kelas dengan membukukan peningkatan pembiayaan sebesar 18,2% yoy menjadi Rp 46,26 triliun di kuartal pertama tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 39,13 triliun.
Sementara itu, DPK BTN Syariah naik 19,9% yoy menjadi Rp 51,39 triliun, dari kuartal I tahun lalu yang sebesar Rp 42,85 triliun. Pertumbuhan double digit di sisi pembiayaan dan DPK tersebut mendorong peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp 61,19 triliun pada kuartal I-2025, naik 11,6% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 54,84 triliun.
“BTN Syariah akan terus memperkuat bisnisnya sebagai bekal yang solid untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi saat UUS ini resmi menjadi BUS pada semester II tahun ini,” pungkasnya.
(kil/kil)
-

BI terus cermati ruang untuk penurunan suku bunga acuan
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
BI terus cermati ruang untuk penurunan suku bunga acuan
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Rabu, 23 April 2025 – 23:34 WIBElshinta.com – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa bank sentral terus mencermati ruang untuk penurunan suku bunga acuan atau BI-Rate dengan mempertimbangkan prospek inflasi hingga stabilitas nilai tukar rupiah.
“Kami meyakini inflasi yang rendah, termasuk inflasi inti (Maret 2025) yang 2,5 persen itu, membuka ruang bagi penurunan BI-Rate lebih lanjut,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan April 2025 di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan bahwa dalam jangka pendek, prioritas BI adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Setelah stabilitas nilai tukar tetap bisa terjaga, ujar Perry, ruang penurunan suku bunga semakin terbuka dan saat itu menjadi momentum untuk menentukan kebijakan suku bunga lebih lanjut.
Perry meyakini nilai tukar rupiah akan bergerak stabil. Dalam hal ini, BI terus melakukan asesmen tidak hanya bagaimana menjaga level nilai tukar tetapi juga kesetaraannya dengan nilai tukar negara-negara mitra dagang utama Indonesia atau peer country.
Ia mengatakan saat ini nilai tukar rupiah terkendali. Namun pada saat libur Lebaran, nilai tukar rupiah sempat mengalami tekanan yang kuat bahkan menyentuh Rp17.400 di pasar Hong Kong dan Eropa, seiring dengan kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Amerika Serikat (AS).
“Oleh karena itu kami menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur pada 7 April 2025 secara sah, meskipun libur pada Liburan karena kondisi global yang memerlukan itu. Dan kami putuskan untuk melakukan intervensi non delivery forward (NDF) di pasar offshore luar negeri secara berkesinambungan, di Hongkong, Eropa, Amerika secara around the clock around the world,” kata Perry.
Selain itu, BI juga tetap melakukan strategi triple intervention pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder untuk menstabilkan rupiah.
Sejak awal tahun 2025 hingga 22 April 2025, BI telah membeli SBN dengan total Rp80,98 triliun yang dilakukan melalui pasar sekunder sebesar Rp54,98 triliun serta pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah, sebesar Rp26 triliun.
“Ini adalah salah satu langkah tidak hanya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, koordinasi erat dengan kebijakan fiskal, tapi juga memastikan intervensi di pasar valas tidak menimbulkan kekeringan likuiditas rupiah. Inilah kebijakan kami untuk menjaga kecukupan likuiditas,” kata Perry.
Ia mengatakan bahwa kebijakan tarif resiprokal AS menimbulkan ketidakpastian pasar keuangan global yang sangat tinggi.
“Tidak hanya terkait dengan yield US Treasury maupun pergerakan nilai tukar mata uang, tapi terutama preferensi risiko, risk appetite, yang sangat-sangat memburuk dari para investor global karena berbagai ketidakpastian yang sangat tinggi itu,” ujar Perry.
Ia mencatat terjadi perubahan pola arus portofolio investasi di pasar keuangan global. Aliran modal dari AS bergeser ke negara dan aset keuangan yang dianggap aman.
Investor global mengalihkan dananya ke obligasi negara-negara selain AS seperti Eropa dan Jepang. Selain itu, investor juga mengamankan asetnya ke komoditas emas.
“Aliran modal keluar dari emerging market, baik dari obligasi maupun dari saham. Dan ini yang menyebabkan tekanan pelemahan mata uang dari berbagai negara. Tentu saja dampak (tarif AS) dari jalur finansial di masing-masing negara akan tergantung pada kondisi masing-masing negara dan respon masing-masing negara,” kata Perry.
BI melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan April 2025 yang digelar pada Selasa (22/4) dan Rabu (23/4) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap berada pada level 5,75 persen.
Sumber : Antara
-

Rupiah yang stabil beri kepercayaan investor untuk masuk ke RI
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
BI: Rupiah yang stabil beri kepercayaan investor untuk masuk ke RI
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Rabu, 23 April 2025 – 23:43 WIBElshinta.com – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah yang stabil akan memberikan kepercayaan (confidence) bagi investor asing untuk masuk dan berinvestasi di Indonesia.
“Setidaknya, mereka (investor asing) masuk dulu di portfolio investment,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan April 2025 di Jakarta, Rabu.
Data BI bahwa aliran masuk modal asing ke instrumen keuangan domestik dalam bentuk investasi portofolio sejak awal tahun 2025 hingga akhir Maret 2025 mencatat net inflows 1,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Pada April 2025 (hingga 21 April 2025), investasi portofolio mencatat net outflows 2,8 miliar dolar AS akibat kuatnya dampak ketidakpastian global pascapengumuman tarif resiprokal AS.
Namun, perkembangan terkini menunjukkan tekanan outflows mulai berkurang terutama pada Surat Berharga Negara (SBN), sejalan tetap baiknya prospek perekonomian Indonesia, termasuk ketahanan eksternal yang terjaga baik.
“Sampai di akhir Maret ini, SBN dan SRBI itu kami sudah melihat inflow. Dan bahkan lelang kemarin, SBN hari Selasa kemarin dan hari Kamis lalu, SRBI hari Rabu lalu, kami juga melihat inflow dari asing sudah masuk, sehingga ini tentunya akan menjadi penguat untuk rupiah dengan suplai dolar yang bertambah,” kata Destry.
BI kini memiliki kombinasi instrumen untuk intervensi yang lebih lengkap.
Tidak hanya triple intervention pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian SBN di pasar sekunder tetapi juga intervensi di pasar off-shore non delivery forward (NDF).
“Di mana kami (di pasar off-shore) akan standby 24 jam karena market-nya juga 24 jam di Hong Kong, kemudian di Eropa, dan juga di Amerika,” ujar Destry.
BI memastikan tetap berada di market untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah serta menjaga kecukupan likuiditas melalui pembelian dari SBN di pasar sekunder.
Adapun sejak awal 2025 hingga 22 April 2025, BI telah membeli SBN dengan total Rp80,98 triliun sejak awal 2025 hingga 22 April 2025.
Pembelian SBN dilakukan melalui pasar sekunder Rp54,98 triliun serta pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah Rp26,00 triliun.
Nilai tukar rupiah pada 27 Maret 2025 tercatat Rp16.560 per dolar AS atau menguat 0,12 persen point to point (ptp) ketimbang dengan level akhir Februari 2025.
BI mencatat bahwa tekanan kuat terhadap nilai tukar rupiah terjadi di pasar off-shore pada saat libur panjang pasar domestik dalam rangka Idul Fitri 1446 H, akibat kebijakan tarif resiprokal AS.
Pada 7 April 2025, BI pun melakukan intervensi di pasar off-shore NDF secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York guna stabilisasi nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global.
Respons kebijakan ini memberikan hasil positif, tercermin dari perkembangan rupiah yang terkendali dan menguat menjadi Rp16.855 per dolar AS pada 22 April 2025, dibandingkan dengan level Rp16.865 per dolar AS pada hari pertama pembukaan pasar domestik pascalibur 8 April 2025.
Sumber : Antara
-

Polemik Pagar Laut, Aktivis Muhammadiyah Ingatkan Soal Mafia
Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa bulan yang lalu, kemunculan pagar laut di lepas pantai di Kabupaten Tangerang, Banten, membuat heboh publik dan menjadi bahan pembicaraan. Aktivis Muhammadiyah, Paman Nurlette mengatakan, seiring berjalannya waktu banyak pihak yang memanfaatkan polemik tersebut, dan turut menyudutkan Agung Sedayu Group.
Dia mengatakan ada motif dendam oleh pihak tertentu, sehingga menciptakan kegaduhan dan memfitnah Agung Sedayu Group dalam kasus pagar laut. Paman Nurlette juga menyayangkan sosok Gufroni dari LBH Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dinilai ikut berselancar di atas dinamika pagar laut.
“Muncul sosok Gufroni dari LBH Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama kelompok mafia kasus, yang kerap kali menyoal permasalahan pagar laut dan menyerang pihak Agung Sedayu Group secara membabi buta dengan aneka ragam argumentasi propaganda di ruang publik tidak mengagetkan lagi, karena mereka dikenal sebagai kelompok mafia kasus, yang sering kalah membela mafia tanah ketika berhadapan dengan tim legal PIK2 di pengadilan,” ungkap dia dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (24/4/2025).
Paman Nurlette juga menyesalkan Gufroni tidak hanya memanfaatkan nama besar Muhammadiyah, tetapi juga menyeret sejumlah tokoh berpengaruh. Dia melanjutkan kasus pagar laut telah diputuskan oleh pengadilan dan memiliki kekuatan hukum tetap. Untuk itu, sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang untuk patuh dan taat terhadap putusan tersebut.
“Mengomentari sebuah kasus yang diputuskan oleh pengadilan, dan telah memiliki kekuatan hukum tetap merupakan sebuah penghinaan terhadap dunia pengadilan dan melunturkan marwah dan wibawa negara hukum,” ujar Paman Nurlette.
Menurutnya, Gufroni yang menjabat sebagai Ketua Riset dan Advokasi Publik LBH-AP PP Muhammadiyah diharapkan dapat berpikir secara objektif, rasional, dan jujur dalam menjelaskan riwayat kasus kepada para tokoh Muhammadiyah. Dia mengharapkan tidak ada lagi pihak yang memanfaatkan polemik pagar laut dan nama besar Muhammadiyah untuk menyerang Agung Sedayu Group.
Paman Nurlette menegaskan Muhammadiyah senantiasa membela kepentingan umat di Indonesia. Namun, secara organisatoris, hampir tidak pernah bagi Muhammadiyah untuk mendikte sebuah kasus yang memiliki kekuatan hukum tetap, kecuali jika kasus tersebut masih berproses di pengadilan.
“Setiap warga negara termasuk Gufroni dan para tokoh Muhammadiyah secara individual mempunyai hak yang sama untuk mengomentari sebuah permasalahan hukum, tetapi sepanjang belum ada putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap. Karena itu, tidak etis membawa nama Muhammadiyah secara organisatoris untuk membela mafia tanah,” tutur dia.
Untuk itu, lanjut dia, Muhammadiyah dinilai harus selalu waspada terhadap mafia kasus berkedok praktisi hukum yang ada dalam internal organisasi. Apalagi, Gufroni dipandang memiliki rekam jejak yang negatif sebagai seorang praktisi hukum.
Bahkan, Gufroni tidak hanya gemar membuat berbagai argumen kontraproduktif seputar polemik pagar laut. Selama ini dia juga dikenal sebagai sosok pembela para mafia tanah serta selalu berafiliasi dengan kelompok mafia kasus.
Paman Nurlette mengatakan setelah mereka selalu kalah di pengadilan, dan gagal mengeksploitasi kasus pagar laut dengan tujuan melawan Agung Sedayu Group. Oleh sebab itu, menurutnya mereka mulai membangun asumsi dan opini liar tentang simbol patung naga, pembangunan menara syariah dan kantor Brimob yang di bangun di PIK2 sebagai bahan propoganda publik.
“Dengan demikian, berdasarkan fakta keterlibatan Gufron bersama Ahmad Khozinudin dan Ihsan Tanjung dalam membela mafia tanah, mengindikasikan mereka memanfaatkan nama besar Muhammadiyah untuk ditunggangi dalam memperjuangkan kepentingan kelompok mereka,” pungkas dia.
(rah/rah)
-

BSI bank syariah pertama di dunia luncurkan Muslim Consumption Index
Jakarta (ANTARA) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menjadi bank syariah pertama di dunia yang meluncurkan indeks konsumsi masyarakat Muslim melalui BSI Muslim Consumption Index yang akan dirilis dalam gelaran BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025.
Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo menyatakan bahwa peluncuran indeks tersebut merupakan inovasi perseroan untuk mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
“Belum ada bank syariah manapun di luar (negeri) yang mengeluarkan indeks ini,” kata Banjaran dalam Press Conference BSI Global Islamic Finance Summit 2025, yang dikutip di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan pengembangan BSI Muslim Consumption Index juga bertujuan untuk melengkapi informasi mengenai tren ekonomi dan keuangan syariah yang telah banyak dikaji oleh berbagai institusi, akademisi, maupun lembaga riset di dunia.
Salah satu indeks ekonomi dan keuangan syariah yang sering digunakan adalah State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report yang dirilis oleh DinarStandard, lembaga riset yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab.
Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-3 sebagai negara dengan ekonomi syariah terbesar di dunia, menurut SGIE Report 2023/2024.
Penilaian dalam laporan tersebut berdasarkan enam Global Islamic Economy Indicator (GIEI), yakni keuangan syariah, makanan dan minuman halal, tren berbusana santun atau modest fashion, kosmetik dan farmasi halal, pariwisata ramah Muslim, serta media dan rekreasi.
“Tetapi, what is missing (apa yang terlewatkan dalam laporan indeks SGIE tersebut) adalah kalau kita berbicara mengenai ekonomi di negara yang berbasis Muslim sebetulnya dasar utamanya adalah konsumsi dari Muslim itu sendiri,” ucap Banjaran.
Ia menuturkan pihaknya mengembangkan BSI Muslim Consumption Index berdasarkan data real transaction dengan mengacu pada high-frequency big data yang dimiliki BSI untuk memberi gambaran mengenai bermacam tren konsumsi masyarakat Muslim di Indonesia.
Ia mengatakan indeks tersebut juga diharapkan dapat memberikan sudut pandang baru bagi para pembuat kebijakan, mengingat konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 54 persen terhadap perekonomian nasional pada 2024.
“(BSI Muslim Consumption Index) ini akan keluar (dirilis) secara bulanan. Media outlet-nya nanti bisa melalui official channel BSI,” ujar Banjaran.
BSI Global Islamic Finance Summit 2025 akan dihelat pada 29 April 2025 di Jakarta.
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025 -

BSI target nilai pertambahan bisnis pada GIFS 2025 naik 20 persen
BSI Global Islamic Finance Summit 2025 merupakan salah satu upaya memperkuat peran dan komitmen perseroan ….
Jakarta (ANTARA) – Perseroan Terbatas (PT) Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) menargetkan peningkatan nilai pertambahan bisnis dari pelaksanaan event BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 sebesar 20 persen dari pencapaian dalam penyelenggaraan GIFS pada tahun 2023.
EVP Corporate Business I BSI Indra Kampono mengemukakan bahwa penyelenggaraan GIFS kali pertama pada tahun 2023 memberikan pertambahan bisnis perseroan senilai Rp227 miliar.
“Kami harapkan tahun ini bisa mendapatkan 20 persen lebih besar dari apa yang dicapai 2 tahun lalu,” kata Indra Kampono dalam Press Conference BSI Global Islamic Finance Summit 2025 di Jakarta, Rabu (23/4).
Pada gelaran tahun ini, kata dia, terdapat berbagai fitur dan platform yang potensial untuk mendorong pertumbuhan bisnis perseroan, antara lain, aktivasi dan pendaftaran akun BEWIZE dan BSI Prioritas serta penjualan produk bulion atau bank emas BSI.
Selain itu, dia berharap pelaksanaan GIFS 2025 juga dapat meningkatkan pengguna aplikasi BYOND by BSI yang telah diluncurkan di akhir tahun lalu.
Disebutkan bahwa ada pula sejumlah fitur dan layanan perseroan yang akan dirilis dan diluncurkan kembali (launch and relaunch) pada tahun ini yang diharapkan turut mampu tingkatkan pertumbuhan bisnis perusahaan.
“Kami mengharapkan partisipasi dari teman-teman semua dan tamu undangan yang akan hadir untuk enjoy the activities (menikmati berjalannya acara), melakukan aktivasi, serta melakukan transaksi dari fitur-fitur yang akan kami introduce (perkenalkan) pada saat GIFS 2025,” ujarnya.
Sementara itu, Senior Vice President Wealth Management BSI Asri Natanegeri menjelaskan bahwa penyelenggaraan BSI Global Islamic Finance Summit 2025 merupakan salah satu upaya pihaknya untuk memperkuat peran dan komitmen perseroan sebagai “Sahabat Finansial, Sosial, dan Spiritual” bagi nasabah.
Asri Natanegeri menuturkan bahwa acara tersebut akan menghadirkan empat sesi gelar wicara atau talkshow terkait dengan manajemen keuangan syariah dengan sejumlah narasumber dari berbagai latar belakang.
Empat tema pembahasan dalam sesi talkshow tersebut adalah potensi investasi bank bulion atau bank emas, kesiapan spiritual dan finansial untuk menjalankan ibadah haji dan umrah, pentingnya menjaga kesehatan dan kepemilikan asuransi, serta gaya hidup mindful living.
Selain empat tema tersebut, GIFS 2025 juga akan menghadirkan berbagai narasumber untuk membahas mengenai keadaan makroekonomi domestik dan global, seperti Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Rosan P. Roeslani serta Menteri BUMN Erick Thohir.
“Nasabah ingin tahu ya tentunya bagaimana arah ekonomi dan juga kebijakan pemerintah berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi, termasuk juga trade war (perang dagang) dengan Trump (Presiden Amerika Serikat Donald Trump),” ucap Asri Natanegeri.
BSI Global Islamic Finance Summit 2025 dijadwalkan untuk dihelat pada tanggal 29 April 2025 di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB.
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025 -

Jaga Stabilitas Rupiah, BI Sudah Borong SBN Rp 80,98 Triliun
Jakarta, Beritasatu.com – Hingga 22 April 2025, Bank Indonesia (BI) telah mengucurkan dana sebesar Rp 80,98 triliun untuk pembelian surat berharga negara (SBN). Langkah ini merupakan bagian dari strategi BI dalam memperkuat pendalaman pasar keuangan dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, pembelian SBN dilakukan melalui pasar sekunder maupun primer. Hal ini mencerminkan sinergi kuat antara kebijakan moneter BI dan kebijakan fiskal pemerintah.
“BI melakukan pembelian SBN dari pasar sekunder untuk memperkuat operasi moneter,” ujar Perry dalam konferensi pers hasil rapat dewan gubernur (RDG) BI yang digelar secara virtual, Rabu (23/4/2025).
Total pembelian SBN sebesar Rp 80,98 triliun terdiri dari Rp 54,98 triliun dari pasar sekunder, dan Rp 26 triliun dari pasar primer, dalam bentuk surat perbendaharaan negara (SPN), termasuk surat berharga berbasis syariah
Perry menjelaskan, BI akan terus mengoptimalkan berbagai inovasi instrumen kebijakan moneter guna memperkuat ketahanan eksternal ekonomi nasional dan meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter.
Tekanan Global
BI juga mencatat, sejak awal 2025 hingga akhir Maret 2025, aliran modal asing dalam bentuk investasi portofolio menunjukkan net inflows sebesar US$ 1,6 miliar. Namun, hingga 21 April 2025 terjadi net outflows sebesar US$ 2,8 miliar, dipicu oleh ketidakpastian global akibat kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat.Meski begitu, Perry menegaskan tekanan arus keluar modal mulai mereda, terutama pada instrumen SBN, seiring dengan tetap kuatnya prospek ekonomi domestik dan terjaganya ketahanan eksternal.
“Ke depan, berbagai inovasi instrumen yang telah diterbitkan akan dioptimalkan untuk memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ujar Perry terkait langkah BI membeli SBN.

/data/photo/2025/03/19/67daa14f516d1.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)