Produk: startup

  • Bukalapak (BUKA) Ungkap Alasan Tutup Fitur Gratis Ongkir bagi Pelapak

    Bukalapak (BUKA) Ungkap Alasan Tutup Fitur Gratis Ongkir bagi Pelapak

    Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perdagangan elektronik (e-commerce), PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) buka suara atas penghapusan fitur gratis ongkos kirim alias ongkir bagi pelapak di marketplace miliknya.

    Head of Media & Communications Bukalapak Dimas Bayu mengatakan penghapusan tersebut berkaitan dengan strategi perusahaan yang mengutamakan keefektifan proses bisnis, termasuk dalam hal merancang strategi promosi.

    “Bukalapak mengutamakan keefektifan proses bisnis termasuk dalam merancang strategi marketing dan promosi serta beragam kegiatan operasional dengan tujuan memberikan dampak, serta nilai tambah maksimal dengan biaya yang efisien,” kata Dimas kepada Bisnis, Minggu (12/1/2025).

    Menurut Dimas, hingga saat ini, upaya BUKA menorehkan hasil yang cukup positif melalui capaian pertumbuhan dengan biaya yang relatif terjaga.

    “Melalui performa bisnis yang sehat, Bukalapak menargetkan bisnis yang berkelanjutan dengan peningkatan EBITDA dan burn rate yang semakin rendah,” tuturnya.

    Sebelumnya, salah satu pelapak asal Kabupaten Bekasi mengungkap bahwa BUKA sudah sejak lama tidak menyediakan fitur gratis ongkir kepada pelapak.

    “Nggak ada free ongkir sudah lama, makanya pembeli lari ke marketplace sebelah karena nyari freeongkirnya itu, meskipun penjual pakal berbayar pun tetap saja hasilnya nggak maksimal,” kata pelapak BUKA kepada Bisnis, Rabu (8/1/2025) malam.

    Pelapak yang bergabung dengan Bukalapak pada 2015 itu juga mengaku pesanan produk yang dijual terus mengalami penurunan, meski sudah menggunakan fitur promosi berbayar Bukalapak.

    Aplikasi BukalapakPerbesar

    Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pembeli sejatinya menginginkan adanya fitur gratis ongkir dan cashback, sama seperti platform e-commerce lainnya.

    “Pembeli mau dapat free ongkir dan cashback dan itu persaingannya lumayan berat dengan marketplace lain,” kata pelapak BUKA kepada Bisnis, Rabu (8/1/2025) malam.

    Jika menengok blog resmi BUKA, memang benar perusahaan sudah lama menutup fitur gratis ongkir dari pelapak pada 2022 silam. Per 1 September 2022, gratis ongkir tidak bisa diakses melalui Seller Center atau aplikasi Bukalapak terbaru mulai dari Android v5.18 dan iOS v3.13 ke atas.

    Selain itu, per 7 Oktober 2022, gratis ongkir tidak bisa digunakan untuk semua platform termasuk untuk aplikasi Bukalapak. Demikian yang dikutip dari blog resmi BUKA, Kamis (9/1/2025).

    Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda sebelumnya mengatakan bahwa promo berupa gratis ongkir masih menjadi andalan pemain e-commerce untuk bisa bersaing di lingkup ekosistem ini.

    Apalagi, Huda mengungkap bahwa masyarakat Indonesia masih berorientasi pada harga (price oriented market). Ini artinya, harga masih menjadi faktor utama dalam pembelian.

    ”Diskon atau promo masih menjadi andalan bagi startup digital untuk bisa bersaing dengan kompetitor, termasuk dalam bisnis e-commerce,” kata Huda kepada Bisnis, Kamis (9/1/2025).

    Dia menjelaskan bahwa diskon dan promo ini bisa berupa cashback hingga gratis ongkir. Apalagi, ujar dia, ongkos kirim di Indonesia cukup tinggi jika tidak dibantu fitur gratis ongkir dari pihak platform.

    “Pembeli menginginkan adanya diskon ongkir, karena mereka akan lebih memilih belanja via offline store,” ujarnya.

    Menurutnya, toko online (online store) mengandalkan pengiriman paket, sedangkan pembeli ingin pengiriman paket diberikan diskon.

    Dalam hal ini, Huda menjelaskan bahwa bukan hanya ongkos kirim saja yang menjadi perhatian ke depan lantaran promo lainnya juga berpengaruh terhadap faktor pembelian barang.

    “Tidak melulu harus menggunakan diskon ongkir atau gratis ongkir. Mereka bisa menggunakan dengan cara memberikan cashback atau diskon barang secara langsung,” tandasnya.

  • PP 49/2024 Berlaku Mulai 10 Januari 2025

    PP 49/2024 Berlaku Mulai 10 Januari 2025

    jakarta, Beritasatu.com – Aset Kripto Indonesia memasuki era baru dengan beralihnya regulasi pengaturan dan pengawasan aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Langkah ini ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2024, yang berlaku efektif pada 10 Januari 2025.

    PP Nomor 49 Tahun 2024 mengatur bahwa tugas pengawasan aset keuangan digital, termasuk kripto, kini berada di bawah OJK. Adapun derivatif keuangan berbasis pasar uang dan valuta asing akan diawasi oleh Bank Indonesia (BI).

    Aturan ini merupakan implementasi dari Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), yang bertujuan untuk memperkuat regulasi di sektor keuangan secara keseluruhan.

    Dengan peralihan ini, setiap kegiatan yang melibatkan aset kripto, mulai dari perdagangan hingga penyelesaian transaksi, harus mematuhi peraturan OJK. Selain itu, infrastruktur pendukung aktivitas aset digital pun wajib memenuhi standar yang telah ditetapkan.

    Langkah ini disambut baik oleh berbagai pihak, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Anggota Komisi XI DPR RI Ahmad Najib Qodratullah menyebut, peralihan ini sebagai langkah positif untuk efisiensi regulasi dan stabilitas sektor keuangan digital.

    Namun, ia juga mengingatkan pentingnya harmonisasi kebijakan lintas lembaga untuk menghindari tumpang tindih peraturan.

    “Perlu mekanisme koordinasi yang jelas antara OJK, BI, dan Bappebti. Kesepahaman serta standardisasi regulasi terpadu menjadi kunci untuk memastikan transisi berjalan lancar,” ujar Najib dalam keterangannya, Jumat (10/1/2025).

    Najib juga menyoroti potensi tantangan, seperti peningkatan biaya operasional bagi startup fintech. Ia berharap beban tersebut tidak menghalangi inovasi dalam industri. Selain itu, perlindungan konsumen dan transparansi mekanisme perdagangan harus menjadi prioritas agar sektor ini dapat tumbuh secara berkelanjutan.

    OJK, sebagai lembaga yang akan memegang kendali pengawasan, telah mempersiapkan sejumlah langkah strategis. Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, menjelaskan bahwa persiapan dilakukan secara bertahap dengan koordinasi intensif antara OJK, Bappebti, dan pelaku usaha.

    “Seluruh persiapan dilakukan sesuai ketentuan hukum yang berlaku untuk memastikan transisi berjalan lancar tanpa mengganggu operasional industri,” ujarnya dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK belum lama ini.

    Terdapat beberapa regulasi yang dikeluarkan OJK sebagai langkah kongkret. Pertama, OJK telah mengeluarkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 27 Tahun 2024 dan Surat Edaran OJK (SEOJK) Nomor 20 Tahun 2024 sebagai landasan hukum baru untuk perdagangan aset kripto.

    Kedua, OJK akan merilis sistem informasi canggih disiapkan untuk memonitor aktivitas aset kripto secara real-time. OJK juga akan menginisiasi panduan untuk membantu pelaku usaha memahami proses peralihan, sementara pelatihan intensif diberikan kepada staf OJK untuk meningkatkan kapasitas pengawasan. Hal ini menjadi poin ketiga dari OJK.

    Sedangkan pada poin keempat regulasi, untuk mencegah penyalahgunaan aset kripto, OJK bekerja sama dengan Kejaksaan Agung, PPATK, dan Kepolisian. Tak ketinggalan, pada poin kelima, OJK telah melakukan evaluasi terhadap pelaku usaha kripto untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip know your entity (KYE).

  • Toyota Investasi US Juta untuk Bikin Roket, Saingi SpaceX Elon Musk?

    Toyota Investasi US$44 Juta untuk Bikin Roket, Saingi SpaceX Elon Musk?

    Bisnis.com, JAKARTA – Produsen otomotif asal Jepang, Toyota Motor Corp dikabarkan tengah menyiapkan investasi senilai US$44 juta atau sekitar Rp714,4 miliar (kurs jisdor Rp16.238 per dolar AS) untuk mengembangkan roket luar angkasa.

    Chairman Toyota Motor Corp, Akio Toyoda pertama kali mengumumkan rencana pembuatan roket tersebut pada konferensi pers Consumer Electronics Show (CES) 2025 pada 7 Januari 2025.

    “Berbicara soal luar angkasa, kami juga sedang menjajaki pengembangan roket. Karena masa depan mobilitas tidak terbatas di bumi saja, atau hanya satu perusahaan mobil saja,” kata Akio Toyoda mengutip laman resmi Toyota Motor Corp, Jumat (10/1/2025).

    Reuters melaporkan, nantinya, perusahaan startup pengembang roket asal Jepang yakni Interstellar Technologies akan menerima investasi senilai US$44,4 juta dari perusahaan Toyota Group Woven.

    Investasi tersebut merupakan bagian dari aliansi strategis modal dan bisnis yang lebih besar dengan Toyota yang ditujukan pada produksi roket secara massal.

    Alhasil, jika sukses mengembangkan roket, Toyota akan bersaing langsung dengan perusahaan SpaceX milik Elon Musk yang juga mengembangkan pesawat ruang angkasa dan satelit.

    Mengutip Aviation Week, Interstellar Technologies berupaya meniru strategi integrasi vertikal SpaceX dengan memproduksi roket peluncur dan satelit komunikasi secara internal. 

    Perusahaan tersebut telah meluncurkan roket suborbital kecil ke luar angkasa, dan dilaporkan berencana untuk meluncurkan roket Zero dua tahap untuk pertama kalinya pada 2025.

    Adapun, Zero adalah roket kelas orbital kecil yang dapat membawa muatan 800 kilogram ke orbit bumi rendah. Interstellar juga tengah mengerjakan roket angkat berat yang dapat digunakan kembali, bernama Deca, yang akan mulai beroperasi pada tahun 2030-an.

    “Interstellar bertujuan untuk memanfaatkan keahlian industri otomotif, termasuk metode produksi Toyota, untuk mengubah produksi roket menjadi proses berkualitas tinggi, hemat biaya, dan dapat ditingkatkan skalanya,” kata perusahaan rintisan itu.

    Adapun, Toyota juga tengah membangun kota Woven City di dekat Gunung Fuji, Jepang sebagai tempat pengujian teknologi mobilitas baru, termasuk mobil otonom dan taksi udara lepas landas dan mendarat vertikal (eVTOL) elektrik dari mitra Toyota, Joby Aviation.

  • AwanTunai Raih Pendanaan US Juta, Perluas Akses Pembiayaan UMKM

    AwanTunai Raih Pendanaan US$60 Juta, Perluas Akses Pembiayaan UMKM

    Bisnis.com, JAKARTA – AwanTunai telah mengumpulkan pendanaan utang (debt financing) hingga sebesar US$60 juta melalui putaran pembiayaan sindikasi yang dipimpin oleh investor asal Amerika Serikat, Accial Capital.

    Startup fintech yang berfokus pada ekosistem rantai pasok fast moving consumer goods (FMCG) tersebut menyebut pendanaan tersebut melibatkan beberapa perusahaan jasa keuangan global seperti Variant Investments, Developing World Markets (DWM), Swiss responsAbility, Symbiotics, dan Saison Investment Management.

    CEO & Co-founder AwanTunai Dino Setiawan mengatakan pendanaan utang bertujuan mempercepat rencana dalam meningkatkan operasi, memperluas portofolio pinjaman, meningkatkan penyaluran pinjaman, dan memperluas akses pembiayaan bagi UMKM.

    “AwanTunai berfokus pada penyediaan solusi kredit yang terjangkau dan fleksibel bagi UMKM tradisional di Indonesia, khususnya dalam rantai pasok FMCG yang melibatkan warung, grosir, toko kelontong, dan distributor,” kata Dino dalam keterangannya, Jumat (10/1/2025).

    Dia menambahkan layanan yang ditawarkan meliputi pembiayaan pembelian stok atau inventaris toko, pemesanan online terintegrasi, dan solusi manajemen inventaris untuk grosir.

    Dino menuturkan, AwanTunai menjembatani kesenjangan pembiayaan untuk UMKM, menawarkan solusi kredit yang fleksibel untuk bisnis yang belum terlayani, membuka peluang untuk pertumbuhan dan ketahanan.

    Menurutnya, dengan menyediakan pembiayaan yang terjangkau, memungkinkan usaha kecil untuk meningkatkan arus kas, berinvestasi dalam teknologi, serta meningkatkan produktivitas dan profitabilitas – memperkuat ekosistem rantai pasokan Indonesia.

    Dia berpendapat UMKM di Indonesia menghadapi kesenjangan pembiayaan sebesar US$165 miliar, sehingga banyak usaha kecil yang tidak terlayani oleh sistem perbankan tradisional.

    AwanTunai yang didirikan pada 2017 oleh Dino Setiawan, dan Rama Notowidigdo, telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp1 triliun per bulan dengan target meningkat menjadi Rp3 triliun pada akhir 2025. Perusahaan ini mengeklaim suku bunga mereka sekitar 2%.

    “Berbeda dengan banyak pemain fintech lainnya yang mendiversifikasi produk dan wilayah operasional bahkan hingga ke manca negara, kami tetap fokus pada satu sektor dengan permintaan tinggi, yaitu FMCG di Indonesia. Strategi ini menjadi kunci keberhasilan kami,” ujar Dino.

    AwanTunai didukung oleh Insignia Ventures Partners, International Finance Corporation (IFC), Global Brain, BRI Ventures, dan OCBC Ventura, serta sejumlah investor lainnya. Hingga saat ini, AwanTunai telah mengumpulkan lebih dari US$50 juta dalam pendanaan ekuitas dan lebih dari US$100 juta dalam pendanaan utang dari berbagai investor global.

    Pada Maret 2024, AwanTunai menutup putaran pendanaan Seri B senilai US$27,5 juta yang dipimpin oleh kelompok perbankan global dan investor negara, termasuk Norfund, MUFG Innovation Partners (MUIP) dari Jepang, dan OP FinnFund, dana dampak dari Finlandia.

  • Celios Sebut E-Commerce Sulit Bersaing Tanpa Gratis Ongkir

    Celios Sebut E-Commerce Sulit Bersaing Tanpa Gratis Ongkir

    Bisnis.com, JAKARTA — Pembebasan biaya ongkos kirim atau gratis ongkir kepada pembeli menjadi nilai tambah yang dinanti pengguna. Tanpa kebijakan tersebut, platform e-commerce sulit bersaing. 

    Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan bahwa promo berupa gratis ongkir masih menjadi andalan pemain e-commerce untuk bisa bersaing antarpemain.

    Terlebih, Huda mengungkap bahwa masyarakat Indonesia masih berorientasi pada harga (price oriented market). Artinya, harga masih menjadi faktor utama dalam pembelian.

    “Diskon atau promo masih menjadi andalan bagi startup digital untuk bisa bersaing dengan kompetitor, termasuk dalam bisnis e-commerce,” kata Huda kepada Bisnis, Kamis (9/1/2025).

    Dia menjelaskan bahwa diskon dan promo ini bisa berupa cashback hingga gratis ongkir. Apalagi, ungkap dia, ongkos kirim di Indonesia cukup tinggi jika tidak dibantu oleh gratis ongkir dari pihak platform.

    Sebelumnya, salah satu pelapak yang bergabung dengan Bukalapak pada 2015 mengatakan bahwa pembeli menginginkan adanya fitur gratis ongkos kirim (ongkir) dan cashback, sama seperti platform e-commerce lainnya.

    Pelapak yang menjual aksesoris elektronik itu juga menyampaikan bahwa fitur gratis ongkir di Bukalapak sudah tidak ada sejak lama.

    “Pembeli mau dapat free ongkir dan cashback dan itu persaingannya lumayan berat dengan marketplace lain,” kata pelapak BUKA yang enggan disebutkan namanya kepada Bisnis, Rabu (8/1/2025) malam.

    Jika menengok blog resmi BUKA, perusahaan sudah lama menutup fitur gratis ongkir dari pelapak pada 2022 silam. Per 1 September 2022, gratis ongkir tidak bisa diakses melalui Seller Center atau aplikasi Bukalapak terbaru mulai dari Android v5.18 dan iOS v3.13 ke atas.

    Selain itu, per 7 Oktober 2022, gratis ongkir tidak bisa digunakan untuk semua platform termasuk untuk aplikasi Bukalapak. Demikian yang dikutip dari blog resmi BUKA, Kamis (9/1/2025).

    “Makanya pembeli lari ke marketplace sebelah karena nyari free ongkirnya itu, meskipun penjual pakal berbayar pun tetap saja hasilnya nggak maksimal,” ungkapnya.

  • DPR Apresiasi PP Nomor 49 Tahun 2024 karena Berdampak Positif Terhadap Industri Keuangan Digital

    DPR Apresiasi PP Nomor 49 Tahun 2024 karena Berdampak Positif Terhadap Industri Keuangan Digital

    Jakarta, Beritasatu.com– Anggota Komisi XI DPR Ahmad Najib Qodratullah menyambut baik diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2024 yang mengatur pengalihan kewenangan pengaturan dan pengawasan aset keuangan digital, termasuk kripto, serta derivatif keuangan dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).

    Najib menilai ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh dari keberadaan aturan tersebut.

    “Yang pertama adalah peningkatan efisiensi dan penyederhanaan regulasi. Tujuan utama aturan ini adalah untuk memperbaiki efisiensi sektor keuangan,” ujar Sekretaris Fraksi PAN DPR tersebut kepada wartawan, Kamis (9/1/2024) tentang PP Nomor 49 Tahun 2024.

    Meski demikian, ia mengakui bahwa penerapan PP tersebut kemungkinan menghadapi tantangan, terutama dalam harmonisasi kebijakan lintas lembaga seperti OJK, BI, dan Bappebti.

    “Koordinasi kebijakan harus diperkuat agar tidak terjadi tumpang tindih. Mekanisme koordinasi yang jelas, kesepahaman bersama, dan standar regulasi terpadu perlu segera dibentuk,” tuturnya.

    Najib juga menyoroti dampak positif lain, yakni sinyal penguatan pengaturan dan pengawasan terhadap aset keuangan digital, termasuk kripto, yang diharapkan memberikan dampak positif bagi perkembangan industri.

    Namun, ia mengingatkan perlunya antisipasi terhadap potensi dampak negatif, seperti peningkatan biaya operasional yang bisa memberatkan perusahaan, terutama startup fintech.

    “Peningkatan biaya operasional ini diharapkan tidak menjadi penghambat inovasi,” tambahnya soal PP Nomor 49 Tahun 2024.

    Selanjutnya, Najib juga menyoroti pentingnya pengawasan terpadu untuk mengelola risiko sistemik dan meningkatkan perlindungan konsumen. Dalam pandangannya, sinergi antara BI dan OJK sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan selama masa transisi.

    “Hal ini dapat dicapai melalui kebijakan yang selaras untuk memastikan transparansi dalam mekanisme perdagangan serta meningkatkan literasi keuangan masyarakat,” jelasnya.

    Najib juga menyarankan agar pemerintah segera melakukan konsultasi dengan Komisi XI DPR RI terkait tentang PP Nomor 49 Tahun 2024. Ia menegaskan bahwa konsultasi dengan DPR merupakan amanat undang-undang.

    “Konsultasi dengan Komisi XI sangat penting karena dapat menjadi wadah bagi pelaku industri dan regulator untuk berdiskusi,” pungkasnya.

  • BTN Fund Jadi Andalan Investasi Startup Baru Indonesia – Page 3

    BTN Fund Jadi Andalan Investasi Startup Baru Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) bersama PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) resmi menjalin kemitraan strategis melalui inisiatif BTN Fund.

    Kolaborasi ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem digital dalam sektor perumahan, konstruksi, layanan keuangan, teknologi perangkat lunak, serta bidang berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG).

    Investasi pada Startup untuk Solusi Inovatif

    BTN Fund akan menjadi motor penggerak investasi pada perusahaan rintisan yang menawarkan solusi berbasis teknologi guna mendukung transformasi bisnis BTN.

    Fokus investasi mencakup startup di bidang Fintech, Proptech, kecerdasan buatan (AI), serta layanan operasional yang relevan dengan kebutuhan digitalisasi sektor perumahan dan keuangan.

    Ronald S. Simorangkir, Direktur Utama MCI, menyatakan bahwa kerja sama ini sejalan dengan prioritas pemerintah dalam mendukung sektor strategis seperti perumahan, UMKM, ekonomi digital, dan ESG.

    “Kolaborasi BTN dan MCI akan mempercepat terciptanya ekosistem digital yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan, sesuai dengan kebutuhan transformasi ekonomi Indonesia,” ungkapnya.

     

  • Elon Musk Prediksi Dogecoin dan Bitcoin Bakal Meledak, Kalau…

    Elon Musk Prediksi Dogecoin dan Bitcoin Bakal Meledak, Kalau…

    Jakarta

    Harga Dogecoin meroket tinggi, seiring dengan harga Bitcoin, menyusul pemilihan presiden AS Donald Trump yang dikampanyekan Musk. Para trader pun mulai penasaran apakah miliarder Tesla dan pemilik X itu akan membantu Trump menciptakan pemerintahan yang pro-kripto.

    Sekarang, saat para trader bersiap menunggu Musk mengumumkan ‘perubahan’ dalam dunia kripto. Nah, baru-baru ini, Musk mengatakan bahwa jika Departemen Doge-nya berhasil memerangi inflasi, hal itu dapat menurunkan harga dollar pada Bitcoin, Dogecoin, dan mata uang kripto besar lainnya.

    Departemen Efiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency (DOGE)) terinspirasi dari kripto yang terkenal berkat memenya. Setelah Trump secara resmi mengumumkan pembentukan DOGE, ini berhasil menarik perhatian besar pasar kripto, dengan harga yang melonjak lebih dari 105.465% sejak pertama kali diluncurkan.

    Sebelumnya, Garry Tan Chief Executive inkubator startup Y Combinator mengunggah video dengan keterangan. “Prediksi saya untuk tahun 2025 adalah dogecoin naik jika DOGE (departemen) milik Elon berhasil, dan inilah alasannya,” tulis Tan.

    Video itu menjelaskan krisis inflasi, menunjukkan bahwa inflasi terjadi ketika pemerintah mencetak uang secara berlebihan. Dengan suplai uang AS tumbuh sepuluh kali lebih cepat daripada ekonomi, inflasi melonjak, mengikis daya beli masyarakat. Tan menekankan perlunya pembatasan pengeluaran yang ketat untuk menghentikan pencairan moneter lebih lanjut, yang mana sejalan dengan visi pemerintas AS dan Elon Musk.

    Elon Musk merespons unggahan Tan. Dia mencatat bahwa jika inflasi berhasil dikendalikan, harga dollar untuk mata uang kripto seperti Dogecoin mungkin menurun.

    [Gambas:Twitter]

    “Jika inflasi dollar teratasi, harga dalam dollar untuk membeli mata uang kripto akan turun, jika faktor lainnya sama. Yang penting adalah rasio dollar terhadap mata uang kripto,” tegasnya.

    Utang AS telah melonjak selama beberapa tahun terakhir, mencapai lebih dari USD 34 triliun pada awal tahun 2024. Langkah-langkah stimulus COVID-19 dan lockdown berkontribusi terhadap pengeluaran pemerintah yang besar dan membantu terciptanya inflasi tak terkendali pada tahun 2022. Demikian melansir Forbes.

    (ask/afr)

  • Google Bentuk Tim untuk Bangun Model AI Baru – Page 3

    Google Bentuk Tim untuk Bangun Model AI Baru – Page 3

    Sementara Genie merupakan model dunia versi Google, sebuah AI yang bisa mensimulasikan game dan lingkungan 3D secara real time.

    Model Genie terbaru Google yang ditinjau pada Desember lalu, bisa menghasilkan berbagai macam dunia 3D yang bisa dimainkan.

    Tim baru ini akan berupaya mengembangkan alat generatif real time di atas model yang mereka bangun. Selanjutnya juga mempelajari cara mengintegrasikan model mereka dengan model multimoda yang sudah ada seperti Gemini.

    Google bukan satu-satunya perusahaan yang berupaya membuat model dunia. Perusahaan lain seperti World Lab milik peneliti AI Fei Fei Lee, startup Israel Decart, hingga Odyssey melakukan upaya serupa.

    Mereka percaya, model dunia bisa dipergunakan untuk membuat media interaktif seperti video game dan film, hingga menjalankan simulasi realistis seperti lingkungan pelatihan untuk robot.

     

     

  • Bukalapak tutup layanan marketplace, persaingan usaha atau..

    Bukalapak tutup layanan marketplace, persaingan usaha atau..

    Logo Bukalapak. Foto: Istimewa

    Bukalapak tutup layanan marketplace, persaingan usaha atau..
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Rabu, 08 Januari 2025 – 18:06 WIB

    Elshinta.com – Salah satu e-commerce di Indonesia, Bukalapak resmi menutup layanan marketplace pada, Selasa (7/1/2025). Penjualan produk fisik seperti barang elektronik, gadget, busana, dan sebagainya diganti dengan hanya menjual produk virtual seperti pulsa prabayar, token listrik, dan sebagainya. Hal ini disampaikan manajamen Bukalapak melalui blog resminya.

    “E-Commerce di Indonesia masih cukup kuat, terlepas dari Bukalapak yang menutup layanannya di bidang marketplace, ” ungkap Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda dalam wawancara di Radio Elshinta, Rabu (8/1/2025).

    “Ini adalah buah dari persaingan yang ketat. Bisa dilihat beberapa tahun terakhir mereka tidak bisa bersaing dengan E-Commerce lainnya dalam hal menyediakan lapak bagi penjual. Statement Bukalapak dalam beberapa tahun terakhir mereka fokus pada offline commerce atau mitra Bukalapak. Hal ini saya lihat menjadi tanda Bukalapak tidak bisa bertahan di tengah persaingan E-Commerce di Indonesia yang ketat, ” tambah Nailul Huda.

    Nailul juga menjelaskan, di dalam persaingan E-Commerce, Bukalapak seperti ‘hidup segan menutup pun tak mau’. Seakan mereka menjadi zombie, mereka ada tapi tidak digunakan. Yang mengakibatkan penjual malas berdagang di Bukalapak. Karena mereka tidak mendapat insentif.

    “Sementara pelanggan membutuhkan harga yang bersaing, butuh promo dan lain sebagainya, hingga menyebabkan Bukalapak semakin sepi dan kalah bersaing dengan E-Commerce lain,” kata Nailul memberikan catatan.

    Sebelum Bukalapak, pada tahun 2023 E-Commerce JD.ID pun menutup layanannya di Indonesia. Menurut Nailul, apa yang terjadi pada Bukalapak mirip dengan apa yang dialami JD.ID.

    “Mereka kekurangan pendanaan juga. Ketika itu JD.ID menyasar luxury consumer dengan tagline “Pasti Original”. Namun di platform lain juga menyediakan fitur untuk memastikan barang original. Sehingga dua E-Commerce itu tidak mampu bersaing dalam inovasi dan tidak bakar duit, ” jelas Nailul.

    Bukalapak yang menutup layanan marketplace, bisa menjadi peringatan untuk E-Commerce lainnya.

    “Namun bagi E-Commerce yang sekarang berada paling atas seperti Shopee dan Tokopedia kondisi ini justru menguntungkan bagi mereka karena kompetitor berkurang. Dan mereka bisa lebih menonjolkan diri sebagai E-Commerce yang sedang diminati. Tetapi ini perlu diwaspadai E-Commerce lain dan harus memicu mereka untuk terus berinovasi,” papar Nailul Huda.

    Bukalapak merupakan salah satu E-Commerce atau perusahaan perdagangan elektronik di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada 2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid sebagai lokapasar untuk memfasilitasi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

    Bukalapak pernah menjadi salah satu E-Commerce  terbesar di Indonesia dan masuk ke dalam jajaran startup unicorn. Penawaran umum perdana (IPO) pertamanya di Bursa Efek Indonesia pada 2021 menjadi yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, yakni sebesar USD 1,5 miliar.

     

    Penulis: Dwi Iswanto/Ter

    Sumber : Radio Elshinta