Produk: startup

  • Mendag dan Google bahas peluang kolaborasi dukung UMKM bisa ekspor

    Mendag dan Google bahas peluang kolaborasi dukung UMKM bisa ekspor

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat bertemu dengan Google Indonesia di Jakarta, Rabu (22/1/2025). ANTARA/HO-Kemendag

    Mendag dan Google bahas peluang kolaborasi dukung UMKM bisa ekspor
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 25 Januari 2025 – 11:13 WIB

    Elshinta.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso membahas peluang kolaborasi Kemendag dan Google Indonesia untuk mendukung Program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor) melalui Program Gemini Academy binaan Google Indonesia.

    Budi menanggapi positif peluang pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) Gemini melalui Gemini Academy. Ia melihat, pemanfaatan fitur kecerdasan buatan dapat digunakan Kemendag dalam aktivitas pelatihan, bimbingan teknis, atau sosialisasi kebijakan. Secara langsung, fitur ini dapat mendukung baik Program UMKM BISA Ekspor maupun pengembangan UMKM non ekspor.

    “Kolaborasi Kemendag dan Google Indonesia untuk mendukung Program UMKM BISA Ekspor melalui Program Gemini Academy cukup baik. Kemendag melihat pemanfaatan kecerdasan buatan dalam pelatihan, bimbingan teknis, dan sosialisasi kebijakan dapat mendukung Program UMKM BISA Ekspor,” ujar Budi dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

    Menurut Budi, Gemini Academy juga dapat dimanfaatkan dalam pengembangan talenta Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemendag. Terlebih, dalam hal pendampingan ekspor atau peningkatan kapasitas ASN melalui Program AI Policy and Skilling Lab. Di lain pihak, Google Indonesia mengapresiasi Kemendag dan menyampaikan dukungan terhadap program UMKM BISA Ekspor. Google Indonesia berharap untuk dapat terus berkolaborasi dengan Kemendag dalam memajukan UMKM Indonesia.

    Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara dan Asia Pasifik sebagai lokasi Peluncuran Program Gemini Academy. Dijadwalkan diluncurkan di Bandung pada Februari 2025, program ini akan melibatkan sekitar seribu peserta dari lingkup mahasiswa, akademisi, UMKM, komunitas perusahaan rintisan (startup), serta komunitas gim lokal di Kota Bandung.

    Sumber : Antara

  • Ajang Kompetisi dan Networking Game Developer, Garena Adakan Game Jam: Back For Round 2 di Surabaya

    Ajang Kompetisi dan Networking Game Developer, Garena Adakan Game Jam: Back For Round 2 di Surabaya

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Setelah sukses dengan edisi perdananya pada 2023, Garena, developer dan publisher game global terkemuka, kembali menghadirkan kompetisi Garena Game Jam: Back For Round 2 di kampus Universitas Ciputra Surabaya, Surabaya, Jawa Timur pada 24-26 Januari 2025. 

    Acara ini hadir sebagai ajang kompetisi sekaligus networking bagi game developer muda dari kalangan pelajar dan mahasiswa untuk berlomba membuat game dalam waktu 48 jam.

    Dibandingkan kali pertama yang diikuti oleh 100 peserta, Garena Game Jam: Back For Round 2 kali ini diikuti oleh 130 pelajar dan mahasiswa.

    Garena Game Jam kini telah menjadi acara tahunan yang dinantikan para developer game muda Indonesia untuk bisa berkompetisi, saling terhubung, dan membangun networking.

    Kehadiran Garena Game Jam merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Garena untuk terus berkontribusi terhadap perkembangan ekosistem industri game lokal.

    “Garena bangga menjadi perusahaan game global pertama yang menghadirkan Game Jam di Indonesia sebagai wadah kompetisi dan networking bagi developer muda. Kali ini, kami membawa Garena Game Jam ke Surabaya dengan semangat yang sama, sejalan dengan komitmen kami untuk mendukung perkembangan talenta muda di industri game. Saya berharap acara ini dapat menginspirasi kolaborasi lintas stakeholder untuk menciptakan lebih banyak peluang dan ruang kolaborasi bagi para developer game muda di Indonesia,” ungkap Hans Saleh, Country Head Garena Indonesia, Jumat (24/1/2025).

    Garena Game Jam: Back For Round 2 di Surabaya hadir berkat dukungan dan kerja sama Garena Indonesia dengan Kementerian Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Asosiasi Game Indonesia (AGI), Game Developer Arek Suroboyo (GADAS), dan Universitas Ciputra Surabaya sebagai mitra.

    “Kami mengapresiasi Garena Game Jam sebagai wujud kolaborasi antara pemerintah, Garena, dan institusi pendidikan dalam membangun ekosistem talenta digital di bidang game. Dengan mentoring dari tim developer global Garena, kami berharap acara ini dapat menjadi katalis lahirnya game lokal yang mampu di pasar internasional, mendukung visi Indonesia sebagai pusat ekonomi kreatif,” ujar Muhammad Neil El Himam, Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi, Kemenparekraf RI.

    Selain menghadirkan kompetisi, Garena Game Jam kedua ini akan memberikan transfer knowledge melalui sesi mentoring langsung dari tim developer global Garena. Beberapa profesional yang akan hadir di acara ini, di antaranya adalah tim developer global Free Fire, game battle royale besutan Garena. Para peserta bisa langsung bertukar gagasan serta mendapatkan bimbingan dari para ahli saat proses pengembangan game.

    “Saya mengapresiasi Garena Indonesia atas inisiatifnya dalam mendukung pertumbuhan ekosistem game lokal, termasuk melalui Garena Game Jam yang kini menjangkau kota-kota di luar Jakarta. Semoga konsistensi Garena sebagai perusahaan game global menjadi role model bagi pelaku industri game lainnya untuk sama-sama berkontribusi bagi masa depan talenta dan industri game Indonesia,” ungkap Sonny Hendra Sudaryana, Ketua Tim Fasilitasi Gim, Animasi, dan Startup Teknologi Baru, Kominfo RI.

    Tema Garena Game Jam: Back For Round 2

    Garena Game Jam selalu hadir dengan tema yang berbeda sebagai tantangan untuk para peserta. Setelah mengusung tema “Replayability” pada edisi perdananya, kali ini Garena Game Jam: Back For Round 2 hadir dengan tema “2 Buttons”.

    Para peserta ditantang untuk mengembangkan game yang mampu menjawab tema ini dengan cara paling menarik, inovatif, dan kreatif.

    Garena Game Jam Back For Round 2 juga digelar berbarengan dengan Global Game Jam Surabaya di tempat dan waktu yang sama. Acara jamming tahunan untuk membuat game ini juga akan diikuti sekitar 130 peserta.

    Oleh karena itu, Garena Game Jam Back For Round 2 dan Global Game Jam® akan menjadi salah satu acara game jam offline terbesar yang pernah digelar di Indonesia dengan total 260 peserta.

    Kesempatan untuk Bergabung di IGDX Bersama Garena Pemenang Garena Game Jam: Back for Round 2 berkesempatan membawa pulang total hadiah senilai Rp30 juta.

    Selain itu, mereka juga berkesempatan untuk bergabung di acara IGDX mendatang bersama Garena Indonesia. Dalam acara tahunan bergengsi tersebut,
    mereka bisa memamerkan karya mereka sekaligus memperluas jaringan dengan para profesional industri game, baik dari dalam maupun luar negeri.

    Pada edisi perdananya di tahun lalu, Garena Game Jam 2023 diikuti oleh 100 peserta terpilih dari seluruh Indonesia. Garena Game Jam 2023 dimenangkan oleh Suseh Studio dengan karyanya MANPAC, Exploding Soes (Ghosting), dan Benson Impact (Hope).

  • 5
                    
                        Dugaan Mark Up Rp 9 Triliun, eFishery Stop Operasional, Mitra Terdampak, Terancam PHK
                        Bandung

    5 Dugaan Mark Up Rp 9 Triliun, eFishery Stop Operasional, Mitra Terdampak, Terancam PHK Bandung

    Dugaan Mark Up Rp 9 Triliun, eFishery Stop Operasional, Mitra Terdampak, Terancam PHK
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Perusahaan rintisan atau
    startup
    Multidaya Teknologi Nusantara atau
    eFishery
    menyetop operasional di lapangan buntut
    kasus fraud
    yang menderanya.
    Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Serikat Pekerja (SPMTN),
    Icad
    , dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Kamis (23/1/2025).
    Icad menerangkan, di tengah penyelidikan kasus tersebut, perusahaannya terpaksa menghentikan operasional sementara.
    Keputusan tersebut pun berdampak kepada mitra dan juga konsumennya.
    Lebih lanjut, mitranya mengalami kesulitan mendapatkan pakan hingga terlilit utang karena kebijakan yang diambil pihak manajemen perusahaannya.
    “Operasional di lapangan telah berhenti, yang mengakibatkan dampak besar terhadap para pembudidaya, petambak, dan konsumen dalam ekosistem eFishery,” ujarnya.
    “Banyak pembudidaya yang kini kesulitan mendapatkan pakan, terganggu arus kasnya, terlilit utang di luar, serta tidak bisa menemukan akses pasar yang biasanya disediakan oleh eFishery,” tambah Icad.
    Selain itu, tersiar kabar bahwa pihak manajemen juga akan mengambil langkah melikuidasi perusahaan dan melakukan pemecatan massal terhadap seluruh pegawai dalam waktu dekat.
    Adapun jumlah pekerja yang tercatat saat ini sebanyak 1.800 orang. Sekitar 300-an di antaranya sudah tergabung dalam serikat pekerja.
    “Terdapat kabar bahwa perusahaan berencana melakukan
    PHK massal
    serta penutupan perusahaan pada bulan Februari. Langkah ini diduga dilakukan untuk menghindari pembayaran tunjangan hari raya (THR) bagi karyawan,” kata Icad.
    Icad mendesak perusahaan yang berlokasi di Jalan Malabar Nomor 37, Kota Bandung, Jawa Barat, itu membatalkan rencana PHK massal serta menuntut untuk melakukan peninjauan kembali terhadap lini bisnis yang bisa dikembangkan.
    Dengan harapan, ada lini bisnis perusahaan yang bisa diselamatkan sehingga bisa menopang keberlanjutan eFishery ke depannya.
    “SPMTN mendesak perusahaan untuk menjalankan kembali operasional bisnis guna memastikan keberlanjutan bisnis serta dampak bagi para pembudidaya, petambak, pekerja, dan eFishery pada masa mendatang,” katanya.
    Sebelumnya diberitakan, sejumlah pekerja eFishery melakukan aksi damai di halaman kantor, Kamis (23/1/2025) siang.
    Para pekerja menuntut keterbukaan manajemen perihal sejumlah persoalan yang sedang mendera perusahaan serta kejelasan soal kondisi startup akuakultur saat ini.
    Kekhawatiran mereka adalah soal kabar PHK massal yang akan dilakukan perusahaan pada akhir Januari 2025.
    “Ada informasi dan rumor yang juga semakin menguat karena adanya pihak anonim yang bersolidaritas dengan serikat dan teman-teman pekerja,” ucap Icad.
    “Ada rencana yang disusun sebagai opsi utama melikuidasi perusahaan dan rencananya adalah PHK massal sebelum Februari,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Operasional eFishery Dihentikan, Ribuan Pekerja Terancam PHK

    Operasional eFishery Dihentikan, Ribuan Pekerja Terancam PHK

    Bisnis.com, BANDUNG — eFishery menghentikan sementara operasional perusahaan buntut dugaan penyelewengan dana atau fraud hingga mencapai Rp9,7 triliun yang dilakukan startup akuakultur tersebut.

    Sekjen Serikat Pekerja Multidaya Nusantara (SPMTN) Icad mengatakan perusahaan ini menghentikan aktivitas pada Kamis (23/1/2025). Pihaknya pun memastikan masih menuntut manajemen untuk terbuka masalah ini.

    “Untuk operasional per hari ini lagi disetop dulu, jadi belum boleh ada operasional yang jalan, entah itu pengiriman atau pembiayaan, dan lain-lain,” kata Icad di Kantor eFishery, Jalan Malabar, Kota Bandung, Kamis (23/1/2025). 

    Bahkan, Icad mengatakan pihaknya terpaksa melakukan urunan untuk mengongkosi karyawan yang belum kembali ke homebasenya lantaran operasional diberhentikan.

    “Bahkan operasional untuk support karyawan sendiri belum jalan. Ada yang belum bisa pulang dari Kalimantan, Surabaya, ke tempat homebasenya padahal itu penugasan,” ujarnya. 

    Alhasil, saat ini nasib ribuan karyawan yang masih terikat kontrak tidak jelas. Ia pun mengaku ada informasi terkait akan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada Februari nanti.

    “Informasi rumor [PHK] semakin menguat karena banyak pihak anonim [mengatakan] bahwa ada rencana yang disusun sebagai opsi utama, yaitu untuk melikuidasi perusahaan, dan plannya adalah PHK massal sebelum bulan Februari,” jelasnya. 

  • Perusahaan Startup eFishery Diduga Manipulasi Laporan Keuangan

    Perusahaan Startup eFishery Diduga Manipulasi Laporan Keuangan

    BANDUNG – Perusahaan Startup yang bergerak di sektor akuakultur eFishery tengah jadi sorotan setelah diduga melakukan manipulasi laporan keuangan.

    Berdasarkan informasi terungkap adanya perbedaan mencolok antara klaim pendapatan yang dilaporkan dengan hasil penyelidikan.

    Data yang dihimpun Jabar Ekspres dari berbagai sumber, pihak manajemen mengklaim pendapatan mencapai 752 juta dolar AS dengan laba sebesar 16 juta dolar AS selama periode Januari hingga September 2024.

    Namun, hasil investigasi menunjukkan angka sebenarnya jauh lebih kecil, yakni pendapatan hanya sebesar 157 juta dolar AS, sementara perusahaan justru mencatatkan kerugian sebesar 35,4 juta dolar AS.

    BACA JUGA: eFishery Siapkan Pembiayaan 100 Juta Dolar untuk Pembudidaya

    Kondisi ini membuat Perusahaan yang didirikan oleh Gibran Huzaifah sebagai CEO & Co-founder eFishery mengalami kesulitan operasional.

    Karyawan eFishery sendiri yang tergabung ke dalam serikat pekerja melakukan aksu unjuk rasa di depan  kantor pusat eFishery, Jl. Malabar, Kota Bandung, Kamis (23/1) siang.

    Sekjen Serikat Pekerja PT Multidaya Teknologi Nusantara (SPMTN) Icad mengatatakan, sebetulnya mengenai perkara Perusahaan ini banyak karyawan yang tidak mengetahuinya.

    Bahkan ada tudingan yang menyebutkan bahwa karyawan terlibat sehingga Perusahaan mengalami fraud adalah tidak benar.

    Menurutnya berbagai permasalahan di eFishery saat ini sedang terjadi. Seperti karyawan yang ditugaskan ke Kalimantan sampai enggak bisa pulang.

    BACA JUGA: OJK Tegaskan Perusahaan Pinjol Nagih Utang Harus Pake Aturan!

    Selain itu, banyak juga pembudidaya yangdulu mendapat bantuan dan dukungan sekarang mengalami kesulitan untuk mengakses pakan ikan.

    “Kami hanya ingin bekerja dan berdedikasi. Jadi sangat ga fair bahwa efesiensi ini (dianggap) fraud sistematis,” sesalnya.

    Icad mengatakan, sejauh ini belum ada support dari pihak Perusahaan. Bahkan pemberhentian operasional ini dilakukan secara mendadak.

    BACA JUGA: Proyek Gedung Olahraga di Dispora Bandung Barat Ternyata jadi Temuan BPK!

    Pihaknya mendengar kabar mengenai rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) massal serta kemungkinan penutupan perusahaan pada Februari mendatang.

    ‘’Langkah ini diduga berkaitan dengan upaya menghindari pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) bagi karyawan,’’ kata dia.

    BACA JUGA: Proyek Trotoar di Kota Bandung Dibuat Asal Jadi? Begini Alasan Kadisnya!

  • Laporan Investigasi Penipuan Pendiri eFishery Bocor, Ini Modusnya

    Laporan Investigasi Penipuan Pendiri eFishery Bocor, Ini Modusnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Startup eFishery tersandung kasus dugaan pemalsuan laporan keuangan. Hasil audit menunjukkan manajemen memiliki dua laporan keuangan yang berbeda sejak 2018, yakni untuk kebutuhan internal dan eksternal.

    Pada laporan keuangan internal, eFishery mengumpulkan pendapatan senilai Rp2,6 triliun selama periode 9 bulan, yakni Januari-September 2024. Sementara itu, laporan keuangan eksternal menunjukkan eFishery meraup pendapatan 4,8 kali lebih besar senilai Rp12,3 triliun.

    Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan untuk pihak eksternal, pertumbuhan pendapatan eFishery melonjak tajam. Pada 2021 senilai Rp1,6 triliun, lalu 2022 menjadi Rp5,8 triliun, dan 2023 menjadi Rp10,8 triliun, menurut dokumen yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (23/1/2024).

    Angka itu berbeda dalam laporan keuangan internal yang menunjukkan pendapatan eFishery sebesar Rp1 triliun pada 2021, lalu Rp4,3 triliun pada 2022, dan Rp6 triliun pada 2023.

    Laporan internal dan eksternal juga timpang untuk pencatatan profit sebelum pajak. Berdasarkan laporan eksternal, eFishery membukukan profit sebelum pajak senilai Rp261 miliar selama periode Januari-September 2024. Padahal, versi laporan internal menunjukkan eFishery justru rugi Rp578 miliar dalam periode yang sama.

    Sejak 2021 hingga 9 bulan di 2024, laporan eksternal eFishery memperlihatkan pertumbuhan profit sebelum pajak yang positif dan stabil. Berbanding terbalik dengan laporan internal yang menunjukkan perusahaan terus merugi sejak 2021.

    Kerugian paling parah pada 2022 sebesar Rp784 miliar. Kemudian pada 2023 sebesar Rp759 miliar.

    Manipulasi yang dilakukan e-Fishery tak cuma dari laporan keuangan, tetapi juga klaim mantan CEO Gibran Huzaifah yang mengaku ke investor bahwa perusahaan memiliki lebih dari 400.000 fasilitas pakan. Padahal, kenyataan di lapangan hanya sekitar 24.000.

    Gibran diduga sengaja memerintahkan penggelembungan biaya modal perusahaan untuk pembelian pakan. Menurut laporan audit, hal ini untuk menjustifikasi kondisi keuangan perusahaan yang terus merosot.

    Upaya manipulasi Gibran dan timnya sejak 2018 dilakukan demi memperoleh pendanaan Seri A. Laporan menemukan pada 2022 ada pembentukan 5 perusahaan yang dikendalikan oleh Gibran tetapi atas nama orang lain. Perusahaan ini berfungsi untuk pencatatan perputaran uang untuk menggenjot pendapatan dan pengeluaran perusahaan. 

    Pada 2023, Gibran dan beberapa orang lain melancarkan upaya memalsukan dokumen-dokumen pendukung seperti invoice, kontrak, serta pembukuan bodong.

    Pada pertengahan Desember, eFishery mengumumkan pengangkatan Adhy Wibisono sebagai CEO interim menggantikan Gibran Huzaifah. Sebelum ditunjuk sebagai CEO, Adhy adalah CFO di perusahaan. Albertus Sasmitra ditunjuk sebagai CFO interim eFishery menggantikan Adhy.

    “eFishery saat ini beroperasi di bawah kepemimpinan Adhy Wibisono, sebagai Interim CEO, dan Albertus Sasmitra, sebagai Interim CFO. Keputusan diambil bersama shareholder perusahaan, sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik,” kata juru bicara eFishery dalam pernyataan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Senin (16/12/2024).

    Dalam pernyataan perusahaan yang diterima, eFishery mengatakan bahwa pihaknya memahami keseriusan isu yang sedang beredar, dan memberikan perhatian penuh.

    “Kami memahami keseriusan isu yang sedang beredar saat ini dan kami menanggapinya dengan perhatian penuh. Kami berkomitmen untuk menjaga standar tertinggi dalam tata kelola perusahaan dan etika dalam operasional perusahaan,” kata juru bicara eFishery.

    Startup eFishery didirikan pada 2013 oleh Gibran Huzaifah di Bandung. Perusahaan ini telah mencapai status unicorn lewat pendanaan Seri D US$ 200 juta pada 2023 lalu.

    (fab/fab)

  • Kronologi Dugaan Penggelapan Dana eFishery Capai Rp9,7 Triliun

    Kronologi Dugaan Penggelapan Dana eFishery Capai Rp9,7 Triliun

    Liputan6.com, Bandung – Dunia Startup Indonesia saat ini tengah digemparkan dengan kabar dugaan penggelapan dana yang dilakukan oleh manajemen eFishery. Perusahaan yang bergerak di bidang akuakultur tersebut diduga telah memanipulasi laporan keuangannya.

    Melansir dari The Straits Times dugaan tersebut muncul setelah investigasi internal yang dilakukan oleh eFishery usai adanya laporan whistleblower. Melalui investigasinya ditemukan sejumlah temuan penting salah satunya dugaan manipulasi laporan keuangan.

    Perusahaan diduga telah melebih-lebihkan pendapatannya sebesar hampir US$600 Juta atau sekitar Rp 9,7 Triliun (kurs Rp 16.270) mulai dari Januari hingga September 2024. Adapun penggelembungan dana tersebut diduga sudah berlangsung sejak tahun 2018 silam.

    Kemudian terdapat temuan jumlah perangkat smart feeder yang tidak sesuai karena yang sebenarnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan angka yang dilaporkan. eFishery mengatakan mempunyai lebih dari 400.000 tempat pakan ikan yang beroperasi.

    Namun, melalui penyelidikan awal memperkirakan hanya ada sekitar 24.000 yang beroperasi. Selain itu, ditemukan juga dugaan kerugian yang disamarkan oleh manajemen eFishery kepada investor.

    Pasalnya pihak manajemen melaporkan kepada investor bahwa perusahaan mencetak laba sebesar US$16 Juta. Kemudian meraup pendapatan US$752 juta selama Januari hingga September 2024.

    Sementara dalam hasil penyelidikan internal ditemukan eFishery rugi sekitar US$35,4 juta di periode tersebut. Melalui penyelidikan bahkan ditemukan pendapatan perusahaan diperkirakan hanya sekitar US$157 juta.

    “Manajemen juga menggelembungkan angka pendapatan dan laba untuk beberapa tahun sebelumnya,” tulis laporan tersebut.

  • Alibaba Cloud Luncurkan Model, Alat, dan Infrastruktur Baru untuk Dorong Komunitas AI

    Alibaba Cloud Luncurkan Model, Alat, dan Infrastruktur Baru untuk Dorong Komunitas AI

    JAKARTA – Dalam pergelaran Alibaba Cloud Developer Summit 2025, Alibaba Cloud mengumumkan peluncuran serangkaian large language model (LLM) dan perangkat pengembangan AI yang lebih lengkap. 

    Semua pembaruan ini bertujuan untuk mendukung para developer dalam membuat aplikasi AI yang inovatif dengan biaya yang lebih terjangkau dan mendorong pertumbuhan AI komunitas AI generatif di tingkat global.

    Pertama, Alibaba Cloud mengumumkan bahwa model terbaru Qwen, LLM milik Alibaba Cloud, termasuk seri Qwen2.5 dengan ukuran mulai dari 7 miliar hingga 72 miliar parameter, kini dapat diakses melalui API di platform pengembangan AI generatif mereka, Model Studio. 

    Selain menyediakan berbagai model yang lebih luas, sejumlah perangkat pengembangan AI baru juga dapat diakses oleh developer di seluruh dunia melalui Model Studio. 

    Perangkat ini termasuk Workflow, Agent, RAG (Retrieval-Augmented Generation), Batch Reasoning, AutoEval (Automated Model Evaluation), serta layanan model deployment dan application observability yang akan tersedia di akhir bulan ini.

    Untuk mendukung komputasi yang tangguh bagi pengembangan AI dan beban kerja penting lainnya, Alibaba Cloud mengumumkan bahwa Enterprise Elastic Compute Service (ECS) Generasi ke-9 akan tersedia di pasar global mulai bulan April tahun ini.

    Alibaba Cloud juga mengumumkan bahwa layanan inovatifnya, Alibaba Cloud Container Compute Service (ACS), kini tersedia untuk pelanggan internasional mulai Januari 2025.

    Selain itu, untuk mendorong inovasi, Alibaba Cloud meluncurkan Alibaba Cloud GenAI Empowerment Program, sebuah program dukungan khusus untuk developer dan startup global yang memanfaatkan model Qwen untuk membangun aplikasi AI generatif. 

    Peserta program ini akan mendapatkan berbagai dukungan, seperti kredit cloud gratis, pelatihan melalui lokakarya, undangan ke pameran teknologi dan demo day, serta peluang kolaborasi pemasaran produk. 

  • MDI Ventures Suntik Dana ke Startup Singapura untuk Perkuat Keamanan Siber Indonesia – Page 3

    MDI Ventures Suntik Dana ke Startup Singapura untuk Perkuat Keamanan Siber Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – MDI Ventures, perusahaan modal ventura di bawah naungan Telkom Group, mengumumkan investasi strategisnya ke Cyfirma.

    Startup keamanan siber asal Singapura ini fokus pada threat intelligence (intelijen ancaman) dan external threat management (manajemen ancaman eksternal).

    Cyfirma, yang dikenal dengan pendekatan inovatifnya dalam keamanan siber, telah memiliki rekam jejak yang solid di Jepang dan pasar global.

    Pendanaan yang tak disebutkan jumlahnya ini akan digunakan untuk memperluas jangkauan pasar, memperkuat riset dan pengembangan (R&D), serta meningkatkan kemampuan menghadapi serangan siber yang kian kompleks.

    “Investasi kami di Cyfirma mencerminkan komitmen perusahaan untuk mendukung startup dengan fundamental bisnis yang kuat dan solusi berdampak,” ujar CEO MDI Ventures, Donald Wihardja, melalui keterangan resminya, Selasa (21/1/2025)..

    Ia menambahkan pendekatan inovatif Cyfirma sejalan dengan tujuan perusahaan dalam memperkuat bisnis berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan perlindungan digital yang semakin relevan.

    Dana investasi ini akan mendukung ekspansi Cyfirma di Asia Tenggara, terutama Indonesia, memperluas operasi di wilayah barat, dan memperkuat posisinya di Jepang.

    Dukungan MDI Ventures juga akan mendorong pengembangan R&D untuk meningkatkan kemampuan Cyfirma dalam menyediakan solusi proaktif yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis di kawasan ini.

    “Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menghadapi serangan siber yang semakin kompleks, sehingga membutuhkan solusi keamanan siber andal. Investasi MDI Ventures memberikan dukungan signifikan bagi Cyfirma untuk memperluas kehadiran kami dan memperkuat kemampuan memberikan solusi keamanan siber proaktif dan inovatif,” kata Founder & CEO Cyfirma, Kumar Ritesh.

     

  • Startup Perplexity AI Tawarkan Diri Bergabung dengan TikTok AS – Page 3

    Startup Perplexity AI Tawarkan Diri Bergabung dengan TikTok AS – Page 3

    Sebelumnya, Donald Trump mengatakan, ia akan mengeluarkan perintah eksekutif pada Senin, waktu setempat.

    Sekadar informasi, Senin 20 Januari 2025 merupakan hari pelantikan Presiden AS Donald Trump yang memenangi pemilu AS. Menurut Donald Trump, setelah ia menjabat, dirinya akan mengeluarkan perintah yang dimaksud untuk memperpanjang jangka waktu penjualan bisnis TikTok di AS.

    Ia mengatakan, tidak akan ada tanggung jawab bagi perusahaan untuk mendukung TikTok, bahkan sebelum perintahnya mulai berlaku.

    Sementara itu, penyedia hosting TikTok, Oracle dan mitra CND-nya, Akamai, telah memulihkan layanan dan mengandalkan janji Donald Trump.

    Meski begitu, Apple sebagai pemilik toko aplikasi App Store dan Google dengan Google Play Store-nya masih belum memulihkan TikTok. Akibatnya, aplikasi TikTok masih belum ada di kedua toko aplikasi populer ini.

    Kemungkinan, perusahaan-perusahaan ini belum merasa nyaman dan memiliki ketakutan untuk melanggar undang-undang yang melarang TikTok. Apalagi, perusahaan yang melanggar undang-undang ini bisa dikenakan denda besar.