Produk: startup

  • DeepSeek AI Kena Serangan Siber, Pesaing ChatGPT Batasi Pendaftaran Pengguna Baru! – Page 3

    DeepSeek AI Kena Serangan Siber, Pesaing ChatGPT Batasi Pendaftaran Pengguna Baru! – Page 3

    Sekadar informasi, menurut laporan media setempat, laboratorium DeepSeek AI didirikan oleh Liang WenFeng. DeepSeek lahir dari pendanaan bernama High Flyer Quant yang mengelola aset sebanyak USD 8 miliar.

    Meski begitu, DeepSeek bukanlah satu-satunya perusahaan Tiongkok yang berupaya mengembangkan teknologi kecerdasan buatan.

    Peneliti AI terkemuka di Tiongkok, Kai-Fu Lee belum lama ini mengungkapkan, startup mereka, 01.ai melatih model AI hanya dengan dana sebesar USD 3 juta.

    Selain itu, perusahaan induk TikTok, ByteDance juga merilis sebuah update model AI barunya yang mengklaim bisa mengungguli performa o1 milik OpenAI dalam sebuah tes benchmark.

    Menanggapi kebangkitan laboratorium dan startup AI Tiongkok, CEO Perplexity Aravind Srinivas mengatakan, “kebutuhan menjadi induk dari segala penemuan.”

    “Karena mereka harus menjari jalan keluar, pada akhirnya mereka berhasil membangun sesuatu yang jauh lebih efisien,” ungkapnya.

      

  • Gemparkan Wallstreet-AS, Deepseek Langsung Kena Serangan Siber

    Gemparkan Wallstreet-AS, Deepseek Langsung Kena Serangan Siber

    Jakarta, CNBC Indonesia – Teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh startup China, DeepSeek, menyalip saingannya ChatGPT, sebagai aplikasi gratis berperingkat teratas yang tersedia di App Store Apple di Amerika Serikat.

    Simak informasi selengkapnya di CNBC Indonesia (Selasa, 28/01/2025) berikut ini.

  • Donald Trump: DeepSeek AI Asal China Bukti Teknologi AS Harus Berbenah – Page 3

    Donald Trump: DeepSeek AI Asal China Bukti Teknologi AS Harus Berbenah – Page 3

    Sekadar informasi, menurut laporan media setempat, laboratorium DeepSeek AI didirikan oleh Liang WenFeng. DeepSeek lahir dari pendanaan bernama High Flyer Quant yang mengelola aset sebanyak USD 8 miliar.

    Meski begitu, DeepSeek bukanlah satu-satunya perusahaan Tiongkok yang berupaya mengembangkan teknologi kecerdasan buatan.

    Peneliti AI terkemuka di Tiongkok, Kai-Fu Lee belum lama ini mengungkapkan, startup mereka, 01.ai melatih model AI hanya dengan dana sebesar USD 3 juta.

    Selain itu, perusahaan induk TikTok, ByteDance juga merilis sebuah update model AI barunya yang mengklaim bisa mengungguli performa o1 milik OpenAI dalam sebuah tes benchmark.

    Menanggapi kebangkitan laboratorium dan startup AI Tiongkok, CEO Perplexity Aravind Srinivas mengatakan, “kebutuhan menjadi induk dari segala penemuan.”

    “Karena mereka harus menjari jalan keluar, pada akhirnya mereka berhasil membangun sesuatu yang jauh lebih efisien,” ungkapnya.

  • DeepSeek: Kompetitor ChatGPT Asal Tiongkok dan Bagaimana Cara Pakainya – Page 3

    DeepSeek: Kompetitor ChatGPT Asal Tiongkok dan Bagaimana Cara Pakainya – Page 3

    Sekadar informasi, menurut laporan media setempat, laboratorium DeepSeek AI didirikan oleh Liang WenFeng. DeepSeek lahir dari pendanaan bernama High Flyer Quant yang mengelola aset sebanyak USD 8 miliar.

    Meski begitu, DeepSeek bukanlah satu-satunya perusahaan Tiongkok yang berupaya mengembangkan teknologi kecerdasan buatan.

    Peneliti AI terkemuka di Tiongkok, Kai-Fu Lee belum lama ini mengungkapkan, startup mereka, 01.ai melatih model AI hanya dengan dana sebesar USD 3 juta.

    Selain itu, perusahaan induk TikTok, ByteDance juga merilis sebuah update model AI barunya yang mengklaim bisa mengungguli performa o1 milik OpenAI dalam sebuah tes benchmark.

    Menanggapi kebangkitan laboratorium dan startup AI Tiongkok, CEO Perplexity Aravind Srinivas mengatakan, “kebutuhan menjadi induk dari segala penemuan.”

    “Karena mereka harus menjari jalan keluar, pada akhirnya mereka berhasil membangun sesuatu yang jauh lebih efisien,” ungkapnya.

  • China vs AS dalam Pusaran Perebutan Pasar Kecerdasan Buatan

    China vs AS dalam Pusaran Perebutan Pasar Kecerdasan Buatan

    Bisnis.com, JAKARTA — Momentum Work, perusahaan konsultan yang berkantor di Singapura, memprediksi persaingan sengit antara Amerika Serikat (AS) dan China dalam memperebutkan pasar AI global lewat DeepSeek dan ChatGPT.

    memberikan sejumlah catatan terhadap startup AI asal China DeepSeek yang saat ini menjadi sorotan dunia karena diklaim memiliki teknologi yang lebih cepat dan lebih murah ketimbang ChatGPT. 

    Founder dan CEO Momentum Work Jianggan Li mengatakan pada Senin (27/1/2025) indeks Nasdaq anjlok lebih dari 3%, dengan salah satu penyebab diduga karena investor khawatir bahwa DeepSeek mampu mengalahkan dominasi Nvidia.

    Momentum Work pun mengungkapkan sejumlah data berdasarkan wawancara singkat dengan beberapa peneliti dan CTO perusahaan AI di China guna mencari tahu perihal DeepSeek.
    Jianggan mengatakan DeepSeek adalah chatbot LLM pertama yang dapat digunakan dengan cepat, dan menunjukkan proses penalaran yang lengkap. 

    Sebagai perbandingan, ChatGPT lambat, berhalusinasi, buruk dalam pencarian daring realtime, dan sering kali terlalu konservatif dalam memberi respons. Pengguna China juga kesulitan mengakses ChatGPT dan banyak bergantung pada stabilitas VPN. 

    “Meski demikian, pengalaman menunjukkan bahwa GPT o1 secara keseluruhan masih memiliki logika yang lebih baik. Untuk penggunaan bisnis, ChatGPT API masih yang terbaik di pasaran lebih stabil, meskipun sangat mahal dibandingkan dengan Deepsek,” kata Jianggan dalam keterangannya, Selasa (28/1/2025),

    Jianggan mengatakan bahwa kehadiran Deepseek sudah diprediksi sejak tahun lalu. Kegigihan China melatih model AI berbiaya murah dan upaya kompetitif mereka untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan AI di global mendorong China meramu teknologi AI pesaing ChatGPT. 

    Tampilan percakapan DeepseekPerbesar

    Rumor yang beredar, DeepSeek memiliki 50.000 GPU model terbaru H100. Jumlah tersebut masih dipertanyakan karena DeepSeek tidak mengungkapkan berapa banyak GPU yang sebenarnya dimilikinya. 

    Namun dengan kekuatan tersebut, Jianggan memperkirakan  modal ventura belum akan berinvestasi di perusahaan LLM baru jika pendekatan yang diambil investor adalah model valuasi yang telah dikenal selama ini. Persaingan AI antara Deepseek dan ChatGPT bakal terjadi dalam waktu panjang. 

    “Seseorang akan menang pada akhirnya – kita tidak tahu siapa, atau kapan. Sampai saat itu tiba, ini akan menjadi perlombaan tanpa henti dengan investasi berkelanjutan yang dibutuhkan, dan melibatkan pemain teknologi/negara besar,” kata Jianggan. 

    Jianggan juga mentuturkan persaingan keduanya akan mengarah pada harga. Pada akhirnya, kata Jianggan, Deepseek bakal menarik uang lebih besar dari pengguna untuk mengejar profitabilitas. 

    “Meski begitu, DeepSeek tidak perlu khawatir sekarang karena tidak bersaing untuk mendapatkan jumlah pengguna atau metrik penilaian lainnya,” kata Jianggan. 

  • Bursa Saham Asia Bervariasi setelah AI China DeepSeek Guncang Wall Street

    Bursa Saham Asia Bervariasi setelah AI China DeepSeek Guncang Wall Street

    Jakarta, Beritasatu.com – Bursa saham Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi setelah aksi jual besar di sektor teknologi bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street, dipicu oleh kehadiran startup artificial intelligence (AI) asal China yang ikut meramaikan persaingan dalam dunia kecerdasan buatan global.

    Melansir AP, Selasa (28/1/2025), perdagangan Selasa berlangsung sepi menyambut Tahun Baru Imlek. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,9% ke posisi 39.214,19. Sementara itu, Indeks S&P/ASX 200 Australia tercatat sedikit naik kurang dari 0,1% di level 8.411,70, dan Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,2% ke angka 20.236,13. Pasar di Korea Selatan, Shanghai, serta wilayah lainnya di kawasan ini tutup karena liburan.

    Di Jepang, beberapa bursa saham Asia pada sektor teknologi mengalami penurunan signifikan. SoftBank Group Corp. merugi 10%, sementara Hitachi Ltd turun 4%. Namun, Fujitsu dan Sony Corp mencatatkan pemulihan. Saham produsen cip Tokyo Electron turun 7,6%.

    Saham Fuji Media Holdings melonjak hampir 9% setelah gelaran konferensi pers panjang oleh eksekutif mereka, yang berlangsung lebih dari 10 jam.

    Harga saham Fuji sebelumnya berfluktuasi seiring laporan media Jepang mengenai skandal yang melibatkan pembawa acara wanita dan seorang selebriti pria Jepang, yang mengundurkan diri setelahnya.

    Pada perdagangan Senin (27/1/2205), indeks S&P 500 turun 1,5% ke angka 6.012,28, sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam Nvidia sebesar 16,9%. Saham-saham teknologi besar lainnya juga mencatatkan kerugian, membawa Indeks Nasdaq turun 3,1% ke level 19.341,83, penurunan terburuk dalam lebih dari sebulan.

    Kerugian terutama terjadi pada saham-saham yang terkait dengan kecerdasan buatan, meskipun pasar lainnya cenderung lebih stabil. Dow Jones Industrial Average justru mencatatkan kenaikan 0,7% ke level 44.713,58, dan mayoritas saham AS juga tercatat positif.

    Namun, investor yang memiliki dana indeks S&P 500 merasakan dampak besar akibat dominasi perusahaan teknologi besar terhadap indeks tersebut.

    Gangguan besar juga datang dari China, dengan perusahaan AI bernama DeepSeek meluncurkan model bahasa besar yang dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan teknologi AS, dengan biaya yang lebih rendah. 
    DeepSeek berhasil menduduki puncak aplikasi gratis di App Store Apple pada Senin (27/1/2025), yang dianggap impresif mengingat pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah AS terhadap akses Tiongkok terhadap chip AI canggih.

    Namun, masih belum jelas seberapa besar dampak pengumuman DeepSeek terhadap ekonomi yang bergantung pada industri AI, khususnya bursa saham Asia yang melibatkan produsen cip hingga perusahaan penyedia energi untuk pusat data besar dengan daya komputasi tinggi.

  • CEO OpenAI Sam Altman Puji AI China DeepSeek Terobosan Mengesankan

    CEO OpenAI Sam Altman Puji AI China DeepSeek Terobosan Mengesankan

    Bisnis.com, JAKARTA – CEO OpenAI Sam Altman memuji model kecerdasan buatan (AI) R1 dari startup AI China, DeepSeek, sebagai sebuah terobosan mengesankan.

    Namun dirinya tetap menegaskan bahwa kekuatan komputasi yang lebih besar adalah elemen fundamental dalam kesuksesan OpenAI.

    Melansir Reuters, Selasa (28/1/2025), DeepSeek, model AI berbiaya rendah asal China, menjadi sorotan global bulan lalu setelah merilis sebuah laporan yang mengungkapkan bahwa pelatihan model DeepSeek-V3 hanya membutuhkan dana kurang dari US$6 juta dengan memanfaatkan chip Nvidia H800, yang memiliki kemampuan lebih rendah.

    Model DeepSeek-R1 yang dirilis pekan lalu disebut 20 hingga 50 kali lebih hemat biaya dibandingkan model o1 milik OpenAI, bergantung pada jenis tugas yang dilakukan, menurut pernyataan resmi di akun WeChat DeepSeek.

    “Model R1 DeepSeek benar-benar mengesankan, terutama dalam apa yang mereka capai dengan biaya yang sangat rendah,” ujar Altman di platform X.

    Altman menambahkan, OpenAI tetap fokus melanjutkan peta jalan penelitian dan yakin bahwa peningkatan kekuatan komputasi sekarang lebih penting daripada sebelumnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

    Kehadiran DeepSeek telah memunculkan pertanyaan seputar logika di balik keputusan perusahaan-perusahaan teknologi AS untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam investasi AI.

    Saham beberapa sejumlah teknologi, termasuk Nvidia, mengalami pukulan besar dengan rekor kerugian kapitalisasi pasar sebesar US$593 miliar dalam satu hari, mencatatkan sejarah sebagai kerugian terbesar di Wall Street.

    Apa Itu DeepSeek?

    DeepSeek merupakan perusahaan AI asal China, tepatnya di Hangzhou. BBC dalam laporannya menyebut, perusahaan ini telah diluncurkan pada Juli 2023 tetapi baru di rilis di AS pada 10 Januari 2025.

    Liang Wenfeng merupakan sosok dibalik berdirinya DeepSeek. Pria lulusan teknik informasi dan elektronik itu dilaporkan membangun toko chip Nvidia A100, yang sekarang dilarang diekspor ke China.

    Para ahli meyakini koleksi ini yang beberapa perkiraannya berjumlah 50.000, mendorongnya untuk meluncurkan DeepSeek, dengan memasangkan chip ini dengan chip yang lebih murah dan kelas bawah yang masih tersedia untuk diimpor.

    Melansir website resminya, Selasa (28/1/2025), DeepSeek dimiliki dan dioperasikan oleh Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd., Beijing DeepSeek Artificial Intelligence Co., Ltd. dan afiliasinya.

  • Microsoft Jadi Salah Satu Perusahaan yang Tertarik Akuisisi TikTok di AS

    Microsoft Jadi Salah Satu Perusahaan yang Tertarik Akuisisi TikTok di AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan, Microsoft termasuk di antara perusahaan AS yang berminat akuisisi TikTok. Langkah ini diharapkan dapat membantu aplikasi tersebut menghindari potensi larangan yang diperkirakan berlaku pada April mendatang.

    Melansir AP, Selasa (28/1/2025), Trump juga menyebut bahwa beberapa perusahaan lain menunjukkan minat yang sama, meskipun ia tidak membeberkan daftar pihak-pihak tersebut.

    “Saya suka persaingan dalam penawaran karena itu menghasilkan kesepakatan terbaik,” ucapnya.

    Hingga saat ini, pihak Microsoft dan TikTok belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait hal ini.

    Salah satu kebijakan awal pada masa jabatannya, Trump sempat memperpanjang batas waktu TikTok untuk menemukan pemilik baru dari 19 Januari 2024 menjadi 4 April 2024, memberikan tambahan waktu selama 75 hari.

    Trump juga mengungkap keinginan agar pembeli utama memberikan 50% saham perusahaan kepada AS. Namun, perincian terkait skema ini belum sepenuhnya jelas, termasuk apakah pengendalian aplikasi akan diserahkan kepada pemerintah atau entitas lain di AS.

    Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, startup AI Perplexity AI, telah mengajukan proposal kepada ByteDance, induk TikTok yang berbasis di Tiongkok.

    Proposal tersebut memungkinkan pemerintah AS memiliki hingga 50% kepemilikan pada entitas baru hasil gabungan bisnis TikTok di AS dengan Perplexity AI.

    Beberapa tokoh lain, seperti miliarder Frank McCourt dan mantan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, juga secara terbuka menunjukkan minat untuk mengakuisisi TikTok di AS. Trump mengaku telah berbicara secara pribadi dengan banyak pihak mengenai kemungkinan akuisisi tersebut.

    Meskipun undang-undang bipartisan terkait TikTok telah disahkan pada April oleh mantan Presiden Joe Biden, ByteDance sebelumnya menyatakan tidak berencana menjual platform tersebut.

    Mereka bahkan berupaya melawan aturan tersebut di pengadilan selama beberapa bulan. Sementara itu, meski pada awalnya menentang, pemerintah Tiongkok belakangan terlihat melunak dalam sikapnya terkait potensi divestasi TikTok.

    Ketua General Atlantic Bill Ford sekaligus anggota dewan ByteDance menyatakan, perusahaan tersebut terbuka untuk bekerja sama dengan pemerintah AS dan Tiongkok guna menemukan solusi yang memungkinkan TikTok tetap beroperasi. Ia juga mengusulkan opsi alternatif selain divestasi penuh oleh ByteDance.

    Masalah keamanan nasional terus menjadi perhatian utama para pembuat kebijakan di AS. Kepemilikan TikTok oleh perusahaan Tiongkok dianggap berpotensi menimbulkan manipulasi terhadap lebih dari 170 juta penggunanya di AS.

    Trump sempat mendukung pelarangan TikTok sebelum akhirnya mengubah pandangannya. Ia menilai platform tersebut mampu membantunya menarik perhatian pemilih muda dalam pemilu presiden terakhir.

    Microsoft pernah bermitra dengan Walmart untuk mengajukan tawaran akuisisi TikTok pada periode pertama pemerintahan Trump, meskipun upaya tersebut tidak berhasil. CEO Microsoft Satya Nadella kemudian menyebut pengalaman tersebut sebagai salah satu hal paling aneh yang pernah ia alami dalam kariernya.

  • Harga Emas Dunia Anjlok, Investor Lakukan Likuidasi Besar-besaran

    Harga Emas Dunia Anjlok, Investor Lakukan Likuidasi Besar-besaran

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia anjlok pada perdagangan Senin (27/1/2025), setelah sebelumnya mendekati rekor tertinggi. Penurunan ini terjadi akibat aksi likuidasi besar-besaran yang dilakukan oleh investor di pasar emas.

    Dilansir dari CNBC International, (Selasa (28/1/2025), harga emas spot turun 1,3% menjadi US$ 2.736,75 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS berakhir melemah 1,5% di US$ 2.738,40 per ons. Sebelumnya, harga emas sempat mendekati rekor tertingginya pada Jumat (24/1/2025).

    Harga emas dunia yang anjlok ini terjadi bersamaan dengan aksi jual masif di pasar saham, yang dipicu oleh meningkatnya minat terhadap startup kecerdasan buatan asal China, DeepSeek.

    Koreksi tajam di pasar saham global mendorong investor untuk mencari likuiditas, sehingga memengaruhi aset lain, termasuk emas. Penurunan ini juga menyebabkan imbal hasil obligasi AS mencapai level terendah dalam tiga minggu terakhir, sementara indeks dolar AS melemah ke posisi terendah sejak 18 Desember.

    Kepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek menjelaskan, bahwa aksi jual kali ini lebih didorong oleh dinamika di pasar saham daripada faktor seperti suku bunga atau mata uang. Ia menyebutkan adanya tekanan likuiditas yang signifikan.

    “Beberapa investor mungkin terpaksa mencari likuiditas karena saham yang mereka gunakan untuk leverage mengalami pergerakan drastis. Akibatnya, emas juga ikut dijual bersama aset berisiko lainnya,” ujar Melek.

    Aksi likuidasi besar ini terjadi menjelang pertemuan kebijakan pertama Federal Reserve tahun ini. Berdasarkan alat CME FedWatch, sebagian besar analis memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan pada Rabu (29/1/2025).

    Namun, perhatian investor tetap tertuju pada arah kebijakan di masa depan, khususnya di tengah masa jabatan kedua Presiden AS Donald Trump. Kebijakan tarif yang diterapkan Trump diperkirakan dapat meningkatkan inflasi.

    Meskipun harga emas dunia anjloik, tetapi permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven masih tetap kuat. Ketidakpastian seputar kebijakan pemerintahan Trump kemungkinan akan mendorong harga emas dunia bisa mencetak rekor baru.

  • Harus Jadi Peringatan bagi Industri AS

    Harus Jadi Peringatan bagi Industri AS

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) dari startup China, DeepSeek, harus menjadi peringatan serius bagi industri Amerika agar lebih fokus dalam persaingan teknologi.

    Trump juga mengapresiasi inovasi dari China yang berhasil menciptakan AI yang lebih cepat dan murah.

    “Peluncuran DeepSeek, AI dari sebuah perusahaan China, seharusnya menjadi peringatan bagi industri kita bahwa kita perlu benar-benar fokus untuk bersaing dan menang,” ujar Trump dalam sebuah acara di Florida, seperti dikutip Reuters, Selasa (28/1/2025).

    Pada hari yang sama, investor di seluruh dunia melepas saham teknologi karena khawatir dengan munculnya model AI berbiaya rendah asal China yang berisiko menggoyahkan dominasi pemimpin AI berbasis di AS.

    “Saya membaca tentang China dan beberapa perusahaan di sana, salah satunya berhasil menemukan metode AI yang jauh lebih cepat dan murah. Itu hal yang baik karena Anda tidak perlu menghabiskan begitu banyak uang. Saya melihatnya sebagai aset, sebuah perkembangan positif,” ungkap Trump.

    Trump juga mengungkapkan bahwa pemimpin China pernah mengatakan kepadanya bahwa AS memiliki ilmuwan paling brilian di dunia.

    Ia menegaskan bahwa jika industri China mampu menciptakan teknologi AI yang lebih murah, perusahaan AS pasti dapat menirunya.

    “Kita selalu menjadi pelopor ide. Kita selalu yang pertama. Jadi saya akan mengatakan bahwa ini adalah perkembangan positif. Dengan begitu, alih-alih menghabiskan miliaran dolar, kita dapat mengeluarkan lebih sedikit uang dan semoga menghasilkan solusi yang sama,” tutup Trump.

    Marc Andreessen, kapitalis ventura Silicon Valley, menyebut DeepSeek sebagai “momen Sputnik AI,” sebuah referensi terhadap peluncuran satelit Uni Soviet yang memulai perlombaan luar angkasa pada 1950-an.

    Model DeepSeek-V3 dan R1, yang dilatih menggunakan chip H800 Nvidia dengan biaya di bawah US$6 juta, dipuji karena efisiensinya. Dibandingkan ChatGPT, biaya penggunaan DeepSeek-R1 disebut 20 hingga 50 kali lebih murah.

    “DeepSeek R1 menjadi salah satu terobosan AI paling mengesankan yang pernah saya lihat, ini seperti hadiah besar bagi dunia,” ungkap Anreessen seperti dikutip Reuters.

    Meski begitu, manajer portofolio senior di Synovus Trust Company Daniel Morgan menyebut aksi jual ini sebagai reaksi berlebihan. DeepSeek dirancang untuk digunakan di ponsel dan PC, bukan pusat data.

    Oleh karena itu, dampaknya terhadap penyedia chip pusat data seperti Nvidia, Advanced Micro Devices, dan Broadcom dinilai terbatas.

    “Uang yang sebenarnya dalam AI adalah menyediakan chip untuk pusat data dari orang-orang seperti (Nvidia), Advanced Micro Devices AMD.O dan Broadcom,” kata Morgan.