Produk: startup

  • Cara China Akali Pembatasan Chip dan Kejutkan Dunia dengan DeepSeek

    Cara China Akali Pembatasan Chip dan Kejutkan Dunia dengan DeepSeek

    Jakarta

    Amerika Serikat tampak percaya diri berada di depan dalam perlombaan AI atau kecerdasan buatan dibandingkan China. Dari ChatGPT sampai Gemini, China tampaknya tak punya produk yang sebanding.

    Memang ada chatbot AI dari Baidu, Tencent, sampai ByteDance. Namun kemampuannya dinilai masih kurang. AS pun ingin tetap berada di depan, dengan membatasi ekspor teknologi dan chip canggih AI ke China.

    Itulah mengapa kemunculan DeepSeek menghebohkan Silicon Valley. Perusahaan itu mengklaim chatbot AI mereka dibuat dengan biaya jauh lebih murah dari perusahaan AS, namun mampu menandingi dan bahkan melampauinya di beberapa sisi.

    Jadi apa kunci dari perusahaan itu mampu meluncurkan AI canggih di tengah segala pembatasan dari AS? Dikutip detikINET dari BBC, Kamis (30/1/2025) berikut beberapa alasannya.

    Pembatasan AS jadi peluang

    Ketika AS membatasi chip canggih seperti buatan Nvidia untuk dijual di China, jelas itu pukulan berat. Chip semacam itu sangat penting untuk membangun model AI yang kuat, yang bisa melakukan berbagai hal dari menjawab pertanyaan sampai menyelesaikan soal matematika rumit.

    Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, menyebut pelarangan itu adalah tantangan utama bagi China. Untungnya jauh sebelum larangan, DeepSeek sudah membeli chipcanggih Nvidia A100, antara 10 ribu sampai 50 ribu unit sebelum dilarang.

    Model AI terkemuka di Barat diperkirakan menggunakan 16.000 chip khusus. Namun DeepSeek mengklaim mereka melatih model AI hanya dengan menggunakan 2.000 chip tersebut dan ribuan chip kelas rendah, membuat produk mereka lebih murah.

    Beberapa pihak termasuk Elon Musk, mempertanyakan klaim ini. Namun ahli mengatakan larangan Washington membawa tantangan dan peluang bagi industri AI China. Menurut Marina Zhang, profesor di University of Technology Sydney, larangan ini memaksa perusahaan China seperti DeepSeek berinovasi dengan sumber daya lebih sedikit.

    “Walau pembatasan itu menghadirkan tantangan, juga memicu kreativitas dan ketangguhan, sesuai dengan kebijakan luas China untuk mencapai kemerdekaan teknologi,” katanya.

    Rilis model baru AI dari DeepSeek pada 20 Januari, bertepatan dengan pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS, dianggap disengaja. “Timingnya sesuai dengan keinginan pemerintah China, bahwa kontrol ekspor tak berhasil dan AS bukan pemimpin global di AI,” kata Gregory C Allen, pakar AI di Center for Strategic and International Studies.

    Talenta AI yang hebat

    China punya orang-orang dengan kemampuan besar di bidang AI. Tim DeepSeek misalnya, yang dilaporkan 140 orang, kebanyakan berasal dari kampus elit China. Universitas di China memang fokus menciptakan generasi AI yang cerdas.

    “Tumbuh dalam perkembangan cepat teknologi China, mereka sangat termotivasi oleh dorongan untuk berinovasi secara mandiri,” cetus Marina Zhang.

    Pendiri Deepseek, Liang Wenfeng, adalah contohnya, di mana pria berusia 39 tahun itu mempelajari AI di Universitas Zhejiang yang bergengsi. Di sebuah artikel media teknologi 36Kr, orang yang mengenalnya mengatakan dia lebih seperti seorang geek daripada seorang bos.

    Media China menggambarkannya sebagai seorang ‘idealis teknis’ di mana dia bersikeras mempertahankan DeepSeek sebagai platform sumber terbuka. Ahli percaya bahwa budaya open source ini memungkinkan startup untuk mengumpulkan sumber daya dan maju lebih cepat.

    Tidak seperti perusahaan teknologi China yang lebih besar, DeepSeek memprioritaskan penelitian, memungkinkan lebih banyak eksperimen, menurut para ahli dan orang-orang yang bekerja di perusahaan tersebut.

    Liang Wenfeng pun menjadi sensasi di media sosial di China. Dia dianggap sebagai 3 pahlawan AI China yang sama-sama berasal dari Guandong. Dua lainnya adalah Zhilin Yang, pakar AI di Tsinghua University dan Kaiming He yang mengajar di kampus MIT.

    Netizen China pun berbahagia, apalagi bertepatan dengan perayaan Tahun Baru China. “Ini adalah kado terbaik tahun baru. Semoga Ibu Pertiwi kuat dan makmur,” tulis seorang warganet.

    (fyk/fay)

  • Berkaca dari AI China DeepSeek, Efisiensi Jadi Kunci Utama Persaingan Teknologi Global

    Berkaca dari AI China DeepSeek, Efisiensi Jadi Kunci Utama Persaingan Teknologi Global

    Jakarta, Beritasatu.com – Teknologi artificial intelligence (AI) asal China, DeepSeek, menjadi fenomena baru dalam dunia digital global. Hal ini karena perusahaan pengembangan AI tersebut mampu melakukan efisiensi dengan cost yang murah.

    Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, AI asal China tersebut menjadi salah satu game changer dalam dunia teknologi AI global.

    “DeepSeek mampu menawarkan efisiensi biaya lebih murah dibandingkan ChatGPT dari OpenAI. Hal ini juga menjadikan DeepSeek aplikasi nomor satu yang diunduh di Amerika Serikat (AS),” ucap Nailul Huda dalam Beritasatu Economic Outlook 2025 di Westin Hotel, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

    Nailul menyebut, apabila berkaca dari DeepSeek, modal bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan.

    “Modal besar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan, melainkan bagaimana teknologi dapat diterapkan secara efisien dan kompetitif dalam memenangkan pasar,” tambahnya.

    Ia menambahkan, teknologi yang berhasil, adalah teknologi yang bisa mencapai efisiensi tinggi.

    “Seperti yang terjadi di sektor hiburan digital, pengguna Netflix mulai beralih ke platform lain yang lebih murah. Begitu pula dengan pengembangan teknologi di Indonesia. Apabila tidak mengutamakan efisiensi, maka digitalisasi tidak akan berjalan optimal,” tambahnya.

    Startup  AI asal China, DeepSeek, berhasil menempati posisi teratas sebagai aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di Amerika Serikat (AS) melalui Apple App Store pada Senin (27/1/2025), menggeser ChatGPT ke peringkat kedua.

    Aplikasi asisten AI dari DeepSeek tidak hanya menggantikan dominasi ChatGPT, tetapi juga memicu tekanan terhadap saham-saham teknologi global. Dampak ini berpotensi mengurangi nilai kapitalisasi pasar hingga miliaran dolar.

    Selain itu, biaya pelatihan model R1 dari DeepSeek terbilang efisien. Berdasarkan analisis dari Jefferies, diperkirakan biaya pelatihannya hanya sekitar US$ 5,6 juta, dengan asumsi harga sewa GPU sebesar US$ 2 per jam untuk setiap unit H800. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan biaya pelatihan model Llama milik Meta.

    Keberhasilan efisiensi AI China DeepSeek menimbulkan berbagai pertanyaan dalam industri tersebut, termasuk relevansi pendanaan besar-besaran serta valuasi yang mencapai miliaran dolar. Banyak pihak mulai mempertanyakan apakah tren AI saat ini merupakan inovasi berkelanjutan atau justru tanda-tanda gelembung yang akan segera pecah.

  • Sosok Pria China Misterius di Balik Kecanggihan DeepSeek

    Sosok Pria China Misterius di Balik Kecanggihan DeepSeek

    Beijing

    DeepSeek, startup AI yang menghebohkan dunia dengan DeepSeek R1, didirikan oleh pria berusia 39 tahun bernama Liang Wenfeng. Siapakah sosok yang sekarang menjadi terkenal ini?

    Dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (30/1/2025) Liang cenderung tidak menonjolkan diri dan misterius. Dia baru mulai disorot pada 20 Januari 2025 silam ketika diminta berpidato dalam sebuah simposium tertutup yang dipimpin Perdana Menteri China, Li Qiang.

    Tak banyak yang diketahui soal dia. Tercatat, Liang hanya pernah dua kali diwawancarai oleh media China tahun silam dan di 2023. Karena dia diundang langsung oleh pejabat tinggi China, terindikasi bahwa DeepSeek memang dianggap istimewa di negara itu.

    Liang yang mendirikan DeepSeek di 2023, lahir di Guangdong dan belajar di Zhejiang, area pusat teknologi tinggi China seperti Alibaba. Pada tahun 2015, dia mendirikan perusahaan pengelolaan dana investasi bernama High Flyer Quantitive Investment Management.

    Mereka disebut mengumpulkan aset sampai USD 8 miliar yang di antaranya dipakai untuk mendanai riset AI di DeepSeek. Nah pada tahun 2022, High Flyer dilaporkan sudah punya 10 ribu unit chip GPU A100 dari Nvidia yang performanya tinggi.

    Chip tersebut dipakai untuk membuat dan menjalankan sistem AI. Kemudian, AS membatasi penjualan chip tersebut ke China. Diduga, DeepSeek mengkombinasikan chip tersebut dengan chip Nvidia lain yang lebih rendah kekuatannya.

    “Kami yakin kami ingin melakukannya (AI), bisa melakukannya, menjadi salah satu kandidat terbaik untuk itu dalam momen saat ini. Sekarang, belum ada raksasa teknologi atau startup yang sangat unggul (di bidang AI),” cetusnya dalam salah satu wawancara.

    “Orang-orang mungkin berpikir ada logika bisnis tersembunyi di balik hal ini (DeepSeek), tapi terutama dipicu oleh rasa ingin tahu,” tambahnya yang dikutip detikINET dari Associated Press. Sejauh ini, DeepSeek tampaknya memang tak berpikir soal bisnis karena tersedia gratis.

    Ketika DeepSeek ditanya siapakah Liang Wenfeng, jawaban pertamanya adalah pengusaha China lain dengan nama yang sama. Saat ditanya lebih detail, DeepSeek tetap tidak menjawab dengan rinci. “Tidak ada informasi tersedia mengenai latar belakang Liang Wenfeng termasuk asalnya dan jejak pendidikannya,” jawab DeepSeek.

    Apapun itu, misi Liang tampaknya adalah terus mempercanggih AI agar China mampu memimpin. Setelah beberapa dekade bergantung pada inovasi dari negara barat, dia mengatakan bahwa China harus punya kontribusi sendiri.

    “AI China tidak bisa terus mengekor. Kita sering berkata ada gap satu atau dua tahun antara AI China dan Amerika Serikat, tapi perbedaan yang sesungguhnya adalah antara keaslian dan imitasi. Jika tidak berubah, China akan selalu hanya mengekor,” katanya.

    (fyk/fay)

  • OpenAI Luncurkan ChatGPT Gov untuk Instansi Pemerintah AS di Tengah Persaingan AI yang Meningkat

    OpenAI Luncurkan ChatGPT Gov untuk Instansi Pemerintah AS di Tengah Persaingan AI yang Meningkat

    JAKARTA – OpenAI, perusahaan kecerdasan buatan (AI) yang didukung oleh Microsoft, telah meluncurkan ChatGPT Gov, versi khusus ChatGPT yang dirancang untuk instansi pemerintah Amerika Serikat, menurut pernyataan di blog resmi perusahaan pada Selasa, 28 Januari.

    OpenAI mengungkapkan bahwa instansi pemerintah dapat menggunakan ChatGPT Gov di cloud komersial Microsoft Azure mereka sendiri. Versi ini akan menawarkan banyak fitur dan kapabilitas yang tersedia di ChatGPT Enterprise, termasuk GPT khusus yang dapat disesuaikan.

    Persaingan Ketat dengan DeepSeek

    Peluncuran ini terjadi beberapa jam setelah CEO OpenAI, Sam Altman, mengumumkan di platform X bahwa perusahaannya akan mempercepat beberapa rilis produk baru. Pernyataan ini muncul setelah startup AI asal China, DeepSeek, mengejutkan pasar dengan asisten AI gratisnya yang melampaui ChatGPT dalam jumlah unduhan di App Store milik Apple.

    Keberhasilan DeepSeek dalam menarik pengguna dengan cepat telah meningkatkan pengawasan investor terhadap miliaran dolar yang diinvestasikan ke perusahaan teknologi AS dalam pengembangan AI.

  • Trump Berencana Perketat Penjualan Chip NVidia ke China, Akibat AI DeepSeek?

    Trump Berencana Perketat Penjualan Chip NVidia ke China, Akibat AI DeepSeek?

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan tengah menjajaki pembatasan tambahan pada penjualan chip Nvidia Corp. ke China.

    Mengutip Bloomberg pada Kamis (30/1/2025), menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, rencana tersebut dikatakan masih berada pada tahap awal karena tim baru sedang menyusun prioritas kebijakan. 

    Para pejabat fokus pada potensi perluasan pembatasan untuk mencakup chip Nvidia H20, menurut orang-orang yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena diskusi tersebut bersifat pribadi. 

    Chip NVidia H20, yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan menjalankan perangkat lunak dan layanan kecerdasan buatan, adalah produk yang dirancang khusus untuk memenuhi pembatasan pengiriman AS ke China.

    Sumber-sumber tersebut menambahkan bahwa keputusan mengenai pembatasan apa pun kemungkinan besar masih jauh, mengingat pemerintahan Trump baru mulai menambah staf di departemen terkait. 

    Calon Menteri Perdagangan Howard Lutnick, yang dipilih Trump untuk memimpin badan yang mengawasi pembatasan perdagangan chip, mengatakan dalam sidang konfirmasi bahwa dia akan sangat kuat dalam pengendalian semikonduktor, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Saham Nvidia turun sebanyak 6,9% di New York setelah kabar penambahan pelarangan ini beredar, memperpanjang minggu yang sulit bagi perusahaan pembuat chip tersebut.

    Juru bicara Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sementara itu, seorang juru bicara Nvidia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan tersebut siap bekerja sama dengan pemerintah dalam menerapkan pendekatannya sendiri terhadap AI.

    Keputusan untuk memperketat pembatasan terhadap Nvidia akan semakin meningkatkan ketegangan antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Hal ini terjadi ketika pemerintah AS dan industri teknologi menanggapi bukti bahwa China lebih unggul dalam perlombaan AI daripada yang diperkirakan.

    Adapun Nvidia, telah menghadapi pembatasan barang-barang yang dapat dijual ke China sejak 2022 lalu. Tambahan pembatasan ini akan semakin merugikan pendapatannya di pasar semikonduktor terbesar tersebut. 

    Mereka berpendapat bahwa pembatasan tersebut memperkuat tekad China untuk menjadikan dirinya independen dari teknologi AS dan akan melemahkan perusahaan-perusahaan AS – dua hal yang bertentangan dengan tujuan aksi perdagangan tersebut.

    “Ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintahan Biden didasarkan pada tingkat kinerja yang dicapai lima tahun lalu,” kata perusahaan itu dalam pernyataannya.

    H20 adalah hasil dari pembatasan sebelumnya yang mengharuskan Nvidia untuk mencari lisensi ekspor chip AI terbaiknya. Perusahaan menanggapinya dengan varian yang diturunkan, H800, yang memiliki kinerja tidak begitu kuat. 

    Namun, pemerintahan Presiden Joe Biden kemudian memberlakukan batasan kinerja yang lebih ketat pada 2023 termasuk chip tersebut. Nvidia pun merespons dengan H20, versi yang lebih diperkecil.

    Gagasan untuk memperketat pembatasan perdagangan yang ada dengan memasukkan chip H20 telah muncul di Washington selama beberapa waktu. Staf di pemerintahan Biden merekomendasikan pembatasan tersebut, kata sumber tersebut, namun para pejabat pada akhirnya tidak melakukan tindakan tersebut sebelum meninggalkan jabatannya. 

    Chip Nvidia, yang sudah menjadi teknologi paling dicari dalam booming AI, kini mendapat pengawasan lebih ketat setelah startup China, DeepSeek, merilis model kecerdasan buatan baru yang dikatakan menyaingi kinerja penawaran dari OpenAI, Google Alphabet Inc. dan Meta Platforms Inc. 

    Perusahaan China itu mengatakan sistemnya dibangun dengan biaya yang lebih murah dan menggunakan chip Nvidia keluaran lama

    Potensi ancaman terhadap keunggulan perusahaan-perusahaan AS di industri ini memicu jatuhnya saham-saham teknologi, termasuk Microsoft, Nvidia, Oracle Corp. dan Google, sehingga menghapus total nilai pasar hampir US$1 triliun pada Senin (27/1/2025) lalu. 

    Microsoft dan OpenAI sedang menyelidiki apakah keluaran data dari teknologi OpenAI diperoleh dengan cara yang tidak sah oleh kelompok yang terkait dengan DeepSeek, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

  • Model AI DeepSeek Kalahkan ChatGPT Dkk dalam Pembuatan Gambar via Perintah Teks – Page 3

    Model AI DeepSeek Kalahkan ChatGPT Dkk dalam Pembuatan Gambar via Perintah Teks – Page 3

    Chatbot AI buatan startup Tiongkok DeepSeek merajai toko aplikasi Apple, App Store. Tidak hanya di wilayah Amerika Serikat, per minggu ini, DeepSeek bahkan menjadi aplikasi gratis nomor satu di App Store di 51 negara lainnya, demikian berdasarkan analisis dari Appfigures.

    Pertumbuhan yang sangat positif dari DeepSeek di App Store ini mengikuti meningkatnya popularitas DeepSeek AI. Hal ini seiring dengan diluncurkannya serangkaian model AI open source yang kompetitif dibandingkan OpenAI ataupun Google.

    Jumat lalu, aplikasi mobile DeepSeek hanya diunduh sebanyak 1 juga kali App Store dan Google Play. Namun, pada Senin pagi, jumlah unduhan meningkat hingga 2,6 juta kali di kedua toko aplikasi.

    Sensor Tower mengungkap, lebih dari 80 persen dari total unduhan DeepSeek terjadi dalam waktu tujuh hari terakhir. Dalam jangka waktu tersebut, DeepSeek mencatatkan unduhan aplikasi hampir 300 persen lebih banyak ketimbang aplikasi AI Perplexity.

    Meski Tiongkok adalah pasar aplikasi seluler terbesar untuk DeepSeek saat ini, Sensor Tower menyebutkan kalau negara itu hanya menyumbang 23 persen dari total unduhannya. Pasar terbesar dari DeepSeek adalah Amerika Serikat (15 persen) dan Mesir (6 persen).

    Meski disebut lebih unggul dalam hal pengujian benchmark, DeepSeek mengklaim modelnya dilatih hanya dengan chip AI yang harganya tak sebanding dengan yang pakai perusahaan-perusahaan AI terkemuka.

  • DeepSeek Diserang Hacker, Pengguna Baru Sulit Mendaftar

    DeepSeek Diserang Hacker, Pengguna Baru Sulit Mendaftar

    Jakarta, CNBC Indonesia – DeepSeek, startup AI asal China yang membuat heboh dunia kecerdasan buatan (AI) beberapa waktu terakhir, mengaku mengalami serangan siber dengan skala bensar, hingga menutup pendaftaran bagi pengguna baru.

    “Karena serangan jahat berskala besar pada layanan DeepSeek, kami untuk sementara waktu membatasi pendaftaran untuk memastikan kelangsungan layanan,” kata perusahaan itu dalam halaman laporan, dikutip dari The Guardian, Rabu (29/1/2025).

    “Pengguna yang sudah ada dapat masuk seperti biasa. Terima kasih atas pengertian dan dukungan Anda,” imbuh keterangan tersebut.

    Para pengguna yang mencoba mendaftar untuk membuat akun akan mendapatkan pesan serupa, yang menyatakan “pendaftaran mungkin sedang sibuk” dan mereka harus menunggu dan mencoba lagi.

    Aplikasi DeepSeek adalah asisten AI yang mirip dengan chatbot ChatGPT milik OpenAI. Berita tentang kenaikan aplikasi ini di AS, dan kemampuannya untuk mengungguli saingan-saingannya di Amerika dengan biaya yang lebih murah, membuat saham-saham perusahaan teknologi jatuh pada awal pekan ini.

    Nvidia, pembuat chip AI dan perusahaan AS yang paling bernilai, sahamnya anjlok 13,6% pada awal perdagangan, menghapus sekitar US$500 miliar kapitalisasi pasar.

    Beberapa investor teknologi terkesan dengan seberapa cepat DeepSeek mampu menciptakan asisten AI yang hampir menyamai Google dan OpenAI dengan harga sekitar US$5 juta. Sementara perusahaan AI lainnya menghabiskan miliaran dolar untuk hasil yang sama, terutama di China yang berada di bawah pengawasan ekspor chip yang ketat yang membatasi akses DeepSeek terhadap kekuatan komputasi.

    Keberhasilan model dengan anggaran rendah ini dapat mengancam keunggulan AS di pasar AI.

    “Deepseek R1 adalah momen Sputnik-nya AI,” tulis investor Marc Andreessen di X.

    Dengan mengusung tema ‘Sputnik’, Vivek Ramaswamy menulis “Momen seperti Sputnik adalah hal yang baik. Kita tidak perlu panik, kita hanya perlu bangun.”

    (dce)

  • Cara China Akali Pembatasan Chip dan Kejutkan Dunia dengan DeepSeek

    Mengenal DeepSeek yang Bikin Saham Raksasa Teknologi Ambruk

    Jakarta

    Perusahaan rintisan (startup) teknologi asal China yang bergerak di bidang kecerdasan buatan (AI), DeepSeek sempat menggemparkan pasar saham Amerika Serikat (AS). Kehebohan ini membuat saham-saham teknologi AS ditutup anjlok pada perdagangan Senin (29/1) lalu.

    Mengutip Reuters, Rabu (29/1/2025), DeepSeek berhasil menyalip pesaingnya, ChatGPT, sebagai aplikasi yang teratas di App Store AS dengan 2 juta unduhan. DeepSeek didukung oleh model DeepSeek-V3 yang menggunakan chip Nvidia H800 dengan biaya kurang dari US$ 6 juta.

    Untuk pengembangan model DeepSeek-R1, yang dirilis minggu lalu, perusahaan mengaku biayanya 20 hingga 50 kali lebih murah daripada model OpenAI. Karena efisiensi dan biaya yang murah inilah, perusahaan tersebut mendapatkan atensi dari global.

    Selain biaya yang murah, kecanggihan AI-nya juga setara dengan AI milik perusahaan teknologi AS, seperti OpenAI. Perusahaan tersebut mengaku dua model AI-nya, DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1 mendapat pujian dari para eksekutif Silicon Valley dan ahli teknologi AS karena setara dengan canggihnya model AI milik OpenAI dan Meta.

    Bursa saham AS, Wall Street ditutup anjlok usai hebohnya DeepSeek yang berhasil menyaingi ChatGPT dalam review aplikasi gratis terbaik di App Store Apple AS. Saham Nvidia (NVDA), pemasok utama chip AI, turun 12% dalam perdagangan. Padahal sahamnya naik lebih dari dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. Meta (META) dan Alphabet (GOOGL), perusahaan induk Google, juga turun tajam, seperti halnya Marvell, Broadcom, Palantir, Oracle, dan banyak raksasa teknologi lainnya.

    Sebagai informasi, DeepSeek berdiri pada akhir tahun 2023 oleh Manajer Dana Lindung Nilai China, Liang Wenfeng. DeepSeek menjadi salah satu dari sejumlah perusahaan rintisan yang muncul dalam beberapa tahun terakhir dan berupaya mencari investasi besar untuk mengembangkan AI besar-besaran. Seperti perusahaan rintisan AI lainnya, DeepSeek meluncurkan berbagai model AI kompetitif selama setahun terakhir yang telah menarik perhatian industri.

    (hns/hns)

  • Wall Street Bangkit, Nasdaq Melejit 2 Persen Didukung Nvidia

    Wall Street Bangkit, Nasdaq Melejit 2 Persen Didukung Nvidia

    Jakarta, Beritasatu.com – Bursa perdagangan utama Amerika Serikat (AS) Wall Street kembali menguat pada Selasa (28/1/2025), setelah mengalami aksi jual besar sehari sebelumnya akibat kemunculan startup kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek. Nasdaq bahkan mencatat lonjakan hingga 2% berkat kenaikan saham Nvidia.

    Melansir CNBC International, Rabu (29/1/2025), Nasdaq Composite naik 2,03% ke level 19.733,59 setelah sebelumnya turun 3,1%. Sementara itu, S&P 500 menguat 0,92% menjadi 6.067,70, dengan sektor teknologi mencatat kenaikan tertinggi.

    ETF teknologi, Technology Select Sector SPDR Fund, juga melonjak lebih dari 2% setelah sebelumnya anjlok 4,9% pada Senin (27/1/2025). Indeks Dow Jones Industrial Average turut mengalami kenaikan 136,77 poin (0,31%) ke posisi 44.850,35.

    Saat Wall Street menguat, Nvidia menjadi pusat perhatian karena Saham perusahaan ini melonjak hampir 9% setelah sempat melemah di awal sesi. Sehari sebelumnya, Nvidia kehilangan 17% nilai sahamnya, setara dengan hampir US$ 600 miliar kapitalisasi pasar dengan penurunan satu hari terbesar dalam sejarah perusahaan AS.

    Saham teknologi lainnya, seperti Broadcom dan Oracle, juga berhasil pulih dengan kenaikan masing-masing 2,6% dan 3,6%, setelah mengalami koreksi signifikan pada hari sebelumnya.

    Gejolak di sektor teknologi dipicu oleh DeepSeek, startup AI asal China yang menjadi viral di media sosial. Startup ini baru saja meluncurkan model bahasa besar (large language model) open-source dengan biaya pengembangan kurang dari US$ 6 juta, jauh lebih efisien dibandingkan investasi besar yang dikeluarkan perusahaan teknologi raksasa dalam riset AI.

    Bahkan, DeepSeek berhasil mengungguli OpenAI dengan menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store AS pada Senin (27/1/2025). Perkembangan ini menimbulkan kekhawatiran investor terhadap kelangsungan investasi besar di sektor AI, khususnya yang berkaitan dengan saham perusahaan chip seperti Nvidia.

    Meskipun Nvidia menunjukkan pemulihan, para analis menilai pasar masih diliputi ketidakpastian. “Saya belum yakin bahwa kita benar-benar keluar dari risiko. Pasar masih berusaha mencerna situasi ini,” ujar Senior Portfolio Manager di Globalt Investments Thomas Martin.

    Ia menambahkan, meskipun kebutuhan daya komputasi untuk pemrosesan data dan pusat data tetap tinggi, kepercayaan investor telah terguncang.

    Kini, perhatian pasar beralih ke laporan keuangan beberapa perusahaan teknologi besar yang dijuluki Magnificent Seven, termasuk Meta Platforms, Microsoft, Tesla, dan Apple, yang dijadwalkan merilis laporan kinerja mereka pekan ini.

    Selain itu, keputusan suku bunga terbaru dari The Fed yang akan diumumkan pada Rabu menjadi sorotan utama yang bisa memengaruhi Wall Street. Para analis memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga saat ini, tetapi investor akan mencermati pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga tahun ini.

  • Startup China Siap Kirim Robot AI ke Bulan di 2028

    Startup China Siap Kirim Robot AI ke Bulan di 2028

    Jakarta, CNBC Indonesia – Star Vision, perusahaan rintisan kedirgantaraan yang didirikan di Hangzhou, provinsi Zhejiang China sejak tiga tahun lalu, akan menyumbangkan robot eksplorasi untuk misi ke bulan yang dinamakan Chang’e-8 Tiongkok. Rencananya misi ini akan digelar pada tahun 2028.

    Dilansir dari situs otoritas Hangzhou seperti dikutip dari China Daily, Selasa (28/1/2025), Star Vision akan berkolaborasi dengan Universitas Zhejiang yang berpusat di Hangzhou dan Middle East Technical University yang berpusat di Ankara dalam misi ini. Kantor Administrasi Luar Angkasa Nasional Tiongkok sudah menyetujui proposal dari kerjasama tersebut.

    CTO Star Vision Wang Chunhui menyebut proyek ini menggabungkan kekuatan di tiga domain. Star Vision berfokus pada kecerdasan buatan dalam eksplorasi luar angkasa, Middle East Technical University menghadirkan keahlian teknik kedirgantaraan, dan Universitas Zhejiang menyumbangkan pencitraan optik canggih dan teknologi satelit kecil.

    Fitur menonjol misi ini adalah penggunaan AI yang memungkinkan robot beroperasi secara independen di lingkungan bulan yang menantang.

    Dokter Sun Shujian dari Sekolah Aeronautika dan Astronautika Universitas Zhejiang mencatat rintangan dalam hal teknis. Jarak rata-rata bulan 380.000 kilometer dari Bumi, sehingga berpotensi akan terjadi penundaan komunikasi di dekat kutub selatan bulan.

    Namun robot ini dirancang untuk bekerja sebagai tim yang kohesif, robot akan berbagi data dan tugas melalui jaringan yang andal dengan wahana pendarat, yang memungkinkan mereka mencapai tujuan kompleks yang tidak dapat dicapai oleh unit yang terisolasi.

    Saat ini dalam tahap desain terperinci, proyek akan beralih ke pengembangan sistem penuh berikutnya, dengan prototipe yang dijadwalkan akan dalam tersedia pada Agustus 2027.

    (hoi/hoi)