Produk: startup

  • Terungkap! Peran Pemberi Utang Atas Bangkrutnya Startup

    Terungkap! Peran Pemberi Utang Atas Bangkrutnya Startup

    Bisnis.com, JAKARTA — Para pemberi pinjaman kepada modal ventura diklaim turut berperan atas tutupnya sejumlah perusahaan rintisan atau startup di Amerika Serikat. Peminjam meminta startup untuk tutup dan menghitung asetnya karena khawatir startup tak mampu melunasi hutang. 

    Pendiri dan CEO penyedia utang ventura Runway Growth Capital David Spreng mengatakan para peminjam mendesak startup untuk tutup atau menjual perusahaan karena khawatir akan masa depan investasi mereka di startup dan sebagai upaya untuk meminimalisir kerugian. 

    Kekhawatiran tersebut muncul karena industri startup makin tak menentu. Tahun ini musim dingin teknologi diramal makin parah yang membuat startup makin sulit bertahan. 

    “Banyak perusahaan sudah hampir kehabisan tenaga,” kata David dilansir dari Techcrunch, Senin (3/2/2025). 

    Sebagai gambaran,  Bench, startup akuntansi, tiba-tiba  pada Januari 2025. Penutupan terpaksa dilakukan saat pemberi pinjaman perusahaan menagih pinjaman kepada startup tersebut. 

    Kemudian, pada akhir 2023, perusahaan pengiriman barang digital, Convoy, menghadapi tantangan keuangan, yang menyebabkan perusahaan pinjaman ventura Hercules Capital mengambil alih kendali perusahaan tersebut untuk memulihkan investasinya.

    Sementara itu, Mitra Pengelola di Firma Penasihat Utang Ventura Armentum Partners John Markell mengatakan hampir setiap pemberi pinjaman memiliki perusahaan bermasalah dalam portofolio mereka sekarang. 

    Dia mengatakan meski utang dapat membantu perusahaan rintisan berkembang pesat, utang juga meningkatkan risiko bangkrut.

    Terlalu banyak utang dibandingkan dengan pendapatan atau cadangan kas perusahaan rintisan dapat mengakibatkan penjualan paksa, di mana perusahaan dijual dengan harga yang jauh lebih rendah dari nilai sebelumnya. 

    “Atau pemberi pinjaman dapat melakukan penyitaan, sehingga mereka dapat mengklaim aset dasar yang digunakan untuk mengamankan pinjaman, untuk mendapatkan kembali setidaknya sebagian dari investasi mereka,” kata Markell. 

    Adapun jika perusahaan rintisan dapat meyakinkan VC baru atau yang sudah ada untuk menyuntikkan lebih banyak uang dengan membeli lebih banyak ekuitas, startup dapat menghindari pemberi pinjaman mengambil tindakan jika mereka terlambat membayar atau aspek lain dari perjanjian mereka.

    Misalnya, beberapa perjanjian utang ventura memiliki persyaratan likuiditas dan rasio modal kerja. Jika uang tunai perusahaan rintisan turun terlalu rendah, pemberi pinjaman dapat mengambil tindakan. 

    Namun, para investor enggan untuk terus mendanai perusahaan rintisan yang pertumbuhannya terlalu lambat untuk membenarkan valuasi selangit yang mereka capai pada 2020 dan 2021.

    “Saat ini, ada begitu banyak perusahaan yang bermasalah. Banyak perusahaan unicorn yang tidak akan segera beroperasi,” kata Markell.

    Pada 2024, penerbitan utang ventura baru mencapai angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir sebesar $53,3 miliar, menurut PitchBook. Sebagian besar modal tersebut diarahkan ke perusahaan AI, dengan contoh penting, termasuk CoreWeave, yang memperoleh pembiayaan utang sebesar $7,5 miliar, dan OpenAI, yang memperoleh kredit sebesar US$4 miliar. 

    Sementara itu, setelah banyak perusahaan rintisan yang lemah didanai pada 2020 dan 2021, banyak dari mereka yang gagal. Namun, data Techcrunch menunjukan pada 2025 kebangkrutan Startup makin besar.

    Para pemberi utang ventura akan berperan dalam penutupan startup setelah mereka menginvestasikan US$41 miliar dalam 2.339 transaksi pada 2021 menurut laporan Silicon Valley. 

  • Ratusan Perusahaan Global Ramai-ramai Blokir AI China DeepSeek karena khawatir Kebocoran Data

    Ratusan Perusahaan Global Ramai-ramai Blokir AI China DeepSeek karena khawatir Kebocoran Data

    Jakarta, Beritasatu.com – Ratusan perusahaan di berbagai negara melarang karyawannya menggunakan chatbot kecerdasan buatan (AI) asal China DeepSeek. Hal ini karena kekhawatiran kebocoran data pengguna.

    Kepala Teknologi Armis Inc Nadir Izrael mengungkapkan, ratusan perusahaan, terutama yang memiliki keterkaitan dengan pemerintahan, telah memblokir akses ke DeepSeek karena dikhawatirkan dapat menyebabkan kebocoran data ke pemerintah Tiongkok.

    Izrael juga menyatakan bahwa 70% klien Armis telah mengajukan pemblokiran akses terhadap chatbot tersebut.

    “Kekhawatiran utama adalah kemungkinan data yang diolah oleh model AI ini jatuh ke tangan pemerintah Tiongkok. Tidak ada jaminan ke mana informasi tersebut akan berakhir,” ujar Izrael dikutip dari Financial Post, Minggu (2/2/2025).

    Hal serupa juga dilaporkan oleh Netskope Inc, penyedia layanan keamanan yang membantu perusahaan mengontrol akses karyawan ke situs web tertentu. Sekitar 52% klien Netskope dilaporkan telah melakukan pemblokiran terhadap AI China DeepSeek.

    Dalam beberapa waktu terakhir, popularitas DeepSeek meningkat pesat hingga menempati peringkat teratas di App Store dan Play Store. Namun, meningkatnya jumlah pengguna ini juga dibarengi dengan kekhawatiran terkait keamanan data, mengingat aplikasi tersebut menyimpan informasi pengguna di server yang berlokasi di Tiongkok. Banyak pihak menilai hal ini meningkatkan risiko kebocoran data ke pemerintah setempat.

    DeepSeek hadir sebagai alternatif chatbot AI, seperti ChatGPT dan didukung oleh model V3 buatan Tiongkok. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk menganalisis dokumen, menjawab pertanyaan, serta memperoleh informasi dari internet. Selain itu, pengguna dapat mengunggah berkas dan menyinkronkan riwayat percakapan di berbagai perangkat.

    Meskipun saat ini DeepSeek meraih posisi teratas dalam persaingan chatbot AI, untuk dapat mengungguli ChatGPT buatan OpenAI dalam jangka panjang, aplikasi ini harus mencapai 300 juta pengguna aktif mingguan.

    AI China DeepSeek juga menarik perhatian industri dalam beberapa hari terakhir. Sejumlah perusahaan rintisan seperti Perplexity dan Gloo, startup milik mantan CEO Intel, Pat Gelsinger, diketahui telah mengintegrasikan DeepSeek ke dalam sistem mereka.

  • Godfather AI Blak-blakan Petaka DeepSeek, Dunia Makin Suram

    Godfather AI Blak-blakan Petaka DeepSeek, Dunia Makin Suram

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pakar kecerdasan buatan (AI) memperingatkan bahwa persaingan ketat di antara raksasa teknologi dapat meningkatkan penyalahgunaan sistem AI.

    Melansir India Times, Yoshua Bengio, salah satu pionir AI modern yang kerap disebut sebagai ‘Godfather AI’, menyoroti risiko dari kemajuan pesat teknologi ini, terutama dengan munculnya DeepSeek, startup asal Tiongkok yang menantang dominasi AS.

    Bengio menyampaikan kekhawatirannya atas laju perkembangan DeepSeek dan menegaskan perlunya perhatian lebih terhadap aspek keamanan serta etika dalam pengembangan AI. Ia juga memperingatkan bahwa perusahaan-perusahaan AS mungkin mulai mengabaikan faktor keselamatan demi mengejar kembali keunggulan mereka.

    Dalam wawancara dengan The Guardian, Bengio menjelaskan bahwa persaingan ketat justru memperburuk situasi dari segi keamanan AI. “Jika satu pihak merasa jauh lebih unggul, mereka masih bisa lebih berhati-hati dan tetap berada di depan,” ujarnya.

    Sebaliknya, jika dua pesaing berada di tingkat yang sama, maka keduanya akan terpaksa mempercepat pengembangan. Dalam kondisi seperti itu, faktor keamanan bisa terabaikan demi mencapai dominasi lebih cepat.

    Laporan internasional pertama mengenai keamanan AI, yang dipimpin Bengio bersama 96 pakar lainnya, diumumkan dalam KTT Keamanan AI 2023 di Bletchley Park. Laporan yang ditugaskan oleh pemerintah Inggris ini menyoroti risiko AI, termasuk potensi penggunaannya dalam serangan siber dan pengembangan senjata biologis.

    Dokumen tersebut memperingatkan bahwa AI kini dapat menghasilkan instruksi perinci untuk menciptakan ancaman biologis yang melampaui keahlian para pakar. Namun, masih belum pasti apakah teknologi ini akan berdampak besar bagi kalangan non-ahli.

    Meski menyoroti risiko, laporan ini juga menekankan manfaat AI, khususnya dalam dunia medis. KTT global AI berikutnya dijadwalkan berlangsung pada Februari mendatang di Paris.

    (fab/fab)

  • Tanda Kiamat Kian Dekat, Bill Gates Langsung Tunjuk Indonesia

    Tanda Kiamat Kian Dekat, Bill Gates Langsung Tunjuk Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri Microsoft Bill Gates menyoroti ‘tanda-tanda kiamat’ yang disebabkan oleh perubahan iklim dan pemanasan global yang mulai terasa di mana-mana.

    Pendiri Microsoft tersebut baru-baru ini mengungkap fakta baru dalam blog personalnya pada Februari lalu. Dalam pemaparannya, Gates juga turut menyinggung Indonesia.

    Gates membeberkan fakta bahwa setiap tahun, aktivitas di Bumi menghasilkan 51 miliar ton gas rumah kaca. Sebanyak 7% berasal dari produksi lemak dan minyak dari hewan dan tumbuhan.

    “Untuk memerangi perubahan iklim, kita harus mengubah angka tersebut ke nol,” kata dia, dikutip dari blog personalnya, Jumat (22/11/2024).

    Lebih lanjut, Gates sadar bahwa rencana untuk menghilangkan konsumsi lemak hewan bagi manusia tidak realistis. Pasalnya, manusia sudah tergantung dengan lemak hewan dengan alasan yang logis.

    Lemak hewan menyimpan nutrisi dan kalori yang dibutuhkan oleh manusia. Namun, ada cara yang bisa dilakukan untuk mengambil lemak tanpa memproduksi emisi, menyiksa hewan, dan menghasilkan zat kimia berbahaya.

    Solusinya sudah ditemukan oleh startup bernama ‘Savor’, yang mana ia turut menjadi salah satu investornya.

    Savor menciptakan lemak dari sebuah proses yang melibatkan karbondioksida dari udara dan hidrogen dari air. Senyawa tersebut lalu dipanaskan dan dioksidasi sehingga terjadi pemisahan komponen asam yang menciptakan formulasi lemak.

    Gates mengklaim lemak yang dihasilkan memiliki molekuk serupa yang ditemukan dari susu, keju, sapi, dan minyak nabati.

    Minyak Sawit dan Indonesia

    Selain produksi lemak hewan yang merusak lingkungan, Gates juga menyoroti faktor yang menciptakan dampak lebih besar yakni minyak sawit.

    “Saat ini, minyak sawit adalah lemak nabati yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Sebagian ditemukan pada makanan sehari-hari seperti kue, mie instan, krim kopi, makanan beku, hingga makeup, sabun badan, odol, deterjen, deodoran, makanan kucing, formula bayi, dan sebagainya. Bahkan, minyak sawit juga digunakan untuk biofuel dan mesin diesel,” ia menuturkan.

    Gates menegaskan bahwa masalah pada minyak sawit bukan soal penggunaannya, tetapi bagaimana proses menghasilkannya. Mayoritas jenis sawit asli jenis Afrika Barat dan Tengah tidak tumbuh di banyak wilayah. Pohon itu hanya tumbuh subur di tempat-tempat yang dilewati garis khatulistiwa.

    “Hal ini menyebabkan penggundulan hutan di area-area khatulistiwa untuk mengonversinya menjadi lahan sawit,” kata Gates.

    Proses ini berdampak buruk bagi keragaman alam dan menyebabkan pukulan telak bagi perubahan iklim. Pembakaran hutan menciptakan emisi yang banyak di atmosfer dan mengakibatkan peningkatan suhu.

    “Pada 2018, kehancuran yang terjadi di Malaysia dan Indonesia saja sudah cukup parah hingga menyumbang 1,4% emisi global. Angka itu lebih besar dari seluruh negara bagian California dan hampir sama besarnya dengan industri penerbangan di seluruh dunia,” Gates menjelaskan.

    Sayangnya, Gates mengakui bahwa peran minyak sawit sulit tergantikan. Sebab, komoditas sawit murah, tidak berbau, dan melimpah.

    “MInyak sawit juga satu-satunya minyak nabati dengan keseimbangan lemak jenuh dan tak jenuh yang hampir sama, itulah sebabnya minyak ini sangat serbaguna. Jika lemak hewan adalah bahan utama dalam beberapa makanan, maka minyak sawit adalah pemain tim yang dapat bekerja untuk membuat hampir semua makanan dan barang-barang non-makanan menjadi lebih baik,” Gates menjelaskan.

    Untuk alasan-alasan tersebut, Gates mengatakan sudah ada perusahaan-perusahaan yang mencoba mengatasinya. Salah satunya C16 Biosciences yang berupaya membuat alternatif minyak sawit.

    Sejak 2017, Gates mengatakan C16 mengembangkan produk dari mikroba ragi liar menggunakan proses fermentasi yang tidak menghasilkan emisi sama sekali.

    Meski secara kimiawi berbeda dari minyak sawit konvensional, namun minyak C16 mengandung asam lemak yang sama, sehingga dapat digunakan untuk aplikasi serupa.

    Dengan solusi tersebut, Gates berharap dampak perubahan iklim bisa ditanggulangi agar tanda ‘kiamat’ tak mengguncang kehidupan manusia lebih lanjut.

    (fab/fab)

  • Kisah Gibran Pernah Jualan Donat-Punya Harta Triliunan-Terlibat Fraud

    Kisah Gibran Pernah Jualan Donat-Punya Harta Triliunan-Terlibat Fraud

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu startup Indonesia yang bergerak di sektor budidaya ikan, eFishery sedang dihebohkan dengan dugaan kasus pemalsuan laporan keuangan (fraud) yang dilakukan oleh pendirinya Gibran Huzaifah. Lantas bagaimana kiprak Gibran di eFishery?

    Mengutip keterangan dari website ITB, Sabtu (1/2/2025) titik tolak tujuan hidup seorang Gibran Huzaifah dimulai dari tragedi kelaparan yang pernah ia alami dan menemukan tujuannya berkuliah, yaitu menjajaki dunia entrepreuneurship di sektor agrikultur untuk mengentaskan kelaparan di Indonesia.

    Semasa kuliah ia ingin mandiri. Berbagai cara ia lakukan, dari berjualan donat di depan Masjid Salman, menjadi tutor privat seusai berkuliah, hingga menjadi petugas sebuah minimarket di dekat kampus.

    Saat mengikuti mata kuliah Akuakultur, ia mendapatkan inspirasi yang memantik semangatnya untuk berwirausaha. Kemudian, langkah awal Gibran ialah menyewa kolam di daerah Bojongsoang dengan harga yang murah untuk satu tahunnya.

    Panen pertama dari kolamnya sendiri kala itu berjumlah 130kg, namun sayangnya ia menemukan kesulitan dalam pemasaran hasil panen yang melimpah ruah tersebut. Hingga akhirnya, Gibran memutuskan untuk menjualnya ke toko, dengan konsekuensi berupa untung yang sangat tipis.

    Dari kejadian itu, ia memutar otak, mencari jalan agar hasil panen komoditas lele yang didapatkan dapat terjual berapapun ukurannya. Akhirnya lahirlah Dorri Foods Indonesia, hasil olahan lele yang bermula dari Jalan Tubagus Ismail, lalu merambah membuka berbagai cabang.

    “Karena hilir yang makin lama semakin berkembang, akhirnya bagian hulu atau bagian budidayanya saya kembangkan. Hingga akhirnya ketika saya lulus, saya memiliki 76 kolam sendiri,” ujarnya.

    Selanjutnya, Gibran mulai memikirkan hal lain, bahwa Indonesia memiliki banyak kolam namun tidak memiliki teknologi yang mengatasi masalah pemberian pakan setiap harinya. Seringkali pemberian pakan di kolam tidak optimal karena pakan yang terlalu lama larut dalam air hingga menyebabkan nutrisinya menghilang.

    Selain dari hilangnya nutrisi pada pakan, masalah lain yang timbul adalah lingkungan. Pada beberapa waduk, polutan terbesarnya bukan berasal dari rumah tangga maupun industri, melainkan dari pakan ikan yang berlebih.

    Prototipe pertama dari teknologi pemberi pakan ikan itu berawal dari garasi milik temannya yang tidak terpakai, dimulai dari perintah kendali berupa short message service (SMS) yang mengaktivasi alat pemberi makan. Dibutuhkan beberapa kali trial-and-error hingga teknologi yang ia cetuskan bersama timnya dapat dikomersialkan.

    “Dimulai dari hal-hal itulah eFishery bisa maju hingga secanggih sekarang dengan fitur yang bermacam-macam; eFeeder milik kami sekarang bisa dikendalikan dari ponsel pintar pengguna serta terhubung ke sensor yang dapat mendeteksi nafsu makan dari ikan yang dibudidaya,” jelasnya.

    Hingga akhirnya perusahaan tersebut dapat mencapai status unicorn lewat pendanaan Seri D US$ 200 juta pada 2023 lalu.

    Namun, belakangan Ia tersandung kasus yang dinyatakan dari hasil audit belakangan menunjukkan manajemen memiliki dua laporan keuangan yang berbeda sejak 2018, yakni untuk kebutuhan internal dan eksternal.

    Berikut adalah data keuangan aneh yang ditemukan dalam audit oleh pihak eksternal di eFishery:

    1. Pendapatan 4 kali lipat

    Pada laporan keuangan internal, eFishery mengumpulkan pendapatan senilai Rp2,6 triliun selama periode 9 bulan, yakni Januari-September 2024. Sementara itu, laporan keuangan eksternal menunjukkan eFishery meraup pendapatan 4,8 kali lebih besar senilai Rp12,3 triliun. Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan untuk pihak eksternal, pertumbuhan pendapatan eFishery melonjak tajam.

    Pada 2021 senilai Rp 1,6 triliun, lalu 2022 menjadi Rp 5,8 triliun, dan 2023 menjadi Rp 10,8 triliun, menurut dokumen yang diterima CNBC Indonesia, dikutip Jumat (31/1/2025). Angka itu berbeda dalam laporan keuangan internal yang menunjukkan pendapatan eFishery sebesar Rp1 triliun pada 2021, lalu Rp4,3 triliun pada 2022, dan Rp6 triliun pada 2023.

    2. Profit padahal rugi

    Laporan internal dan eksternal juga timpang untuk pencatatan profit sebelum pajak. Berdasarkan laporan eksternal, eFishery membukukan profit sebelum pajak senilai Rp261 miliar selama periode Januari-September 2024.

    Padahal, versi laporan internal menunjukkan eFishery justru rugi Rp578 miliar dalam periode yang sama. Sejak 2021 hingga 9 bulan di 2024, laporan eksternal eFishery memperlihatkan pertumbuhan profit sebelum pajak yang positif dan stabil. Berbanding terbalik dengan laporan internal yang menunjukkan perusahaan terus merugi sejak 2021. Kerugian paling parah pada 2022 sebesar Rp784 miliar. Kemudian pada 2023 sebesar Rp759 miliar.

    3. Jumlah feeder

    Manipulasi yang dilakukan e-Fishery tak cuma dari laporan keuangan, tetapi juga klaim mantan CEO Gibran Huzaifah yang mengaku ke investor bahwa perusahaan memiliki lebih dari 400.000 fasilitas pakan. Padahal, kenyataan di lapangan hanya sekitar 24.000.

    Gibran diduga sengaja memerintahkan penggelembungan biaya modal perusahaan untuk pembelian pakan. Menurut laporan audit, hal ini untuk menjustifikasi kondisi keuangan perusahaan yang terus merosot.

    4. Perusahaan palsu

    Upaya manipulasi Gibran dan timnya sejak 2018 dilakukan demi memperoleh pendanaan Seri A. Laporan menemukan pada 2022 ada pembentukan 5 perusahaan yang dikendalikan oleh Gibran tetapi atas nama orang lain.

    Perusahaan ini berfungsi untuk pencatatan perputaran uang untuk menggenjot pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Pada 2023, Gibran dan beberapa orang lain melancarkan upaya memalsukan dokumen-dokumen pendukung seperti invoice, kontrak, serta pembukuan bodong.

    Ganti manajemen

    Pada pertengahan Desember, eFishery mengumumkan pengangkatan Adhy Wibisono sebagai CEO interim menggantikan Gibran Huzaifah. Sebelum ditunjuk sebagai CEO, Adhy adalah CFO di perusahaan. Albertus Sasmitra ditunjuk sebagai CFO interim eFishery menggantikan Adhy.

    “eFishery saat ini beroperasi di bawah kepemimpinan Adhy Wibisono, sebagai Interim CEO, dan Albertus Sasmitra, sebagai Interim CFO. Keputusan diambil bersama shareholder perusahaan, sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik,” kata juru bicara eFishery dalam pernyataan tertulis yang diterima CNBC Indonesia.

    Dalam pernyataan perusahaan yang diterima, eFishery mengatakan bahwa pihaknya memahami keseriusan isu yang sedang beredar, dan memberikan perhatian penuh.

    “Kami memahami keseriusan isu yang sedang beredar saat ini dan kami menanggapinya dengan perhatian penuh. Kami berkomitmen untuk menjaga standar tertinggi dalam tata kelola perusahaan dan etika dalam operasional perusahaan,” kata juru bicara eFishery.

    (rob/wur)

  • Fraud Sistemik efishery dan yang Terlibat di Dalamnya

    Fraud Sistemik efishery dan yang Terlibat di Dalamnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Industri startup tanah air dihebohkan dengan dugaan kasus pemalsuan laporan keuangan oleh eFishery. Berdasarkan dokumen yang diterima CNBC Indonesia, perusahaan yang sudah mencapai status unicorn lewat pendanaan Seri D US$ 200 juta pada 2023 lalu tersebut memiliki dua buku laporan keuangan yang berbeda.

    Yakni pembukuan eksternal, yang mencakup keuangan yang digelembungkan yang disajikan kepada pihak luar seperti dewan dan pemegang saham eFishery serta bank dan auditor. Sedangkan buku kedua, adalah pembukuan internal, yang mencerminkan kinerja dan posisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.

    Parahnya, dua pembukuan ini dimulai sejak 2018 dengan keterlibatan para eksekutif, sehingga fraud yang dilakukan bersifat sistemik dan melibatkan beberapa pihak. Berikut sejumlah nama inisial Kepala Divisi yang terlibat di dalamnya, selain Gibran Huzaifah:

    1. AHR

    AHR membantu Huzaifah dengan keuangan sejak Agustus 2020, tak lama setelah ia bergabung dengan eFishery. Selanjutnya Gibran akan memberinya angka pendapatan dan laba kotor bulanan yang perlu dicerminkan dalam pembukuan eksternal. Selanjutnya, dilakukan entri data yang memperlihatkan peningkatan pendapatan.

    Pada Januari 2022, Gibran telah mendirikan lima perusahaan nominasi untuk memfasilitasi aliran uang. Angga kemudian mengelola rekening bank dan token untuk perusahaan-perusahaan ini sementara seorang anggota tim Wirabhama Kirana memproses pembayaran dari mereka.

    2. TTA

    TTA bergabung pada Januari 2021 untuk mengelola “pembukuan internal”, yang mencerminkan kinerja dan posisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Dia melaporkannya secara langsung kepada Gibran.

    3. WK

    WK bergabung dengan perusahaan aquatech sebagai kepala divisi perusahaan pada Desember 2021. WK akan melapor langsung kepada AHR, yang ditugaskan untuk membantu mengelola pembukuan eksternal.

    Selain ketiga nama tersebut ada beberapa orang yang disebut terlibat secara aktif dalam fraud tersebut. Diperkirakan ada sekitar 10 karyawan yang terlibat aktif dan mengetahui tentang adanya dua pembukuan yang berbeda.

    Sebelumnya diketahui juga sejumlah kejanggalan dalam audit oleh pihak eksternal di eFishery, seperti klaim pendapatan empat kali lipat dengan rincian eFishery mengumpulkan pendapatan senilai Rp2,6 triliun selama periode 9 bulan, yakni Januari-September 2024.

    Sementara itu, laporan keuangan eksternal menunjukkan eFishery meraup pendapatan 4,8 kali lebih besar senilai Rp12,3 triliun. Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan untuk pihak eksternal, pertumbuhan pendapatan eFishery melonjak tajam.

    Selain itu diketahui juga bahwa klaim profit selama ini tidak benar karena ternyata justru rugi. Laporan internal dan eksternal juga timpang untuk pencatatan profit sebelum pajak. Berdasarkan laporan eksternal, eFishery membukukan profit sebelum pajak senilai Rp261 miliar selama periode Januari-September 2024. Padahal, versi laporan internal menunjukkan eFishery justru rugi Rp578 miliar dalam periode yang sama.

    Manipulasi juga soal fasilitas pakan, mantan CEO Gibran Huzaifah yang mengaku ke investor bahwa perusahaan memiliki lebih dari 400.000 fasilitas pakan. Padahal, kenyataan di lapangan hanya sekitar 24.000.

    Terakhir, soal pembentukan 5 perusahaan yang dikendalikan oleh Gibran tetapi atas nama orang lain. Perusahaan ini berfungsi untuk pencatatan perputaran uang untuk menggenjot pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Pada 2023, Gibran dan beberapa orang lain melancarkan upaya memalsukan dokumen-dokumen pendukung seperti invoice, kontrak, serta pembukuan bodong.

    (dpu/dpu)

  • Ratusan Perusahaan dan Lembaga Pemerintahan Dunia Blokir Akses ke DeepSeek, Ada Apa? – Page 3

    Ratusan Perusahaan dan Lembaga Pemerintahan Dunia Blokir Akses ke DeepSeek, Ada Apa? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – DeepSeek, startup AI asal China kembali mencuri perhatian global. Ratusan perusahaan dan lembaga pemerintahan telah mengambil langkah drastis dengan memblokir akses karyawan mereka ke platform tersebut.

    Ada apa? Tindakan ini muncul karena kekhawatiran potensi kebocoran data ke pemerintah China serta perlindungan data privasi yang dianggap lemah.

    Menurut keterangan Nadir Izrael, Chief Technologi Officer di Armis Inc., “ratusan perusahaan, terutama terkait dengan pemerintah, telah berupaya memblokir akses ke DeepSeek.”

    “Mereka khawatir tentang potensi kebocoran data kepada pemerintah China, dan apa yang mereka pandang sebagai lemahnya perlindungan privasi,” sebagai mana dikutip dari The Straits Times, Sabtu, (1/2/2025).

    Penjelasan serupa datang dari Netskope Inc., sebuah layanan yang banyak digunakan perusahaan untuk membatasi akses karyawan ke situs-situs tertentu.

    Ada sekitar 70 persen pelanggan Armis telah meminta agar AI asal China tersebut diblokir. “52 persen klien Netskope memblokir akses ke situs tersebut sepenuhnya,” ucap Ray Canzanese, direktur laboratorium ancaman Netskope.

    “Kekhawatiran terbesar adalah potensi kebocoran data model AI ke pemerintah Tiongkok,” kata Izrael dari Armis. “Anda tidak tahu ke mana perginya informasi Anda.”

    Masalah utama yang banyak pihak khawatirkan adalah pengumpulan dan penyimpanan data dilakukan DeepSeek di server berlokasi di China.

    Dalam ketentuan privasinya, perusahaan mengakui mereka mengumpulkan tombol yang ditekan, masukan teks dan audio, file diunggah, feedback, riwayat obrolan, dan konten lainnya.

     

    DeepSeek AI hadir sebagai pesaing baru ChatGPT. Apakah AI China ini lebih unggul?

  • Kisah Gibran Pernah Jualan Donat-Punya Harta Triliunan-Terlibat Fraud

    Hasil Audit Keluar, Ini 4 Data Palsu Hasil Rekayasa Gibran di eFishery

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu startup Indonesia yang bergerak di sektor budidaya ikan, eFishery dihebohkan dengan dugaan kasus pemalsuan laporan keuangan (fraud). Diketahui, perusahaan rintisan itu didirikan pada 2013 oleh Gibran Huzaifah di Bandung.

    Perusahaan ini telah mencapai status unicorn lewat pendanaan Seri D US$ 200 juta pada 2023 lalu. Menurut hasil audit baru-baru ini menunjukkan manajemen memiliki dua laporan keuangan yang berbeda sejak 2018, yakni untuk kebutuhan internal dan eksternal.

    Berikut adalah data keuangan aneh yang ditemukan dalam audit oleh pihak eksternal di eFishery:

    1. Pendapatan 4 kali lipat

    Pada laporan keuangan internal, eFishery mengumpulkan pendapatan senilai Rp2,6 triliun selama periode 9 bulan, yakni Januari-September 2024. Sementara itu, laporan keuangan eksternal menunjukkan eFishery meraup pendapatan 4,8 kali lebih besar senilai Rp12,3 triliun. Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan untuk pihak eksternal, pertumbuhan pendapatan eFishery melonjak tajam.

    Pada 2021 senilai Rp 1,6 triliun, lalu 2022 menjadi Rp 5,8 triliun, dan 2023 menjadi Rp 10,8 triliun, menurut dokumen yang diterima CNBC Indonesia, dikutip Jumat (31/1/2025). Angka itu berbeda dalam laporan keuangan internal yang menunjukkan pendapatan eFishery sebesar Rp1 triliun pada 2021, lalu Rp4,3 triliun pada 2022, dan Rp6 triliun pada 2023.

    2. Profit padahal rugi

    Laporan internal dan eksternal juga timpang untuk pencatatan profit sebelum pajak. Berdasarkan laporan eksternal, eFishery membukukan profit sebelum pajak senilai Rp261 miliar selama periode Januari-September 2024.

    Padahal, versi laporan internal menunjukkan eFishery justru rugi Rp578 miliar dalam periode yang sama. Sejak 2021 hingga 9 bulan di 2024, laporan eksternal eFishery memperlihatkan pertumbuhan profit sebelum pajak yang positif dan stabil. Berbanding terbalik dengan laporan internal yang menunjukkan perusahaan terus merugi sejak 2021. Kerugian paling parah pada 2022 sebesar Rp784 miliar. Kemudian pada 2023 sebesar Rp759 miliar.

    Foto: Efishery
    Efishery

    3. Jumlah feeder

    Manipulasi yang dilakukan e-Fishery tak cuma dari laporan keuangan, tetapi juga klaim mantan CEO Gibran Huzaifah yang mengaku ke investor bahwa perusahaan memiliki lebih dari 400.000 fasilitas pakan. Padahal, kenyataan di lapangan hanya sekitar 24.000.

    Gibran diduga sengaja memerintahkan penggelembungan biaya modal perusahaan untuk pembelian pakan. Menurut laporan audit, hal ini untuk menjustifikasi kondisi keuangan perusahaan yang terus merosot.

    4. Perusahaan palsu

    Upaya manipulasi Gibran dan timnya sejak 2018 dilakukan demi memperoleh pendanaan Seri A. Laporan menemukan pada 2022 ada pembentukan 5 perusahaan yang dikendalikan oleh Gibran tetapi atas nama orang lain.

    Perusahaan ini berfungsi untuk pencatatan perputaran uang untuk menggenjot pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Pada 2023, Gibran dan beberapa orang lain melancarkan upaya memalsukan dokumen-dokumen pendukung seperti invoice, kontrak, serta pembukuan bodong.

    Ganti manajemen

    Pada pertengahan Desember, eFishery mengumumkan pengangkatan Adhy Wibisono sebagai CEO interim menggantikan Gibran Huzaifah. Sebelum ditunjuk sebagai CEO, Adhy adalah CFO di perusahaan. Albertus Sasmitra ditunjuk sebagai CFO interim eFishery menggantikan Adhy.

    “eFishery saat ini beroperasi di bawah kepemimpinan Adhy Wibisono, sebagai Interim CEO, dan Albertus Sasmitra, sebagai Interim CFO. Keputusan diambil bersama shareholder perusahaan, sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik,” kata juru bicara eFishery dalam pernyataan tertulis yang diterima CNBC Indonesia.

    Dalam pernyataan perusahaan yang diterima, eFishery mengatakan bahwa pihaknya memahami keseriusan isu yang sedang beredar, dan memberikan perhatian penuh.

    “Kami memahami keseriusan isu yang sedang beredar saat ini dan kami menanggapinya dengan perhatian penuh. Kami berkomitmen untuk menjaga standar tertinggi dalam tata kelola perusahaan dan etika dalam operasional perusahaan,” kata juru bicara eFishery.

    (rob/wur)

  • Eksklusif Arifin Putra Kelola Waktu Antara Akting dan Bisnis

    Eksklusif Arifin Putra Kelola Waktu Antara Akting dan Bisnis

    JAKARTA – Kehadiran Arifin Putra rasanya memenuhi layar lebar sepanjang tahun 2024. Sebanyak empat film menghiasi bioskop dengan beragam karakter yang masih aktif dimainkan aktor 37 tahun tersebut.

    Ia menutup tahun 2024 dengan perannya dalam film Panggonan Wingit 2: Miss K di mana ia berperan sebagai Rayyan Putra, seorang detektif yang bertugas mencari kebenaran di balik sebuah kasus tertentu. Dalam film ini, Arifin Putra berkolaborasi dengan Cinta Laura Kiehl dan Callista Arum.

    “Dari dulu sudah pengin kerja sama dengan Hitmaker dan Rocky Soraya juga. Kalau ketemu sama pak Rocky itu orangnya sangat-sangat pede banget jadi kalau ngomong sama dia kayak ‘Ih harus nih kerja sama dia’ Bakal seru nih. Itu satu,” cerita Arifin Putra kepada VOI beberapa waktu lalu.

    “Kedua ini cerita lanjutan ada universenya jadi kayak seru nih. Ketiga dari dulu sudah temenan sama Cinta tapi belum pernah bermain satu film jadi aku pikir ya ini lah kesempatan itu,” jelasnya.

    Arifin Putra (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

    Karakter Arifin Putra dalam Panggonan Wingit memiliki perbedaan dari film pertamanya yang diperankan Christian Sugiono dan Luna Maya. Meski begitu, sekuel ini berhasil meraup 1,1 juta penonton selama masa penayangannya hingga awal tahun ini.

    “Jadi, Panggonan Wingit itu artinya tempat angker atau seram jadi pada dasarnya ada benang merahnya yaitu tempat angker. Kita eksplor sosok-sosok dari (film) pertama di hotel kedua di apartemen. Ada elemen pertama dan kedua beda jadi yang membedakan ada elemen air, sosok ini datang dari air dan banyak masalah dari air dan bergulat dengan air dan banyak keseruan,” ceritanya.

    Jarang berakting dalam film genre horor, pria kelahiran 1 Mei itu menjelaskan berbagai tantangan yang ia jalani. Mulai dari berakting dan berlatih adegan aksi, hingga memastikan dirinya tetap produktif dalam mengelola bisnis yang ia miliki.

    “Cukup banyak adegan action di film ini. 5-10 menit eksposisi cerita dan mengenalkan karakter tapi begitu masuk karakter masing-masing, ada masalah yang dihadapi. Action dalam film ini lupa aku harus memdobrak berapa banyak pintu,” kenangnya.

    Arifin Putra (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

    “Kalau untuk fighting ada satu adegan yang cukup rumit dan panjang dan kebetulan ada fighting sama mas Indra Brasco dan seru lah. Waktu itu sama mas Indra jadi aku ceritanya nendang dia dan kata sutradaranya kenain dikit lah” Aku minta izin aku dorong ya aman karena ada ubin dan hilang seimbang jadi jatuhnya salah posisi. Kalau belakang aman ada kardus tapi dia jatuh ke bagian bawah yang ada kotak besi jadi punggungnya kena. Bayangin sakit ya luar biasa. Gak patah tapi ototnya kaku dan inflamasi harus evakuasi tapi aman. Bukan saya yang mengalami tapi aman lah dan berapa hari kemudian kami syuting lagi,” cerita Putra lagi.

    Arifin Putra menyebut dirinya juga dimudahkan karena beradu peran dengan Cinta Laura Kiehl yang notabene adalah teman lamanya. Keduanya berperan sebagai sepasang kekasih dalam film mereka dan sudah berteman sejak 10 tahun lalu, sehingga tidak ada chemistry yang perlu dibentuk.

    “Kayaknya 10 tahun kenal jadi sama-sama kenal dan ada keturunan Jrman jadi 2-2nya blak-blakan dia sih lebih jadi enak aja dan orangnya kalo diajak ngobrol ya sangat tulus, jujur, enak kerja sama dia jadi bangun chemistry tidak rumit karena saking blak-blakannya mungkin orang berpikir dia blak-blakan jadi minder tapi aku suka karena aku tahu sama Cinta gak mungkin boong. Kalo suka suka, kalo engga ya enggak,” kenangnya beradu peran.

    “Cinta orangnya profesional, orangnya on time dan jadi contoh yang baik jadi semua orang ikut on time semua. Ada banyak kegiatan di luar syuting jadi maunya cepat dan aku juga senang karena syutingnya cepat,” katanya meyakini tidak ada konflik.

    Sibuk Bisnis di Antara Syuting

    Arifin Putra (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

    Panggonan Wingit 2: Miss K merupakan satu dari empat film milik Arifin Putra yang tayang di tahun 2024, sementara ia juga tengah disibukkan dengan syuting film dan bepergian untuk mengurus berbagai lini bisnis dan investasi, sesuatu yang menjadi passion-nya sejak lama.

    “Sekarang lagi syuting film untuk tayang 2025. Jadi sekarang ya kalau tahun-tahun kemarin memang biasanya lebih selektif, pilih dikit dikit dikit tapi orang lain biasa banyak, jadi coba aja. Harus menantang diri sendiri tapi sekarang lihat suaraku dan badan pilih teriak juga,” kata Arifin Putra sembari tertawa.

    Di sela kesibukan berakting, Arifin Putra menceritakan waktunya digunakan untuk produktif dalam bekerja. Ia mengakui pengelolaan waktu jadi prioritas utama yang mengimbangi dalam bagaimana ia berbisnis sekaligus berakting.

    “Jadi satu ada akting, terus kedua ada bisnis. Aku kebetulan dua bisnis, satu perusahan investasi startup umkm, satu lagi perusahan Habibie Innovators dan kita jadi konsultan buat program untuk luar negeri dan kedutaan besar dari negara sahabat. Fokusnya kerja sama antara Indonesia – Jerman,” katanya.

    Arifin Putra (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

    “Kalau untuk investasi rata-ratanya fokus di Indonesia tapi ada juga di Singapura, Filipina sama di New Zealand. Untuk cara mengaturnya harus time management yang sangat amat disiplin dan pada dasarnya gak ada waktu kosong, jadi setiap hari pasti ada kerjaan dan harus mengerjakan sesuatu,” jelas Arifin Putra mengenai pengelolaan waktunya.

    Di antara sederet kegiatannya, Arifin Putra juga masih menyimpan impian untuk mengembangkan karier di dunia hiburan bukan sekadar pemain tetapi bisa menulis dan memproduseri. Sejauh ini, ia pernah menjadi produser untuk beberapa film pendek dan film panjang.

    “Aku untuk jadi produser gak ada waktu jadi… hahaha! Kemarin sempat sudah ada rumah produksi dan aku sempat produser untuk web series, untuk iklan-iklan digital kayak gitu cuman akhirnya aku harus stop dari situ aku mengundurkan diri karena ya waktu yang tersedot ke situ lumayan banyak,” ucapnya.

    Arifin Putra (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

    “Saat ini belum ada ambisi jadi produser lagi kalau sekarang untuk akting biasanya aku lihat dari tawaran yang masuk ada apa saja dan dari situ biasanya memfilter mana yang seru. Karena kalau dengar ada proyek seru, ya aku coba approach produsernya penulisnya terus sutradaranya dengan harapan ya siapa tahu mereka “Yuk bareng yuk” kata Arifin Putra.

    Berbeda ketika ditanya soal akting, Arifin Putra hanya menjawab, “Peran-peran yang dipengin sih ada cuman kalau cuma ngomong pengin tapi gak ngapa-ngapain ya gak akan datang dari langit juga. Yang paling aman sih adalah ya either menjadi penulis skenario atau menjadi produser dan mencari tim untuk akhirnya mengembangkan sebuah cerita,” katanya menutup perbincangan siang itu.

  • Bappenas Beberkan Sederet Tantangan Penerapan ESG di Indonesia

    Bappenas Beberkan Sederet Tantangan Penerapan ESG di Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) membeberkan tantangan penerapan Environmental, Sustainability, Governance (ESG) di Indonesia.

    Deputi Pangan, SDA, dan Lingkungan Hidup, Kementerian PPN / Kepala Bappenas, Leonardo A.A. Teguh Sambodo mengatakan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi menjadi negara maju pada 2024, harus ada komitmen terhadap penggunaan sumber energi dan keberlanjutan di bidang lingkungan hingga iklim.

    “Tapi untuk menuju ke sana banyak tantangannya, mulai dari penurunan keanekaragaman hayati, climate change, polusi, triple climate change. Ini terjadi di Indonesia,” kata Leonardo, dalam acara ESG Sustainability Forum 2025, di Menara Bank Mega, Jakarta, Jumat (31/1/2025).

    Selain itu, dia menambahkan, Indonesia juga masih memiliki ketergantungan terhadap sumber energi yang menggunakan batubara, meski sudah ada komitmen untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan untuk mencapai net zero emission di 2060.

    Menurutnya, pemerintah juga sudah memiliki rencana untuk menurunkan ketergantungan terhadap PLTU yang beroperasi dengan batubara dengan cara meningkatkan sumber energi bersih secara bertahap, meskipun sampai saat ini banyak sumber daya energi lain yang belum termanfaatkan, seperti gas alam, tenaga air, dan lainnya.

    Selain itu, Menurut Leonardo, ada beberapa masalah supaya Indonesia transisi ke energi bersih. Pertama, menurutnya, pembangkit listrik untuk energi bersih membutuhkan dana investasi yang besar, karena teknologi yang mahal.

    “Kedua kita ingin menerapkan lebih banyak energi alternatif, apakah berdasarkan arus laut, wind turbine, tapi lagi-lagi standar, setidaknya ada 3 kendala atau tantangan yang pertama adalah perlu standar lebih baik untuk mengawal transisi ini” katanya.

    Kemudian, lanjut, Leonardo, teknologi pembangkit listrik energi bersih dikuasai oleh negara barat. Hal itu, juga dapat menjadi tantangan karena butuh kerja sama dengan negara lain baik di sisi teknologi maupun pembiayaan.

    “Jadi kita butuh percepatan dan sudah ada apakah itu startup kerjasama PLN dengan startup bisa dimanfaatkan,” kata Leonardo.

    Selain itu permasalahan ketiga adalah, upaya pemotongan anggaran pemerintah demi penghematan. .

    “Ketiga, pendanaan dalam beberapa hari terakhir. Berita pemotongan anggaran apakah ini akan menghambat apa yang bisa dilakukan?” kata Leonardo.

    Sehingga ia mengusulkan untuk terus memanfaatkan sumber-sumber pendanaan lain yang bisa dimanfaatkan. Seperti kolaborasi dengan swasta, lembaga lain.

    (hsy/hsy)