Produk: startup

  • 10 Kota Terkaya di Dunia 2024

    10 Kota Terkaya di Dunia 2024

    Jakarta: Apa saja kota terkaya di dunia saat ini? Kota-kota ini bukan hanya memiliki perekonomian yang kuat, tetapi juga menjadi rumah bagi para miliarder dan pusat inovasi global. 
     
    Dengan infrastruktur modern, pusat bisnis kelas dunia, dan industri yang berkembang pesat, kota-kota ini memainkan peran besar dalam ekonomi global.
     
    Mengutip laman Sahabat Pegadaian, berikut daftar 10 kota terkaya di dunia berdasarkan laporan Henley & Partners dan New World Wealth.
    1. New York, Amerika Serikat
    Sebagai kota paling kaya di dunia, New York memiliki 349.500 jutawan yang menetap di sana. Kota ini adalah pusat keuangan global dengan Wall Street sebagai jantungnya. Selain itu, New York juga menjadi rumah bagi banyak perusahaan besar, bank investasi, dan hedge fund.

    2. San Francisco Bay Area, Amerika Serikat
    San Francisco memiliki 305.700 jutawan, berkat Silicon Valley yang menjadi pusat teknologi dunia. Kota ini menampung perusahaan-perusahaan raksasa seperti Apple, Google, dan Meta. 
    Sektor pariwisata dan startup teknologi turut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi San Francisco.

    3. Tokyo, Jepang
    Tokyo, ibu kota Jepang, memiliki 298.300 jutawan. Kota ini adalah pusat ekonomi, manufaktur, dan keuangan terbesar di Asia. Dengan industri teknologi yang maju serta sektor hiburan yang berkembang pesat, Tokyo terus memperkuat posisinya sebagai salah satu kota terkaya di dunia.

    4. Singapura
    Singapura adalah kota dengan pertumbuhan ekonomi pesat, dihuni oleh 244.800 jutawan. Kota ini menarik banyak investor global karena sistem perpajakannya yang ramah bisnis serta posisinya sebagai pusat keuangan Asia Tenggara.

    5. London, Inggris
    London adalah pusat keuangan dan properti dengan 227.000 jutawan. Kota ini menjadi rumah bagi London Stock Exchange (LSE) dan berbagai institusi perbankan internasional. Infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif menjadikan London sebagai kota kaya dengan daya tarik global.

    6. Los Angeles, Amerika Serikat
    Los Angeles dikenal sebagai pusat industri hiburan dunia. Sektor musik, film, pertelevisian, dan real estate menjadi pilar ekonomi kota ini. Saat ini, ada 212.100 jutawan yang tinggal di Los Angeles.

    7. Paris, Prancis
    Paris tidak hanya terkenal sebagai kota mode dan romantis, tetapi juga sebagai pusat ekonomi Eropa. Dengan 165.000 jutawan, sektor pariwisata, properti, dan keuangan menjadi motor penggerak ekonomi kota ini.

    8. Sydney, Australia
    Sydney adalah kota terbesar di Australia dengan 147.000 jutawan. Industri properti, pariwisata, dan sektor keuangan menjadikan Sydney salah satu kota terkaya dengan standar hidup tinggi.

    9. Hong Kong
    Sebagai pusat keuangan dunia, Hong Kong memiliki ekonomi yang terbuka dan sektor perdagangan yang maju. Kota ini memiliki 143.400 jutawan, meskipun menghadapi tantangan politik dalam beberapa tahun terakhir.

    10. Beijing, Tiongkok
    Beijing, ibu kota Tiongkok, memiliki 125.600 jutawan. Kota ini menjadi pusat manufaktur, teknologi, dan ekonomi terbesar di Tiongkok. Dengan perkembangan pesat dalam berbagai sektor, Beijing terus memperkuat posisinya di tingkat global.

    Itulah 10 kota terkaya di dunia pada tahun 2024. Kota-kota ini tidak hanya menawarkan peluang bisnis yang besar, tetapi juga menjadi pusat inovasi dan gaya hidup mewah yang menarik perhatian dunia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Satelit Ini Ukurannya Mungil, Tapi Hasil Gambarnya Sangat Detail

    Satelit Ini Ukurannya Mungil, Tapi Hasil Gambarnya Sangat Detail

    Jakarta

    Startup ArkEdge asal Jepang membuat satelit untuk badan luar angkasa Taiwan, dan diklaim bisa menghasilkan foto yang berkualitas sangat tinggi.

    Satelit ini ukurannya masuk dalam kategori 6U/CubeSat, atau kurang lebih hanya sebesar PC desktop. Nama satelitnya adalah ONGLAISAT dan baru mengorbit pada Desember 2024 lalu, sekira 400 km di atas Bumi.

    Nama satelit ini adalah ONGLAISAT, atau onboard globe-looking and imaging satellite, menggunakan sensor gambar CMOS TDI (Time Delay and Integration) dan perangkat kompresi gambar, yang semuanya itu dipadatkan dalam sebuah casing yang terbilang kecil untuk sebuah satelit, tak lebih besar dari sebuah koper.

    ArkEdge kemudian memamerkan foto monokrom hasil jepretan satelit tersebut, yang kemudian bisa di-zoom ke area tertentu yang luasnya 1 km persegi. Dari foto tersebut, terlihat jelas jalanan dan bangunan yang ada di daerah Seattle, Amerika Serikat dan juga kawasan Patagonia di Argentina.

    Hasil foto dari satelit ONGLAISAT milik TASA Foto: Dok. TASA

    Mereka mengklaim ini adalah foto daratan dengan resolusi tertinggi yang dihasilkan oleh satelit dari kategori CubeSat, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Minggu (9/2/2025).

    “Gambarnya sangat jelas seperti foto yang diambil dari pesawat terbang, (sekalipun) ini difoto dari sebuah satelit dengan ukuran seperti ini,” kata Takayoshi Fukuyo, CEO ArkEdge.

    Misi utama ONGLAISAT adalah untuk memamerkan sistem optikal di orbit, menguji sistem kontrol yang dikembangkan bersama Universitas Tokyo, dan memvalidasi sensor TDI dan pemrosesan gambar yang dipakai. Semua tujuan satelit ini sudah tercapai.

    Misinya ini akan berakhir pada awal Maret, namun teknologi optikal yang dipakai tersebut akan kembali dipakai di misi satelit remote sensing yang selanjutnya.

    Meningkatnya tensi dengan China membuat Taiwan harus buru-buru mengamankan infrastruktur luar angkasa mereka. Misalnya dengan meluncurkan satelit cuaca pada 2023 lalu dan membicarakan kerja sama dengan Amazon untuk penggunaan satelit internet Kuiper.

    (asj/asj)

  • Transformasi Digital Tak Bisa Menunggu

    Transformasi Digital Tak Bisa Menunggu

    Jakarta

    Indonesia memasuki era internet super cepat dengan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 di pita frekuensi 6 GHz. Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi Kementerian Komunikasi dan Digital RI dengan organisasi nirlaba yang menaungi berbagai perusahaan dan individu di bidang teknologi, Indonesia Technology Alliance.

    Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan pentingnya adopsi teknologi ini. Peluncuran ini juga menjadi bagian dari pencapaian 100 hari pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam mempercepat transformasi digital.

    “Dengan mengadopsi Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 pada pita frekuensi 6 GHz, Indonesia mengambil posisi strategis di peta digital global. Ini adalah bukti nyata komitmen kami dalam mendorong transformasi digital sebagai agenda nasional,” ujar Meutya dalam keterangan tertulis, Minggu (9/2/2025).

    Meutya menjelaskan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 menawarkan kecepatan hingga 46 Gbps, latensi yang lebih rendah, serta performa lebih andal di lingkungan padat pengguna. Teknologi ini akan mendukung berbagai inovasi, mulai dari video ultra-HD, komputasi awan, realitas virtual (VR/AR), hingga otomatisasi berbasis kecerdasan buatan (AI).

    “Transformasi digital tidak bisa menunggu. Dengan regulasi baru ini, kami memastikan bahwa infrastruktur digital Indonesia siap menghadapi masa depan,” tambahnya.

    Menkomdigi menegaskan konektivitas kini bukan hanya kebutuhan tambahan, tetapi pondasi utama dalam pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan inovasi nasional. Oleh karena itu, pemerintah telah menerbitkan dua regulasi penting guna mendukung adopsi teknologi ini:

    1. Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 2 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2 Tahun 2024 mengenai penggunaan spektrum frekuensi radio berdasarkan izin kelas.

    2. Keputusan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 12 Tahun 2025 tentang spektrum frekuensi radio berdasarkan izin kelas dan standar teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk jaringan area lokal radio (Radio Local Area Network).

    “Dengan pembukaan spektrum 6 GHz ini, Indonesia menjadi salah satu pionir di Asia Pasifik dalam mengadopsi Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7. Ini akan membawa peningkatan signifikan dalam kecepatan dan keandalan koneksi internet di seluruh negeri,” jelas Meutya.

    Untuk memastikan perangkat yang menggunakan pita frekuensi 6 GHz beroperasi tanpa gangguan terhadap layanan lain, pemerintah menetapkan standar pengujian yang ketat. Meutya menyebutkan pengujian perangkat dapat dilakukan di Indonesia Digital Test House (IDTH) atau Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) yang dimiliki oleh Kementerian Komdigi.

    Namun sesuai aturan yang berlaku, perangkat yang telah diuji oleh laboratorium pengujian lainnya yang diakui pemerintah atau berasal dari negara yang memiliki Mutual Recognition Arrangement (MRA) dengan Indonesia, tidak diwajibkan untuk diuji ulang di IDTH.

    “Kami memastikan semua perangkat yang digunakan sesuai standar global dan tidak menimbulkan gangguan. Dengan sistem pengujian yang fleksibel dan terstandarisasi, industri bisa lebih cepat mengadopsi teknologi ini,” ujarnya.

    Meutya mengajak seluruh pemangku kepentingan pemerintah, industri, dan akademisi untuk berkolaborasi dalam pengembangan teknologi nirkabel generasi terbaru. Menurutnya, Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 bukan sekadar inovasi, tetapi motor utama dalam pembangunan ekonomi digital yang akan mendorong pertumbuhan startup dan bisnis berbasis teknologi.

    “Kami mengundang semua pihak untuk bersama-sama menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan kompetitif di tingkat global,” pungkas Meutya.

    Turut hadir dalam acara peluncuran Menteri BUMN Erick Thohir, Wamenkomdigi Angga Raka Prabowo, dan Chairman of Indonesia Technology Alliance Justisiari Kusumah.

    (akn/ega)

  • Sandiaga Uno Sebut Kurasi Produk dan Pelatihan UMKM Buka Peluang Ekonomi & Lapangan Kerja – Halaman all

    Sandiaga Uno Sebut Kurasi Produk dan Pelatihan UMKM Buka Peluang Ekonomi & Lapangan Kerja – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sandiaga Salahuddin Uno menilai kegiatan Kurasi Produk UMKM & Pelatihan UMKM berkaitan erat dengan peluang ekonomi dan lapangan kerja.

    Hal itu disampaikannya terkait peluncuran program UMKM Start Up (Kurasi Produk UMKM & Pelatihan UMKM) di Kota Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (8/2/2025).

    Menurut Pendiri Yayasan Indonesia Setara itu, kegiatan tersebut dapat memberikan masukan langsung dari para kurator mengenai kualitas produk para UMKM, mencakup tampilan kemasan, branding, rasa, warna, bentuk, dan legalitas. 

    Ia menilai, dengan masukan ini, peserta dapat melakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka.

    Selanjutnya, membantu peserta dalam menemukan serta mempraktikkan peluang berwirausaha guna mengembangkan bisnis yang berkelanjutan dan menciptakan lapangan pekerjaan.

    “Terpenting adalah mendukung para UMKM dalam membangun konsep diri, mengembangkan mental dan motivasi sebagai entrepreneur, serta bertransformasi ke bisnis digital untuk meningkatkan daya saing UMKM di pasar nasional maupun global,” ungkap Sandiaga Uno dalam siaran tertulis pada Sabtu (8/2/2025).

    Sementara itu, Ketua Umum Gemawira Indonesia, Diantri Lapian menyampaikan Boot Camp Program Inkubasi untuk Startup resmi dibuka.

    Para trainer dan motivator dihadirkan untuk memberikan pelatihan kepada 100 pelaku UMKM.

    Dalam program ini,para peserta mengikuti sejumlah rangkaian pelatihan yang berlangsung selama 6 hari, terdiri dari satu hari sesi offline dan lima hari sesi online.

    Kemudian dilanjutkan dengan pendampingan intensif selama tiga minggu. 

    Peserta nantinya dibimbing dalam berlatih membuat konten promosi, mengoptimalkan strategi digital marketing, serta menerapkan ilmu yang telah dipelajari. 

    Melalui sesi ini, peserta dapat mengajukan pertanyaan, berbagi pengalaman, serta mendapatkan masukan dan saran konstruktif yang dapat langsung diimplementasikan dalam tantangan bisnis yang mereka jalani.

    “Dalam program ini, peserta mendapatkan bimbingan untuk mempraktikkan strategi kewirausahaan, membangun jaringan bisnis yang kuat, dan bertransformasi ke bisnis digital,” jelasnya.

    Warta Kota

     

  • Percepatan Transformasi Digital, Menkomdigi Luncurkan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        9 Februari 2025

    Percepatan Transformasi Digital, Menkomdigi Luncurkan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 Nasional 9 Februari 2025

    Percepatan Transformasi Digital, Menkomdigi Luncurkan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7
    Penulis
    KOMPAS.com
    – Kementerian Komunikasi dan Digital RI dengan Indonesia Technology Alliance berkolaborasi meluncurkan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 yang beroperasi pada pita frekuensi 6 GHz. Inisiatif ini menjadi babak penting di manaIndonesia resmi memasuki era baru teknologi nirkabel.
    Peluncuran Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 ini menandai kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan dan peluang di era digital.
    Dengan konektivitas yang lebih cepat dan stabil, masyarakat akan semakin siap menuju masa depan yang lebih terhubung, inovatif, dan berdaya saing tinggi.
    Menteri Komunikasi dan Digital,
    Meutya Hafid
    menyampaikan, kehadiran Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 menandai langkah besar Indonesia dalam adopsi teknologi berstandar global. Peluncuran menjadi bagian pencapaian 100 hari pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam mempercepat transformasi digital.
    “Dengan mengadopsi Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 pada pita frekuensi 6 GHz, Indonesia mengambil posisi strategis di peta digital global. Ini adalah bukti nyata komitmen kami dalam mendorong transformasi digital sebagai agenda nasional,” ujar Meutya dalam acara peluncuran di Hotel Langham Jakarta, Jumat (7/2/2025).
    Meutya menjelaskan bahwa Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 menawarkan kecepatan hingga 46 Gbps, latensi yang lebih rendah, serta performa lebih andal di lingkungan padat pengguna.
    Teknologi ini akan mendukung berbagai inovasi, mulai dari video ultra-HD, komputasi awan, realitas virtual (VR/AR), hingga otomatisasi berbasis kecerdasan buatan (AI).
    “Transformasi digital tidak bisa menunggu. Dengan regulasi baru ini, kami memastikan bahwa infrastruktur digital Indonesia siap menghadapi masa depan,” tambahnya.
    Menkomdigi
    menegaskan bahwa konektivitas kini bukan hanya kebutuhan tambahan, tetapi fondasi utama dalam pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan inovasi nasional.
    Oleh karena itu, pemerintah telah menerbitkan dua regulasi penting guna mendukung adopsi teknologi ini:
    1. Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 2 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2 Tahun 2024 mengenai penggunaan spektrum frekuensi radio berdasarkan izin kelas.
    2. Keputusan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 12 Tahun 2025 tentang spektrum frekuensi radio berdasarkan izin kelas dan standar teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk jaringan area lokal radio (Radio Local Area Network).
    “Dengan pembukaan spektrum 6 GHz ini, Indonesia menjadi salah satu pionir di Asia Pasifik dalam mengadopsi Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7. Ini akan membawa peningkatan signifikan dalam kecepatan dan keandalan koneksi internet di seluruh negeri,” jelas Meutya.
    Untuk memastikan bahwa perangkat yang menggunakan pita frekuensi 6 GHz beroperasi tanpa gangguan terhadap layanan lain, pemerintah menetapkan standar pengujian yang ketat.
    Meutya menyebutkan bahwa pengujian perangkat dapat dilakukan di Indonesia Digital Test House (IDTH) atau Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) yang dimiliki oleh Kementerian
    Komdigi
    .
    Namun, sesuai aturan yang berlaku, perangkat yang telah diuji oleh laboratorium pengujian lainnya yang diakui pemerintah atau berasal dari negara yang memiliki Mutual Recognition Arrangement (MRA) dengan Indonesia, tidak diwajibkan untuk diuji ulang di IDTH.
    “Kami memastikan semua perangkat yang digunakan sesuai standar global dan tidak menimbulkan gangguan. Dengan sistem pengujian yang fleksibel dan terstandarisasi, industri bisa lebih cepat mengadopsi teknologi ini,” ujarnya.
    Menkomdigi mengajak seluruh pemangku kepentingan—pemerintah, industri, dan akademisi—untuk berkolaborasi dalam pengembangan teknologi nirkabel generasi terbaru.
    Menurutnya, Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 bukan sekadar inovasi, tetapi motor utama dalam pembangunan ekonomi digital yang akan mendorong pertumbuhan startup dan bisnis berbasis teknologi.
    “Kami mengundang semua pihak untuk bersama-sama menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan kompetitif di tingkat global,” tandas Meutya.
    Turut hadir dalam acara peluncuran Menteri BUMN Erick Thohir, Wamenkomdigi Angga Raka Prabowo, dan Chairman of Indonesia Technology Alliance Justisiari Kusumah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bill Gates Bawa-Bawa Indonesia, Beberkan Tanda Kiamat Bumi

    Bill Gates Bawa-Bawa Indonesia, Beberkan Tanda Kiamat Bumi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setiap tahun, aktivitas di Bumi menghasilkan 51 miliar ton gas rumah kaca. Sebanyak 7% berasal dari produksi lemak dan minyak dari hewan dan tumbuhan.

    Hal tersebut diungkap pendiri Microsoft sekaligus filantropis kawakan, Bill Gates, melalui blog personalnya.

    “Untuk memerangi perubahan iklim, kita harus mengubah angka tersebut ke nol,” kata dia, dikutip, Sabtu (2/3/2024).

    Kendati demikain, Gates sadar bahwa rencana untuk menghilangkan konsumsi lemak hewan bagi manusia tidak realistis. Pasalnya, manusia sudah tergantung dengan lemak hewan dengan alasan yang logis.

    Lemak hewan menyimpan nutrisi dan kalori yang dibutuhkan oleh manusia. Namun, ada cara yang bisa dilakukan untuk mengambil lemak tanpa memproduksi emisi, menyiksa hewan, dan menghasilkan zat kimia berbahaya.

    Solusinya, kata Gates, sudah ditemukan oleh startup bernama ‘Savor’. Gates turut menjadi salah satu investornya.

    Savor menciptakan lemak dari sebuah proses yang melibatkan karbondioksida dari udara dan hidrogen dari air. Senyawa tersebut lalu dipanaskan dan dioksidasi sehingga terjadi pemisahan komponen asam yang menciptakan formulasi lemak.

    Gates mengklaim lemak yang dihasilkan memiliki molekuk serupa yang ditemukan dari susu, keju, sapi, dan minyak nabati.

    Indonesia dan Malaysia Biang Kerok Masalah Sawit

    Selain produksi lemak hewan yang merusak lingkungan, Gates juga menyoroti faktor yang menciptakan dampak lebih besar yakni minyak sawit.

    “Saat ini, minyak sawit adalah lemak nabati yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Sebagian ditemukan pada makanan sehari-hari seperti kue, mie instan, krim kopi, makanan beku, hingga makeup, sabun badan, odol, deterjen, deodoran, makanan kucing, formula bayi, dan sebagainya. Bahkan, minyak sawit juga digunakan untuk biofuel dan mesin diesel,” ia menuturkan.

    Gates menegaskan bahwa masalah pada minyak sawit bukan soal penggunaannya, tetapi bagaimana proses menghasilkannya. Mayoritas jenis sawit asli jenis Afrika Barat dan Tengah tidak tumbuh di banyak wilayah. Pohon itu hanya tumbuh subur di tempat-tempat yang dilewati garis khatulistiwa.

    “Hal ini menyebabkan penggundulan hutan di area-area khatulistiwa untuk mengonversinya menjadi lahan sawit,” kata Gates.

    Proses ini berdampak buruk bagi keragaman alam dan menyebabkan pukulan telak bagi perubahan iklim. Pembakaran hutan menciptakan emisi yang banyak di atmosfer dan mengakibatkan peningkatan suhu.

    “Pada 2018, kehancuran yang terjadi di Malaysia dan Indonesia saja sudah cukup parah hingga menyumbang 1,4% emisi global. Angka itu lebih besar dari seluruh negara bagian California dan hampir sama besarnya dengan industri penerbangan di seluruh dunia,” Gates menjelaskan.

    Sayangnya, Gates mengakui bahwa peran minyak sawit sulit tergantikan. Sebab, komoditas sawit murah, tidak berbau, dan melimpah.

    “Minyak sawit juga satu-satunya minyak nabati dengan keseimbangan lemak jenuh dan tak jenuh yang hampir sama, itulah sebabnya minyak ini sangat serbaguna. Jika lemak hewan adalah bahan utama dalam beberapa makanan, maka minyak sawit adalah pemain tim yang dapat bekerja untuk membuat hampir semua makanan dan barang-barang non-makanan menjadi lebih baik,” Gates menjelaskan.

    Untuk alasan-alasan tersebut, Gates mengatakan sudah ada perusahaan-perusahaan yang mencoba mengatasinya. Salah satunya C16 Biosciences yang berupaya membuat alternatif minyak sawit.

    Sejak 2017, Gates mengatakan C16 mengembangkan produk dari mikroba ragi liar menggunakan proses fermentasi yang tidak menghasilkan emisi sama sekali.

    Meski secara kimiawi berbeda dari minyak sawit konvensional, namun minyak C16 mengandung asam lemak yang sama, sehingga dapat digunakan untuk aplikasi serupa.

    “Minyak ini sama alaminya dengan minyak sawit, hanya saja tumbuh pada jamur, bukan pada pohon. Sama dengan Savor, proses C16 sepenuhnya bebas dari pertanian. ‘Pertanian’-nya adalah sebuah laboratorium di tengah kota Manhattan,” kata Gates.

    (fsd/fsd)

  • Ngeri PHK Massal, Raksasa Taksi Online Buka Suara

    Ngeri PHK Massal, Raksasa Taksi Online Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih terus berlanjut, menyusul kondisi ekonomi yang belum stabil pasca-pandemi. Raksasa teknologi mendapat tamparan keras dan menggaungkan efisiensi besar-besaran.

    Di saat bersamaan, kemunculan teknologi kecerdasan buatan (AI) juga dikhawatirkan akan menggantikan profesi manusia. Beberapa perusahaan sudah mengimplementasikan AI untuk mempermudah pekerjaan manusia, tetapi pakar memprediksi dampaknya bisa mengancam eksistensi manusia di masa depan.

    Salah satu yang mulai mengadopsi AI di lingkungak kerja adalah raksasa transportasi online asal Amerika Serikat (AS), Lyft. Menggandeng Anthropic yang dibekingi Amazon, Lyft hendak merilis tool AI untuk operasional layanan konsumen (customer care) pada platformnya.

    Lyft mengatakan berkat model Claude AI milik Anthropic, waktu penyelesaian layanan konsumen rata-rata berkurang 87%. Setiap harinya, sistem AI itu menyelesaikan ribuan permintaan konsumen.

    Penggunaan AI untuk layanan konsumen telah memicu kekhawatiran terkait hilangnya profesi dan industri ‘customer service’. Namun, Lyft menegaskan pihaknya akan tetap membutuhkan pekerja manusia sebagai agen pendukung.

    Lebih spesifik, Lyft mengatakan asisten AI dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah atau keluhan konsumen. Selanjutnya, konsumen tetap diarahkan ke pekerja manusia jika memerlukan bantuan lebih lanjut.

    “Kami melihat AI sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas operasional, bukan sebagai cara memangkas pekerjaan,” kata Jason Vogrinec, Executive Vice President Lyft.

    Lyft mengatakan masalah seperti keamanan, penonaktifan, penipuan, dan kerumitan lainnya akan terus dianalisis dan diselesaikan oleh pekerja manusia.

    Di masa depan, kemitraan antara Lyft dan Anthropic diharapkan mampu menciptakan tool yang akan membantu pengendara dan pengemudi. Startup AI akan melatih para engineer Lyft tentang teknologi tersebut.

    (fab/fab)

  • Bagaimana seharusnya merespons era antiklimaks giant tech Amerika?

    Bagaimana seharusnya merespons era antiklimaks giant tech Amerika?

    Mahasiswa mengoperasikan aplikasi produk dan layanan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) di Sadang Hegar, Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/10/2024). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.)

    Bagaimana seharusnya merespons era antiklimaks giant tech Amerika?
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 07 Februari 2025 – 11:55 WIB

    Elshinta.com – Era dominasi perusahaan teknologi raksasa Amerika Serikat, yang selama dua dekade terakhir menjadi penggerak utama inovasi global, mulai menunjukkan tanda-tanda antiklimaks. Fenomena ini bukan sekadar akibat dari siklus bisnis alami atau persaingan global yang sehat, melainkan hasil dari kombinasi kebijakan proteksionis yang tidak biasa dan regulasi domestik yang dianggap menghambat inovasi.

    Di tengah perubahan ini, muncul pertanyaan penting terkait bagaimana Indonesia seharusnya merespons dinamika baru ini untuk memperkuat posisinya di kancah teknologi global?

    Ketua Komite Tetap (Komtap) AI Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS), Karim Taslim, menilai kebijakan tarif dan cukai yang diterapkan selama masa pemerintahan Donald Trump di AS menjadi salah satu pemicu utama terjadinya gesekan dengan mitra dagang tradisional seperti Eropa dan Kanada.

    Kebijakan yang dimaksudkan untuk melindungi industri dalam negeri AS itu, justru memicu tindakan balasan dari negara-negara mitra tersebut. Dampaknya merembet ke berbagai sektor, termasuk teknologi, di mana perusahaan-perusahaan Amerika mulai merasakan tekanan dari pasar internasional.

    Di saat yang sama, menurut Karim yang juga Founder Indonesia AI Innovation Challenge dan COO – PT. Terre Tech Nusantara itu, negara lain seperti Tiongkok memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat dominasi mereka, terutama di bidang kecerdasan buatan (AI). Perkembangan AI di Tiongkok melaju pesat, meninggalkan Amerika yang terhambat oleh regulasi ketat terkait privasi, hak asasi manusia, dan kekayaan intelektual.

    Di satu sisi, regulasi tersebut memang penting untuk melindungi hak-hak individu, tetapi di sisi lain, mereka menjadi penghalang bagi inovasi yang cepat dan adaptif. Tiongkok, dengan pendekatan yang lebih longgar terhadap regulasi semacam ini, mampu mengembangkan teknologi AI yang lebih agresif dan kompetitif di pasar global.

    Tanda-tanda keretakan dominasi teknologi Amerika mulai terlihat semakin nyata ketika insiden serius terjadi pada 1 Februari 2025. Di Indonesia, Google, sebagai simbol kekuatan teknologi Amerika, sempat mengalami kegagalan fatal dalam menampilkan kurs USD/IDR yang akurat.

    Insiden ini diyakini banyak pihak, bukan semata soal kesalahan teknis, tetapi mencerminkan kerentanan sistem yang selama ini dianggap tak tergoyahkan. Kepercayaan publik terhadap algoritma dan metode pencarian Google mulai terkikis, mendorong sebagian pengguna beralih ke aplikasi generatif AI yang menawarkan hasil lebih akurat dan personal.

    Sementara itu, di belahan dunia lain, Tiongkok menunjukkan kekuatan mereka dalam menghadapi serangan siber besar-besaran yang diduga datang dari arah pentagon pada pekan lalu. Serangan DDoS yang dilancarkan pada dini hari dengan frekuensi mencapai 800.000 permintaan per detik bertujuan melumpuhkan infrastruktur jaringan penting Tiongkok.

    Namun, respons cepat dari perusahaan-perusahaan teknologi seperti Huawei, 360, dan komunitas hacker patriotik berhasil menggagalkan serangan tersebut. Mereka tidak hanya mempertahankan sistem, tetapi juga melakukan serangan balik simbolis yang memperlihatkan kecanggihan dan kesiapan mereka dalam perang siber.

    Kisah pertempuran siber ini menjadi simbol kebangkitan Tiongkok dalam mempertahankan kedaulatan digital mereka. Dalam 96 jam yang penuh ketegangan, para insinyur dan teknisi Tiongkok menunjukkan ketangguhan luar biasa. Mereka bekerja tanpa henti, mengorbankan kenyamanan pribadi demi menjaga keamanan data nasional. Keberhasilan ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal semangat kolektif dan dedikasi tinggi terhadap tujuan bersama.

    Pertarungan ini juga menjadi pelajaran penting bagi negara lain, termasuk Indonesia. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, keamanan siber bukan lagi sekadar isu teknis, melainkan bagian integral dari kedaulatan nasional. Indonesia harus menyadari bahwa ketergantungan berlebihan pada teknologi asing dapat menjadi titik lemah yang berbahaya. Insiden yang menimpa Google menunjukkan betapa rapuhnya sistem yang tampak kuat di permukaan.

    Ini adalah momen bagi Indonesia untuk memperkuat infrastruktur teknologi domestik, meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan AI, serta membangun sistem keamanan siber yang tangguh.

    Pemain Kunci

    Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain kunci di era teknologi baru ini. Dengan populasi yang besar dan demografis yang muda, Indonesia adalah pasar yang menjanjikan sekaligus sumber talenta yang melimpah. Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk menciptakan ekosistem inovasi yang kondusif, di mana startup teknologi lokal dapat tumbuh dan bersaing di tingkat global.

    Selain itu, pendidikan di bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika) harus diperkuat untuk mencetak generasi muda yang siap menghadapi tantangan teknologi masa depan. Regulasi yang mendukung inovasi tanpa mengorbankan privasi dan hak asasi manusia juga menjadi kunci.

    Indonesia harus belajar dari kesalahan Amerika dalam menyeimbangkan kebutuhan akan perlindungan data dengan kebutuhan untuk mendorong kemajuan teknologi. Pendekatan yang fleksibel dan adaptif terhadap regulasi akan memungkinkan perkembangan teknologi yang lebih cepat dan relevan dengan kebutuhan pasar.

    Tidak kalah pentingnya adalah membangun ketahanan siber yang solid. Indonesia harus berinvestasi dalam teknologi pertahanan siber dan melatih tenaga ahli di bidang ini. Ancaman siber tidak hanya datang dari negara lain, tetapi juga dari aktor non-negara yang dapat merusak stabilitas nasional. Oleh karena itu, strategi keamanan siber harus menjadi bagian integral dari kebijakan nasional.

    Di era di mana dominasi teknologi global sedang mengalami pergeseran, Indonesia memiliki peluang untuk mengambil peran yang lebih besar. Dengan langkah yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan momen antiklimaks dari raksasa teknologi Amerika untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan teknologi baru di Asia.

    Inilah saatnya bagi Indonesia untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta dan inovator yang mampu bersaing di panggung dunia.

    Sumber : Antara

  • Kekuatan Baru China, Petaka Besar Ancam Amerika

    Kekuatan Baru China, Petaka Besar Ancam Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia akan berkolaborasi dengan para peneliti China dalam proyek-proyek kecerdasan buatan (AI) bersama di masa depan.

    Hal tersebut diungkap oleh seorang eksekutif bank terbesar di Rusia, Sberbank.

    Sberbank menilai, DeepSeek asal China dapat mengubah lanskap teknologi dengan menciptakan model AI yang jauh lebih murah daripada pesaing AI lainnya di Amerika Serikat (AS).

    Rusia dan China sendiri telah lama membicarakan kerja sama dalam bidang AI, termasuk pengaplikasiannya dalam militer. Namun, informasinya bersifat rahasia dan tidak banyak diketahui publik.

    Sberbank, di bawah CEO German Gref, telah mengubah dirinya dari bank tabungan negara bergaya Soviet lawas, menjadi salah satu pemain terkemuka di Rusia dalam bidang kecerdasan buatan dan merilis model GigaChat pada 2023.

    “Sberbank memiliki banyak ilmuwan. Melalui mereka, kami berencana untuk melakukan proyek penelitian bersama dengan para peneliti dari Tiongkok,” kata Wakil CEO Pertama Sberbank Alexander Vedyakhin, dikutip dari Reuters, Jumat (7/2/2025).

    Ia tidak memperinci dengan siapa bank ini akan berkolaborasi di China.

    DeepSeek, startup yang berbasis di Hangzhou, membuat gebrakan di pasar global bulan lalu karena para investor bertaruh bahwa model-model berbiaya rendah dari mereka akan mengancam dominasi perusahaan AI besar asal AS seperti Nvidia.

    Kekuatan Baru China-Rusia

    Bergabungnya Rusia dan China dinilai dapat mengguncang sektor AI di seluruh dunia, di tengah kompetisi antara China dan AS untuk mendominasi industri AI. Di sisi lain, kedua negara tersebut dianggap oleh Washington sebagai ancaman negara terbesar bagi Barat.

    Presiden Vladimir Putin dan Xi Jinping memiliki pandangan dunia yang sama, yang menggambarkan Barat sebagai negara yang mengalami kemunduran. Sementara China menantang supremasi AS dalam segala hal, mulai dari AI dan komputasi kuantum, hingga biologi sintetis dan kekuatan militer yang tangguh.

    Upaya Barat untuk mengisolasi Rusia atas perang di Ukraina telah mendorong Moskow dan Beijing lebih dekat. Bahkan Putin dalam beberapa bulan terakhir telah menggambarkan China sebagai “sekutu”.

    “China adalah mitra Rusia dalam banyak isu agenda internasional, dan tingkat kerja sama ilmiah antara kedua negara dapat diperkuat melalui kolaborasi antara para ilmuwan kami,” pungkasnya.

    (fab/fab)

  • DeepSeek-ChatGPT Minggir, Muncul Aplikasi Baru Lebih Canggih

    DeepSeek-ChatGPT Minggir, Muncul Aplikasi Baru Lebih Canggih

    Jakarta, CNBC Indonesia – DeepSeek dan ChatGPT punya saingan baru. Bernama Mistral AI yang merupakan startup Prancis didukung raksasa chipset Nvidia.

    Mistral AI didirikan dua tahun lalu. Startup ini memiliki chatbot Le Chat, mendukung sumber terbuka dengan mesin inferensi yang diklaim tercepat di dunia mencapai 1.000 kata per detik.

    Asisten digital itu telah tersedia di browser, serta telah ditawarkan untuk produk bisnis. Menurut Mistral, mereka telah memiliki beberapa kerja sama dengan lusinan perusahaan besar termasuk Veolia yang merupakan grup pengelolaan air dan limbah Prancis.

    Platform itu memang belum sebesar ChatGPT. Chatbot milik OpenAI telah memiliki 200 juta pengguna aktif mingguan, sementara berdasarkan ucapan CEO dan salah satu pendiri Mistral AI, Arthur Mensch, Le Chat mengantongi ‘beberapa juta pelanggan’.

    Meski begitu, Le Chat dan Mistral AI cukup menjanjikan. Startup bernilar 5,8 miliar euro mendapatkan dukungan finansial dari Nvidia dan sering dibicarakan Presiden Prancis Emmanuel Macron, dikutip dari Reuters, Jumat (7/2/2025).

    Mensch juga menyoroti pesaingnya DeepSeek, yang baru saja mengguncang pasar global belum lama ini. Dia mengatakan tidak terlalu terkejut dengan inovasi perusahaan asal China, karena dia mengenalnya dengan baik.

    DeepSeek, dia mengatakan diuntungkan dari teknologi yang dibagikan Mistral lewat sumber terbuka.

    Selain itu, dia juga mengatakan tujuan utama membuat AI agar bisa lebih terbuka dan mudah diakses semua orang. “Ada dimensi budaya pada AI dan menurut saya semua orang menyadari itu. Ini mengenai memiliki juara Eropa dan karena itu kami menciptakan Mistral,” jelasnya.

    Perbandingan Mistral 7B dan DeepSeek R1

    Adyog membuat perbandingan kedua model AI tersebut. Laman tersebut menuliskan Mistral 7B sebagai model AI yang lebih efisiensi dan cepat.

    Untuk pengetahuan umum (General Knowledge/MMLU), pengujian Adyog menunjukkan Mistral 7B sebesar 62,6% sementara DeepSeek R1 59,8%. Mistral 7B juga lebih unggul untuk logika dan matematika (Math & Logic/GSM8K) yakni 58,1% berbanding 54,3%.

    Kecepatan inferensi (Inference Speed) yang menunjukkan kecepatan AI menangani input, Mistral 7B juga sedikit lebih mumpuni dibandingkan DeepSeek R1, yakni 35,2 token/detik berbanding 30,9 token/detik.

    Kendati demikian DeepSeek R1 lebih unggul di sektor pengumpulan kode (Code Generation/Human Eval) dan Multi-Turn Chat.

    Salah satu kemampuan DeepSeek R1 yang jauh lebih hemat biaya ketimbang ChatGPT milik OpenAI ternyata masih tak terkalahkan. Adyog mengatakan biaya komputasi (Cloud Cost) DeepSeek R1 per jam US$2,07 berbanding US$2,20 pada Mistral 7B.

    DeepSeek menggunakan retrieval-augmented generation (RAG) untuk peningkatan retensi. Model tersebut disebut merespon lebih baik untuk format obrolan panjang.

    Sementara Mistral 7B lebih unggul untuk respons umum AI dan kecepatan menangani perintah.

    Secara karakteristik, Mistral 7B dinilai lebih cepat dan menyeluruh dalam menangani input. Sementara DeepSeek R1 bisa memaparkan fakta secara lebih dinamis, tetapi membutuhkan infrastruktur tambahan.

    (dem/dem)