Produk: startup

  • Beyond Zero, Menyongsong Mobilitas Berkelanjutan untuk Netralitas Karbon di Indonesia – Halaman all

    Beyond Zero, Menyongsong Mobilitas Berkelanjutan untuk Netralitas Karbon di Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berperan aktif dalam dekarbonisasi, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Toyota Astra Motor (TAM) menginisiasi agenda “Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon”, sebagai pameran Solusi Mobilitas Hijau.

    Acara ini sebagai upaya untuk menunjukkan kepada publik bagaimana industri otomotif Indonesia mulai melakukan transisi menuju netralitas karbon.

    Toyota juga melihat “Beyond Zero” sebagai upaya untuk menciptakan dan memberikan nilai lebih, dengan terus mencari cara untuk meningkatkan kehidupan dan masyarakat di masa depan.

    CEO Toyota Wilayah Asia Masahiko Maeda, menyampaikan dengan usaha Indonesia untuk mewujudkan target Nationally Determined Contribution (NDC) dan ketahanan energi, Toyota berperan sebagai mitra yang berkomitmen dalam perjalanan ini. 

    “Karbon adalah musuh bersama dan karbon emisi harus segera dikurangi sesegera mungkin. Toyota berkomitmen untuk memberikan pilihan teknologi elektrifikasi, mulai dari biofuel dan flexy-fuel hingga hibrida dan teknologi sel hidrogen. Konsep Beyond Zero menekankan dedikasi Toyota untuk mengatasi segala tantangan dalam berinovasi,” tutur Maeda saat membuka acara Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon di Gambir Expo, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (12/2/2025).

    Acara ini akan berlangsung selama empat hari, dari 12 -15 Februari 2025 di Gambir Expo, JIExpo, Kemayoran, Jakarta.

    Para pengunjung bisa merasakan pengalaman dan test drive langsung berbagai pilihan kendaraan ramah lingkungan yang menerapkan konsep multiple-pathway, termasuk kendaraan beremisi rendah dan berteknologi tinggi yang menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, mesin flexy-fuel (biodiesel, bio-etanol), kendaraan konversi, dan kendaraan elektrifikasi (HEV, PHEV, BEV, FCEV) yang berkontribusi pada pengurangan emisi.

    Pengunjung juga dapat mempelajari tentang netralitas karbon melalui pameran, public advocacy, diskusi terkait industri hijau, transisi energi, dan roadmap bio-fuel.

    Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Setia Diarta, mengungkap pemerintah mengapresiasi langkah Toyota dalam mendukung upaya penurunan emisi.

    “Penyelenggaraan acara hari ini membuktikan bahwa Toyota tidak hanya berfokus pada aspek bisnis, tetapi juga memiliki komitmen kuat dalam membangun ekosistem industri yang berkelanjutan dan berdaya saing global,” terang Setia.

    Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto, menyampaikan sebagai bagian dari industri otomotif nasional, Toyota Indonesia mengundang semua pihak untuk berpartisipasi dalam acara Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon, dengan keterlibatan positif masyarakat Indonesia membantu pemerintah untuk mewujudkan Net Zero Emissions pada tahun 2060. 

    “Kami menyadari dengan target pengurangan emisi ini tidak bisa dicapai oleh satu pihak, atau satu teknologi saja, sehingga dalam acara ini kami menyajikan berbagai jenis kendaraan dan teknologi energi dengan strategi multi-pathway,” ucap Nandi.

    Nandi menambahkan, selaras dengan prinsip Toyota “No One Left Behind” semua teknologi berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan pengurangan impor bahan bakar, yang juga membantu menjaga atau meningkatkan neraca perdagangan nasional.

    “Hal ini, jika dimanfaatkan secara optimal, akan memberikan dampak positif pada industri otomotif dan rantai pasoknya yang padat karya, yang mempekerjakan lebih dari 300.000 pekerja dan sedang beradaptasi dengan teknologi otomotif masa depan yang lebih canggih,” ujar Nandi.

    Toyota Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pelaku industri, Pertamina, PLN, BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), BBIA (Pusat Penelitian dan Pengembangan Agroindustri), SERA (PT Serasi Auto Raya), MODA (PT Mobilitas Digital Indonesia), Toyota Tsusho dalam acara ini.

    Kemudian ada pula dari akademisi seperti, ITB (Institut Teknologi Bandung), UGM (Universitas Gadjah Mada), NUS (Universitas Nasional Singapura), termasuk startup Zero Board dan pemangku kepentingan yang mendukung untuk memberikan solusi inovatif melalui produk, layanan dan aktivitas operasional yang tidak hanya menghilangkan emisi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan ketahanan energi di Indonesia.

    Acara Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon menjadi contoh kolaborasi positif antara Toyota Indonesia dan Kementerian Perindustrian, karena acara ini menjadi jembatan untuk Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) yang diselenggarakan oleh Kemenperin RI.

    Pada tahun 2024, Kemenperin RI sukses menyelenggarakan ‘AIGIS Perdana 2024’ selama dua hari, yang menarik lebih dari 1.000 pengunjung dari berbagai sektor, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan Industri Hijau.

    AIGIS juga menjadi acara netralitas karbon pertama yang diselenggarakan oleh pemerintah, dengan pembahasan mengenai penggunaan energi. Karena antusiasme publik dan kesuksesan acara tersebut, Kemenperin RI berencana melanjutkan AIGIS sebagai platform tahunan yang fokus untuk isu lingkungan berkelanjutan baik tingkat nasional maupun global.

    Di 2025, akan diselenggarakan AIGIS ke-2 dengan tema “Mendorong Dekarbonisasi Industri melalui Ekosistem Industri Hijau”. Tema ini selaras dengan target dan strategi yang saat ini dijalankan Kemenperin RI.

    Terkait dengan teknologi energi masa depan, Toyota Indonesia, bekerja sama dengan Pemerintah, Pertamina, PLN, BRIN dan akademisi, secara resmi meluncurkan fasilitas Toyota Indonesia Hydrogen Refuelling Station (HRS) di xEV Center Pabrik TMMIN Karawang 3.

    Fasilitas ini memperkenalkan langkah penting menuju transisi energi, mendukung pemanfaatan sumber daya energi terbarukan. Tujuannya adalah untuk berkontribusi pada ketahanan energi nasional dan lingkungan yang berkelanjutan.

  • CN Mobility Event 2025 Resmi Dibuka, Pamerkan Teknologi Ramah Lingkungan Toyota

    CN Mobility Event 2025 Resmi Dibuka, Pamerkan Teknologi Ramah Lingkungan Toyota

    Jakarta

    Gelaran Carbon Neutrality (CN) Mobility Event 2025 resmi dibuka di Gambir Expo, area IIMS 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, pada Rabu (12/2/2025). Melalui kegiatan ini, Toyota memperkenalkan berbagai teknologi ramah lingkungannya yang terangkum dalam konsep multi-pathway.

    Toyota Indonesia (PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia/TMMIN) dan PT Toyota Astra Motor/TAM) mempersembahkan ‘Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon’ sebagai pameran Solusi Mobilitas Hijau, yang menampilkan teknologi multi-pathway, yang tertuang dalam tiga pilar yaitu: Solusi Mobilitas, Solusi Energi, dan Solusi Data.

    Tema pada Acara Mobilitas untuk Netralitas Karbon ini adalah Beyond Zero, yang menekankan kepada komitmen global Toyota, termasuk Toyota Indonesia, untuk mencapai Netralitas Karbon dengan membuat ekosistem hijau untuk masa depan berkelanjutan, dengan cara yang mempertimbangkan keunikan lingkungan, industri dan kebijakan energi pada masing-masing Negara.

    Dengan ambisi ‘Achieving zero carbon impact, and adding new value beyond it’, acara ini memperlihatkan usaha dari transisi industri otomotif Indonesia menuju Netralitas Karbon, yang harapannya bisa membantu mengurangi dampak negatif karbon terhadap rakyat Indonesia, industri dan lingkungan. Lebih lanjut, Toyota juga melihat “Beyond
    Zero” untuk menciptakan dan memberikan nilai lebih, dengan terus mencari cara untuk meningkatkan kehidupan dan masyarakat di masa depan.

    Carbon Neutrality (CN) Mobility Event 2025 Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    “Dari bio-fuel and flexy-fuel technology hingga hybrid electric vehicles, battery electric vehicles, dan hydrogen fuel cell technology, konsep Beyond Zero memperlihatkan dedikasi Toyota untuk mendorong batasan dalam inovasi, sekaligus mendorong pendekatan pragmatis dan holistik menuju ekosistem hijau dan rendah karbon bagi seluruh warga negara Indonesia, yang menandai pencapaian penting dalam perjalanan Toyota Indonesia menuju mobilitas berkelanjutan,” bilang Masahiko Maeda, CEO Wilayah Asia, dalam sambutannya.

    Toyota Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pelaku industri, Pertamina, PLN, BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), BBIA (Pusat Penelitian dan Pengembangan Agroindustri), SERA (PT Serasi Auto Raya), MODA (PT Mobilitas Digital Indonesia), lalu Toyota Tsusho. Kemudian dari akademisi seperti, ITB (Institut Teknologi Bandung), UGM (Universitas Gadjah Mada), NUS (Universitas Nasional Singapura). Termasuk startup Zero Board dan pemangku kepentingan yang mendukung untuk memberikan solusi inovatif melalui produk, layanan, dan aktivitas operasional yang tidak hanya menghilangkan emisi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan ketahanan energi di Indonesia.

    Carbon Neutrality (CN) Mobility Event 2025 Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Jembatan untuk Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS)

    Beyond Zero juga menjadi jembatan untuk acara AIGIS yang diselenggarakan oleh Kemenperin RI. Pada tahun 2024, Kemenperin RI sukses menyelenggarakan ‘AIGIS Perdana 2024’ selama dua hari, yang menarik lebih dari 1.000 pengunjung dari berbagai sektor, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan Industri Hijau. AIGIS juga menjadi acara netralitas karbon pertama yang diselenggarakan oleh pemerintah, dengan pembahasan mengenai penggunaan energi. Karena antusiasme publik dan kesuksesan acara tersebut, Kemenperin RI berencana melanjutkan AIGIS sebagai platform tahunan yang fokus untuk isu lingkungan berkelanjutan baik tingkat nasional maupun global.

    Di 2025, akan diselenggarakan AIGIS ke-2 dengan tema “Mendorong Dekarbonisasi Industri melalui Ekosistem Industri Hijau”. Tema ini selaras dengan target dan strategi yang saat ini dijalankan Kemenperin RI. Dari acara tersebut, diharapkan adanya kolaborasi kuat antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mempercepat dekarbonisasi. AIGIS akan menjadi platform yang mewadahi tukar pengalaman, pengetahuan dan inovasi terkini baik skala nasional maupun internasional. Acara ini juga diharapkan membuka peluang investasi hijau yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus tetap sejalan dengan target iklim yang ambisius.

    “Sebagai bagian dari industri otomotif nasional, Toyota Indonesia mengundang semua pihak untuk berpartisipasi dalam acara Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon, dengan keterlibatan positif masyarakat Indonesia membantu pemerintah untuk mewujudkan Net Zero Emissions pada tahun 2060. Kami menyadari dengan target pengurangan emisi ini tidak bisa dicapai oleh satu pihak, atau satu teknologi saja. Sehingga, dalam acara ini, kami menyajikan berbagai jenis kendaraan dan teknologi energi dengan strategi multi-pathway. Selaras dengan prinsip kita ‘No One Left Behind’ semua teknologi berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan pengurangan impor bahan bakar, yang juga membantu menjaga atau meningkatkan neraca perdagangan nasional. Hal ini, jika dimanfaatkan secara optimal, akan memberikan dampak positif pada industri otomotif dan rantai pasoknya yang padat karya, yang mempekerjakan lebih dari 300.000 pekerja dan sedang beradaptasi dengan teknologi otomotif masa depan yang lebih canggih,” ujar Nandi Julyanto selaku Presiden Direktur PT TMMIN.

    Carbon Neutrality (CN) Mobility Event 2025 Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Acara ini akan berlangsung selama empat hari, dari 12 -15 Februari 2025. Para pengunjung bisa merasakan pengalaman dan test drive langsung berbagai pilihan kendaraan ramah lingkungan yang menerapkan konsep multiple-pathway, termasuk kendaraan beremisi rendah dan berteknologi tinggi yang menggunakan bahan bakar
    ramah lingkungan, mesin flexy-fuel (biodiesel, bio-etanol), kendaraan konversi, dan kendaraan elektrifikasi (HEV, PHEV, BEV, FCEV) yang berkontribusi pada pengurangan emisi. Pengunjung juga dapat mempelajari tentang Netralitas Karbon melalui pameran, public advocacy, diskusi terkait industri hijau, transisi energi, dan roadmap bio-fuel.

    “Sejalan dengan visi Beyond Zero, Toyota mendorong partisipasi publik dalam mengurangi emisi dengan menawarkan beragam kendaraan elektrifikasi (xEV) yang lengkap untuk semua segmen. Pada acara ini, pengunjung bisa melihat teknologi elektrifikasi Toyota secara aktif, mulai dari HEV ke BEV, PHEV, dan FCEV yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar masa depan. Dengan strategi multi-pathway kita juga memperlihatkan kecanggihan kendaraan ICE, dengan emisi rendah dan cocok untuk energi alternatif seperti bioetanol. Dengan berbagai pilihan yang ramah lingkungan ini, kita berharap masyarakat bisa memilih solusi mobilitas terbaik yang mendukung pengurangan emisi” ujar Presiden Direktur PT TAM, Hiroyuki Ueda.

    (lua/rgr)

  • Arab Saudi Makin Ganas, Amerika-China Patut Waspada

    Arab Saudi Makin Ganas, Amerika-China Patut Waspada

    Jakarta, CNBC Indonesia – Startup semikonduktor AS, Groq, mendapat pendanaan senilai US$1,5 miliar dari Arab Saudi untuk memperluas pengiriman chip AI canggihnya ke negara tersebut.

    Perusahaan Silicon Valley yang didirikan oleh mantan engineer chip AI Alphabet, dikenal karena memproduksi chip inferensi AI yang mengoptimalkan kecepatan dan menjalankan perintah model yang telah dilatih sebelumnya.

    Perusahaan rintisan ini memiliki perjanjian yang sudah ada dengan Aramco Digital, anak perusahaan teknologi dari perusahaan minyak besar Aramco, di mana perusahaan-perusahaan tersebut membangun pusat AI di wilayah tersebut pada bulan Desember.

    Groq bahwa mereka akan menerima dana selama tahun ini untuk memperluas pusat data yang ada di Dammam, demikian dikutip dari Reuters, Selasa (11/2/2025).

    Perusahaan chip canggih khususnya untuk chatbot dan model bahasa besar lainnya masuk dalam kontrol ekspor AS, tetapi Groq mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan lisensi yang diperlukan untuk mengirimkannya ke Dammam.

    Salah satu teknologi yang akan didukung oleh pusat data Dammam adalah teknologi AI yang disebut Allam, sebuah model bahasa AI yang dapat digunakan dalam bahasa Arab dan Inggris dan dikembangkan oleh pemerintah Saudi.

    Arab Kencang Investasi AI

    Sejumlah negara Timur Tengah beramai-ramai menyuntik dana ke perusahaan-perusahaan pembuat kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) di Silicon Valley, Amerika Serikat (AS)

    Tren ini muncul setelah negara-negara kaya minyak seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Qatar berusaha untuk mendiversifikasi ekonomi mereka, dan beralih ke investasi teknologi sebagai lindung nilai.

    Hal ini mengindikasikan negara-negara Arab turut serta secara aktif berkompetisi untuk mendominasi teknologi AI yang selama ini diperebutkan AS dan China.

    Dilansir CNBC Internasional, data dari Pitchbook menunjukkan, setahun terakhir pendanaan untuk perusahaan AI oleh negara Timur Tengah telah meningkat lima kali lipat.

    Banjir uang tunai membuat beberapa investor Silicon Valley khawatir tentang efek SoftBank, mengacu pada Vision Fund Masayoshi Son dari SoftBank terutama mendukung Uber dan WeWork, mendorong perusahaan ke valuasi setinggi langit sebelum go public. WeWork mengalami kebangkrutan tahun lalu setelah dinilai oleh SoftBank sebesar US$ 47 miliar pada 2019.

    Bagi AS, memiliki dana kekayaan negara yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan Amerika, dan bukan di musuh China, telah menjadi prioritas geopolitik.

    Jared Cohen dari Goldman Sachs Global Institute mengatakan ada jumlah modal yang tidak proporsional yang berasal dari negara-negara seperti Arab Saudi dan UEA, dan kesediaan untuk menyebarkannya di seluruh dunia. Dia menggambarkan mereka sebagai “geopolitical swing states.”

    (fab/fab)

  • Kasihan Sama Elon Musk, Bos ChatGPT: ‘Hidupnya Tak Bahagia’

    Kasihan Sama Elon Musk, Bos ChatGPT: ‘Hidupnya Tak Bahagia’

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk punya obsesi tersendiri terhadap OpenAI, perusahaan kecerdasan buatan (AI) yang ada di balik ChatGPT.

    Sebuah konsorsium yang dia pimpin mengajukan penawaran sebesar US$ 97,4 miliar (Rp 1.591 triliun) untuk membeli entitas non-profit pengendali OpenAI.

    Aksi ini menunjukkan ambisi Musk mencegah OpenAI menjelma menjadi korporasi pendulang untung.

    Kabar ini langsung ditanggapi oleh CEO OpenAI Sam Altman lewat X, platform media sosial milik Musk.

    “Tidak, terima kasih, tetapi kami bersedia membeli Twitter senilai US$ 97,4 miliar jika boleh,” kata Altman.

    Bersama Altman, Musk adalah salah satu pendiri OpenAI. Mereka mendirikan entitas tersebut sebagai lembaga non-profit.

    Setelah Musk hengkang, OpenAI mulai bertransisi menjadi perusahaan pencari laba dengan dukungan investor eksternal, salah satunya Micorosoft.

    Perubahan bentuk ini, menurut Altman, agar OpenAI bisa menerima investasi baru untuk mendukung upaya menciptakan model kecerdasan buatan (AI) tercanggih.

    Musk kemudian mendirikan sendiri sebuah startup kecerdasan buatan (AI) yang diberi nama xAI.

    Pada Agustus 2024, Musk telah menggugat Altman dan beberapa pihak lain karena ia tuding melanggar kontrak pendirian OpenAI. Kontrak tersebut, menurut Musk, adalah OpenAI harus mendahulukan kepentingan umum dibanding profit.

    Pada November, Musk meminta hakim untuk memblokir perubahan struktur OpenAI menjadi perusahaan pencari untung.

    Sengketa antara Musk dan Altman soal OpenAI kini memasuki babak baru karena kedekatan Musk dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Musk, yang menghabiskan sekitar US$ 250 juta untuk mendukung kampanye Trump, kini disebut sebagai orang kepercayaan Trump dan ditunjuk sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).

    Baru-baru ini, Musk mengkritik proyek US$ 500 miliar yang dipimpin OpenAI. Kritik pedas Musk dilempar setelah proyek bernama Stargate tersebut diumumkan oleh Trump.

    “Ini saatnya bagi OpenAI untuk kembali menjadi open-source [sumber terbuka], yang fokus kepada keselamatan untuk kepentingan bersama seperti dulu. Kami ingin memastikannya terjadi,” kata Musk dalam pernyataan yang menyertai penawaran akuisisi.

    Altman kasihan

    Altman kembali berkomentar soal Musk dalam wawancara dengan Bloombert TV di sela KTT AI Action di Paris. Ia menilai tawaran akuisisi oleh konsorsium hanya satu dari “tingkah” Musk.

    “Elon selalu mencoba hal seperti ini, sudah lama. Ini hanya yang terbaru, seperti, episode pekan ini,” katanya.

    Ia berharap agar Musk fokus membuat produk pesaing, bukan hanya mencoba menyetop perkembangan OpenAI.

    “Saya berharap ia berkompetisi dengan membuat produk lebih baik, tetapi ia malah punya segala macam taktik. Gugatan, hal gila, sekarang ini. Kami hanya ingin konsentrasi dan terus bekerja,” kata Altman.

    Ia juga memberikan komentar soal kepribadian Musk. “Mungkin seluruh hidupnya bersumber dari posisi ‘minder’ [insecurity]. Saya kasihan. Saya pikir, dia bukan orang yang bahagia. Saya kasihan,” kata Altman.

    (dem/dem)

  • Tencent Siap Danai Startup RI Inovasi Teknologi Karbon

    Tencent Siap Danai Startup RI Inovasi Teknologi Karbon

    Bisnis.com, JAKARTA – Tencent, perusahaan teknologi asal China, memberi peluang pendanaan minimal US$1 juta untuk startup hingga lembaga riset untuk mengembangkan inovasi teknologi karbon.

    Mitra Tencent di Indonesia yang diwakili Head of Programs Impact Hub Jakarta, Bunjamin mengatakan target pendanaan mulai dari universitas, lembaga riset, hingga startup yang peduli terhadap isu perubahan iklim.

    “Untuk mencapai target Net Zero Emissions pada 2050, kita perlu menghilangkan lebih banyak karbon dari udara dengan solusi-solusi berbasis teknologi,” katanya dalam siaran pers, Rabu (12/2/2025).

    Tencent, lanjutnya, telah membuka pendaftaran untuk program CarbonX 2.0 dalam mengurangi emisi karbon dengan pendanaan, bantuan teknis, dan fasilitas uji coba.

    Dia menjelaskan terdapat empat kategori yang dipersyaratkan, antara lain, pertama, Carbon Removal (penghilangan karbon) untuk inovasi penghilangan karbon dengan lokasi uji coba di Lembah Retakan Afrika Timur di Kenya.

    Kedua, Carbon Capture, Utilization, and Storage for the Steel Industry (Penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon untuk industri baja) untuk pembuatan besi tanur tinggi di HBIS Serbia, yang merupakan mitra program CarbonX 2.0

    Ketiga, Long Duration Energy Storage (Penyimpanan energi jangka panjang) yang dapat menyalurkan sedikitnya 100 kW selama 6 jam lebih untuk uji coba di Pulau Himandhoo, Maladewa

    Keempat, CarbonXmade: Carbon Capture and Utilization (penangkapan dan pemanfaatan karbon) dimana para inovator bisa menawarkan solusi pemanfaatan karbon yang ditangkap untuk membuat produk konsumen dengan konsorsium CarbonXmade, yang antara lain beranggotakan Unilever dan Pepsico.

    Dia menambahkan tiap proyek percontohan yang lolos seleksi akan menerima pendanaan minimal US$1 juta, tergantung pada kebutuhan proyek yang bersangkutan. Untuk tiap kategori akan dipilih satu hingga tiga proyek unggulan.

    Proposal yang ditawarkan startup seri B, lanjutnya, juga akan dipertimbangkan. Selain itu, para pemenang akan diberikan bimbingan dari ahli, akses ke sumber daya sesuai skenario, dan kesempatan bermitra dengan pemangku kepentingan industri.

    “Kami yakin Indonesia memiliki banyak inovator teknologi karbon berbakat. Kami yakin solusi-solusi dari Indonesia bisa ditingkatkan secara global dan memberi kontribusi signifikan pada masa depan bebas karbon,” katanya.

    Melalui jaringan Tencent dan mitra globalnya, semua pemenang dapat menguji coba inovasinya di lokasi percontohan milik partner Tencent.

    CarbonX pertama diselenggarakan oleh Tencent pada 2024 di China. Untuk CarbonX 2.0, perusahaan penggagas aplikasi perpesanan WeChat ini memilih untuk memperluas jangkauannya. Tahun ini, pendaftaran CarbonX 2.0 terbuka bagi inovator di tujuh negara, termasuk Indonesia.

  • Buka Peluang Pendanaan Bagi Inovator Teknologi Karbon Indonesia Lewat Program CarbonX 2.0 – Halaman all

    Buka Peluang Pendanaan Bagi Inovator Teknologi Karbon Indonesia Lewat Program CarbonX 2.0 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kabar gembira buat para universitas, lembaga riset, dan startup yang berdedikasi tinggi terhadap isu perubahan iklim, terutama pada inovasi teknologi karbon.

    Perusahaan teknologi multinasional Tencent asal Tiongkok dan mitra globalnya membuka pendaftaran untuk program CarbonX 2.0.

    “Program ini bermanfaat untuk mengurangi emisi karbon dengan pendanaan, bantuan teknis, dan fasilitas uji coba,” ujar  Sean Bunjamin,  Head of Programs Impact Hub Jakarta,  pada Rabu (12/2/2025).

    Selaku mitra Tencent di Indonesia, dia mengatakan ‘Inovator’ dalam program ini adalah universitas, lembaga riset, dan para startup Indonesia yang memiliki proyek percontohan yang dapat diterapkan di tingkat global.

    Yang membuat program CarbonX 2.0 istimewa adalah tiap proyek percontohan yang lolos seleksi akan menerima pendanaan minimal 1 juta USD.

    “Tergantung pada kebutuhan proyek yang bersangkutan. Untuk tiap kategori akan dipilih 1-3 proyek unggulan,” ujarnya.

    Dikatakan bahwa proposal yang ditawarkan startup seri B juga akan dipertimbangkan. 

    Selain itu, para pemenang akan diberikan bimbingan dari ahli, akses ke sumber daya sesuai skenario, dan kesempatan bermitra dengan pemangku kepentingan industri.

    Melalui jaringan Tencent dan mitra globalnya, semua pemenang dapat menguji coba inovasinya di lokasi percontohan milik partner Tencent.

    CarbonX pertama diselenggarakan oleh Tencent pada 2024 di Tiongkok.

    Untuk CarbonX 2.0, perusahaan penggagas aplikasi perpesanan WeChat ini memilih untuk memperluas jangkauannya.

    Tahun ini, pendaftaran CarbonX 2.0 terbuka bagi inovator di tujuh negara, termasuk Indonesia. 

    “Untuk mencapai target Net Zero Emissions pada 2050, kita perlu menghilangkan lebih banyak karbon dari udara dengan solusi-solusi berbasis teknologi,” katanya.

    “Program CarbonX 2.0 menjadi kesempatan emas bagi para startup, lembaga riset, dan universitas di Indonesia untuk membuktikan talentanya ke seluruh dunia,” ujar Sean Bunjamin menambahkan.

    “Kami yakin Indonesia memiliki banyak inovator teknologi karbon berbakat. Kami yakin solusi-solusi dari Indonesia bisa ditingkatkan secara global dan memberi kontribusi signifikan pada masa depan bebas karbon.” 

    Syarat pendaftaran yang perlu dicermati para startup, lembaga riset dan universitas adalah:

    ● Jika pelamar memiliki proyek yang mencakup lebih dari satu kategori (contoh: penangkapan karbon dan penyimpanan energi jangka panjang), maka pelamar harus mengirim proposal terpisah untuk tiap kategori.

    ● Proyek percontohan yang diajukan harus menunjukkan inovasi, dapat diaplikasikan dalam skala besar, dan mencapai penghematan biaya yang signifikan dengan investasi yang tepat.
    Tenggat waktu pendaftaran adalah 31 Mei 2025.

    Berikut keempat kategori dan syarat yang dinilai:

    ● Carbon Removal (Penghilangan karbon) untuk inovasi penghilangan karbon dengan lokasi uji coba di Lembah Retakan Afrika Timur di Kenya

    ● Carbon Capture, Utilization, and Storage for the Steel Industry (Penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon untuk industri baja) untuk pembuatan besi tanur tinggi di HBIS Serbia, yang merupakan mitra program CarbonX 2.0

    ● Long Duration Energy Storage (Penyimpanan energi jangka panjang) yang dapat menyalurkan sedikitnya 100 kW selama 6 jam lebih untuk uji coba di Pulau Himandhoo, Maladewa

    ● CarbonXmade: Carbon Capture and Utilization (penangkapan dan pemanfaatan karbon) dimana para inovator bisa menawarkan solusi pemanfaatan karbon yang ditangkap untuk membuat produk konsumen dengan konsorsium CarbonXmade.

  • Startup Baru Bos ChatGPT Bawa Bola Pembaca Mata ke RI, Ini Fungsinya

    Startup Baru Bos ChatGPT Bawa Bola Pembaca Mata ke RI, Ini Fungsinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mata ternyata bisa digunakan untuk memverifikasi seseorang. Sistem ini digunakan oleh Tools for Humanity lewat World.

    “Ini mengambil gambar, menggunakan gambar itu untuk mengesahkan bahwa Anda adalah manusia. Dan kemudian Anda punya ID World,” kata Chief Information Security Officer Tool for Humanity, Adrian Ludwig, dalam Peluncuran World di Indonesia, Jakarta, Selasa (11/2/2025).

    Dia menjelaskan teknologinya berfokus pada selaput pelangi mata karena bagian yang sangat unik dari manusia. Bahkan, bagian mata yang juga dikenal dengan sebutan iris tersebut jauh lebih unik dibanding sidik jari atau wajah.

    Gambar mata pengguna akan diambil oleh perangkat bernama Orbs. Perangkat akan mendeteksi seseorang adalah manusia nyata atau bukan.

    Dalam kesempatan yang sama, General Manager Indonesia Tools for Humanity, Wafa Taftazani mengatakan teknologi tersebut bisa menjawab masalah banyaknya identitas yang digunakan oleh satu orang untuk kejahatan penipuan.

    Foto: Novina Bestari/CNBC Indonesia
    General Manager Indonesia Tools for Humanity, Wafa Taftazani dan Chief Information Security Officer Adrian Ludwig dalam peluncuran World di Indonesia.

    “Ke depannya kami merasa status verifikasi sebagai manusia adalah bukti penting, bahwa kita adalah manusia beneran bukan AI kita bukan bot,” jelas Wafa.

    Untuk melakukan verifikasi World, pertama harus menginstall aplikasi World App. Aplikasi itu telah tersedia di PlayStore dan AppStore.

    Berikutnya pengguna membuat username dan password tanpa email ataupun data pribadi lain. Pengguna akan diminta untuk membackup data retina yang akan diambil nanti, dengan menggunakan platform cloud.

    Operator perangkat akan memindai QR yang dimiliki di depan Orbs. Selanjutnya baru pengguna yang melakukan hal tersebut dan pengambilan gambar mata siap dilakukan.

    Foto: Novina Bestari/CNBC Indonesia
    Perangkat pembaca mata buatan Tools for Humanity.

    Letakkan wajah sejajar dengan perangkat. Jangan pakai kacamata, lensa kotak, topi, dan masker saat melakukan pengambil gambar mata. Tunggu sampai transferring data ke cloud yang didaftarkan tadi dan verifikasi selesai.

    Di Indonesia, lokasi Orbs akan mulai dibuka pada Rabu (12/2/2025) besok. Ada 10 lokasi yang bisa dicek langsung di aplikasi World.

    “Akan ada 10 World Spaces. World Spaces ini adalah tempat-tempat dimana kita bisa datang untuk melakukan verifikasi. Jadi kalau teman-teman ingin melakukan verifikasi world di Play Store atau di App Store, itu sudah bisa lihat lokasi World Spaces yang ada di mana saja. Ada di sekitar 10 lokasi di seluruh Jakarta,” jelas dia.

    Startup milik bos pencipta ChatGPT

    Salah satu pendiri Tools for Humanity adalah Sam Altman, CEO OpenAI, yang terkenal dengan robot chat kecerdasan buatan ChatGPT. Wafa memastikan World tidak menyimpan data pribadi apapun.

    “Tidak diminta nama, tidak diminta alamat, tidak diminta email, tidak diminta nomer hp, tidak diminta agama, tidak diminta tanggal lahir, tidak diminta apapun,” kata General Manager Indonesia Tools for Humanity, Wafa Taftazani, dalam Peluncuran World di Indonesia, Jakarta, Selasa (11/2/2025).

    Wafa menegaskan pihaknya mementingkan privasi penggunanya. Jadi tidak akan ada data apapun yang tersimpan di database pihaknya.

    World ID yang dibuat dengan membaca mata itu hanya meminta username dan password pengguna. Namun itu bisa apapun tanpa meminta data pribadi.

    Foto mata yang diambil akan dihapus. Data akan dikirimkan langsung ke cloud yang didaftarkan pengguna.

    “Tidak ada data pribadi yang disimpan, tidak ada data pribadi yang ditransmit kemanapun selain ke HP pengguna. Kemudian anonymity, World ID yang didapatkan ketika melakukan verifikasi tidak memiliki catatan atau histori kita ngapain aja di internet, ke mana aja,” jelasnya.

    Menurutnya teknologi yang dikembangkan itu hanya memastikan seseorang benar-benar manusia, bukan AI ataupun bot. “Tidak ada data pribadi yang disimpan,” kata dia.

    World sendiri dihadirkan untuk menjawab berbagai permasalahan di internet seperti penipuan. Dengan begitu bisa menjaga interaksi di dunia maya tetap aman.

    “Nanti ekosistem berbagai perusahaan teknologi Indonesia bisa membangun aplikasi atau websitenya di atas sistem World. Sehingga nanti mereka bisa yakin semua pengguna adalah manusia,” tutur Wafa.

    (dem/dem)

  • Investasi ke Startup AI Melonjak 62% pada 2024, Databricks Kalahkan OpenAI

    Investasi ke Startup AI Melonjak 62% pada 2024, Databricks Kalahkan OpenAI

    Bisnis.com, JAKARTA — Investasi ke startup pengembang kecerdasan buatan (AI) melonjak 62% pada 2024 dibandingkan dengan 2023. Databricks meraih pendanaan terbesar, sementara itu OpenAI nihil pendanaan tahun lalu. 

    Merujuk pada data firma analitik Dealroom, perusahaan rintisan AI mengumpulkan US$110 miliar tahun lalu, 62% lebih banyak dari tahun sebelumnya. Pada saat yang sama, startup di seluruh spektrum teknologi mengumpulkan US$227 miliar atau turun 12% dari tahun 2023.

    Pendiri Dealroom Yoram Wijngaarde mengatakan saat AI berkembang pada akhir 1990-an dan awal tahun 2000-an investor belum menaruh perhatian. Para pemilik modal kemudian baru tertarik untuk berinvestasi ketika saat ini AI menyentuh banyak ekosistem. 

    “Ini adalah gelombang terbesar yang pernah ada berdasarkan jumlah absolut yang diinvestasikan. Tidak pernah ada yang seperti ini,” kata Yoram, Rabu (12/2/2025). 

    Mengutip Techcrunch, beberapa putaran pendanaan AI terbesar pada 2024 mengalir ke berbagai area yang menarik. Antropik (model bahasa besar, AI generatif), Waymo (mengemudi sendiri), Anduril (pertahanan), xAI (aplikasi), Databricks (memproses dan mengelola data, khususnya data AI), dan Vantage (pusat data dan infrastruktur) termasuk dalam 10 penggalangan dana terbesar tahun 2024.

    Meskipun OpenAI terasa seperti contoh terbaik untuk AI saat ini, perusahaan tersebut tidak mengumpulkan dana paling banyak tahun lalu. Tempat itu diambil oleh Databricks, yang mengumpulkan US$10 miliar, dibandingkan dengan OpenAI yang mengumpulkan $6,6 miliar.

    Investasi ke startup AIPerbesar

    Startup AI Bricks fokus dalam pengembangan perangkat lunak yang menggunakan AI untuk membantu pengembang membuat aplikasi dengan lebih cepat dan mudah. Platform ini menyediakan berbagai macam alat dan fitur yang didukung oleh AI, seperti pembuatan kode otomatis, penyelesaian kode, dan debugging cerdas.

    Databricks memperkenalkan konsep “Lakehouse”, yaitu arsitektur data yang menggabungkan keunggulan data lake dan data warehouse. Lakehouse memungkinkan perusahaan menyimpan data dalam format mentah (seperti data lake) namun tetap memiliki kemampuan pengelolaan dan analisis data yang terstruktur (seperti data warehouse).

    Databricks  juga terlibat dalam pengembangan Apache Spark, yaitu engine komputasi terdistribusi yang populer untuk pemrosesan data besar. Databricsk memiliki beberapa klien terkemuka di sektor teknologi, keuangan, kesehatan, dan manufaktur. Beberapa contohnya adalah Netflix, Starbucks, dan HSBC

  • Populix Gandeng Google Gemini Rilis Asisten Riset Berbasis AI

    Populix Gandeng Google Gemini Rilis Asisten Riset Berbasis AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Populix merilis asisten riset kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bernama Nexa, hasil dukungan teknologi Google Gemini.

    Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu, mengatakan Nexa bertujuan mengoptimalkan proses riset di Indonesia untuk pelaku industri dan akademisi. Nexa mampu membantu peneliti mengatasi berbagai tantangan dalam riset, seperti kualitas data, desain penelitian, dan analisis.

    “AI dapat menjadi mitra strategis dalam mendukung proses riset yang lebih efisien dan akurat,” kata Timothy dalam acara Populix AIXplore 2025, dikutip Selasa (11/2/2025).

    Dia menambahkan Nexa dirancang bukan hanya untuk menghemat waktu, tetapi juga memberikan analisis yang lebih mendalam dan relevan bagi para peneliti maupun pelaku bisnis.

    Timothy menjelaskan Nexa dapat merampingkan proses penelitian, membuatnya lebih cepat, mudah, dan cerdas. Dengan platform ini, mahasiswa, dosen, dan peneliti dapat mengumpulkan data secara lebih efisien, mulai dari merancang kuesioner hingga meluncurkan survei dalam waktu yang jauh lebih singkat.

    Dia berharap inovasi tersebut bisa mendorong kemajuan riset di Indonesia dan membuka peluang baru dalam dunia akademik serta industri berbasis data.

    Adapun, Head of Data Science Populix, Steven Christian, berharap Nexa bisa menjadi mitra dalam menemukan solusi. Terlebih, salah satu tantangan terbesar dalam riset adalah mengumpulkan data berkualitas dalam waktu yang singkat.

    “Dengan Nexa, proses ini dapat dilakukan secara otomatis dengan tingkat akurasi yang tinggi, sehingga peneliti bisa lebih fokus pada analisis dan pengambilan kesimpulan yang lebih mendalam,” katanya.

    Practitioner dan CEO Indonesia AI, Angga Muttaqien, menjelaskan, Indonesia sedang berada dalam tahap awal revolusi AI, saat berbagai sektor mulai mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Institusi pendidikan dan startup lokal, mulai mengeksplorasi potensi AI untuk menyederhanakan proses kerja mereka, termasuk di bidang riset.

    “Namun, memang tantangan terbesar masih ada pada kesiapan SDM dan infrastruktur yang mendukung implementasi AI secara luas,” ujarnya.

    Solution Consultant AI Google Indonesia, Dodi Priambodo, menjelaskan, pihaknya tidak hanya ingin menciptakan teknologi AI yang canggih, tetapi juga yang benar-benar bisa dipakai dan berdampak.

    Direktur AI Intelligent Center Indonesia, Baiq Hanna Susanti, menekankan pentingnya AI dalam dunia riset dan pendidikan. Saat ini, pemanfaatan AI di universitas tidak hanya terbatas pada mahasiswa, tetapi juga para pengajar dan tenaga administrasi.

  • Pembuat ChatGPT Siap-siap Lepas Ketergantungan dari Nvidia

    Pembuat ChatGPT Siap-siap Lepas Ketergantungan dari Nvidia

    Jakarta

    OpenAI disebut akan memfinalisasi desain chip terbarunya dalam beberapa bulan ke depan, sebelum akhirnya dikirim untuk diproduksi di pabrik TSMC.

    Chip yang sedang didesain itu tentunya akan dipakai untuk melakukan pengolahan AI. Artinya, OpenAI akan melepaskan ketergantungannya dari chip Nvidia untuk melatih dan menjalankan model AI buatannya.

    TSMC akan memproduksi chip tersebut dengan teknologi fabrikasi 3nm, lengkap dengan high bandwidth memory, serta kemampuan jaringan yang luas, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (11/2/2025).

    OpenAI sebelumnya menetapkan target untuk bisa memproduksi massal chip tersebut di TSMC pada 2026 mendatang. Sebagai informasi, proses penyerahan desain ke pabrik pembuat chip itu biasa disebut taping out, dan normalnya membutuhkan biaya jutaan dolar serta waktu sekitar enam bulan.

    Atau, OpenAI bisa saja membayar lebih mahal untuk mempercepat proses produksinya. Namun tetap tak ada jaminan kalau chip dari desain tersebut bisa berfungsi. Jika chipnya gagal, proses taping out ini akan diulang lagi.

    Saat nanti sudah dirilis, chip tersebut masih akan dipakai dalam skala terbatas dan mayoritas hanya akan dipakai untuk menjalankan model AI. Ke depannya mereka disebut akan mengembangkan chip versi selanjutnya dengan kemampuan yang lebih canggih.

    Laporan ini melanjutkan laporan dari tahun lalu yang menyebut OpenAI bekerja sama dengan Broadcom untuk mengembangkan chip custom. Tim pengembangan chip OpenAI dipimpin oleh mantan engineer tensor processing unit (TPU) Google Richard Ho, dan belakangan ini aktif menambah anggota timnya sebanyak 20-40 orang, untuk mempercepat proses desainnya.

    OpenAI, seperti banyak perusahaan teknologi lain, sudah menggelontorkan miliaran dolar untuk membangun infrastruktur AI, termasuk membeli chip Nvidia untuk melakukan pengolahan model AI.

    Investasi yang jor-joran ini mungkin belum akan melambat dalam waktu dekat, sekalipun startup AI DeepSeek baru-baru ini merilis model AI yang tak membutuhkan kemampuan komputasi besar seperti OpenAI.

    (asj/asj)