Produk: startup

  • Startup AntrePintar Bikin Solusi Antrean Digital, Begini Cara Kerjanya

    Startup AntrePintar Bikin Solusi Antrean Digital, Begini Cara Kerjanya

    Jakarta

    Startup teknologi AntrePintar resmi meluncurkan inovasi antrean digital yang ditujukan untuk membantu para pegawai layanan publik seperti staf cabang, teller, dan petugas customer service agar bisa melayani masyarakat dengan lebih efisien.

    Peluncuran awal AntrePintar dilakukan pada 10 November 2025, membawa konsep antrean berbasis ponsel (mobile queueing) yang memungkinkan pelanggan mengambil nomor antrean langsung dari smartphone.

    Cukup dengan memindai QR Antrean di cabang, pelanggan dapat memperoleh nomor antrean, melihat estimasi waktu, dan menunggu dengan nyaman tanpa harus menumpuk di ruang tunggu.

    “Selama tiga dekade kami melihat antrean sebagai momen krusial dalam perjalanan pelanggan. AntrePintar diciptakan untuk memberikan kendali penuh kepada pelanggan atas waktu tunggu mereka–sehingga mereka dapat menunggu di mana saja dengan nyaman, sambil tetap terhubung dengan giliran layanan,” ujar Widya Laksmi Mukti, Marketing Manager AntrePintar, dalam keterangan yang diterima detikINET, Kamis (13/11/2025).

    Fokus ke Sektor Keuangan

    Pada tahap pertama, AntrePintar difokuskan untuk sektor keuangan seperti bank, perusahaan pembiayaan, dan asuransi, yang umumnya memiliki keterbatasan akses internet di cabang.

    Platform ini ditawarkan dengan model Software as a Service (SaaS), lengkap dengan opsi sewa perangkat SecureBranch, yaitu tablet 10 inci dengan konektivitas internet terkelola yang memungkinkan sistem tetap aman digunakan di lingkungan terproteksi.

    Menurut CTO AntrePintar, M. Gufron, banyak organisasi menunda digitalisasi antrean karena kendala perangkat dan kebijakan TI.

    “Melalui SecureBranch, kami menjembatani kebutuhan operasional dengan kepatuhan kebijakan–tanpa mengorbankan pengalaman pelanggan,” ujarnya.

    Fitur dan Keunggulan

    AntrePintar hadir bukan hanya sebagai sistem antrean digital, tetapi solusi pintar yang mudah diimplementasikan dan adaptif terhadap kebijakan IT cabang. Beberapa fitur unggulannya antara lain:

    QR Antrean siap pakai, cukup cetak dan pasang di cabang untuk digunakan pelanggan.Panel Konter & Supervisor, memudahkan staf memanggil antrean dan manajer memantau performa cabang secara real time.Insight operasional otomatis, laporan harian dan metrik waktu tunggu dikirim via e-mail.Mode ringan & cepat, berbasis web tanpa instalasi rumit di perangkat pelanggan.

    Selama periode soft launch, AntrePintar membuka uji coba terbatas selama 14 hari untuk satu cabang pilot, mencakup perangkat SecureBranch bagi staf dan supervisor, onboarding, serta laporan otomatis harian.

    Untuk berlangganan, tersedia dua paket: Basic mulai dari Rp 975 ribu per konter/bulan dan Professional mulai dari Rp 1,195 juta per konter/bulan. Pelanggan juga bisa memilih paket tahunan dengan harga lebih hemat.

    (asj/fay)

  • AI Bisa Bikin Kesenjangan Ekonomi Makin Parah, Telkom Ungkap Solusinya

    AI Bisa Bikin Kesenjangan Ekonomi Makin Parah, Telkom Ungkap Solusinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kemunculan teknologi AI diklaim bisa meningkatkan produktivitas dan kreativitas penggunanya. Namun tanpa akses yang merata, AI bisa menyebabkan kesenjangan ekonomi makin lebar.

    Hal itu diungkapkan Deputy EGM Digital Product Telkom, Fauzan Feisal, yang menyebut bahwa penerapan teknologi di sektor enterprise menunjukkan jurang yang melebar antara wilayah barat dan timur Tanah Air.

    Menurut Fauzan, perkembangan solusi digital di Jawa, khususnya Jakarta, sudah sangat kompleks. Banyak korporasi kini menuntut sistem analisis big data yang kompleks. Namun, kondisi berbeda terlihat di wilayah timur Indonesia yang masih berada pada tahap dasar pemanfaatan teknologi.

    “Dari sisi enterprise perusahaan itu kita lihat kompleksitas solusi dari di daerah barat dengan di daerah timur, luar biasa jauh berbeda. Solusi big data untuk di Jawa gitu ya, di Jakarta, itu sangat kompleks. Mereka pengen sistem yang sangat kompleks, hasil yang kompleks. ” ujar Fauzan dalam acara Coffee Morning Tech & Telco Edition di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).

    Kondisi tersebut menunjukkan kesenjangan digital yang makin melebar, terutama di tengah penetrasi teknologi AI yang berlangsung cepat.

    “Begitu ke timur, cuma mengupload powerpoint jadi grafik aja sudah sesuatu yang sangat canggih. Jadi gapnya memang makin membesar, makin membesar,” imbuhnya.

    Butuh “Pasukan Ketiga”

    Fauzan menekankan, untuk mendorong pemerataan pemanfaatan teknologi AI ke penjuru Indonesia, diperlukan aktor baru yang ia sebut sebagai “pasukan ketiga”.

    Pasukan ini adalah pelaku usaha lokal baik startup maupun perusahaan di daerah, yang bisa mencari penerapan AI yang pas untuk permasalahan di daerah.

    “Kalau saya nyebutnya pasukan ketiga. Teman-teman startup pengusaha lokal yang bisa membawa demokratisasi teknologi ke seluruh Indonesia,” kata Fauzan. “Dan kalau kami sebagai telco, kita yang mampu mendorong, membantu mereka untuk melakukan hal itu.”

    Pasukan ketiga ini dianggap sebagai jembatan yang bisa menghubungkan solusi teknologi tingkat tinggi dengan kebutuhan praktis di berbagai daerah, sehingga adopsi digital tidak hanya terjadi di kota besar.

    Fauzan mencontohkan satu startup lokal yang baru ditemuinya. Startup ini mampu melakukan analisis genom untuk industri tambak udang memanfaatkan AI. Hanya dengan mengambil sampel air tambak, sistem mereka dapat mengetahui kondisi kesehatan udang hingga efektivitas pakan dan probiotik.

    Namun potensinya jauh lebih besar. Teknologi genom itu tidak hanya untuk udang, tetapi juga bisa diterapkan untuk manusia, termasuk deteksi potensi stunting sejak masa kehamilan.

    Meski inovasi besar, startup tersebut menghadapi masalah klasik, yakni sulit untuk berkembang atau scale-up.

    “Kapan sampai seluruh Indonesia? Kapan masuk ke semua rumah sakit?” kata dia.

    Di sinilah peran korporasi besar seperti Telkom diperlukan untuk mendistribusikan teknologi itu secara nasional.

    Dengan AI yang makin cepat berkembang, kesenjangan digital bisa semakin melebar. Namun Fauzan menilai, peluang untuk menutup kesenjangan itu juga semakin besar, asalkan ada kolaborasi yang sehat antara perusahaan besar dan startup inovatif.

    “Terutama kita yang besar-besar ini, akan bisa membantu pasukan ketiga, yang bisa kecil-kecil menyusup dengan cost yang jauh lebih mulai daripada kita untuk masuk ke seluruh Indonesia. Jadi, dengan AI widening the gap akan terus terjadi dan makin besar, tapi potensi closing the gap juga makin besar.” pungkasnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Elon Musk Mau Blokir Sinar Matahari Pakai AI

    Elon Musk Mau Blokir Sinar Matahari Pakai AI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk punya ide untuk menyelamatkan Bumi. Orang paling kaya di dunia tersebut menyuarakan ide lewat akun media sosial X miliknya.

    Menurut Musk, manusia bisa selamat dari ancaman “kiamat” perubahan iklim menggunakan teknologi yang dikembangkan perusahaannya yaitu satelit.

    Ia ingin membangun konstelasi satelit mengerubungi Bumi untuk “menyaring” panas energi Matahari yang sampai ke atmosfer.

    “Konstelasi satelit tenaga surya yang dilengkapi oleh AI bisa mencegah pemanasan global, hanya dengan sedikit mengurangi energi Matahari yang sampai ke Bumi,” kata Musk di X.

    Musk adalah CEO SpaceX, yang kini mengoperasikan 9.000 satelit di orbit Bumi dekat (LEO). Ribuan satelit SpaceX tersebut belum mampu memblokir Matahari. Namun, sudah banyak dikeluhkan membuat astronom kesulitan mengamati luar angkasa dari permukaan Bumi.

    Tweet Musk kemudian direspons oleh banyak netizen. Beberapa bertanya kepada Musk kemampuan satelit AI untuk mengatur dengan akurat energi surya yang masuk ke Bumi sehingga tidak menyebabkan gangguan iklim hingga cuaca ekstrem.

    “Bisa. Hanya butuh penyesuaian kecil untuk mencegah pemanasan atau pendinginan global. Bumi sudah beberapa kali serupa dengan bola salju,” kata Musk.

    Konsep memblokir sinar Matahari sebagai solusi pemanasan global disebut dengan geoengineering. Banyak ilmuwan yang mencoba melakukan upaya memperlambat dampak pemanasan global.

    Namun, geoengineering dinilai kontroversial karena menyimpan banyak risiko tidak terduga, seperti dampak lingkungan dan sosial. Meski begitu bukan berarti tidak ada yang mencoba melakukannya. Kabarnya cara-cara itu dilakukan dengan rahasia.

    Futurism mencatat pejabat kota Alameda, California Amerika Serikat (AS) tahun lalu memerintahkan ilmuwan dari Universitas Washington menghentikan eksperimen memblokir sinar Matahari. Percobaan itu tidak diumumkan, tetapi kabarnya menggunakan perangkat untuk menyuntikkan partikel pencerah awan ke atmosfer.

    Penelitian itu menggandeng mitra firma geoengineering SilverLining dan SRI International tidak mempersiapkan untuk sukses.

    Laporan Politico mengatakan percobaan itu bagian dari program terkait area 3.900 mil persegi di lepas pantai Amerika Utara, Cile, atau Afrika tengah-selatan. Dengan skala tersebut disebutkan laporan tersebut akan mudah terdeteksi dari luar angkasa jika ada perubahan pada awan secara signifikan.

    Sementara banyak komunitas ilmiah, cara meredupkan Matahari bukan solusi karena bisa memperburuk hal yang telah terjadi sebelumnya. Adapula yang berpendapat dapat memperbaiki sementara, namun akan membuat pemimpin dunia mengabaikan penyebab langsung perubahan iklim.

    Ada juga startup bernama Stardust. Metode Stardust untuk mengurangi panas Matahari yang dirasakan langsung oleh makhluk di permukaan Bumi adalah dengan menyemprot partikel ke atmosfer menggunakan pesawat atau balon cuaca. Lapisan partikel di atmosfer ini diharapkan mampu menurunkan suhu di Bumi dalam upaya menahan laju pemanasan global.

    Investor yang turut mendanai Stardust termasuk perusahaan milik keluarga Agnelli, yaitu Exor. Exor adalah perusahaan induk pemegang saham Ferrari, Stellantis, dan klub sepak bola Juventus. Pemodal lainnya termasuk eks petinggi Facebook, Matt Cohler dan perusahaan investasi lain dari AS dan Eropa.

    CEO Stadust Solutions Yanai Yedvab adalah salah satu ahli fisika ternama yang pernah bekerja di pemerintah Israel. Menurutnya, upaya memantulkan pancaran sinar matahari lewat “manajemen radiasi surya” hanya sebuah permulaan dan tidak akan sepenuhnya memitigasi ancaman “kiamat” perubahan iklim.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Seksi khusus CIIE tawarkan sumber daya inovasi bagi startup global

    Seksi khusus CIIE tawarkan sumber daya inovasi bagi startup global

    Shanghai (ANTARA) – Seksi Khusus Inkubasi Inovasi dalam ajang Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) kedelapan menyediakan sumber daya inovasi teknologi dan peluang kerja sama bagi perusahaan rintisan (startup) dan talenta global yang berpartisipasi untuk bersama-sama mengeksplorasi dan mengembangkan pasar China.

    Foto yang diabadikan pada 9 November 2025 ini menunjukkan Seksi Khusus Inkubasi Inovasi dalam ajang Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) kedelapan di Shanghai, China. (Xinhua/Ding He)

    Foto yang diabadikan pada 9 November 2025 ini menunjukkan komponen presisi di Seksi Khusus Inkubasi Inovasi dalam ajang Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) kedelapan di Shanghai, China timur. (Xinhua/Ding He) Seorang pengunjung mencoba teknologi duplikasi wajah AI secara real-time di Seksi Khusus Inkubasi Inovasi dalam ajang Pameran Impor Internasional China (CIIE) kedelapan di Shanghai, China, 9 November 2025. (Xinhua/Chen Haoming) Seorang peserta pameran (1 dari kanan) memperkenalkan robot bedah pintar di Seksi Khusus Inkubasi Inovasi dalam ajang Pameran Impor Internasional China (CIIE) kedelapan di Shanghai, pada 9 November 2025. (Xinhua/Chen Haoming)

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Junaydi Suswanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Komdigi Resmikan Garuda Spark Innovation Hub di Medan, Fokus ke Pertanian dan Pangan

    Komdigi Resmikan Garuda Spark Innovation Hub di Medan, Fokus ke Pertanian dan Pangan

    JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital meresmikan Garuda Spark Innovation Hub di Kota Medan pada Sabtu, 8 November, sebagai ruang kolaborasi digital pertama di Sumatera yang berfokus pada pengembangan inovasi di bidang pertanian (agritech) dan pangan (foodtech).

    Peluncuran Garuda Spark Medan ini melengkapi dua hub serupa yang sebelumnya sudah lebih dulu diresmikan, yaitu di Jakarta dan Bandung. 

    Dengan hadirnya di Medan, Menkomdigi Meutya Hafid berharap hub ini bisa menciptakan lebih banyak inovasi dari daerah, terutama di sektor teknologi yang berkaitan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat.

    “Untuk Medan, kita fokuskan pada inovasi yang bisa memperkuat ketahanan pangan, meskipun tetap terbuka untuk bidang teknologi lainnya,” kata Meutya dalam siaran resminya dikutip Minggu, 9 November. 

    Meutya juga percaya bahwa Medan memiliki daya saing digital dan potensi besar dalam pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis teknologi. Karena menurut survei Digital Competitiveness Index 2025, Medan menempati posisi ke-7 sebagai kota dengan daya saing digital tertinggi di Indonesia. 

    “Kita juga meyakini karya talenta-talenta di Medan yang kreativitasnya luar biasa. Sehingga rasanya memang tepat untuk kemudian membuat innovation hub untuk mempertemukan talenta dengan industri dan para investor,” tuturnya. 

    Direktur Jenderal Ekosistem Digital Edwin Hidayat Abdullah menambahkan, Garuda Spark Innovation Hub akan menghadirkan beragam program bagi pelaku industri startup, seperti pelatihan digital, forum mentoring bersama praktisi industri, hingga pertemuan dengan investor.

    Dia menegaskan, Garuda Spark bukan sekadar tempat pertemuan, melainkan platform kolaboratif yang mempertemukan ide, teknologi, dan peluang bisnis.

    “Kita ingin lebih banyak perusahaan teknologi lahir dari berbagai daerah, bukan hanya dari ibu kota,” tandasnya.

  • Harga HP Bakal Makin Mahal, Ternyata Ini Biang Keroknya

    Harga HP Bakal Makin Mahal, Ternyata Ini Biang Keroknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Harga HP dan perangkat elektronik diprediksi bakal merangkak naik dalam beberapa tahun ke depan. Penyebabnya karena Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), raksasa produsen chip dunia, akan menaikkan harga produksi chip tercanggihnya mulai 2026. Chip merupakan komponen penting dalam HP hingga sejumlah perangkat elektronik lainnya.

    TSMC disebut akan menaikkan harga chip untuk node di bawah 5 nanometer, teknologi yang digunakan untuk prosesor kelas premium seperti pada ponsel flagship, laptop, dan perangkat AI.

    Menurut laporan TrendForce, kenaikan rata-rata diperkirakan mencapai 3 hingga 4 persen. Namun, untuk node paling canggih, kenaikannya bisa menembus 10 persen.

    Tidak berhenti di situ, chip 2nm, yang diproyeksikan menjadi tulang punggung performa smartphone flagship di masa depan, akan mengalami kenaikan harga tahunan selama empat tahun berturut-turut mulai Januari 2026. Artinya, hingga 2030, biaya produksi chip ultra-premium tersebut bisa melonjak dua digit.

    Kenaikan harga ini terjadi karena permintaan global terhadap chip berperforma tinggi terus melonjak, terutama dari perusahaan teknologi besar dan startup AI.

    Kebutuhan untuk GPU dan prosesor kuat masih tinggi, sementara pasokan belum mampu mengimbangi permintaan. Kondisi ini memaksa TSMC mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk proses manufaktur chip tercanggih, sekaligus mengurangi fokus pada chip yang lebih matang seperti 6nm dan 7nm.

    Situasi ini berisiko menekan produsen smartphone besar seperti Apple, Samsung, Xiaomi, hingga pembuat chip seperti Qualcomm dan MediaTek.

    Jika prediksi tersebut terbukti, produsen chip terbesar di dunia akan segera menghadapi lonjakan biaya manufaktur yang signifikan. Baik karena inflasi, permintaan pasar, atau volatilitas dalam ledakan AI, perusahaan seperti Nvidia dan Qualcomm kemungkinan besar akan meneruskan sebagian besar kenaikan tersebut kepada konsumen melalui harga produk yang lebih tinggi.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Generasi Muda dan Gerakan Merawat Bumi yang Dimulai dari Langkah Kecil

    Generasi Muda dan Gerakan Merawat Bumi yang Dimulai dari Langkah Kecil

    JAKARTA – Sebuah ruang terbuka hijau di Jakarta Selatan menjadi tempat berkumpulnya berbagai komunitas, pegiat lingkungan, hingga generasi muda yang ingin menjalani kehidupan lebih selaras dengan bumi.

    Dalam suasana yang hangat dan penuh energi positif, Langkah Membumi Ecoground 2025 hadir sebagai wadah berbagi inspirasi serta praktik keberlanjutan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari olahraga, wellness, hingga gaya hidup ramah lingkungan.

    Festival yang berlangsung selama dua hari yakni 8-9 November 2025 ini mengusung tema ‘CollaborAction for The Earth’, sebuah ajakan untuk bergerak bersama dalam mewujudkan perubahan nyata.

    Pembukaan acara ditandai dengan simbolisasi penyerahan tanaman hijau, yang kemudian dilanjutkan dengan seremoni menabuh drum dan hentakan kaki pada kinetic floor oleh para tokoh yang hadir. Momen tersebut menjadi pengingat bahwa langkah kecil setiap individu memiliki kontribusi untuk keberlanjutan bumi.

    Dalam sambutannya, COO & Co-Founder Blibli, Lisa Widodo menyampaikan bahwa generasi muda memiliki peran besar dalam gerakan ini.

    “Hampir 90 persen partisipan adalah Gen Z. Hal ini menunjukkan kepedulian generasi muda terhadap isu keberlanjutan,” ungkapnya di Taman Kota PERURI, Jakarta Selatan pada Sabtu, 8 November 2025.

    Semangat tersebut juga terlihat dari rangkaian aktivitas kolaboratif yang sebelumnya telah dilakukan bersama mahasiswa di berbagai kampus.

    Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono turut memberikan apresiasi terhadap upaya menciptakan ruang edukatif yang inklusif.

    Ia menegaskan pentingnya kolaborasi untuk menghadapi tantangan lingkungan saat ini, mulai dari perubahan iklim hingga krisis sampah dan hilangnya keanekaragaman hayati.

    Di area festival, berbagai inisiatif keberlanjutan dipamerkan, mulai dari inovasi eco-packaging, fasilitas daur ulang, hingga fitur edukatif yang membantu pengunjung memahami cara mengurangi jejak karbon dalam aktivitas harian.

    Selain itu, terdapat pula Eco Market yang menampilkan produk-produk lokal berbahan alami, karya upcycling, serta barang-barang kreatif yang diproduksi dengan prinsip keberlanjutan.

    Beberapa pelaku usaha lokal yang terlibat turut menampilkan kisah inspiratif di balik proses penciptaan karya mereka. Salah satunya adalah Organic Culture, brand fashion yang memanfaatkan material organik bersertifikat dan aksesori berbahan daur ulang dari kegiatan beach clean-up.

    Penggunaan energi terbarukan dalam fasilitas produksinya membantu mengurangi emisi karbon secara signifikan. Hal ini menjadi contoh nyata bahwa mode dan keberlanjutan dapat berjalan seiring.

    Ada pula Replast, startup yang mengolah limbah plastik menjadi furniture dan dekorasi bernilai guna tinggi. Pendekatan ekonomi sirkular yang mereka terapkan tidak hanya membantu mengurangi sampah plastik, tetapi juga mendukung pemberdayaan komunitas.

    Selain bazar dan pameran, pengunjung juga disuguhkan beragam kegiatan interaktif di empat area utama yaitu Eco Motion, Eco Market, Eco Labs, dan Eco Stage.

    Mulai dari eco cooking demo, mindful beauty class, eco printing, ceremonial matcha workshop, hingga sesi olahraga dan wellness yang memadukan gerakan tubuh dengan kesadaran ekologis.

    Total ada lebih dari 40 kelas yang dapat diikuti untuk memberikan pengalaman festival yang komprehensif namun tetap santai dan menyenangkan.

    Dengan suasana yang akrab dan penuh pertukaran ide, Langkah Membumi Ecoground 2025 menghadirkan ruang kolaborasi lintas sektor yang menginspirasi pengunjung untuk memulai perjalanan keberlanjutan dengan cara yang sederhana dan relevan bagi kehidupan sehari-hari.

    Sebuah pengingat bahwa merawat bumi bukan hanya tanggung jawab bersama, tetapi juga gaya hidup yang dapat membawa keseimbangan dan makna baru dalam hidup.

  • Komdigi Targetkan 4 Juta Talenta Digital dan Techpreneur Lewat Garuda Spark

    Komdigi Targetkan 4 Juta Talenta Digital dan Techpreneur Lewat Garuda Spark

    Medan: Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menargetkan pembentukan empat juta talenta digital dan techpreneur di seluruh Indonesia dalam lima tahun ke depan melalui Garuda Spark Innovation Hub.
     
    Garuda Spark Innovation Hub merupakan wadah kolaborasi bagi startup, pelaku industri, investor, dan generasi muda kreatif di bidang teknologi. Program ini baru saja hadir di Medan, Sumatra Utara, sebagai kota ketiga setelah Jakarta dan Bandung.

    Direktur Jenderal Ekosistem Digital, Edwin Hidayat Abdullah, menjelaskan bahwa Garuda Spark memiliki dua fokus utama, yaitu pembinaan startup serta pengembangan digital talent dan techpreneur.

    “Garuda Spark ini, ada namanya konsep hub yang membina startup-startup. Tapi, dia juga membina yang kerap kita sebut techpreneur dan digital talent. Mereka akan kami siapkan dan training untuk bisa memanfaatkan teknologi figital,” ujar Edwin dalam acara peluncuran Garuda Spark Innovation Hub di Medan, Sabtu, 8 November 2025.
     

    Menurutnya, Garuda Spark akan menjadi wadah pelatihan sekaligus ruang pertemuan bagi para inovator, pelaku bisnis, dan investor. Di dalamnya akan diadakan berbagai kegiatan seperti pelatihan, mentoring, dan event berbagi pengalaman bersama para pemimpin industri.
     
    “Akan ada event-event yang tidak hanya sharing knowledge, tapi juga sharing pengalaman. Dan kita menyiapkan mentor dari founder-founder atau startup-startup yang sudah lebih besar,” kata Edwin.
     
    Edwin mengungkapkan bahwa Kemkomdigi menargetkan 2 juta digital talent yang memiliki kemampuan adaptasi teknologi tinggi dan 2 juta techpreneur yang dapat memanfaatkan inovasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
     

     
    “Jumlah talenta kalau kita target dalam 5 tahun ini, digital talent atau mereka yang integrasi digital cukup bagus itu 2 juta. Techpreneur yang memanfaatkan teknologi digital untuk kehidupan, 2 juta saja. Total 4 juta se-Indonesia,” lanjutnya.
     
    Untuk kota Medan sendiri, Edwin memperkirakan kontribusinya sekitar 5 persen dari total target nasional, sejalan dengan potensi besar Sumatra Utara di bidang agritech dan foodtech.
     
    “Di Medan, fokusnya memang pada agritech dan foodtech karena potensinya besar dan ekosistem startup-nya sudah mulai terbentuk,” pungkas Edwin.

     

    Medan: Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menargetkan pembentukan empat juta talenta digital dan techpreneur di seluruh Indonesia dalam lima tahun ke depan melalui Garuda Spark Innovation Hub.
     
    Garuda Spark Innovation Hub merupakan wadah kolaborasi bagi startup, pelaku industri, investor, dan generasi muda kreatif di bidang teknologi. Program ini baru saja hadir di Medan, Sumatra Utara, sebagai kota ketiga setelah Jakarta dan Bandung.
     
    Direktur Jenderal Ekosistem Digital, Edwin Hidayat Abdullah, menjelaskan bahwa Garuda Spark memiliki dua fokus utama, yaitu pembinaan startup serta pengembangan digital talent dan techpreneur.
     
    “Garuda Spark ini, ada namanya konsep hub yang membina startup-startup. Tapi, dia juga membina yang kerap kita sebut techpreneur dan digital talent. Mereka akan kami siapkan dan training untuk bisa memanfaatkan teknologi figital,” ujar Edwin dalam acara peluncuran Garuda Spark Innovation Hub di Medan, Sabtu, 8 November 2025.
     

    Menurutnya, Garuda Spark akan menjadi wadah pelatihan sekaligus ruang pertemuan bagi para inovator, pelaku bisnis, dan investor. Di dalamnya akan diadakan berbagai kegiatan seperti pelatihan, mentoring, dan event berbagi pengalaman bersama para pemimpin industri.
     
    “Akan ada event-event yang tidak hanya sharing knowledge, tapi juga sharing pengalaman. Dan kita menyiapkan mentor dari founder-founder atau startup-startup yang sudah lebih besar,” kata Edwin.
     
    Edwin mengungkapkan bahwa Kemkomdigi menargetkan 2 juta digital talent yang memiliki kemampuan adaptasi teknologi tinggi dan 2 juta techpreneur yang dapat memanfaatkan inovasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
     

     
    “Jumlah talenta kalau kita target dalam 5 tahun ini, digital talent atau mereka yang integrasi digital cukup bagus itu 2 juta. Techpreneur yang memanfaatkan teknologi digital untuk kehidupan, 2 juta saja. Total 4 juta se-Indonesia,” lanjutnya.
     
    Untuk kota Medan sendiri, Edwin memperkirakan kontribusinya sekitar 5 persen dari total target nasional, sejalan dengan potensi besar Sumatra Utara di bidang agritech dan foodtech.
     
    “Di Medan, fokusnya memang pada agritech dan foodtech karena potensinya besar dan ekosistem startup-nya sudah mulai terbentuk,” pungkas Edwin.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Komdigi Hadirkan Garuda Spark di Medan, Fokus Kembangkan Agritech dan Foodtech

    Komdigi Hadirkan Garuda Spark di Medan, Fokus Kembangkan Agritech dan Foodtech

    Medan: Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) resmi meluncurkan Garuda Spark Innovation Hub di Medan, Sumatra Utara, Sabtu, 8 November 2025. Medan menjadi kota ketiga hadirnya pusat inovasi ini setelah Jakarta dan Bandung.
     
    Peresmian Garuda Sparks Innovation Hub di Medan menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam memperkuat ekosistem digital nasional, serta mencetak talenta-talenta teknologi di kota Medan.
     
    Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menjelaskan bahwa pembentukan Garuda Spark dilakukan untuk mempertemukan berbagai elemen penting dalam ekosistem digital agar lahir lebih banyak inovasi dan kolaborasi.
     
    “Kita meyakini talenta-talenta muda di Sumatra Utara punya kreativitas luar biasa. Garuda Spark Innovation Hub di Medan ini hadir untuk mempertemukan mereka dengan para pemimpin industri dan investor,” ujar Meutya dalam acara peresmian Garuda Spark Innovation Hub di Medan, Sabtu.
     

     
    Menariknya, peluncuran hub dilakukan di Kantor Pos Medan. Bangunan bersejarah ini dipilih karena peran pentingnya di masa lalu dalam menjamin keamanan surat-surat dan dokumen dagang, terutama bagi para pedagang yang bertransaksi dari luar Jawa maupun yang datang dan pergi ke Negeri Belanda.
     
    “Acara hari ini di Kantor Pos dimaksudkan untuk mengingatkan kita betapa lajunya digitalisasi dan majunya teknologi. Jadi Medan yang dulu adalah kota perdagangan, kita juga akan menjadi kota perdagangan ide dan juga inovasi,” kata Meutya.
     
    Sementara itu, Direktur Jenderal Ekosistem Digital, Edwin Hidayat Abdullah, megungkapkan setiap kota yang memiliki Garuda Spark Innovation Hub punya fokus pengembangan yang berbeda sesuai potensi daerahnya. Untuk Medan, fokusnya adalah agritech dan foodtech.
     

     
    “Medan ini memang punya kekuatan di sektor agritech dan foodtech. Salah satu startup besar yang lahir di Medan, yang sekarang besar di Jakarta itu Otten dan Fore. Karena itu, kami ingin mengembangkan potensi agritech dan foodtech di Medan,” jelas Edwin.
     
    Peresmian Garuda Spark Innovation Hub di Medan juga disambut positif oleh Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas. Menurutnya, inisiatif ini menjadi langkah penting agar anak muda Medan bisa berperan langsung dalam membangun ekonomi digital nasional.
     
    “Kita tidak mau anak-anak Medan hanya menjadi kelompok. Mereka harus jadi key player, harus menjadi techno-planner. Dengan innovation hub ini jadi bukti kepedulian pemerintah pusat terhadap potensi anak muda Medan,” kata Wali Kota.

    Medan: Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) resmi meluncurkan Garuda Spark Innovation Hub di Medan, Sumatra Utara, Sabtu, 8 November 2025. Medan menjadi kota ketiga hadirnya pusat inovasi ini setelah Jakarta dan Bandung.
     
    Peresmian Garuda Sparks Innovation Hub di Medan menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam memperkuat ekosistem digital nasional, serta mencetak talenta-talenta teknologi di kota Medan.
     
    Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menjelaskan bahwa pembentukan Garuda Spark dilakukan untuk mempertemukan berbagai elemen penting dalam ekosistem digital agar lahir lebih banyak inovasi dan kolaborasi.
     
    “Kita meyakini talenta-talenta muda di Sumatra Utara punya kreativitas luar biasa. Garuda Spark Innovation Hub di Medan ini hadir untuk mempertemukan mereka dengan para pemimpin industri dan investor,” ujar Meutya dalam acara peresmian Garuda Spark Innovation Hub di Medan, Sabtu.
     

     
    Menariknya, peluncuran hub dilakukan di Kantor Pos Medan. Bangunan bersejarah ini dipilih karena peran pentingnya di masa lalu dalam menjamin keamanan surat-surat dan dokumen dagang, terutama bagi para pedagang yang bertransaksi dari luar Jawa maupun yang datang dan pergi ke Negeri Belanda.
     
    “Acara hari ini di Kantor Pos dimaksudkan untuk mengingatkan kita betapa lajunya digitalisasi dan majunya teknologi. Jadi Medan yang dulu adalah kota perdagangan, kita juga akan menjadi kota perdagangan ide dan juga inovasi,” kata Meutya.
     
    Sementara itu, Direktur Jenderal Ekosistem Digital, Edwin Hidayat Abdullah, megungkapkan setiap kota yang memiliki Garuda Spark Innovation Hub punya fokus pengembangan yang berbeda sesuai potensi daerahnya. Untuk Medan, fokusnya adalah agritech dan foodtech.
     

     
    “Medan ini memang punya kekuatan di sektor agritech dan foodtech. Salah satu startup besar yang lahir di Medan, yang sekarang besar di Jakarta itu Otten dan Fore. Karena itu, kami ingin mengembangkan potensi agritech dan foodtech di Medan,” jelas Edwin.
     
    Peresmian Garuda Spark Innovation Hub di Medan juga disambut positif oleh Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas. Menurutnya, inisiatif ini menjadi langkah penting agar anak muda Medan bisa berperan langsung dalam membangun ekonomi digital nasional.
     
    “Kita tidak mau anak-anak Medan hanya menjadi kelompok. Mereka harus jadi key player, harus menjadi techno-planner. Dengan innovation hub ini jadi bukti kepedulian pemerintah pusat terhadap potensi anak muda Medan,” kata Wali Kota.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Pencipta ChatGPT Optimis Raup Rp 333 Triliun Tahun ini

    Pencipta ChatGPT Optimis Raup Rp 333 Triliun Tahun ini

    Jakarta

    CEO OpenAI Sam Altman mengatakan bahwa startup AI pembuat ChatGPT tersebut berada di jalur untuk meraih pendapatan tahunan lebih dari USD 20 miliar atau di kisaran Rp 333 triliun tahun ini, dengan target tumbuh menjadi ratusan miliar dolar dalam penjualan pada tahun 2030.

    Beberapa bulan terakhir, OpenAI menandatangani kesepakatan infrastruktur senilai lebih dari USD 1,4 triliun untuk membangun data center guna memenuhi permintaan yang terus meningkat. Nilai sangat besar itu menimbulkan pertanyaan dari investor dan pelaku industri mengenai dari mana OpenAI akan mendapat dananya.

    “Kami berupaya membangun infrastruktur bagi ekonomi masa depan yang digerakkan oleh AI. Berdasarkan semua yang kami lihat dalam program riset kami, sekarang adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi dan benar-benar meningkatkan skala teknologi kami,” tulis Altman di X.

    “Proyek infrastruktur besar membutuhkan waktu lama untuk dibangun, jadi kami harus memulainya sekarang,” imbuhnya seperti dikutip detikINET dari CNBC, Jumat (7/11/2025).

    OpenAI didirikan tahun 2015 sebagai laboratorium nirlaba, tapi sejak peluncuran chatbot ChatGPT tahun 2022, perusahaan ini berkembang menjadi salah satu entitas komersial dengan pertumbuhan tercepat. Saat ini OpenAI bernilai sekitar USD 500 miliar meski belum menghasilkan laba.

    Pada bulan September, CFO OpenAI Sarah Friar mengatakan OpenAI berada di jalur untuk menghasilkan pendapatan sebesar USD 13 miliar.

    Friar menarik perhatian pemerintahan Donald Trump minggu ini setelah mengatakan OpenAI berupaya membangun ekosistem yang melibatkan bank, perusahaan ekuitas swasta, serta jaminan dari pemerintah federal untuk membantu pendanaan investasi perusahaan pada chip generasi terbaru.

    Ia kemudian meluruskan pernyataannya, dengan menegaskan bahwa OpenAI tidak sedang mencari dukungan atau jaminan pemerintah untuk komitmen infrastrukturnya.

    “Saya menggunakan kata ‘backstop’ dan itu membuat pesan saya jadi rancu. Seperti terlihat dalam cuplikan lengkap jawaban saya, maksud saya adalah kekuatan teknologi Amerika akan datang dari pembangunan kapasitas industri nyata, yang perlu peran baik sektor swasta maupun pemerintah,” tulisnya.

    Adapun David Sacks, kapitalis ventura yang kini bos AI di pemerintahan Trump, menyebut takkan ada dana talangan federal untuk AI. Menurutnya jika satu perusahaan AI di AS gagal, maka akan ada perusahaan lain menggantikannya.

    Altman pun menegaskan OpenAI tidak punya dan tidak menginginkan jaminan pemerintah untuk data center OpenAI. Ia menambahkan pembayar pajak tidak seharusnya menanggung kesalahan perusahaan yang membuat keputusan buruk.

    “Jika kami gagal, itu tanggung jawab kami. Ini adalah taruhan yang kami ambil dan dari sudut pandang kami saat ini, kami merasa yakin. Tapi tentu saja kami bisa saja salah, dan jika itu terjadi, pasar, bukan pemerintah, yang akan menanganinya,” sebut Altman.

    (fyk/rns)