Produk: startup

  • Mantan CEO eFishery Resmi Ditahan Bareskrim Terkait Dugaan Penggelapan Dana – Page 3

    Mantan CEO eFishery Resmi Ditahan Bareskrim Terkait Dugaan Penggelapan Dana – Page 3

    eFishery diduga telah memanipulasi laporan keuangan dengan menggelembungkan pendapatan dan keuntungan selama beberapa tahun terakhir. Dugaan ini muncul dari investigasi internal yang dipicu oleh laporan seorang whistleblower terkait praktik akuntansi perusahaan.

    Menurut laporan investigasi sementara setebal 52 halaman yang beredar di kalangan investor, manajemen eFishery diduga menaikkan pendapatan hampir USD 600 juta atau kurang lebih Rp 9,75 triliun (Estimasi kurs Rp 16.252 per USD) dalam sembilan bulan hingga September tahun lalu. Jika benar, berarti lebih dari 75 persen angka yang dilaporkan merupakan data palsu.

    Dikutip dari Straits Times, Kamis (30/1/2025), eFishery adalah startup agritech inovatif dengan teknologi pemberian pakan ikan dan udang, mencapai valuasi sebesar USD 1,4 miliar atau Rp 22,75 triliun setelah menerima pendanaan dari G42, perusahaan kecerdasan buatan milik Sheikh Tahnoon bin Zayed Al Nahyan dari Uni Emirat Arab.

    Startup ini telah mengumpulkan ratusan juta dolar untuk memodernisasi industri perikanan Indonesia dengan menyediakan perangkat pemberi pakan pintar, suplai pakan, serta membeli hasil panen petani untuk dijual ke pasar yang lebih luas.

    Investor awalnya tergiur dengan laporan profitabilitas eFishery, terutama di tengah tren pemutusan hubungan kerja (PHK), pengunduran diri CEO, dan anjloknya valuasi perusahaan teknologi lainnya.

  • MDI Ventures Terseret Kasus Tanihub, Manajemen Telkom Buka Suara

    MDI Ventures Terseret Kasus Tanihub, Manajemen Telkom Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Telkom buka suara soal kasus dugaan korupsi investasi yang menyeret nama MDI Ventures. Pihak perusahaan memastikan apa yang dilakukannya selalu menjaga aspek Good Corporate Governance.

    “Dalam hal ini, MDI sebagai salah satu investor di Tanihub, adapun terkait materi pokok perkara, MDI menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak berwenang yang menangani perkara tersebut. Sejak awal, kami terus berupaya menjaga aspek Good Corporate Governance dan melakukan berbagai langkah mitigasi terhadap proses investasi sesuai dengan kebijakan pengelolaan risiko internal, guna menjaga ekosistem investasi startup nasional agar tetap berkembang,” jelas VP Investor Relation Telkom, Octavius Oky Prakarsa dalam keterbukaan, dikutip Selasa (5/8/2025).

    “Namun kami menyadari bahwa dalam dunia investasi, terutama pada sektor startup, terdapat dinamika dan risiko yang menjadi bagian dari perjalanan bisnis,” dia menambahkan.

    MDI Ventures juga dipastikan menghormati proses hukum yang berjalan, termasuk selalu kooperatif dengan pihak terkait.

    Proses hukum masih berjalan dalam tahap penyidikan. Pihak perusahaan akan terus mengikuti dan memantau perkembangan proses hukum tersebut.

    “Sampai saat ini, MDI menghormati proses hukum yang tengah berjalan dan berkomitmen untuk selalu kooperatif dengan pihak-pihak terkait. Kami masih terus mengikuti dan memantau perkembangan proses hukum secara seksama sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” tuturnya.

    Octavius juga memastikan operasional MDI Vebtures, termasuk seluruh fungsi bisnisnya, tetap berjalan normal.

    “Sampai saat ini, MDI menghormati proses hukum yang tengah berjalan dan berkomitmen untuk selalu kooperatif dengan pihak-pihak terkait. Kami masih terus mengikuti dan memantau perkembangan proses hukum secara seksama sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya.

    Diberitakan sebelumnya, Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan menetapkan tiga tersangka dalam dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang pada pengelolaan dana investasi MDI Ventures dan BRI Ventures pada PT Tani Group Indonesia tahun anggaran 2019-2023. Ketiganya adalah DSW selaku Direktur MDI Venture, IAS selaku mantan Direktur Utama PT. TGI, ETPLT selaku mantan Direktur PT. TGI.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mahasiswa DO Mendadak Kaya Raya Berharta Rp 108 Triliun, Ini Sosoknya

    Mahasiswa DO Mendadak Kaya Raya Berharta Rp 108 Triliun, Ini Sosoknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu mahasiswa drop out (DO) yang terkenal karena menjadi sukses dan kaya raya adalah Mark Zuckerberg. CEO Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp) tersebut menduduki posisi ke-3 sebagai orang terkaya di dunia dengan estimasi harta di atas kertas sebesar US$258,7 miliar (Rp4.242 triliun), menurut laporan Forbes.

    Namun, ternyata ada sosok lebih muda yang mengikuti jejak Zuckerberg. Ia adalah Dylan Field (33), co-founder sekaligus CEO startup Figma. Startup desain aplikasi berbasis web untuk membuat antarmuka (UI) tersebut didirikan sejak 2012 atau ketika Field masih berusia 20 tahun.

    Pekan lalu, saham Figma naik lebih dari tiga kali lipat pasca melantai di bursa New York (NYSE), pada Kamis (31/7). Figma menawarkan sahamnya di harga US$33, lalu pada perdagangan pertamanya menjadi US$85.

    Perdagangan Figma sempat ditangguhkan ketika menyentuh angka US$112, sebelum akhirnya menutup perdagangan di angka US$115,50.

    Dikutip dari CNBC International, Senin (4/8/2025) kapitalisasi pasar Figma pada Jumat (1/8) pekan lalu ditutup lebih dari US$71 miliar (Rp1.164 triliun).

    Kepemilikan saham Field bernilai sekitar US$6,6 miliar (Rp108 triliun). Hal ini menjadikan Field sebagai pengusaha muda kaya raya terbaru yang berada di posisi ke-543 sebagai orang terkaya dunia menurut Forbes.

    Orang Dekat Peter Thiel

    Selain sama-sama merupakan mahasiswa DO, ada kesamaan antara Zuckerberg dan Field. Keduanya merupakan ‘anak didik’ Peter Thiel.

    Zuckerberg mendapat cek pertamanya untuk Facebook dari Thiel pada 2004 silam, sesaat sebelum memutuskan hengkang dari Universitas Harvard untuk membangun raksasa media sosial di Silicon Valley.

    Facebook melantai di bursa pada 2012 atau tahun yang sama ketika Field masuk ke ‘Thiel Fellowship’. Program tersebut memberikan pendanaan kepada anak muda yang ingin membangun startup inovatif, ketimbang menghabiskan waktu di kelas-kelas kampus.

    Field merupakan batch kedua dari Thiel Fellowship. Selain Field, ada 19 pengusaha muda lainnya yang membawa pulang pendanaan US$100.000.

    Sebelum fokus membangun Figma, Field merupakan mahasiswa Ivy League, sama seperti Zuckerberg. Field kuliah selama 2,5 tahun di Universitas Brown, sebelum akhirnya memutuskan DO dan fokus ke startup miliknya.

    Orang Kaya Rendah Hati

    Meski memiliki cerita serupa Zuckerberg, namun Field digambarkan sebagai sosok yang karakternya berbeda jauh.

    “Sejauh ini, Dylan adalah miliarder paling rendah hati yang pernah saya temui,” kata Joshua Browder, CEO startup layanan legal DoNotPay dan mantan peserta Thiel Fellowship.

    IPO Figma yang menggegerkan pasar pada pekan lalu tidak hanya menandai peningkatan valuasi yang sangat besar bagi perusahaan, tetapi juga menjadi peristiwa penting bagi Silicon Valley.

    Pasalnya, Silicon Valley telah mengalami kelangkaan IPO besar sejak pasar anjlok pada awal tahun 2022 akibat melonjaknya inflasi dan kenaikan suku bunga.

    “Hal terpenting yang perlu saya ingatkan ke tim saya adalah harga saham adalah momen dalam suatu waktu,” ujar Field dalam acara “Squawk Box” CNBC pada Kamis (31/7) pekan lalu

    “Kita akan melihat berbagai macam perilaku, mungkin hari ini, dan selama beberapa minggu ke depan,” ia menuturkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Startup Tak Terkenal Bikin Heboh, Mendadak Dapat Proyek Rp 163 Triliun

    Startup Tak Terkenal Bikin Heboh, Mendadak Dapat Proyek Rp 163 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Palantir Technologies menjadi sorotan belakangan ini. Startup yang relatif tak terkenal itu tiba-tiba berhasil mengambil peran penting dalam pemerintahan Donald Trump.

    Sepanjang 2025, Palantir telah menaikkan valuasinya sebesar 2 kali lipat. Menurut laman Companies Market Cap, Palantir menduduki posisi ke-24 sebagai perusahaan paling bernilai di dunia dengan kapitalisasi pasar US$364,06 miliar (Rp5.968 triliun).

    Dikutip dari CNBC International, Senin (4/8/2025), Palantir telah meneken kontrak dengan militer AS senilai US$10 miliar (Rp163 triliun) untuk memenuhi kebutuhan perang hingga dekade berikutnya.

    Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Palantir akan membantu militer AS mengefisiensikan waktu sambil bersiap menghadapi ancaman, dengan menggabungkan 75 total kontrak menjadi satu kesepakatan perusahaan.

    Kesepakatan ini menciptakan kerangka yang komprehensif bagi kebutuhan data dan software militer AS di masa depan. Dalam rilisnya, disebutkan bahwa kesepakatan ini membuat pemerintah memiliki fleksibilitas yang lebih mumpuni dalam melakukan belanja militer.

    Kesepakatan ini makin memperkuat peran perusahaan dalam upaya pemerintah AS untuk menekan efisiensi biaya dengan menggunakan perangkat kecerdasan buatan (AI) dalam pemerintahan Trump.

    Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) Trump telah memangkas sejumlah karyawan dan program-program dalam upaya untuk mengekang pengeluaran.

    Co-founder dan CEO Palantir Alex Karp sejauh ini dikenal vokal menyuarakan komitmennya untuk menjaga kepentingan AS dan mengedepankan kemampuan AI untuk melawan musuh.

    Pada awal tahun ini, Palantir mengirimkan dua sistem pertama bertenaga AI dalam kontrak senilai US$178 juta (Rp2,9 triliun) dengan Angkatan Darat AS. Pada Mei 2025, Departemen Pertahanan AS meningkatkan kontrak Maven Smart Systems untuk meningkatkan kemampuan AI sebesar US$795 juta (Rp13 triliun).

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Korupsi dan Pencucian Uang TaniHub Jangan Cuma Tiga Tersangka

    Korupsi dan Pencucian Uang TaniHub Jangan Cuma Tiga Tersangka

    GELORA.CO -Perkara dugaan korupsi dan pencucian uang pengelolaan dana investasi oleh PT Metra Digital Investama (MDI Ventures) dan PT BRI Ventures (BRI Ventures) ke PT Tani Group Indonesia (TaniHub) beserta afiliasinya diduga melibatkan banyak aktor.

    Penyidik diharapkan tidak berhenti pada penetapan tiga tersangka.

    “Sangat mungkin lebih dari tiga orang yang terlibat. Harus juga ditetapkan tersangka pihak internal Tanihub yang memanipulasi laporan keuangan sehingga bisa mengelabui MDI Ventures,” kata Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi kepada RMOL pagi ini, Senin 4 Agustus 2025.

    Sejauh ini Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka. Mereka adalah Direktur MDI Ventures Donald Wihardja, mantan Direktur Utama Tanihub Ivan Arie Sustiawan, dan mantan Direktur Tanihub Edison Tobing.

    Donald Wihardja sebagai Direktur MDI Ventures, anak perusahaan TelkomMetra yang bergerak di bidang modal ventura, diduga menyalahgunakanwewenang dengan menyetujui investasi secara melawan hukum kepada Tanihub.

    Sementara Ivan Arie Sustiawan dan Edison Tobing diduga memanipulasi data perusahaan demi mendapat investasi dari MDI dan BRI Ventures lalu menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi.

    Namun menurut Uchok langkah Kejaksaan belum cukup.

    Ia menduga investasi  25 juta dollar AS oleh MDI Ventures dan BRI Ventures ke TaniHub yang merupakan perusahaan startup di bidang pertanian merupakan modus korupsi berjamaah yang melibatkan banyak nama, khususnya kalangan profesional muda di sektor investasi dan teknologi.

    Uchok menyoroti pentingnya Kejaksaan menelusuri jejak Donald Wihardja sebelum bergabung di MDI Ventures, terutama saat menjabat sebagai Partner di Convergence Ventures, perusahaan yang kini berganti nama menjadi AC Ventures. 

    “Apalagi salah satu pendiri AC Ventures Pandu Sjahrir kini berada di posisi strategis di Danantara. Ini bisa menjadi pintu masuk untuk membongkar jaringan lebih besar,” katanya.

    Selain itu, perlu juga memeriksa Pamitra Wineka, co-founder dan mantan CEO Tanihub Pamitra yang dianggapnya tahu lebih dalam soal manuver keuangan dan manipulasi di internal perusahaan. 

    “Kejari jangan segan memeriksa mereka,” demikian kata Uchok Sky Khadafi.

  • Cerita ‘Budak Korporat’ Stres-Sering Begadang, Berakhir Serangan Jantung

    Cerita ‘Budak Korporat’ Stres-Sering Begadang, Berakhir Serangan Jantung

    Jakarta

    Seorang ‘budak korporat’ di India menceritakan tempat kerjanya yang ‘toxic’. Ini membuat dirinya stres, sering begadang, hingga mengakibatkan serangan jantung.

    Dikutip dari Times of India, karyawan dengan nama pengguna @YahkStraight1780 membagikan pengalaman menyesakkan tersebut di Reddit. Karyawan tersebut bekerja di salah satu perusahaan startup di India.

    Di masa-masa awal kerja, dirinya menyadari bahwa ada yang salah dengan budaya di kantornya. Seperti tekanan pekerjaan yang tinggi, nepotisme, hingga gaslighting atau bentuk manipulasi psikologis negatif.

    Budaya kerja yang buruk ini berbeda dengan kantor sebelumnya. Dirinya memiliki pengalaman bekerja dengan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Menurutnya, kantor-kantor tersebut sangat menjunjung budaya kerja sehat.

    Tidak kuat dengan tekanan dan budaya di kantor startup India, karyawan tersebut memilih untuk mengundurkan diri. Namun setelah berminggu-minggu, ia mengalami serangan jantung.

    “Dalam beberapa minggu, serangan jantung hebat. Dua stent (ring) darurat. Dokter bilang, 30 menit lagi (terlambat) bisa berakibat fatal,” tulisnya di Reddit.

    Apakah Stres Menyebabkan Serangan Jantung?

    Stres kronis, sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan serangan jantung. Namun, stres merupakan salah satu faktor risiko utama.

    Ini karena stres kronis berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi, peradangan, dan ketidakseimbangan hormon, yang semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung seiring waktu.

    Sebuah studi di National Library of Medicine, menunjukkan stres kronis dapat mengurangi aliran darah ke otot jantung, bahkan pada individu yang sehat.

    Stres dan depresi jangka panjang seperti trauma emosional di lingkungan kerja yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, hingga kematian dini.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

  • Nasib 10 Startup RI, Dulu Terkenal Sekarang Tinggal Kenangan

    Nasib 10 Startup RI, Dulu Terkenal Sekarang Tinggal Kenangan

    Jakarta, CNBC Indonesia — Sejumlah startup ternama di Indonesia terpaksa menyerah dan gulung tikar. Sebut saja Zenius, Airy Room, hingga JD.ID.

    Alasan mereka gulung tikar pun beragam, mulai dari kehabisan modal hingga terpukul oleh kondisi pasar yang nyaris kolaps akibat pandemi Covid-19.

    Berikut CNBC Indonesia merangkum beberapa startup terkenal yang akhirnya tutup.

    1. Zenius

    Awal tahun 2024, startup edutech Zenius tutup untuk sementara. Perusahaan penyedia platform pendidikan online dan pemilik jaringan bimbingan belajar Primagama tersebut mengaku harus menghentikan kegiatan karena “tantangan operasional.”

    Penghentian operasi untuk sementara diumumkan oleh Zenius, antara lain, lewat pernyataan resmi kepada mitra pemilik lokasi bimbingan belajar offline Primagama.

    “Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasi untuk sementara, tetapi kami menjamin bahwa kami tidak akan berhenti berusaha untuk meenjalankan dan mewujudkan visi untuk merangkai Indonesia yang cerdas, cerah, asik,” tulis pernyataan resmi Zenius.

    2. Rumah.com

    PropertyGuru mengumumkan penutupan platform marketplace properti Rumah.com pada Agustus tahun lalu. Sebanyak 61 pegawai Rumah.com terkena kebijakan pemutusan hubungan kerja atau PHK.

    CEO PropertyGuru, Hari V. Krishnan, mengumumkan rencana penutupan Rumah.com lewat siaran pers yang dipublikasikan di situs resmi perusahan.

    “Secara bertahap mengakhiri bisnis marketplace di Indonesia [Rumah.com], akan berhenti pada 30 November 2023. Keputusan ini tidak kami ambil dengna mudah dan kami menyadari dampaknya terhadap karyawan Rumah.com dan pelanggan kami yang berharga,” ujarnya.

    3. JD.ID

    JD.ID resmi menutup seluruh layanannya per 31 Maret 2023. Hal ini pertama kali diketahui dari laman resmi JD.ID. Saat itu, ketika membuka layanan e-commerce tersebut, terpampang pengumuman penting ini untuk diketahui pelanggan.

    “Ini adalah keputusan strategis dari JD.COM untuk berkembang di pasar internasional dengan fokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara, dengan logistik dan pergudangan sebagai intinya,” kata Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara dalam keterangannya saat itu.

    Setya mengonfirmasi penutupan layanan pada 31 Maret 2023. Sementara itu dalam laman resminya, JD.ID akan menyetop penerimaan pesanan per 15 Februari 2023.

    4. Airy Rooms

    Airy Rooms resmi menghentikan operasional tanggal 31 Mei 2020. Penyebabnya adalah adanya keadaan yang berbeda dari sebelum pandemi.

    Bisnis hotel aggregator sempat naik daun sebelum pandemi Covid-19 merebak. Para perusahaan bekerja sama dengan pemilik properti dari hotel hingga motel kecil dalam rangka menawarkan tempat menginap seperti yang ditawarkan platform online.

    CEO Airy Rooms Indonesia Louis Alfonso Kodoatie mengatakan alasan di balik keputusan menutup bisnisnya karena mempertimbangkan banyak hal. Termasuk keadaan pasar yang nyaris tumbang akibat pandemi Covid-19.

    5. Fabelio

    Fabelio, startup desain furnitur dan interior, dinyatakan pailit. Hal ini diketahui dari pengumuman di surat kabar berdasarkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, tertanggal 5 Oktober 2022, yang mengabulkan putusan pailit terhadap PT. Kayu Raya Indonesia atau Fabelio.

    Sementara itu akhir tahun 2021, Fabelo dikabarkan tidak membayar tunggakan gaji karyawan sejak bulan Oktober. Perusahaan juga dituding belum membayar BPJS Ketenagakerjaan karyawan sejak 2020 namun tetap memotong dana dari gaji mereka dan memaksa pegawai mengundurkan diri dengan menggunakan anggota organisasi massa tertentu.

    6. Sorabel

    Sorabel resmi tutup pada 30 Juli 2020 lalu. Surat pemimpin kepada karyawannya, menyatakan startup e-commerce itu telah melakukan usaha terbaik untuk menyelamatkan perusahaan. Namun dengan berat hati harus menempuh jalur likuidasi.

    “Oleh karena proses likuidasi yang ditempuh, hubungan kerja harus berakhir di tahap ini untuk semua orang tanpa terkecuali, tepatnya efektif di tanggal 30 Juli 2020. Saya yakin tidak ada satunya pun orang yang berharap hal ini untuk terjadi,” tulis surat tersebut.

    Kabarnya, Sorabel harus berhenti beroperasi karena kehabisan modal dan kesulitan menggalang pendanaan baru di tengah pandemi.

    7. Stoqo

    Stoqo juga menutup layanannya pada pada 2020. Startup ini menjalankan usaha business to busines, yang bekerja untuk memasok bahan makanan segar seperti cabai, telur hingga ampas kopi ke gerai makanan, atau restoran.

    Pandemi-lah yang merusak bisnis itu. Per tanggal 22 April 2020 jadi hari terakhir Stoqo berakhir. Sehari sebelumnya, manajemen telah mengumpulkan karyawan yang mengabarkan penghentian operasional Stoqo.

    Sekitar 250 orang dipekerjakan sejak Stoqo berdiri. Startup ini juga didanai sejumlah investor termasuk Alpha JWC Ventures, Mitra Accel, Insignia Ventures Partners dan Monk’s Hill Ventures.

    8. Qlapa

    Qlapa tutup pada 2019 karena erusahaan ini tidak mampu bersaing bersaing dengan e-commerce lain seperti Tokopedia dan Bukalapak Cs.

    “Hampir 4 tahun yang lalu, kami memulai Qlapa dengan misi memberdayakan perajin lokal. Banyak pasang surut yang kami alami dalam perjalanan yang luar biasa ini. Kami sangat berterima kasih atas semua tanggapan positif dari para penjual, pelanggan, dan media. Dukungan yang kami terima sangat luar biasa dan membesarkan hati,” tulis manajemen Qlapa merilis pernyataan di situs resminya.

    9. CoHive

    CoHive, startup penyedia ruang kerja berbagi (co-working space), diputus pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

    Keputusan pailit tersebut berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Register No: 231/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Jkt.Pst, tertanggal 18 Januari 2023.

    CoHive didirikan pada 2015 sebagai proyek internal perusahaan modal ventura East Ventures yang diberi nama EV Hive sebagai lokasi kerja bersama dan komunitas untuk perusahaan rintisan, baik portofolio mereka maupun bukan. EV Hive punya dua lokasi ruang kerja, yaitu di Jakarta Selatan dan BSD.

    10.Beres.id

    Startup asal Malaysia Kaodim telah mengumumkan bahwa mereka menghentikan semua operasi layanan pada 1 Juli 2022. Penutupan ini mencakup anak usaha mereka di Indonesia, Beres.id.

    Kaodim adalah startup yang menyediakan marketplace jasa yang menghubungkan konsumen dengan penyedia jasa servis AC, kebersihan rumah, hingga pekerja konstruksi. Selain Beres.id di Indonesia, Kaodim juga mengoperasikan Kaodim.sg di Singapura dan Gawin.ph di Filipina. Semua anak usaha tersebut juga tutup pada bulan depan.

    Sejak berdiri pada 2015, Kaodim telah mengumpulkan pendanaan US$17,6 juta.

     

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Apple Siap Jorjoran di AI, Tak Lagi Pelit Belanja!

    Apple Siap Jorjoran di AI, Tak Lagi Pelit Belanja!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raksasa teknologi asal AS, Apple Inc. (AAPL.O), akhirnya memberi sinyal kuat untuk meningkatkan belanja modal secara signifikan demi mengejar ketertinggalan di sektor kecerdasan buatan (AI).

    CEO Apple, Tim Cook, menyatakan pihaknya kini siap mengakuisisi perusahaan AI yang lebih besar dan membangun lebih banyak pusat data, langkah yang cukup mengejutkan mengingat sejarah Apple yang dikenal konservatif dalam berinvestasi besar.

    “Kami terbuka untuk aksi korporasi (M&A) yang bisa mempercepat roadmap kami, tanpa tergantung pada ukuran perusahaannya,” ujar Cook dalam paparan kinerja keuangan kuartal ketiga fiskal Apple, dikutip Minggu (3/8/2025).

    Pernyataan ini menjadi titik balik bagi Apple, yang selama ini lebih mengandalkan data center pihak ketiga dan mengembangkan teknologi AI secara internal, termasuk pembaruan asisten virtual Siri yang kini ditunda hingga tahun depan.

    Padahal, pesaing seperti Microsoft dan Google sudah melesat jauh dengan chatbot canggih mereka dan belanja jumbo. Microsoft diproyeksikan menghabiskan lebih dari US$100 miliar dan Google sekitar US$85 miliar tahun ini, sebagian besar untuk infrastruktur AI.

    Apple sendiri baru mengakuisisi tujuh perusahaan kecil sepanjang tahun ini. Namun dengan pasar AI yang semakin kompetitif, pendekatan konservatif Apple tampaknya akan berubah.

    Peluang dan Ancaman

    Langkah agresif Apple bukan tanpa alasan. Pendapatan puluhan miliar dolar dari kesepakatan dengan Google untuk menjadi mesin pencari default di iPhone kini terancam gugatan antimonopoli di AS.

    Sementara itu, startup seperti Perplexity sedang berupaya menggoyang dominasi Google lewat peramban berbasis AI. Bloomberg bahkan melaporkan Apple mempertimbangkan akuisisi Perplexity, meski belum dikonfirmasi secara resmi.

    Di sisi lain, Apple juga tengah mendesain ulang browser Safari dengan fitur pencarian bertenaga AI. Perusahaan ini telah menggunakan chip desain sendiri untuk memproses permintaan AI secara privat dan sesuai standar privasi perangkat mereka.

    Chief Financial Officer Apple, Kevan Parekh, mengungkapkan bahwa belanja infrastruktur akan meningkat signifikan, terutama untuk pengembangan AI dan pusat data. Namun ia menegaskan peningkatannya tidak akan bergerak secara eksponensial, tetapi berkelanjutan. 

    Pasar merespons positif langkah ini. Saham Apple naik 1,7% dalam perdagangan premarket hari Jumat.

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Boikot Spotify: Musisi Ramai-Ramai Hengkang dari Platform Usai CEO Daniel Ek Investasi Senjata Perang – Page 3

    Boikot Spotify: Musisi Ramai-Ramai Hengkang dari Platform Usai CEO Daniel Ek Investasi Senjata Perang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Layanan streaming musik asal Swedia, Spotify, menjadi sorotan tajam setelah terungkapnya investasi besar sang CEO, Daniel Ek, pada perusahaan teknologi militer.

    Pengguna dan musisi di seluruh dunia melayangkan protes dan menyerukan boikot Spotify, memicu kontroversi global yang tak terhindarkan.

    Berawal dari laporan bahwa Daniel Ek melalui perusahaan modal venturanya, Prima Materia, memimpin investasi senilai sekitar USD 700 juta atau sekitar Rp 11,4 triliun ke startup teknologi pertahanan Eropa, Helsing.

    Perusahaan yang didirikan di Jerman pada tahun 2021 ini bergerak di bidang pengembangan sistem peperangan berbasis kecerdasan buatan (AI), seperti pengawasan drone di medan perang, alat keamanan siber, dan teknologi untuk pesawat serta kapal selam.

    Keputusan bos Spotify ini langsung menuai kritik. Banyak pihak menilai langkah ini bertentangan dengan semangat perdamaian dan persatuan yang sering digaungkan melalui musik.

    Kontroversi ini muncul di tengah konflik global yang sedang berlangsung, seperti perang Rusia-Ukraina dan krisis Israel-Palestina.

     

  • Menyongsong Era Pengawasan Sektor Keuangan Berbasis AI

    Menyongsong Era Pengawasan Sektor Keuangan Berbasis AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Digitalisasi sangat marak pada saat ini. Digitalisasi sudah menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia dan mengubah lanskap kehidupan secara fundamental, termasuk dalam bidang tata kelola (governance).

    Perubahan konsep atau cara kerja patut dilakukan, karena harus menyesuaikan dengan karakteristik model bisnis yang dihadapi. Model bisnis yang kental dengan digitalisasi menuntut cara kerja dan tata kelola yang berbeda.

    Hal ini terkait dengan perbedaan fitur dan profil risiko antara organisasi tradisional dengan organisasi berbasis teknologi informasi.

    Industri jasa keuangan menjadi satu sektor yang adaptif dengan kehadiran teknologi informasi. Riset Fortune Business Insights pada 2023 yang dikutip oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggambarkan pemanfaatan teknologi di industri jasa keuangan, khususnya perbankan di luar prediksi berbagai pihak.

    Adaptasi teknologi di industri jasa keuangan, khususnya perbankan tumbuh unggul bersama sektor teknologi informasi, telekomunikasi, dan otomotif. Padahal, kita ketahui bersama bahwa secara historis, industri perbankan dikenal sebagai industri konservatif yang lebih mengutamakan keamanan, regulasi ketat, dan stabilitas.

    OJK pun menyadari adaptasi teknologi dan pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di industri jasa keuangan tak bisa dihindari. Berkembangnya aktivitas keuangan berbasis digital dan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan di lingkup industri jasa keuangan seperti perbankan, keberadaannya perlu diatur untuk tetap memberi perlindungan dan kenyamanan bagi nasabah.

    Pada April 2025, misalnya, OJK menerbitkan pedoman Tata Kelola Kecerdasan Artifisial Perbankan Indonesia.

    Hadirnya pedoman itu sebagai panduan bagi perbankan di Indonesia untuk memastikan teknologi kecerdasan buatan dikembangkan dan diterapkan secara bertanggung jawab karena pengembangan dan penerapannya di sektor perbankan berpotensi mentransformasi industri perbankan dengan mendorong inovasi, memberdayakan pengambilan keputusan yang lebih cerdas serta menciptakan pengalaman yang lebih personal dan menarik bagi nasabah.

    OJK mengimbau agar penerapan kecerdasan artifisial mampu memberikan manfaat dengan pengelolaan risiko yang terkendali, sehingga mampu melindungi nasabah termasuk menjaga stabilitas sistem perbankan serta stabilitas sistem keuangan secara luas.

    Hal ini tentu sejalan dengan Upaya regulator dalam menerapkan Regulatory Technology (Regtech) dan Supervisory Technology (Suptech) adalah konsep baru yang diperkenalkan ketika ada suntikan teknologi baru ke dalam system tata kelola lama.

    Alat analisis yang mampu menangani big data, sematan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence), penggunaan self-audit melalui penetapan konsesus pada blockchain, adalah beberapa contoh dari tata Kelola digital gaya baru yang harus dikenali oleh pelaku bisnis saat ini.

    Tentu banyak manfaat dan risiko baru yang timbul akibat penerapan RegTech dan SupTech. Dengan mengenali manfaat dan risiko secara tepat, maka dimungkinkan kita sebagai pengguna akan memperoleh benefit optimal yang akan mengubah cara kerja kita dan cara pandang kita terhadap tata Kelola digital sebuah perusahaan atau organisasi.

    Teori Manajemen sebagai Landasan Tata Kelola

    Revolusi industri menandakan awalnya perkembangan ilmu manajemen dalam kehidupan manusia. Dalam Masyarakat Pra-industrialis sebelum abad ke-18, manusia hanya hidup dari hasil pertanian/agraris dengan tidak mengembangkan produk lanjutan.

    Hasil pertanian diolah secara sederhana kemudian langsung dikonsumsi oleh manusia. Proses produksi sederhana yang dilakukan misalnya dalam bentuk kerajinan tangan, industri skala kecil dan sebagainya.

    Ketika timbul kesadaran bahwa di dalam proses produksi sederhana ini masih banyak inefisiensi, maka manusia berfikir untuk memadukan antara mekanisasi dengan produksi. Penggunaan mesin pada produksi masal, mengurangi biaya produksi secara signifikan.

    Perencanaan produk, desain lini produksi, tata letak pabrik menandakan timbulnya konsep manajemen modern. Beberapa tokoh mulai dari Adam Smith (teori spesialisasi produksi), FW Taylor (teori manajemen ilmiah – time and motion study), Henry Gantt (penemu Gantt Chart) dan masih banyak lagi, memberikan kontribusi sangat besar pada implementasi konsep manajemen modern yang lebih ilmiah.

    Penerapan konsep manajemen tradisional ini memang memberikan dampak yang sangat positif pada kehidupan dan kesejahteraan manusia saat itu. Perlunya penyempurnaan konsep dirasa penting, karena konsep manajemen yang ada sangat fokus pada teknis proses produksi dan cenderung mengedepankan mekanisasi.

    Aspek manusia mulai dipandang penting dengan diperkenalkannya beberapa teori misalnya Manajemen Partisipatif (oleh Mary Parker Follett), teori X dan Y (oleh Douglas Mc. Gregor), efek Hawthorne (oleh Elton Mayo) dan lain sebagainya.

    Tahapan inilah yang memulai era manajemen modern menuju organisasi yang inklusif dan agile, dimana aspek psikologis dan sosial pekerja menjadi pertimbangan penting dalam organisasi.

    Migrasi Menuju Konsep Governance

    Penyempurnaan selalu dirasakan perlu ketika ada permasalahan besar atau bahkan setelah krisis timbul. Ilmu manajemen juga perlu diperdalam lingkupnya ketika masuk unsur yang lebih holistik yaitu akuntabilitas dewan direksi, transparansi keuangan, perlindungan pemegang saham, struktur kepemilikan yang berimbang dan sebagainya.

    Salah satu kasus yang menjadi pemicu perlunya pendalaman terhadap kualitas tata kelola adalah adanya krisis perbankan yang terbesar sepanjang sejarah dimana terjadi kerugian sebesar US$20 miliar pada sebuah bank bernama Bank of Credit and Commerce International (BCCI).

    Penyebab utama terjadinya krisis ini adalah adanya skandal pencucian uang, terjadinya window dressing di pembukuan bank, pemberian suap kepada para pejabat pemerintahan dan politisi, adanya pemberian kredit secara ilegal serta terjadinya manipulasi pasar.

    Sejak saat itu, timbul kesadaran pentingnya kualitas tata kelola di organisasi. Banyak lembaga yang mengeluarkan standar kualitas tata kelola misalnya OECD merilis Principles of Corporate Governance pada tahun 1999, beberapa negara juga mengeluarkan aturan mengenai penerapan Good Corporate Governance (GCG) seperti The Sarbanes-Oxley Act yang dikeluarkan oleh Parlemen Amerika pada tahun 2002, hal ini juga kemudian diikuti oleh pemerintah/regulator di seluruh dunia.

    Prinsip utama dalam GCG adalah TARIF yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, Integrity dan Fairness.

    Keterbukaan diharapkan terjadi pada tahap pengambilan keputusan dan pemberian akses terhadap informasi yang relevan. Para pemangku kebijakan perlu mempertanggungjawabkan keputusan yang diambil serta memiliki akuntabilitas yang jelas.

    Selain itu, faktor integritas juga sangat penting dan perlu perlakuan yang adil bagi semua pemangku kepentingan.

    Sejak adanya revolusi industri 4.0 dan 5.0, maka terjadi pergeseran arah dan standar tata kelola.

    Digitalisasi mengubah dua hal yaitu diperkenalkannya alat bantu pengambilan keputusan berbasis digital dan perlu penyesuaian akibat adanya model bisnis berbasis digital. Sebagai alat bantu, maka akan relevan pada semua prinsip GCG yang ada. Telah banyak aplikasi di pasaran sebagai alat bantu GCG agar dapat diterapkan secara efektif.

    Sedangkan bisnis model berbasis digital memiliki corak bisnis yang berbeda. Bisnis digital ini terkait dengan pemilikan data yang sangat banyak (big data), penggunaan piranti komputer secara ekstensif, serta jangkauan ke wilayah yang luas.

    Perusahaan startup juga kebanyakan memiliki skala kecil dengan investasi yang terbatas. Namun, hal yang menonjol adalah bahwa bisnis start-up ini menggunakan sarana digital, sehingga memungkinkan untuk dilakukan otomasi.

    Model bisnis yang ada di pasar juga berbentuk berbagi layanan (as a service) yang memungkinkan pemberian layanan dengan harga murah dan sesuai untuk produksi/ layanan yang bersifat masal (contohnya aplikasi HaloDoc yang melayani konsultasi kesehatan bagi masyarakat umum).

    Terobosan teknologi ini sangat membantu pelaksanaan GCG di sebuah organisasi. Manfaat yang sangat dirasakan adalah peningkatan kualitas pengambilan keputusan yang lebih akurat dan sangat bisa diterapkan pada semua skala dan tingkatan organisasi.

    Tentu saja untuk mendapatkan manfaat ini diperlukan adanya investasi yang cukup besar. Investasi yang diperlukan selain pembuatan pangkalan data (data lake) sekaligus alat analisis data tersebut. Namun dengan adanya layanan as a service, maka bisa menekan capital expenditure melalui sistem langganan (subscription), contohnya penggunaan cloud database untuk menekan biaya pembelian server.