Produk: startup

  • Pendiri xAI milik Elon Musk Mengundurkan Diri, Bikin Modal Ventura

    Pendiri xAI milik Elon Musk Mengundurkan Diri, Bikin Modal Ventura

    Bisnis.com, JAKARTA— Salah satu pendiri startup kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) milik Elon Musk, xAI, Igor Babuschkin telah mengundurkan  diri dari perusahaan. 

    Babuschkin memimpin tim teknik di xAI dan membantu membangun perusahaan rintisan tersebut menjadi salah satu pengembang model AI terkemuka di Silicon Valley hanya beberapa tahun setelah didirikan.

    “Saya masih ingat hari pertama saya bertemu Elon, kami mengobrol berjam-jam tentang AI dan apa yang mungkin terjadi pada masa depan. Kami berdua merasa bahwa dibutuhkan perusahaan AI baru dengan misi yang berbeda,” kata Babuschkin dalam sebuah postingan di X.

    Babuschkin meninggalkan xAI untuk meluncurkan perusahaan modal ventura miliknya sendiri, Babuschkin Ventures, yang menurutnya akan mendukung penelitian keamanan AI dan mendukung perusahaan rintisan yang memajukan umat manusia dan mengungkap misteri alam semesta. 

    Babuschkin mengatakan dirinya terinspirasi untuk mendirikan perusahaan tersebut setelah makan malam bersama Max Tegmark, pendiri Future of Life Institute, di mana mereka membahas bagaimana sistem AI dapat dibangun dengan aman untuk mendorong perkembangan generasi mendatang. 

    Melansir laman Reuters, kepergian Babuschkin menyusul kepergian kepala hukum xAI, Robert Keele, awal bulan ini, dan terjadi di tengah persaingan yang semakin ketat di antara para pemain AI seperti OpenAI, Google, dan Anthropic, yang menggelontorkan sumber daya untuk pelatihan dan penerapan sistem canggih.

    Bulan lalu, CEO X yang dimiliki Musk, Linda Yaccarino, juga mengundurkan diri, hanya beberapa bulan setelah platform tersebut digabungkan ke dalam xAI.

    Musk secara terpisah sedang berjuang menghadapi kepergian para eksekutif di Tesla (TSLA.O). 

    Sebelumnya, Elon Musk mengumumkan akuisisi platform media sosial X (sebelumnya Twitter) oleh perusahaan AI-nya, xAI, seharga US$33 miliar atau sekitar Rp546 triliun.

    Langkah ini mempertegas ambisi Musk untuk memadukan kemampuan kecerdasan buatan canggih dari xAI dengan jangkauan luas yang dimiliki X.

    Dalam sebuah tweet yang mengumumkan transaksi tersebut, Musk mengungkapkan bahwa akuisisi ini adalah transaksi semua saham yang menilai xAI sebesar US$80 miliar dan X sebesar US$33 miliar, termasuk utang sebesar US$12 miliar yang dimiliki X. 

    “Kombinasi ini akan membuka potensi besar dengan memadukan kemampuan dan keahlian AI canggih xAI dengan jangkauan luas X,” tulis Musk.

    CEO X, Linda Yaccarino, merespons dengan optimisme, mengatakan bahwa masa depan perusahaan kini lebih cerah dari sebelumnya, meskipun nilai X sempat merosot sekitar $11 miliar sejak akuisisi Twitter pada tahun 2022. 

    Namun, Musk telah menunjukkan keteguhan dalam visinya untuk menjadikan X sebagai platform yang lebih dari sekadar media sosial, dengan rencana ambisius untuk mengubahnya menjadi aplikasi segalanya.

  • Daftar 4 Startup Terkenal RI yang Sudah Ditinggal Pendirinya

    Daftar 4 Startup Terkenal RI yang Sudah Ditinggal Pendirinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri startup tak selalu akan bertahan di perusahaan yang didirikannya. Namun ada kalanya mereka akan meninggalkan perusahaan.

    Salah satu contohnya Travis Kalanick yang memilih tak lagi di perusahaan yang dia didirikan, Uber, sejak 31 Desember 2019 lalu. Tren serupa juga terjadi di Indonesia, dengan beberapa perusahaan besar yang akhirnya ditinggal para pendirinya.

    Berikut daftar 4 perusahaan yang akhirnya ditinggal pendirinya:

    1. Bukalapak

    Tiga pendiri Bukalapak diketahui tidak lagi berada di perusahaan. Achmad Zaky meninggalkan posisinya sebagai Chief Executive Officer dan perusahaan sejak Desember 2019.

    Achmad Zaky

    Begitu juga Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid yang meninggalkan Bukalapak pada Maret dan Juni 2020.

    Fajrin diketahui pernah menjadi sebagai Direktur Digital Business Telkom. Zaky dan Nugroho melalui Init-6 memodali para pendiri startup baru.

    2. Tokopedia

    William Tanuwijaya, pendiri Tokopedia, juga memutuskan melepas posisinya sebagai CEO pada 2023. Saat itu dia berfokus pada menjalankan fungsinya sebagai Dewan Komisaris GoTo.

    Pendiri Tokopedia William Tanuwijaya. (Dok. Tokopedia)

    Dia tercatat menjabat sebagai Co-chairman bersama dengan Garibaldi Thohir. Namun jabatan itu kemudian juga ditinggalkan William pada tahun 2024.

    Sementara pendiri Tokopedia lainnya, Leontinus Alpha Edison pernah menjadi co-captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar pada pemilihan presiden 2024. Kemudian dia diketahui dilantik sebagai Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi masyarakat dan Perlindungan Pekerja Migran Kemenko Bidang Pemberdayaan Masyarakat.

    3. Gojek

    Pendiri Gojek, Nadiem Makarim akhirnya tak lagi berada di perusahaan dan berada di pemerintahan Joko Widodo. Dia menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tahun 2019 lalu.

    Mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim tiba di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (7/8/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

    Kevin Aluwi yang juga mendirikan Gojek juga tak lagi berada di sana, dan berfokus pada bisnis di bidang web 3, climate tech dan gaming.

    4. Tokocrypto

    Pang Xue Kai, salah satu yang mendirikan Tokocrypto pada 2018, telah meninggalkan posisi pengawas di Dewan Komisaris dan juga CEO. Ini dilakukan tak lama setelah Binance menjadi pemegang saham mayoritas dan berencana menjadi pemilik tunggal Tokocrypto secara bertahap. Kai sekarang merintis startup baru di bidang web3 bernama ForU.AI yang menawarkan cara bagi setiap orang untuk mengendalikan dan untung dari data pribadi masing-masing.

    Pang Xue Kai.

    Nama pendiri lainnya, Teguh Kurniawan Harmanda juga sempat terdengar menjadi salah satu calon anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dia juga menjadi penasihat startup D3 Labs dan ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia dan Direktur Utama Peruri Digital Security.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kapitalisasi Investasi dan Masa Depan Ekonomi Bersama RI

    Kapitalisasi Investasi dan Masa Depan Ekonomi Bersama RI

    Jakarta

    Hubungan bilateral antara Republik Indonesia dan Singapura dapat dikarakterisasi sebagai kemitraan finansial dan ekonomi yang telah teruji soliditasnya serta mutualismenya. Sejak terjalinnya hubungan diplomatik secara resmi pada tahun 1966, kemitraan ini telah berevolusi menjadi salah satu pilar utama stabilitas dan pertumbuhan di Asia Tenggara, ditopang oleh arus modal, volume perdagangan yang masif, dan interdependensi industri yang mendalam.

    Sebagaimana dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Singapura, Prof. S. Jayakumar pada tahun 2002, “Indonesia adalah salah satu tetangga terdekat Singapura dan mitra dagang utama. Terdapat kepentingan yang mendalam dan abadi terhadap stabilitas Indonesia sebagai negara kesatuan, pertumbuhan, dan kemakmurannya.”Oleh karena itu, partisipasi kedua negara sebagai negara pendiri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 1967 dapat dipandang sebagai konvergensi visi strategis untuk menjadikan kawasan ini sebagai zona pertumbuhan ekonomi.

    Keberhasilan kemitraan ini secara empiris direfleksikan dalam agregat data finansial yang kredibel. Singapura secara konsisten telah menempati posisi sebagai investor asing langsung (FDI) terbesar di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Investasi/BKPM, hingga September 2024, kapitalisasi investasi dari Singapura di Indonesia dilaporkan mencapai U$14,35 miliar, menyusul pencapaianUS15,36 miliar pada tahun fiskal 2023.

    Arus modal ini tidak terbatas pada representasi numerik, melainkan telah menjadi katalis bagi sektor-sektor krusial seperti manufaktur, properti, pariwisata, dan industri digital, yang secara signifikan menciptakan lapangan kerja serta memfasilitasi transfer pengetahuan. Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) merupakan contoh konkret di mana investasi Singapura berkontribusi pada pembangunan ekosistem ekonomi yang dinamis dan terintegrasi.

    Di samping investasi, perdagangan bilateral juga menunjukkan volume yang substansial. Pada tahun 2024, total perdagangan barang antara kedua negara tercatat sebesar SG$ 74,16 miliar (sekitar US$ 55 miliar). Data ini menegaskan posisi Singapura sebagai salah satu mitra dagang utama Indonesia, dengan nilai ekspor Singapura ke Indonesia mencapai US$ 39,83 miliar.

    Sektor pariwisata turut berfungsi sebagai salah satu penopang kolaborasi ekonomi, didukung oleh kunjungan wisatawan dari kedua negara yang mendorong pertumbuhan sektor jasa dan penerimaan devisa. Jaringan industri dan keuangan yang kuat telah terbentuk, saling menopang dan menjadi tulang punggung perekonomian kawasan.

    Adapun kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan terus dilaksanakan sebagai pilar penting stabilitas regional. Sementara itu, kolaborasi dalam pendidikan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ditingkatkan melalui program beasiswa, pertukaran pelajar, dan pelatihan. Kemitraan riset dan program gelar bersama terjalin di antara universitas-universitas dari kedua negara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas SDM dan daya saing di era digital.

    Fluktuasi Hubungan Bilateral

    Kendati manifestasi keberhasilan finansial ini nyata, dinamika hubungan antara Indonesia dan Singapura tidak dapat diklasifikasikan sebagai entitas yang sederhana. Sebagaimana telah dianalisis secara akademis oleh M.M. Mas’oed (2024), terdapat kompleksitas di mana ‘Goliath’ (Indonesia) dapat terlihat tidak berdaya di hadapan ‘Lilliput’ (Singapura) dalam konteks-konteks tertentu.

    Dinamika ini justru menjadikan ikatan bilateral ini begitu dinamis dan krusial. Dalam konteks geopolitik dan ekonomi Asia Tenggara, hubungan Indonesia dan Singapura dapat dianalogikan sebagai dua sisi mata uang yang saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan.

    Proyeksi ke depan mengindikasikan adanya tendensi penguatan dan pendalaman hubungan bilateral, didorong oleh konstelasi faktor global dan regional. Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara, kedua negara memiliki potensi substansial untuk berkolaborasi.

    Singapura, sebagai sentra keuangan dan teknologi regional, dapat bertindak sebagai mitra strategis bagi Indonesia dalam mengembangkan ekosistem digital, termasuk di bidang e-commerce, fintech, dan startup. Fokus global pada transisi energi dan keberlanjutan juga membuka peluang kerja sama yang luas dalam pengembangan energi terbarukan dan teknologi hijau.

    Kolaborasi semacam ini esensial untuk memenuhi komitmen iklim global dan menciptakan ekonomi hijau yang kompetitif. Peningkatan konektivitas dan infrastruktur akan terus menjadi prioritas guna memperlancar aliran barang, jasa, dan manusia, yang pada gilirannya akan meningkatkan efisiensi ekonomi. Sebagai anggota kunci ASEAN, peran organisasi ini menjadi sentral dalam menjaga stabilitas dan mempromosikan integrasi ekonomi kawasan.

    Kerja sama dalam kerangka ASEAN akan menjadi platform penting untuk mengatasi tantangan regional dan global, termasuk isu-isu perdagangan dan investasi. Indonesia juga secara proaktif berupaya untuk menarik lebih banyak investasi dari Singapura, terutama di sektor-sektor strategis dan hilirisasi.

    Menjaga Relasi

    Momentum peringatan 60 tahun Hari Nasional Singapura pada tanggal 9 Agustus 2025 berfungsi sebagai sebuah imperatif fundamental bagi seluruh konstituen, baik pada tataran Government-to-Government (G2G) maupun People-to-People (P2P), untuk terus merawat ikatan ini. Ucapan selamat Hari Nasional dari rakyat Indonesia kepada Singapura, oleh karena itu, lebih dari sekadar formalitas; itu merupakan ekspresi penghormatan, apresiasi, dan komitmen untuk memelihara hubungan yang konstruktif.

    Perayaan 60 tahun kemerdekaan Singapura menegaskan bahwa kemajuan suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari peran tetangga dan mitra strategisnya. Oleh karenanya, penting bagi kedua belah pihak untuk terus merawat ikatan ini. Pada tataran G2G, dialog yang terbuka dan konstruktif merupakan prasyarat esensial untuk resolusi diferensiasi dan perumusan kebijakan yang saling menguntungkan, terutama dalam aspek ekonomi dan perdagangan.

    Sementara itu, di tingkat P2P, interaksi budaya, pariwisata, pertukaran pendidikan, dan kolaborasi antarkomunitas perlu terus diakselerasi. Frekuensi interaksi antarkomunitas yang meningkat diyakini dapat mengkonsolidasi ikatan persahabatan yang tidak dapat dipisahkan oleh delimitasi teritorial.

    Pada akhirnya, hubungan Indonesia dan Singapura adalah contoh kemitraan strategis yang saling melengkapi. Singapura, sebagai pusat keuangan dan teknologi, akan senantiasa membutuhkan Indonesia sebagai pasar yang besar, sumber daya yang melimpah, dan tenaga kerja yang produktif.

    Sebaliknya, Indonesia akan terus mendapatkan manfaat dari investasi, keahlian, dan konektivitas global yang ditawarkan Singapura. Melalui dialog, komitmen, dan dukungan penuh, hubungan ini diyakini akan terus berkembang untuk kemakmuran kedua negara, dan secara lebih luas, untuk stabilitas serta kemajuan ekonomi Asia Tenggara.

    Selamat Hari Nasional, Singapura! Majulah Singapura! 🇸🇬🇮🇩

    Rioberto Sidauruk
    Pemerhati Hubungan Industri Regional ASEAN

    Lihat juga Video ‘Prabowo Hadiri Parade Nasional Peringatan Kemerdekaan Singapura’:

    Halaman 2 dari 3

    (ang/ang)

  • Aktivitas Manusia Rp 2.500 Triliun: Rutin Cek Gaji 42.000 Karyawan

    Aktivitas Manusia Rp 2.500 Triliun: Rutin Cek Gaji 42.000 Karyawan

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Nvidia Jensen Huang ternyata memiliki kebiasaan unik. Pria berharta US$159,3 miliar (Rp2.500 triliunan) menurut Forbes tersebut rutin mengecek gaji karyawannya yang totalnya sekitar 42.000 orang.

    Hal tersebut diungkap Huang dalam podcast ‘All-In’. Menurut Huang, proses mengecek rutin gaji karyawan adalah bagian utama dari strategi manajemennya.

    Huang mengatakan ia selalu menyisihkan waktu untuk mengecek gaji karyawan di tengah jadwal yang padat. Untuk membantunya memroses data setiap bulan, Huang memanfaatkan teknologi pembelajaran mesin (machine learning).

    Lebih perinci, Huang menjelaskan prosesnya setiap bulan. Ia akan dikirimkan rekomendasi kompensasi untuk 42.000 karyawan Nvidia. Selanjutnya, ia meninjau seluruh data yang ada dan menganalisa angkanya.

    “100% dari tinjauan itu menghasilkan peningkatan pengeluaran perusahaan untuk biaya operasional (opex),” kata Huang dalam podcast All-In, dikutip dari Hindustan Times, Rabu (13/8/2025).

    Artinya, hampir selalu Huang menaikkan gaji untuk karyawan setelah melakukan peninjauan. Selain soal gaji, Huang juga menanggapi spekulasi yang beredar bahwa ia memiliki cadangan uang tersembunyi berupa opsi saham untuk memberikan penghargaan kepada karyawan berprestasi.

    Huang tak serta-merta mengonfirmasi spekulasi tersebut. Ia hanya menekankan pada gaji yang kompetitif.

    “Jika Anda memperhatikan orang, segalanya akan berjalan dengan sendirinya,” ujarnya.

    Huang menambahkan bahwa pendekatan ini telah membantu mempertahankan dan memberi penghargaan kepada para talenta terbaik Nvidia. Ia juga mengklaim strategi manajemennya telah berhasil mencetak lebih banyak miliarder ketimbang CEO lain di dunia.

    Strategi ini tampaknya membuahkan hasil bagi para pemimpin senior Nvidia. Kenaikan tajam harga saham perusahaan baru-baru ini mendorong tiga anggota dewan direksinya menjadi miliarder.

    Tahun lalu, Huang sendiri masuk dalam daftar 10 orang terkaya dunia versi Forbes untuk pertama kalinya. Ia menegaskan bahwa tujuannya adalah memberikan kompensasi yang layak kepada karyawan di semua tingkatan, bukan hanya di tingkat atas.

    Dalam podcast yang sama, Huang berbicara tentang kekuatan tim berukuran sedang yang didanai dengan baik untuk menghasilkan terobosan teknologi besar.

    Ia mencontohkan OpenAI yang dimulai dengan sekitar 150 karyawan, serta DeepSeek dari China yang memiliki jumlah karyawan serupa.

    “Itu bukan tim kecil. Itu tim yang besar dengan infrastruktur yang tepat. Jika Anda bersedia membayar, katakanlah, US$20 miliar, US$30 miliar untuk membeli startup dengan 150 peneliti AI, mengapa Anda tidak membayarnya?” ia menuturkan.

    Huang berpendapat bahwa dengan pendanaan dan sumber daya yang tepat, tim dengan skala tersebut dapat mencipatkan keajaiban di bidang AI.

    Komentarnya menggarisbawahi keyakinannya bahwa investasi pada karyawan, baik dalam kelompok spesialis kecil maupun di seluruh organisasi, merupakan fondasi kesuksesan jangka panjang.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • CEO OpenAI Sam Altman Ingin Saingi Neuralink Elon Musk, Galang Dana Rp13 Triliun

    CEO OpenAI Sam Altman Ingin Saingi Neuralink Elon Musk, Galang Dana Rp13 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — CEO OpenAI, Sam Altman dalam proses mendirikan perusahaan startup antarmuka brain-to-computer baru bernama Merge Labs. Sam membutuhkan dana sebesar Rp13,8 triliun untuk membangun perusahaan rintisan pesain Neuralink.

    Untuk menyukseskan usaha tersebut, Altman menggalang dana dengan modal yang kemungkinan besar berasal dari tim ventura OpenAI. 

    Merge Labs diperkirakan akan bernilai US$850 juta atau sekitar Rp13,8 triliun (Kurs: Rp16.233), tetapi pembicaraan masih dalam tahap awal dan OpenAI belum berkomitmen untuk berpartisipasi, sehingga persyaratan dapat berubah.

    Dilansir TechCrunch, Rabu (13/8/25), Selain OpenAI, perusahaan startup tersebut juga dilaporkan akan bekerja sama dengan Alex Blania, yang menjalankan Tools for Humanity (sebuah proyek ID digital pemindai mata milik Sam Altman, yang memungkinkan siapapun memverifikasi kemanusiaan mereka).

    Merge Labs nantinya akan bersaing dengan Neuralink milik Elon Musk, yang sedang mengembangkan chip antarmuka komputer dan dirancang untuk ditanamkan ke dalam otak.

    Musk sendiri sudah mendirikan Neuralink pada 2016, meski keberadaannya baru diketahui pada 2017, dan hingga kini, mereka telah membuat kemajuan signifikan.

    Saat ini, Neuralink sedang diujicobakan pada penderita kelumpuhan parah. Tujuannya agar mereka dapat mengendalikan perangkat dengan pikiran mereka. Untuk tujuan itu, Neuralink telah meraih pendanaan Seri E sebesar US$600 juta atau Rp9,7 triliun dengan valuasi US$9 miliar atau Rp146,1 triliun (Kurs: Rp16.233) pada Juni.

    Neuralink, dan mungkin juga Merge Labs dapat merevolusi cara manusia berinteraksi dengn teknologi. Beberapa orang bahkan mungkin mengatakan kedua produk tersebut akan membawa umat manusia pada “singularitas”.

    Jauh sebelum Silicon Valley terobsesi dengan konsep kecerdasan umum buatan (AGI), mereka terpikat dengan singularitas. Elon Musk menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan masa ketika AI melampaui kecerdasan manusia.

    Sejak Musk meninggalkan OpenAI pada 2018, hubungannya dengan Altman telah retak. Minggu ini, mereka berdua berselisih tentang X, setelah Altman menuduh Musk memanipulasi X, dan Musk menyebut Altman pembohong.

    Kini, hanya perlu menunggu waktu kapan Altman pada akhirnya akan meresmikan Merge Labs. Itu menjadi masuk akal, sebab dia tidak mungkin membiarkan Musk mengerjakan sesuatu sepenting singularitas tanpa adanya penantang. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Tanpa Stimulus, RI Disebut Cuma Jadi Pasar Motor Listrik Impor

    Tanpa Stimulus, RI Disebut Cuma Jadi Pasar Motor Listrik Impor

    Jakarta

    Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menilai rencana pemberlakuan kembali stimulus untuk pembelian sepeda motor listrik akan menjadi pendorong penting transisi energi di sektor transportasi.

    “Insentif jelas akan mendorong masyarakat kelas menengah ke bawah untuk beralih dari sepeda motor berbahan bakar fosil ke teknologi listrik. Hal itu bisa mempercepat program transisi energi Indonesia di sektor transportasi,” ujar Yannes di Jakarta Rabu (13/8/2025).

    Menurutnya, kebijakan insentif tersebut bisa menjadi katalis transformasi sistemik, mulai dari peningkatan daya beli masyarakat, pembangunan industri hijau, hingga pembentukan fondasi ekonomi rendah karbon di masa depan.

    Ia menekankan, insentif sangat penting untuk mengatasi hambatan harga awal yang selama ini menjadi kendala utama adopsi kendaraan listrik roda dua. “Kebijakan ini berpotensi memberi manfaat ekonomi jangka panjang yang signifikan,” katanya.

    Yannes mengungkapkan, penjualan motor listrik di Indonesia sepanjang 2025 mengalami perlambatan tajam akibat ketidakpastian kebijakan insentif. “Kalau tidak salah, penurunannya sampai 70-80%,” ungkapnya.

    Dengan adanya stimulus, ia meyakini harga motor listrik akan menjadi lebih terjangkau sehingga mendorong kenaikan penjualan. Hal ini dinilai akan memperkuat industri dalam negeri dan sektor komponen pendukung, sekaligus meningkatkan daya saing industri otomotif nasional.

    “Segmentasi pasar terbesarnya adalah kelompok masyarakat lower income class yang sangat sensitif terhadap harga beli awal. Stimulus dapat menjawab hal itu dan membangun kembali kepercayaan konsumen,” kata Yannes.

    Ia juga menyoroti dampak ketidakpastian insentif terhadap pelaku industri lokal. Beberapa startup kendaraan listrik diketahui sudah menutup usahanya, sementara yang lain mulai melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pegawai.

    “Padahal, startup seperti mereka itu yang bisa menjadi motor pertumbuhan industri kendaraan listrik nasional. Kalau tidak didukung, kita hanya akan menjadi pasar produk impor,” ujarnya.

    Yannes menambahkan, karakter transportasi Indonesia yang masih didominasi sepeda motor membuat transisi ke kendaraan listrik menjadi langkah strategis. “Dengan stimulus yang tepat, kita tidak hanya mengatasi polusi udara, tapi juga membuka peluang ekonomi baru dan memperkuat posisi Indonesia di industri kendaraan listrik global,” tutupnya.

    Tonton juga Video: Dua Motor Konsep Listrik Honda Tebar Pesona di IIMS 2025

    (rrd/rrd)

  • Perplexity Mau Beli Google Chrome dengan Tawaran Fantastis, Berapa? – Page 3

    Perplexity Mau Beli Google Chrome dengan Tawaran Fantastis, Berapa? – Page 3

    Di sisi lain, Meta, perusahaan induk Facebook, dikabarkan sempat mengajukan penawaran akuisisi startup AI Perplexity. Namun, kesepakatan tersebut akhirnya batal dan tidak berlanjut.

    Dikutip dari CNBC, Selasa (24/6/2025), berdasarkan salah satu sumber anonim, pembicaraan antara Meta dan Perplexity terkait akuisisi ini batal, karena keduanya sepakat untuk mengakhirinya.

     Kendati demikian, sumber lain menyebut kalau Perplexity sendiri yang memutuskan mundur dari kesepakatan tersebut. Terlepas dari informasi yang beredar, baik Meta maupun Perplexity enggan memberikan tanggapan resmi.

     

  • Top 3 Tekno: Daftar HP Samsung yang Kebagian One UI 8 Beta Terpopuler – Page 3

    Top 3 Tekno: Daftar HP Samsung yang Kebagian One UI 8 Beta Terpopuler – Page 3

    Belum lama ini CEO GitHub (platform khusus developer berbasis Git), Thomas Dohmke menyatakan pengunduran diri pada Senin, 11 Agustus 2025.

    Mengutip The Verge, Selasa (12/8/2025), Thomas selaku CEO ingin mengundurkan diri karena ia memiliki keinginan untuk kembali merasakan menjadi pendiri startup di luar Microsoft dan GitHub.

    Sebelumnya, perusahaan GitHub sendiri memang telah diakuisisi oleh Microsoft pada tahun 2018 dengan nominal sebesar USD 7,5 miliar (sekitar Rp 122 miliar). Namun, mode operasi mereka masih menggunakan sistem operasi perusahaan terpisah.

    Dengan demikian, segala macam kebijakan yang diambil untuk kepentingan bersama dalam perusahaan masih berada di internal.

    Akan tetapi, dengan adanya pengunduran diri dari Thomas Dohmke selaku CEO GitHub, sekarang perusahaan wajib melakukan laporan dan birokrasi kepada tim CoreAI Microsoft.

    Meskipun demikian, menurut informasi yang beredar, terdapat sebuah memo yang ditinggalkan oleh Thomas untuk para pegawai GitHub. Memo itu berisi “Jangan khawatir, aku akan bersama kalian sampai akhir 2025 untuk membimbing di masa transisi.”

    Selain itu, masih dalam memo yang sama, ia menyatakan kebanggaannya ketika berjuang bersama pegawai dalam mengembangkan perusahaan sampai di kenal di seluruh dunia seperti saat ini.

    Baca selengkapnya di sini 

  • Startup Tak Terkenal Tiba-tiba Mau Beli Google Senilai Rp 560 Triliun

    Startup Tak Terkenal Tiba-tiba Mau Beli Google Senilai Rp 560 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Startup yang cenderung belum terkenal, Perplexity AI, tiba-tiba mau membeli browser Google Chrome senilai US$34,5 miliar (Rp560 triliun). Nominal penawaran tersebut bahkan jauh di atas valuasi Perplexity yang diestimasikan ‘cuma’ US$18 miliar (Rp292 triliun).

    Dikutip dari Reuters, Rabu (13/8/2025), pertaruhan Perplexity mencaplok Google Chrome merupakan upaya untuk menyasar miliaran pengguna browser kawakan tersebut. Hal ini penting bagi Perplexity untuk memenangkan perlombaan menguasai layanan mesin pencari berbasis AI.

    Sebagai informasi, Perplexity merupakan startup yang baru berdiri pada 2022. Kendati masih berumur jagung, Perplexity kerap membuat heboh industri teknologi dengan terobosan-terobosannya.

    Layanan mesin pencari berbasis AI tersebut memang disebut-sebut sebagai pengganti Google di masa depan. Tak berhenti sampai di situ, Perplexity sepertinya memiliki ambisi lebih menjadi superapp.

    Pada Januari lalu, Perplexity membuat heboh dengan niatannya mencaplok operasional TikTok di AS. Penawaran itu sekaligus untuk menyelesaikan kekhawatiran AS terhadap kepemilikan TikTok oleh ByteDance asal China.

    Keinginan Perplexity untuk mencaplok Google Chrome tentu tak akan mudah. Sebelumnya, OpenAI, Yahoo, dan Apollo Global Manangement sudah menunjukkan ketertarikan untuk mencaplok Chrome, di tengah tekanan regulator yang mengancam dominasi Google.

    Google tak segera merespons permintaan komentar dari Reuters. Sebagai catatan, Google belum menawarkan Chrome untuk dijual.

    Raksasa Mountain View itu berencana untuk mengajukan banding atas putusan pengadilan AS tahun lalu yang menyatakan bahwa Google memegang monopoli ilegal dalam pencarian online. Departemen Kehakiman AS (DOJ) telah meminta divestasi Chrome sebagai bagian dari upaya hukum dalam kasus ini.

    Perplexity tidak mengungkapkan bagaimana rencananya untuk mendanai tawaran pembelian Google Chrome. Perusahaan yang telah berdiri selama tiga tahun ini telah mengumpulkan dana sekitar US$1 miliar sejauh ini dari investor termasuk Nvidia dan SoftBank Jepang. Valuasinya terakhir kali mencapai US$18 miliar.

    Perplexity berdalih beberapa institusi pendanaan telah menawarkan untuk membiayai penuh kesepakatan ini, tanpa menyebutkan nama institusi tersebut. Saham Alphabet naik 1,6% dalam perdagangan Rabu (13/8/2025) waktu setempat.

    Seiring generasi pengguna baru beralih ke chatbot seperti ChatGPT dan Perplexity untuk mendapatkan informasi, browser web kembali menonjol sebagai gerbang vital untuk lalu lintas pencarian dan data pengguna yang berharga. Hal ini yang menjadikannya sebagai pusat ambisi AI Big Tech.

    Perplexity sendiri sudah memiliki peramban AI, Comet, yang dapat melakukan tugas-tugas tertentu. Dengan membeli Chrome, Perplexity kemungkinan akan mengembangkan Comet lebih jauh melalui akses ke lebih dari tiga miliar pengguna Chrome.

    Hal ini akan membuat Perplexity lebih unggul dalam bersaing dengan OpenAI, perusahaan induk di balik ChatGPT yang juga sedang mengembangkan browser berbasis AI.

    Dalam penawarannya, Perplexity berjanji untuk menjaga kode browser yang mendasari Chrome, berinvestasi US$3 miliar selama dua tahun dan tidak membuat perubahan apa pun pada mesin pencari default Chrome, menurut lembar persyaratan yang dilihat oleh Reuters.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mengejutkan, Startup AI Ini Berani Tawar Google Chrome Rp 560 T

    Mengejutkan, Startup AI Ini Berani Tawar Google Chrome Rp 560 T

    Jakarta

    Perplexity, perusahaan pembuat mesin pencari berbasis AI, menawar untuk mengakuisisi Google Chrome senilai USD 34,5 miliar atau sekitar Rp 560 triliun.

    Menariknya, tawaran ini sangat besar dan bahkan jauh lebih besar dari valuasi Perplexity sendiri. Saat ini valuasi Perplexity adalah USD 18 miliar, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (13/8/2025).

    Sementara itu Dmitry Shevelenko, chief business officer Perplexity, menyebut kalau mereka sudah mengumpulkan sejumlah investor besar yang sudah setuju untuk mendanai akuisisi itu secara penuh.

    Tawaran untuk mengakuisisi Chrome ini diajukan Perplexity setelah beberapa bulan sebelumnya mereka pernah menyebut mau mengakuisisi Chrome jika pemerintah Amerika Serikat memaksa Google untuk melakukan spin off terhadap browser buatannya itu.

    Sebelumnya Perplexity pun pernah mengajukan untuk mengakuisisi bisnis TikTok di Amerika Serikat. Google sendiri belum mengindikasikan mereka mau menjual Chrome dengan harga berapa pun, dan pengadilan setempat pun belum memerintahkan Google untuk menjual Chrome.

    Juru bicara Perplexity Jesse Dwyer mengkonfirmasi kalau kabar penawaran ini Perplexity terhadap Chrome itu memang benar adanya.

    Kemudian Perplexity juga mengaku akan menginvestasikan lebih dari USD 3 miliar ke Chrome dan Chromium selama dua tahun ke depan jika Google setuju untuk menjual Chrome.

    Sebelumnya Perplexity juga baru merilis Comet, browser berbasis AI yang mengkombinasikan pencarian real time, fitur privasi, dan asisten AI yang bisa mengotomatisasi sejumlah pekerjaan.

    Comet awalnya hanya akan tersedia untuk pelanggan berbayar Perplexity Max, yang biayanya USD 200 tiap bulan. Namun mereka akan memperluas jumlah penggunanya lewat undangan khusus untuk pengguna terpilih.

    Pengguna Comet bisa memberikan pertanyaan, membandingkan produk, menjadwalkan rapat, dan melakukan penelitian dalam sebuah antarmuka yang tergabung. Asisten digital yang terintegrasi juga bisa merangkum email, mengatur tab, bahkan menyelesaikan transaksi pembelian.

    (asj/asj)