Produk: startup

  • Parah, Ratusan Ribu Chat Pengguna Grok Muncul di Google Search

    Parah, Ratusan Ribu Chat Pengguna Grok Muncul di Google Search

    Jakarta

    Ratusan ribu percakapan pengguna dengan chatbot AI Grok tiba-tiba terekspos di mesin pencari seperti Google Search. Insiden ini membuat pakar mempertanyakan privasi percakapan pengguna dengan chatbot AI.

    Insiden ini pertama kali dilaporkan oleh Forbes yang menemukan 370.000 percakapan pengguna dengan Grok yang muncul di Google Search. Grok merupakan chatbot buatan xAI, startup AI besutan Elon Musk.

    Ketika pengguna menekan tombol ‘Share’ saat berinteraksi dengan Grok, chatbot itu akan membuat URL unik yang dapat dibagikan pengguna ke orang lain lewat email, media sosial, atau SMS.

    Tapi, URL tersebut juga dimasukkan ke indeks oleh mesin pencari ternama seperti Google Search, Microsoft Bing, dan DuckDuckGo sehingga siapa saja bisa mencari isi percakapan itu di internet.

    Jenis percakapan yang terekspos beragam, mulai dari yang sederhana seperti meminta menyusun rencana diet untuk menurunkan berat badan, membicarakan kondisi kesehatan, sampai meminta dibuatkan password yang aman.

    Tapi tidak sedikit juga yang menguji batas kemampuan Grok dengan mengajukan pertanyaan yang terlarang seperti instruksi lengkap untuk membuat obat terlarang seperti fentanil dan cara membuat bom.

    Dengan kebocoran seperti ini, informasi rinci tentang akun pengguna biasanya dianonimkan atau disembunyikan. Tapi prompt yang mereka ajukan bisa saja berisi informasi pribadi yang sensitif dan tidak ingin diketahui orang lain.

    Sejumlah pakar mengatakan kebocoran ini meningkatkan kekhawatiran atas privasi pengguna AI. Mereka mengatakan percakapan dengan chatbot AI yang bocor telah mengungkap informasi pribadi seperti nama lengkap dan lokasi, hingga informasi sensitif tentang kesehatan mental dan hubungan pribadi.

    “Chatbot AI adalah bencana privasi yang sedang berlangsung,” kata Luc Rocher, Associate Professor di Oxford Internet Institute, seperti dikutip dari BBC, Jumat (22/8/2025).

    “Setelah bocor di internet, percakapan ini akan tetap ada di sana selamanya,” imbuhnya.

    Ini bukan pertama kalinya percakapan pengguna dengan chatbot AI tersebar luas tanpa sepengetahuan pengguna. Belum lama ini OpenAI membatalkan eksperimen setelah percakapan ChatGPT tidak sengaja muncul di hasil penelusuran mesin pencari.

    (vmp/vmp)

  • China Tendang Amerika, Trump Sekarang Gigit Jari

    China Tendang Amerika, Trump Sekarang Gigit Jari

    Jakarta, CNBC Indonesia – Startup kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek, meluncurkan pembaruan pada model andalannya, V3.1. Model ini diklaim mampu berjalan lebih cepat dan dioptimalkan dengan chip buatan dalam negeri.

    DeepSeek dalam unggahan WeChat menyebut bahwa model terbarunya, DeepSeek-V3.1, menggunakan format presisi UE8M0 FP8 yang disesuaikan dengan chip domestik generasi terbaru yang segera dirilis. Kendati demikian, perusahaan tidak memperinci jenis chip ataupun produsen yang dimaksud.

    Langkah ini diyakini memperkuat ekosistem semikonduktor nasional China, sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap teknologi Amerika. Washington di bawah pemerintahan Trump sebelumnya memperketat ekspor chip canggih dan perangkat pendukungnya ke Beijing. Namun, kini pembatasan itu sudah dicabut. 

    Di saat AS melunak, justru China yang balas dendam meminta perusahaan-perusahaan lokal berhenti menggunakan chip AS. Disinyalir, sikap tegas China karena merasa tersinggung dengan pemerintahan Trump yang blak-blakan menyebut hanya mengalirkan chip kelas bawah ke China. Bahkan, raksasa chip AS Nvidia dikabarkan meminta manufakturnya berhenti memproduksi chip H20 yang dirancang untuk China gara-gara ketegangan baru ini. 

    DeepSeek sendiri sempat mengejutkan dunia teknologi awal tahun ini ketika meluncurkan model AI yang mampu bersaing dengan produk Barat seperti ChatGPT milik OpenAI, namun dengan biaya operasional yang lebih rendah.

    Pembaruan V3.1 hadir setelah dua upgrade sebelumnya, yakni model R1 pada Mei dan peningkatan V3 pada Maret, demikian dikutip dari Reuters, Jumat (22/8/2025).

    Model terbaru ini memiliki struktur inferensi hibrida yang memungkinkan penggunaan dalam mode penalaran maupun non-penalaran. Pengguna juga bisa mengaktifkan fitur ini melalui tombol “deep thinking” di aplikasi dan platform web resmi perusahaan.

    Selain itu, DeepSeek menyatakan akan menyesuaikan biaya penggunaan API, layanan yang memungkinkan pengembang aplikasi lain mengintegrasikan model AI perusahaan, mulai 6 September mendatang.

    Dengan inovasi ini, China kian menunjukkan ketangguhannya dalam mengembangkan AI dan semikonduktor, sebuah langkah yang diyakini membuat Amerika, termasuk Donald Trump yang mendorong sanksi teknologi kepada mereka gigit jari.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ekosistem AI Indonesia Kian Matang, Siap Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi – Page 3

    Ekosistem AI Indonesia Kian Matang, Siap Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ekosistem kecerdasan buatan (AI) di Indonesia terus menunjukkan kematangan. Pertumbuhan AI di Tanah Air ditopang oleh kolaborasi erat antara industri, penyedia infrastruktur, hingga regulator.

    Industri keuangan, perbankan, serta telekomunikasi tercatat sebagai sektor yang paling siap dalam mengadopsi teknologi ini. Sementara itu, keberadaan perusahaan data center, penyedia layanan cloud, dan startup AI lokal turut memperkuat fondasi ekosistem sehingga pengembangannya menjadi lebih berkelanjutan.

    “Dan inilah sedikit masukan dari Indonesia, bahwa 5 kasus penggunaan utama berasal dari keamanan, layanan kesehatan, yang merupakan salah satu solusi kasus penggunaan AI yang paling banyak dibicarakan, dan juga BFSI, FinTech, Regulasi, serta pendidikan, politik, hukum, dan keamanan,” ungkap AI Nation Advisor, Andreas Tjendra, dalam diskusi acara Dyna Day 2025, ditulis Jumat (22/8/2025).

    Dampak penerapan AI mulai terlihat nyata di sejumlah sektor. Pada layanan call center, teknologi Generative AI Copilot mampu meningkatkan efisiensi operasional. Pemrosesan dokumen kompleks dapat dilakukan secara instan, sehingga akurasi pelayanan meningkat signifikan hingga 98,6 persen dan kinerja perusahaan terdongkrak 67,5 persen. Waktu tunggu pelanggan pun berkurang drastis.

     

  • Startup Tak Terkenal Baru Naik Daun Langsung Anjlok Gila-gilaan

    Startup Tak Terkenal Baru Naik Daun Langsung Anjlok Gila-gilaan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nama Palantir Technologies sempat menjadi sorotan lantaran mencatat pertumbuhan gila-gilaan. Startup yang bergerak di bidang software untuk penambangan data dan analisis berbasis AI tersebut bisa dibilang ‘anak emas’ pemerintahan Donald Trump.

    Dalam beberapa bulan di 2025, Palantir sempat membukukan nilai valuasi yang meningkat 2 kali lipat. Bahkan, bulan lalu Palantir masuk dalan jejeran ‘Top 20’ perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar.

    Hal ini dipicu oleh kontrak-kontrak pemerintah yang mengalir deras ke Palantir. Misalnya, kontrak senilai US$10 miliar dengan militer AS untuk memenuhi kebutuhan perang hingga dekade berikutnya.

    Selain itu, ada juga kontrak terpisah senilai US$178 juta dengan Angkatan Darat AS yang disepakati pada awal 2025. Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) juga menambah kontrak ke Palantir sebesar US$30 miliar untuk membangun software.

    Sayangnya, Palantir tak lama-lama naik daun. Sahamnya pelan-pelan ‘longsor’ setelah enam hari berturut-turut mengalami aksi jual besar-besaran.

    Fenomena ini menandai rentetan penurunan terpanjang bagi perusahaan software AI tersebut sejak April 2024. Sahamnya turun 18% dari rekor intraday terbaru, dikutip dari CNBC International, Kamis (21/8/2025).

    Saham ditutup di wilayah koreksi pada Selasa (19/8) waktu setempat setelah mengakumulasi kerugian 15% dari level tertingginya. Alhasil, Palantir tergeser dari posisi ‘Top 50’ sebagai perusahaan AS paling bernilai.

    Penurunan Palantir menyusul aksi jual pasar yang lebih luas dan menyusul laporan short selling dari Citron Research milik Andrew Left. Ia menyebut perusahaan tersebut terlepas dari fundamental dan analisis.

    Citron mengatakan sahamnya seharusnya dihargai US$40 jika dibandingkan dengan rasio harga terhadap pendapatan yang sama dalam valuasi OpenAI baru-baru ini sebesar US$500 miliar.

    “Alex Karp [CEO Palantir] dan timnya patut bangga. Namun bagi investor, di situlah disiplin berperan,” tulis Left, dikutip dari CNBC International.

    “Perbandingan adalah musuh kebahagiaan, dan ketika dibandingkan dengan para pemimpin AI sejati, harga Palantir sudah mencerminkan kesuksesan yang melampaui fundamentalnya,” ia menambahkan.

    Pada awal bulan ini, Palantir terbang dengan rekor harga saham tertinggi setelah melaporkan pendapatan kuartalan yang menembus US$1 miliar untuk pertama kalinya. Pencapaian itu jauh di atas estimasi Wall Street.

    Perusahaan ini mendapat dorongan besar dari ledakan AI dan berhasil meraih kontrak-kontrak pemerintah, termasuk dengan Departemen Pertahanan.

    Tahun ini saja, perusahaan ini menjadi salah satu dari 10 perusahaan teknologi teratas AS. Tahun lalu, perusahaan ini bergabung dengan S&P 500.

    Meskipun harga saham baru-baru ini turun, rasio harga terhadap pendapatan (Price-to-Earnings ratio) sebesar 193 kali lipat membuat saham Palantir tetap mahal, terutama jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan megacap lainnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Diserbu Asing, Indonesia Jangan Cuma Jadi Negara Pasar

    Diserbu Asing, Indonesia Jangan Cuma Jadi Negara Pasar

    Malang, CNBC Indonesia – Di tengah masifnya perkembangan teknologi global, Indonesia belum optimal dalam menangkap peluang. Hingga kini, banyak pihak menilai Indonesia masih sekadar menjadi negara pasar. 

    Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto juga menyinggung terkait hal tersebut. Ia menanyakan apakah sudah ada produk yang berkembang dan memiliki pasar sendiri.

    “Pertanyaannya adalah, mana produk-produk kita yang bisa berkembang, menjadi pasar bagi kita sendiri, bahkan mungkin dunia, dan meningkatkan ekonomi kita,” kata Boni di kawasan Universitas Brawijaya, Kamis (21/8/2025).

    Dia merujuk bahwa ekonomi digital bisa didorong dari pihak kampus. Melalui produk hingga pengembangan temuan sendiri.

    Namun sayangnya, kontribusi tersebut belum bisa dikatakan menjadi bagian dari ekonomi digital.

    “Oleh karena itu kami mendorong semoga dari UB (Universitas Brawijaya) makin banyak, tidak hanya produk, tapi juga startup-startup yang mengembangkan temuan-temuan tersebut, inovasi tersebut, menjadi nilai bisnis,” kata dia.

    Jika itu tidak dilakukan, Boni mengatakan Indonesia hanya bertahan pada level penemuan saja. 

    “Kita mengetahui, kita sendiri saat ini mungkin lebih banyak menjadi pasar. Use case yang kita gunakan untuk memecahkan masalah mostly IT-nya. Intellectual property masih dimiliki oleh korporasi besar ataupun industri dari luar,” kata Boni. 

    Sebelumnya Boni juga pernah mengatakan hal serupa pekan lalu. Dia menjelaskan Komdigi menyiapkan program terkait talenta digital agar tidak menjadi pasar untuk solusi dari luar negeri.

    Saat itu dia mengatakan talenta digital belum bisa dipenuhi dari pasokan dalam negeri. Jika hal tersebut terjadi ditakutkan talenta digital luar Indonesia bisa meningkat.

    “Yang kita khawatirkan adalah justru diperlukan oleh talenta-talenta dari luar. Nah ini yang menjadi PR,” ungkapnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pengusaha Antariksa Proyeksikan 2027 Indonesia Punya Satelit LEO

    Pengusaha Antariksa Proyeksikan 2027 Indonesia Punya Satelit LEO

    Bisnis.com, JAKARTA —  Asosiasi Antariksa Indonesia (Ariksa) berharap pada 2027 atau 2 tahun lagi Indonesia dapat meluncurkan satelit orbit rendah atau low earth orbit (LEO) pertamanya. Sejumlah langkah disiapkan termasuk pengembangan space port atau tempat peluncuran roket untuk satelit LEO. 

    Satelit LEO adalah satelit yang mengorbit di ketinggian 500 kilometer – 2.000 kilometer di atas permukaan bumi. Karena ketinggiannya yang relatif dekat bumi, ongkos roket yang dipakai relatif lebih murah dibandingkan satelit GEO yang mengorbit di ketinggian 36.000 kilometer. 

    Namun harus diingat, satelit GEO cukup diluncurkan satu kali untuk memberi layanan di seluruh antero bumi. Sementara LEO harus beberapa kali konstelasi satelit karena untuk memberikan cakupan layanan di seluruh bumi, dibutuhkan ratusan satelit LEO.

    “Tahun 2027 kita paling lambat meluncurkan LEO atau roket dari Indonesia,” kata Ketua Umum Asosiasi Antariksa Indonesia (Ariksa) Adi Rahman Adiwoso di Jakarta, Kamis (21/8/2025).

    Dia mengatakan untuk mensukseskan langkah besar ini dibutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dan ekosistem. 

    Adi Rahman mengatakan industri antariksa memiliki peranan penting dalam mendukung berbagai sektor di Indonesia mulai dari ekonomi hingga pertahanan. Saat ini fokus dalam pengembangan antariksa masih terpecah belah. Oleh sebab itu Ariksa dibentuk agar seluruh pemangku kepentingan memiliki misi bersama dalam membangun antariksa yang memberikan manfaat bagi Indonesia.

    Ada tiga hal yang harus menjadi fokus dalam pengembangan antariksa dalam negeri. Pertama, kebijakan yang berpihak dan ramah investasi. Kedua, pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang sejalan dengan pertumbuhan industri.

    Terakhir, model bisnis.  “Bisnisnya supaya itu berputar semuanya,” kata Adi.

    Adi mengatakan industri antariksa telah berevolusi sebagai industri IT berubah. Pada era 90-an revolusi IT atau internet itu menuju kepada public service atau sharing of information. Perusahaan over the top seperti Facebook, Google hingga Microsoft yang menjadi perusahaan umum pada ’90-an dikenal sebagai startup. Saat ini mereka telah mengubah pandangan orang dan nilainya sudah triliunan dolar. 

    Kondisi yang sama akan terjadi di industri antariksa dunia. Salah satu indikasinya adalah anggaran besar yang dihabiskan oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China dalam pengembangan industri luar angkasa. 

    Adi mengatakan dalam 5-6 tahun ini Amerika Serikat telah menghabiskan dalam sekitar US$200 miliar dengan perincian NASA sebesar US$20 miliar, Space Force sebesar US$80 miliar dan pemerintah AS sebesar US$100 miliar. 

    Kemudian Eropa menghabiskan sekitar US$50 miliar – US$56 miliar per tahun untuk pengembangan industri luar angkasa. 

    “Cina, ditambah dengan India dan lainnya, kami mengestimasi sekitar lebih dari US$200 miliar. Sehingga banyak perusahaan rintisan semuanya mencari jalan mendapatkan proyek-proyek dari US$200 miliar per tahun itu. Dan ini sudah konstan terjadi lebih daripada 5 tahun,” kata Adi. 

    Adi juga mengatakan investor dan perusahaan raksasa juga bermain di sektor antariksa. Mereka mengembangkan layanan antariksa dan berinvestasi di perusahaan startup. Rocket Lab, kata Adi, dahulu hanya memiliki valuasi US$2 miliar. Saat ini telah berkembang menjadi US$15 miliar. 

    “SpaceX dengan Starlink dan segala macamnya sekarang private valuation-nya itu mendekati US$400 miliar. Akan menjadi 1 triliun dolar,” kata Adi.

    Dia mengatakan perusahaan-perusahaan yang awalnya berukuran kecil itu kini telah menjadi perusahaan besar dan memberi dampak signifikan. Indonesia dapat meniru hal itu. 

    Melalui Ariksa, Adi berharap fokus pengembangan antariksa Indonesia yang saat ini masih tercecer di berbagai perusahaan swasta, lembaga hingga kementerian, ke depan dapat menyatu dan memiliki visi sama. 

  • Mahasiswa Brawijaya Bisa Jadi Jagoan AI, Begini Caranya

    Mahasiswa Brawijaya Bisa Jadi Jagoan AI, Begini Caranya

    Malang, CNBC Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melakukan kerja sama dengan Universitas Brawijaya untuk melakukan AI Talent Factory. Pelatihan tersebut dilakukan untuk mencari para expertise terkait teknologi tersebut.

    Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto mengatakan AI Talent Factory bukan sekedar pelatihan. Karena hal itu bisa dimulai dari level dasar atau pemula.

    “Tapi kita justru ingin memperpanjang runway-nya yang belum kita miliki secara maksimum adalah di titik AI practitioner dan specialist,” kata Boni ditemui di kawasan Universitas Brawijaya, Malang, Kamis (21/8/2025).

    Namun dia mengakui masih terdapat tantangan. Karena jumlahnya tidak terlalu banyak.

    “Tapi ini menjadi prime mover atau pengungkit perubahan bagi industri AI kita,” ungkapnya.

    Program ini akan melatih 50 orang selama satu semester. Selain pelatihan, ada belajar mandiri, eksplorasi teknologi dan infrastruktur, brainstorming dan berdiskusi dengan para mentor.

    Said Mirza Pahlevi, Kepala Pusat Pengembangan Talenta Digital menjelaskan brainstorming akan dibimbing ahli dari bidang AI. Dari proses ini diharapkan bisa menghasilkan prototipe.

    “Jadi ini sebenarnya bukan pelatihan yang sehari-hari yang kita lihat di kelas dan seterusnya, tapi ini adalah mendorong dan membina mereka supaya mereka bisa secara mandiri melakukan inovasi di bidang AI,” kata Said dalam kesempatan yang sama.

    Lulusan dari program ini akan diberikan sertifikasi. Diharapkan bisa menjadi rekomendasi kerja.

    Boni juga mengharapkan tidak hanya untuk mencari kerja. Mereka yang lulus dari program ini bisa membangun perusahaan rintisan atau startup baru. Dengan begitu bisa membuka peluang kerja.

    “Syukur-syukur membangun startup dan Anda membuka peluang kerja. Itu lebih bermakna, memberi nilai lebih,” jelas Boni.

    Boni tak menutup kemungkinan ada kampus lain yang ikut dalam program ini. Tidak hanya di Jawa, tetapi bisa di luar wilayah tersebut jadi dapat melakukan pemerataan.

    “Karena khususnya adalah tidak hanya yang di Jawa tapi juga di luar Jawa Ini penting sehingga nanti pemerataan pertumbuhan ekonomi juga tersebar di berbagai Indonesia,” kata Boni.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Enggak Nyangka, Jualan Labubu Raup Rp 16,27 Triliun Setahun

    Enggak Nyangka, Jualan Labubu Raup Rp 16,27 Triliun Setahun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pop Mart, memproyeksikan pendapatan penjualan Labubu melampaui US$ 1 miliar atau naik 8 kali lipat. 

    Berdasarkan laporan Tech Crunch, Pop Mart melaporkan pendapatan US$ 670 juta pada paruh pertama 2025. Capaian tersebut membuat perusahaan optimistis bisa membukukan pendapatan lebih dari US$ 1 miliar sepanjang 2025.

    Pendapatan Pop Mart jauh lebih tinggi dibanding perusahaan mainan global yang berbasis di Amerika Serikat, Mattel. Mattel adalah perusahaan pemilik Barbie dan Hot Wheels.

    Pop Mart sendiri telah berdiri selama 15 tahun dan sahamnya diperdagangkan di bursa. Namun, strategi Pop Mart lewat peluncuran Labubu membuat perusahaan asal China tersebut dilirik oleh modal ventura (VC) yang biasanya fokus berinvestasi di startup teknologi.

    Labubu dijual dalam format “blind box” sehingga pembeli tidak tahu desain atau kategori mainan yang mereka dapatkan. Harga setiap boks berkisar antara US$ 10 hingga US$ 20 (Rp 163 ribu – Rp 325 ribu).

    Popularitas Labubu meledak setelah Lisa, anggota Blackpink, mengaku terobsesi dengan boneka berbentuk “monster imut” tersebut. Kemudian, Labubu terlihat digunakan oleh selebritas lain untuk menghiasi tas tangan mereka.

    Manajemen Pop Mart menyatakan perusahaan berencana memperluas bisnis mereka ke wilayah Timur Tengah, Eropa Tengah, dan Amerika Selatan. Tahun ini, penjualan Pop Mart di luar China ditargetkan setara dengan penjualan di China.

    “Saya rasa pasar luar negeri masih sangat positif, dan kami percaya masih banyak ruang untuk tumbuh,” kata CEO Pop Mart, Wang Ning.

    Di AS, Pop Mart memiliki 40 toko. Pop Mart berencana membangun 10 toko lagi sampai akhir 2025. Pop Mart berencana meluncurkan Labubu versi kecil yang bisa dijadikan aksesori HP. 

    Perusahaan yang bermarkas di Beijing tersebut juga punya rencana untuk memanfaatkan HAKI milik mereka untuk memproduksi film animasi hingga taman hiburan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bill Gates Nyesal Cerai, Mantan Istri Justru Happy

    Bill Gates Nyesal Cerai, Mantan Istri Justru Happy

    Jakarta

    Pernikahan Bill Gates dan Melinda French kandas setelah 27 tahun bersama. Meski Gates menyesal, Melinda justru sudah bahagia dengan hidupnya.

    Sebelumnya founder Microsoft itu mengatakan perpecahan mereka berdua adalah kesalahan yang paling ia sesali dalam kehidupan dewasanya. Tapi Melinda French, nampaknya punya pandangan sendiri soal perpisahan antara ia dan sang mantan suami.

    Dalam publikasi ‘The Sunday Times: the Next Day: Transitions, Change, and Moving Forward’, Melinda mengaku tak ada pilihan lain selain mengakhiri hubungannya dengan Bill Gates.

    “Itu adalah sesuatu yang diperlukan. Jika Anda tidak dapat menjalankan nilai-nilai Anda dalam hubungan paling intim Anda, itu perlu” katanya.

    Beberapa hal yang mendorongnya untuk bercerai termasuk bayang-bayang hubungan Bill Gates dengan predator seks Jeffrey Epstein dan pengakuan Gates bahwa dia pernah menyelingkuhi Melinda. Semua berujung pada kurangnya kendali akan dirinya sendiri bertahun-tahun. Melinda pun memutuskan bercerai meski mengaku itu keputusan yang paling sulit dan penting yang pernah dia lakukan.

    Lebih lanjut, Melinda French bertutur ia bingung ketika sang filantropi menyebut perceraiannya adalah sebuah kesalahan.

    “Saya bahkan tidak tahu harus menanggapi pernyataan itu, jadi saya tidak akan mengomentari apa yang dia katakan. Dia punya kehidupannya sendiri. Saya punya kehidupan saya sendiri sekarang. Saya sangat bahagia,” akunya. Demikian melansir InStyle.

    Dari pernikahan Melinda dan Bill Gates, mereka dikaruniai tiga orang anak yakni Jennifer, Phoebe, dan Rory. Jennifer sudah menikah dengan atlet berkuda profesional Nayel Nassar dan telah memberikan cucu untuk kedua orangtuanya. Sementara Phoebe, dia sedang sibuk merintis startup bidang fashion bernama Phia yang dia jalani bersama rekannya selama berkuliah di Stanford.

    (ask/ask)

  • Gangguan Smelter Gresik, Freeport Gagal Proses 100 Ribu Ton Konsentrat Tembaga – Page 3

    Gangguan Smelter Gresik, Freeport Gagal Proses 100 Ribu Ton Konsentrat Tembaga – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Freeport Indonesia menyatakan sebanyak 100 ribu ton konsentrat tembaga tidak bisa diproses akibat penundaan startup fasilitas smelter di PT Smelting, Gresik, Jawa Timur.

    “Penundaan startup ini diperkirakan mengakibatkan sekitar 100 ribu ton konsentrat tembaga tidak dapat diproses,” ujar VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Katri Krisnati, dikutip dari Antara, Kamis (21/8/2025).

    Katri menjelaskan, kapasitas pemurnian konsentrat di smelter PT Smelting mencapai 1,3 juta ton per tahun. Namun, adanya perbaikan pada pabrik oksigen membuat fasilitas smelter yang baru saja selesai perawatan selama sebulan itu belum bisa beroperasi penuh.

    “Kami sedang melakukan analisis mendalam terhadap dampak penundaan ini terhadap operasi produksi upstream PT Freeport Indonesia,” tambahnya.

    Pernyataan tersebut muncul setelah Freeport McMoRan Inc dikabarkan menjual bijih tembaga akibat gangguan pada fasilitas pemrosesan di Indonesia. Gangguan ini terkait dengan insiden di pabrik oksigen PT Smelting, yang berbeda dengan kebakaran unit asam sulfat pada Oktober 2024 di Smelter Manyar, Gresik.

    Saat insiden kebakaran itu, pemerintah memberikan relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga Freeport yang awalnya berakhir Desember 2024 menjadi pertengahan 2025. Relaksasi diberikan setelah investigasi menyatakan kebakaran tersebut terjadi karena kejadian kahar (force majeure), bukan kesalahan pekerja.