Produk: startup

  • BRI Luncurkan Kartu Debit Co-Branding BRI X INDODAX, Dorong Inklusi Keuangan Digital di Indonesia – Page 3

    BRI Luncurkan Kartu Debit Co-Branding BRI X INDODAX, Dorong Inklusi Keuangan Digital di Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus mempertegas posisinya sebagai pelopor layanan keuangan digital di Tanah Air. Kali ini, BRI menggandeng INDODAX, platform jual-beli aset kripto terbesar di Indonesia, lewat peluncuran Kartu Debit Co-Branding BRI X INDODAX.

    Kolaborasi strategis ini menyasar komunitas tech-savvy, pengguna aset digital, hingga generasi muda yang membutuhkan layanan perbankan modern, aman, dan efisien. Dengan produk terbaru ini, BRI memberikan kemudahan bertransaksi lewat berbagai fitur unggulan yang dirancang khusus bagi nasabah INDODAX.

     

    Nasabah INDODAX yang membuka rekening BRI akan mendapatkan kartu debit eksklusif dengan beragam keistimewaan, mulai dari bebas biaya transaksi kartu secara real-time, akses konversi hingga 12 mata uang untuk mendukung transaksi lintas negara, hingga cashback Rp100.000 dan ekstra cashback airdrop 25.000 IDRX untuk penempatan dana mulai dari Rp1 juta.

    Selain itu, nasabah juga memperoleh perlindungan asuransi kecelakaan hingga 250% dari saldo rekening dengan nilai maksimal Rp150 juta, serta akses ke program loyalitas BRI dan INDODAX dengan berbagai promo dan benefit menarik.

     

    Proses aktivasi kartu didesain sederhana dan cepat, dimulai dari pembukaan rekening dengan flagging khusus, pengiriman data ke INDODAX, hingga penerbitan reward token sebagai bagian dari ekosistem digital yang terintegrasi.

    Sebagai bagian dari strategi eksposur, BRI bersama INDODAX juga akan menjadi co-host dalam ajang internasional Coinfest Asia 2025 yang digelar pada 22 Agustus 2025 di Bali. Event ini akan mempertemukan komunitas blockchain, startup, investor, hingga digital enthusiasts dari berbagai negara.

    Direktur Network & Retail Funding BRI, Aquaris Rudianto, menegaskan bahwa kolaborasi ini menjadi langkah nyata bank dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi sekaligus tren kebutuhan nasabah.

    “Kehadiran kartu Debit Co-Branding BRI X INDODAX merupakan langkah nyata kami dalam mendukung pertumbuhan literasi aset digital di Indonesia,” ujarnya.

     

    Program ini juga diproyeksikan mendorong peningkatan Dana Pihak Ketiga (CASA) dan fee-based income BRI. Inisiatif ini sejalan dengan strategi bank dalam memperluas basis nasabah baru, memperkuat ekosistem digital, serta meningkatkan inklusi keuangan nasional.

    “Peluncuran kartu Debit Co-Branding BRI X INDODAX menjadi bukti nyata transformasi BRI dalam menghadirkan inovasi keuangan digital yang relevan dengan kebutuhan generasi modern. Melalui kolaborasi ini, BRI tidak hanya memperluas akses layanan perbankan berbasis teknologi, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai universal bank,” jelas Aquaris.

  • Startup Pintarnya Raup Pendanaan Seri A Rp273 Miliar

    Startup Pintarnya Raup Pendanaan Seri A Rp273 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA— Platform penyedia lowongan pekerjaan, Pintarnya meraih pendanaan Seri A senilai US$16,7 juta atau setara dengan Rp273 miliar. 

    Melansir laman TechCrunch pada Senin (25/8/2025), pendanaan tersebut dipimpin oleh Square Peg dengan partisipasi dari investor sebelumnya, Vertex Venture Southeast Asia & India dan East Ventures.

    Dengan dana segar ini, Co-Founder Pintarnya Henry Hendrawan mengatakan, Pintarnya akan memperkuat teknologi platform sekaligus memperluas layanan keuangan melalui kemitraan. Perusahaan juga terbuka untuk ekspansi regional di Asia Tenggara jika momentum yang tepat tiba.

    “Dalam 5 tahun ke depan, kami ingin Pintarnya menjadi super app pilihan pekerja Indonesia, tempat pertama yang dituju saat mencari pekerjaan, mengasah keterampilan, hingga membuat keputusan keuangan,” kata Hendrawan.

    Sejak berdiri pada 2022, Pintarnya berupaya menjawab dua persoalan utama pekerja Indonesia, yakni penghasilan yang layak dan akses pembiayaan yang lebih sehat. Hendrawan menjelaskan, selama ini sebagian besar pekerja di Indonesia masih mencari pekerjaan secara offline melalui bursa kerja atau rekomendasi dari mulut ke mulut. Perusahaan kerap kebanjiran lamaran berbentuk kertas, sementara para pelamar jarang mendapat kabar balasan. 

    Untuk kebutuhan pinjaman, pilihan mereka pun terbatas pada keluarga, teman, atau bahkan rentenir dengan praktik penagihan yang keras. Menurutnya, Pintarnya hadir untuk mendigitalkan proses pencocokan kerja dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sehingga perekrutan lebih cepat. 

    “Selain itu, platform juga memberikan akses pinjaman yang lebih aman dan sehat, dengan skema pembayaran yang sesuai kemampuan pekerja, bukan yang justru menjerumuskan ke dalam jerat utang,” kata Hendrawan. 

    Data menunjukkan sekitar 59% dari 150 juta tenaga kerja Indonesia bekerja di sektor informal. Hal ini membuat mereka kesulitan mengakses layanan keuangan formal karena tidak memiliki bukti penghasilan maupun dokumen pekerjaan resmi. 

    Untuk menjawab tantangan tersebut, Pintarnya bekerja sama dengan lembaga pembiayaan berbasis aset dengan menggunakan jaminan seperti emas, barang elektronik, atau kendaraan.

    Sejak memperoleh pendanaan awal pada 2022, Pintarnya kini telah melayani lebih dari 10 juta pencari kerja dan 40.000 perusahaan di seluruh Indonesia. Pendapatannya meningkat hampir lima kali lipat secara tahunan, dan startup ini menargetkan dapat mencapai titik impas pada akhir 2025. 

    Mayoritas penggunanya berusia 21–40 tahun, dengan latar pendidikan SMA atau diploma non-universitas, yang merefleksikan segmen pekerja kerah biru dan informal yang menjadi fokus utama perusahaan.

    Jika platform lain seperti JobStreet, Kalibrr, dan Glints lebih banyak menyasar pekerja kantoran (white-collar), Pintarnya dirancang khusus untuk pekerja kerah biru dengan berbagai fitur, mulai dari fitur ‘quick apply’ untuk wawancara langsung, e-learning keterampilan terjangkau, peluang penghasilan tambahan dalam aplikasi, hingga akses ke layanan keuangan seperti pinjaman.

    Tren serupa juga terjadi di sektor fintech Indonesia, yang umumnya masih berfokus pada konsumen menengah ke atas. Model penilaian kredit konvensional, yang bergantung pada penghasilan bulanan tetap dan riwayat transaksi bank, membuat pekerja informal sulit dilayani oleh penyedia fintech yang ada.

    Hingga kini, layanan pinjaman menjadi yang paling banyak diminati pengguna Pintarnya. Namun, perusahaan berencana menghadirkan layanan tabungan mikro hingga investasi secara bertahap lewat produk inovatif bersama mitra strategisnya.

    “Dalam perjalanan membangun layanan ketenagakerjaan, kami menemukan pengguna membutuhkan lebih dari sekadar pekerjaan. Mereka juga membutuhkan layanan keuangan yang selama ini tidak bisa diberikan bank tradisional,” kata Hendrawan.

  • BRI Luncurkan Kartu Debit Co-Branding BRI X INDODAX, Perkuat Inklusi Keuangan Digital di Indonesia

    BRI Luncurkan Kartu Debit Co-Branding BRI X INDODAX, Perkuat Inklusi Keuangan Digital di Indonesia

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menegaskan posisinya sebagai pelopor layanan keuangan digital di Indonesia. Dalam upaya mendorong inklusi dan literasi keuangan berbasis teknologi, BRI menjalin kolaborasi strategis dengan INDODAX, platform jual-beli aset kripto terbesar di Indonesia, melalui peluncuran kartu Debit Co-Branding BRI X INDODAX.

    Inisiatif ini menyasar komunitas tech-savvy, pengguna aset digital, dan generasi muda yang membutuhkan layanan perbankan modern, aman, dan efisien. Melalui produk terbaru ini, BRI menghadirkan kemudahan bertransaksi dengan berbagai fitur unggulan yang dirancang khusus untuk nasabah INDODAX.

    Nasabah INDODAX yang membuka rekening BRI akan memperoleh kartu debit eksklusif dengan berbagai keistimewaan, di antaranya bebas biaya transaksi kartu secara real-time, akses bebas konversi hingga 12 mata uang untuk mendukung transaksi lintas negara serta mendapatkan cashback hingga Rp100.000 dan extra cashback airdrop 25.000 IDRX dengan penempatan dana mulai dari Rp1 Juta.

    Selain itu nasabah juga mendapatkan asuransi kecelakaan hingga 250% dari saldo rekening maksimum Rp150 Juta serta akses ke program loyalitas BRI dan Indodax dengan berbagai promo dan benefit menarik.

    Proses aktivasi kartu juga dirancang mudah dan seamless, dimulai dari pembukaan rekening dengan flagging khusus, pengiriman data ke INDODAX, hingga penerbitan reward token sebagai bagian dari ekosistem digital yang terintegrasi.

    Untuk memperkuat eksposur program ini, BRI bersama INDODAX akan menjadi co-host dalam Official Coinfest Asia 2025 yang diselenggarakan pada 22 Agustus 2025 di Bali. Coinfest Asia merupakan ajang internasional yang mempertemukan komunitas blockchain, startup, investor, dan digital enthusiasts.

  • BATIC 2025, Satu Dekade Inspirasi Inovasi Digital di Asia Pasifik

    BATIC 2025, Satu Dekade Inspirasi Inovasi Digital di Asia Pasifik

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui anak usahanya, Telin, kembali menggelar Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) 10th Edition 2025 di Bali International Convention Center, The Westin Resort, Bali, pada 26 – 29 Agustus 2025. Menandai satu dekade kontribusinya dalam mendorong transformasi digital di Asia Tenggara, BATIC 2025 mengusung tema “Igniting Tomorrow’s Digital Evolution” yang menegaskan peran BATIC sebagai forum strategis regional dalam memperkuat konektivitas digital, inovasi, dan kolaborasi digital.

    Selama empat hari, BATIC akan menghadirkan lebih dari 1.500 peserta dari 500 perusahaan dan 40 negara, menjadikannya salah satu konferensi paling berpengaruh di Asia Pasifik, bahkan dengan partisipasi yang semakin meluas dari Eropa, Timur Tengah, hingga Amerika. Para peserta akan mengeksplorasi perubahan digital dan perkembangan telekomunikasi yang terus berlangsung melalui diskusi tentang tren, dinamika pasar, dan inovasi, dengan penekanan pada pentingnya menyelaraskan inovasi digital dengan pembangunan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

    CEO Telin Budi Satria Dharma Purba menyatakan, selama satu dekade terakhir, kami menyaksikan BATIC tumbuh dalam skala, keragaman, dan dampak, merefleksikan transformasi cepat di lanskap digital dan telekomunikasi.

    “Tema tahun ini, ‘Igniting Tomorrow’s Digital Evolution’, mencerminkan ambisi berkelanjutan kami: mendorong kolaborasi, inovasi, dan mempercepat kemajuan lintas batas. BATIC 2025 bukan sekadar tonggak sejarah, melainkan pemantik momentum menuju babak baru pertumbuhan digital global,” ujar Budi dalam keterangan resmi dikutip Minggu (24/8/2025).

    Sebagai ajang tahunan berskala internasional, BATIC akan melanjutkan kesuksesan nya dengan mempertemukan para pemimpin industri, penentu kebijakan, penyedia layanan cloud, startup, dan investor. Acara ini menyediakan kesempatan untuk menyelami diskusi mendalam mengenai infrastruktur digital, kemitraan lintas negara, pertumbuhan bisnis, serta teknologi baru yang membentuk masa depan. 

    Foto: Dok: Telkom
    BATIC 2025

    Sementara itu, inisiator utama BATIC, Telin terus memimpin transformasi digital di kawasan. Sejalan dengan visi “Telin for Tomorrow,” Telin juga mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) ke dalam operasionalnya sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Sebagai bagian dari komitmen ESG di BATIC 2025, Telin akan mengukur jejak karbon perjalanan peserta dan mengimbanginya dengan menanam pohon mangrove, sebagai langkah menuju netralitas karbon dan keberlanjutan lingkungan jangka Panjang.

    BATIC juga memperkuat posisinya sebagai panggung digital global dengan menghadirkan kemitraan terbaru bersama ITW Global Leaders’ Forum (GLF). Kolaborasi ini akan menyambut eksekutif dan pemimpin senior dari operator internasional terbesar di dunia, yang akan berdiskusi pada tingkat tinggi mengenai interoperabilitas, kemitraan global, dan tren teknologi masa depan. Selain itu, BATIC akan menyelenggarakan Future Tech Leaders’ Summit, yang bertujuan memberdayakan generasi innovator berikutnya melalui interaksi langsung dengan pemimpin teknologi global, program, dan sesi pengembangan keterampilan.

    Selain sesi konferensi utama, BATIC 2025 menawarkan berbagai kegiatan menarik yang dirancang untuk memperkuat koneksi dan jejaring antar peserta. Selama tiga hari acara, peserta dapat mengikuti Charity Fun Run, Gala Dinner, serta menikmati beragam aktivitas sosial pada hari terakhir. Inisiatif ini diharapkan dapat mempererat kolaborasi, membangun hubungan strategis, serta menciptkan pengalaman menyeluruh bagi para peserta.

    Meski strategi infrastruktur dan enterprise tetap menjadi fokus utama Telin, dampaknya meluas ke berbagai industri, komunitas, dan pemangku kepentingan di berbagai tingkatan. BATIC telah berkembang menjadi platform global yang memberdayakan startup, pelajar, dan sektor publik, memainkan peran kunci dalam mewujudkan masa depan digital yang inklusif dan dapat diakses.

    Komitmen ini selaras dengan strategi besar TelkomGroup untuk menjadi digital telco yang mengedepankan peluang tanpa batas dan kolaborasi global. Melalui BATIC, Telin menegaskan perannya sebagai penghubung utama ekosistem digital Asia Pasifik, sekaligus mitra pertumbuhan bagi industri, komunitas, dan generasi mendatang. 

    (bul/bul)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kemenekraf Tekankan Pemanfaatan AI Guna Bantu UMKM Perluas Pasar

    Kemenekraf Tekankan Pemanfaatan AI Guna Bantu UMKM Perluas Pasar

    JAKARTA – Kementerian Ekonomi Kreatif menyebut pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi membantu pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk memperluas pasar mereka.

    Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya saat dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu mengatakan adopsi teknologi, termasuk AI, menjadi langkah strategis menciptakan ekosistem ekraf yang tangguh, inovatif, dan adaptif.

    “AI bukan semata tentang teknologi, melainkan tentang bagaimana kita menghadirkan alat baru bagi pelaku ekraf untuk meningkatkan kreativitas, efisiensi, dan daya saing produk mereka. Dengan penguasaan digital, UMKM diharapkan mampu menembus pasar yang lebih luas tanpa kehilangan identitas karya Indonesia,” ujar Menekraf Riefky.

    Direktur Teknologi Digital Baru Kemenekraf Dandy Yudha Feryawan menambahkan AI dapat menjadi alat bantu praktis untuk meningkatkan kapasitas talenta ekraf, tapi, kreativitas dan orisinalitas pelaku usaha tetap menjadi hal utama.

    Kementerian Ekraf memberikan pelatihan tentang pemanfaatan AI KreasiAI bagi pelaku UMKM di Kota Depok, Jawa Barat.

    “Kami berharap melalui KreasiAI, pegiat ekonomi kreatif Kota Depok semakin siap dan berdaya saing dalam mengadopsi teknologi AI, sehingga ekraf dapat terus menjadi the new engine of growth (mesin baru pertumbuan) bagi Indonesia,” kata Dandy.

    Peserta pelatihan ialah pelaku ekraf subsektor kuliner, kriya, dan fesyen, dengan agenda pelatihan praktis, pendampingan, serta demo teknologi dari startup AI lokal. Program itu bertujuan memperkuat kapasitas pelaku ekraf agar lebih adaptif dan berdaya saing di era digital.

    Kementerian Ekraf mencatat, lebih dari 90 persen UMKM di Indonesia masih belum mengoptimalkan pemanfaatan AI. Melalui KreasiAI, peserta diajarkan membuat foto produk dan video promosi, menyusun strategi pencitraan, hingga memahami Uji 4 Langkah Orisinalitas Karya untuk menghindari pelanggaran hak cipta.

    Program ini terselenggara berkat kolaborasi Kementerian Ekraf, Kumpul Impact, Bank BJB, dan Dinas UKM Kota Depok. Wakil Direktur Program KUMPUL.ID, Mia Aulia Gaswara, menekankan pentingnya literasi digital agar UMKM mampu bersaing di era ekonomi digital.

    Apresiasi juga datang dari Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Depok Iskandar Zulkarnaen serta Manajer Sentra UMKM Bank BJB Sonny Hendratyo yang menegaskan dukungan penuh terhadap UMKM naik kelas melalui teknologi.

  • Elon Musk Minta Bantuan Zuckerberg untuk Beli Induk ChatGPT

    Elon Musk Minta Bantuan Zuckerberg untuk Beli Induk ChatGPT

    Jakarta

    Elon Musk ternyata meminta bantuan pesaingnya Mark Zuckerberg saat menyusun konsorsium untuk membeli OpenAI senilai USD 97,4 miliar. Namun CEO dan pendiri Meta itu menolak ajakan Musk.

    Hal ini terungkap dokumen pengadilan yang didaftarkan OpenAI terkait kasus hukumnya dengan Elon Musk yang dimulai tahun lalu. Pemilik ChatGPT itu mengklaim Musk pernah berkomunikasi dengan Zuckerberg tentang potensi pembiayaan atau investasi sehubungan dengan tawarannya untuk membeli OpenAI.

    OpenAI mengatakan Musk telah mengungkap komunikasinya dengan Zuckerberg dalam interogasi di bawah sumpah. OpenAI meminta hakim untuk memerintahkan Meta agar menyerahkan dokumen dan komunikasi terkait tawaran untuk OpenAI.

    “Komunikasi Meta dengan penawar lain, atau komunikasi internal, termasuk yang mencerminkan diskusi dengan Musk dan penawar lainnya, juga akan menjelaskan motivasi di balik tawaran tersebut,” kata OpenAI, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (22/8/2025).

    Dalam dokumen pengadilan yang sama, Meta mengatakan OpenAI seharusnya meminta dokumen yang relevan langsung dari Musk dan startup AI-nya, dan meminta hakim untuk menolak permintaan OpenAI.

    Kasus hukum antara Elon Musk dan OpenAI dimulai ketika CEO dan co-founder OpenAI Sam Altman berencana mengubah model bisnisnya menjadi for-profit.

    Musk, yang ikut mendirikan OpenAI bersama Altman pada tahun 2015, tidak setuju dengan rencana tersebut. Pria kelahiran Afrika Selatan itu kemudian menggugat OpenAI dengan tuduhan pelanggaran kontrak dan mencoba menghentikan OpenAI berubah menjadi perusahaan for-profit.

    Belum lama ini, Hakim Yvonne Gonzales Rogers memutuskan bahwa Musk harus menghadapi gugatan balik OpenAI. Dalam gugatan balasannya, OpenAI menuduh ‘tawaran palsu’ dari Musk dan xAI telah merugikan bisnisnya, dan Musk telah melakukan pelecehan melalui tindakan hukum dan serangan di media sosial dan pers.

    (vmp/vmp)

  • Hilirisasi Digital dan Kedaulatan Internet Jadi Agenda Penting Indonesia

    Hilirisasi Digital dan Kedaulatan Internet Jadi Agenda Penting Indonesia

    Jakarta

    Hilirisasi digital, pemerataan akses internet, hingga tantangan kecerdasan buatan (AI) menjadi isu strategis dalam perjalanan transformasi ekonomi Indonesia. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menegaskan, Indonesia kini berada di fase krusial untuk memastikan teknologi digital tidak hanya berkembang di level infrastruktur, tetapi juga memberi dampak nyata bagi masyarakat dan industri.

    Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, menilai pertumbuhan pesat AI akan mendorong lonjakan trafik data secara eksponensial. Situasi ini menuntut Indonesia menyiapkan jaringan yang tangguh, aman, dan adaptif.

    “Transformasi digital bukan sekadar soal teknologi, ini tentang kedaulatan, pemerataan akses, dan keberlanjutan ekonomi nasional,” ujarnya, Jumat (22/8/2025).

    APJII yang menaungi lebih dari 1.300 ISP di seluruh Indonesia menekankan pentingnya hilirisasi digital, yaitu bagaimana hasil riset, pengembangan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur dapat diterjemahkan menjadi manfaat nyata, baik untuk masyarakat maupun pelaku industri.

    Indonesia disebut kini dipandang global tidak hanya sebagai pasar besar, melainkan sebagai calon pusat inovasi digital Asia Tenggara. Kepercayaan itu terlihat dari meningkatnya minat vendor teknologi global, investor, hingga startup internasional untuk berkolaborasi di tanah air.

    Direktur Indonesia Technology & Innovation (Inti), Hendri Bunardy, menilai momentum ini penting untuk menjaga posisi strategis Indonesia di peta ekonomi digital.

    “Indonesia berpotensi menjadi pintu gerbang investasi teknologi digital Asia Tenggara. Tetapi untuk itu, dibutuhkan sinergi antara industri, regulator, dan akademisi,” jelasnya.

    Seiring akselerasi digital, sejumlah tantangan mengemuka. Infrastruktur jaringan harus diperkuat agar mampu menampung lonjakan trafik, keamanan siber perlu ditingkatkan untuk menghadapi ancaman global, dan kualitas SDM digital harus dipacu agar mampu bersaing.

    APJII menekankan, keberhasilan transformasi digital nasional hanya bisa dicapai jika seluruh pemangku kepentingan-pemerintah, industri, akademisi, hingga masyarakat-bergerak bersama.

    “Ekosistem digital yang kuat, inklusif, dan kompetitif adalah fondasi agar Indonesia tidak hanya jadi konsumen teknologi, tetapi juga produsen inovasi,” kata Arif.

    IIXS 2025

    APJII bakal menggelar Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) 2025, pameran digital terbesar di Asia Tenggara, pada 2-4 September 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran.

    Mengusung tema “Digital Downstream: Powering Indonesia Digital Transformation”, IIXS 2025 diharapkan menjadi momentum penting dalam mendorong hilirisasi inovasi digital dan pemerataan akses internet sebagai fondasi ekonomi digital Indonesia di era kecerdasan artifisial (AI).

    Arif menyebutkan bahwa IIXS 2025 adalah flagship event APJII yang dihadirkan sebagai platform kolaborasi strategis yang mempertemukan regulator, operator telekomunikasi, vendor teknologi global, peneliti, investor, pelaku startup, akademisi, dan komunitas digital.

    Tidak sekadar menjadi pameran teknologi berskala internasional, IIXS juga akan menjadi ruang dialog kebijakan, pusat business matchmaking, serta showcase inovasi teknologi mutakhir.

    “IIXS 2025 kami dedikasikan sebagai wadah bersama bagi industri, pemerintah, dan masyarakat untuk memperkuat posisi Indonesia di peta ekonomi digital global. Transformasi digital bukan sekadar teknologi; ini tentang kedaulatan, pemerataan akses, dan keberlanjutan ekonomi nasional,” pungkasnya.

    (agt/agt)

  • Pendiri AI Google Sebut Gelar Dokter dan Pengacara Akan Sia-sia

    Pendiri AI Google Sebut Gelar Dokter dan Pengacara Akan Sia-sia

    Jakarta

    Salah satu pelopor kecerdasan buatan di Google memperingatkan calon dokter dan pengacara bahwa AI dapat mencuri masa depan mereka. Mengapa demikian?

    Dalam wawancara dengan Business Insider, Jad Tarifi, pendiri tim AI generatif pertama Google yang keluar di 2021 untuk membuat startup Integral AI, menyatakan kemampuan AI yang terus meningkat mungkin segera membuat gelar sarjana hukum atau kedokteran menjadi sia-sia.

    Dikutip detikINET dari Futurism, Tarifi juga memberi saran bahwa tidak seorang pun harus menempuh gelar PhD kecuali mereka terobsesi dengan bidang ilmunya.

    Tarifi sendiri lulus PhD bidang AI tahun 2012, ketika subjek itu masih kurang umum. Namun saat ini, kata pria berusia 42 tahun itu, lebih baik menghabiskan waktu mempelajari topik khusus terkait AI, seperti AI untuk biologi. Bahkan mungkin orang sudah tidak perlu gelar sama sekali.

    “Pendidikan tinggi seperti yang kita kenal sekarang berada di ambang kepunahan. Keberhasilan di masa depan takkan datang dari mengumpulkan kredensial, melainkan dari mengembangkan perspektif unik, kesadaran emosional, dan ikatan antarmanusia yang kuat,” cetusnya.

    “Saya mendorong kaum muda untuk berfokus pada dua hal yaitu seni terhubung secara mendalam dengan orang lain, dan upaya batin untuk terhubung dengan diri sendiri,” papar Tarifi.

    Menurutnya, belajar jadi dokter medis atau pengacara mungkin tak lagi sepadan. Meraih gelar di bidang tersebut perlu waktu sangat lama dibandingkan seberapa cepat AI berevolusi sehingga dapat mengakibatkan siswa hanya membuang tahun-tahun dalam hidup mereka.

    “Dalam sistem medis saat ini, apa yang Anda pelajari di sekolah kedokteran sangat ketinggalan zaman dan didasarkan pada hafalan,” katanya.

    Tarifi tidak sendirian menilai pendidikan tinggi tidak mengikuti gelombang AI yang terus berubah. Meningkatnya biaya sekolah dipadukan dengan kurikulum yang ketinggalan zaman menciptakan badai sempurna bagi tenaga kerja yang tidak siap.

    “Saya tidak yakin bahwa perguruan tinggi mempersiapkan orang untuk pekerjaan yang mereka butuhkan saat ini. Saya pikir ada masalah besar tentang itu dan juga semua masalah utang mahasiswa,” kata Mark Zuckerberg belum lama ini.

    Adapun CEO OpenAI Sam Altman mengjlaim model AI terbaru perusahaannya sudah dapat bekerja dengan cara yang setara dengan mereka yang memiliki gelar PhD.

    “GPT-5 benar-benar terasa seperti berbicara dengan pakar tingkat PhD dalam topik apa pun. Sesuatu seperti GPT-5 hampir tak terbayangkan di masa lain dalam sejarah,” cetus Altman.

    (fyk/fay)

  • Jelang IIXS 2025, APJII Tekankan Hilirisasi Digital dan Peran AI di Indonesia – Page 3

    Jelang IIXS 2025, APJII Tekankan Hilirisasi Digital dan Peran AI di Indonesia – Page 3

    Tidak hanya menghadirkan pameran berskala besar, IIXS 2025 juga akan menjadi ajang pertemuan strategis antara pemangku kepentingan industri digital melalui sesi diskusi kebijakan, business matchmaking, hingga demonstrasi teknologi terbaru.

    Berbagai inovasi siap dipamerkan mulai dari teknologi jaringan 5G, kecerdasan buatan, cloud computing, pusat data berkelanjutan, robotik, hingga drone.

    Kehadiran teknologi ini diharapkan tidak hanya mempercepat transformasi digital nasional, tetapi juga mampu menarik minat investasi baru yang akan memperkuat ekosistem digital Indonesia.

    Direktur Indonesia Technology & Innovation (INTI), Hendri Bunardy, menyebutkan bahwa dukungan lintas sektor menjadi kunci kesuksesan.

    “Kehadiran Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), BRIN, BSSN, vendor global, operator telekomunikasi, hingga startup teknologi akan menjadikan IIXS 2025 sebagai forum strategis untuk menyelaraskan kebijakan digital nasional dengan tren global,” ia menjelaskan.

     

  • detikcom Punya Cari(in) Kerja Nih, Tempat Berbagi Lowongan!

    detikcom Punya Cari(in) Kerja Nih, Tempat Berbagi Lowongan!

    Jakarta

    Di tengah situasi yang marak dengan pemutusan hubungan kerja (PHK), kebutuhan mencari lowongan kerja baru pun meningkat. Termasuk, para fresh graduate alias yang baru lulus dan belum berpengalaman pun juga getol mencari lowongan kerja.

    Buktinya, setiap ada bursa lowongan kerja, baik yang disediakan pemerintah daerah maupun Kementerian Ketenagakerjaan, selalu dipadati para pemburu kerja. Bahkan, ada yang membludak hingga ribuan peserta.

    Mengacu pada situasi di atas, detikcom membantu memudahkan pencarian lowongan kerja sekaligus memfasilitasi perusahaan atau lembaga yang membuka lowongan melalui program Cari(in) Kerja!

    Informasi selengkapnya bisa langsung klik Cari(in) Kerja! di sini, dan dengan mengakses program tersebut maka Anda bisa berbagi sekaligus mendapatkan informasi lowongan kerja.

    Cari(in) Kerja merupakan platform lowongan kerja yang menyambungkan profesional, fresh graduates, hingga pekerja informal dan semi-formal dengan peluang kerja dari perusahaan besar, startup, hingga UMKM di seluruh Indonesia.

    Tidak hanya sebagai job board, tapi juga sebagai community-driven listing space untuk pelaku usaha yang ingin mencari tenaga kerja.

    Syarat dan Ketentuan:

    1. Program ini terbuka untuk seluruh warga Indonesia.
    2. Informasi tidak boleh mengandung unsur SARA, pornografi, kekerasan, atau hal-hal lain yang melanggar hukum dan norma yang berlaku.
    3. Dengan mengirimkan konten, Anda memberikan detikcom lisensi non-eksklusif, bebas royalti, dan dapat dialihkan untuk menggunakan, mereproduksi, memodifikasi, dan menampilkan konten tersebut untuk keperluan program.
    4. Informasi pribadi yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya sesuai dengan Kebijakan Privasi detikcom.
    5. detikcom berhak untuk menolak atau menghapus konten yang dianggap melanggar Syarat dan Ketentuan ini tanpa pemberitahuan sebelumnya.
    6. detikcom tidak bertanggung jawab atas kelalaian serta pelanggaran yang terjadi antara pemberi kerja dan pencari kerja.

    Disclaimer: Informasi lowongan kerja ini merupakan kiriman pembaca. detikcom hanya mempublikasikan dan tidak bertanggung jawab atas keabsahan isi maupun proses rekrutmen. Harap berhati-hati serta lakukan pengecekan lebih lanjut sebelum melamar.

    Tonton juga video “Kisah Pemuda Bogor Cari Kerja di JobFest Jaktim Usai Kena PHK” di sini:

    (hns/hns)