Produk: startup

  • Komdigi Resmikan Banda Aceh Academy, Tempat Bangun Startup Berbasis Teknologi

    Komdigi Resmikan Banda Aceh Academy, Tempat Bangun Startup Berbasis Teknologi

    JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital bersama dengan Pemerintah Kota Banda Aceh menyiapkan Banda Aceh Academy (BAA), sebuah fasilitas untuk anak muda Aceh untuk belajar, berkolaborasi, dan membangun usaha rintisan berbasis teknologi.

    Melalui fasilitas baru ini, wakil Menteri Komdigi Nezar Patria berharap Banda Aceh Academy (BAA) bisa menjadi pusat lahirnya ekosistem startup lokal, dan juga menjawab kebutuhan generasi muda Aceh yang kreatif dan ingin memperluas akses usaha rintisan.

    “Kita siap membantu karena gagasan ini juga sejalan dengan program yang ada di Komdigi, terutama untuk pembangunan ekosistem digital,” kata Nezar dalam keterangan resminya dikutip Jumat, 5 September. 

    Ia juga berharap,  BAA ini bisa menguatkan ekosistem bisnis digital di Banda Aceh. “Karena di sini saya lihat anak-anak mudanya cukup kreatif, punya ekspektasi yang besar dan menginginkan akses yang lebih luas terutama permodalan,” lanjutnya. 

    Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal mengapresiasi langkah tersebut.

    Dengan fasilitas ini, pemerintah Aceh berharap bisa turut serta mewujudkan program nasional, untuk melahirkan 1.000 startup.

    “Karena Banda Aceh Academy tidak hanya ditujukan bagi anak muda Banda Aceh, tetapi juga untuk seluruh Aceh. Sehingga kolaborasi dengan universitas, BUMN hingga pemerintah pusat akan memperluas akses permodalan, peluang kerja, serta meningkatkan daya saing UMKM berbasis digital,” ungkapnya.

    Kehadiran BAA Banda Aceh juga akan menjadi pusat ekonomi digital baru di Aceh, sehingga generasi muda akan menjadi produsen inovasi digital, bukan hanya sebagai konsumen teknologi.

  • Nadiem Makarim Tersangka Jadi Sorotan Media Mancanegara

    Nadiem Makarim Tersangka Jadi Sorotan Media Mancanegara

    Jakarta

    Nama Nadiem Makarim dulu dipuji sebagai ikon inovasi lewat startup Gojek yang turut merubah pola hidup masyarakat di era modern. Namun, kini ia terseret dalam lingkaran kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook. Berita ini juga ramai di media mancanegara.

    Kejagung telah menetapkan eks Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim (NAM) sebagai tersangka baru. Sebelumnya, sudah ada empat orangnya lingkungan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang sudah tersangka.

    “Telah menetapkan tersangka baru dengan inisial NAM,” kata Kapuspenkum Kejagung Anang Supriatna dalam jumpa pers di gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2025) sebagaimana dikutip dari detiknews.

    “Indonesia detains former minister andGojek founder as suspect in graft case,” demikian judul yang ditulis kantor berita Reuters. “Penyidik Indonesia pada hari Kamis menetapkan mantan menteri pendidikan dan salah satu pendiri perusahaan transportasi daring Gojek, Nadiem Makarim, sebagai tersangka dalam kasus korupsi dugaan pengadaan laptop yang tidak sah dan mengatakan ia telah ditahan,’ tulis mereka.

    “Seorang penyidik di Kejaksaan Agung mengatakan Nadiem akan ditahan 20 hari selama penyelidikan berlangsung. Nadiem, menteri pendidikan periode 2019-2024, dituduh terlibat dalam pengadaan laptop Chromebook Google untuk digunakan di kementeriannya dan oleh para mahasiswa, kata penyidik Nurcahyo Jungkung Madyo,” sebut Reuters.

    Adapun kantor berita Associated Press atau AP yang berbasis di Amerika Serikat menulis judul “Founder of Indonesian payments platform Gojek arrested in connection with graft probe”.

    “Salah satu pendiri platform pembayaran dan perusahaan transportasi daring Gojek ditangkap pada hari Kamis sebagai bagian dari penyelidikan dugaan skandal korupsi senilai USD 115 juta yang terkait dengan pengadaan laptop Google Chromebook untuk sekolah oleh pemerintah,” tulis AP

    “Nadiem Anwar Makarim, 41 tahun, yang menjabat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi saat dugaan pelanggaran tersebut terjadi, ditangkap setelah menghadiri pemeriksaan di Kejaksaan Agung. Ia diperiksa terkait penyelidikan tersebut, yang berfokus pada peran pengawasannya sebagai Menteri Pendidikan selama transisi ke pembelajaran jarak jauh di sekolah ketika ruang kelas terpaksa ditutup akibat pandemi COVID-19,” sebut AP.

    “Co-founder of Indonesia’s Gojek named corruption suspect,” demikian berita yang ditulis oleh media terkemuka asal Jepang, Nikkei. “Kejaksaan Agung Indonesia menyebut Nadiem Makarim, salah satu pendiri raksasa ride hailing lokal GoJek, sebagai tersangka dalam sebuah kasus korupsi saat dia menjadi Menteri Pendidikan,” tulis Nikkei.

    (fyk/fyk)

  • Biografi Lengkap Nadiem Makarim: Lahir, Kuliah, hingga Jejak Karier

    Biografi Lengkap Nadiem Makarim: Lahir, Kuliah, hingga Jejak Karier

    Bisnis.com, JAKARTA – Nama Nadiem Makarim menjadi trending topik setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi menetapkan eks Mendikbudristek itu dalam kasus dugaan korupsi Chromebook periode 2019-2022.

    Dirdik Jampidsus Kejagung, Nurcahyo Jungkung Madyo mengatakan pihaknya telah memiliki alat bukti yang cukup sebelum menetapkan Nadiem sebagai tersangka.

    “Hari ini telah menetapkan tersangka inisial NAM selaku Menteri Kebudayaan Riset dan Teknologi periode 2019-2024,” ujar Nurcahyo di Kejagung, Kamis (4/9/2025).

    Biografi Nadiem Makarim: Sekolah dan Perjalanan Karier

    Nadiem lahir di Singapura pada 4 Juli 1984. Putra dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Alqadrie itu menempuh pendidikan strata satu Hubungan Internasional di Brown University.

    Nadiem menyelesaikan empat tahun pendidikannya di universitas yang berada di Inggris pada 2006, kemudian melanjutkan pendidikannya ke Harvard Business School, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, pada 2009.

    Nadiem mengantongi predikat sebagai Master of Business Administration (MBA) pada 2011. Pada tahun yang sama Nadiem merintis perusahaan yang diberi nama Gojek.

    Namun, sebelum sepenuhnya fokus pada Gojek, pada November 2011, Nadiem pernah bekerja untuk Zalora Indonesia sebagai Managing Director selama 10 bulan.

    Delapan bulan lepas dari Zalora Indonesia, Nadiem bergabung dengan startup penyedia layanan pembayaran non-tunai, Kartuku, menduduki posisi Chief Innovation Officer.

    Pada saat itu Nadiem bertugas dalam mengatur strategi produk, melakukan analisis kesiapan pasar dan menjalin kemitraan strategis dengan para pengecer.

    Nadiem kemudian mundur dari Kartuku pada Maret 2014. Dia memilih fokus mengembangkan Gojek hingga akhirnya startup yang saat itu dikenal dengan aplikasi pemesanan ojek online tersebut resmi meluncur pada Januari 2015.

    Pernah Masuk Bloomberg 50, Ceritanya Ada di Laman Selanjutnya…

  • Dari Tokoh Startup Beken, Nadiem Makarim Jadi Tersangka Korupsi Chromebook

    Dari Tokoh Startup Beken, Nadiem Makarim Jadi Tersangka Korupsi Chromebook

    Jakarta

    Nama Nadiem Makarim dulu dipuji sebagai ikon inovasi lewat startup Gojek yang turut merubah pola hidup masyarakat di era modern. Namun, kini ia terseret dalam lingkaran kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook.

    Kejagung Tetapkan Nadiem Jadi Tersangka

    Kejagung telah menetapkan eks Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim (NAM) sebagai tersangka baru. Sebelumnya, sudah ada empat orangnya lingkungan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang sudah tersangka.

    “Telah menetapkan tersangka baru dengan inisial NAM,” kata Kapuspenkum Kejagung Anang Supriatna dalam jumpa pers di gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2025) sebagaimana dikutip dari detiknews.

    Direktur Penyidikan (Dirdik) Jampidsus Kejagung Nurcahyo Jungkung Madyo mengatakan Nadiem ditetapkan sebagai tersangka setelah penyidik menemukan alat bukti. Tak hanya itu, penyidik juga telah memeriksa berbagai saksi, termasuk saksi ahli.

    “Berdasarkan pemeriksaan dan alat bukti keterangan saksi ahli petunjuk dan surat serta barang bukti yang telah diterima atau diperoleh tim penyidik pada Jampidsus pada hari ini menetapkan satu tersangka dengan inisial NAM selaku Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi periode tahun 2019-2024,” tuturnya.

    Kerugian Negara Hampir Rp 2 Triliun

    Kejagung mengungkapkan kerugian negara akibat korupsi tersebut diperkirakan mencapai hampir Rp 2 triliun. Namun Nurcahyo mengatakan kerugian keuangan negara saat ini masih dalam perhitungan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

    “Kerugian keuangan negara yang timbul dari kegiatan TIK, diperkirakan senilai kurang lebih Rp 1.980.000.000.000. Yang saat ini masih dalam penghitungan kerugian keuangan negara oleh BPKP,” ujarnya.

    Ikon Startup Indonesia

    Sebelumnya, Nadiem dikenal sebagai penggiat startup Gojek yang membawa perubahan besar di masyarakat era modern. Dengan memadukan armada ojek dan inovasi teknologi, Gojek sukses menghadirkan persoalan transportasi.

    Meski didirikan 2010 berupa layanan call center, Gojek baru berkembang pesat pada 2015 setelah meluncurkan aplikasi yang bisa diakses lewat smartphone. Dari sini muncul berbagai layanan berbasis ojek, mulai dari layanan transportasi, antar makanan, kirim barang, dompet digital, dan lainnya.

    Hal itu yang membuat Gojek menjadi super app dan salah satu pionir startup unicorn asal Indonesia. Nama besar Nadiem sebagai ikon digital dalam negeri masuk ke dalam pejabat publik setelah diangkat diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) pada 23 Oktober 2019 dalam Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo periode 2019-2024.

    Lalu, setelah ada perubahan nomenklatur kementerian pada April 2021, posisinya berubah menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek). Keberadaan Nadiem ketika itu diharapkan memberikan perubahan di dunia pendidikan Indonesia.

    Peran Nadiem Makarim

    Kasus Nadiem diusut setelah ia merampungkan jabatan sebagai menteri. Kejagung mengungkap peran Nadiem sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.

    Nadiem disebut membalas surat Google untuk pengadaan Chromebook padahal uji coba sebelumnya dinyatakan gagal. Kasus ini bermula saat pertemuan Nadiem dengan Google Indonesia pada awal 2020.

    “Perbuatan yang dilakukan oleh tersangka NAM, antara lain yaitu pada bulan Februari 2020 NAM yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melakukan pertemuan dengan pihak dari Google Indonesia dalam rangka membicarakan produk dari Google yaitu dalam program Google for Education dengan menggunakan Chromebook yang bisa digunakan oleh kementerian, terutama kepada peserta didik,” kata Direktur Penyidikan (Dirdik) Jampidsus Kejagung Nurcahyo Jungkung Madyo dalam jumpa pers di Kejagung, Jakarta Selatan, Kamis (4/9).

    Dalam pertemuan Nadiem dengan Google itu, disepakati Kemendikbud akan menggunakan Chromebook. Komputer ini akan digunakan dalam pengadaan proyek TIK.

    “Dalam beberapa kali pertemuan yang dilakukan NAM dengan pihak Google telah disepakati bahwa produk dari Google, yaitu Chrome OS dan Chrome Device Management (CDM) akan dibuat proyek pengadaan alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK),” tutur dia.

    Untuk mewujudkan kerja sama dengan Google itu, Nadiem mengumpulkan jajaran di Kemendikbud-Ristek saat itu. Mereka melakukan rapat secara virtual.

    “Dalam mewujudkan kesepakatan antara NAM dengan pihak Google Indonesia, selanjutnya pada tanggal 6 Mei 2025, NAM mengundang jajarannya di antaranya yaitu H selaku Dirjen PAUD Dikdasmen, T selaku Kepala Badan Litbang Kemendikbud-Ristek, JT dan FH selaku staf khusus menteri, telah melakukan rapat tertutup yaitu melalui via Zoom Meeting dan mewajibkan para peserta menggunakan headset atau alat sejenisnya yang membahas pengadaan atau kelengkapan alat TIK, yaitu menggunakan Chromebook sebagaimana perintah dari NAM. Sedangkan saat itu pengadaan alat TIK ini belum dimulai,” tutur dia.

    Nadiem kemudian menjawab surat Google untuk pengadaan Chromebook ini. Kejagung menyebut tawaran Google sebelumnya ditolak oleh Menteri Pendidikan sebelumnya karena uji coba gagal.

    “Untuk meloloskan produk Google, Kemendikbud sekitar awal tahun 2020 NAM selaku menteri menjawab surat Google untuk ikut partisipasi dalam pengadaan alat TIK di Kemendikbud, padahal sebelumnya surat Google tersebut tidak dijawab oleh Menteri sebelumnya, yaitu ME, yang tidak merespons, karena uji coba pengadaan Chromebook tahun 2019 telah gagal dan tidak bisa dipakai oleh sekolah garis terluar atau daerah terluar, tertinggal, terdalam (3T),” jelasnya.

    Respon GoTo dan Google

    Usai ditetapkan menjadi Nadiem sebagai tersangka, GoTo pun memberikan pernyataan tentang status Nadiem di perusahaan.

    “PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (sebelumnya bernama PT Aplikasi Karya Anak Bangsa) menghormati proses hukum yang sedang berjalan sebagai bagian dari upaya mendukung penegakan hukum,” sebut Ade Mulya selaku Direktur Public Affairs & Communications PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO.

    “Dapat kami informasikan bahwa Sdr. Nadiem Makarim sudah bukan merupakan Direktur, Komisaris maupun karyawan di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau yang dikenal saat itu sebagai Gojek, di mana sejak Oktober 2019 yang bersangkutan telah mengundurkan diri dari posisinya sebagai Presiden Komisaris dan sama sekali tidak memiliki keterlibatan dalam kegiatan operasional maupun manajemen GoTo,” tambahnya.

    “Sdr. Nadiem Makarim juga bukan merupakan pemegang saham pengendali GoTo. Selama masa jabatan beliau sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), GoTo hendak meyampaikan bahwa kegiatan operasional GoTo tidak pernah terkait dengan tugas dan tanggung jawab Sdr. Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek, termasuk terkait proses pengadaan laptop Chromebook di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi,” imbuh Ade.

    Begitu juga Google yang turut terseret dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.

    “Kami tidak memberikan komentar atas putusan terbaru Kejaksaan Agung. Google bangga atas komitmen dan kontribusi jangka panjangnya dalam upaya memajukan pendidikan di Indonesia,” kata perwakilan Google saat dihubungi detikINET.

    Google menegaskan perannya hanya sebatas penyedia teknologi dan bekerja sama dengan jaringan reseller serta beragam mitra untuk menghadirkan solusi ke pengguna akhir, yaitu para pendidik dan siswa.

    “Kegiatan instansi pemerintah untuk pengadaan Chromebook dilakukan secara langsung dengan organisasi-organisasi tersebut, bukan dengan Google,” tambahnya.

    Daftar Tersangka Dugaan Korupsi Chromebook

    1.⁠ Nadiem Anwar Makarim (NAM), Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 2019-2024;
    2. ⁠Direktur Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah tahun 2020-2021, Sri Wahyuningsih (SW);
    3.⁠ ⁠Direktur SMP Kemendikbudristek 2020, Mulyatsyah (MUL);
    4.⁠ ⁠Staf khusus Mendikbudristek Bidang Pemerintahan era Mendikbudristek Nadiem Makarim, Jurist Tan (JT/JS);
    5.⁠ ⁠Konsultan Perorangan Rancangan Perbaikan Infrastruktur Teknologi Manajemen Sumber Daya Sekolah pada Kemendikbudristek, Ibrahim Arief (IBAM)

  • XLSMART Kenalkan Platform Digital ESTA-Teken Kerja Sama di BATIC 2025

    XLSMART Kenalkan Platform Digital ESTA-Teken Kerja Sama di BATIC 2025

    Jakarta

    PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART) melalui lini usaha XLSMART for Business mengikuti Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) 2025 Edisi ke-10 di Bali International Convention Center, The Westin Resort, Bali pada 26-29 Agustus 2025.

    BATIC 2025 menjadi acara telekomunikasi dan ekosistem digital terbesar di Asia-Pasifik, yang mempertemukan para pemimpin industri, perusahaan teknologi, startup, dan pelaku bisnis global. Melalui tema ‘Igniting Tomorrow’s Digital Evolution’, BATIC 2025 mendorong penguatan konektivitas digital, inovasi, dan kolaborasi lintas ekosistem.

    “Keikutsertaan kami pada BATIC 2025 menegaskan komitmen XLSMART untuk memperluas kolaborasi lintas sektor, bertukar insight strategis, dan mendorong adopsi teknologi seperti AI, IoT, cloud, serta cybersecurity. Melalui forum ini, kami juga membawa agenda keberlanjutan yang sejalan dengan SDGs guna mempercepat transformasi digital Indonesia,” ujar Direktur & Chief Enterprise Strategic Relation Officer XLSMART, Andrijanto Muljono dalam keterangannya, Kamis (4/9/2025).

    Pada forum BATIC 2025 ini, XLSMART tidak hanya berpartisipasi sebagai mitra penyelenggara saja, namun juga hadir dalam sesi keynotes presentasi. Pada sesi sini, Andrijanto menyampaikan paparan diskusi mengenai Harnessing AI to Drive Innovation and Value in Indonesia’s Digital. Ia juga menegaskan kunci transformasi digital berada pada ekosistem, yaitu pemerintah, industri, akademia, dan komunitas.

    Foto: XLSMART

    XLSMART for Business Perkenalkan ESTA di BATIC 2025

    Di forum BATIC 2025, XLSMART for Business turut memperkenalkan Enterprise Smart Technology & Automation (ESTA). Platform digital terpadu dari XLSMART ini memungkinkan berbagai sektor industri menjalankan operasional mereka secara efisien, aman, dan terukur.

    ESTA hadir sebagai bentuk komitmen XLSMART dalam menyediakan solusi digital yang adaptif dan modular, menjawab kebutuhan transformasi di berbagai sektor. Hal ini meliputi, sektor keuangan dan ritel, sumber daya alam, manufaktur, transportasi dan logistik, serta layanan publik dan kesehatan dengan solusi unggulan yang tidak dimiliki kompetitor lain.

    XLSMART juga melakukan penandatanganan kesepakatan bisnis dengan beberapa perusahaan yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), PT. Telekomunikasi Indonesia International, Indosat Ooredoo Hutchison, iBasis S.A.S, MILK Technology Limited, China Mobile International (CMI), PT Multitech Infomedia, PT. Digital Teknologi Terbaik.

    Bagi XLSMART for Business, gelaran BATIC 2025 menjadi kesempatan untuk menjalin hubungan, membangun kemitraan strategis, dan berkolaborasi dengan pemain kunci lainnya di industri. Hal Ini sejalan dengan konsep ‘partnership beyond seller and buyer’, dimana XLSMART menjalankan bisnis lebih kolaboratif antar-partner untuk memberikan impact lebih besar bagi pelanggan.

    Sebagai informasi tambahan, selama empat hari penyelenggaraan, BATIC menghadirkan lebih dari 1.500 peserta dari 500 perusahaan dan 40 negara, mulai dari Asia Pasifik, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika.

    Para peserta mengeksplorasi perubahan digital dan perkembangan industri telekomunikasi melalui diskusi tentang tren, dinamika pasar, dan inovasi. Diskusi ini bertujuan menyelaraskan kemajuan teknologi dengan pembangunan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

    (anl/ega)

  • Google Mulai Tersingkir, Aplikasi Penggantinya Makin Ganas

    Google Mulai Tersingkir, Aplikasi Penggantinya Makin Ganas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perplexity, startup AI yang didukung Nvidia dan digadang-gadang sebagai ‘pengganti’ Google, memperluas distribusi browser barunya, Comet, melalui kemitraan dengan raksasa pembayaran digital PayPal dan Venmo. Tujuannya untuk menyaingi OpenAI dan Google di industri pencarian berbasis AI.

    Mulai Rabu (3/9/2025), pengguna PayPal dan Venmo di Amerika Serikat (AS), serta sejumlah pasar global bisa mendapatkan akses awal ke Comet lewat uji coba gratis 12 bulan untuk paket langganan Perplexity Pro. Paket tersebut dijual US$200 per tahun atau US$20 per bulan.

    Langkah ini sekaligus membuka jalan bagi Perplexity untuk menjangkau lebih dari 430 juta pengguna PayPal secara global. Penawaran tersebut menjadi bagian dari hub langganan baru PayPal, yang membantu pelanggan mengelola pembayaran berulang.

    Perplexity meluncurkan Comet pada Juli lalu dan memperluas ketersediaannya bulan lalu. Browser ini mengintegrasikan langsung teknologi AI Perplexity dalam aktivitas menjelajah, memungkinkan pengguna mengajukan pertanyaan terkait data pribadi seperti email, kalender, atau riwayat penelusuran, hingga melakukan tugas seperti menjadwalkan rapat atau meringkas halaman web.

    Pengguna di AS dapat mendaftar langsung lewat aplikasi PayPal, sementara pelanggan global di pasar tertentu bisa mengaktifkan penawaran dengan memilih PayPal saat checkout di platform Perplexity.

    Selain versi desktop, Perplexity juga sedang menyiapkan Comet versi mobile, bahkan telah berdiskusi dengan produsen smartphone untuk mendistribusikan aplikasi ini ke perangkat seluler.

    Comet saat ini tersedia bagi pelanggan Perplexity Max dan Pro, dengan fitur tambahan Comet Plus yang akan diperluas secara bertahap.

    Sebelumnya, Perplexity telah bermitra dengan PayPal sejak Mei untuk menghadirkan opsi pembelian langsung di antarmuka percakapan, memperkuat posisinya di sektor agentic commerce.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jejak Langkah Nadiem Makarim: Pendiri Startup Decacorn yang Kini Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Laptop Chromebook – Page 3

    Jejak Langkah Nadiem Makarim: Pendiri Startup Decacorn yang Kini Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Laptop Chromebook – Page 3

    Setelah menimba ilmu di luar negeri, Nadiem Makarim kembali ke Indonesia dan mendirikan Gojek pada tahun 2010. Awalnya, Gojek hanyalah sebuah startup kecil dengan jumlah pengemudi yang sangat terbatas, hanya sekitar 20 orang.

    Transformasi besar terjadi pada tahun 2015 ketika Gojek meluncurkan aplikasi selulernya. Peluncuran aplikasi ini tidak hanya memudahkan pemesanan layanan, tetapi juga membuka jalan bagi Gojek untuk merambah berbagai lini bisnis lainnya.

    Dalam kurun waktu enam tahun sejak didirikan, Gojek berhasil mencetak sejarah sebagai startup unicorn pertama di Indonesia. Predikat unicorn ini disematkan karena nilai valuasi Gojek telah melampaui US$1 miliar, atau setara dengan sekitar Rp14,3 triliun pada saat itu. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar ekonomi digital di Indonesia.

    Pada tahun 2018, estimasi nilai valuasi Gojek bahkan mencapai US$5 miliar atau sekitar Rp71,8 triliun. Kesuksesan Gojek juga tak lepas dari dukungan investor besar seperti KKR & Co., Warburg Pincus LLC, Sequoia Capital, DST Global, Tencent, dan JD.com, yang memberikan suntikan dana signifikan.

  • Perusahaan AI Saingan Google Dapat Berkah dari Perintah Berbagi Data, Namun Google Belum Tersingkir

    Perusahaan AI Saingan Google Dapat Berkah dari Perintah Berbagi Data, Namun Google Belum Tersingkir

    JAKARTA – Sekelompok perusahaan kecerdasan buatan (AI) yang sedang naik daun mendapat manfaat dari putusan antitrust pengadilan di AS pada Selasa 2 September yang memerintahkan Alphabet, induk perusahaan Google, untuk berbagi data pencarian berharganya dengan para pesaing. Namun, menandingi dominasi Google akan membutuhkan waktu dan sumber daya besar, tanpa jaminan bahwa produk saingan akan memenangkan hati pengguna, menurut para ahli.

    Meskipun Google terhindar dari hukuman berat seperti penjualan browser Chrome dan sistem operasi Android, putusan Hakim Distrik AS, Amit Mehta, ini menjadi pengakuan terhadap upaya regulator untuk menciptakan persaingan yang lebih adil bagi perusahaan-perusahaan yang telah menginvestasikan miliaran dolar untuk mengembangkan bisnis AI mereka.

    Dalam putusannya, Mehta menulis, “Kemunculan AI generatif mengubah arah kasus ini.” Ia menjelaskan bahwa puluhan juta orang kini menggunakan chatbot AI generatif seperti ChatGPT, Perplexity, dan Claude untuk mencari informasi yang sebelumnya mereka dapatkan melalui pencarian internet. Meski chatbot ini belum bisa sepenuhnya menggantikan pencarian tradisional, industri memperkirakan bahwa pengembang akan terus menambahkan fitur pada produk AI generatif agar lebih menyerupai fungsi Google Search.

    Kewajiban berbagi data tidak mengubah cara distribusi Google saat ini, yang memungkinkan perusahaan tersebut terus membayar perusahaan seperti Apple untuk menjadikan mesin pencarinya sebagai opsi default. Namun, ini menurunkan hambatan bagi pesaing untuk mengembangkan dan mendistribusikan alternatif pencarian mereka sendiri, kata para ahli.

    Ancaman AI dan Kebutuhan Modal Besar

    Beberapa pihak mengatakan bahwa produk AI ini merupakan ancaman yang lebih besar bagi Google dibandingkan kasus antitrust itu sendiri. Namun, pengembangan produk tersebut membutuhkan waktu dan sumber daya yang sangat besar, memberikan kepercayaan kepada investor Alphabet dalam jangka pendek.

    Mesin pencarian AI dan browser saat ini belum mampu menggerus pangsa pasar Google secara signifikan. Meskipun ChatGPT dari OpenAI telah melampaui Gemini milik Google dalam hal jumlah pengguna, Google telah melawan dengan fitur seperti AI Overviews dan AI Mode untuk mempertahankan pengguna di mesin pencarinya.

    “Membangun pengalaman pengguna yang kompetitif berdasarkan data dan indeks yang disediakan Google memerlukan upaya besar,” kata Deepak Mathivanan, analis dari Cantor Fitzgerald. “Dan butuh waktu lebih lama bagi konsumen untuk menerima pengalaman baru ini.”

    Pengindeksan adalah cara Google menemukan, menganalisis, dan menyimpan halaman situs web dalam basis datanya untuk memberikan hasil pencarian yang relevan, sekaligus memperluas jangkauan situs web melalui publikasi ulang konten. Bahkan dengan akses ke data Google, membangun produk yang mampu menarik pengguna dari Google akan “sangat mahal,” kata Ben Bajarin, CEO firma konsultan teknologi Creative Strategies.

    Namun, sejumlah startup AI yang didukung dana besar telah menggelontorkan investasi ventura yang signifikan untuk tujuan ini. OpenAI menawarkan produk pencarian dalam ChatGPT dan, menurut laporan Reuters pada Juli, hampir merilis browser web untuk menantang Chrome. Startup Perplexity, yang didukung oleh Nvidia, telah meluncurkan pencarian dan browser bertenaga AI, dan kini sedang bernegosiasi untuk memasang browsernya di perangkat beberapa produsen ponsel.

    Kekhawatiran Google dan Peluang Pesaing

    CEO Alphabet, Sundar Pichai, menyatakan kekhawatiran selama persidangan pada April bahwa langkah berbagi data yang diminta Departemen Kehakiman AS dapat memungkinkan pesaing untuk merekayasa balik teknologi Google. Dengan wawasan tentang kekayaan intelektual Google yang mendominasi pasar, raksasa teknologi dengan dana besar dapat kembali mencoba merebut pasar pencarian.

    Microsoft mungkin akan mendorong peningkatan pangsa pasar Bing, dan Apple, yang dianggap tertinggal dalam AI setelah gagal memenuhi janji peningkatan AI untuk produk seperti Siri, bisa mencoba memasuki pasar pencarian, kata Mathivanan.

    Hakim Mehta menyatakan dalam putusannya bahwa mengizinkan Google untuk terus membayar perusahaan lain untuk mempromosikan mesin pencarinya “lebih dapat diterima sekarang” karena “perusahaan teknologi besar sedang mengembangkan, dan startup menerima, ratusan miliar dolar dalam modal untuk mengembangkan produk AI generatif yang mengancam dominasi pencarian internet tradisional.”

  • Throttling Internet Dinilai Ancaman Nyata Keamanan Siber dan Ekonomi RI

    Throttling Internet Dinilai Ancaman Nyata Keamanan Siber dan Ekonomi RI

    Jakarta

    Praktik pembatasan kecepatan internet atau throttling menuai sorotan. Kebijakan ini dinilai menyimpan bahaya laten yang bukan hanya merugikan pengguna, tetapi juga bisa melemahkan keamanan siber nasional dan menekan pertumbuhan ekonomi digital.

    Pengamat keamanan siber dan ketahanan, Ardi Sutedja K., menegaskan, pembatasan kecepatan internet tidak hanya berdampak kepada pengguna saja, melainkan bisa merambat ke segala aspek secara luas.

    “Ketika pemerintah atau penyedia jasa internet membatasi kecepatan akses, mereka secara tidak langsung menciptakan kerentanan sistemik yang dapat dieksploitasi oleh aktor jahat,” ujar Ardi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/9/2025).

    Ia mencontohkan bagaimana keterlambatan kecil dapat menimbulkan konsekuensi besar. Negara dengan infrastruktur digital kuat seperti Estonia dan Korea Selatan, kata Ardi, bisa menjadi korban serangan siber. Sedangkan, Indonesia yang masih berjuang dalam membangun ketahanan siber bisa kena getahnya juga jika menerapkan praktik throttling.

    “Bayangkan sebuah sistem pertahanan siber nasional yang terpaksa beroperasi dengan kemampuan terbatas akibat throttling-pembaruan keamanan tertunda, deteksi ancaman melambat, dan respons terhadap serangan menjadi tidak memadai,” tuturnya.

    Dampaknya, kata Ardi, juga terasa dalam ekosistem ekonomi digital. Sektor perbankan, startup teknologi, hingga investasi asing bisa terhambat akibat kualitas internet yang tidak stabil.

    “Bagaimana mungkin kita mendorong inklusi keuangan melalui fintech dan perbankan digital jika infrastruktur yang mendasarinya tidak dapat diandalkan?” katanya.

    Menurutnya, penerapan pembatasan internet justru memperburuk situasi. “Throttling internet, alih-alih meningkatkan keamanan, justru menciptakan titik-titik kerentanan baru yang dapat dieksploitasi oleh pihak-pihak yang berniat jahat,” tegas Ardi.

    Ia pun memberikan pandangan dengan peringatan keras tentang arah kebijakan digital Indonesia. Disampaikannya, Indonesia memiliki semua elemen yang diperlukan untuk menjadi pemimpin digital regional-populasi muda yang melek teknologi, ekosistem startup yang dinamis, dan pasar konsumen digital yang berkembang pesat.

    Ardi juga menambahkan yang dibutuhkan sekarang adalah kebijakan yang memungkinkan, bukan menghambat, potensi ini untuk berkembang. Dengan meninggalkan praktik throttling dan mengadopsi pendekatan lebih progresif terhadap infrastruktur digital, Indonesia dapat memposisikan diri sebagai pusat inovasi dan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara dan lebih lagi.

    “Masa depan Indonesia di era digital akan ditentukan oleh keputusan yang kita buat hari ini. Apakah kita akan terus menerapkan kebijakan throttling yang membatasi potensi kita, atau kita akan berani mengambil jalur yang berbeda-jalur yang mengarah pada ekosistem digital yang terbuka, aman, dan dinamis yang mendorong inovasi, pertumbuhan ekonomi, dan kemajuan sosial?” pungkasnya.

    (agt/fyk)

  • Xi Jinping Siapkan Amunisi Baru Kalahkan Amerika, Trump Ketinggalan

    Xi Jinping Siapkan Amunisi Baru Kalahkan Amerika, Trump Ketinggalan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden China Xi Jinping menyiapkan strategi baru untuk menghadapi Amerika Serikat (AS) dalam persaingan kecerdasan buatan (AI). Berbeda dengan AS yang menghabiskan miliaran dolar untuk mengejar Artificial General Intelligence (AGI), China fokus pada penerapan praktis AI yang langsung bisa digunakan.

    Sejak peluncuran ChatGPT hampir tiga tahun lalu, raksasa teknologi AS seperti Google, Meta, dan OpenAI berlomba-lomba menciptakan AGI. Namun, Xi mendorong industri teknologi China untuk lebih berorientasi pada aplikasi dengan membangun alat murah dan efisien yang bisa meningkatkan produktivitas dan mudah dipasarkan.

    Langkah ini diperkuat dengan pembentukan dana investasi AI senilai US$8,4 miliar pada Januari lalu, ditambah dukungan pemerintah daerah, bank milik negara, dan rencana pembangunan pusat data di berbagai kota dalam kampanye bertajuk “AI+.”

    Pekan ini, kabinet China menegaskan ambisi lebih luas lagi, yakni mempercepat integrasi AI ke dalam riset sains, pengembangan industri, dan berbagai sektor lain untuk memberdayakan pembangunan ekonomi secara menyeluruh pada 2030.

    Selain itu, China lebih aktif mengadopsi model open-source yang bisa diunduh dan dimodifikasi secara gratis, sehingga memudahkan perusahaan lokal membangun bisnis dengan biaya rendah. Pendekatan ini turut mendorong penyebaran AI asal China ke pasar global, hingga membuat Silicon Valley ikut mengikuti jejak tersebut.

    Strategi pragmatis ini sudah terlihat di Xiong’an, kota baru di selatan Beijing. Startup lokal DeepSeek menghadirkan model AI pertanian untuk membantu petani, meningkatkan akurasi cuaca, hingga mendukung kepolisian dalam analisis kasus darurat. AI juga dipakai untuk memilah ratusan ribu panggilan warga ke hotline pemerintah 12345 setiap harinya, demikian dikutip dari Wall Street Journal, Rabu (3/9/2025).

    Sementara AS tengah terjebak pada ambisi AGI, yang realisasinya masih belum pasti, China memilih jalur implementasi nyata. Dengan keterbatasan akses chip canggih akibat sanksi dagang AS, strategi Xi dianggap sebagai cara cerdas untuk tetap kompetitif.

    “Biarkan AS menanggung biaya eksplorasi teknologi. China bisa menjadi pengikut cepat atau pihak yang lebih fokus pada optimalisasi implementasi,” kata Jeffrey Ding, profesor di George Washington University.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]