Produk: startup

  • Komdigi Targetkan 6 Garuda Spark Beroperasi pada 2026

    Komdigi Targetkan 6 Garuda Spark Beroperasi pada 2026

    Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Edwin Hidayat Abdullah menyampaikan pemerintah akan mempercepat pengembangan jaringan pusat inovasi Garuda Spark sebagai mesin pencetak talenta dan wirausaha digital. 

    Adapun saat ini terdapat tiga Garuda Spark dan tahun depan ditargetkan menjadi enam, dengan rencana ekspansi hingga 20 lokasi pada 2029 agar lebih banyak generasi muda bisa mendapatkan pelatihan, peningkatan keterampilan (upskilling), dan alih keterampilan (reskilling) untuk mengisi pekerjaan baru di sektor digital.  

    Garuda Spark adalah jaringan innovation hub nasional yang dibangun Komdigi sebagai ruang kolaborasi dan inkubasi bagi startup, talenta muda, serta pelaku industri untuk mengembangkan solusi teknologi digital.

    Program ini dirancang sebagai platform “nationally coordinated, locally adapted, globally connected”, dikoordinasikan secara nasional, menyesuaikan potensi tiap daerah, dan membuka akses jejaring hingga level global.

    Edwin menepis anggapan bahwa perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) akan semata-mata memicu pengangguran. Menurutnya, ledakan solusi digital justru menuntut pemerintah dan pelaku industri aktif menciptakan lapangan kerja baru, antara lain melalui pelatihan terstruktur di berbagai titik Garuda Spark yang akan menyalurkan talenta ke posisi kerja dengan nilai tambah lebih tinggi. 

    Dia berharap pada tahun depan Indonesia dapat menambah 3 Garuda Spark sehingga total mencapai 6 Garuda Spark. Adapun dalam 5 tahun ke depan diharapkan dapat menyentuh 20 lokasi.

    “Generasi muda kita kami latih, dan kami salurkan ke pos-pos pekerjaan yang lebih baik,” kata Edwin kepada Bisnis, Rabu (10/12/2025). 

    Dia untuk mencapai target ambisius tersebut perlu partisipasi luas dari berbagai pemangku kepentingan untuk menjadikan pusat-pusat inovasi tersebut sebagai simpul pelatihan dan penempatan kerja bagi anak muda.  

    Untuk periode 2025–2029, tambah Edwin, penguatan konektivitas, komputasi awan (cloud), komputasi (computing), dan keamanan siber sebagai fondasi utama pembangunan ekosistem digital. Lonjakan teknologi sejak pandemi Covid-19, kemunculan ChatGPT, pesatnya pengembangan AI, sensor, dan teknologi blockchain telah membuat data makin berharga, bahkan dapat disebut sebagai “mata uang” baru dalam perekonomian.  

    Saat ini, kontribusi ekonomi digital terhadap PDB nasional diperkirakan berada di kisaran 8 persen dan diproyeksikan terus meningkat seiring berkembangnya konten dan data yang dapat dikomersialisasi. 

    Edwin menilai peningkatan kompetensi digital masyarakat menjadi tantangan besar, sehingga pemerintah perlu menghidupkan kembali dan memperluas peran digital enterprise agar pelaku usaha dapat memanfaatkan kemajuan teknologi, termasuk melalui regulasi yang lebih jelas untuk AI dan inovasi digital lainnya.  

    Edwin juga menyoroti pentingnya dukungan pembiayaan transformasi digital melalui ketersediaan modal ventura, dana-dana antara, hingga sovereign wealth fund yang strategis untuk mempercepat digitalisasi ekonomi secara nasional. 

    Mengacu data Prasasti, dia menjelaskan bahwa Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia sekitar 6,5, sementara sektor TIK memiliki ICOR sekitar 5,1 dan ekonomi digital sekitar 4,3, sehingga digitalisasi dinilai lebih efektif dalam mendorong pertumbuhan dan efisiensi ekonomi. 

    Untuk diketahui, ICOR, atau Incremental Capital Output Ratio, adalah rasio yang mengukur seberapa efisien suatu perekonomian dalam menggunakan investasi untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Secara sederhana, ICOR menunjukkan berapa banyak tambahan investasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan satu unit output (pertumbuhan).

    Makin kecil angka ICOR, makin baik. Sebab, jumlah investasi yang dikeluarkan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi makin kecil. 

    Dengan ICOR 4,3 maka nilai investasi yang perlu digelontorkan pemerintah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8% turun drastis dari 52% PDB atau sekitar Rp11.000 triliun menjadi hanya 32%-35% (atau sekitar Rp7.040 triliun-Rp7.700 triliun) PDB. 

    Karena itu, dia menegaskan Indonesia tidak bisa lagi menunda digitalisasi, dan persiapan talenta menuju teknologi baru harus dilakukan sejak sekarang agar target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan penurunan ICOR dapat tercapai.

    Sebelumnya, Board of Advisors Prasasti Center for Policy Studies Burhanuddin Abdullah menyarankan Presiden Prabowo Subianto  untuk melanjutkan digitalisasi guna mengejar pertumbuhan ekonomi 8%. 

    Burhanuddin mengatakan dengan berfokus pada digital, maka ICOR Indonesia yang saat ini masih berkisar 6,6 dapat ditekan menjadi 4,3. 

    “Jadi kalau itu bisa dilakukan untuk keseluruhan sektor kita itu surplus mestinya,” kata Burhanuddin di Jakarta, Selasa (12/8/2025). 

    Burhanuddin menambahkan saat ini untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8% pemerintah masih kekurangan dana sekitar 14% dari PDB. Pemerintah hanya mampu menyiapkan 38% dari PDB, sementara itu 14% sisanya diambil dari pinjaman atau dari modal asing. 

    Dengan berfokus pada digitalisasi, pemerintah tidak hanya berhasil menambal kebutuhan, juga dapat dapat mencatatkan surplus sekitar 3%-6% dari PDB.   

    Burhanuddin mengakui untuk meningkatkan ICOR dibutuhkan langkah yang kuat ini. Saat ini 17 sektor instansi dan lembaga pemerintah, baru sektor Teknologi dan Informasi saja yang memiliki ICOR kategori tinggi. 

    Sementara itu, Policy and Program Director Prasasti, Piter Abdullah mengatakan salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan ICOR adalah dengan menggenjot pembangunan infrastruktur digital secara merata. 

    Pemerataan internet akan membuat masyarakat yang awalnya tidak tersentuh internet menjadi terlayani sehingga mereka dapat mengakses layanan digital termasuk berjualan secara online. 

    Dia memproyeksikan Indonesia akan berkontribusi mencapai US$360 miliar atau sekitar Rp5,87 kuadriliun (Kurs:Rp16.000) pada 2030, serta dominasi 40% dari nilai ekonomi digital ASEAN dengan melakukan pemerataan layanan internet. 

    “Peran utama dari pemerintah adalah penyediaan infrastruktur. Itu adalah hal yang mutlak, yang kami harapkan dari pemerintah terutama kalau kita bicara daerah-daerah di tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Sebaran infrastruktur kita belum merata, kalau di Jakarta kita menikmati jaringan bagus,” kata Piter. 

    Sekadar informasi dalam membangun jaringan hingga ke pelosok negeri, pemerintah telah memiliki Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti). Melalui program Akses Internet hingga penggelaran Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut (SKKL), Bakti telah melayani ratusan titik intenet di daerah 3T.

  • Pembeli Mobil Pertama Mulai Incar Mobil Listrik

    Pembeli Mobil Pertama Mulai Incar Mobil Listrik

    Jakarta

    Pembeli mobil pertama di China mulai mengincar mobil listrik. Harga yang murah jadi satu faktornya.

    Makin banyak pembeli mobil pertama di China yang menginginkan mobil listrik ketimbang mobil bensin. Dalam survei yang dilakukan Bloomberg Intelligence, harganya yang terjangkau, model makin beragam, seiring dengan makin banyaknya SPKLU, membuat mobil listrik makin menarik di mata pembeli mobil pertama.

    Dalam studi yang dilakukan pada November, dari 1.000 responden yang ingin membeli mobil dalam 12 bulan ke depan di China, 47 persen calon pembeli mobil pertama berencana untuk meminang mobil listrik. Angka ini tercatat naik 25 persen dari survei sebelumnya yang dilakukan pada Februari.

    Meskipun China merupakan pasar mobil listrik terbesar di dunia, namun keterjangkauan dan kinerja baterai juga bikin konsumen khawatir. Terlebih saat cuaca dingin. Kendati demikian, teknologi mobil listrik yang makin canggih, biaya perawatan makin rendah, serta adopsi platform yang memungkinkan pengisian daya lebih cepat, menjadi faktor pemikat bagi konsumen, demikian menurut survei tersebut.

    Dari segmen konsumen pemilik mobil, 52 persen responden mengatakan bahwa pembelian mobil berikutnya adalah berjenis EV. Angka tersebut naik 34 persen dibandingkan survei pada Februari.

    “Negara ini mengungguli Eropa dan AS dengan mobil listrik baterai yang harganya sudah setara dibandingkan mobil bensin, sementara minat konsumen yang kuat terhadap fitur teknologi canggih memberikan keunggulan bagi startup lokal dan raksasa teknologi Huawei Technologies dan Xiaomi dalam persaingan pasar yang ketat,” demikian ditulis analis Bloomberg Intelligence.

    Kendaraan energi baru, termasuk EV maupun hybrid, diprediksi untuk pertama kalinya akan menyumbang lebih dari setengah penjualan mobil baru di China. Lebih dari seperempatnya berupa mobil listrik bertenaga baterai.

    Di sisi lain, melambatnya penjualan seiring pemerintah mengurangi insentif bagi konsumen juga bikin kekhawatiran tersendiri terkait kesenjangan adopsi EV di kota besar dan kota kecil.

    (dry/din)

  • SoftBank dan NVIDIA Dikabarkan Investasi Rp16,65 triliun di Skild AI

    SoftBank dan NVIDIA Dikabarkan Investasi Rp16,65 triliun di Skild AI

    Bisnis.com, JAKARTA— SoftBank Group dan Nvidia dilaporkan tengah melakukan pembicaraan untuk memimpin pendanaan lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp16,65 triliun bagi Skild AI. 

    Skild AI merupakan perusahaan perangkat lunak yang mengembangkan model dasar untuk robotika. Pendanaan ini akan menetapkan valuasi Skild AI di angka US$14 miliar atau sekitar Rp233,1 triliun, hampir tiga kali lipat dari valuasi sebelumnya.

    Menurut laporan Reuters, startup berusia hampir tiga tahun itu terakhir kali mengantongi pendanaan US$500 juta atau sekitar Rp8,325 triliun pada Mei lalu dengan valuasi US$4,7 miliar sekitar Rp78,255 triliun. 

    Pendanaan tersebut dipimpin oleh SoftBank bersama LG Technology Ventures, Samsung, Nvidia, dan investor lainnya. Pihak Skild belum memberikan komentar, sementara SoftBank dan Nvidia menolak menanggapi laporan tersebut.

    Berbeda dari sejumlah startup robotika yang mengembangkan perangkat keras sendiri, Skild AI memilih fokus pada pengembangan model fondasi robotik yang bersifat agnostik, sehingga dapat disesuaikan untuk berbagai jenis robot dan beragam kebutuhan industri. 

    Pada Juli lalu, perusahaan memperkenalkan Skild Brain, model robot serbaguna yang dipamerkan melalui video demonstrasi, memperlihatkan robot mampu mengambil piring hingga menaiki dan menuruni tangga.

    Skild juga telah menjalin kemitraan strategis dengan LG CNS dan Hewlett Packard Enterprise untuk memperluas ekosistem teknologinya.

    Minat investor terhadap segmen AI robotika terus meningkat. Perusahaan lain bernama Physical Intelligence, yang juga mengembangkan “otak” bagi berbagai jenis robot, disebut telah mengumpulkan US$600 juta atau sekitar Rp9,99 triliun dengan valuasi US$5,6 miliar atau sekitar Rp93,24 triliun dalam putaran pendanaan yang dipimpin oleh CapitalG. 

    Namun, salah satu investor yang menolak berpartisipasi menyebut model perusahaan tersebut masih dalam tahap awal pengembangan.

    Pada September lalu, Figure, perusahaan yang mengembangkan robot humanoid, berhasil menghimpun lebih dari US$1 miliar setidaknya Rp16,65 triliun dengan valuasi mencapai US$39 miliar atau sekitar Rp649,35 triliun. 

    Menurut laporan The Information beberapa bulan lalu, perusahaan humanoid lainnya, 1X, dilaporkan sedang dalam pembicaraan untuk memperoleh pendanaan hingga US$1 miliar atau sekitar Rp16,65 triliun dengan valuasi US$10 miliar atau sekitar Rp166,5 triliun.

  • 10 Orang Terkaya di Dunia dan Sumber Kekayaannya, Siapa Saja?

    10 Orang Terkaya di Dunia dan Sumber Kekayaannya, Siapa Saja?

    Jakarta, Beritasatu.com – Daftar orang terkaya di dunia versi Forbes Real Time Billionaires List kembali menjadi sorotan publik. Peringkat ini diperbarui setiap saat, mengikuti pergerakan kekayaan para miliarder dunia berdasarkan nilai saham, aset, dan transaksi terbaru.

    Pada Desember 2025 ini, Elon Musk masih kokoh di puncak daftar sebagai orang paling kaya di dunia, berkat lonjakan valuasi perusahaan-perusahaannya yang terus menarik perhatian pasar global. Tepat di bawahnya, posisi kedua ditempati raksasa teknologi Larry Ellison, pendiri Oracle, yang kekayaannya melonjak signifikan seiring pertumbuhan industri komputasi awan dan ekspansi bisnis perusahaan tersebut.

    Dominasi dua tokoh besar ini mencerminkan bagaimana sektor teknologi tetap menjadi pendorong utama terciptanya para jawara finansial dunia.

    Dikutip dari Forbes, Senin (8/12/2025), berikut daftar lengkap 10 orang terkaya di dunia:

    1. Elon Musk. Nilai kekayaan US$ 496,6 miliar

    Elon Musk adalah pendiri bersama dari tujuh perusahaan besar, termasuk produsen mobil listrik Tesla, perusahaan roket SpaceX, dan startup kecerdasan buatan xAI. Ia memiliki sekitar 12% saham Tesla, perusahaan yang mulai ia dukung pada 2004 dan ia pimpin sebagai CEO sejak 2008.

    SpaceX, yang didirikan Musk pada 2002, kini bernilai sekitar US$ 400 miliar berdasarkan penawaran tender privat pada Agustus 2025. Musk diperkirakan memiliki sekitar 42% saham perusahaan tersebut.

    Pada 2022, Musk membeli Twitter (sekarang X) dalam transaksi senilai US$ 44 miliar. Pada Maret 2025, ia menggabungkan Twitter dengan xAI dalam kesepakatan yang menempatkan valuasi gabungan perusahaan mencapai US$ 113 miliar.

    Selain itu, Musk juga mendirikan perusahaan pengeboran terowongan The Boring Company serta perusahaan implan otak Neuralink. Kedua startup tersebut telah mengumpulkan total sekitar US$ 2 miliar dari investor privat.

    2. Larry Ellison. Nilai kekayan US$ 269,9 miliar

    Larry Ellison adalah chief technology officer sekaligus salah satu pendiri raksasa perangkat lunak Oracle, tempat ia masih memegang sekitar 40% saham. Ellison mundur dari posisi CEO pada 2014 setelah memimpin perusahaan selama 37 tahun.

    Pada September 2025, Ellison menjadi orang kedua dalam sejarah yang memiliki kekayaan lebih dari US$ 400 miliar, didorong oleh lonjakan harga saham Oracle yang meningkat pesat berkat perkembangan teknologi AI. Selain bisnis teknologi, Ellison juga memiliki hampir 50% saham Paramount Skydance.

    Ellison pindah secara permanen ke Pulau Lanai di Hawaii pada 2020, pulau yang hampir seluruhnya ia beli pada 2012 dengan harga US$ 300 juta.

  • Maunya Masuk PTN! Tapi Masih Dikit yang Tahu Bisa Masuk PTN Lewat Jalur Ini

    Maunya Masuk PTN! Tapi Masih Dikit yang Tahu Bisa Masuk PTN Lewat Jalur Ini

    UT adalah kampus negeri yang paling fleksibel di Indonesia, tanpa tanda tanya. Mahasiswanya ada di mana-mana: dari pekerja pabrik shift pagi, guru di sekolah desa, hingga profesional seperti arsitek, konsultan, atau pebisnis yang menjalankan startup sambil kuliah. Mereka menjalani hidup masing-masing, tapi tetap berada di bawah payung PTN yang sama, meski dipisahkan ribuan kilometer.

    Dan kerennya, mereka semua bisa belajar bareng lewat sistem online tanpa harus pindah kota atau ninggalin keluarga. Nggak perlu ngejar kereta pagi, nggak perlu kos di kota besar, tapi tetap dapat akses pendidikan tinggi negeri yang setara. Dengan biaya kuliah yang terjangkau, UT bikin kuliah di PTN benar-benar terasa dekat, bukan cuma untuk yang punya kesempatan lebih, tapi untuk siapa pun yang mau belajar.

    Belajar Nggak Harus Ninggalin Apapun

    UT ngajarin satu hal penting: bahwa belajar itu harus bisa jalan bareng sama kehidupan. Nggak semua orang punya waktu dan kondisi yang sama. Ada yang harus kerja dulu, ada yang bantu keluarga, ada yang tinggal di daerah yang jauh dari kampus. Tapi semua tetap punya hak buat kuliah di PTN, dengan cara yang lebih fleksibel. Di sini, UT bukan cuma kampus negeri, tapi teman perjalanan. Kamu bisa atur ritme belajarmu sendiri, tapi tetap dapet ilmu dan pengakuan yang sama. Dan buat banyak orang, itu bukan cuma kemudahan, tapi itu bentuk harapan baru.

    PTN Bukan Sekadar Tempat, Tapi Gerakan

    Dulu, PTN selalu dibayangkan sebagai gedung tinggi dengan gerbang besar di tengah kota. Tapi sekarang, maknanya sudah bergeser. PTN bukan lagi soal lokasinya di mana, tapi siapa yang bisa mengaksesnya. Lewat UT, kampus negeri hadir dengan wajah yang lebih dekat, lebih relevan, dan lebih peduli pada realitas hidup banyak orang.

    Karena pada akhirnya, pendidikan bukan cuma soal siapa yang berhasil masuk, tapi siapa yang nggak ditinggalkan di belakang. Dan UT berdiri untuk itu, untuk memastikan nggak ada mimpi yang harus berhenti hanya karena jarak terlalu jauh, waktu terlalu sempit, atau hidup terlalu rumit. UT membuka jalan agar setiap orang tetap bisa melangkah, sepelan apa pun langkahnya. Informasi lebih lanjut terkait perkuliahan di UT bisa diakses pada www.ut.ac.id.

    Yuk wujudkan mimpimu dengan bersama UT dengan mendaftar melalui admisi-sia.ut.ac.id

     

    (*)

  • Maunya Masuk PTN! Tapi Masih Dikit yang Tahu Bisa Masuk PTN Lewat Jalur Ini

    Maunya Masuk PTN! Tapi Masih Dikit yang Tahu Bisa Masuk PTN Lewat Jalur Ini

    UT adalah kampus negeri yang paling fleksibel di Indonesia, tanpa tanda tanya. Mahasiswanya ada di mana-mana: dari pekerja pabrik shift pagi, guru di sekolah desa, hingga profesional seperti arsitek, konsultan, atau pebisnis yang menjalankan startup sambil kuliah. Mereka menjalani hidup masing-masing, tapi tetap berada di bawah payung PTN yang sama, meski dipisahkan ribuan kilometer.

    Dan kerennya, mereka semua bisa belajar bareng lewat sistem online tanpa harus pindah kota atau ninggalin keluarga. Nggak perlu ngejar kereta pagi, nggak perlu kos di kota besar, tapi tetap dapat akses pendidikan tinggi negeri yang setara. Dengan biaya kuliah yang terjangkau, UT bikin kuliah di PTN benar-benar terasa dekat, bukan cuma untuk yang punya kesempatan lebih, tapi untuk siapa pun yang mau belajar.

    Belajar Nggak Harus Ninggalin Apapun

    UT ngajarin satu hal penting: bahwa belajar itu harus bisa jalan bareng sama kehidupan. Nggak semua orang punya waktu dan kondisi yang sama. Ada yang harus kerja dulu, ada yang bantu keluarga, ada yang tinggal di daerah yang jauh dari kampus. Tapi semua tetap punya hak buat kuliah di PTN, dengan cara yang lebih fleksibel. Di sini, UT bukan cuma kampus negeri, tapi teman perjalanan. Kamu bisa atur ritme belajarmu sendiri, tapi tetap dapet ilmu dan pengakuan yang sama. Dan buat banyak orang, itu bukan cuma kemudahan, tapi itu bentuk harapan baru.

    PTN Bukan Sekadar Tempat, Tapi Gerakan

    Dulu, PTN selalu dibayangkan sebagai gedung tinggi dengan gerbang besar di tengah kota. Tapi sekarang, maknanya sudah bergeser. PTN bukan lagi soal lokasinya di mana, tapi siapa yang bisa mengaksesnya. Lewat UT, kampus negeri hadir dengan wajah yang lebih dekat, lebih relevan, dan lebih peduli pada realitas hidup banyak orang.

    Karena pada akhirnya, pendidikan bukan cuma soal siapa yang berhasil masuk, tapi siapa yang nggak ditinggalkan di belakang. Dan UT berdiri untuk itu, untuk memastikan nggak ada mimpi yang harus berhenti hanya karena jarak terlalu jauh, waktu terlalu sempit, atau hidup terlalu rumit. UT membuka jalan agar setiap orang tetap bisa melangkah, sepelan apa pun langkahnya. Informasi lebih lanjut terkait perkuliahan di UT bisa diakses pada www.ut.ac.id.

    Yuk wujudkan mimpimu dengan bersama UT dengan mendaftar melalui admisi-sia.ut.ac.id

     

    (*)

  • Sam Altman Beri Kode Merah, Persaingan AI Makin Liar

    Sam Altman Beri Kode Merah, Persaingan AI Makin Liar

    Bisnis.com, JAKARTA — CEO OpenAI Sam Altman berikan status “kode merah” atau kondisi darurat kepada stafnya setelah mulai ada pergeseran dinamika pasar dalam perlombaan kecerdasan buatan (AI) global.

    Instruksi mendesak ini ditujukan kepada seluruh staf perusahaan untuk segera meningkatkan kualitas produk andalan mereka, ChatGPT. 

    Melansir dari The Verge Rabu (3/12/2025), laporan mengenai situasi internal di OpenAI ini bersumber dari memo perusahaan yang dilaporkan oleh Wall Street Journal dan The Information.

    Melalui dokumen tersebut, Altman ingin OpenAI mengkalibrasi ulang keputusan strategis demi mempertahankan posisi mereka di puncak industri teknologi yang bergerak sangat cepat saat ini.

    Altman juga secara gamblang menyatakan akan menunda sejumlah inisiatif pengembangan produk baru. Proyek-proyek yang terkena dampak penundaan ini meliputi pengembangan fitur iklan, agen belanja dan kesehatan, serta asisten pribadi yang diberi nama Pulse. 

    Keputusan berat ini diambil semata-mata untuk memusatkan seluruh sumber daya dan perhatian perusahaan pada satu tujuan utama, yaitu memperbaiki ChatGPT.

    Fokus perbaikan yang ditekankan oleh Altman mencakup fitur-fitur inti yang krusial bagi pengalaman pengguna. Peningkatan tersebut meliputi kecepatan respons yang lebih tinggi, reliabilitas sistem yang lebih baik, kemampuan personalisasi yang lebih tajam, serta peningkatan kapasitas untuk menjawab pertanyaan yang lebih luas dan kompleks. 

    Untuk memastikan percepatan pengembangan ini, memo tersebut juga menyebutkan adanya panggilan harian bagi tim yang ditugaskan untuk meningkatkan chatbot tersebut. Lebih jauh lagi, Altman mendorong adanya transfer tim sementara antar divisi untuk mempercepat proses pengembangan.

    Diketahui, langkah drastis ini menjadi indikator kuat bahwa keunggulan dominan yang selama ini dipegang oleh startup tersebut mulai terkikis seiring dengan makin dekatnya para pesaing utama seperti Google dan Anthropic.

    Menurut data dari SimilarWeb yang diposting oleh pengguna X pada Selasa (2/12/2025), OpenAI telah kehilangan hampir 6% traffic semenjak peluncuran Gemini 3. Artinya, ChatGPT turun dari rata-rata 203 juta kunjungan harian menjadi 191 juta. 

    Jika data tersebut akurat, artinya OpenAI kehilangan sekitar 12 juta pengunjung per hari selama seminggu terakhir.

    Urgensi baru yang dirasakan oleh OpenAI ini menggambarkan sebuah titik balik bagi perusahaan. Saat ini, OpenAI telah menggelontorkan ratusan miliar dolar untuk mendanai pertumbuhan serta mencari jalur menuju profitabilitas di masa depan.

    Situasi ini juga menciptakan momen “lingkaran penuh” yang ironis dalam kompetisi AI. Sebelumnya, Google yang menyatakan “kode merah” sesaat setelah peluncuran ChatGPT yang mengguncang industri. Kini, giliran OpenAI yang merasakan tekanan serupa. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • Airlangga Bandingkan Startup AI di RI Cuma 25, Singapura Lebih dari 300

    Airlangga Bandingkan Startup AI di RI Cuma 25, Singapura Lebih dari 300

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menyoroti potensi besar pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia seiring meningkatnya kebutuhan digitalisasi nasional. 

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai peluang tersebut semakin terbuka lebar karena Indonesia memiliki modal data yang sangat besar, terutama di sektor kesehatan.

    “Untuk AI kemarin sudah disurvei oleh Google. Indonesia hanya punya 25 startup AI, itu nomor 4. Bandingkan dengan Singapura yang sudah hampir 300 startup AI,” kata Airlangga dalam agenda Rapimnas 2025, Senin (1/12/2025).

    Menurut dia, kesenjangan tersebut justru menjadi ruang tumbuh bagi pelaku teknologi untuk memperkuat inovasi dalam negeri. Airlangga menilai Indonesia memiliki keunggulan berupa ketersediaan data besar yang bisa dimanfaatkan untuk akselerasi pengembangan AI. 

    Dia mencontohkan data peserta BPJS Kesehatan yang saat ini mencapai lebih dari 100 juta orang dapat menjadi sumber utama dalam pengembangan layanan kesehatan berbasis AI. Basis data tersebut dinilai mampu mendukung berbagai riset dan inovasi di bidang kesehatan digital.

    Airlangga menyebut, dukungan global terhadap pemanfaatan data kesehatan Indonesia juga sudah mulai terlihat. Ia mengatakan bahwa sejumlah tokoh dunia turut melirik potensi riset berbasis data nasional.

    “Bill Gates pun mendukung riset untuk vaksin TB berbasis kepada data yang ada di kesehatan Indonesia,” ucapnya.

    Pemerintah berharap kolaborasi antara sektor publik, pelaku industri, dan ekosistem startup dapat mempercepat pemanfaatan AI di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan menciptakan terobosan teknologi yang berdampak pada peningkatan layanan publik, khususnya di bidang kesehatan.

    Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid fokus memulihkan kepercayaan investor ke startup Indonesia, di tengah sejumlah kasus besar yang terjadi di Tanah Air. 

    Beberapa waktu lalu, modal ventura milik Telkom MDI Ventures terjerat kasus hukum karena direksinya melakukan kejahatan dalam berinvestasi ke perusahaan rintisan, Tani Hub.

    Sebelum mencuat kasus tersebut, unicorn e-Fishery juga mengalami fraud karena memalsukan laporan keuangan. 

    Komdigi berupaya memulihkan kepercayaan terhadap ekosistem digital nasional setelah sejumlah kasus kecurangan (fraud) sempat mengguncang industri tersebut.

    “Kita tahu ada fraud cases, sebetulnya angkanya tidak banyak, tapi kemudian ini memukul ekosistem digital cukup besar di Tanah Air karena confidence level-nya turun,” kata Meutya ditemui di sela-sela acara Tech in Asia Conference di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

  • Oxygen.id Dukung Transformasi Digital Bisnis dengan Hadirkan Talkxygen

    Oxygen.id Dukung Transformasi Digital Bisnis dengan Hadirkan Talkxygen

    Bisnis.com, JAKARTA – Oxygen.id, layanan internet cepat dan stabil dari PT Mora Telematika Indonesia Tbk (Moratelindo), konsisten memperkuat dukungan bagi pelaku usaha dalam menghadapi tantangan digitalisasi. Komitmen tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan Talkxygen di dua kota sekaligus, yakni Serang – Jawa Barat dan Pekanbaru – Riau, pada Jumat, 28 November 2025.

    Acara ini menjadi wadah interaktif bagi para pelaku usaha untuk berdiskusi, berbagi wawasan, berjejaring, serta memahami bagaimana konektivitas dan teknologi dapat menjadi motor pertumbuhan bisnis di era digital.

    Talkxygen Serang berlangsung di 1994 Coffee and Creative Space, Serang-Jawa Barat dengan suasana hangat penuh interaksi sejak sesi awal.

    Dalam kesempatan ini, Muhamad Jafar Sidiq, Sales Manager SME Regional Jawa & Bali, menyampaikan bahwa Oxygen.id menghadirkan layanan internet dan solusi digital yang dapat diandalkan oleh berbagai skala bisnis.

    “Oxygen.id menyediakan layanan Internet Broadband untuk UMKM dan startup, serta Internet Dedicated dengan SLA untuk perusahaan menengah hingga besar. Semua layanan ini didukung dengan kualitas konektivitas yang stabil serta layanan purnajual yang responsif,” terangnya.

    Selain layanan konektivitas, Oxygen.id juga memperkenalkan berbagai solusi berbasis teknologi seperti SD-WAN, Managed Services, Cloud Solutions, serta Cyber Security Services guna memastikan operasional bisnis lebih efisien, aman, dan berkelanjutan.

    Talkxygen Serang: Dekatkan Solusi Digital untuk Kebutuhan Bisnis Lokal

    Kegiatan semakin meriah dengan fun games, networking session, hingga pembagian doorprize dan merchandise eksklusif yang membuat peserta semakin antusias hingga akhir acara.

    Di Pekanbaru, Talkxygen diselenggarakan di Sky Park Cafe & Bar, Tanah Datar – Pekanbaru Kota dan turut menghadirkan dua narasumber utama:

    Muhammad Reza Lubis – Manager Sales SME Sumatera & Kalimantan
    Louis Lukito – Product Manager id

    Keduanya menegaskan peran penting internet yang berkualitas dalam menjalankan bisnis modern, terlebih dengan meningkatnya ketergantungan pada layanan digital, data cloud, dan otomasi.

    “Pelaku usaha membutuhkan partner yang mampu memahami kebutuhan mereka secara menyeluruh. Oxygen.id hadir bukan hanya sebagai penyedia layanan internet, tetapi sebagai pendamping pertumbuhan digital bisnis di Indonesia,” ujar Reza dalam sesi panel.

    Peserta juga mendapat kesempatan untuk menggali insight teknis dan praktik terbaik dalam mengelola transformasi digital, sekaligus menjalin hubungan baru dengan komunitas bisnis lokal.

    Pelaksanaan Talkxygen di dua kota tersebut menunjukkan besarnya kebutuhan pelaku usaha akan dukungan teknologi yang relevan dan terpercaya di berbagai wilayah Indonesia.

    Antusiasme peserta menjadi bukti bahwa konektivitas bukan lagi sekadar fasilitas teknis, melainkan faktor strategis dalam pertumbuhan usaha.

    Oxygen.id berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan layanan sekaligus membangun hubungan yang lebih kuat dengan dunia bisnis daerah. Dengan teknologi yang tepat, Oxygen.id siap membantu pelaku usaha menciptakan inovasi, meningkatkan efisiensi, dan memenangkan persaingan di era digital yang penuh tantangan.

  • Muak dengan HP Zaman Now, Bos ChatGPT Bikin Penggantinya

    Muak dengan HP Zaman Now, Bos ChatGPT Bikin Penggantinya

    Jakarta

    “Saat orang melihatnya, mereka berkata, Itu saja? Sangat sederhana.” Begitulah cara CEO OpenAI, Sam Altman, menggambarkan prediksinya mengenai respons orang-orang saat nanti melihat perangkat AI besutan perusahaannya.

    Perangkat ini merupakan hasil kolaborasi OpenAI dan mantan kepala desainer Apple, Jony Ive. Belum banyak yang diketahui tentang produk ini, kecuali rumor perangkat tersebut akan tanpa layar dan seukuran saku.

    Awal tahun ini, OpenAI mengakuisisi startup desain milik Ive, io, untuk menghadirkan AI melalui semacam gadget jenis baru. Akhir pekan ini, Altman dan Ive berbicara lebih banyak mengenai visi mereka untuk perangkat AI tersebut.

    Meskipun OpenAI tak membagikan rincian spesifik perangkat yang masih prototipe tersebut, Ive dan Altman antusias menggambarkan produk itu dari segi vibe-nya. Altman membandingkannya dengan iPhone yang dijulukinya pencapaian puncak produk konsumen sejauh ini. Ia mendefinisikan hidupnya jadi dua masa yaitu sebelum iPhone dan masa sesudahnya.

    Namun, Altman mengeluhkan teknologi modern penuh gangguan. “Saat saya menggunakan perangkat saat ini atau sebagian besar aplikasi, saya merasa seperti sedang berjalan melewati Times Square di New York dan terus-menerus harus menghadapi segala ketidaknyamanan kecil di sepanjang jalan, lampu yang berkedip di wajah, orang-orang yang menabrak saya, suara bising di mana-mana, dan itu meresahkan,” ujarnya.

    Menurutnya, notifikasi yang terang dan berkedip serta aplikasi sosial yang memicu dopamin adalah letak kesalahan perangkat masa kini. “Saya rasa hal-hal itu tidak membuat hidup kita damai dan tenang serta tak membiarkan kita fokus pada urusan kita,” katanya.

    Sementara itu, nuansa perangkat AI ini akan lebih seperti ‘duduk di kabin terindah di tepi danau dan di pegunungan, serta sekadar menikmati kedamaian dan ketenangan’.

    Perangkat itu harus mampu menyaring berbagai hal bagi pengguna, karena pengguna akan memercayai AI untuk melakukan tugas-tugas bagi mereka dalam jangka waktu yang lama. Perangkat ini juga harus memiliki kesadaran kontekstual mengenai kapan waktu terbaik untuk menyajikan informasi kepada pengguna dan meminta masukan.

    “Anda memercayainya seiring berjalannya waktu dan ia benar-benar memiliki kesadaran kontekstual luar biasa tentang seluruh hidup Anda,” tambah Altman yang dikutip detikINET dari Tech Crunch.

    Ive mengonfirmasi perangkat ini diperkirakan akan tersedia dalam waktu kurang dari dua tahun. “Saya juga menyukai produk yang sangat cerdas dan canggih yang ingin Anda sentuh, dan Anda tidak merasa terintimidasi, serta ingin Anda gunakan hampir tanpa beban, di mana Anda menggunakannya nyaris tanpa berpikir, bahwa itu memang hanya alat,” katanya.

    (fyk/rns)