Produk: startup

  • SMIC Tes Mesin DUV Lokal, China Selangkah Lagi Mandiri Chip AI

    SMIC Tes Mesin DUV Lokal, China Selangkah Lagi Mandiri Chip AI

    Jakarta

    Industri semikonduktor China kembali mencatat tonggak penting. Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC) dilaporkan mulai menguji mesin litografi deep-ultraviolet (DUV) buatan lokal pertama yang dikembangkan oleh startup Shanghai, Yuliangsheng.

    Langkah ini memperlihatkan upaya serius Beijing dalam melepaskan ketergantungan terhadap teknologi impor, khususnya dari AS dan sekutunya, di tengah sanksi dan pembatasan ekspor.

    Menurut laporan Financial Times, mesin DUV immersion ini dipakai SMIC untuk produksi chip berbasis proses 7nm, yang sangat vital bagi pengembangan kecerdasan buatan (AI). Sebelumnya, China sangat bergantung pada peralatan litografi dari ASML Belanda. Kini, dengan hadirnya mesin lokal, SMIC berpotensi memperkuat pasokan chip AI dalam negeri.

    Meski begitu, tantangan masih besar. Sumber menyebutkan tingkat keberhasilan awal mesin ini masih rendah karena litografi membutuhkan presisi ekstrem. Walau diklaim bisa mendukung produksi hingga 5nm, fokus awal tetap pada 7nm demi efisiensi dan kestabilan produksi.

    Permintaan AI Jadi Pendorong Utama

    Ledakan kebutuhan chip di China, terutama dari perusahaan AI seperti Huawei dan Baidu, membuat pemerintah mendorong swasembada semikonduktor dengan subsidi besar-besaran. SMIC sebelumnya sempat mengandalkan mesin DUV impor lama, namun keterbatasan pasokan akibat larangan ekspor AS sejak 2022 menjadi hambatan besar.

    Dengan mesin Yuliangsheng, SMIC berharap dapat menjaga volume produksi meski harus mengorbankan yield (tingkat hasil baik). Pendekatan ini mirip dengan strategi Huawei Mate 60 yang tetap diproduksi meski hasil chip tidak setinggi standar global.

    Jika uji coba sukses, analis memprediksi langkah ini bisa mempercepat target Tiongkok mencapai 70% kemandirian rantai pasok semikonduktor pada 2030. Pasar pun bereaksi positif, saham SMIC di Hong Kong melonjak hingga 5% setelah kabar uji coba ini.

    Namun, para ahli menekankan bahwa jalan menuju teknologi litografi EUV (extreme ultraviolet) untuk chip di bawah 5nm masih jauh, mengingat monopoli ASML di sektor tersebut.

    Terlepas dari itu, bagi China, terobosan ini bisa menjadi batu loncatan menuju era baru produksi chip yang lebih mandiri di tengah tekanan geopolitik global.

    (afr/afr)

  • Bank DBS Indonesia: Mitra Tepercaya untuk Bangun Ekosistem Digital yang Inklusif dan Terintegrasi – Page 3

    Bank DBS Indonesia: Mitra Tepercaya untuk Bangun Ekosistem Digital yang Inklusif dan Terintegrasi – Page 3

    Salah satu contoh implementasi transformasi digital melalui API adalah kerja sama dengan Borwita Group, perusahaan distribusi dan logistik terkemuka di Indonesia. Melalui integrasi DBS RAPID API, Borwita Group berhasil menghubungkan sistem internal mereka dengan platform DBS. Proses pembayaran dan rekonsiliasi yang sebelumnya manual dan memakan waktu kini dapat dilakukan otomatis, real-time, dan lebih akurat. Hal ini meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memperkuat kemampuan Borwita dalam melayani ribuan mitra ritel di seluruh Indonesia.

    Dalam remitansi berbasis API, Bank DBS Indonesia juga menghadirkan solusi transfer lintas negara yang instan, aman, dan transparan. Perusahaan remitansi maupun platform fintech dapat langsung terkoneksi melalui integrasi API ke sistem DBS, sehingga nasabah dapat mengirim atau menerima uang dengan lebih cepat tanpa proses manual yang rumit.

    Selain itu, inovasi obligasi (bond) berbasis API memungkinkan mitra bisnis dan investor mengakses informasi penerbitan, harga, serta transaksi obligasi secara real-time lewat integrasi sistem. Dengan teknologi API ini, perusahaan seperti Mirae Asset Sekuritas dapat mengelola investasi lebih efisien, sementara investor ritel maupun institusi mendapatkan transparansi lebih baik dalam mengambil keputusan. Inovasi ini menegaskan peran Bank DBS sebagai pelopor dalam membawa instrumen keuangan tradisional ke ranah digital, sekaligus memperluas akses pasar modal melalui teknologi.

    1. Payment API untuk E-commerce

    Fitur ini memungkinkan toko online menyediakan metode pembayaran instan yang terhubung langsung dengan sistem Bank DBS Indonesia. Dengan adanya integrasi tersebut, proses checkout menjadi lebih cepat, risiko gagal bayar dapat ditekan, dan pengalaman belanja pelanggan meningkat. Selain itu, melalui DBS IDEAL, berbagai jenis pembayaran dapat diproses secara efisien dan aman, bahkan lintas benua, termasuk untuk pembayaran pajak, RTOL, hingga BIFAST.

    2. Virtual Account (VA) API

    Bank DBS Indonesia menghadirkan solusi Cash Management untuk perusahaan menengah maupun besar yang perlu menangani ribuan transaksi setiap hari. Melalui virtual account (VA) berbasis API, perusahaan dapat melakukan rekonsiliasi otomatis dengan nomor VA unik untuk setiap pelanggan, sekaligus memproses transaksi dalam berbagai mata uang, tidak hanya Rupiah. Tak hanya itu, DBS juga menyediakan QRIS Korporasi sebagai kanal pembayaran digital yang aman dan real-time, sehingga proses rekonsiliasi dapat dilakukan tanpa input manual.

    3. Trade Finance API

    Solusi ini dirancang untuk mendukung perusahaan ekspor-impor dalam memperoleh layanan pembiayaan perdagangan secara digital, seperti letter of credit atau invoice financing. Dengan API ini, proses verifikasi dokumen hingga penyaluran dana menjadi jauh lebih cepat dan efisien.

    4. Treasury & FX API

    Melalui API ini, perusahaan memperoleh akses langsung ke layanan treasury Bank DBS Indonesia, termasuk fitur konversi valuta asing secara real-time. Solusi ini sangat ideal untuk perusahaan multinasional maupun bisnis yang memiliki kebutuhan transaksi lintas mata uang.

    5. Account Balance & Transaction Inquiry API

    Bagi perusahaan yang telah menggunakan sistem Enterprise Resource Planning (ERP), Bank DBS Indonesia menawarkan DBS RAPID, layanan API real-time yang memungkinkan transaksi dan pelaporan terhubung langsung dengan sistem internal perusahaan. Untuk kebutuhan pengelolaan kas lintas entitas, tersedia pula Liquidity Management Tools seperti cash pooling yang membantu mengoptimalkan saldo kas sekaligus menekan biaya pendanaan secara keseluruhan.

    Mengelola risiko, menekan biaya operasional, meningkatkan kepuasan klien, memperbaiki kondisi kerja karyawan, hingga menciptakan keunggulan kompetitif melalui peningkatan kualitas layanan merupakan tujuan yang diupayakan oleh banyak bisnis di berbagai sektor dan wilayah. Melalui solusi DBS RAPID, Bank DBS Indonesia telah mendukung perusahaan di seluruh dunia untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut.

    Ke depannya, Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk memperluas pemanfaatan API dengan menghadirkan API marketplace yang lebih terbuka dan kolaboratif. Platform ini dikembangkan sebagai pusat integrasi, sehingga mitra bisnis, fintech, e-commerce, maupun startup dapat dengan mudah mengakses layanan perbankan digital sesuai kebutuhan. Dengan memperkaya ekosistem API, Bank DBS tidak hanya memberikan fleksibilitas bagi mitra untuk berinovasi, tetapi juga membuka peluang terciptanya model-model bisnis baru di era ekonomi digital.

  • Panen Nikel di Ladang Bunga?

    Panen Nikel di Ladang Bunga?

    Jakarta

    Di sebuah ladang di Albania utara, petani sibuk memanen di sela-sela deretan tanaman mustard kuning. Hasil panennya bukan biji atau minyak, melainkan nikel.

    Tanaman itu termasuk satu dari sekitar 700 spesies hiperakumulator—jenis tumbuhan yang mampu menyerap logam dalam jumlah besar dari tanah, mulai nikel, seng, tembaga, hingga emas dan elemen tanah jarang.

    Tanaman hiperakumulator mampu menyimpan logam di batang, daun, atau getahnya, sebagai trik racun untuk melindungi diri dari predator dan patogen. Bagi tanaman, logam-logam itu tak berbahaya.

    Dari remediasi lahan ke “tambang hijau”

    Pada 1980-an, ilmuwan pertama kali menggunakan tumbuhan ini untuk membersihkan lahan tercemar logam berat akibat tambang atau peleburan. Sejumlah tanaman bahkan dikabarkan mampu menyerap sesium radioaktif dari tanah sekitar lokasi bencana nuklir Chernobyl.

    Namun baru pada dekade 1990 muncul gagasan untuk memanfaatkan logam yang terkumpul pada tanaman. Dari situlah lahir konsep “fitomining”—menambang dengan tanaman.

    Tiga puluh tahun kemudian, gagasan “menambang” logam dengan menanam bunga nyaris menjadi ladang bisnis. Pertanyaannya: mungkinkah cara ini menyaingi tambang industri raksasa?

    Model bisnis fitomining

    Ladang di Tropoje, Albania, misalnya, mengandung nikel dalam kadar terlalu tinggi untuk ditanami pangan, tapi tak cukup kaya untuk membuka tambang konvensional. “Tempat ideal bagi fitomining,” kata Eric Matzner, pendiri startup Metalplant yang menggarap lahan 10 hektare itu.

    Jejak hijau vs tambang konvensional

    “Dampak lingkungan fitomining rendah,” kata Antony van der Ent, peneliti Wageningen University, Belanda, sekaligus penasihat perusahaan Botanickel. Tambang konvensional justru sering membawa kerusakan: deforestasi, limbah beracun yang mencemari lingkungan, serta emisi gas rumah kaca tinggi. Nikel termasuk paling kotor, dengan jejak emisi 10–59 ton per ton logam.

    Sebaliknya, fitomining ramah iklim. Tanaman menyerap karbon dalam jumlah besar, lalu melepasnya kembali saat dibakar. “Hasilnya nikel murni dengan misi karbon nyaris nol,” ujar van der Ent. Lahan yang ditinggalkan pun bisa dibersihkan untuk keperluan lain, seperti kehutanan atau rekreasi, tambah Rupali Datta, biokimiawan Michigan Tech University.

    Lapar akan nikel

    Meski bisa menyerap berbagai logam, fitomining sejauh ini baru fokus pada nikel—logam yang banyak ditemukan di lapisan tanah atas di Indonesia, Filipina, Brasil, Afrika Selatan, hingga Amerika Serikat.

    Permintaan nikel, kata Badan Energi Internasional, IEA, diperkirakan melonjak dua kali lipat pada 2050, didorong kebutuhan baterai kendaraan listrik. Pasokan kini masih dominan dari tambang milik Cina di Indonesia. Phytomining bisa jadi alternatif bagi negara dengan kandungan nikel lebih rendah.

    Layak atau tidak?

    Firma riset BloombergNEF memperkirakan fitomining masih terlalu mahal bagi pembeli nikel. Metalplant enggan buka harga, tapi menargetkan harga bisa setara dengan pasar nikel konvensional. “Kami menyebutnya keuntungan hijau: produk lebih baik dengan harga sama,” kata Matzner.

    Musim tanam ketiga ini, Metalplant mengklaim panen lebih dari tiga ton nikel dari 10 hektare lahannya di Albania. Angka yang masih jauh dibanding tambang konvensional, yang bisa menghasilkan jumlah sama hanya dalam setengah jam.

    Untuk menyaingi satu tambang nikel, butuh ladang 200 ribu hektare—2,5 kali luas New York City. Menggantikan seluruh produksi global, perlu 15 juta hektare, sebesar Tunisia. “Ekonomi skala jadi faktor utama. Semakin besar, semakin murah. Tapi kendala phytomining justru lahan,” kata Kwasi Ampofo, analis BloombergNEF.

    “Fitomining tak bisa mengganti tambang konvensional, tapi bisa jadi pelengkap,” ujar Datta. Lagi pula, ladang monokultur seluas ribuan hektare juga akan berdampak terhadap lingkungan: pupuk, pestisida atau penyedotan air.

    Van der Ent melihat peluang terbesar justru di komunitas kecil yang kesulitan bertanam pangan. “Di situlah potensinya,” katanya. Masyarakat bisa meraih keuntungan dari nikel sambil membersihkan tanah mereka.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Agus Setiawan

    Lihat juga Video: Komisi VIII DPR RI Minta PT Gag Nikel Setop Beroperasi

    (ita/ita)

  • Tertarik Jadi Account Manager? Cek Lowongan Kerja Satu Ini

    Tertarik Jadi Account Manager? Cek Lowongan Kerja Satu Ini

    Jakarta

    PT Terra Drone Indonesia tengah membuka lowongan untuk posisi Junior Account Manager. Lowongan kerja ini diperuntukkan bagi mereka yang sudah berpengalaman untuk penempatan di Kalimantan.

    Lowongan kerja ini disampaikan perusahaan dalam program “Cari(in) Kerja!” dari detikcom. Berikut rincian informasi lowongan dan syarat daftarnya.

    Tanggung Jawab:

    1. Memimpin hubungan klien, menjadi orang yang mereka andalkan untuk semua masalah terkait akun.
    2. Memastikan penyampaian solusi kami tepat waktu dan sukses berdasarkan kebutuhan dan jadwal klien.
    3. Memberikan informasi terbaru secara berkala, mengelola pertanyaan, dan menyelesaikan permasalahan klien secara profesional.
    4. Memastikan semua dokumentasi proyek (misalnya BPK, SPK) disiapkan, dilacak, dan diselesaikan tepat waktu.
    5. Bekerja sama secara erat dengan tim internal untuk memenuhi setiap permintaan pelanggan dan mempertahankan standar layanan yang tinggi.
    6. Memberikan informasi terkini kepada Distrik dan Manajemen Proyek melalui koordinasi proyek yang jelas dan terkini.
    7. Melaporkan dengan cerdas, mengirimkan pembaruan harian kepada Kepala Manajer Akun dan ringkasan mingguan kepada para pemangku kepentingan.

    Persyaratan:

    – 2-3 tahun pengalaman di bidang Manajemen Akun, Sales.
    – Keterampilan komunikasi, negosiasi, koordinasi, dan pelaporan yang sangat baik.
    – Perhatian yang kuat terhadap detail dan pengalaman langsung dalam menangani dokumentasi proyek.
    – Berpikir proaktif, berorientasi solusi, dengan kemampuan mengelola banyak akun.
    – Bersedia ditempatkan di seluruh Kalimantan

    Bagi detikers yang ingin mendaftarkan diri lowongan kerja tersebut, segera kirimkan lamaran ke (feltta@terra-drone.co.id).

    Disclaimer: Informasi lowongan kerja ini merupakan kiriman pembaca. detikcom hanya mempublikasikan dan tidak bertanggung jawab atas keabsahan isi maupun proses rekrutmen. Harap berhati-hati serta lakukan pengecekan lebih lanjut sebelum melamar.

    detikcom membantu memudahkan pencarian lowongan kerja sekaligus memfasilitasi perusahaan atau lembaga yang membuka lowongan melalui program Cari(in) Kerja! Informasi selengkapnya bisa langsung klik Cari(in) Kerja! di sini, dan dengan mengakses program tersebut maka Anda bisa berbagi sekaligus mendapatkan informasi lowongan kerja.

    Cari(in) Kerja merupakan platform lowongan kerja yang menyambungkan profesional, fresh graduates, hingga pekerja informal dan semi-formal dengan peluang kerja dari perusahaan besar, startup, hingga UMKM di seluruh Indonesia.

    Tonton juga video “Kementerian P2MI Lirik 400 Ribu Loker di Jerman: Pasar yang Menjanjikan” di sini:

    (igo/fdl)

  • Surya IBM-NASA, AI Pendeteksi Badai Matahari Perusak Satelit dan Produksi Pangan

    Surya IBM-NASA, AI Pendeteksi Badai Matahari Perusak Satelit dan Produksi Pangan

    Bisnis.com, JAKARTA — IBM dan NASA meluncurkan Surya, model kecerdasan buatan (AI) open-source yang dapat memproyeksikan perilaku Matahari—terutama dalam memprediksi aktivitas surya yang berdampak langsung ke Bumi dan sistem teknologi di luar angkasa (satelit). 

    Surya, yang namanya diambil dari bahasa Sanskerta untuk Matahari, menandai era baru dalam adopsi AI untuk riset heliosfisika dan prakiraan cuaca antariksa.

    Didesain khusus menginterpretasikan citra resolusi tinggi dari Solar Dynamics Observatory (SDO) milik NASA, Surya memberikan peringatan dini terkait munculnya badai matahari dan lontaran massa korona, dua fenomena yang bisa memicu rusaknya satelit, penurunan produksi pangan, gangguan navigasi GPS, kerusakan jaringan listrik, hingga risiko pada keselamatan astronot.

    Presiden Direktur IBM Indonesia Roy Kosasih mengatakan IBM memanfaatkan AI bukan hanya untuk inovasi, tetapi juga inklusivitas.

    Dengan merilis Model AI ini di Hugging Face, IBM membuka akses bagi ilmuwan, pelaku bisnis, dan pembuat kebijakan membangun di atas fondasi bersama untuk meningkatkan kesadaran

    “Inilah bagaimana keterbukaan diwujudkan menjadi ketahanan praktis bagi sistem yang diandalkan masyarakat setiap harinya,” kata Kosasih, dikutip Selasa (23/9/2025).

    Menurut laporan Lloyd’s, kerugian global akibat badai Matahari bisa mencapai US$17 miliar dalam 5 tahun—dan hampir semua bidang teknologi modern terancam jika fenomena ekstrem ini terjadi tanpa mitigasi sistemik yang tepat.

    “Surya” adalah hasil upaya IBM-NASA untuk membawa AI menjadi katalis sains terbuka. Model ini, yang telah menjalani pra-pelatihan dengan dataset observasi Bumi dan Matahari lebih dari 40 tahun.

    Solusi ini hadir melalui platform Hugging Face sehingga armada peneliti global dapat mengembangkan aplikasi AI cuaca surya sesuai kebutuhan lokal masing-masing.

    Fondasi AI Surya memiliki keunggulan dalam memperkirakan aktivitas ekstrem Matahari hingga dua jam sebelum terjadi, melampaui model AI konvensional dengan akurasi 16% lebih baik dari standar prediksi sebelumnya.

    Teknologi ini penting, karena pada beberapa insiden terakhir, ledakan Matahari telah menciptakan gangguan GPS dan telekomunikasi, hingga menyebabkan reroute penerbangan internasional.

    AI Surya menawarkan mekanisme deteksi dan prediksi yang bisa dikustomisasi pada berbagai level—dari skala global hingga lokal—untuk mendeteksi pola cuaca ekstrem, memperbaiki simulasi iklim, dan memperkuat ketahanan infrastruktur nasional.

    Dengan fitur open-source, Surya menjadi instrumen global bagi para peneliti, startup, serta institusi untuk memperkuat perlindungan terhadap ancaman kosmik, memperbesar kolaborasi sains, sekaligus mempercepat tanggapan mitigasi di sektor vital—dari telekomunikasi, navigasi, kelistrikan, hingga keamanan satelit dan pertanian.

    “Di IBM, misi kami dalam memanfaatkan AI bukan hanya untuk inovasi, tetapi juga inklusivitas,” kata Kosasih.

  • Nvidia Guyur Investasi Rp 1.665 Triliun ke OpenAI

    Nvidia Guyur Investasi Rp 1.665 Triliun ke OpenAI

    Jakarta

    Nvidia mengumumkan akan mengucurkan investasi hingga USD 100 miliar (Rp 1.665 triliun) ke OpenAI. Investasi ini merupakan bagian dari kesepakatan untuk membangun pusat data raksasa guna melatih dan menjalankan model AI.

    OpenAI akan membangun dan mengerahkan sistem Nvidia yang membutuhkan daya listrik sebesar 10 gigawatt untuk mengotaki model AI OpenAI generasi selanjutnya. CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan 10 gigawatt setara dengan 4-5 juta unit GPU.

    Investasi pertama Nvidia senilai USD 10 miliar akan disalurkan ketika gigawatt pertama selesai. Sisanya akan diberikan secara bertahap mengikuti kapasitas yang sudah beroperasi.

    Fase pertama proyek ini diharapkan akan mulai beroperasi pada paruh kedua tahun 2026. Sistem ini akan dibangun menggunakan platform Vera Rubin milik Nvidia, yang diklaim memiliki performa jauh lebih tinggi dibandingkan chip Blackwell generasi sekarang.

    “Nvidia dan OpenAI telah saling mendukung selama satu dekade sejak komputer super DGX pertama hingga terobosan ChatGPT,” kata Huang dalam keterangan pers yang mengumumkan kemitraan tersebut, seperti dikutip dari Engadget, Selasa (23/9/2025).

    OpenAI mengatakan Nvidia kini akan menjadi ‘mitra komputasi dan jaringan strategis’ untuk rencana pertumbuhan infrastruktur AI miliknya. Kesepakatan ini mungkin akan membantu OpenAI mengurangi ketergantungannya pada Microsoft, investor dan pemasok sumber daya komputasi cloud terbesarnya.

    “Infrastruktur komputasi akan menjadi dasar bagi ekonomi masa depan, dan kami akan memanfaatkan apa yang kami bangun dengan Nvidia untuk menciptakan terobosan AI baru sekaligus memberdayakan masyarakat dan bisnis dalam skala besar,” ujar Altman.

    Pada bulan Januari lalu, Microsoft mengumumkan perubahan pada kemitraannya dengan OpenAI, yang memungkinkan pengembang ChatGPT itu untuk membangun infrastruktur AI tambahan dengan perusahaan lain.

    Sejak saat itu, OpenAI telah bermitra dengan berbagai perusahaan dalam proyek pusat data AI, termasuk proyek Stargate. Nvidia mengatakan kesepakatan ini akan melengkapi kemitraan OpenAI yang sudah ada, termasuk perjanjian dengan Microsoft, Oracle, dan SoftBank.

    Perjanjian ini diumumkan hanya beberapa hari setelah Nvidia mengumumkan investasi senilai USD 5 miliar di Intel. Raksasa chip itu juga baru saja mengeluarkan USD 900 juta untuk melisensi teknologi AI dari startup Enfabrica serta merekrut CEO dan karyawan penting lainnya.

    (vmp/fay)

  • BPJPH perkuat kerja sama internasional untuk bangun ekosistem halal

    BPJPH perkuat kerja sama internasional untuk bangun ekosistem halal

    Halal sebagai standar berkaitan erat dengan isu kesehatan, higienitas, keamanan pangan, nutrisi, gizi, ketahanan pangan, bahkan terkait rekayasa genetika bahan makanan…,

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama dalam dan luar negeri demi membangun ekosistem halal serta menjadikan Indonesia sebagai rujukan halal dunia.

    “Indonesia menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga halal luar negeri (LHLN) untuk memperluas jaringan layanan halal. Standar halal ASEAN harus menjadi titik awal menuju ekosistem halal global yang kuat dan berwibawa,” kata Deputi Bidang Registrasi dan Sertifikasi Halal BPJPH Mamat Salamet Burhanudin dikutip dari keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Mamat mengatakan, hal ini sejalan dengan halal yang menjadi salah satu nilai yang kian diperhitungkan dalam bisnis dan perdagangan internasional terutama di sektor makanan dan minuman.

    “Halal sebagai standar berkaitan erat dengan isu kesehatan, higienitas, keamanan pangan, nutrisi, gizi, ketahanan pangan, bahkan terkait rekayasa genetika bahan makanan. Urgensi ini membuktikan bahwa halal semakin diakui sebagai faktor penting dalam sektor industri dan perdagangan global,” ujar Mamat.

    Untuk itu, ia mengatakan BPJPH berupaya untuk memperkuat regulasi dan membagikan pengalaman Indonesia dalam pelaksanaan sertifikasi halal.

    “Indonesia, melalui BPJPH, terus mengembangkan layanan sertifikasi halal yang efektif, transparan, akuntabel, mudah, cepat, dan terjangkau guna mendukung penguatan ekosistem halal baik nasional maupun global,” katanya.

    Indonesia pun cukup aktif menyuarakan pentingnya nilai dan pembangunan ekosistem halal di sejumlah panggung dunia. Baru-baru ini, BPJPH juga terlibat dalam rangkaian Food Ingredients Asia (Fi Asia) and Vitafoods Asia 2025 yang diselenggarakan di Queen Sirikit National Convention Center (QSNCC), Bangkok, Thailand.

    Kegiatan berskala internasional ini diikuti oleh 36 ribu pengunjung dari 70 negara serta menghadirkan 1.500 peserta dari berbagai merek terkemuka.

    Selain pameran industri makanan dan minuman, Fi Asia juga menampilkan rangkaian seminar, konferensi, lokakarya, dan sesi teknis mengenai berbagai topik penting seperti tren inovasi, peluang investasi startup, tantangan regulasi, keberlanjutan, hingga wawasan pasar global.

    Lebih lanjut, BPJPH juga menyambut baik rencana penyelenggaraan FI Asia 2026 di Jakarta. BPJPH menyatakan selalu mendukung program-program penguatan ekosistem industri halal, termasuk melalui diseminasi informasi terkait perkembangan regulasi dan kebijakan jaminan produk halal di Indonesia.

    “Ini momentum penting untuk mengarusutamakan halal di pasar global makanan dan bahan pangan. Dan Indonesia siap mengambil peran strategis untuk memanfaatkan peluang besar ini,” ujar Mamat.

    Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Nvidia Investasi Rp1.661 Triliun di OpenAI, Bangun Pusat Data AI Raksasa

    Nvidia Investasi Rp1.661 Triliun di OpenAI, Bangun Pusat Data AI Raksasa

    Bisnis.com, JAKARTA – Nvidia Corp. akan berinvestasi hingga US$100 miliar atau sekitar Rp1.661 triliun di OpenAI untuk membangun pusat data berkapasitas 10 gigawatt, memperkuat dominasi chip semikonduktor Nvidia di era ledakan kecerdasan buatan.

    Melansir Bloomberg pada Selasa (23/9/2025), hal ini menandai salah satu kesepakatan terbesar yang menegaskan melonjaknya permintaan global atas teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) seperti ChatGPT dan daya komputasi untuk menjalankannya.

    Kedua perusahaan mengumumkan telah menandatangani letter of intent untuk kerja sama strategis tersebut. Investasi itu akan digunakan untuk membangun pusat data berkapasitas sedikitnya 10 gigawatt, yang dilengkapi chip canggih Nvidia guna melatih dan mengoperasikan model AI.

    Kerja sama ini menempatkan keduanya di garis depan pembangunan pusat data global untuk generasi baru aplikasi AI — sebuah proyek yang diperkirakan menelan biaya triliunan dolar. Infrastruktur ini menuntut chip mutakhir, server, sistem pendingin, dan konsumsi listrik dalam skala masif.

    “Investasi dan kemitraan infrastruktur ini menjadi lompatan berikutnya — membangun 10 gigawatt untuk menggerakkan era baru kecerdasan,” ujar CEO Nvidia Jensen Huang dalam pernyataan resminya.

    Menurut sumber Bloomberg, Nvidia akan memperoleh saham di OpenAI dalam kesepakatan tersebut. Investasi diberikan bertahap, dimulai dengan US$10 miliar saat kontrak ditandatangani. Tahapan berikutnya akan dicairkan setiap kali kapasitas komputasi 1 gigawatt terealisasi.

    Meski begitu, baik Nvidia maupun OpenAI belum mengungkap detail lebih lanjut soal jadwal investasi. 

    “Kami berharap dapat merampungkan detail fase baru kemitraan strategis ini dalam beberapa pekan mendatang,” bunyi pernyataan bersama kedua perusahaan.

    Investor menyambut positif kerja sama kedua perusahaan. Saham Nvidia melonjak hingga 4,5% dalam perdagangan di New York dan kini sudah menguat sekitar 36% sepanjang tahun berjalan, mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan paling bernilai di dunia. 

    Sementara itu, OpenAI kini menyandang predikat sebagai startup teknologi terbesar dengan valuasi US$500 miliar.

    Bagi Nvidia, kesepakatan ini memperkuat hubungan dengan sekutu penting. OpenAI, pembuat chatbot ChatGPT, tengah memperluas infrastruktur AI sendiri dan akan tetap menjadi pelanggan utama Nvidia meskipun perusahaan itu juga mencari pemasok lain.

    Nvidia juga berupaya tampil sebagai pendukung pembangunan infrastruktur teknologi dalam negeri, sejalan dengan prioritas pemerintahan Trump. Produsen chip asal Santa Clara, California itu terus menjalin hubungan dengan Gedung Putih, terutama saat perusahaan membutuhkan pelonggaran aturan ekspor teknologi ke China.

    Pekan lalu, Nvidia juga sepakat berinvestasi hingga US$5 miliar ke Intel Corp., produsen chip yang kini sebagian sahamnya dimiliki pemerintah AS.

    CEO OpenAI Sam Altman menegaskan kesepakatan dengan Nvidia akan membuka jalan bagi terobosan AI berikutnya dengan menjamin ketersediaan daya komputasi. 

    “Segalanya berawal dari komputasi. Infrastruktur komputasi akan menjadi fondasi ekonomi masa depan,” ujarnya.

    ChatGPT kini digunakan sekitar 700 juta orang setiap pekan, dan memerlukan daya komputasi besar untuk mendukung pengoperasian serta pengembangan produknya. OpenAI sebelumnya kerap menghadapi keterbatasan kapasitas komputasi, terutama saat meluncurkan produk baru.

    Altman bahkan mengungkap lewat media sosial bahwa OpenAI akan segera merilis sejumlah produk baru yang “sangat intensif komputasi” dalam beberapa pekan mendatang.

    Kesepakatan ini menambah daftar panjang proyek pembangunan pusat data bernilai jumbo tahun ini. OpenAI dan Oracle Corp. sebelumnya menggagas pembangunan kapasitas 5 gigawatt melalui proyek Stargate, termasuk fasilitas di Abilene, Texas.

    Pada Januari lalu, OpenAI, Oracle, dan SoftBank Group Corp. juga mengumumkan rencana investasi US$500 miliar untuk 10 gigawatt daya komputasi dalam empat tahun.

    Terpisah, Oracle sedang menjajaki kerja sama dengan Meta Platforms Inc. senilai US$20 miliar untuk layanan komputasi awan, di samping proyek pusat data besar Meta di Louisiana yang ditopang pembiayaan sedikitnya US$29 miliar.

    Sementara itu, awal bulan ini Microsoft Corp. meneken kontrak multiyear hampir US$20 miliar dengan Nebius Group NV untuk kapasitas cloud computing AI serta menyewa layanan komputasi AI senilai US$6,2 miliar di Norwegia. 

    Kesepakatan tersebut di luar rencana belanja US$30 miliar pada kuartal III/2025 guna memperluas jaringan pusat datanya.

  • Anak Bill Gates Buka Perusahaan Baru, Dikasih Modal Rp 132 Miliar

    Anak Bill Gates Buka Perusahaan Baru, Dikasih Modal Rp 132 Miliar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Phoebe Gates, anak miliarder pendiri Microsoft, Bill Gates, kini punya perusahaan startup sendiri. Startup yang didirikan oleh Phoebe menyediakan fitur membandingkan produk fashion yang dijual di toko-toko online.

    Pheobe mendirikan perusahaan bernama Phia, bersama Sophia Kianni, teman kuliahnya di Universitas Stanford.

    Lewat aplikasi dan ekstensi web Phia, pengguna bisa membandingkan harga produk fashion yang tersedia di internet. Banyak yang menyebut Phia sebagai “Google Flight” untuk fashion.

    “Tujuannya adalah mempermudah akses ke produk yang tadinya orang-orang tidak punya akses,” kata Phoebe, seperti dikutip oleh Tech Crunch.

    Aplikasi Phia yang baru diluncurkan pada April kini sudah memiliki 500.000 pengguna. Kesuksesan ini mendorong investor untuk menanamkan modal di Phia. Phia pada awal bulan ini mengumumkan pendanaan senilai US$ 8 juta (Rp 132 miliar) yang digalang hanya dalam wakti 3,5 pekan.

    Investor yang memimpin pendanaan ke Phia adalah Keiner Perkins. Sederet selebritas ikut serta sebagai investor termasuk Kris Jenner, Hailey Biber, pendiri Spanx yaitu Sara Blakey, dan mantan petinggi Facebook yaitu Sheryl Sandberg.

    Bill Gates tidak tercantum dalam deretan investor di Phia. Namun, Bill sempat mempromosikan status baru Phoebe sebagai “founder startup” lewat akun Instagramnya.

    Saat ini, Phia menyediakan akses perbandingan sekitar 300 juta produk fashion. Di Phia, pengguna bisa melihat produk yang mereka pernah cari di internet, beli, hingga menemukan produk sesuai minat masing-masing.

    [Gambas:Instagram]

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Investasi Gila-gilaan, Pencipta ChatGPT Malah Rugi Rp 722 Triliun

    Investasi Gila-gilaan, Pencipta ChatGPT Malah Rugi Rp 722 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – OpenAI, pembuat chatbot populer ChatGPT, melakukan investasi gila-gilaan untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Namun di sisi lain, perusahaan harus menghadapi tantangan mengalami kerugian besar karena bisnisnya tak begitu berkembang.

    Wall Street Journal mencatat beberapa hal yang dikerjakan OpenAI, misalnya mengeluarkan US$60 miliar (Rp 984,6 triliun) per tahun untuk komputasi Oracle, proyek data center bersama sebesar US$18 miliar (Rp 295,3 triliun), dan pengembangan chip khusus bernilai US$10 miliar (Rp 164 triliun).

    Meski capaian dan pekerjaannya segudang, namun OpenAI tetap merugi. Bahkan CEO Sam Altman meramalkan perusahaannya baru akan mengantongi pendapatan pada 2029 mendatang, dikutip Senin (22/9/2025).

    Sebelum bisa balik modal, dia mengatakan OpenAI akan mencatat kerugian sekitar US$44 miliar atau Rp 722 triliun.

    Dalam sebuah kesempatan, Altman pernah membandingkan investasi AI besar-besaran sama seperti saat era dot-com. Menurutnya ada beberapa startup dan investor AI akan terkena dampak buruknya, meski dia tak yakin OpenAI juga akan merasakannya.

    Salah satu sumber pendapatan yang bisa didapatkan OpenAI berasal dari layanan berlangganan produk-produk perusahaan. Namun dengan 700 juta pengguna, keinginan tersebut sulit tercapai.

    The Wall Street Journal mengutip laporan dari akademisi dan konsultan industri menunjukkan butuh waktu lama bagi pengguna untuk beralih menjadi pelanggan berbayar.

    Studi dari Menlo Ventures yang melakukan survei 5.000 pengguna menyebutkan hanya 3% konsumen yang mau membayar layanan AI. Menurut penelitian itu, pengguna chatbot dan model lainnya masih beragam jadi banyak yang harus dilakukan untuk mencapai adopsi sehari-hari.

    Survei dari McKinsey pada Juni lalu menemukan delapan dari 10 perusahaan tidak melaporkan dampak signifikan pada laba bersih dari penggunaan produk AI. Massachusetts Institute of Technology juga menyebutkan penggunaan AI pada ratusan perusahaan belum menghasilkan pertumbuhan pendapatan.

    Selain soal pendapatan, OpenAI juga mengalami tantangan lain. Yakni terkait perubahan struktur perusahaannya menjadi nirlaba dan komitmen pendanaan US$19 miliar (Rp 311,8 triliun) bergantung penyelesaian restrukturisasi OpenAI.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]