Produk: startup

  • Pengganti Starlink Lebih Canggih Padahal Tak Terkenal, Elon Musk Bye!

    Pengganti Starlink Lebih Canggih Padahal Tak Terkenal, Elon Musk Bye!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Startup asal Amerika Serikat, Spacecoin, membuat gebrakan besar di industri internet satelit. Perusahaan itu mengklaim berhasil mengirim informasi terenkripsi melewati satelit tanpa melalui jaringan internet darat, sesuatu yang belum pernah dilakukan pesaingnya, termasuk Starlink milik Elon Musk.

    Pendiri Spacecoin, Tae Oh, mengatakan uji coba ini membuktikan bahwa data berbasis blockchain bisa meninggalkan Bumi, diteruskan melalui satelit, lalu kembali ke pengguna dalam kondisi utuh. Dalam pengujian yang dilakukan bersama perusahaan mikrosatelit Bulgaria, EnduroSat, data menempuh perjalanan lebih dari 7.000 kilometer dari Chili menuju Azores.

    Perusahaan ini mengusung konsep berbeda dari Starlink. Jika Starlink dikendalikan penuh oleh SpaceX, Spacecoin membangun sistem desentralisasi. Dengan sistem ini, siapa pun bisa bergabung, mengirim pembayaran, atau menyimpan data tanpa perantara penyedia layanan internet.

    “Selain pengguna akhir, kami juga menargetkan pengembang, perusahaan telekomunikasi, NGO, dan mitra infrastruktur,” ujar Oh, dikutip dari Reuters, Kamis (2/10/2025).

    Menurutnya, sistem blockchain memungkinkan setiap transaksi diverifikasi otomatis, sehingga informasi atau pembayaran tidak bisa dipalsukan, diubah, atau disadap pihak jahat.

    Pasar internet satelit sendiri tengah berkembang pesat seiring meningkatnya kebutuhan broadband global. Sebelumnya, bank investasi J.P. Morgan pernah menguji pembayaran blockchain antar-satelit. Namun, Spacecoin menjadi yang pertama melakukan transaksi sepenuhnya tanpa jaringan darat.

    Meski demikian, Spacecoin masih jauh tertinggal dibandingkan Starlink. Starlink kini mengoperasikan sekitar 8.000 satelit, sementara Spacecoin baru memiliki satu satelit yang diluncurkan Desember 2024 dengan roket SpaceX. Startup ini berencana menambah tiga satelit lagi hingga akhir 2025 untuk memperkuat jaringannya di orbit rendah Bumi (LEO).

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bintang Bollywood Gugat Google, Minta Hak Kepribadian Dilindungi dari Ancaman AI

    Bintang Bollywood Gugat Google, Minta Hak Kepribadian Dilindungi dari Ancaman AI

    JAKARTA – Para bintang Bollywood kini mulai menggugat raksasa teknologi untuk melindungi suara dan citra pribadi mereka di era kecerdasan buatan (AI). Pasangan selebriti terkenal, Abhishek Bachchan dan Aishwarya Rai Bachchan, menargetkan Google melalui unit videonya, YouTube, dalam gugatan besar yang bisa berdampak luas terhadap penggunaan AI di India.

    Pasangan ini meminta hakim agar menghapus dan melarang pembuatan video AI yang melanggar hak kekayaan intelektual mereka. Lebih jauh lagi, mereka mendesak agar Google diwajibkan menyediakan mekanisme pengaman supaya video-video yang tetap diunggah ke YouTube tidak digunakan untuk melatih platform AI lain.

    Belum Ada Aturan Khusus di India

    India sendiri belum memiliki aturan eksplisit mengenai “hak kepribadian” seperti yang berlaku di beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Namun, sejumlah selebritas Bollywood mulai menegaskan hak tersebut melalui pengadilan dalam beberapa tahun terakhir. Kasus Bachchan menjadi yang paling menonjol karena menyangkut persimpangan antara hak kepribadian dan risiko penyebaran video deepfake di YouTube.

    Dalam gugatan tertanggal 6 September, Abhishek dan Aishwarya menilai kebijakan YouTube yang memungkinkan pengguna memberi izin penggunaan konten mereka untuk melatih model AI pihak ketiga sangat berbahaya. Mereka khawatir hal itu memperbanyak penyebaran konten menyesatkan.

    “Konten semacam itu, ketika digunakan untuk melatih model AI, berpotensi melipatgandakan penggunaan materi pelanggaran: pertama diunggah di YouTube, ditonton publik, lalu dipakai untuk melatih AI,” demikian tertulis dalam gugatan.

    Pengacara Google diminta pengadilan tinggi Delhi untuk memberikan tanggapan tertulis sebelum sidang berikutnya pada 15 Januari 2026.

    India merupakan pasar terbesar YouTube secara global dengan sekitar 600 juta pengguna, terutama untuk konten hiburan Bollywood. Gunjan Soni, Managing Director YouTube India, bulan lalu menyebut platform ini sebagai “TV baru bagi India”.

    Meski begitu, kasus hukum menunjukkan sisi gelapnya. Tahun lalu, pengadilan Delhi sempat melarang penyalahgunaan nama, gambar, suara, hingga frasa ikonik milik aktor senior Anil Kapoor. Kini, kasus Bachchan memperbesar tekanannya.

    Dalam gugatan setebal 1.500 halaman, mereka juga menargetkan penjual tidak resmi yang memperdagangkan merchandise bergambar wajah mereka, mulai dari poster, mug, stiker, hingga foto bertanda tangan palsu. Mereka menuntut ganti rugi sebesar 450.000 dolar AS (sekitar Rp7,4 miliar) dari Google dan pihak lain, serta meminta larangan permanen atas eksploitasi semacam itu.

    Konten AI “Egregious” dan Merusak Reputasi

    Hakim pada awal September telah memerintahkan penghapusan 518 tautan dan unggahan yang dilaporkan oleh pasangan tersebut. Konten itu dinilai menimbulkan kerugian finansial sekaligus merusak martabat mereka.

    Namun, video serupa masih beredar di YouTube. Beberapa di antaranya:

    – Video manipulasi AI yang menampilkan Abhishek tiba-tiba mencium seorang aktris.

    – Video Aishwarya dan Salman Khan makan malam bersama, sementara Abhishek berdiri cemburu di belakang.

    – Video lucu memperlihatkan buaya mengejar Abhishek sementara Salman Khan berusaha menyelamatkannya.

    Khusus kasus terakhir, publik mengaitkannya dengan masa lalu Aishwarya yang pernah menjalin hubungan dengan Salman Khan.

    AI Bollywood: Cinta Virtual yang Viral

    Fenomena konten semacam ini makin ramai. Sebuah kanal YouTube bernama “AI Bollywood Ishq” sudah mengunggah 259 video “kisah cinta Bollywood AI” dengan total 16,5 juta tayangan. Video paling populer – animasi AI Aishwarya dan Salman Khan di kolam renang – ditonton 4,1 juta kali.

    Dalam tutorialnya, kanal itu mengaku hanya menggunakan prompt teks sederhana pada Grok AI (milik X/Elon Musk) lalu mengubahnya menjadi video dengan Hailuo AI, startup asal China. Uji coba yang dilakukan Reuters bahkan berhasil menghasilkan video pertarungan AI antara Salman Khan dan Abhishek hanya dalam lima menit.

    Meski kanal tersebut menegaskan “konten dibuat hanya untuk hiburan dan cerita kreatif”, pasangan Bachchan menilai hal itu tetap merugikan reputasi mereka, apalagi jika kemudian dipakai untuk melatih AI lain.

    Implikasi Hukum ke Depan

    Menurut Eashan Ghosh, pakar hak kekayaan intelektual dari Universitas Hukum Nasional Delhi, sulit bagi aktor untuk membangun kasus langsung melawan YouTube karena sebenarnya masalah utama ada pada pembuat konten.

    Namun, ia menilai bukan tidak mungkin pengadilan mendorong YouTube memperbarui kebijakan pengguna atau memberi “jalur cepat” bagi klaim selebritas agar ditangani lebih cepat.

    YouTube sendiri menyebut telah membayar lebih dari 2,4 miliar dolar AS (Rp39 triliun) kepada kreator India dalam tiga tahun terakhir. Tapi bagi Bachchan, sebagian kreator justru meraih keuntungan dari konten AI yang melanggar hak kepribadian mereka.

  • Dunia Berubah Drastis 5 Tahun Lagi, Begini Menurut Ahli China

    Dunia Berubah Drastis 5 Tahun Lagi, Begini Menurut Ahli China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kecerdasan buatan super (artificial superintelligence/ASI) diperkirakan akan lahir 5 tahun mendatang atau tepatnya tahun 2030. Hal ini akan mengubah kehidupan manusia di dunia.

    Namun, kemampuan ASI diprediksi hanya akan melampaui manusia dalam beberapa aspek tertentu. Hal itu disampaikan Zhang Peng, CEO Zhipu AI, salah satu startup AI yang lagi naik daun di China.

    Belakangan industri AI global tengah ramai dengan spekulasi soal kapan teknologi ini akan melampaui kecerdasan manusia.

    CEO OpenAI Sam Altman pekan lalu memperkirakan ASI bisa hadir pada akhir dekade ini, sementara CEO SoftBank Masayoshi Son tahun lalu menyebut prediksi 2035.

    Namun Zhang menilai konsep ASI masih terlalu abstrak untuk dipatok pada tenggat waktu tertentu.

    “Menurut saya, pencapaian ASI yang melampaui kecerdasan manusia pada 2030 mungkin bisa diartikan mengungguli manusia dalam satu atau beberapa aspek. Namun, kemungkinan besar ASI masih jauh tertinggal di banyak bidang,” ujarnya saat meluncurkan model bahasa besar terbaru, GLM-4.6, dikutip dari Reuters, Rabu (1/10/2025).

    Didirikan pada 2019 sebagai spinoff Universitas Tsinghua, Zhipu AI kini muncul sebagai pemain terdepan dalam persaingan AI di China. Pada April lalu, perusahaan mengajukan dokumen untuk rencana pencatatan saham di bursa China daratan.

    Pada Juni, OpenAI sempat menyoroti Zhipu sebagai pesaing baru yang cepat berkembang dan dianggap sebagai bagian dari upaya Beijing mendorong AI buatan China ke pasar global.

    Zhang menanggapi hal itu dengan mengatakan pihaknya merasa tersanjung, namun ekspansi internasional yang dilakukan adalah bisnis pada umumnya.

    Zhang menuturkan pendapatan dari pasar luar negeri mulai tumbuh, meski mengakui Zhipu AI belum akan bersaing langsung dengan model-model asal AS di segmen langganan konsumen.

    Sebaliknya, perusahaan kini berkompetisi dengan OpenAI dalam layanan untuk klien korporasi.

    Baru-baru ini, Zhipu AI meluncurkan paket langganan coding untuk pengembang sebagai bagian dari upaya memperluas sumber pendapatan langsung dari konsumen.

    Zhang optimistis minat konsumen China untuk membayar layanan AI akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan, seiring bertambahnya penerimaan nilai AI dan turunnya harga layanan.

    Adapun model terbaru GLM-4.6 disebut sebagai versi peningkatan dari GLM-4.5 yang rilis Juli lalu. Model ini memiliki kemampuan lebih baik dalam pemrograman, penalaran, penulisan, serta aplikasi berbasis agen.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kiamat Sopir Truk Makin Dekat, Tandanya Sudah Bermunculan di Amerika

    Kiamat Sopir Truk Makin Dekat, Tandanya Sudah Bermunculan di Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Industri kendaraan otomatis tanpa sopir (autonomous vehicle/AV) masih jauh dari tingkat kematangan. Namun, raksasa teknologi dan perusahaan otomotif makin kencang memamerkan inovasi terbaru mereka.

    Hal ini terlihat dari maraknya perusahaan yang meluncurkan taksi otomatis (robotaxi) di Amerika Serikat (AS), China, hingga negara-negara lain termasuk Singapura. Kemunculan robotaxi akan mengancam eksistensi profesi driver online, dengan maraknya layanan ride-hailing yang mulai menjajal robotaxi.

    Tak cuma itu, profesi sopir truk juga sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kepunahan, meski belum dalam waktu dekat. Setidaknya ada dua perusahaan yang pekan ini mengeluarkan pengumuman penting.

    Pertama adalah Gatik, startup AV dan logistik yang hendak meluncurkan truk otomatis tanpa sopir jarak menengah. Startup tersebut mengumumkan kemitraan jangka panjang dengan peritel terbesar di Kanada, Loblaw.

    Dalam kesepakatan tersebut, Gatik akan menyediakan 20 truk otomatis pada akhir 2025, untuk mengantar paket ke jaringan toko Loblaw di area Toronto, dikutip dari TechCrunch, Senin (29/9/2025).

    Co-founder dan CEO Gatik, Gautam Narang, mengatakan pihaknya akan meluncurkan 30 truk otomatis pada akhir 2026 mendatang.

    Truk-truk tanpa sopir akan beroperasi secara otomatis dalam menjemput produk dan mendistribusikannya ke lebih dari 300 toko ritel.

    Bukan cuma itu, startup Kodiak Robotics asal AS juga tengah mengembangkan truk otomatis untuk penggunaan di jalan raya, industrial, dan pertahanan. Perusahaan akan mulai melantai di bursa Nasdaq pada pekan ini di bawah nama KDK dan KDKRW.

    Perusahaan yang kini bernama Kodiak AI akan go public melalui merger dengan perusahaan akuisisi tujuan khusus Ares Acquisition Corporation II, afiliasi Ares Management. Kesepakatan ini menilai startup tersebut sekitar US$2,5 miliar.

    “Seperti yang bisa Anda bayangkan, membangun dan meningkatkan skala perusahaan mobil otomatis yang transformatif membutuhkan modal yang sangat besar, dan kami ingin mengakses pasar publik sebagai jalur ke depan bagi perusahaan,” kata CEO Kodiak AI Don Brunette kepada TechCrunch.

    “Saya pikir kendaraan otomatis adalah masa depan transportasi darat secara luas,” ujarnya.

    Belum jelas kapan industri robotaxi dan truk tanpa sopir akan meluas hingga ke Tanah Air dan berdampak pada profesi-profesi yang saat ini masih ada. Tentu penerapan teknologi baru harus disertai dengan regulasi yang tepat dalam melindungi pekerjaan, agar tidak terjadi PHK massal. Kita tunggu saja!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Meutya Hafid Ungkap Tolok Ukur Startup Bukan Lagi Unicorn, tapi Keberlanjutan

    Meutya Hafid Ungkap Tolok Ukur Startup Bukan Lagi Unicorn, tapi Keberlanjutan

    Bisnis.com, BANDUNG – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan ukuran keberhasilan startup Indonesia tidak lagi hanya ditentukan dari status sebagai unicorn atau decacorn.

    Dia menyebut aspek keberlanjutan, daya tahan, dan dampak sosial ekonomi yang dihasilkan justru menjadi indikator utama.

    “Mungkin sekarang tidak lagi diukur atau indikasinya tidak lagi menjadi unicorn, decacorn, tapi justru sustainability, berapa lama bertahan, dan justru berapa dampak yang terlahir dari sebuah startup,” kata Meutya dalam peluncuran Garuda Spark Innovation Hub, di Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (27/9/2025).

    Sebagai catatan, unicorn merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi di atas US$1 miliar, sedangkan decacorn adalah startup dengan valuasi di atas US$10 miliar. Sejumlah perusahaan rintisan Indonesia, khususnya di sektor e-commerce dan transportasi daring, pernah meraih status tersebut.

    Meutya menekankan sejak awal perkembangan ekosistem digital, Indonesia telah melahirkan banyak inovasi membanggakan. 

    “Sejarah Indonesia dari awal startup itu punya banyak cerita membanggakan, mulai dari e-commerce, kemudian untuk travel, kemudian sekarang QRIS juga cukup mendunia, dan sebagainya,” katanya.

    Dia menambahkan, dalam forum Menteri Digital ASEAN, startup asal Indonesia berhasil meraih hampir separuh penghargaan yang diperebutkan. 

    “Kemarin waktu kami menjadi perwakilan dari pemerintah, di forum Menteri Digital ASEAN kita juga merebut hampir, bukan hampir, 50% dari seluruh kategori award yang ada untuk karya-karya startup se-Asean,” katanya.

    Menurut Meutya, hal tersebut menunjukkan potensi besar yang dimiliki Indonesia. Namun, keberhasilan tidak boleh membuat ekosistem startup berhenti berinovasi. Dia mengingatkan, sejak digagasnya Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Indonesia telah melahirkan ribuan perusahaan rintisan.

    Dalam kesempatan yang sama, dia menyinggung kondisi terkini industri startup yang tengah menghadapi penurunan, termasuk akibat fenomena startup winter. Meski begitu, dia optimistis Indonesia mampu bangkit dengan kreativitas yang dimiliki masyarakat.

    “Startup memang saat ini mengalami sedikit penurunan dan ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Tapi kita amat meyakini dengan kreativitas yang dimiliki oleh masyarakat di Indonesia ini startup bisa kita dorong naik lagi,” katanya.

    Saat ini, Pemerintah pun membentuk Garuda Spark Innovation Hub. Wadah ini bukan hanya sebagai pusat pembelajaran, tetapi juga ruang eksperimen. 

    “Kayaknya tidak cukup literasi itu dilakukan hanya dari penyampaian-penyampaian, seminar-seminar, tapi justru kita perlu siapkan sebuah wadah, sebuah ruang, di mana teman-teman kreatif di bidang digital bisa melakukan sharing dengan sendirinya, belajar dengan kawan-kawan lain di industri itu,“ katanya. 

    Melalui Innovation Hub, pemerintah berperan sebagai orkestrator untuk memperkuat ekosistem startup, termasuk mempertemukan pelaku industri yang sudah lebih mapan dengan yang baru memulai. Sistem mentoring, lanjut Meutya, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

    “Jadi ada perusahaan Indonesia yang sudah memiliki kantor di mancanegara, mementor mereka yang baru mulai sehingga mudah-mudahan dengan itu investasi atau funding-nya bisa lebih masuk. Tidak hanya dari dalam Indonesia tapi mancanegara,” kata Meutya.

  • Bukan Lagi Jadi Unicorn, Ternyata Ini Tolak Ukur Kesuksesan Statup

    Bukan Lagi Jadi Unicorn, Ternyata Ini Tolak Ukur Kesuksesan Statup

    Bandung, CNBC Indonesia – Startup tak lagi diukur dengan titel unicorn atau decacorn. Namun, bagaimana startup tersebut bisa menjadi sesuatu yang berdampak dan berkelanjutan.

    “Kalau melihat catatan perjalanan penghargaan terhadap karya-karya anak bangsa, kita tahu kita memiliki sekarang mungkin tidak lagi diukur atau indikasinya tidak lagi menjadi unicorn, decacorn ya, tapi justru sustainability, berapa lama bertahan, dan justru berapa dampak yang terlahir dari sebuah startup,” jelas Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid dalam pembukaan Garuda Spark Innovation Hub, di kota Bandung, Sabtu (27/9/2025).

    Secara sejarah awalnya, memang perusahaan rintisan memiliki perkembangan luar biasa. Mulai dari jenisnya yang beragam, hingga bisa mencakup lebih banyak negara di luar Indonesia.

    Namun Meutya mengingatkan untuk tidak berhenti di situ. Komdigi sendiri memiliki beragam program untuk mendukung startup, seperti Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.

    “Nah kami kemudian di kantor Komdigi sejak menjabat jadi Menteri, diskusi dengan para eselon satu kami, bersama Wamen, kayaknya tidak cukup literasi itu dilakukan hanya dari penyampaian-penyampaian, seminar-seminar. Tapi justru kita perlu siapkan sebuah wadah, sebuah ruang, dimana teman-teman kreatif di bidang digital bisa melakukan sharing dengan sendirinya, belajar dengan kawan-kawan lain di industri itu, dan kemudian gagal, dan ujungnya berhasil, harapan kita seperti itu,” jelasnya.

    Dia mengharapkan Innovation Hub pertama di Indonesia bisa jadi ruang kegagalan. Pada akhirnya bisa berproses untuk belajar dan mencapai sukses.

    Innovation Hub tersebut menjadi wadah kolaborasi. Mereka yang memiliki startup bisa berbagi pengalaman dengan ekosistem terkait, termasuk pemerintah, stakeholder, hingga startup lain.

    Wadah itu tak hanya akan ada di Bandung saja. Namun Meutya mengatakan akan ada tiga lagi selama 2025 ini, yakni Jakarta, Medan, serta BSD.

    Setiap kota akan memiliki fokusnya masing-masing. Bandung dengan AI, Jakarta pada green technology, Medan pada agriculture, BSD untuk biomedical.

    “Jadi memang kita ingin juga startupnya itu muncul sesuai topik di berbagai daerah. Dan ini tergantung juga kita lihat memang kekuatannya kalau di kota Bandung itu misalnya kecerdasan artifisial,” ucapnya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bukan Lagi Jadi Unicorn, Ternyata Ini Tolak Ukur Kesuksesan Statup

    Bukan Lagi Jadi Unicorn, Ternyata Ini Tolak Ukur Kesuksesan Startup

    Bandung, CNBC Indonesia – Startup tak lagi diukur dengan titel unicorn atau decacorn. Namun, bagaimana startup tersebut bisa menjadi sesuatu yang berdampak dan berkelanjutan.

    “Kalau melihat catatan perjalanan penghargaan terhadap karya-karya anak bangsa, kita tahu kita memiliki sekarang mungkin tidak lagi diukur atau indikasinya tidak lagi menjadi unicorn, decacorn ya, tapi justru sustainability, berapa lama bertahan, dan justru berapa dampak yang terlahir dari sebuah startup,” jelas Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid dalam pembukaan Garuda Spark Innovation Hub, di kota Bandung, Sabtu (27/9/2025).

    Secara sejarah awalnya, memang perusahaan rintisan memiliki perkembangan luar biasa. Mulai dari jenisnya yang beragam, hingga bisa mencakup lebih banyak negara di luar Indonesia.

    Namun Meutya mengingatkan untuk tidak berhenti di situ. Komdigi sendiri memiliki beragam program untuk mendukung startup, seperti Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.

    “Nah kami kemudian di kantor Komdigi sejak menjabat jadi Menteri, diskusi dengan para eselon satu kami, bersama Wamen, kayaknya tidak cukup literasi itu dilakukan hanya dari penyampaian-penyampaian, seminar-seminar. Tapi justru kita perlu siapkan sebuah wadah, sebuah ruang, dimana teman-teman kreatif di bidang digital bisa melakukan sharing dengan sendirinya, belajar dengan kawan-kawan lain di industri itu, dan kemudian gagal, dan ujungnya berhasil, harapan kita seperti itu,” jelasnya.

    Dia mengharapkan Innovation Hub pertama di Indonesia bisa jadi ruang kegagalan. Pada akhirnya bisa berproses untuk belajar dan mencapai sukses.

    Innovation Hub tersebut menjadi wadah kolaborasi. Mereka yang memiliki startup bisa berbagi pengalaman dengan ekosistem terkait, termasuk pemerintah, stakeholder, hingga startup lain.

    Wadah itu tak hanya akan ada di Bandung saja. Namun Meutya mengatakan akan ada tiga lagi selama 2025 ini, yakni Jakarta, Medan, serta BSD.

    Setiap kota akan memiliki fokusnya masing-masing. Bandung dengan AI, Jakarta pada green technology, Medan pada agriculture, BSD untuk biomedical.

    “Jadi memang kita ingin juga startupnya itu muncul sesuai topik di berbagai daerah. Dan ini tergantung juga kita lihat memang kekuatannya kalau di kota Bandung itu misalnya kecerdasan artifisial,” ucapnya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bluebird Buka Loker, Usia 53 Tahun Bisa Daftar

    Bluebird Buka Loker, Usia 53 Tahun Bisa Daftar

    Jakarta

    PT Blue Bird Tbk tengah membuka lowongan kerja untuk posisi pengemudi atau driver penempatan Pool Marga Mulya milik perusahaan taksi tersebut. Lowongan ini dibuka baik untuk pria dan wanita mulai dari umur 23 hingga 53 tahun.

    Lowongan kerja ini disampaikan oleh Blue Bird Taksi Pool Marga Mulya, Bekasi dalam program “Cari(in) Kerja!” dari detikcom. Dalam informasi yang diterima program detikcom Cari(in) Kerja!”, Blue Bird menawarkan pendapatan Rp 5.000.000-7.000.000.

    Kualifikasi dan persyaratan:

    1. Pria/Wanita berusia 23-53 tahun.

    2. Tidak bertindik atau bertato.

    3. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan ramah.

    4. Memiliki ponsel android.

    5. Melampirkan SIM A/SIM B, KTP, dan Ijazah terakhir minimal SMA.

    Fasilitas:

    1. Mess atau penginapan mewah full furnished+water heater bagi pelamar luar kota.

    2. Multi channel order.

    3. THR dan berbagai bonus.

    4. Jaminan kesehatan.

    5. Beasiswa pendidikan anak.

    6. Lokasi dekat dengan pusat keramaian (terminal dan mall)

    7. Water heater untuk pengemudi

    8. Makan bersama untuk setiap pengemudi

    9. Layanan Laundry Pool

    Bagi detikers yang berminat akan lowongan kerja ini segera hubungi nomor Whatsapp di 081290721997 atau mendatangi langsung Pool Blue Bird Marga Mulya, Bekasi.

    Disclaimer: Informasi lowongan kerja ini merupakan kiriman pembaca. detikcom hanya mempublikasikan dan tidak bertanggung jawab atas keabsahan isi maupun proses rekrutmen. Harap berhati-hati serta lakukan pengecekan lebih lanjut sebelum melamar.

    detikcom membantu memudahkan pencarian lowongan kerja sekaligus memfasilitasi perusahaan atau lembaga yang membuka lowongan melalui program Cari(in) Kerja! Informasi selengkapnya bisa langsung klik Cari(in) Kerja! di sini, dan dengan mengakses program tersebut maka Anda bisa berbagi sekaligus mendapatkan informasi lowongan kerja.

    Cari(in) Kerja merupakan platform lowongan kerja yang menyambungkan profesional, fresh graduates, hingga pekerja informal dan semi-formal dengan peluang kerja dari perusahaan besar, startup, hingga UMKM di seluruh Indonesia.

    (igo/eds)

  • Eks VP eFishery Sebut Bukan Bagian dari Direksi

    Eks VP eFishery Sebut Bukan Bagian dari Direksi

    Jakarta

    Andri Yadi, melalui tim penasihat hukumnya, memberikan klarifikasi atas pemberitaan kasus eFishery (PT Multidaya Teknologi Nusantara).

    Dalam pemberitaan tersebut, Andri disebut ikut diamankan bersama Gibran Chuzaefah Amsi El Farizy dan Angga Hardian Raditya oleh Bareskrim Polri pada 31 Juli lalu. Gibran sebelumnya dilaporkan atas dugaan manipulasi laporan keuangan e-Fishery.

    Dalam keterangan yang diterima detikINET, Andri menegaskan kalau dirinya bukan bagian dari direksi eFishery, startup unicorn Indonesia yang diduga memoles kinerja keuangan agar terlihat bagus di mata investor.

    Andri Yadi menegaskan bahwa hingga saat ini perkara yang menyeret namanya masih berada pada tahap penyidikan di Bareskrim Polri dan belum ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Karena itu, asas praduga tak bersalah sepatutnya dijunjung tinggi dalam setiap pemberitaan.

    “Pernyataan saya ini bukan untuk membela diri di pengadilan, melainkan semata-mata sebagai koreksi fakta agar publik mendapat informasi yang berimbang,” tutur Andri Yadi dalam siaran pers yang disampaikan melalui tim penasihat hukumnya.

    Andri menjelaskan bahwa dirinya bukan merupakan bagian dari Direksi eFishery. Dia secara resmi menjabat sebagai Vice President (VP) of Product AIoT sepanjang tahun 2023. Seiring restrukturisasi organisasi, jabatannya berubah menjadi VP of Product AIoT & Cultivation sejak 2 Januari 2024 hingga 16 September 2024, lalu menjadi VP of Product AIoT & Culti-Finance hingga 23 Juli 2025.

    Semua posisi tersebut berada di Direktorat Product di bawah Direktur Produk atau sering disebut sebagai Chief Product Officer (CPO) yang saat itu dijabat oleh Chrisna Aditya Wardani. Jabatan VP bukan organ perseroan dan tidak tercantum dalam Akta/Anggaran Dasar perusahaan.

    Andri juga menegaskan bahwa dirinya bergabung ke eFishery karena perusahaan yang ia dirikan, DycodeX, diakuisisi. Dengan kata lain, posisinya di eFishery merupakan konsekuensi dari kesepakatan akuisisi tersebut, bukan karena inisiatif pribadi untuk mengejar jabatan atau kewenangan di perusahaan.

    “Jabatan ini tidak memiliki kewenangan melakukan pembayaran atau memutuskan investasi. Fokus saya sepenuhnya ada pada pengembangan produk teknologi, khususnya Internet of Things dan Artificial Intelligence di eFishery sesuai semangat pembelian DycodeX, bukan pembiayaan,” ujarnya.

    Sebagai VP yang berada di bawah Direktorat Product, peran Andri terbatas pada riset dan pengembangan produk teknologi budidaya akuakultur, seperti eFeeder, sistem pemantauan kualitas air (Katara), pengolahan citra satelit berbasis AI, konsultasi budidaya berbasis Generative AI/LLM, dan solusi Aquaculture Intelligence.

    Andri mengaku tidak berkewenangan untuk menjalankan operasi pembiayaan (underwriting, penyaluran, maupun collections). Semua fungsi itu berada di bawah divisi terpisah di luar Direktorat Product.

    Proses Akuisisi ke Acqui-hire

    DycodeX bergabung dengan eFishery melalui proses akuisisi dengan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) yang ditandatangani pada November 2022 senilai Rp15 miliar dengan skema dua termin pembayaran.

    Termin pertama telah dibayarkan sebesar Rp 10 miliar pada bulan Desember, tahun 2022. Namun, sebelum pelunasan pembayaran, atas permintaan pembeli (eFishery/PT MTN), skema itu dialihkan menjadi acqui-hire (mengambil alih talenta tim dan teknologi DycodeX secara resmi) melalui mekanisme Service Agreement. Peralihan ini sudah mendapat persetujuan Dewan Komisaris eFishery dan efektif 29 Desember 2023.

    Andri menegaskan posisinya dalam transaksi ini hanya sebagai perwakilan pihak yang di-acqui-hire (penjual), sehingga dia tidak memiliki akses ataupun kepentingan mengetahui sumber pendanaan internal eFishery. Jabatan VP of Product AIoT & Culti-Finance di eFishery baru dijalankan setelah proses acqui-hire selesai, dan dia tidak memiliki kewenangan untuk menginstruksikan, menyetujui, maupun mencairkan pembayaran transaksi.

    Sebagai pihak penjual, Andri Yadi hanya mengikuti permintaan dan prosedur yang sudah disiapkan pembeli, tanpa keterlibatan dalam perencanaan maupun pengaturan skema. Tidak ada aliran dana di luar kontrak, tidak ada cashback, dan tidak ada keuntungan tambahan yang diperoleh Andri. Total nilai yang diterima pihak penjual tetap Rp15 miliar, sesuai kesepakatan jual beli awal, hanya mekanisme pencairannya yang berubah bentuk dari PPJB ke Service Agreement.

    Sebelum bergabung dengan eFishery, Andri Yadi adalah Founder PT DycodeX Teknologi Nusantara (DycodeX), perusahaan rintisan teknologi asal Bandung dengan fokus mengembangkan produk dan solusi berbasis Artificial Intelligence dan Internet of Things (AIoT).

    (asj/asj)

  • Tak Cuma Investree, Cek 6 Startup Bangkrut dan Bermasalah di RI

    Tak Cuma Investree, Cek 6 Startup Bangkrut dan Bermasalah di RI

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan dijadwalkan untuk melakukan konferensi pers di bandara Soekarno Hatta terkait kasus Investree, perusahaan fintech yang didirikan oleh Adrian Gunadi. 

    Kasus Investree sudah bergulir lebih dari setahun. Izin usaha PT Investree Radika Jaya (Investree) telah dicabut, sedangkan pendiri sekaligus CEO Adrian Gunadi dilaporkan kabur ke Doha, Qatar.

    Investree adalah adalah salah satu dari sejumlah startup yang terpaksa harus gulung tikar dan menutup bisnis. Ada pula startup yang bermasalah, meski hingga kini masih beroperasi. 

    Berikut ini merupakan daftar startup terkenal yang bermasalah hingga beberapa ada yang tutup, dirangkum CNBC Indonesia.

    eFishery

    Startup eFishery terkena kasus hukum setelah proses audit menemukan pemalsuan data laporan keuangan. Eks CEO eFishery Gibran Huzaifah sudah ditahan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah sejak 31 Juli 2025.

    Selain Gibran, polisi juga menahan dua orang lain yang terlibat dalam perkara yang sama, yakni Angga Hardian Raditya dan Andri Yadi. Keduanya juga disebutkan ikut tersangkut dalam perkara eFishery. Hingga kini belum diperinci ihwal penangkapan tersebut, selain dari keterkaitan dengan kasus keuangan eFishery yang sempat menghebohkan publik pada 2024 silam.

    CEO eFishery Gibran Huzaifah

    Menurut catatan CNBC Indonesia, Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri telah menyelidiki kasus eFishery setelah terungkap dugaan tindakan pemalsuan laporan keuangan (fraud) oleh Gibran.

    Menurut Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, pelaporan atas nama Gibran sudah dilakukan sejak tahun 2024 lalu.

    Zenius

    Startup edutech Zenius mengumumkan tutup sementara pada awal 2024. Perusahaan penyedia platform pendidikan online dan pemilik jaringan bimbingan belajar Primagama tersebut mengaku harus menghentikan kegiatan karena “tantangan operasional.”

    Penghentian operasi untuk sementara diumumkan oleh Zenius, antara lain, lewat pernyataan resmi kepada mitra pemilik lokasi bimbingan belajar offline Primagama.

    “Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasi untuk sementara, tetapi kami menjamin bahwa kami tidak akan berhenti berusaha untuk menjalankan dan mewujudkan visi untuk merangkai Indonesia yang cerdas, cerah, asik,” tulis pernyataan resmi Zenius.

    Tani Fund

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan pencabutan izin usaha PT Tani Fund Madani Indonesia (TaniFund) sebagaimana ditetapkan melalui Surat Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-19/D.06/2024 tanggal 3 Mei 2024.

    Ilustrasi TaniHub. ( Tangkapan Layar Dok: Tanihubgroup)

    Pencabutan ini dilakukan karena TaniFund telah dikenakan penegakan kepatuhan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu tidak memenuhi ketentuan ekuitas minimum dan tidak melaksanakan rekomendasi pengawasan OJK.

    Kasus TaniFund kini berujung ke kasus hukum. Mantan CEO TaniHub Ivan Arie dan beberapa perwakilan investor telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.

    Investree

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi mencabut izin usaha fintech peer to peer (P2P) Lending PT Investree Radika Jaya (Investree) pada Oktober 2024.

    Pencabutan izin tersebut sebagaimana tertuang dalam Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-53/D.06/2024. Adapun keputusan ini didasarkan oleh beberapa alasan.

    Sebelum vonis akhir ini, OJK telah meminta Pengurus dan Pemegang Saham Investree untuk melakukan pemenuhan kewajiban ekuitas minimum, mendapatkan strategic investor yang kredibel, dan upaya perbaikan kinerja serta pemenuhan terhadap ketentuan yang berlaku, termasuk juga melakukan komunikasi dengan ultimate beneficial owner (UBO) Pemegang Saham Investree.

    Namun hingga batas waktu yang telah ditentukan, Pengurus dan Pemegang Saham tidak mampu memenuhi ketentuan dan menyelesaikan permasalahan tersebut.

    GetPlus

    GetPlus yang merupakan aplikasi reward belanja sehari-hari dengan pengumpulan poin juga mengumumkan penutupan bisnis pada Oktober 2024.

    “Dengan berat hati kita harus berpisah karena GetPlus akan tidak lagi beroperasi mulai 6 Desember 2024,” tertulis pada unggahan di akun Instagram resminya.

    Octopus

    Hamish Daud mundur dari Octopus, startup daur ulang sampah yang ia dirikan. Octopus terguncang beragam permasalahan, termasuk kabar pegawai belum digaji dan kontroversi soal latar belakang pendidikan CEO-nya sejak akhir 2023 lalu.

    Hamish Daud (CNBC Indonesia/Lynda Hasibuan)

    Hamish mengumumkan mundur dari posisi Chief Marketing Officer (CMO) Octopus pada awal 2024. Hal tersebut diunggah melalui Instagram pribadinya @hamishdw.

    Ia mengatakan dalam empat tahun terakhir dirinya terjun di sebuah perusahaan startup bernama Octopus untuk memberikan dampak positif terhadap lingkungan.

    Hingga berita ini dirilis, Octopus masih menjalankan bisnisnya meski terguncang masalah bertubi-tubi.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]