Produk: startup

  • Perangkat Pengganti HP Rilis Tahun Depan, Ada Kamera Tanpa Layar

    Perangkat Pengganti HP Rilis Tahun Depan, Ada Kamera Tanpa Layar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Industri teknologi sempat dihebohkan pada pertengahan 2025, ketika OpenAI mengumumkan akuisisi US$6,5 miliar terhadap ‘LoveFrom io’, startup perangkat kecerdasan buatan (AI) milik Jony Ive yang tak lain adalah mantan ‘otak’ desain produk-produk Apple.

    Penggabungan kedua perusahaan memiliki ambisi besar, yakni menghadirkan AI dalam bentuk perangkat yang digadang-gadang akan menggantikan peran HP. Ukurannya disebut sebesar telapak tangan dan akan menjadi perangkat paling keren yang pernah ada.

    Bahkan, Bloomberg melaporkan perangkat pertama hasil kolaborasi OpenAI dan io itu akan direncanakan akan meluncur pada 2026 mendatang.

    Kendati demikian, ada beberapa hambatan yang harus dilalui OpenAI dalam mewujudkan mimpinya. Selain masalah hak cipta nama yang dilaporkan beberapa saat lalu, ada pula hambatan dari segi teknis.

    Dikutip dari Times of India, OpenAI ingin menciptakan perangkat tanpa layar yang mampu menginterpretasi dan merespons lingkungan fisik sekitar menggunakan perintah audio dan visual.

    Menurut sumber yang familiar dengan rencana tersebut, Financial Times melaporkan setidaknya ada 2 masalah yang bisa menunda rencana peluncuran perangkat pengganti HP tahun depan.

    Masalah itu berkutat pada software perangkat dan kebutuhan infrastruktur yang luas untuk mendukungnya, dikutip dari Times of India, Senin (6/10/2025), berdasarkan laporan Financial Times.

    Tantangan paling besar, menurut sumber dalam, adalah kebutuhan yang besar untuk daya komputasi. Salah satu orang dekat Ive mencatat ada kekuarangan sumber daya komputasi yang layak untuk menjalankan proyek tersebut.

    “Amazon memiliki daya komputasi untuk Alexa, begitu juga dengan Google. Namun, OpenAI kesusahan memdapat komputasi yang cukup untuk ChatGPT, apalagi untuk perangkat AI. Mereka harus menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu,” kata sumber tersebut.

    Masalah lain yang belum terselesaikan adalah asisten terpersonalisasi yang tertuang dalam suara dan sikap asisten. Tujuannya ambisius, yakni menciptakan asisten AI serupa teman, tetapi sejatinya adalah komputer.

    Ada juga tantangan dalam keseimbangan obrolan dan privasi.

    Beberapa sumber mengatakan kepada Financial Times bahwa ukuran perangkat yang tak sebesar HP itu akan turut dipasangkan kamera, mikrofon, dan speaker. Perangkat futuristik ini dirancang untuk selalu aktif dan bukan bergantung pada kata pemicu, serta mengumpulkan data berkelanjutan untuk membangun memori asisten virtual.

    Apakah OpenAI bisa menuntaskan masalah-masalah yang ada dan tetap meluncurkan perangkat pengganti HP pada 2026 mendatang? Kita tunggu saja!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Proyek Rahasia OpenAI dan Eks Desainer Apple Jony Ive Tersendat, Ini Alasannya – Page 3

    Proyek Rahasia OpenAI dan Eks Desainer Apple Jony Ive Tersendat, Ini Alasannya – Page 3

    Di sisi lain, OpenAI resmi mengakuisisi perusahaan rintisan milik mantan kepala desain Apple, Jony Ive, dalam kesepakatan bernilai hampir USD 6,5 miliar atau sekitar Rp 104 triliun.

    Perusahaan tersebut adalah io, startup bergerak di bidang hardware dan manufaktur, didirikan Ive setelah dia hengkang dari Apple.

    Meski telah diakuisisi, Jony Ive dan firma desainnya, LoveFrom, akan tetap beroperasi secara independen dan tidak bergabung langsung ke dalam struktur OpenAI.

    Namun demikian, dalam kesepakatan itu, LoveFrom akan bertanggung jawab atas desain seluruh produk OpenAI, termasuk perangkat keras dan perangkat lunaknya.

    CEO OpenAI, Sam Altman, menyebut perangkat yang sedang dikembangkan bersama Jony Ive bukanlah pengganti smartphone, melainkan bentuk teknologi benar-benar baru.

    “Seperti halnya telepon pintar tidak menggantikan laptop, saya rasa hal pertama yang kami lakukan tidak akan menggantikan telepon pintar,” mengutip kata CEO OpenAI tersebut kepada Bloomberg, Kamis (22/5/2025)

  • Dulu Terkenal, 10 Startup Ini Sekarang Tinggal Kenangan

    Dulu Terkenal, 10 Startup Ini Sekarang Tinggal Kenangan

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia sempat diramaikan oleh kehadiran sejumlah perusahaan rintisan teknologi atau lebih dikenal sebagai start up. Pertumbuhannya pun moncer seiring pendanaan yang deras dari investor. Namun, seiring perkembangan yang pesat, persaingan pun makin sengit. Alhasil, banyak startup yang tadinya terkenal tak mampu bertahan.

    Beberapa startup yang menyerah dan gulung tikar adalah Zenius, Airy Room dan JD.ID. Penyebabnya beragam, mulai dari kehabisan modal hingga dihantam pandemi Covid-19.

    Berikut ini merupakan beberapa startup terkenal yang akhirnya tutup, seperti dirangkum oleh CNBC Indonesia:

    1. Zenius

    Startup edutech Zenius mengumumkan tutup sementara pada awal 2024. Perusahaan penyedia platform pendidikan online dan pemilik jaringan bimbingan belajar Primagama tersebut mengaku harus menghentikan kegiatan karena “tantangan operasional.”

    Penghentian operasi untuk sementara diumumkan oleh Zenius, antara lain, lewat pernyataan resmi kepada mitra pemilik lokasi bimbingan belajar offline Primagama.

    “Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasi untuk sementara, tetapi kami menjamin bahwa kami tidak akan berhenti berusaha untuk menjalankan dan mewujudkan visi untuk merangkai Indonesia yang cerdas, cerah, asik,” tulis pernyataan resmi Zenius.

    2. Rumah.com

    PropertyGuru mengumumkan penutupan platform marketplace properti Rumah.com pada Agustus tahun lalu. Sebanyak 61 pegawai Rumah.com terkena kebijakan pemutusan hubungan kerja atau PHK.

    CEO PropertyGuru, Hari V. Krishnan, mengumumkan rencana penutupan Rumah.com lewat siaran pers yang dipublikasikan di situs resmi perusahan.

    “Secara bertahap mengakhiri bisnis marketplace di Indonesia [Rumah.com], akan berhenti pada 30 November 2023. Keputusan ini tidak kami ambil dengan mudah dan kami menyadari dampaknya terhadap karyawan Rumah.com dan pelanggan kami yang berharga,” ujarnya.

    3. JD.ID

    JD.ID resmi menutup seluruh layanannya per 31 Maret 2023. Hal ini pertama kali diketahui dari laman resmi JD.ID. Saat itu, ketika membuka layanan e-commerce tersebut, terpampang pengumuman penting ini untuk diketahui pelanggan.

    “Ini adalah keputusan strategis dari JD.COM untuk berkembang di pasar internasional dengan fokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara, dengan logistik dan pergudangan sebagai intinya,” kata Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara dalam keterangannya saat itu.

    Setya mengonfirmasi penutupan layanan pada 31 Maret 2023. Sementara itu dalam laman resminya, JD.ID akan menyetop penerimaan pesanan per 15 Februari 2023.

    4. Airy Rooms

    Airy Rooms resmi menghentikan operasional tanggal 31 Mei 2020. Penyebabnya adalah adanya keadaan yang berbeda dari sebelum pandemi.

    Bisnis hotel agregator sempat naik daun sebelum pandemi Covid-19 merebak. Para perusahaan bekerja sama dengan pemilik properti dari hotel hingga motel kecil dalam rangka menawarkan tempat menginap seperti yang ditawarkan platform online.

    CEO Airy Rooms Indonesia Louis Alfonso Kodoatie mengatakan alasan di balik keputusan menutup bisnisnya karena mempertimbangkan banyak hal. Termasuk keadaan pasar yang nyaris tumbang akibat pandemi Covid-19.

    5. Fabelio

    Fabelio, startup desain furnitur dan interior, dinyatakan pailit. Hal ini diketahui dari pengumuman di surat kabar berdasarkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, tertanggal 5 Oktober 2022, yang mengabulkan putusan pailit terhadap PT. Kayu Raya Indonesia atau Fabelio.

    Sementara itu akhir tahun 2021, Fabelo dikabarkan tidak membayar tunggakan gaji karyawan sejak bulan Oktober. Perusahaan juga dituding belum membayar BPJS Ketenagakerjaan karyawan sejak 2020 namun tetap memotong dana dari gaji mereka dan memaksa pegawai mengundurkan diri dengan menggunakan anggota organisasi massa tertentu.

    6. Sorabel

    Sorabel resmi tutup pada 30 Juli 2020 lalu. Surat pemimpin kepada karyawannya, menyatakan startup e-commerce itu telah melakukan usaha terbaik untuk menyelamatkan perusahaan. Namun dengan berat hati harus menempuh jalur likuidasi.

    “Oleh karena proses likuidasi yang ditempuh, hubungan kerja harus berakhir di tahap ini untuk semua orang tanpa terkecuali, tepatnya efektif di tanggal 30 Juli 2020. Saya yakin tidak ada satunya pun orang yang berharap hal ini untuk terjadi,” tulis surat tersebut.

    Kabarnya, Sorabel harus berhenti beroperasi karena kehabisan modal dan kesulitan menggalang pendanaan baru di tengah pandemi.

    7. Stoqo

    Stoqo juga menutup layanannya pada pada 2020. Startup ini menjalankan usaha business to business, yang bekerja untuk memasok bahan makanan segar seperti cabai, telur hingga ampas kopi ke gerai makanan, atau restoran.

    Pandemi-lah yang merusak bisnis itu. Per tanggal 22 April 2020 jadi hari terakhir Stoqo berakhir. Sehari sebelumnya, manajemen telah mengumpulkan karyawan yang mengabarkan penghentian operasional Stoqo.

    Sekitar 250 orang dipekerjakan sejak Stoqo berdiri. Startup ini juga didanai sejumlah investor termasuk Alpha JWC Ventures, Mitra Accel, Insignia Ventures Partners dan Monk’s Hill Ventures.

    8. Qlapa

    Qlapa tutup pada 2019 karena perusahaan ini tidak mampu bersaing bersaing dengan e-commerce lain seperti Tokopedia dan Bukalapak Cs.

    “Hampir 4 tahun yang lalu, kami memulai Qlapa dengan misi memberdayakan perajin lokal. Banyak pasang surut yang kami alami dalam perjalanan yang luar biasa ini,” tulis manajemen Qlapa di situs resminya ketika itu.

    “Kami sangat berterima kasih atas semua tanggapan positif dari para penjual, pelanggan, dan media. Dukungan yang kami terima sangat luar biasa dan membesarkan hati.”

    9. CoHive

    CoHive, startup penyedia ruang kerja berbagi (co-working space), diputus pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

    Keputusan pailit tersebut berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Register No: 231/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Jkt.Pst, tertanggal 18 Januari 2023.

    CoHive didirikan pada 2015 sebagai proyek internal perusahaan modal ventura East Ventures yang diberi nama EV Hive sebagai lokasi kerja bersama dan komunitas untuk perusahaan rintisan, baik portofolio mereka maupun bukan. EV Hive punya dua lokasi ruang kerja, yaitu di Jakarta Selatan dan BSD.

    10. Beres.id

    Startup asal Malaysia Kaodim telah mengumumkan bahwa mereka menghentikan semua operasi layanan pada 1 Juli 2022. Penutupan ini mencakup anak usaha mereka di Indonesia, Beres.id.

    Kaodim adalah startup yang menyediakan marketplace jasa yang menghubungkan konsumen dengan penyedia jasa servis AC, kebersihan rumah, hingga pekerja konstruksi.

    Selain Beres.id di Indonesia, Kaodim juga mengoperasikan Kaodim.sg di Singapura dan Gawin.ph di Filipina. Semua anak usaha tersebut juga tutup pada bulan depan. Sejak berdiri pada 2015, Kaodim telah mengumpulkan pendanaan US$17,6 juta.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bos AI Ungkap Kelemahan Besar ChatGPT Cs

    Bos AI Ungkap Kelemahan Besar ChatGPT Cs

    Jakarta

    Model kecerdasan buatan (AI) yang ada saat ini dari perusahaan AI terkemuka seperti OpenAI kemungkinan besar tidak akan menghasilkan terobosan ilmiah besar. Ini bertentangan dengan hype seputar teknologi tersebut dan klaim dari tokoh-tokoh besar di bidang AI.

    Pendapat dari Thomas Wolf itu, salah satu pendiri startup AI Hugging Face senilai USD 4,5 miliar, sangat kontras dengan komentar dari tokoh-tokoh besar di bidang AI, termasuk bos OpenAI Sam Altman dan CEO Anthropic Dario Amodei.

    Ketika Wolf berbicara tentang terobosan ilmiah, yang ia maksud adalah ide-ide dan penemuan baru seperti yang setara dengan Hadiah Nobel. Misalnya saja Nicolaus Copernicus yang dulu berteori bahwa Matahari adalah pusat semesta dan planet-planet mengelilinginya.

    Wolf menjelaskan beberapa kelemahan chatbot saat ini. Pertama, produk seperti ChatGPT dan lainnya sering dirancang menyesuaikan atau sejalan dengan penggunanya. Jika Anda pernah mengajukan pertanyaan ke chatbot, chatbot cenderung memberi tahu betapa menarik atau hebatnya pertanyaan itu, walau tak demikian kenyatannya.

    Yang kedua adalah bahwa model yang mendasari chatbot ini dirancang untuk memprediksi token atau kata berikutnya yang paling mungkin dalam sebuah kalimat.

    Padahal menurutnya, ada dua ciri utama ilmuwan. Yang pertama adalah bahwa ilmuwan yang membuat terobosan besar seringkali bersikap kontradiktif dan mempertanyakan apa yang dikatakan orang lain.

    “Ilmuwan tidak mencoba memprediksi kata berikutnya yang paling mungkin. Ia mencoba memprediksi hal yang sangat baru yang sebenarnya sangat tidak mungkin, tapi sebenarnya benar,” kata Wolf yang dikutip detikINET dari CNBC.

    Ketertarikannya muncul setelah membaca esai yang ditulis oleh Amodei dari Anthropic, yang berpendapat bahwa biologi dan kedokteran yang didukung AI memungkinkan kita memampatkan kemajuan yang seharusnya dicapai oleh ahli biologi manusia selama 50-100 tahun ke depan jadi 5-10 tahun.

    Menurutnya untuk saat ini, chatbot AI kemungkinan baru akan digunakan sebagai pendamping ilmuwan guna membantu menghasilkan ide-ide baru. Itu sudah terjadi hingga taraf tertentu. Produk AlphaFold dari Google DeepMind telah membantu menganalisis struktur protein yang dijanjikan dapat membantu ilmuwan menemukan obat-obatan baru.

    (fyk/rns)

  • Aplikasi Buatan Israel yang Populer di Indonesia, Cek Ponselmu Sekarang!

    Aplikasi Buatan Israel yang Populer di Indonesia, Cek Ponselmu Sekarang!

    YOGYAKARTA – Tahukah Anda bahwa banyak aplikasi buatan Israel yang populer di Indonesia? Aplikasi dari Israel tersebut cukup beragam mulai dari editor foto, peta digital, game, dan masih banyak lagi. Keberadaan aplikasi tersebut menuai sorotan lantaran banyak masyarakat Indonesia yang memilih untuk menghindari produk-produk dari Israel.

    Aplikasi Buatan Israel yang Populer di Indonesia

    Berdasarkan laporan TechTrends, aplikasi buatan Israel beberapa di antaranya dikembangkan oleh alumni Unit 8200, devisi pengintaian dan perang siber yang dipayungi oleh militer Israel. Tak hanya itu saja, ada pula aplikasi yang diciptakan oleh Mamram, unit sistem komputasi pusat yang dibawahi oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

    Aplikasi buatan Israel telah menciptakan industri dengan nilai miliaran dolar Amerika Serikat. Dari beberapa aplikasi, ada beberapa yang populer diunduh dan digunakan oleh masyarakat Indonesia. berikut ini daftar aplikasi yang dibuat oleh Israel.

    Waze: Aplikasi navigasi peta jalan. Didirikan oleh mantan engineer Unit 8200Moovit: Aplikasi transportasi umum real-time. Dibangun oleh mantan unit siber MamramSupersonic: Platform iklan mobile. CEO memimpin operasional untuk militer AD IsraelZipoApps: Aplikasi produktivitas Android. Dibentuk oleh mantan agen intelijen Unit 8200Bazaart: Desain grafis kreatif. Dibentuk oleh mantan pejabat intelijen IDFLightricks: Aplikasi editing foto video. Salah satu pendirinya aktif di Unit 8200Playtika: Game sosial kasino. Dibuat oleh anak mantan kepala staf IDFCrazy Labs: Game kasual mobile. Seluruh pendiri aplikasi ini masih aktif dan bekerja di IDFCallApp: Identifikasi panggilan telepon. Si pendiri pernah aktif selama 3 tahun di Unit 8200Gett: Layanan taksi online. Aplikasi ini diciptakan oleh mantan pejabat Unit 8200Fooducate: Nutrisi dan kesehatan. Didirikan oleh mantan pilot AU Israel.

    Dari beberapa aplikasi tersebut, setidaknya ada dua aplikasi yang cukup populer di Indonesia yakni Waze dan Crazy Labs. Bahkan, Waze masuk dalam daftar startup Israel paling populer di dunia.

    Cara Cek Aplikasi Buatan Israel atau Bukan

    Bagi masyarakat Indonesia yang ingin menghindari aplikasi yang dibuat atau terafiliasi dengan Israel, pengecekan pengembang aplikasi sangat penting untuk dilakukan. Agar tidak terjebak, begini cara cek aplikasii buatan Israel atau bukan.

    Cek Developer di Play Store/App Store

    Pengecekan developer akan membantu mengidentifikasi siapa pembuat aplikasi. Cara mengecek developer aplikasi bisa dilakukan lewat Google Play atau Apple App Store lalu cari bagian Developer Contact. Lihat di bagian email atau alamat kantor. Dari informasi tersebut Anda bisa mendeteksi apakah email atau alamay terafiliasi dengan Israel atau tidak.

    Telusuri Website Resmi

    Biasanya tiap aplikasi memiliki website resmi yang dapat ditelusuri di Google. Anda dapat mengetikan nama aplikasi di kolom pencarian. Setelah menemukan website resminya, cek halaman About, Company, atau Contact. Biasanya page tersebut memuat informasi terkait pengembangnya. Lakukan pengecekan satu per satu untuk mengidentifikasi apakah ada atau tidak kaitannya dengan Israel.

    Itulah informasi terkait aplikasi buatan Israel yang populer di Indonesia. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.

  • Biznet Gio Hadirkan GPU AI Lokal, Percepat Adopsi Kecerdasan Buatan di RI

    Biznet Gio Hadirkan GPU AI Lokal, Percepat Adopsi Kecerdasan Buatan di RI

    Jakarta

    Biznet Gio meluncurkan Biznet Gio AI Services, ekosistem layanan kecerdasan buatan (AI) yang diklaim aman, efisien, dan mudah diakses lintas industri. Langkah ini menjadi strategi Biznet Gio untuk mempercepat transformasi digital nasional melalui solusi AI berbasis cloud lokal.

    Ada dua produk utama: NEO GPU (GPU-as-a-Service) dan NEO Inference yang jadi andalan baru Bizne Gio yang diklaim telah dirancang agar pelaku industri – termasuk startup, korporasi, hingga institusi publik – dapat memanfaatkan AI tanpa terbebani biaya infrastruktur yang besar.

    “Biznet Gio AI Services dirancang untuk membangun ekosistem AI yang terpercaya dan mudah diakses di Indonesia. NEO GPU memungkinkan bisnis menjalankan proyek AI berskala besar tanpa investasi perangkat keras mahal, sedangkan NEO Inference mempermudah integrasi model AI ke aplikasi dengan cepat dan efisien,” ujar Dondy Bappedyanto, CEO Biznet Gio dikutip Sabtu (4/10/2025).

    Melalui NEO GPU, Biznet Gio menghadirkan kemampuan komputasi AI super cepat berbasis GPU NVIDIA H200, generasi terbaru dengan performa hingga dua kali lipat dibanding pendahulunya. Layanan ini dapat digunakan mulai dari Rp74.000 per jam, menjadikannya solusi terjangkau untuk eksperimen hingga implementasi proyek AI berskala besar seperti deep learning, natural language processing (NLP), computer vision, dan analitik data.

    Pengguna juga bisa menyesuaikan kapasitas komputasi dari 1 hingga 8 GPU sesuai kebutuhan. Dengan fleksibilitas ini, Biznet Gio menargetkan layanan NEO GPU menjadi tulang punggung pengembangan AI nasional tanpa hambatan biaya tinggi.

    Sementara itu, NEO Inference menghadirkan pendekatan baru dalam pengembangan aplikasi berbasis AI. Platform ini menyediakan satu API terpadu untuk mengakses berbagai model AI populer, termasuk Qwen3-Coder-480B, untuk agentic coding, analisis repositori besar, dan integrasi dengan developer tools. Kemudian,vGPT-oss-120B, untuk advanced reasoning, analitik, dan respons adaptif.

    Biznet Gio juga membuka akses gratis ke GPT-oss-20B, mendorong eksperimen AI bagi pengembang dan startup lokal. Ke depan, lebih banyak model akan ditambahkan agar pengguna memiliki pilihan yang luas sesuai kebutuhan mereka.

    Sebagai langkah awal membangun ekosistem AI nasional, Biznet Gio menggandeng Kazee Digital Indonesia (Kazee.id), startup asal Bandung yang fokus pada data analytics dan AI. Kazee menjadi pengguna pertama Biznet Gio AI Services melalui kolaborasi yang bertujuan mempercepat inovasi AI di berbagai sektor.

    Melalui kemitraan ini, Kazee meluncurkan dua produk unggulan berbasis AI. Pertama, KazeeAI, platform Agentic AI untuk otomatisasi analisis dan pengambilan keputusan strategis. Kedua, Fastra, platform AI untuk pembuatan laporan dan presentasi otomatis dalam hitungan menit.

    “Dengan infrastruktur NEO GPU, kami bisa melakukan training dan inference model AI lebih cepat dan skalabel. Ini mempercepat inisiatif Kazee dalam menghadirkan solusi AI yang relevan dan berdampak nyata bagi organisasi di Indonesia,” jelas Ariya, CEO Kazee.id.

    Biznet Gio menegaskan bahwa seluruh layanan AI-nya dijalankan di cloud lokal bersertifikasi global, antara lain ISO 27001, ISO 27701, SOC 2 Type II, dan PCI DSS.Dengan begitu, seluruh data pengguna tetap berada di Indonesia, terlindungi dari akses tidak sah, serta memenuhi regulasi nasional perlindungan data.

    “Kami ingin mengurangi hambatan biaya dan kompleksitas teknis dalam adopsi AI. Kolaborasi dengan Kazee.id menunjukkan potensi besar ekosistem AI lokal yang berdaya saing global,” tutup Dondy.

    (agt/agt)

  • Biznet Gio Pakai Nvidia H200, Saingi Alibaba Cs di Bisnis AI Cloud Lewat NEO GPU

    Biznet Gio Pakai Nvidia H200, Saingi Alibaba Cs di Bisnis AI Cloud Lewat NEO GPU

    Bisnis.com, JAKARTA — Biznet Gio, penyedia layanan komputasi terintegrasi, berambisi menjadi pemimpin pasar komputasi awan (cloud) nasional dengan mendorong solusi AI Cloud terjangkau NEO GPU dan NEO Internference.

    Biznet akan bertarung dengan para pemain cloud global seperti Alibaba, ByteDance Plus, hingga Tencent di berebut pasar komputasi awan

    CEO Biznet Gio Dondy Bappedyanto mengatakan dengan mengusung misi menghadirkan layanan kecerdasan buatan yang lebih efektif, efisien, dan aman untuk operasional bisnis hingga interaksi pengguna, Biznet Gio berupaya memantapkan diri sebagai solusi cloud AI di Indonesia.

    Untuk mencapai misi tersebut, Biznet Gio mendorong NEO GPU dan NEO Internference.

    “Target utama kami adalah sektor industri yang butuh efisiensi operasional maupun efektivitas proses kerja, serta pengguna yang menempatkan keamanan data sebagai prioritas,” kata Dondy kepada Bisnis, Sabtu (4/10/2025).

    Dondy menambahkan perusahaan akan terus mengembangkan layanan ini agar menjangkau lebih banyak sektor usaha, supaya adopsi AI makin terjangkau dan impactful bagi dunia usaha Indonesia

    Dondy mengatakan NEO GPU berbasis NVIDIA H200, GPU AI generasi terbaru dengan performa hingga dua kali lebih cepat dari pendahulunya. Meski H200 identik dengan biaya investasi infrastruktur tinggi, NEO GPU bisa didapatkan dengan harga terjangkau mulai dari Rp74.000/jam untuk mendukung beban kerja AI modern, seperti deep learning, NLP, computer vision, dan analitik data berskala besar.

    NEO GPU dapat dikonfigurasi dari 1 hingga 8 GPU, cocok untuk kebutuhan eksperimen maupun implementasi AI skala kecil hingga besar. Dengan fleksibilitas ini, Biznet Gio memberikan solusi yang tidak hanya efisien, tetapi juga mendorong percepatan transformasi digital berbasis AI di Indonesia.

    Biznet juga mengembangkan aplikasi berbasis AI kerap rumit karena harus mengintegrasikan banyak API dari berbagai model, yang sering memakan waktu dan menambah biaya.

    NEO Inference menyederhanakan hal ini dengan satu API terpadu yang saat ini telah mendukung  Qwen3-Coder-480B untuk agentic coding, analisis repositori besar, dengan GPT-oss-120B untuk advance reasoning, analytics dan adaptive response.

    Sebagai bagian dari peluncuran, Biznet Gio juga memberikan akses gratis ke GPT-oss-20B. Ke depannya, Biznet Gio akan menambahkan lebih banyak model AI ke dalam NEO Inference, sehingga pengguna memiliki opsi yang lebih luas sesuai kebutuhan.

    Di sisi keamanan, Biznet Gio telah mengantongi berbagai sertifikasi internasional dan memastikan seluruh data pelanggan dijalankan pada infrastruktur cloud lokal bersertifikasi global, menegaskan komitmen perlindungan data sesuai regulasi nasional.

    “NEO Inference kami dedikasikan untuk mendukung pengembangan dan integrasi AI secara lebih cepat dan mudah bagi penghobi, programmer, maupun pelaku startup lokal,” kata Dondy.

    Kolaborasi Biznet Gio dan Kazee

    Biznet Gio menegaskan komitmen menjadi solusi cloud service terlengkap dan adaptif terhadap tren teknologi. Dia berharap layanan Biznet Gio makin memperkuat ekosistem inovasi, mendorong efisiensi biaya, dan mempercepat proses digitalisasi lintas sektor di Indonesia—dari manufaktur, retail, hingga startup teknologi dan sektor publik.

    “Kami tidak sekadar FOMO mengikuti tren, seluruh layanan kami hadir berdasarkan kebutuhan nyata pasar, dibuktikan dengan performa, pelayanan, dan pengamanan data yang sudah diakui,” ujar Dondy.

    Kazee Digital Indonesia (Kazee.id), startup data analytics dan AI asal Bandung, menjadi pengguna pertama layanan Biznet Gio AI Services.

    Dengan kolaborasi yang terjalin, Kazee memperkenalkan dua produk unggulan yaitu KazeeAI, platform Agentic AI untuk otomatisasi analisis dan pengambilan keputusan strategis dan Fastra, platform AI untuk pembuatan laporan dan presentasi otomatis yang memungkinkan konsultan dan analis menyusun laporan berbasis data hanya dalam hitungan menit.   

    Diketahui persaingan AI Cloud di Indonesia cukup ketat. Sejumlah pemain global seperti Tencent dan Alibaba Cloud turut meramaikan persaingan AI Cloud di Tanah Air. Kehadiran solusi Biznet Gio memanaskan pertarungan tersebut.

  • Di China Sudah Muncul Pengganti, Pegawai Alfamart-Indomaret Bisa Punah

    Di China Sudah Muncul Pengganti, Pegawai Alfamart-Indomaret Bisa Punah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pekerjaan kasir dan pelayan di toko modern seperti Indomaret dan Alfamart bakal tak lagi bergantung pada manusia. Sebuah startup asal China menunjukkan, peran itu bisa diambil alih oleh robot humanoid.

    Perusahaan bernama Galbot, yang fokus di bidang teknologi robotika, pada Agustus lalu meluncurkan kios di Beijing yang sepenuhnya dijalankan oleh robot berbentuk manusia. Mereka mengklaim ini sebagai “toko pertama yang dioperasikan oleh humanoid otonom.”

    Robot yang digunakan adalah Galbot G-1, model berkaki dua dengan sepasang lengan yang sebelumnya telah diperkenalkan pada Juni 2024. Robot ini mampu bergerak di dalam kios, mengambil barang, dan menyerahkannya langsung kepada pelanggan, layaknya karyawan manusia pada umumnya.

    “Robot Galbot G-1 mengelola semua, melayani ribuan pelanggan tiap hari. Mulai dari menyapa, menyajikan minum, snack, dan obat. Galbot menangani tiap pesanan tanpa perintah dari jarak jauh, ditenagai oleh GroceryVLA dan GraspVLA,” kata perusahaan.

    Namun, gerakan Galbot G-1 masih cenderung lambat. Fungsinya sebenarnya tidak banyak berbeda dengan vending machine.

    Galbot menyatakan kios-kios serupa akan dibuka di penjuru China. Terakhir, Galbot membuka kios di pusat keramaian di Beijing yaitu Summer Palace.

    CEO Galbot Wen Airong mengungkapkan ambisi untuk membuka 100 toko di 10 kota di China pada 2026. Untuk mencapai ambisi itu, dia dan tim harus melewat dua tantangan yaitu menciptakan interaksi yang “lebih alami” dan meningkatkan kecepatan operasi.

    Pengembang robot, menurut Futurism, memang kesulitan menciptakan sistem sensor suara yang berfungsi dengan lancar di dunia nyata karena perubahan kelantangan suara dan perbedaan aksen.

    Persoalan pergerakan juga menjadi tantangan utama, terutama dalam menciptakan robot dua kaki (bipedal). Sampai sekarang, menurut Futurism, belum ada desain yang baku untuk pergerakan robot menggunakan kaki.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Menkomdigi Meutya Targetkan 4 Juta Talenta Digital Lahir Lewat Garuda Spark

    Menkomdigi Meutya Targetkan 4 Juta Talenta Digital Lahir Lewat Garuda Spark

    Jakarta

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menargetkan empat juga talenta digital dapat tercipta melalui pusat inovasi Garuda Spark. Sumber daya manusia disiapkan untuk menghadapi era ekonomi digital dan bonus demografi Indonesia pada 2030.

    Pemerintah menargetkan 12 juta talenta digital nasional, di mana angka tersebut naik dari sebelumnya sembilan juta. Dan, Garuda Spark Innovation Hub diharapkan dapat menyumbang empat juta manfaat yang terdiri dari talenta digita dan teknoprenuer.

    “Kita menargetkan pada ujungnya 4 juta penerima manfaat, 2 juta talenta digital dan 2 juta technopreneur hanya dari innovation ini saja,” ujar Meutya dalam peresmian Garuda Spark Innovation Hub Jakarta, Jumat (3/10/2025).

    Sebagai informasi, Garuda Spark Innovation Hub merupakan program yang diproyeksikan menjadi wadah kolaborasi pemerintah, swasta, dan komunitas digital dalam melahirkan jutaan talenta muda.

    Garuda Spark Innovation Hub pertama kali hadir di Bandung, kemudian disusul di Jakarta. Meutya menyebutkan kota selanjutnya yang akan tersedia pusat inovasi ini, yakni Medan dan Aceh.

    Disampaikan Meutya program tersebut akan diperluas ke tingkat kabupaten/kota. Dalam dua tahun mendatang, pemerintah menargetkan Garuda Spark mampu terkoneksi dengan ekosistem digital global.

    “Garuda spark kami bentuk untuk semangat kemajuan generasi muda kita dalam mempersiapkan kapabilitas di era ekonomi digital. Program ini disusun dengan beberapa fase, fase pondasi dan hari ini kita lakukan aktivasi langsung,” tutur Menkomdigi.

    Pada kesempatan ini juga, Meutya meminta para pelaku startup memiliki sikap optimistis dalam menghadapi tantangan global di tengah dinamika industri teknologi.

    “Kita tahu ada istilah winter is coming untuk industri teknologi, tetapi kita tidak boleh merasa lemah dengan ucapan tersebut. Kita yakin potensi Indonesia sangat besar dan tentu ekosistem digital kita akan bangkit,” pungkasnya.

    (agt/afr)

  • Startup Sudah Tak Laku, Ramai-ramai Beralih Jualan Senjata Pembunuh

    Startup Sudah Tak Laku, Ramai-ramai Beralih Jualan Senjata Pembunuh

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah pendiri startup di Silicon Valley beralih dari ‘jualan’ produk konsumen ke bisnis senjata berteknologi tinggi. Fenomena ini memanfaatkan sentimen perang dan kebutuhan senjata militer otomatis.

    Salah satu contoh paling mencolok adalah Allen Control Systems, startup yang kini menjual senapan mesin otonom bertenaga kecerdasan buatan (AI) bernama “Bullfrog”.

    Allen Control Systems dipimpin oleh Steven Simoni, mantan pendiri startup yang mendapatkan hasil penjualan layanan keuangan kepada DoorDash senilai US$125 juta pada 2022.

    Perusahaan itu mengantongi dana sekitar US$40 juta, termasuk putaran yang dipimpin Craft Ventures, dan mengklaim telah mendapatkan kontrak prototipe dengan Angkatan Darat AS serta pasukan operasi khusus. Produk andalannya, Bullfrog, dipasarkan dengan harga sekitar US$350.000 per unit.

    Bullfrog dirancang untuk menjatuhkan drone kecil yang menjadi ancaman di medan perang modern. Perangkat ini mampu berputar cepat dan menargetkan sasaran secara otomatis.

    Namun, uji coba lapangan juga menampilkan kegagalan, dalam satu demo, senapan sempat macet sehingga beberapa drone lolos tanpa kerusakan. Allen mengatakan produk tersebut masih dalam tahap pengembangan dan diharapkan siap pada akhir tahun.

    Peralihan startup teknologi ke sektor pertahanan itu terjadi di tengah konflik di Ukraina dan Timur Tengah, serta meningkatnya ketegangan geopolitik. Model bisnis baru ini kerap mengikuti pola: mengembangkan prototipe di Silicon Valley, menggalang dana ventura, kemudian mencari pembeli besar di kalangan militer dan pemerintah.

    Menurut sumber perusahaan, Allen memanfaatkan jaringan politik dan militer untuk mempercepat penjualan. Pendiri seperti Simoni kerap tampil di media, menyelenggarakan acara untuk pejabat militer dan penggalangan dana politik, serta menjadi pembicara di forum-forum yang dihadiri investor besar.

    Jaringan ini dilaporkan membuka akses ke pertemuan dengan pejabat Pentagon dan pejabat pembuat kebijakan AS, demikian dikutip dari laporan Reuters, Kamis (2/10/2025).

    Meski mendapat sambutan di kalangan investor dan beberapa komandan militer, langkah ini menuai kritik. Pengamat menilai hype dan tekanan untuk cepat menghasilkan prototipe bisa membahayakan bila produk belum matang.

    Respons dari sejumlah pihak terkait, termasuk Craft Ventures serta beberapa politisi yang disebut dalam pemberitaan, belum diterima untuk dimuat. Sementara itu, Angkatan Darat AS menyatakan sedang dalam proses memberikan kontrak kepada Allen Control Systems untuk mengevaluasi potensi integrasi Bullfrog ke platform yang ada.

    Selain senapan mesin otonom, Allen Control Systems juga mengembangkan perangkat lain seperti laser dazzler yang dapat mengganggu sensor drone, serta varian udara dari Bullfrog yang dinamai “Scourge”. Perusahaan bahkan berencana melakukan pencatatan publik lewat SPAC pada tahun depan, berharap minat investor ritel terhadap perusahaan senjata bertenaga AI akan tinggi.

    Reuters melaporkan bahwa Simoni adalah bagian dari generasi pendiri startup baru yang memanfaatkan peralihan Silicon Valley ke teknologi militer, karena perang di Ukraina dan Timur Tengah, serta meningkatnya ketegangan dengan China.

    Kondisi ini menggarisbawahi gencarnya AS mempersiapkan diri menghadapi masa depan peperangan. Para pendiri startup agaknya terinspirasi dan mengikuti jejak pendiri Anduril, Palmer Luckey, dan CEO Palantir, Alex Karp. 

    Para startup yang dulunya menjual aplikasi konsumen kini mengembangkan kawanan drone, satelit mata-mata, kapal otonom, dan teknologi mematikan lainnya, sekaligus meningkatkan popularitas dari para pemodal ventura dan Pentagon.

    “Saya benci perang, tetapi perang akan selalu terjadi. Jadi, pasti akan ada orang yang akan membuat produk semacam ini pada akhirnya,” kata Simoni.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]