Produk: startup

  • Bukan Hamish Sosok Ini Disebut Dijodohkan dengan Raisa, Isu Restu sang Ibunda Kembali Muncul

    Bukan Hamish Sosok Ini Disebut Dijodohkan dengan Raisa, Isu Restu sang Ibunda Kembali Muncul

    GELORA.CO – Rumah tangga penyanyi kenamaan Raisa Andriana dan aktor sekaligus arsitek Hamish Daud kini tengah berada di ujung tanduk.

    Setelah delapan tahun menikah, kabar gugatan cerai yang dilayangkan Raisa terhadap suaminya menjadi perbincangan hangat publik.

    Namun, di tengah ramainya pemberitaan soal perceraian tersebut, muncul pula isu lama yang menyeret restu keluarga, terutama sang ibunda Raisa, ke permukaan.

    Isu Lama Kembali Mencuat, Ibunda Raisa Disebut Tak Merestui Pernikahan

    Isu mengenai hubungan Raisa dan Hamish Daud mendadak ramai dibicarakan di media sosial, khususnya di platform X (Twitter), sejak Kamis (23/10/2025).

    Sebuah akun bernama @tiffa_ny5249 mengunggah thread yang menyebutkan bahwa orang tua Raisa, terutama sang ibu, sejak awal dikabarkan tidak setuju dengan keputusan putrinya menikah dengan Hamish.

    Unggahan tersebut segera menarik perhatian warganet dan dikutip oleh sejumlah akun lain, hingga menimbulkan diskusi panjang di lini masa.

    “Dulu sebelum mereka menikah tuh temanku cerita, tetangganya dia saudaraan sama Raisa. Jadi emang dari dulu desu udah mokondo. Kemana-mana yang jemput Raisa, mostly Raisa yang bayar,” tulis akun itu, menggunakan bahasa gaul yang membuat penasaran publik.

    Dalam unggahan lanjutan, akun tersebut menegaskan bahwa keluarga Raisa sempat menolak Hamish.

    “Keluarganya Raisa pada gak setuju sebenarnya sama deseu. Tapi Raisanya bucin to ya mau gimana lagi,” tambahnya.

    Tak lama, pernyataan itu disambar banyak warganet lain yang mengaku pernah mendengar kabar serupa.

    Sebagian mengaku mendengar kabar serupa dari lingkaran pertemanan orang tua mereka.

    “Ini omongan-omongan yang beredar di grup nongkrong nyokap di mbaknya. Nyokapnya teman ada di salah satu tongkrongan nyokapnya si mbak ini dan emang gitu yang terjadi,” tulis seorang warganet di kolom komentar.

    Ia juga menambahkan bahwa cerita tersebut sudah lama beredar.

    “Bahkan dengar ini dari 2019. Statemen langsung dari teman gue waktu itu, masnya gak ada duitnya,” lanjutnya.

    Menurut warganet itu, keluarga Raisa sempat menilai Hamish tidak sepadan.

    “Kata nyokapnya si itu malah kayak numpang terkenal, numpang hidup. Mending mantannya lah jauh,” sambungnya.

    Isu tersebut makin melebar ketika muncul tambahan cerita dari akun lain yang menyebut bahwa sebelum menikah dengan Hamish, Raisa sebenarnya sempat ditaksir oleh seorang petinggi di salah satu bank ternama.

    Namun, meski keluarganya disebut-sebut sudah meminta Raisa untuk mempertimbangkan ulang pilihannya, sang penyanyi tetap memilih Hamish.

    “R ditaksir sama salah satu petinggi (salah satu bank) dan dia tetap milih H. Mamanya sampai mohon-mohon buat mempertimbangkan lagi, tapi dasarnya bucin yaudah lah ya,” tulis akun lain yang ikut menambah panjang diskusi tersebut.

    Raisa dan Hamish Daud menikah pada 3 September 2017 dalam sebuah pesta pernikahan mewah yang disaksikan banyak publik figur.

    Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai seorang putri bernama Zalina Raine Wyllie yang lahir pada tahun 2019.

    Selama bertahun-tahun, pasangan ini dikenal publik sebagai simbol keluarga harmonis dan jauh dari gosip miring.

    Meski berbagai tudingan terus berseliweran di media sosial, kebenaran dari cerita-cerita tersebut belum dapat dipastikan.

    Namun, di tengah ramainya spekulasi publik, pihak Pengadilan Agama Jakarta Selatan (PA Jaksel) akhirnya memberikan keterangan resmi terkait status hukum rumah tangga Raisa dan Hamish Daud.

    Disebut Ada Sosok Lain Sebelum Hamish Daud

    Kabar yang beredar semakin melebar setelah muncul tambahan cerita dari akun berbeda.

    Menurut unggahan itu, sebelum menikah dengan Hamish, Raisa sempat ditaksir oleh seorang petinggi bank ternama.

    Namun, meski keluarga disebut sudah meminta Raisa untuk mempertimbangkan ulang pilihannya, pelantun “Serba Salah” itu tetap mantap memilih Hamish Daud sebagai pendamping hidup.

    “R ditaksir sama salah satu petinggi bank dan dia tetap milih H. Mamanya sampai mohon-mohon buat mempertimbangkan lagi, tapi dasarnya bucin yaudah lah ya,” tulis akun yang memicu gelombang komentar baru.

    Unggahan itu pun menjadi viral dan memicu debat di kalangan netizen: antara yang percaya dan menganggap semua itu hanya gosip lama yang kembali diangkat karena kasus perceraian.

    Pernikahan yang Dulu Dianggap Sempurna

    Raisa Andriana dan Hamish Daud resmi menikah pada 3 September 2017 dalam pesta pernikahan mewah yang digelar di Jakarta.

    Acara sakral itu dihadiri oleh banyak publik figur ternama dan menjadi sorotan nasional karena dianggap sebagai pernikahan impian.

    Dua tahun berselang, kebahagiaan mereka semakin lengkap dengan kelahiran Zalina Raine Wyllie pada 2019.

    Selama bertahun-tahun, pasangan ini dikenal sebagai simbol keluarga muda yang harmonis, sukses, dan jauh dari gosip miring.

    Keduanya bahkan sering tampil dalam kampanye sosial dan proyek bisnis bersama, seperti kafe Titik Temu, yang mereka bangun di Bali dan Jakarta.

    Karena citra harmonis itulah, kabar gugatan cerai Raisa pada Oktober 2025 benar-benar mengejutkan publik.

    Gugatan Cerai Diajukan Melalui E-Court

    Berdasarkan informasi yang diterima media, gugatan cerai Raisa terhadap Hamish Daud diajukan secara online melalui sistem e-court pada 22 Oktober 2025.

    Proses hukum dilakukan oleh kuasa hukum Raisa dan telah terdaftar di Pengadilan Agama Jakarta Selatan (PA Jaksel).

    Pihak PA Jaksel membenarkan adanya gugatan tersebut, namun menolak memberikan rincian lebih lanjut terkait alasan perceraian.

    Sidang perdana dijadwalkan berlangsung pada 3 November 2025 mendatang.

    “Benar, sudah terdaftar. Sidang perdana akan digelar awal November. Untuk detail perkara tidak bisa kami sampaikan karena menyangkut privasi,” ujar salah satu pejabat PA Jaksel ketika dikonfirmasi awak media.

    Misteri Pemicu Keretakan Rumah Tangga

    Sejak kabar gugatan itu mencuat, publik ramai berspekulasi tentang penyebab keretakan rumah tangga pasangan ini.

    Beberapa akun gosip di media sosial menyebut bahwa masalah sudah muncul sejak lama, namun berhasil disembunyikan dari publik.

    Ada yang menyebut bahwa Hamish Daud menghadapi tekanan finansial usai bisnisnya tersendat.

    Ada pula yang menyinggung ketidaksepahaman dalam urusan keluarga kecil mereka.

    Namun sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari kedua pihak.

    Sumber dari lingkaran dekat pasangan ini bahkan menyebutkan bahwa Raisa dan Hamish sudah lama tinggal terpisah secara diam-diam.

    Namun, informasi ini belum dapat dikonfirmasi secara independen.

    Profil dan Kiprah Hamish Daud Arsitek, Pebisnis, hingga Aktivis Lingkungan

    Sebelum dikenal sebagai aktor dan pembawa acara, Hamish Daud Wyllie lebih dulu meniti karier di dunia arsitektur.

    Ia menempuh pendidikan di Southern Cross University, East Lismore, New South Wales, Australia, dan berhasil meraih gelar Bachelor of Arts (BA) di bidang arsitektur.

    Setelah lulus, Hamish bekerja selama 12 tahun di SAKA Architects, sebelum mendirikan perusahaannya sendiri, Saka Design Group.

    Dari sanalah karier profesionalnya mulai menanjak.

    Selain di bidang arsitektur, Hamish juga dikenal aktif berbisnis.

    Ia memiliki restoran Up in Smoke di Jakarta Selatan, serta kafe Titik Temu yang dikelola bersama Raisa.

    Bisnis lain yang juga ia kembangkan adalah Rise N Shine, merek pakaian anak, dan keterlibatannya di label musik Juni Records.

    Di luar dunia bisnis dan hiburan, Hamish juga dikenal sebagai aktivis lingkungan.

    Ia sempat menjabat sebagai Chief Marketing Officer (CMO) di startup pengelolaan sampah Octopus, yang fokus pada daur ulang dan pemberdayaan pemulung.

    Namun, setelah perusahaan tersebut terseret kasus keterlambatan gaji karyawan, Hamish memutuskan untuk mundur.

    Isu tentang rumah tangga Raisa dan Hamish Daud memancing beragam reaksi publik.

    Sebagian netizen menyayangkan kabar perpisahan mereka yang dianggap sebagai pasangan ideal.

    “Raisa dan Hamish itu couple goals banget, kalau mereka aja gak bisa bertahan, siapa yang bisa?” tulis seorang pengguna X.

    Namun, tak sedikit pula yang mengingatkan publik untuk tidak mencampuri urusan pribadi artis.

    “Gak usah percaya gosip yang gak jelas sumbernya. Kalau pun pisah, itu urusan mereka berdua, bukan konsumsi publik,” tulis netizen lainnya.

    Belum Ada Pernyataan dari Raisa dan Hamish

    Hingga berita ini ditulis, baik Raisa maupun Hamish Daud belum memberikan tanggapan resmi terkait isu-isu yang beredar.

    Pihak manajemen Raisa juga belum mengeluarkan pernyataan publik.

    Sementara itu, akun media sosial keduanya tampak masih aktif namun tanpa unggahan terbaru sejak kabar perceraian mencuat.

    Publik kini menantikan sidang perdana pada 3 November mendatang, yang diharapkan dapat membuka fakta sebenarnya di balik keretakan rumah tangga pasangan yang selama ini dikenal adem ayem tersebut.

    Kisah cinta Raisa dan Hamish Daud yang dahulu menjadi simbol romantisme kini berubah menjadi salah satu kasus perceraian paling disorot di 2025.

    Di tengah derasnya spekulasi dan gosip yang beredar, satu hal yang pasti kebenaran hanya akan terungkap di ruang sidang.

    Sementara itu, publik diimbau untuk tidak menelan mentah-mentah kabar di media sosial dan menunggu klarifikasi resmi dari kedua belah pihak.

  • Telkomsel Ventures Dukung Startup Inovatif Lewat Demo Day TINC Batch X

    Telkomsel Ventures Dukung Startup Inovatif Lewat Demo Day TINC Batch X

    Bisnis.com, JAKARTA – Telkomsel Ventures, melalui platform akselerator Telkomsel Innovation Center (TINC) yang bekerjasama dengan AppWorks, sukses menggelar TINC Demo Day Batch X di Jakarta (23/10). Acara ini menjadi puncak program akselerasi yang menampilkan kemajuan proof-of-concept (PoC) dari enam startup terpilih yang telah melalui kolaborasi intensif dengan Telkomsel sejak TINC Pitching Day pada Juni 2025.

    Pada tahap ini, startup TINC Batch X mempresentasikan solusi mereka di tahap Demo Day agar dapat diintegrasikan dengan ekosistem Telkomsel untuk selanjutnya mendapatkan dukungan bisnis, teknis, serta memperluas potensi kolaborasi strategis.

    CEO Telkomsel Ventures, Mia Melinda menyampaikan, “Kami sangat mengapresiasi dedikasi dan progres yang ditunjukkan oleh startup. Masing-masing telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam mengembangkan solusi yang tidak hanya inovatif tetapi juga relevan dengan kebutuhan pasar. Melalui TINC, kami membangun ruang kolaborasi di mana korporasi dan startup bisa bekerja sama untuk menghadirkan solusi digital yang relevan bagi Indonesia.”

    Demo Day TINC Batch X dihadiri oleh perwakilan korporasi, investor, pendiri startup, dan profesional industri yang bersama-sama membentuk jejaring kolaborasi untuk memperkuat ekosistem digital Indonesia.

    Enam Startup Inovatif TINC Batch X

    Keenam startup yang tampil di Demo Day merupakan hasil seleksi ketat dari 12 startup yang tampil pada TINC Pitching Day sebelumnya. Mereka menampilkan solusi inovatif dari berbagai sektor:

    Cavos: Voice AI untuk contact centers.
    id: Platform di sektor beasiswa dan pengembangan karier.
    Truely : eSIM pintar yang otomatis menghubungkan traveler secara praktis.
    3T GDS Technology Inc.: Platform B2B untuk e-voucher digital lintas negara.
    ai: Cybersecurity hyperautonomous dengan agentic AI
    SmartRetail: Optimalisasi touchpoint offline lewat pengukuran audiens & reward berbasis AI.

    Pada kesempatan yang sama, AppWorks juga menghadirkan enam startup potensial dari kawasan regional yang siap berkembang di pasar Indonesia, serperti Gapai (Indonesia), Farmio (Singapura): AI Momofin (Indonesia), Trainge (Taiwan), Tokban (Indonesia), dan Alpha Story (Singapura).

    Partner AppWorks, Jamie Lin, menuturkan, “Kemitraan kami dengan TINC berfokus pada percepatan inovasi regional. Batch X membuktikan efek multiplier ketika startup berpotensi tinggi, korporasi, dan telco regional bersatu untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan di Asia Tenggara.”

    TINC Batch X Demo Day: Berbagai Upaya untuk Wujudkan Kolaborasi Strategis

    Berbagai upaya dilaksakan sebagai bukti nyata kolaborasi antara startup dan korporasi di Demo Day Tinc Batch X, seperti penandatanganan Nota Kesepakatan Layanan Telkomsel Enterprise antara Telkomsel dengan SiCepat Ekspres mengenai Paket Telkomsel Khusus Kurir SiCepat, yang menegaskan komitmen kedua belah pihak dalam menghadirkan solusi digital yang relevan untuk mendukung aktivitas dan produktivitas kurir.

    Kolaborasi strategis dengan mitra korporasi seperti Astra Digital Internasional (ADI) juga turut dilakukan untuk memperluas jangkauan lintas industri untuk mendukung akselerasi inovasi dan transformasi digital Indonesia secara berkelanjutan.

    Acara puncak TINC Batch X ini dilengkapi dengan adanya Panel Discussion oleh Kepala Divisi Business Planning & Expansion MRT Jakarta, R Samuel Ryan PP; Division Head Academy, Technology, & New Venture Astra, I Wayan Wisnu Anantawijaya; dan Vice President B2B/G2C Business Telkomsel, Jockie Heruseon yang berbagi wawasan mengenai tren dan peluang kolaborasi di ekosistem digital.

    Kedepan, sebagai bagian dari komitmen jangka panjang, Telkomsel Ventures bersama AppWorks — akselerator dan firma venture capital regional yang telah mendukung ribuan founder di Asia Tenggara dan Taiwan — akan terus memperdalam kolaborasi untuk memperkuat program TINC berikutnya serta mendorong skala ekosistem inovasi Indonesia.

    Tanya Jawab (FAQ) Telkomsel Innovation Center (TINC)

    T: Apa itu TINC?

    J: TINC merupakan program inkubasi dan akselerasi startup dari Telkomsel Ventures yang berfokus pada pengembangan solusi digital berbasis teknologi terkini seperti Internet of Things (IoT), Big Data, Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning, teknologi 5G, hingga Fintech. Sejak diluncurkan pada 2018, TINC telah menjadi corporate accelerator program yang mendorong kolaborasi antara Telkomsel dan inovator lokal dalam menciptakan solusi business-to-business (B2B) dan business-to-consumer (B2C).

    T: Apakah peserta TINC mendapatkan bantuan pendanaan?

    J: Fokus utama TINC adalah kolaborasi strategis dan pengembangan proof-of-concept (PoC). Meskipun tidak memberikan pendanaan secara langsung, startup yang berhasil menunjukkan potensi melalui PoC berpeluang mendapatkan koneksi ke jaringan investor Telkomsel Ventures dan mitra strategis, serta berkesempatan menuju tahap komersialisasi yang dapat mencakup pembiayaan lebih lanjut.

    T: Bagaimana cara bergabung dengan TINC?

    J: Startup dapat mendaftar melalui website resmi TINC atau kanal media sosial Instagram @tinc.id saat periode pendaftaran dibuka. Proses seleksi mencakup evaluasi ide bisnis, potensi teknologi, dan kesesuaian dengan kebutuhan ekosistem digital Telkomsel.

  • Bangun Solusi Kreatif, Telkomsel Ventures Gelar Demo Day TINC Batch X

    Bangun Solusi Kreatif, Telkomsel Ventures Gelar Demo Day TINC Batch X

    Jakarta, CNBC Indonesia – Telkomsel Ventures, melalui platform akselerator Telkomsel Innovation Center (TINC) yang bekerjasama dengan AppWorks, sukses menggelar TINC Demo Day Batch X di Jakarta (23/10). Acara ini menjadi puncak program akselerasi yang menampilkan kemajuan proof-of-concept (PoC) dari enam startup terpilih yang telah melalui kolaborasi intensif dengan Telkomsel sejak TINC Pitching Day pada Juni 2025.

    Pada tahap ini, startup TINC Batch X mempresentasikan solusi mereka di tahap Demo Day agar dapat diintegrasikan dengan ekosistem Telkomsel untuk selanjutnya mendapatkan dukungan bisnis, teknis, serta memperluas potensi kolaborasi strategis.

    CEO Telkomsel Ventures, Mia Melinda menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan progres yang ditunjukkan oleh startup. Menurutnya setiap startup telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam mengembangkan solusi yang tidak hanya inovatif tetapi juga relevan dengan kebutuhan pasar.

    “Melalui TINC, kami membangun ruang kolaborasi di mana korporasi dan startup bisa bekerja sama untuk menghadirkan solusi digital yang relevan bagi Indonesia,” kata Mia, Sabtu (25/10/2025).

    Demo Day TINC Batch X dihadiri oleh perwakilan korporasi, investor, pendiri startup, dan profesional industri yang bersama-sama membentuk jejaring kolaborasi untuk memperkuat ekosistem digital Indonesia.

    Enam Startup Inovatif TINC Batch X

    Keenam startup yang tampil di Demo Day merupakan hasil seleksi ketat dari 12 startup yang tampil pada TINC Pitching Day sebelumnya. Mereka menampilkan solusi inovatif dari berbagai sektor:

    Cavos: Voice AI untuk contact centers.

    LuarKampus.id: Platform di sektor beasiswa dan pengembangan karier.

    Truely : eSIM pintar yang otomatis menghubungkan traveler secara praktis.

    3T GDS Technology Inc.: Platform B2B untuk e-voucher digital lintas negara.

    Peris.ai: Cybersecurity hyperautonomous dengan agentic AI

    SmartRetail: Optimalisasi touchpoint offline lewat pengukuran audiens & reward berbasis AI.

    Pada kesempatan yang sama, AppWorks juga menghadirkan enam startup potensial dari kawasan regional yang siap berkembang di pasar Indonesia, serperti Gapai (Indonesia), Farmio (Singapura): AI Momofin (Indonesia), Trainge (Taiwan), Tokban (Indonesia), dan Alpha Story (Singapura).

    Partner AppWorks, Jamie Lin, menuturkan, “Kemitraan kami dengan TINC berfokus pada percepatan inovasi regional. Batch X membuktikan efek multiplier ketika startup berpotensi tinggi, korporasi, dan telco regional bersatu untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan di Asia Tenggara.”

    TINC Batch X Demo Day: Berbagai Upaya untuk Wujudkan Kolaborasi Strategis

    Berbagai upaya dilaksakan sebagai bukti nyata kolaborasi antara startup dan korporasi di Demo Day Tinc Batch X, seperti penandatanganan Nota Kesepakatan Layanan Telkomsel Enterprise antara Telkomsel dengan SiCepat Ekspres mengenai Paket Telkomsel Khusus Kurir SiCepat, yang menegaskan komitmen kedua belah pihak dalam menghadirkan solusi digital yang relevan untuk mendukung aktivitas dan produktivitas kurir.

    Kolaborasi strategis dengan mitra korporasi seperti Astra Digital Internasional (ADI) juga turut dilakukan untuk memperluas jangkauan lintas industri untuk mendukung akselerasi inovasi dan transformasi digital Indonesia secara berkelanjutan.

    Acara puncak TINC Batch X ini dilengkapi dengan adanya Panel Discussion oleh Kepala Divisi Business Planning & Expansion MRT Jakarta, R Samuel Ryan PP; Division Head Academy, Technology, & New Venture Astra, I Wayan Wisnu Anantawijaya; dan Vice President B2B/G2C Business Telkomsel, Jockie Heruseon yang berbagi wawasan mengenai tren dan peluang kolaborasi di ekosistem digital.

    Mia menegaskan ke depan, sebagai bagian dari komitmen jangka panjang, Telkomsel Ventures bersama AppWorks – akselerator dan firma venture capital regional yang telah mendukung ribuan founder di Asia Tenggara dan Taiwan akan terus memperdalam kolaborasi untuk memperkuat program TINC berikutnya serta mendorong skala ekosistem inovasi Indonesia.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kulit dari Jamur, Solusi Sehat untuk Bumi yang Tumbuh dari Inovasi NUS dan Indonesia – Page 3

    Kulit dari Jamur, Solusi Sehat untuk Bumi yang Tumbuh dari Inovasi NUS dan Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Inovasi ramah lingkungan kini semakin nyata lewat bahan kulit yang dibuat dari jamur. Produk yang dikenal dengan nama mycelium leather ini bukan sekadar tren mode, tapi juga solusi sehat bagi bumi.

    Kulit jamur menjadi simbol bagaimana sains, kreativitas, dan kepedulian lingkungan bisa berjalan seiring untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

    National University of Singapore (NUS) menjadi salah satu kampus yang berperan besar dalam mendorong terwujudnya inovasi ini. Melalui pusat inkubasi bernama Block71, NUS bekerja sama dengan mitra lokal di Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta untuk memperkuat ekosistem inovasi dan kewirausahaan di Asia Tenggara.

    “Untuk memfasilitasi kolaborasi lebih erat, kami memiliki tiga lokasi di Indonesia yang disebut Block71,” ujar Associate Professor di Department of Materials Science and Engineering, NUS, Benjamin Tee dalam diskusi ‘NUS Innovation Forum 2025’ pada Jumat, 24 Oktober 2025.

    Block71 bukan sekadar ruang kerja bagi startup. Namun, wadah lahirnya ide-ide brilian yang kemudian berkembang menjadi solusi nyata. Selama lebih dari 12 tahun, program ini telah membantu mahasiswa dan pelaku usaha rintisan Indonesia memperluas jangkauan hingga ke tingkat global.

  • Telkom Luncurkan AI Campus di UMY, Dorong Lahirnya Talenta Digital RI

    Telkom Luncurkan AI Campus di UMY, Dorong Lahirnya Talenta Digital RI

    Jakarta

    PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk meluncurkan Telkom AI Campus, bagian dari inisiatif Telkom AI Center of Excellence (AI CoE), di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), kemarin. Peluncuran ini menjadi langkah Telkom untuk mempertegas posisinya sebagai pemimpin transformasi kecerdasan artifisial (AI).

    Langkah ini juga merupakan upaya Telkom untuk membangun ekosistem AI terintegrasi yang menghubungkan riset akademik, pengembangan talenta, serta penerapan teknologi di berbagai sektor industri. Hadirnya AI Campus diharapkan dapat menjadi pusat pembelajaran dan kolaborasi sehingga mendorong lahirnya inovator digital Indonesia yang mampu bersaing di tingkat global.

    Direktur Utama Telkom Dian Siswarini mengungkapkan melalui AI Campus Telkom, pihaknya mengajak mahasiswa untuk tidak hanya mempelajari teori, namun juga dapat terlibat langsung dalam berbagai proyek riset industri, mentoring, dan inkubasi.

    “Melalui kegiatan ini Telkom berkomitmen untuk melahirkan ribuan talenta AI di Indonesia. Kami ingin membangun generasi yang tidak hanya menguasai AI, namun juga bisa mengerti nilai-nilai dibaliknya agar teknologi dapat menjadi kekuatan untuk kemajuan bangsa,” ujar Dian dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/10/2025).

    Kolaborasi Strategis dengan Startup dan Komunitas AI

    Peluncuran AI Campus juga menandai perluasan kolaborasi antara Telkom AI CoE dengan ekosistem startup nasional dan komunitas teknologi di Yogyakarta. Sejumlah startup unggulan binaan Telkom pun hadir menampilkan inovasi AI yang telah memberi dampak nyata di industrinya, antara lain:

    • RUNSystem, startup penyedia perangkat lunak ERP nasional yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (IDX).

    • PaperlessHospital, startup berbasis AI yang mengembangkan solusi cerdas untuk efisiensi operasional rumah sakit.

    Selain itu, Telkom AI CoE memperkuat jejaring kolaborasi melalui Komunitas Telkom AI x Markas Komdigi dengan melibatkan:

    • Xerpihan – AI Chatbot,

    • DF Labs – AI Education,

    • SUHU – AI Consultant,

    • Nutreecy.AI – AI for Health,

    • Gethired + Devcode – AI for Workforce.

    Kemitraan juga diperluas bersama Komunitas Startup Jogja, meliputi:

    • UTAS – AI for Marketing,

    • Jogja Coding House – AI Engineer,

    • Techno GIS – AI on Geographic Information System,

    • Hcelerate – AI for Research,

    • Widya Genomics – Healthtech on Genomics.

    Bangun Fondasi Talenta dan Inovasi Nasional

    Melalui inisiatif AI CoE dan AI Campus, Telkom berfokus pada pembangunan fondasi nasional di bidang kecerdasan artifisial yang meliputi riset, edukasi, serta akselerasi bisnis berbasis AI. Program ini dirancang untuk menghasilkan 113.000 talenta AI nasional, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pengembangan AI di kawasan Asia Tenggara.

    Langkah ini juga menegaskan upaya Telkom dalam mengorkestrasi ekosistem digital Indonesia yang inovatif, inklusif, dan berdaya saing tinggi. Kehadiran AI Campus di Yogyakarta menjadi simbol kehadiran Telkom di bidang AI tidak hanya berpusat di Jakarta, melainkan menjangkau seluruh lapisan ekosistem digital nasional.

    Peluncuran ini juga memperkuat keyakinan pasar bahwa transformasi digital Telkom terus bergerak pada jalur yang visioner dan berkelanjutan – menjadikan perseroan tidak hanya sebagai pelaku utama industri telekomunikasi, tetapi juga motor penggerak ekonomi digital berbasis kecerdasan artifisial di Indonesia.

    Sebagai informasi, acara peluncuran ini turut dihadiri oleh Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, Rektor UMY Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc, Sekretaris Universitas UMY Dr.Bachtiar Dwi Kurniawan, S.Fill.I., MPA, dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Digital Bonifasius Wahyu Pudjianto.

    (akd/akd)

  • GPU AI Nvidia H100 Bakal Mengangkasa Diangkut Roket Falcon 9

    GPU AI Nvidia H100 Bakal Mengangkasa Diangkut Roket Falcon 9

    Jakarta

    Chip AI terkuat di dunia, Nvidia H100, sebentar lagi akan benar-benar meluncur ke luar angkasa. Bersama startup asal Redmond, Washington, bernama Starcloud, Nvidia siap menguji kekuatan GPU-nya di orbit melalui proyek satelit Starcloud-1 yang dijadwalkan terbang bulan depan menggunakan roket SpaceX Falcon 9.

    Satelit seukuran kulkas kecil dengan bobot sekitar 59 kilogram itu diklaim akan menghadirkan kemampuan komputasi GPU 100 kali lebih kuat dari operasi luar angkasa mana pun sebelumnya. Ini bukan sekadar uji coba, tapi langkah awal menuju era di mana komputasi AI tak lagi terbatas di pusat data di Bumi, melainkan juga di orbit.

    Menurut Nvidia, Starcloud-1 dirancang untuk menunjukkan bagaimana GPU H100 dan akselerator AI dapat beroperasi di kondisi ekstrem ruang angkasa. Tanpa atmosfer, satelit akan mendapat pasokan energi matahari yang konstan dan jauh lebih efisien. Tak ada awan, malam, atau suhu panas yang menurunkan performa panel surya — artinya, daya untuk menjalankan AI bisa tersedia 24 jam penuh.

    Lebih menarik lagi, sistem pendingin di orbit justru memanfaatkan ruang hampa itu sendiri. Starcloud menggunakan radiator inframerah yang membuang panas langsung ke luar angkasa, tanpa memerlukan air atau udara sebagai media pendingin. Dalam praktiknya, sistem ini bisa menghemat sumber daya Bumi sambil menjaga performa komputasi tetap stabil.

    “Dalam 10 tahun, hampir semua pusat data baru akan dibangun di luar angkasa,” ujar Philip Johnston, CEO dan salah satu pendiri Starcloud. Ia mengklaim biaya pembangunan dan pengoperasian satelitnya bisa 10 kali lebih murah dibanding pusat data di darat, bahkan setelah memperhitungkan ongkos peluncuran roket.

    Langkah Starcloud ini menjadi babak baru dalam ekspansi Nvidia di dunia AI. Setelah mendominasi pusat data dan superkomputer di Bumi, kini Nvidia membawa kekuatannya melintasi atmosfer. Jika proyek ini sukses, Starcloud-1 bisa menjadi prototipe pertama dari generasi baru pusat data orbit, yang memproses data AI dengan efisiensi energi sangat tinggi.

    Dengan ambisi besar ini, Nvidia dan Starcloud tak hanya mengubah cara dunia menjalankan komputasi AI, tapi juga menandai dimulainya era komputasi antariksa yang sebelumnya hanya ada di film fiksi ilmiah, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Jumat (24/10/2025).

    (asj/asj)

  • 11 Browser Internet Pengganti Google Chrome Termasuk Atlas ChatGPT

    11 Browser Internet Pengganti Google Chrome Termasuk Atlas ChatGPT

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Browser mungkin jadi salah satu platform yang sering kita gunakan. Ini jadi tempat untuk berselancar di dunia maya dan mengunjungi berbagai website untuk mencari atau terhubung dengan orang lain.

    Namun hanya segelintir nama browser yang sering kita gunakan. Termasuk Chrome milik Google dan Safari dari Apple.

    Dominasi Chrome dan Safari kini digoncang oleh kemunculan browser internet keluaran OpenAI, perusahaan dibalik chatbot AI ChatGPT. Namanya adalah Atlas.

    Atlas dapat diakses dengan membuka sidebar atau bilah di bagian samping ChatGPT. Browser akan bisa melakukan sejumlah fungsi seperti meringkas konten, membandingkan produk atau melakukan analisa data dari situs mana pun.

    Mode agen milik ChatGPT yang tersedia untuk pengguna berbayar dapat memunculkan situs web atas nama mereka. Termasuk menyelesaikan tugas seperti riset dan belanja untuk perjalanan.

    Sebetulnya ada beberapa pilihan browser lain yang bisa Anda gunakan. Sejumlah browser bahkan telah memasukkan AI untuk menambah pengalaman pengguna saat melakukan pencarian.

    Berikut beberapa daftar browser yang bisa jadi pilihan baru Anda, dikutip dari Tech Crunch, Rabu (22/10/2025):

    Comet Perplexity

    Comet milik startup Perplexity menawarkan produk mesin pencarian berbasis chatbot. Platform ini dapat melakukan meringkas email, menjelajahi laman web, hingga melakukan tugas seperti mengirimkan undangan.

    Anda bisa mengaksesnya dengan berlangganan paket Perplexity Max senilai US$200 per bulan. Selain itu juga bisa masuk ke dalam daftar tunggu untuk mendaftar.

    Dia Browser Company

    Browser Company memperkenalkan Dia yang juga berbasis AI. Tampilannya disebut mirip dengan Google Chrome dengan tambahan chat AI.

    Dia dapat melihat tiap situs yang telah dikunjungi dan diakses pengguna. Jadi bisa membantu menemukan informasi dan melakukan tugas seperti menjawab pertanyaan serta meringkas berkas.

    Platform tersedia dalam versi beta khusus undangan. Anda harus menjadi anggota Arc untuk mendapatkan akses awal.

    Neon Opera

    Opera memperkenalkan Neon yang bisa melakukan tugas seperti riset, belanja, dan menuliskan cuplikan kode. Browser juga bisa diakses saat offline.

    Pengguna bisa bergabung dalam daftar tunggu sambil menunggu ketersediaannya. Layanan disebut akan berbentuk produk berlangganan, namun belum ada harga yang diumumkan.

    Atlas OpenAI

    OpenAI pembuat ChatGPT juga merilis Atlas. Browser berbasis AI dapat digunakan untuk menjelajahi situs web dalam chatbot populer itu tanpa perlu berpindah ke link eksternal.

    Atlas juga menyediakan mode agen, untuk ChatGPT bisa menyelesaikan tugas atas nama mereka. Platform diluncurkan pada Juli dan tersedia di macoS bulan Oktober ini, berikutnya baru akan bisa diakses untuk pengguna Windows, iOS, dan Android.

    Brave

    Brave dikenal sebagai salah satu browser yang mengutamakan privasi, karena memiliki kemampuan pemblokiran iklan dan pelacak bawaannya. Terdapat pendekatan gamifikasi untuk penjelajahan dan menghadiahkan mata uang kripto bernama Basic Attention Token (BAT).

    Pengguna akan mendapatkan bagian dari pendapatan iklan saat memilih menonton iklan dan mendukung situs web favorit. Fitur lainnya termasuk layanan VPN, asisten AI dan fitur panggilan video.

    DuckDuckGo

    Platform ini berusia cukup tua karena diluncurkan sejak 2008. Selain memperkenalkan fitur AI generatif, DuckDuckGo juga dikenal karena mementingkan privasi pengguna.

    Salah satunya meningkatkan pemblokiran penipuan. Termasuk dapat mendeteksi berbagai jenis penipuan seperti bursa mata uang kripto palsu, taktik scareware, dan situs e-commerce palsu.

    Ladybird

    Ladybird didirikan dengan tujuan menjadi peramban sumber terbuka dari awal. Jadi tidak akan bergantung pada kode yang sudah ada, seperti sebagian besar platform lain dari proyek sumber terbuka Chromium milik Google.

    Platform ini menawarkan fitur untuk menimalkan pengumpulan data seperti pemblokir iklan bawaan. Ladybird baru akan dirilis untuk pengguna awal di Linux dan macOS pada 2026 mendatang.

    Vivaldi

    Salah satu keunggulannya adalah antarmuka pengguna dapat disesuaikan. Jadi pengguna dapat mengubah tampilan dan mengaktifkan atau mematikan fitur tertentu.

    Warna jendela browser juga bisa berubah warna bergantung dari situs web yang dilihat. Selain itu juga terdapat fitur pemblokiran iklan, pengelola password, tanpa melacak data pengguna dan alat produktivitas.

    Opera Air

    Opera meluncurkan Air yang bertema mindfullness pada bulan Februari. Fitur-fiturnya dirancang mendukung kualitas hidup, misalnya pengingat waktu istirahat dan latihan pernapasan.

    Ada juga Boosts, ini adalah pilihan binaural beats atau ketukan untuk meningkatkan fokus dan relaksasi.

    SigmaOS

    SigmaOS dari Mac menampulkan antarmuka seperti ruang kerja. Tab-tabnya berbasis vertikal seperti daftar tugas.

    Browser ini juga memiliki sejumlah fitur AI termasuk meringkas laman web dan asisten AI untuk melakukan sejumlah tugas seperti menjawab pertanyaan dan menulis ulang konten.

    Zen Browser

    Zen merupakan peramban sumber terbuka dengan tujuan menciptakan internet yang lebih tenang. Salah satu kemampuannya mengatur tab dalam Workspace dan Split View untuk melihat dua tab berdampingan.

    Pengguna dapat melakukan plugin dan tema buatan komunitas seperti mode untuk tab latar belakang transparan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Startup Hangry Raih Pendanaan Rp174 Miliar, Siap Ekspansi ke Malaysia

    Startup Hangry Raih Pendanaan Rp174 Miliar, Siap Ekspansi ke Malaysia

    Bisnis.com, JAKARTA — Startup kuliner berbasis cloud kitchen atau virtual restaurant, Hangry mengumumkan perolehan pendanaan sebesar US$10,5 juta atau sekitar Rp174 miliar (kurs Rp16.598 per dolar AS) dalam putaran Seri A5 yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures.

    Dana hasil pendanaan terbaru ini akan digunakan untuk memperluas jaringan operasional, meningkatkan efisiensi produksi, serta memperkuat infrastruktur dan peralatan dapur agar setiap gerai mampu melayani volume pesanan yang lebih tinggi dengan kualitas dan pengalaman pelanggan yang konsisten.

    Selain fokus pada peningkatan efisiensi, Hangry juga berinvestasi dalam inovasi produk guna menjaga kualitas dan kepuasan konsumen. Setiap brand di bawah naungan Hangry terus melakukan penyempurnaan resep dan proses untuk meningkatkan cita rasa serta tekstur makanan.

    “Konsumen Indonesia kini menginginkan dua hal sekaligus: kualitas dan keterjangkauan, itulah celah yang diisi oleh Hangry. Konsep restoran multi-brand virtual kami memungkinkan setiap pesanan untuk disajikan dengan efisien tanpa mengorbankan harga maupun rasa,” kata Pendiri dan CEO Hangry  Abraham Viktor dalam keterangan resmi pada Rabu (22/10/2025). 

    Abraham melanjutkan Hangry juga tengah mempersiapkan ekspansi internasional, dengan Malaysia menjadi pasar luar negeri pertamanya. Dia menyebut portofolio Hangry terus mendapat sambutan positif karena mampu menghadirkan variasi menu berkualitas dengan harga mulai dari US$1 atau sekitar Rp16.598.

    Dari total 18 merek yang dioperasikan, Hangry memiliki 17 brand yang berfokus pada olahan ayam dengan berbagai konsep, mulai dari ayam goreng bergaya lokal hingga internasional. Satu-satunya brand non-ayam adalah Dari Pada, yang menawarkan menu kopi dan minuman.

    Beberapa merek andalan seperti Moon Chicken, Ayam Mak Dura, dan Ayam Koplo menjadi pendorong utama pertumbuhan perusahaan.

    “Di tengah tekanan ekonomi dan menurunnya daya beli, makanansederhana yang memberi rasa nyaman seperti ayam menjadisemakin penting; baik sebagai santapan sehari-hari maupunsebagai bentuk comfort food yang menghadirkan keakraban dan kebahagiaan kecil di tengah rutinitas harian,” kata Abraham. 

    Dalam operasionalnya, Hangry mengandalkan model bisnis berbasis dapur efisien dan dapat diskalakan. Setiap gerai mengelola beberapa brand dalam satu alur produksi, memungkinkan perusahaan memproduksi lebih dari 1.000 porsi per hari per outlet dengan biaya operasional yang efisien dan kualitas yang tetap konsisten.

    Sementara itu, Co-Founder & General Partner Alpha JWC Ventures, Chandra Tjan, menilai Hangry telah menunjukkan kemampuan eksekusi yang luar biasa dalam membangun platform F&B yang efisien dan dapat dikembangkan lebih luas. 

    “Pemahaman mendalam mereka terhadap konsumen Indonesia menempatkan Hangry dalam posisi kuat untuk menjadi pemimpin di fase pertumbuhan berikutnya,” katanya. 

  • Bos East Ventures Ungkap Biang Kerok Pendanaan ke Startup RI Masih Lambat

    Bos East Ventures Ungkap Biang Kerok Pendanaan ke Startup RI Masih Lambat

    Bisnis.com, JAKARTA—  Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, mengakui tren pendanaan startup saat ini memang melambat di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Menurutnya, kondisi tersebut tak lepas dari arah pergerakan modal global yang lebih banyak terserap ke Amerika Serikat (AS). 

    “Menurut saya pendanaan memang agak slow ya. Alasannya karena risk capital itu nggak masuk ke southeast Asia. Karena misalnya di US, public market doing very well,” kata Wilson ditemui disela acara Tech In Asia Conference di Jakarta pada Rabu (22/10/2025). 

    Willson mengatakan bahwa saat ini banyak pemodal global lebih memilih menanamkan investasi di sektor kecerdasan buatan (AI), sehingga AI revolution di AS mendapatkan aliran dana yang besar.

    Willson mengatakan Indonesia masih sangat bergantung pada investasi asing. Sementara itu, para investor dari AS cenderung menanamkan modal di negaranya sendiri, mengingat mereka bisa memperoleh imbal hasil tinggi tanpa harus berinvestasi jauh ke Asia.

    “Kenapa dia mau capek-capek terbang kemari. Cara berpikirnya sangat simple,” tambahnya.

    Karena itu, Willson menilai startup di kawasan Asia, termasuk Indonesia, perlu memikirkan cara untuk menciptakan nilai yang benar-benar berdampak bagi investor, baik dari sisi keuntungan maupun dampak sosial.

    “Di sini kita harus benar-benar memikirkan sesuatu yang impactful ke investor. Apakah itu return, apakah ada investor yang memang fokusnya ke impact. Mandat dari tiap investor itu beda-beda,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Willson menolak istilah “bakar uang” yang kerap disematkan pada startup. Dia menilai, pengeluaran besar dalam tahap awal bisnis sering kali merupakan bagian dari proses edukasi pasar dan pengembangan inovasi.

    Menurut Willson, pola tersebut mengikuti konsep J-curve, di mana hasil investasi belum terlihat pada awalnya, tetapi melonjak setelah platform terbentuk dan bisnis mulai stabil. Dia juga menilai bisnis teknologi tidak bisa dinilai dengan kacamata bisnis tradisional karena karakteristiknya berbeda. 

    “Tapi, memang karena pengaruh kompetisi, mereka investasi untuk akuisisi user-nya mungkin kebanyakan. Sehingga kelihatan sepertinya spending-nya terlalu tinggi,” katanya.

    Terkait arah investasi East Ventures, Willson menyebut pihaknya kini banyak mengincar sektor AI, healthcare, dan consumer, tanpa terlalu membatasi sektor tertentu. Willson juga memberi pesan kepada calon pendiri startup agar tidak menunda langkah meski situasi pendanaan sedang menurun.

    “Kalau kamu punya produk bagus, memang pengen start company, start aja. Ada pendanaan, nggak ada pendanaan, kamu start aja. Kalau gagal, jangan anggap kegagalan itu sesuatu yang memalukan. Anggap kegagalan itu adalah sukses yang tertunda,” ujarnya.

    Dia menegaskan dalam proses investasi, pihaknya lebih mengutamakan kejujuran dan passion dari pendiri startup. “Asal founders-nya jujur, passionate about their product, pasti kita investasi. Founders itu harus mengerti industri-nya itu benar-benar dalam,” kata Willson.

    Kondisi yang disampaikan Willson sejalan dengan data platform kurator data dan riset startup Tracxn. Sepanjang 2024, total pendanaan startup di Indonesia hanya mencapai US$693 juta atau sekitar Rp11,5 triliun dari 78 putaran pendanaan. Angka tersebut merupakan yang terendah dalam beberapa tahun terakhir, bahkan tidak melampaui capaian 2016 yang mencapai US$966 juta dari 91 putaran pendanaan.

    Tren perlambatan ini juga terjadi di kawasan Asia Tenggara. Total pendanaan startup di kawasan turun menjadi US$2,8 miliar atau sekitar Rp46,4 triliun dari 420 putaran pendanaan pada 2024. Sebagai perbandingan, total pendanaan masih mencapai US$7 miliar pada 2023, meski sudah turun tajam dari puncak tahun 2021 yang menembus US$21,9 miliar.

  • Pendanaan Masih Lesu, Modal Ventura Minta Startup Berbenah Diri

    Pendanaan Masih Lesu, Modal Ventura Minta Startup Berbenah Diri

    Bisnis.com, JAKARTA— Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro menilai perlambatan pendanaan startup di Indonesia harus menjadi momentum bagi seluruh pelaku industri untuk berbenah diri.

    “Karena kalau data menunjukkan ya pendanaan startup, kita perlu upaya sama-sama supaya kita bisa naik lagi,” kata Eddi ditemui di sela-sela acara Tech in Asia Conference di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

    Dia menilai, situasi pendanaan saat ini masih cenderung “wait and see” di tengah ketidakpastian makroekonomi global. 

    Eddi menambahkan, kasus-kasus kecurangan yang sempat mencuat di sejumlah startup seharusnya dijadikan pelajaran penting untuk memperkuat tata kelola perusahaan. 

    “Kita juga gak boleh defensif. Kita tahu di ekosistem kita itu banyak area for improvement. Salah satunya ya itu governance,” ucapnya.

    Sebagai bentuk langkah konkret, asosiasi modal ventura di Asia Tenggara telah meluncurkan maturation map bersama asosiasi sejenis dari Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. 

    Eddi menjelaskan, maturation map tersebut berfungsi sebagai panduan bagi startup untuk mengetahui dokumen dan tata kelola apa saja yang seharusnya sudah dimiliki pada setiap tahap pendanaan, mulai dari tahap seed hingga series A.

    “Kalau sudah ada series A, seharusnya paperwork-nya dan governance-nya lebih tinggi lagi. Pada saat kapan dia seharusnya updated financial statement. Dan ini dan sebagainya. Nah itu, jadi maturation map itu membantu untuk ekosistem kita,” tutur Eddi.

    Terkait sektor yang berpotensi menjadi prioritas pendanaan ke depan, Eddi tidak banyak berkomentar. Namun, dia menilai bidang kesehatan masih menjadi sektor yang cukup menjanjikan.

    “Healthcare kali ya lagi seksi,” katanya.

    Ilustrasi startup

    Sebelumnya, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, juga mengakui tren pendanaan startup di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, masih melambat. Menurutnya, kondisi tersebut dipengaruhi pergeseran arah modal global yang lebih banyak terserap ke Amerika Serikat (AS).

    “Menurut saya pendanaan memang agak slow ya. Alasannya karena risk capital itu nggak masuk ke Southeast Asia. Karena misalnya di US, public market doing very well,” kata Willson saat ditemui di sela acara Tech In Asia Conference di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

    Dia menambahkan, banyak pemodal global kini lebih tertarik menanamkan investasi di sektor kecerdasan buatan (AI), sehingga AI revolution di AS menyerap dana dalam jumlah besar. Sementara itu, Indonesia masih sangat bergantung pada investasi asing.

    “Kenapa dia mau capek-capek terbang kemari. Cara berpikirnya sangat simple,” ujarnya.

    Willson menilai, startup di kawasan Asia perlu lebih fokus menciptakan nilai yang berdampak nyata bagi investor. “Di sini kita harus benar-benar memikirkan sesuatu yang impactful ke investor. Apakah itu return, apakah ada investor yang memang fokusnya ke impact. Mandat dari tiap investor itu beda-beda,” tuturnya.

    Dia juga menolak anggapan bahwa startup “membakar uang”. Menurutnya, pengeluaran besar di tahap awal merupakan bagian dari proses edukasi pasar dan inovasi. “Tapi, memang karena pengaruh kompetisi, mereka investasi untuk akuisisi user-nya mungkin kebanyakan. Sehingga kelihatan sepertinya spending-nya terlalu tinggi,” kata Willson.

    Willson menjelaskan, arah investasi East Ventures saat ini banyak mengincar sektor AI, healthcare, dan consumer. Namun, pihaknya tetap terbuka pada berbagai sektor potensial lainnya.

    “Kalau kamu punya produk bagus, memang pengen start company, start aja. Ada pendanaan, nggak ada pendanaan, kamu start aja. Kalau gagal, jangan anggap kegagalan itu sesuatu yang memalukan. Anggap kegagalan itu adalah sukses yang tertunda,” ujarnya.

    Dia menegaskan, dalam proses investasi, East Ventures lebih mengutamakan kejujuran dan semangat dari para pendiri startup. “Asal founders-nya jujur, passionate about their product, pasti kita investasi. Founders itu harus mengerti industri-nya itu benar-benar dalam,” ucapnya.

    Adapun data platform riset startup Tracxn mencatat total pendanaan startup di Indonesia sepanjang 2024 hanya mencapai US$693 juta atau sekitar Rp11,5 triliun dari 78 putaran pendanaan. Angka tersebut menjadi yang terendah dalam beberapa tahun terakhir, bahkan tidak melampaui capaian 2016 yang mencapai US$966 juta dari 91 putaran pendanaan.

    Tren perlambatan ini juga terjadi di kawasan Asia Tenggara. Total pendanaan startup di kawasan turun menjadi US$2,8 miliar atau sekitar Rp46,4 triliun dari 420 putaran pendanaan pada 2024. Sebagai perbandingan, total pendanaan masih mencapai US$7 miliar pada 2023, meski sudah turun tajam dari puncak tahun 2021 yang menembus US$21,9 miliar.