Produk: smelter

  • Pengacara Klaim Harvey Moeis sudah Salurkan Dana CSR 1,5 Juta Dollar AS

    Pengacara Klaim Harvey Moeis sudah Salurkan Dana CSR 1,5 Juta Dollar AS

    Pengacara Klaim Harvey Moeis sudah Salurkan Dana CSR 1,5 Juta Dollar AS
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kuasa hukum terdakwa dugaan
    korupsi
    tata niaga komoditas timah,
    Harvey Moeis
    , menyatakan bahwa kliennya telah menyalurkan seluruh
    dana sosial
    dari smelter swasta sebesar 1,5 juta dollar Amerika Serikat (AS).
    Dana tersebut disebut jaksa sebagai “dana pengamanan” yang dikemas dalam modus
    corporate social responsibility
    (
    CSR
    ).
    Dalam pembacaan dupliknya di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat pada Jumat (20/12/2024), pengacara Harvey menyebutkan bahwa dana 1,5 juta dollar AS itu disalurkan untuk menanggulangi dampak pandemi Covid-19.
    “Berdasarkan keterangan terdakwa Harvey Moeis, dana kas bersama yang bersifat sukarela dari para smelter swasta hanya sebesar 1,5 juta dollar AS, dan dana kas bersama tersebut sudah disalurkan semuanya ke masyarakat,” kata pengacara.
    Pengacara juga mengeklaim bahwa harta kekayaan Harvey Moeis bersumber dari bisnisnya di batubara dan warisan orang tua.
    Oleh karena itu, pengacara berpendapat bahwa tuntutan jaksa yang meminta Harvey membayar uang pengganti sebesar Rp 210 miliar tidak memiliki dasar hukum.
    “Karena seharusnya penentuan uang pengganti adalah senilai yang diterima,” ujar pengacara.
    Sebelumnya, jaksa menuntut Harvey Moeis dihukum 12 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar subsidair 1 tahun kurungan.
    Jaksa juga membebankan biaya uang pengganti sebesar Rp 210 miliar.
    Jaksa menilai Harvey terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi bersama eks Direktur PT Timah Tbk, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani, dan para bos perusahaan smelter swasta.
    “Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Harvey Moeis dengan pidana penjara selama 12 tahun, dikurangkan sepenuhnya dengan lamanya terdakwa dalam tahanan dengan perintah tetap dilakukan penahanan di rutan,” ujar jaksa.
    Dalam perkara korupsi ini, negara diduga mengalami kerugian keuangan hingga Rp 300 triliun.
    Harvey Moeis didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari penerimaan uang Rp 420 miliar hasil tindak pidana korupsi.
    Harvey, yang merupakan perpanjangan tangan PT Refined Bangka Tin (RBT), bersama eks Direktur Utama PT Timah, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani, diduga mengakomodasi kegiatan pertambangan liar di wilayah IUP PT Timah untuk mendapatkan keuntungan.
    Harvey menghubungi Mochtar untuk mengakomodasi kegiatan tersebut.
    Setelah beberapa kali pertemuan, Harvey dan Mochtar sepakat agar kegiatan akomodasi pertambangan liar tersebut di-cover dengan sewa menyewa peralatan processing peleburan timah.
    Harvey kemudian menghubungi beberapa smelter, seperti PT SIP, CV VIP, PT SPS, dan PT TIN, untuk berpartisipasi dalam kegiatan itu.
    Harvey meminta pihak smelter untuk menyisihkan sebagian dari keuntungan yang dihasilkan.
    Keuntungan tersebut kemudian diserahkan ke Harvey seolah-olah sebagai dana CSR yang difasilitasi oleh Manager PT QSE, Helena Lim.
    Dari perbuatan ini, Harvey Moeis bersama Helena Lim diduga menikmati uang negara sebesar Rp 420 miliar.
    Atas perbuatannya, Harvey Moeis didakwa melanggar Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
    Korupsi
    jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP dan Pasal 3 UU Tahun 2010 tentang TPPU.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bos MIND ID Klaim Sudah Lakukan Upaya Hilirisasi di Seluruh Sektor

    Bos MIND ID Klaim Sudah Lakukan Upaya Hilirisasi di Seluruh Sektor

    Jakarta, CNN Indonesia

    Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengklaim sudah melakukan upaya hilirisasi hampir di semua sektor komoditas mineral dan batu bara. Hal ini dalam rangka mewujudkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia 8 persen.

    Hendi mengatakan dalam kurun waktu kurang lebih lima tahun terakhir, MIND ID sudah bisa melakukan integrasi hulu-hilir untuk komoditas bauksit, di mana pihaknya sudah membangun smelter alumina.

    “Smelter aluminanya sudah bisa memberikan supply kepada smelter aluminium. Sehingga dari hulu ke hilir itu kita sudah komplit di dalam negeri,” ujar Hendi dalam acara CNN Indonesia Business Summit di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Jumat (20/12).

    Selain itu untuk sektor tembaga, Hendi mengatakan di masa lalu sebagian konsentratnya diekspor. Namun kini dengan terbangunnya smelter tembaga di Gresik, kegiatan ekspor konsentrat sudah dihentikan.

    Sehingga, menurutnya, Indonesia kini sudah memiliki kemampuan untuk membuat bahan baku berupa katoda tembaga.

    “Katoda tembaga ini nanti akan dikembangkan oleh industri lebih hilir lagi untuk bisa menjadi kabel listrik, menjadi lapisan tembaga yang tentunya bisa diolah menjadi bahan baku industri,” jelas Hendi.

    Kemudian di sektor timah, Hendi menyebut MIND ID telah membangun industri tin solder, tin chemical dan tin powder. Hal ini membuka kemungkinan nantinya industri elektronik yang berteknologi tinggi bisa membangun pabrik di Indonesia menggunakan bahan baku yang pihaknya siapkan.

    Hendi juga mengungkap telah mengembangkan hilirisasi synthetic graphite. Di mana graphite dibutuhkan dalam industri baterai kendaraan listrik.

    “Kemudian di tembaga sudah ada pabrik copper foil yang memanfaatkan bahan baku yang kita produksi dari smelter tembaga yang di Gresik,” ucapnya.

    “Kemudian juga yang luar biasa, ternyata by product dari proses pemurnian tembaga, itu ada namanya anoda slime. Anoda slime-nya sendiri sudah bisa dipakai sebagai bahan baku untuk mengekstraksi mineral lainnya, jadi produksi emas. Emas Insya Allah kita akan mencapai 50 ton,” ujar Hendi.

    (del/agt)

  • Harvey Moeis Minta Hakim Lepaskan Aset-aset Sandra Dewi

    Harvey Moeis Minta Hakim Lepaskan Aset-aset Sandra Dewi

    Harvey Moeis Minta Hakim Lepaskan Aset-aset Sandra Dewi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Terdakwa dugaan korupsi pada tata niaga timah,
    Harvey Moeis
    melalui kuasa hukumnya meminta agar aset milik istrinya,
    Sandra Dewi
    yang disita Kejaksaan Agung dilepaskan.
    Permohonan ini disampaikan pengacara Harvey kepada Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat usai membacakan duplik atau tanggapan atas replik jaksa penuntut umum.
    “Mohon pertimbangan Yang Mulia Majelis Hakim untuk melepaskan aset asetnya. Itu tadi permohonan pribadi,” kata pengacara Harvey di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024).
    Pengacara itu menyebut, Harvey menitipkan sejumlah permohonan lantaran tidak sempat dibacakan dalam duplik.
    Menurutnya, aset-aset yang disita itu bersumber dari hasil kerja keras Sandra Dewi sendiri yang menjadi aktris selama 25 tahun.
    Namun, kata Harvey melalui pengacaranya, Sandra Dewi menjadi pihak yang sangat dirugikan dalam kasus timah.
    “Dia sangat dirugikan di dalam perkara ini,” tuturnya.
    Adapun aset-aset yang disita itu antara lain rekening berisi puluhan miliar rupiah, perhiasan, mobil, dan puluhan tas mewah.
    Dalam, perkara ini, jaksa menuntut Harvey Moeis dihukum 12 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar subsidair 1 tahun kurungan. Ia juga dibebankan biaya uang pengganti sebesar Rp 210 miliar.
    Jaksa menilai, Harvey terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama eks Direktur PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi Tabrani dan para bos perusahaan smelter swasta.
    “Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Harvey Moeis dengan pidana penjara selama 12 tahun, dikurangkan sepenuhnya dengan lamanya terdakwa dalam tahanan dengan perintah tetap dilakukan Penahanan di rutan,” ujar jaksa.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kontributor Realisasi Investasi Hilirisasi Capai Rp272,9 T

    Kontributor Realisasi Investasi Hilirisasi Capai Rp272,9 T

    Jakarta, FORTUNE – Sekretaris Utama Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Heldy Satrya Putera, mengatakan Hilirisasi komoditas terus menjadi fokus utama pemerintah Indonesia dalam memperkuat struktur ekonomi.

    Dia menyatakan hilirisasi terbukti berkontribusi signifikan terhadap realisasi investasi nasional. Sebab, 26,5 persen dari total investasi atau setara dengan Rp375,4 triliun terekam sepanjang 2023. Kemudian pada 2024 hingga September lalu, persentasenya mencapai 21,6 persen atau Rp272,9 triliun.

    “Ini baru berbicara soal Nikel. Jika kita bicara 28 komoditas, tentu kontribusinya akan jauh lebih besar. Hilirisasi ini menjadi harapan besar untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen, asalkan ekosistemnya dibangun dengan baik,” kata Heldy dalam acara diskusi mengenai hilirisasi di Jakarta, Jumat (20/12).

    Bila capaian itu diperinci, smelter berkontribusi Rp170,78 triliun—yang didominasi nikel. Kemudian sektor investasi terbesar lainnya dari pertanian, khususnya pada industri pengolahan CPO sebesar Rp44,09 triliun, dan yang ketiga kehutanan industri pulp & paper sebesar Rp33,72 triliun.

    Selain itu, hilirisasi minyak dan gas bumi dalam industri petrokimia mencapai Rp17,46 triliun, serta ekosistem kendaraan listrik dari baterai kendaraan listrik mencatatkan nilai realisasi investasi Rp6,86 triliun.

    Heldy mengatakan ekosistem ini tidak hanya mencakup cadangan komoditas, tetapi juga regulasi yang mendukung, seperti perizinan dan pemberian insentif bagi pelaku usaha.

    “Saat ini, kita sudah membuat peta jalan hilirisasi untuk 28 komoditas. Kita akan mendorong hilirisasi untuk komoditas lainnya melalui ekosistem yang sudah dirancang. Perhitungannya harus hati-hati agar tidak terjadi oversupply, yang bisa berdampak buruk pada perekonomian dan harga komoditas itu sendiri,” ujar Heldy.

  • Kepemimpinan Berdampak, Dirut MIND ID Kembali Dapat Penghargaan

    Kepemimpinan Berdampak, Dirut MIND ID Kembali Dapat Penghargaan

    Jakarta

    BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID menjadi acuan bagi perusahaan sektor pertambangan Indonesia dalam menjalankan program hilirisasi yang berdampak signifikan pada kinerja pertumbuhan ekonomi.

    Hal ini tidak lepas dari figur profesional Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso yang memiliki komitmen kuat dalam menjalankan mandat hilirisasi mineral terintegrasi. Atas kepemimpinannya, Hendi menerima penghargaan Impact on Downstream Industry Leadership dari salah satu media swasta di Jakarta.

    “Industri pertambangan mineral batu bara Indonesia memiliki potensi yang sangat luas. Kami mengajak pelaku industri manufaktur untuk memanfaatkan kesempatan ini, sehingga mampu memberi nilai tambah dan kontribusi yang lebih besar lagi bagi negara di masa depan,” kata Hendi dalam keterangan tertulis, Jumat (20/12/2024).

    Upayanya tersebut mampu berkontribusi pada peningkatan nilai tambah mineral batu bara yang lebih optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi agresif menuju Indonesia Emas 2045. Hendi dinilai berhasil menavigasi MIND ID dalam merealisasikan proyek strategis seperti smelter tembaga PT Freeport Indonesia di Gresik, Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, serta sinergi emas antara ANTAM dan Freeport.

    Penguatan ekosistem industri baterai kendaraan listrik juga menjadi langkah solutif perusahaan yang dipimpin Hendi dalam mendukung transisi energi nasional. Tak hanya bagi negara, kepemimpinannya juga telah mampu membawa perusahaan mencatatkan kinerja keuangan yang sangat progresif.

    Perseroan membukukan lonjakan laba signifikan, dari Rp 1,82 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 14,32 triliun pada 2021. MIND ID konsisten mencetak laba progresif, yakni Rp 22,49 triliun pada 2022, dan tumbuh 22,4% secara tahunan menjadi Rp 27,5 triliun pada 2023.

    MIND ID pun mampu masuk dalam jajaran perusahaan dunia dan menjadi penggerak utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi agresif menuju Indonesia Emas 2045. Hendi mengajak seluruh pelaku industri untuk bersama-sama memajukan perekonomian Indonesia.

    “Sebagai Holding Tambang memiliki berbagai mineral strategis yang dapat dioptimalkan nilai manfaatnya untuk berbagai kebutuhan industri turunan strategis, khususnya ekosistem EV Battery,” pungkasnya.

    (akd/akd)

  • Perlukah Indonesia Impor Bijih Nikel untuk Mendukung Penghiliran?

    Perlukah Indonesia Impor Bijih Nikel untuk Mendukung Penghiliran?

    Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa tahun ter­­­akhir, In­­­­do­­­­­ne­­­­sia ber­­­ko­­­mit­­­­men untuk me­­­­­ngembangkan penghiliran ni­­­kel melalui pembangunan smelter (peleburan) dan re­­­­finery (pemurnian) guna me­­­ningkatkan nilai tambah produk nikel.

    Indonesia, hingga saat ini telah membangun 42 pabrik pengolahan, 35 pabrik sedang dalam konstruksi, dan 59 pabrik lagi dalam tahap perencanaan. Total semuanya mencapai 136 pabrik, baik smelter maupun refinery. Namun, di balik rencana besar ini, terdapat permasalahan besar terkait pasokan bijih nikel. Apakah langkah impor bijih nikel adalah solusi yang tepat bagi Indonesia?

    Sebagai penghasil nikel terbesar di dunia, Indonesia memiliki cadangan bijih nikel yang sangat besar. Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, cadangan bijih nikel Indonesia yang berkadar di atas 1,5% diperkirakan mencapai 3,4 miliar ton. Adapun sumber daya yang ada mencapai 7,5 miliar ton.

    Berdasarkan rencana pembangunan industri pengolahan nikel yang ambisius, diperkirakan kebutuhan bijih nikel kadar tinggi akan mencapai sekitar 413 juta ton per tahun untuk memenuhi kapasitas semua smelter piromealurgi (RKEF) yang dibangun. Sayangnya, cadangan bijih nikel berkadar tinggi ini diperkirakan hanya dapat bertahan di bawah 10 tahun jika digunakan secara maksimal.

    Di sisi lain, Indonesia juga memiliki sumber daya bijih nikel dengan kadar rendah (limonite), yang diperkirakan mencapai 9,8 miliar ton, dengan cadangan sekitar 1,7 miliar ton. Bijih nikel kadar rendah ini dapat digunakan untuk teknologi hidrometalurgi yang digunakan dalam proses refinery. Dibutuhkan sekitar 50 juta ton bijih nikel kadar rendah per tahun untuk mendukung teknologi ini. Artinya, cadangan bijih nikel kadar rendah Indonesia dapat bertahan di atas 30 tahun.

    Meski Indonesia memiliki cadangan bijih nikel yang melimpah, permasalahan utama yang dihadapi adalah keterbatasan bijih nikel berkadar tinggi (saprolite). Guna memenuhi kebutuhan pabrik peleburan yang direncanakan, kebutuhan bijih nikel kadar tinggi sangat besar. Indonesia diperkirakan akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan bijih nikel berkadar tinggi dalam jangka panjang dikarenakan cadangan yang terbatas. Hal ini menjadi alasan utama mengapa beberapa perusahaan smelter memilih untuk mengimpor bijih nikel, meskipun Indonesia adalah pemilik cadangan nikel terbesar di dunia.

    Kondisi ini mengarah pada dilema yang sulit. Di satu sisi, Indonesia harus melaksanakan penghiliran untuk meningkatkan nilai tambah nikel dengan pembangunan industri pengolahan (smelter dan refinery) yang sangat agresif, di sisi lain terbatasnya pasokan bijih nikel berkadar tinggi menjadi hambatan besar dalam pencapaian tujuan tersebut. Oleh karena itu, impor bijih nikel dari negara lain menjadi solusi sementara untuk menjaga agar industri smelter tetap berjalan.

    Di luar bijih nikel berkadar tinggi, Indonesia masih memiliki cadangan bijih nikel kadar rendah yang cukup besar. Bijih nikel ini bisa digunakan untuk teknologi hidrometalurgi, yang memungkinkan pengolahan bijih nikel kadar rendah menjadi produk bernilai tambah seperti dukungan untuk industri baterai kendaraan listrik (battery EV).

    Meskipun cadangan bijih nikel kadar rendah ini cukup melimpah, tantangan terbesar adalah pengembangan dan penguasaan teknologi hidrometalurgi yang dapat memprosesnya secara efisien.

    PEMBATASAN & REGULASI

    Selain keterbatasan pasokan bijih nikel, pemerintah Indonesia juga memberlakukan pembatasan kuota produksi untuk menjaga keberlanjutan cadangan nikel. Pembatasan ini bertujuan untuk memastikan bahwa cadangan bijih nikel yang ada tidak cepat habis, tetapi kebijakan ini berpotensi membatasi pasokan bijih nikel untuk smelter yang ada. Salah satu dampaknya adalah peningkatan ketergantungan pada impor bijih nikel untuk memenuhi kebutuhan bahan baku smelter.

    Selain itu, masalah terkait RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) yang belum sepenuhnya terselesaikan juga menjadi kendala bagi beberapa perusahaan smelter dalam mendapatkan pasokan bijih nikel yang cukup. RKAB yang belum final seringkali membuat proses perizinan dan pembagian kuota produksi menjadi terhambat, yang pada akhirnya mendorong perusahaan-perusahaan smelter untuk mengimpor bijih nikel guna memenuhi kebutuhan produksi mereka.

    Pemerintah seyogianya dapat segera melakukan kebijakan untuk eksplorasi secara masif terutama di daerah frontier (green field) untuk menemukan sumber daya bijih nikel. Diperkirakan wilayah yang belum tersentuh eksplorasi lebih dari 50% terutama di wilayah timur Indonesia termasuk Papua Barat. Perusahaan dapat melakukan brown field exploration untuk mengonversi sumber daya menjadi cadangan dengan menggunakan kode KCMI secara benar untuk memastikan keakuratan datanya.

    Impor bijih nikel memang dapat menjadi solusi jangka pendek untuk menjaga kelangsungan industri smelter Indonesia. Langkah lain yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan proses merger & acquisition (M&A) tambang nikel di luar negeri seperti Filipina, Australia, New Caledonia, dan lainnya sebagai alternatif bahan baku smelter. Jangka panjang, Indonesia perlu fokus pada pemanfaatan bijih nikel kadar rendah yang melimpah dengan pengembangan teknologi yang lebih efisien. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya mengandalkan cadangan bijih nikel berkadar tinggi yang terbatas, tetapi juga bisa memanfaatkan potensi besar yang ada pada bijih nikel kadar rendah.

    Selain itu, pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk menyelesaikan masalah terkait pembatasan produksi dan RKAB. Penyelesaian masalah regulasi ini akan memastikan pasokan bijih nikel dalam negeri bisa terkelola dengan baik, sehingga ketergantungan pada impor dapat diminimalkan.

  • Dorong Investasi Mobil Listrik, Menteri Rosan Temui Perusahaan Tiongkok

    Dorong Investasi Mobil Listrik, Menteri Rosan Temui Perusahaan Tiongkok

    Bisnis.com, JAKARTA –  Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menemui sejumlah perusahaan raksasa Tiongkok yang bergerak di ekosistem electric vehicle (EV) yaitu Build Your Dreams (BYD), CNGR New Material, dan Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL). Ketiganya ditemui di masing-masing fasilitas produksinya di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada 16-17 Desember 2024.

    Kunjungan Menteri Rosan ke perusahaan-perusahaan ini dilaksanakan dalam rangka mengawal investasinya yang telah berjalan di Indonesia, mengetahui hal-hal yang dapat didukung Pemerintah Indonesia untuk percepatan realisasi investasi serta memfasilitasi rencana investasi jangka panjang perusahaan. “Sebagaimana pesan dari Bapak Presiden Prabowo justru untuk selalu mengutamakan investor yang sudah berinvestasi di Indonesia, itu yang kita jaga,” ujar Menteri Rosan.

    Pertemuan dengan BYD Auto

    Kunjungan hari pertama di Tiongkok, Menteri Rosan melakukan pertemuan dengan pimpinan perusahaan otomotif terkemuka, BYD Auto, membahas upaya percepatan untuk pembangunan pabrik mobil listrik BYD di Subang, Jawa Barat. Menteri Rosan mengapresiasi investasi BYD yang mulai direalisasikan di Indonesia.

    “Kami meyakini tentunya selain berdampak pada pemberian nilai tambah dan penciptaan lapangan kerja, namun investasi ini juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi karbon pada tahun 2060, atau mungkin diharapkan lebih cepat. Terlebih lagi saat ini perusahaan tidak hanya melihat pasar Indonesia yang cukup besar tetapi juga untuk pasar ekspor,” ucap Menteri Rosan.

    Rencananya BYD Indonesia akan menambah kapasitas produksi dari yang awalnya 150.000 unit per tahun, serta terbuka untuk pengembangan fasilitas baterai dan kendaraan jenis Plug In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) premium di awal tahun depan. Penambahan kapasitas produksi ini rencananya akan menambah total tenaga kerja dari sebelumnya 8.700 orang menjadi 18.814 orang. Pembangunan pabrik ini ditargetkan akan memulai produksi komersialnya pada awal 2026.

    “Pembangunan pabrik BYD di Indonesia nantinya merupakan salah satu yang tercepat, karena sebelumnya untuk membuat pabrik mobil listrik di China dan di Thailand membutuhkan waktu 10-16 bulan. Namun jika didukung pemerintah, kami yakin bisa menyelesaikan pembangunan pabrik dan memulai produksi komersial pada awal 2026,” ungkap Liu Xueliang, General Manager BYD Asia-Pacific.

    Perbesar

    Menteri Rosan menekankan komitmen pemerintah dalam mendorong percepatan realisasi investasi BYD, salah satunya berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk percepatan infrastruktur di sekitar kawasan industri, termasuk jalan tol dan akses jalan ke Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Menteri Rosan juga menyampaikan dukungan pemerintah kepada perusahaan berupa percepatan penerbitan perizinan dan insentif penanaman modal.

    Pabrik BYD di Indonesia ini akan menjadi pabrik otomotif terbesar di ASEAN. Saat ini, luas lahan pabrik BYD adalah 108 Ha dan telah memutuskan pengembangan serta penambahan baru menjadi 126 Ha.

    Secara global, BYD menjadi produsen kendaraan listrik terbesar di dunia dengan penjualan mencapai lebih dari 3 juta unit pada 2023. Sejak diperkenalkan di Indonesia pada awal 2024, BYD Indonesia telah membukukan penjualan lebih dari 13.800 unit dan diklaim telah berkontribusi sebanyak hampir 50% pada penjualan EV di Indonesia setiap bulannya.

    Pertemuan dengan CNGR New Material

    Setelah bertemu BYD, Menteri Rosan melanjutkan kunjungannya ke fasilitas produksi CNGR New Material di Qinzhou, RRT (17/12). Pertemuan dengan CNGR membahas perkembangan investasi CNGR di Indonesia, serta rencana perusahaan untuk membangun Kawasan Industri Tekno Hijau Konasara (KIHTK) di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara yang akan terfokus kepada produksi advance material.

    Di dalam Kawasan Industri di Konawe tersebut, CNGR berencana akan menggabungkan industrinya dari hulu ke hilir. CNGR sendiri telah berinvestasi di beberapa proyek industri smelter untuk pengolahan bijih nikel di Indonesia. Total investasi CNGR di Indonesia sendiri saat ini mencapai Rp42,4 trililun dengan jumlah Tenaga Kerja Indonesia 6.613 orang.

    “Pada prinsipnya kami terbuka untuk investasi dan akan memfasilitasi sebaik mungkin agar investasi bisa berkembang lebih besar,” ungkap Menteri Rosan di sela-sela kunjungannya ke fasilitas produksi CNGR di Qinzhou.

    CNGR juga berencana untuk mengundang investor global produsen advance material agar berinvestasi di dalam kawasan. Nantinya, para perusahaan di dalam kawasan tidak hanya akan mengolah nikel, tetapi juga kobalt, mangan dan mineral lainnya. Nikel sendiri akan diolah menjadi energi advance material dan hidrogen, sedangkan timah akan dikembangkan untuk konduktor solar panel dan artificial intelligence. Di dalam kawasan juga akan dibangun fasilitas penelitian dan pengembangan untuk melakukan perencanaan dan riset mengubah mineral menjadi advance material.

    “Rencana kami, dengan pembangunan kawasan ini, maka rantai pasok untuk advance material akan lebih terpusat sehingga tercipta efisiensi dan kestabilan dalam rantai pasok. Bisa jadi ini merupakan satu-satunya di dunia dan Indonesia merupakan tempat yang paling bagus untuk mengembangkan rantai pasok advance material global,” ujar Deng Weiming, Chairman CNGR Advanced Materials.

    Menteri Rosan juga mengapresiasi upaya perusahaan untuk meningkatkan sumber daya manusia sejalan dengan pengembangan kawasan, dengan menyediakan pelatihan dan juga akses ke pendidikan tinggi bagi para pekerja terkait. Menteri Rosan berharap, rencana investasi CNGR ini bisa mendorong ekosistem hilirisasi sesuai dengan Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis yang sudah ada. “Kami terbuka untuk kolaborasi dan mensinergikan rencana pengembangan industri hilirisasi ini. Akan kita kembangkan dengan cepat dan sustainable,” pungkas Menteri Rosan.

    Pertemuan dengan BRUNP-CATL

    Perusahaan raksasa selanjutnya yang dikunjungi Menteri Rosan adalah BRUNP, yang merupakan bagian dari group Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL). Mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia ini mengunjungi fasilitas produksi CATL di Foshan, RRT yaitu pabrik baterai (CATL Ruiqing Factory) dan pabrik katoda (CATL-Brunp Foshan Factory-I), serta kunjungan ke kantor pusat BRUNP di Foshan, RRT.

    Kunjungan ini sekaligus menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mendukung percepatan pembangunan ekosistem baterai electric vehicle (EV) di Indonesia. Saat ini Group CATL melalui konsorsium CBL (CATL, BRUNP dan Lygend) sedang bekerja sama dengan BUMN (ANTAM dan IBC) untuk membangun proyek rantai industri dan ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi yang dimulai dari pertambangan, smelter, industri bahan baterai (prekursor dan katoda) serta sel baterai serta daur ulang baterai yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara dan di Karawang, Jawa Barat. Total investasi dari proyek ini diperkirakan akan mencapai USD6 miliar atau setara Rp96 triliun.

    “Pemerintah mendorong kemajuan kerja sama investasi ekosistem baterai kendaraan listrik karena ini sejalan dengan program hilirisasi dan peningkatan nilai tambah di dalam negeri serta transformasi hijau,” jelas Menteri Rosan.

    Dengan dimulainya pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi di Indonesia, pemerintah berharap dapat menjadi bagian penting dalam rantai pasok global serta mendorong tumbuhnya industri otomotif kendaraan listrik di dalam negeri dengan kandungan lokal yang lebih tinggi dan harga yang terjangkau. Rencana investasi ini juga didorong untuk dapat memprioritaskan kemitraan dengan pengusaha nasional, terutama yang ada di daerah serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memiliki kapabilitas dan kapasitas dalam setiap rantai pasok.

    “Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM saat ini juga terus melakukan fasilitasi dan asistensi terkait percepatan realisasi investasi proyek ini melalui percepatan perizinan berusaha dan juga insentif. Kami juga akan memfasilitasi komunikasi dan berkoordinasi dengan Kementerian BUMN dan para stakeholder terkait agar proyek dapat terealisasi dengan cepat,” terang Rosan.

    Pada kesempatan yang sama, Founder and CEO BRUNP Li Changdong yang mewakili group CATL menyampaikan bahwa pihaknya akan berupaya mendorong proyek pengembangan ekosistem agar lebih cepat terealisasi. “Yang terdekat adalah sel baterai kendaraan listrik yang harus mulai berproduksi di 2026 untuk memenuhi permintaan pasar yang sudah masuk. Kami juga tertarik untuk mengembangkan industri daur ulang baterai yang dapat mengamankan sumber daya mineral yang penting untuk baterai agar tetap terjaga serta dapat diolah dan diproduksi kembali di Indonesia dengan teknologi hijau,” ucap Li.

    CATL merupakan salah satu perusahaan global teknologi energi baru dan inovatif asal Tiongkok yang menduduki peringkat 292 pada Fortune 500 tahun 2023 dengan kepemilikan total aset per Desember 2023 sebesar USD101 miliar atau setara Rp1,6 kuadriliun. Sejak didirikan tahun 2011, perusahaan yang berkantor pusat di Ningde, Fujian tersebut telah menduduki peringkat pertama selama 7 tahun berturut-turut (2017-2023) sebagai penyuplai baterai kendaraan listrik di dunia dengan pangsa pasar global sebesar 37%.

  • PT IMIP Evaluasi K3 Pasca Insiden Kecelakaan Kerja di Smelter ITSS Morowali  – Halaman all

    PT IMIP Evaluasi K3 Pasca Insiden Kecelakaan Kerja di Smelter ITSS Morowali  – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh 

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengevaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3 pasca insiden tungku smelter PT ITSS (Indonesia Tsingshan Stainless Steel) meledak akhir tahun lalu.

    Media Relations Manager PT IMIP Dedy Kurniawan mengatakan, pihaknya telah melakukan evaluasi total termasuk menambah jalur evakuasi dan CCTV di seluruh tempat operasional smelter.

    “Jadi CCTV itu bukan hanya dipantau oleh tim safety, juga bahkan beberapa petinggi bisa memantau dari ruangannya masing-masing. Sehingga ini memudahkan proses koordinasi dan membedakan sisi ketika terjadi situasi berbahaya,” kata Dedy saat media visit di Menara Kompas, Kamis (19/12/2024). 

    Dedy menyebut, IMIP juga merombak Standar Operasional Prosedur (SOP) dari segi pengawasan dalam smelter. Dia bilang, ada penambahan pengawas dan tim safety pasca terjadinya insiden tersebut.

    “Dulu setiap kali ada satu pekerjaan yang dilakukan oleh satu grup, isinya antara 12 sampai 17 orang, ditambah satu pengawas, satu safety, dan satu supervisor yang merangkak sebagai engineer,” ucap dia.

    “Sekarang ada penambahan. Jumlah grup nya tetap, tapi pengawasnya ditambah. Pengawas, tim safety nya juga, dan engineer nya juga ditambah,” sambungnya.

    Sementara untuk korban insiden smelter ITSS, Dedy mengaku telah memberikan opsi untuk kembali bekerja sesuai dengan posisi yang sama atau beralih ke unit lain. PT IMIP juga memberikan konseling untuk pemulihan dari sisi psikologis pada korban.

    “Kalau mereka masih ingin tetap bekerja di posisinya seperti yang dulu, kami persilahkan. Tapi kalau mereka ingin berpindah, pindah departemen, ya kami akan support pindah,” ucap Dedy.

    “Kebanyakan dari dari kurang lebih 15 yang luka kemarin rata-rata pindah departemen. Selain itu juga kami ada konseling untuk kondisi psikologi,” jelas dia.

    Sebelumnya, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) membantah tungku smelter PT ITSS (Indonesia Tsingshan Stainless Steel) kembali meledak.

    PT ITSS (Indonesia Tsingshan Stainless Steel) merupakan salah satu tenant di Kawasan IMIP.

    Manager Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan membenarkan bahwa ada kejadian kecelakaan kerja yang mengakibatkan dua orang harus dilarikan ke rumah sakit pada Kamis (13/6/2024) kemarin.

    Namun, kata Dedy, kecelakaan kerja itu bukan diakibatkan oleh ledakan, melainkan hal lain.

    “Itu benar. Namun sekali lagi kami tegaskan bahwa itu terjadi bukan karena ledakan, melainkan semburan uap panas ketika karyawan melakukan pembersihan terak baja yang terdapat di lantai pabrik,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (14/6/2024).

    Dedy menjelaskan, kejadian itu berawal ketika sejumlah karyawan sedang melakukan pembersihan lantai pabrik dari ceceran terak baja.

    Guna mempermudah proses pembersihan, dilakukan pemotongan terak baja tersebut.

    Usai dipotong, tiba-tiba salah seorang karyawan menyiram air pada terak baja yang baru saja dipotong dengan maksud untuk mempercepat proses pendinginan.

    Akibatnya, terjadi semburan uap panas dan mengenai dua orang karyawan. Dua karyawan PT ITSS itu pun dilarikan ke Klinik IMIP usai terkena uap panas ferronickel sekitar pukul 22.00 WITA.

    Sebelumnya, Serikat Buruh Indistri, Pertambamgan dan Energi (SBIPE) IMIP Morowali menyebut ada ledakan ulang di tungku Feronikel di PT ITSS yang terjadi pada 13 Juni 2024 pukul 22.00 WITA

    Ada dua orang buruh bernama Jekmaryono dan Yudarlan yang menjadi korban dari kecelakaan kerja tersebut.

    Ketua SBIPE IMIP Morowali, Henry menyayangkan adanya ledakan ulang tersebut.

    Ia meminta dilakukan audit menyeluruh melalui tim independen yang melibatkan serikat buruh, sebagaimana yang telah diminta saat tragedi ITSS pada Desember 2023.

     

     

  • Didorong Bisnis Nikel, MDKA Catat Pendapatan US,67 Miliar

    Didorong Bisnis Nikel, MDKA Catat Pendapatan US$1,67 Miliar

    Jakarta, FORTUNE – PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) melaporkan kinerja selama sembilan bulan pertama 2024 dengan membukukan pendapatan konsolidasi US$1,67 miliar atau meningkat 43 persen secara tahunan dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

    Pada laporan keuangannya per 30 September 2024, MDKA menunjukkan rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$67,02 juta per kuartal III-2024, alias bengkak 181,9 persen dari posisi yang sama pada tahun lalu, yakni rugi US$23,77 juta.

    “Fokus strategis Grup Merdeka dalam mengembangkan operasi nikel dan bisnis di segmen hilirisasi telah membuahkan hasil yang luar biasa dan menempatkan kami pada pertumbuhan berkelanjutan,” kata Presiden Direktur MDKA, Albert Saputro, dalam keterangannya, dikutip Kamis (19/12).

    MDKA pun melaporkan operasionalisasi bisnis nikel yang mencakup peningkatan produksi di PT Sulawesi Cahaya Mineral (tambang SCM), serta produksi nikel berupa nikel pig iron (NPI) dan high grade nikel matte (“HGNM”).

    Sepanjang sembilan bulan pertama 2024, tambang SCM menghasilkan 6,7 juta metrik ton basah/wet metric ton (wmt) limonit, meningkat 176 persen dibandingkan dengan sembilan bulan pertama 2023. Pada periode yang sama, tambang SCM memproduksi 1,9 juta wmt saprolit, atau meningkat 113 persen secara tahunan.

    Sedangkan, smelter RKEF memproduksi 63.338 ton nikel NPI, dan fasilitas nikel matte memproduksi 38.422 ton nikel HGNM.

    Pada kuartal III-2024, upaya optimalisasi dan mobilisasi kontraktor pertambangan baru mendukung peningkatan volume produksi bijih nikel yang signifikan. Produksi bijih limonit meningkat 130 persen, sedangkan produksi bijih saprolit meningkat 360 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

  • Ekosistem Hilirisasi Tembaga Indonesia Disebut Positif dan Punya Nilai Strategis yang Signifikan

    Ekosistem Hilirisasi Tembaga Indonesia Disebut Positif dan Punya Nilai Strategis yang Signifikan

    Ekosistem Hilirisasi Tembaga Indonesia Disebut Positif dan Punya Nilai Strategis yang Signifikan
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Institute for Development of Economics and Finance (
    INDEF
    ) melalui kajian terbaru mengungkapkan, perkembangan dalam pembentukan ekosistem
    hilirisasi tembaga
    di Indonesia menunjukkan hasil positif. 
    Temuan itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif INDEF, Esther Sri Astuti, dalam paparan hasil kajian di Jakarta, Kamis (19/12/2024).
    Dia mengatakan, Indonesia memiliki posisi strategis dalam peta tembaga global dengan kepemilikan sekitar 3 persen dari cadangan tembaga dunia. 
    “Posisi ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan cadangan tembaga terbesar ke-10 di dunia dan produsen tembaga terbesar di Asia Tenggara,” ungkapnya dalam siaran pers.
    Menurut kajian INDEF, momentum itu diperkuat dengan tren global menuju transisi hijau yang membuka peluang besar bagi Indonesia. 
    Konsumsi tembaga global diprediksi akan terus meningkat hingga tahun 2035 dengan pertumbuhan rata-rata 14 persen sejak 2016, terutama didorong perkembangan industri kendaraan listrik dan teknologi ramah lingkungan.
    Esther mengatakan, hilirisasi tembaga memiliki nilai strategis yang signifikan. 
    “Peningkatan nilai tambah dari hulu ke hilir sangat substansial, mulai dari pengolahan bijih tembaga menjadi konsentrat yang meningkat 2 kali lipat, hingga produk akhir berupa kabel listrik yang bisa mencapai 71 kali lipat nilai tambah,” jelasnya.
    Dari sisi ekonomi, pengembangan industri hilir tembaga memiliki potensi dampak yang besar, mulai dari nilai ekspor yang mencapai 282 juta dollar Amerika Serikat (AS), penciptaan lapangan kerja (253.583 lapangan kerja) dengan kontribusi terhadap
    gross domestic product
    (GDP) sebesar 34,9 juta dollar AS.
    Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin menekankan, hilirisasi tembaga wajib memberikan manfaat kepada negara. 
    Menurutnya, hal itu merupakan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
    “Kami ingin proses nilai tambah yang panjang itu sebanyak mungkin memberi dampak bagi negara, untuk meningkatkan pendapatan negara, membuka lapangan kerja, dan membangun kemandirian (energi),” jelasnya.
    Selain itu, INDEF mencatatkan pembentukan ekosistem menjadi aspek krusial dalam pengembangan hilirisasi industri tembaga. 
    “Tanpa adanya ekosistem yang terintegrasi, sulit untuk mendorong hilirisasi karena membutuhkan keterkaitan antar sektor yang kuat,” kata Esther.
    Kajian INDEF menunjukkan, ekosistem hilirisasi tembaga di Indonesia mulai terbentuk dengan baik, terutama setelah implementasi UU Minerba. 
    Hal itu terlihat dari terbentuknya rantai nilai yang melibatkan berbagai aktor utama, dari produsen hulu hingga pemain hilir, termasuk industri kabel listrik.
    Esther mengatakan, peran negara melalui kebijakan yang tepat terbukti krusial dalam membentuk ekosistem hilirisasi. 
    Menurutnya, hal tersebut membuktikan pentingnya
    state-led development
    dalam transformasi industri. 
    “Kebijakan pemerintah telah berkembang dari penetapan dasar hukum hingga penguatan ekosistem industri yang terintegrasi, dengan fokus pada keberlanjutan dan inovasi teknologi,” ujarnya.
    Seperti diketahui, salah satu langkah strategis yang dilakukan pemerintah melalui PT
    Freeport
    Indonesia (
    PTFI
    ) adalah dengan membangun
    smelter
    baru di Gresik, Jawa Timur. 
    Smelter
    yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 23 September 2024 itu merupakan fasilitas pemurnian tembaga dengan desain single-line terbesar di dunia, mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun menjadi sekitar 600.000 ton katoda tembaga.
    Investasi sebesar Rp 58 triliun dalam pembangunan
    smelter
    ini tidak hanya meningkatkan kapasitas pengolahan tembaga nasional tetapi juga membuka peluang bagi tumbuhnya industrialisasi di Indonesia, khususnya di area Gresik, Jawa Timur. 
    Beroperasinya
    smelter
    itu diperkirakan akan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja, terdiri dari 1.200 pekerja kontraktor dan 800 karyawan PTFI.
     
     
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.