Produk: smelter

  • Freeport perkirakan suplai 28 ton emas ke ANTAM pada 2025

    Freeport perkirakan suplai 28 ton emas ke ANTAM pada 2025

    Nanti ini (produksinya) akan meningkat. Kalau sudah 100 persen, (produksinya) kira-kira 50–60 ton per tahun,

    Jakarta (ANTARA) – PT Freeport Indonesia memperkirakan bisa menyuplai 24–28 ton emas ke PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) pada 2025, lebih rendah du ton daripada perjanjian bisnis antara Freeport-ANTAM, yakni bisnis pembelian sebanyak 30 ton emas.

    “Rencana tahun ini, kami akan bisa produksi kira-kira 24–28 ton emas, dan itu sebagian besar akan kami salurkan ke Antam,” ujar Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas setelah peluncuran Bank Emas di Jakarta, Rabu.

    Tony menjelaskan bahwa sejak 30 Desember 2024, Freeport sudah memproduksi emas batangan dan perak batangan dengan menggunakan lumpur anoda dari PT Smelting, bukan dari Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur.

    Lebih lanjut, pada 12 Februari 2025, Freeport sudah mulai mengirimkan emas batangan ke Antam seberat 125 kg.

    Pengiriman tersebut, kata Tony, merupakan bagian dari perjanjian kerja sama bisnis antara Freeport dengan Antam yang mencakup kapasitas 30 ton emas per tahun.

    “Nanti ini (produksinya) akan meningkat. Kalau sudah 100 persen, (produksinya) kira-kira 50–60 ton per tahun,” ucap dia.

    Dalam kesempatan tersebut, Tony membenarkan bahwa Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur mengalami kebakaran pada Oktober 2024. Akan tetapi, yang terbakar adalah smelter tembaganya.

    “Tapi precious metal refinery, yang memurnikan emas dan perak, itu tetap berjalan,” ucapnya.

    Sebelumnya, PT Freeport Indonesia (PTFI) mengirimkan emas batangan perdana dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) Smelter PTFI ke PT Aneka Tambang Tbk di Pulogadung Jakarta sebanyak 125 kilogram atau senilai Rp207 miliar dengan kadar kemurnian 99,99 persen.

    Dia menjelaskan, PTFI berhasil memproses sekitar 12,56 ton lumpur anoda dari PT Smelting dan dari proses tersebut dihasilkan emas batangan 189 kilogram di mana 125 kilogram fine gold purity 99,99 persen sementara 64 kilogram masih akan di casting ulang agar memenuhi standar fine gold purity.

    Dia menambahkan, sebagai perusahaan yang memiliki pengolahan dan pemurnian terintegrasi dalam negeri mulai hulu hingga hilir, PTFI telah mewujudkan hilirisasi tembaga dan saat ini hilirisasi emas dan dalam waktu dekat akan menyusul hilirisasi perak.

    “PMR PTFI menjadi salah satu produsen emas murni batangan di Indonesia dengan kapasitas pemurnian sekitar 50 ton emas dan 200 ton perak per tahun serta platinum group metals yaitu 30 kilogram platinum, 375 kilogram paladium,” tutur Tony.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Layanan Bullion Service Resmi Meluncur, Opsi Investasi Kian Beragam

    Layanan Bullion Service Resmi Meluncur, Opsi Investasi Kian Beragam

    Jakarta

    Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan layanan bullion service atau bank emas. Kehadirannya dapat mengintegrasikan ekosistem emas dari hulu hingga hilir, serta membantu menjembatani supply dan demand terhadap kebutuhan emas di masyarakat.

    Saat ini, PT Pegadaian telah mendapat persetujuan untuk menjadi penyelenggara bullion service di Indonesia. Persetujuan untuk Pegadaian diberikan langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan begitu, Pegadaian menjadi perusahaan pionir yang berhasil mengantongi izin dan dapat melaksanakan usaha ekosistem emas tersebut.

    Keuntungan Kegiatan Bullion Service

    Kegiatan bullion service yang dilakukan Pegadaian diyakini memiliki banyak manfaat. Salah satunya, semakin luas peluang investasi baru bagi masyarakat. Adapun beragam fasilitas untuk penyimpanan emas diberikan oleh Pegadaian, mulai dari deposito emas hingga perdagangan emas.

    “Keberadaan Bank Emas akan meningkatkan transaksi dan investasi emas seperti deposito emas, pinjaman modal kerja emas, jasa titipan emas korporasi maupun perdagangan emas,” ungkap Menteri BUMN Erick Thohir melalui Instagram-nya beberapa waktu lalu.

    Selain itu, bullion service juga melengkapi ekosistem hilirisasi emas di Indonesia. Sebab, kebutuhan emas akan bertambah dan membuat permintaan emas dari smelter meningkat.

    Deposito Emas, Instrumen Investasi Baru di Pegadaian

    Deposito kerap menjadi instrumen investasi pilihan bagi para pemula karena berisiko lebih rendah. Usai resmi memberikan bullion service, Pegadaian membawa inovasi dengan menghadirkan layanan investasi Deposito Emas. Produk ini menawarkan fitur penyimpanan sejumlah emas yang terstandarisasi, berdasarkan kesepakatan antara Pegadaian dan nasabah.

    Deposito Emas menawarkan berbagai keunggulan mulai dari, emas yang diasuransikan dan tenor deposito fleksibel dengan imbal hasil 1% per tahun. Adapun syarat untuk membuka Deposito Emas, yakni nasabah harus memiliki rekening Tabungan Emas Pegadaian, melakukan upgrade menjadi akun premium pada Aplikasi Pegadaian Digital vers 6.1.0 dan bertransaksi minimal 5 gram.

    Menariknya, investasi deposito emas dapat dilakukan melalui platform Pegadaian Digital. Dengan begitu, nasabah tidak perlu repot pergi ke kantor Pegadaian. Dengan platform ini, nasabah juga dapat mengelola investasi kapan saja dan di mana saja.

    Di samping Deposito Emas, OJK juga memperbolehkan nasabah membeli dan menitipkan emas di Pegadaian. Hal serupa juga dapat dilakukan untuk menitipkan emas. Nasabah dapat langsung menitipkan emas di Pegadaian. Sementara untuk pengembaliannya akan dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama.

    Tertarik #GerakinEmasmu di Pegadaian? Segera kunjungi outlet Pegadaian terdekat atau download aplikasi Pegadaian Digital sekarang juga. Informasi lebih lengkap kunjungi situs resmi Pegadaian.

    (akd/akd)

  • Indonesia Punya Bank Emas, Apa Saja Keuntungannya? – Page 3

    Indonesia Punya Bank Emas, Apa Saja Keuntungannya? – Page 3

    Sebelumnya, ekonom sekaligus Direktur Ekonomi CELIOS, Nailul Huda, memberikan pandangannya terkait rencana peluncuran bullion bank atau bank emas yang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2025.

    Menurut Huda, emas akan tetap menjadi pilihan utama sebagai instrumen investasi yang aman (safe haven), terutama bagi investor yang menghindari risiko.

    Lantaran harga emas mengalami kenaikan yang signifikan setiap tahunnya, dengan angka peningkatan mencapai 10-20 persen. Angka tersebut terbilang besar jika dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya seperti saham atau obligasi. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap emas sebagai investasi yang aman semakin meningkat.

    “Harga emas secara tahunan naik cukup pesat. Kenaikan bisa 10-20 persen per tahunnya. Angka yang cukup besar dibandingkan dengan instrumen lainnya seperti saham atau obligasi. Semakin hari, orang juga akan memilih investasi emas yang memberikan keamanan mengenai harga,” kata Nailul Huda kepada Liputan6.com, Selasa, 31 Desember 2024.

    Terkait dengan konsep bullion bank, Huda mengungkapkan, fungsi pegadaian akan bertransformasi. Pegadaian yang sebelumnya lebih fokus pada pembiayaan jangka pendek, diharapkan akan beralih menjadi lembaga yang lebih terfokus pada investasi emas.

    Pegadaian bisa menjadi salah satu pemain utama dalam ekosistem bullion bank, mengingat banyak peminjam yang melakukan transaksi menggunakan emas.

    “Terkait dengan bank Bulllion, saya rasa fungsi pegadaian memang akan beralih dari pembiayaan jangka pendek menjadi investasi emas. Pegadaian bisa menjadi bullion bank atau bank khusus emas karena karakteristik peminjam-nya pun banyak bertransaksi menggunakan emas,” ujarnya.

    Pengelolaan

    Huda menekankan pentingnya pengelolaan yang baik terhadap emas-emas yang berada di bawah pengawasan lembaga tersebut. Sebab, bullion bank bukan hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau tempat pembelian emas, tetapi juga akan mengelola berbagai produk emas.

    Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor ini sangat dibutuhkan agar dampak positif dari kehadiran bullion bank dapat terasa secara maksimal bagi perekonomian Indonesia.

    Huda berharap, kehadiran bullion bank akan memperkuat ekosistem pengelolaan emas di Indonesia. Indonesia sendiri sudah memiliki smelter emas, serta BUMN yang terlibat dalam industri ini. Oleh karena itu, kehadiran bullion bank diharapkan bisa melengkapi dan memperkuat ekosistem yang sudah ada, menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

  • Vonis Banding, Hukuman Bos Smelter Timah Cs Diperberat!

    Vonis Banding, Hukuman Bos Smelter Timah Cs Diperberat!

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta telah menjatuhkan vonis di tingkat banding terhadap sejumlah terdakwa dalam perkara korupsi timah di IUP PT Timah Tbk. (TINS).

    Salah satu yang telah divonis PT Jakarta yaitu Direktur Utama PT Sariwiguna Binasentosa (SBS) Robert Indarto. Hukuman Robert diperberat menjadi 18 tahun penjara dengan denda Rp1 miliar subsider enam bulan. Sebelumnya, Robert hanya divonis pidana 8 tahun oleh PN Tipikor.

    “Menjatuhkan pidana kepada terdakwa Robert Indarto dengan pidana penjara selama 18 tahun dan denda sejumlah Rp1 miliar,” dalam amar putusan PT Jakarta dikutip Rabu (26/2/2025).

    Selain pidana badan, terdakwa kasus yang merugikan negara Rp300 triliun itu juga harus membayar uang pengganti Rp1,9 triliun subsider 10 tahun penjara.

    Emil Ermindra

    Hakim PT Jakarta telah menambah vonis mantan Direktur Keuangan PT Timah Emil Ermindra menjadi 20 tahun penjara dengan denda Rp1 miliar subsider enam bulan. Sebelumnya, Emil Ermindra hanya divonis 8 tahun oleh PN Tipikor.

    “Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Emil Ermindra dengan pidana penjara selama 20 tahun dan pidana denda kepada terdakwa Rp1 miliar,” dalam amar putusan PT Jakarta dikutip Rabu (26/2/2025).

    Selain itu, mantan pejabat direksi PT Timah ini diwajibkan membayar uang pengganti Rp493 miliar dengan ketentuan apabila tidak bisa dibayar maka akan diganti enam tahun penjara.

    Kwang Yung

    Selain Emil dan Robert, hakim PT Jakarta juga memutuskan untuk menambah hukuman mantan Komisaris CV Venus Inti Perkasa (VIP) Kwang Yung alias Buyung telah ditambah menjadi 10 tahun penjara dan denda Rp750 juta dengan subsider enam bulan.

    Dalam catatan Bisnis, hukuman itu lebih tinggi dibandingkan dengan vonis PN Tipikor yang memutuskan untuk menghukum Buyung selama 5 tahun penjara.

    “Menjatuhkan pidana kepada terdakwa Kwan Yung alias Buyung tersebut oleh karena itu dengan pidana penjara selama 10 tahun,” dalam amar putusan PT Jakarta dikutip Rabu (26/2/2025).

  • Bakal Beri Relaksasi Ekspor Konsentrat Tembaga ke PTFI, IMA: Seharusnya Sejak Awal

    Bakal Beri Relaksasi Ekspor Konsentrat Tembaga ke PTFI, IMA: Seharusnya Sejak Awal

    JAKARTA – Direktur Indonesia Mining Asociation (IMA) Hendra Sinadia menanggapi rencana pemerintah yang akan membuka keran ekspor konsentrat tembaga bagi PT Freeport Indonesia (PTFI).

    Dikatakan Hendra, langkah ini seharusnya sudah diambil pemerintah sejak awal. Pasalnya, kebakaran yang terjadi pada smelter PTFI di Gresik sudah terjadi sejak 14 Oktober 2024 dan larangan ekspor dimulai pada 31 Desember 2024.

    “Sekarang sudah Februari. Memang ideal yang diambil pemerintah karena pemerintah sudah memetakan semua dan keadaan kahar sudah dipastikan langkah itu dialkukan lebih awal,” ujar Hendra dalam MIning Zone yang dikutip Selasa, 25 Februari.

    Terkait keadaan kahar atau force majeur yang terjadi pada PTFI, Hendra menjelaskan sejinya perusahaan seperti PTFI dan Amman Mineral merupakan perusahaan penambangan yang kemudian diwajibkan mendirikan smelter oleh pemerintah. Ia menilai kedua teknologi yang digunakan dalam industri penambangan dan pemurnian merupakan dua hal yang berbeda.

    Apalagi, kata dia, PTFI menggunakan teknologi single line pada industri pemurniannya yang merupakan pertama di dunia.

    “Tentunya risiko teknologi dalam pengolahan smelter sangat besar dan harusnya menjadi perhatian pemerintah. Sehingga dalam keadaan kahar kemarin bisa disikapi secara cepat,” beber Hendra.

    Ia juga menilai langkah pemerintah yang akan memberikan relaksasi ekspor kepada PTFI merupakan langkah yang tepat.

    “Langkah yang diambil pemerintah sudah tepat dengan memberikan relaksasi, yang menjadi tantangan ke depan karena teknologi terus berkembang dan kompleksitasnya tentubanyak bagi perusahaan penambang,” tandas Hendra.

  • Pengusaha Berharap Danantara Bisa Danai Proyek Smelter yang Mandek

    Pengusaha Berharap Danantara Bisa Danai Proyek Smelter yang Mandek

    Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara bisa menjadi solusi bagi pendanaan hilirisasi.

    Hal ini tak lepas dari Danantara yang bakal fokus menyasar 20 proyek nasional. Beberapa di antaranya, hilirisasi nikel, bauksit, dan tembaga. 

    Adapun, Danantara memiliki dana modal kelolaan mencapai US$900 miliar atau sekitar Rp14.715 triliun (asumsi kurs Rp16.350 per dolar AS). Badan itu juga memiliki initial funding atau pendanaan awal yang diproyeksi mencapai US$20 miliar.

    Ketua Umum Kadin Kalimantan Barat Arya Rizqi Darsono memandang Danantara sebagai jalan keluar dari kesulitan pembiayaan proyek hilirisasi.

    Mantan Ketua Komite Tetap Minerba Kadin itu mencontohkan, banyak proyek smelter di Kalimantan Barat yang mandek lantaran masalah pembiayaan. Dia pun menegaskan bahwa kendala pembangun smelter selama ini sejatinya bukan karena masalah lahan ataupun sumber daya.

    “Jadi justru harapan kami, ini [Danantara] bisa menjadi salah satu solusi dalam pendanaan untuk hilirisasi. Karena hilirisasi itu kami percaya adalah salah satu kunci dalam kekemajuan ekonomi Indonesia,” kata Arya kepada Bisnis, Selasa (25/2/2025).

    Dia pun menilai dengan investasi dari Danantara, hilirisasi nikel, bauksit, dan tembaga bisa berkembang lebih jauh, yakni ke arah industrialisasi. 

    Menurutnya, hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah harus terus dikembangkan menuju industrialisasi. Dengan begitu, Indonesia bisa menjadi negara maju.

    “Karena kalau kita mau bicara sebagai negara maju ya, kita harus sebagai negara industri bukan hanya sebagai negara konsumen lagi,” imbuh Arya.

    Lebih lanjut, Arya mengatakan, penyaluran investasi ataupun dorongan Danantara untuk proyek hilirisasi itu bisa dilakukan dengan partnership BUMN terhadap swasta.

    Dia mencontohkan kelak pelaku usaha pertambangan bauksit yang menyiapkan sumber daya dan cadangan. Sementara itu, BUMN yang akan menyiapkan untuk hilirisasinya.

    Arya menyebut, PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) saat ini hanya bisa mengolah 3 juta ton bauksit per tahun. Sementara itu, produksi bauksit secara nasional mencapai 27 juta ton per tahun.

    Namun, setelah ada pelarangan ekspor, kini kapasitas pemrosesan PT BAI naik menjadi 14 juta ton per tahun. Artinya, masih ada 10 juta ton bauksit yang belum terolah.

    Arya pun berharap dengan kehadiran Danantara, akan ada perusahaan baru seperti PT BAI. Dengan begitu, seluruh produksi bauksit RI bisa terolah, khususnya dari penambang lokal.

    “Nah, ini justru harapannya setelah ini [Danantara] akan muncul lagi Borneo Alumina Indonesia selanjutnya, gitu kan, yang akan membangun untuk hilirisasi bauksit,” katanya.

  • PTFI Kampanyekan Connecting U: Edukasi Peran Tembaga bagi Kehidupan

    PTFI Kampanyekan Connecting U: Edukasi Peran Tembaga bagi Kehidupan

    Jakarta

    Lebih dari 1.000 mahasiswa Universitas Sam Ratulangi Manado (UNSRAT) antusias mengikuti Kampanye Connecting U: Leader’s Talk PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama Presiden Direktur PTFI Tony Wenas di Auditorium UNSRAT.

    Connecting U, atau disingkat Cu merupakan lambang unsur kimia tembaga dimana kampanye ini dirancang untuk mengedukasi generasi muda tentang peran penting tembaga bagi kehidupan dan masa depan.

    “Tembaga adalah produk utama PT Freeport Indonesia. Melalui kampanye ini kami ingin mengenalkan kepada generasi muda tentang peran penting tembaga yang selalu ada dalam setiap hal di keseharian kita,” ujar Tony, dalam keterangan tertulis, Selasa (25/2/2025).

    “Serta bagaimana tembaga ini telah menghubungkan generasi muda dengan impian dan masa depan. Itulah mengapa kami menyebutnya Copper is Empowering, Copper Connecting U,” sambungnya.

    Tony mengatakan tembaga memiliki peran penting dalam penghubung di kehidupan manusia. Dari bangun tidur, aktivitas seharian hingga menjelang tidur, manusia tidak lepas dari peranan tembaga.

    “Manfaat tembaga yang paling kita kenal yaitu sebagai bahan utama kabel listrik, alat elektronik, kendaraan bermotor, dan sebagainya,” kata Tony.

    Tony mengatakan tembaga merupakan mineral masa depan karena berperan penting seiring dengan permintaan kendaraan listrik dan energi terbarukan yang terus meningkat. Sebanyak 75% tembaga di dunia digunakan untuk jaringan listrik yang memudahkan aktivitas.

    Bahkan dalam konteks negara, tembaga mampu berkontribusi besar dalam bentuk devisa, tembaga juga menjadikan Indonesia sebagai negara produsen terbesar di dunia. Menurut Tony, ini sungguh kebanggaan yang luar biasa bekal bangsa menuju Indonesia Emas.

    PTFI, lanjut Tony, saat ini mengoperasikan tambang bawah tanah terbesar di dunia dan smelter single line terbesar di dunia. Hal ini menjadikan PTFI sebagai produsen katoda tembaga terbesar di dunia dan sebagai pertambangan terintegrasi hulu-hilir terbesar di dunia.

    Pengembangan Masyarakat dan Lingkungan

    Dalam Connecting U Leader’s Talk ini, selain berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai kepemimpinan, Tony juga menjelaskan tentang praktik pertambangan berkelanjutan yang dijalankan perusahaan.

    “Saya selalu meyakini tidak ada perusahaan yang bisa bertahan di tengah masyarakat dan lingkungan yang gagal. Perusahaan harus tumbuh bersama masyarakat dan menjaga lingkungan sekitarnya,” kata Tony.

    Tony menjelaskan kontribusi PTFI kepada negara dalam bentuk pajak, royalti, dividen dan lainnya dari 1992-2023 sebesar sekitar US$ 29,3 miliar dengan Investasi Sosial yang mencapai US$ 122 juta pada tahun 2023. Investasi sosial untuk pengembangan masyarakat meliputi program pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur, budaya dan olahraga.

    “Praktik pertambangan berkelanjutan yang PTFI jalankan beriringan dengan pelaksanaan program pengembangan masyarakat sekitar area operasi perusahaan, yang berasal dari Suku Amungme, Suku Kamoro, dan lima suku kerabat, hingga masyarakat Papua lainnya,” kata Tony.

    PTFI juga berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dari setiap kegiatan operasional, di antaranya program reklamasi, pemanfaatan tailings atau pasir sisa tambang, hingga program penurunan emisi karbon yang ditargetkan mencapai lebih dari 30 persen pada tahun 2030.

    Wakil Rektor Bidang Akademik UNSRAT Prof Arthur Gehart Pinaria PhD dalam pidato sambutannya mengatakan kolaborasi UNSRAT dengan PTFI diharapkan dapat meningkatkan kualitas serta pengembangan riset yang relevan sesuai dengan perkembangan industri untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Menanggapi hal itu, Tony menyampaikan komitmen PTFI untuk memberikan 20 beasiswa bagi mahasiswa UNSRAT berprestasi.

    Dalam acara yang berlangsung di Auditorium UNSRAT ini mahasiswa telah datang sejak pagi untuk mengikuti beragam aktivitas seperti Wall of Inspirations dimana mereka bisa menuliskan inspirasi mereka tentang tembaga dan masa depan, menikmati seduhan Kopi Amungme Papua dan cerita tentang keunikan kopinya, gerai informasi dan edukasi PTFI dimana mahasiswa mendapat edukasi tentang proses produksi PTFI dari hulu ke hilir, serta memberikan pengalaman langsung melihat bentuk produk tambang hingga menjadi katoda dan produk turunan.

    Sebanyak 1.000 lebih peserta berasal dari 11 fakultas termasuk mahasiswa asal Papua yang menempuh studi di UNSRAT. Sesi tanya jawab menjadi sesi yang paling dinantikan mahasiswa.

    Mereka berebut bertanya bermacam hal tentang PTFI seperti pengelolaan lingkungan, program, magang, keterampilan yang harus dikuasai untuk bekerja di PTFI, investasi sosial di bidang kesehatan dan pendidikan, hingga pertanyaan tentang kepemimpinan dan tips sukses menjadi CEO PTFI sekaligus karir sebagai musisi yang terus berjalan hingga saat ini.

    Semua pertanyaan dijawab dengan lugas dan tuntas oleh Tony. Ia pun menyanggupi saat mahasiswa memintanya menyanyikan lagu.

    Dua tembang milik Queen menjadi pilihan. Berturut turut mengalun lagu ‘We Are the Champion’ dan ‘Love of My Life’ yang dibawakan Tony sambil bermain piano.

    Para dosen dan mahasiswa tampak larut dalam alunan musik, tepuk tangan bergemuruh saat Tony menyelesaikan lagu kedua. Salah satu peserta dari FISIP UNSRAT Gabriela Liao mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan.

    “Banyak hal yang bisa saya dapat hari ini. Bagaimana saya mengenal dunia pertambangan, perkembangan ekonomi Indonesia ke depannya,” pungkasnya.

    (akn/ega)

  • Hendry Lie Disebut Tak Akui Sebagai Pemilik PT TIN Saat Ajukan Kerja Sama Dengan PT Timah – Halaman all

    Hendry Lie Disebut Tak Akui Sebagai Pemilik PT TIN Saat Ajukan Kerja Sama Dengan PT Timah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Kabid Perencanaan dan Pengolahan PT Timah Nono Budi Priyono mengatakan terdakwa Hendry Lie, pemilik PT Tinindo Internusa (PT TIN), pernah berupaya mengajukan kerja sama sewa smelter dengan PT Timah. 

    Budi mengatakan saat itu dirinya bertemu dengan Hendry Lie.

    Namun, dalam pertemuan tersebut Hendry Lie membantah sebagai pemilik PT Tinindo Internusa. 

    Adapun hal itu disampaikan Budi saat dihadirkan menjadi saksi pada sidang lanjutan korupsi timah terdakwa, Hendry Lie di Pengadilan Tipikor Jakarta, pada Senin (24/2/2025). 

    “Saksi kenal tidak dengan PT Tinindo, tahu?” tanya jaksa yang kemudian dijawab tahu oleh Budi.

    “Sebelumnya kenal dengan terdakwa Hendry Lie ini? Coba ceritakan awal perkenalkan dengan beliau,” tanya jaksa kembali. 

    Kemudian Budi mengatakan dirinya mengenal Hendry Lie saat dihubungi staf pribadi terdakwa. 

    “Terus saya sampaikan belum bisa ketemu beliau, nanti saja ketemu, setelah ada prosesi penerimaan korban (Lion Air) itu. Pada jam 14.00 saya ketemu dengan beliau Pak Hendry Lie di kafe,” terangnya. 

    Lanjut Budi, ia menanyakan maksud dari terdakwa Hendry Lie ingin bertemu dirinya.

    “Beliau bilang mau ikut kerja sama dengan sewa smelter tersebut. Saya sampaikan bahwa, Tinindo sudah kerja sama,” jelasnya. 

    Kemudian dikatakan Budi bahwa Hendry Lie tidak mengakui sebagai pemilik PT Tinindo Internusa. 

    “Saya sampaikan, bukan kapasitas saya, mungkin coba minta ke Pak Alwin sebagai Direktur Operasi, karena yang saya tahu adalah Pak Alwin,” terangnya. 

    Budi lalu mengatakan bahwa hal itu sudah disampaikan ke Direktur Operasi dan Produksi PT Timah, Alwin Albar. 

    “Saya sampaikan ke beliau, Pak Alwin, dan Pak Alwin bilang, itu diserahkan ke Pak Riza, Direktur Utama,” ucapnya.

    Sebelumnya Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa bos maskapai Hendry Lie sekaligus pemilik PT Tinindo Inter Nusa atau PT TIN terlibat korupsi tata niaga komoditas timah di Bangka Belitung.

    Dalam dakwaannya JPU mendakwa Hendry Lie memperkaya diri sendiri dalam perkara tersebut hingga Rp 1 triliun.

    “Memperkaya terdakwa Hendry Lie melalui PT. Tinindo Inter Nusa setidak-tidaknya Rp1.059.577.589.599.19,” kata JPU membacakan dakwaan di persidangan PN Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (30/1/2025).

    Selain itu JPU juga menyatakan terdakwa Hendry Lee dalam perkara tersebut telah memerintahkan Rosalina dan Fandy Lingga untuk membuat dan menandatangani surat penawaran PT Tinindo Inter Nusa terkait kerjasama sewa alat processing Timah kepada PT Timah bersama smelter swasta lainnya.

    “PT. Sariwiguna Bina Sentosa dan PT Stanindo Inti Perkasa yang diketahuinya smelter-smelter swasta tersebut tidak memiliki CP dan format surat penawaran kerjasama sudah dibuatkan oleh PT. Timah,” kata JPU.

    Jaksa juga menyebutkan Hendry Lie memerintahkan Fandy Lingga mewakili PT Tinindo Internusa menghadiri pertemuan di Hotel Novotel Pangkal Pinang dengan Mochtar Rizal Pahlevi selaku Direktur Utama PT Timah TBK dan Alwin Albar selaku Direktur Operasional PT Timah TBK dan 27 pemilik smelter swasta.

    Pertemuan tersebut kata jaksa membahas permintaan Mochtar Riza Pahlevi dan Alwin Albar atas bijih timah sebesar 5 persen dari kuota ekspor smelter swasta tersebut.

    Karena biji timah yang diekspor oleh smelter swasta tersebut merupakan hasil produksi yang bersumber dari penambangan di wilayah IUP PT. Timah.

    “Terdakwa Hendry Lee bersama-sama Fandy Lingga dan Rosalina melalui PT Tinindo Internusa menerima pembayaran atas kerjasama sewa peralatan processing penglogaman timah dari PT Timah yang diketahuinya bahwa pembayaran tersebut terdapat kemahalan harga,” jelas jaksa.

    Di persidangan jaksa juga mendakwa Hendry Lie melalui Rosalina dan Fandy Lingga menyetujui permintaan Harvey Moeis untuk melakukan pembayaran biaya pengamanan kepada Harvey Moeis sebesar 500 USD sampai dengan 750 USD per ton.

    Seolah-olah dicatat sebagai CSR dari smelter swasta yaitu CV venus Inti Perkasa, PT Sariwiguna Bina Sentosa, PT Stanindo Inti Perkasa, dan PT Tinindo Internusa.

    “Terdakwa Hendry Lie melalui Rosalina maupun fandy Lingga yang mewakili PT Tinindo Internusa mengetahui dan menyepakati tindakan Harvey moeis bersama smelter swasta lainnya yaitu CV venus Inti Perkasa, PT Sariwiguna Bina Sentosa, PT Stanindo Inti Perkasa, dan PT Tinindo Internusa dengan PT Timah melakukan negosiasi dengan PT Timah terkait dengan sewa smelter swasta. Sehingga kesepakatan harga sewa smelter tanpa didahului studi kelayakan atau kajian yang memadai atau mendalam,” jelas jaksa.

    Atas perkara ini jaksa mendakwa Hendry Lie merugikan keuangan negara dalam perkara tersebut sebesar Rp300 triliun berdasarkan laporan hasil audit penghitungan kerugian keuangan negara perkara dugaan tindak pidana korupsi tata niaga komoditas timah.

    Pada wilayah izin usaha pertambangan IUP PT Timah tahun 2015 sampai dengan tahun 2022 dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia.

    Atas hal itu Hendry Lie didakwa melanggar Pasal 2 ayat 1 juncto Pasal 18 UU Nomor 1999 tentang Pemberantasan Tipikor juncto Pasal 55 ayat 1 Ke-1 KUHP.

  • Investasi Minerba Capai US,7 Miliar, MIND ID Pacu Hilirisasi untuk Dukung Ekonomi Nasional

    Investasi Minerba Capai US$7,7 Miliar, MIND ID Pacu Hilirisasi untuk Dukung Ekonomi Nasional

    Jakarta (beritajatim.com) – Sektor mineral dan batu bara (minerba) terus menunjukkan perannya sebagai pilar utama investasi di Indonesia.

    Hilirisasi menjadi kunci dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, membuka lapangan kerja, serta memperkuat daya saing industri nasional di pasar global.

    Sebagai BUMN Holding Industri Pertambangan, MIND ID terus mengokohkan posisinya sebagai tulang punggung hilirisasi nasional. Investasi besar dialokasikan untuk mempercepat industrialisasi sektor minerba demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), investasi sektor minerba nasional pada 2024 mencapai US$7,7 miliar, menjadikannya sektor investasi terbesar kedua setelah minyak dan gas yang memperoleh US$17,5 miliar.

    Sejalan dengan tren positif ini, Grup MIND ID telah menggelontorkan dana sebesar US$6 miliar (sekitar Rp90,6 triliun, asumsi kurs Rp15.100 per USD) sejak 2019 hingga 2024 untuk mendukung hilirisasi mineral serta pengembangan industri berbasis sumber daya alam.

    Target Investasi 2025: Lima Proyek Strategis Nasional

    Pada 2025, MIND ID menyiapkan alokasi investasi sebesar Rp20,6 triliun untuk lima proyek strategis yang bertujuan menjadi motor pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional maupun daerah.

    Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, menegaskan bahwa investasi ini diarahkan untuk memperkuat hilirisasi, menciptakan industri turunan yang berkelanjutan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Kami percaya bahwa hilirisasi adalah kunci bagi masa depan industri minerba Indonesia. Dengan investasi yang tepat, sektor ini mampu menjadi tulang punggung bagi kemajuan ekonomi nasional, khususnya dalam meningkatkan nilai tambah, membuka lapangan kerja, serta memperkuat kedaulatan industri nasional,” ujarnya, Senin (24/2/2025).

    Proyek Hilirisasi MIND ID 2025:
    1. Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat:  Mengintegrasikan rantai pasok industri aluminium Indonesia sekaligus mengurangi ketergantungan impor bahan baku alumina.

    2. Smelter Aluminium Baru oleh INALUM: Dengan kapasitas produksi 600 ribu ton aluminium per tahun, mendukung swasembada aluminium nasional.

    3. Pengembangan Nikel di Halmahera Timur:  Pembangunan smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) serta fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik nasional.

    4. Smelter Tembaga dan Precious Metal Refinery (PMR) di Gresik, Jawa Timur: Dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir kuartal ketiga 2025, mendukung pemurnian tembaga dan logam berharga lainnya.

    5. Pengembangan Infrastruktur Batu Bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan: PT Bukit Asam Tbk bermitra dengan PT Kereta Api Indonesia dan memanfaatkan jalur sungai untuk meningkatkan efisiensi distribusi batu bara.

    Komitmen MIND ID terhadap Hilirisasi dan Keberlanjutan

    MIND ID tidak hanya berfokus pada pertumbuhan bisnis, tetapi juga memastikan dampak ekonomi dan sosial yang lebih luas bagi masyarakat.

    “Kami optimistis bahwa proyek strategis yang dijalankan MIND ID akan memberikan manfaat besar bagi negara, serta mendukung sektor industri turunan. Hilirisasi adalah kunci menuju masa depan industri yang lebih berdaulat,” pungkas Heri Yusuf.

    Dengan investasi yang terarah dan berkelanjutan, sektor minerba Indonesia diharapkan mampu terus berkontribusi pada ketahanan ekonomi nasional serta mendukung transformasi industri berbasis sumber daya alam. (ted)

  • Menteri Bahlil Jelaskan Soal Ekspor Konsentrat Amman Mineral

    Menteri Bahlil Jelaskan Soal Ekspor Konsentrat Amman Mineral

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan PT Amman Mineral Nusa Tenggara belum mengajukan perpanjangan ekspor konsentrat tembaga.

    Adapun anak usaha PT Amman Mineral International Tbk (AMAN) itu sebelumnya meminta fleksibilitas atau perpanjangan ekspor di hadapan Komisi VII DPR RI. Perusahaan berdalih proses commissioning smelter berjalan lambat, sehingga kapasitas operasi baru mencapai 48%.

    Permintaan perpanjangan ekspor konsentrat tembaga oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara juga seiring dengan pengajuan hal yang sama oleh PT Freeport Indonesia (PTFI).

    Terkait hal ini, Bahlil menegaskan Amman hingga saat ini belum mengajukan permintaan perpanjangan ekspor secara resmi.

    “Sampai dengan sekarang yang mengajukan Freeport. [Amman] belum,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, akhir pekan lalu (21/2/2025).

    Permintaan perpanjangan izin ekspor tembaga dari Amman diajukan langsung oleh Presiden Direktur Amman Mineral Rachmat Makkasau dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (19/2/2025).

    Dia mengatakan proses commissioning berjalan lambat lantaran pihaknya melakukan berbagai upaya untuk memastikan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Apalagi, smelter merupakan teknologi baru bagi Amman yang memang sangat berbeda dengan kemampuan perusahaan sebagai penambang.

    “Dengan itu kami juga berharap dapat diberikan fleksibilitas untuk melakukan ekspor mengingat banyaknya ketidakpastian dalam proses commissioning ini,” ungkapnya.

    Dia menjelaskan, saat ini, smelter yang dibangun oleh Amman baru mencapai kapasitas operasi sekitar 48%. Padahal, smelter yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat itu memiliki kapasitas pengolahan 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun, dengan target produksi 220.000 ton katoda tembaga.

    Lampu Hijau untuk Freeport

    Sementara itu, terkait izin perpanjangan ekspor konsentrat tembaga bagi Freeport, Bahlil telah memberikan lampu hijau. Dia mengatakan akan kembali mengizinkan PTFI melakukan ekspor konsentrat tembaga hingga Juni 2025.

    Pemerintah sendiri sebelumnya telah melarang ekspor tembaga bagi perusahaan dalam negeri per 31 Desember 2024.

    Perpanjangan izin ekspor tersebut diberikan lantaran terjadi insiden kebakaran pada pabrik asam sulfat di smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik JIIPE, Jawa Timur, pada Oktober 2024 lalu tak lama setelah diresmikan.

    Setelah melakukan penyidikan mendalam, Bahlil menyatakan bahwa kebakaran tersebut merupakan force majeure sehingga pemerintah memutuskan untuk memberikan kembali ekspor konsentrat yang diproduksi Freeport tersebut.

    Namun, pemerintah akan mematok tarif bea keluar lebih tinggi kepada Freeport untuk ekspor hingga Juni 2025.

    “Untuk ekspornya kita memberikan pajak ekspor yang maksimal, saya lupa [berapa persen], tapi yang jelas maksimal, dan ini sudah dibicarakan dengan Kementerian Keuangan karena kewenangan ini melibatkan lintas kementerian, bukan hanya ESDM,” kata Bahlil.

    Bahlil menegaskan bahwa keputusan yang diambil lewat rapat terbatas kemarin telah mempertimbangkan kepentingan negara, perusahaan, dan masyarakat. Alhasil, pemerintah akan memperpanjang izin ekspor hingga Freeport selesai memperbaiki pabrik tersebut.

    “Saya sudah meminta Pak Tony Wenas [Presiden Direktur PTFI] untuk menandatangani pernyataan di atas materai dan dinotariskan agar kalau sampai bulan Juni pun tidak selesai maka dia akan mendapatkan sanksi, diberikan sanksi,” terangnya.