Produk: sembako

  • Sebanyak 9.835 Unit Koperasi Desa Merah Putih telah Terbentuk

    Sebanyak 9.835 Unit Koperasi Desa Merah Putih telah Terbentuk

    Jakarta (beritajatim.com) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan, pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) merupakan implementasi dari Keputusan Presiden (Keppres) No. 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan Komdes Merah Putih. Hingga 8 Mei 2025, tercatat 9.835 unit Kopdes telah terbentuk dan akan terus bertambah seiring percepatan pelaksanaan di lapangan.

    Menurutnya, Indonesia saat ini memiliki lebih dari 130 ribu koperasi, namun banyak di antaranya stagnan. Dalam skema baru, koperasi lama dapat dikonversi menjadi Kopdes atau dibentuk yang baru, bergantung pada hasil Musyawarah Desa Khusus (Musdesus).

    Kopdes ditargetkan dapat mulai beroperasi secara penuh dan diluncurkan secara resmi pada 28 Oktober 2025, bertepatan dengan momentum Hari Sumpah Pemuda. Setiap unit koperasi akan memperoleh plafon pembiayaan awal hingga Rp3 miliar, bukan dalam bentuk hibah, melainkan pinjaman bergulir yang dikelola secara profesional dan berkelanjutan.

    “Jadi ini plafon dan bukan bantuan. Karena koperasi nanti akan dibina dan dibimbing. Makanya ada satgas, dikasih pekerjaan, dikasih usaha, dan seterusnya harus dibina. Dari keuntungannya itulah baru nanti membayar angsuran dari pinjaman, dari Himbara itu,” kata Zulhas, sapaan Zulkifli, Jumat (9/5/2025).

    Dia menekankan, kopdes juga akan menjadi titik distribusi utama bagi berbagai bantuan pemerintah seperti pupuk, tabung gas, dan sembako, serta berperan sebagai perpanjangan tangan lembaga keuangan melalui kemitraan dengan BRI dan BNI. Melalui fungsi simpan pinjam yang diawasi, Kopdes diyakini mampu menekan praktik pinjaman ilegal (pinjol) dan rentenir yang selama ini meresahkan warga desa.

    “Koperasi ini dibentuk untuk memotong rantai pasok yang panjang. Jadi Kopdes bisa menyalurkan sembako dari produsen langsung ke Kopdes, jadi nanti pasokan yang panjang dipotong,” ujar Zulhas. [hen/ian]

  • Puluhan Desa di Bondowoso Bersiap Bentuk Koperasi Merah Putih, Tapi…

    Puluhan Desa di Bondowoso Bersiap Bentuk Koperasi Merah Putih, Tapi…

    Bondowoso (beritajatim.com) – Puluhan desa di Kabupaten Bondowoso mulai bergerak membentuk Koperasi Merah Putih sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang percepatan pembentukan koperasi desa dan kelurahan.

    Namun, di tengah semangat pendirian koperasi ini, sejumlah tantangan muncul. Di antaranya potensi tumpang tindih dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) hingga belum adanya dukungan dana dari pemerintah pusat karena regulasi yang masih dalam proses finalisasi.

    Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Bondowoso, Aries Agung Sungkowo melalui Kabid Penataan dan Kerjasama Desa, Lukman Zafata menjelaskan, pembentukan koperasi dilakukan melalui musyawarah desa (musdes). Forum ini akan membahas struktur organisasi, keanggotaan minimal 20 orang, sumber modal, serta jenis usaha utama koperasi.

    “Kegiatan usahanya bisa meliputi cold storage, apotek atau toko obat desa, gerai klinik desa, simpan pinjam, sembako, pergudangan, logistik, hingga gerai kantor koperasi,” ujar Lukman pada Jumat (9/5/2025).

    Terkait kekhawatiran tumpang tindih dengan BUMDes, Lukman menegaskan bahwa secara kelembagaan keduanya berbeda. BUMDes merupakan milik pemerintah desa yang dibiayai dari APBDes, sedangkan Koperasi Merah Putih adalah milik masyarakat dan dibiayai dari iuran anggota.

    “Administrasi tidak berbenturan. Justru bisa kolaborasi. Ini saling memperkuat,” tegasnya.

    Tantangan utama lainnya adalah pendanaan. Hingga saat ini, koperasi belum mendapatkan suntikan modal dari pemerintah pusat. Modal awal hanya berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela anggota.

    “Untuk saat ini belum ada bantuan modal dari pusat karena regulasinya masih digodok oleh 13 kementerian,” terang Lukman.

    Desa hanya diperkenankan mengalokasikan maksimal tiga persen dari dana desa untuk fasilitasi pembentukan koperasi, seperti biaya musdes dan akta notaris. “Untuk modal usaha belum boleh. Itu nanti tergantung regulasi pusat,” tambahnya.

    Langkah awal pembentukan koperasi dimulai dengan mengundang perwakilan dari 46 desa di 23 kecamatan dalam sosialisasi yang digelar Selasa (6/5/2025). Sebelumnya, seluruh camat juga telah mendapatkan pemaparan dasar pembentukan koperasi pada 29 April 2025.

    “Tidak semua desa kami undang langsung. Minimal dua desa per kecamatan, agar bisa getuk tular ke desa lain,” kata Lukman.

    Musyawarah desa untuk pembentukan koperasi dijadwalkan dimulai pada 14 Mei 2025. Koperasi akan memiliki minimal lima orang pengurus dan tiga orang pengawas. Pengurus akan menerima gaji, sedangkan anggota mendapat bagian dari Sisa Hasil Usaha (SHU).

    Syarat kepengurusan juga cukup ketat. Tidak boleh ada hubungan darah atau semenda satu derajat antar pengurus dan pengawas. Kepala desa akan otomatis menjadi ketua pengawas koperasi secara ex officio.

    “Kami juga tengah menyiapkan narasumber kabupaten untuk memberikan pembekalan kepada calon pengurus koperasi,” ungkap Lukman.

    Di tingkat pusat, angin segar mulai terasa. Koperasi Merah Putih diwacanakan bakal mendapat akses pinjaman dari Himpunan Bank Negara (Himbara) dalam tahap lanjutan implementasi Inpres. [awi/beq]

  • Pemerintah Bentuk Kopdes, Upaya Putus Mata Rantai Tengkulak dan Rentenir di Desa – Halaman all

    Pemerintah Bentuk Kopdes, Upaya Putus Mata Rantai Tengkulak dan Rentenir di Desa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah terus mendorong transformasi ekonomi desa dengan membentuk Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyatakan bahwa Kopdes hadir untuk memutus dominasi tengkulak dan rentenir yang selama ini membebani masyarakat desa, sekaligus mempercepat distribusi kebutuhan pokok melalui pemangkasan rantai pasok.

    Dalam rapat bersama Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (8/5), Zulhas menegaskan bahwa pembentukan Kopdes merupakan implementasi dari Keputusan Presiden (Keppres) No. 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan Koperasi Desa Merah Putih. Hingga 8 Mei 2025, tercatat 9.835 unit Kopdes telah terbentuk dan akan terus bertambah seiring percepatan pelaksanaan di lapangan.

    “Koperasi ini dibentuk untuk memotong rantai pasok yang panjang. Jadi Kopdes bisa menyalurkan sembako dari produsen langsung ke Kopdes, jadi nanti pasokan yang panjang dipotong,” ujar Zulhas.

    Kopdes juga akan berperan sebagai pusat distribusi utama untuk berbagai bantuan pemerintah, termasuk pupuk, tabung gas, dan sembako, serta menjadi mitra lembaga keuangan seperti BRI dan BNI. Dengan adanya fungsi simpan pinjam yang terpantau, Kopdes diharapkan dapat membantu menekan maraknya praktik pinjaman ilegal (pinjol) maupun rentenir yang selama ini meresahkan masyarakat desa.

    “Juga akan memotong selain rantai pasok juga akan memotong rentenir-rentenir, pinjol karena ada BNI di situ. Kemudian juga akan menghilangkan tengkulak-tengkulak. Jadi langsung dari pusat seperti pupuk, koperasi-koperasi langsung kepada rakyat. Sehingga tengkulak-tengkulak akan habis,” lanjutnya.

    Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 130 ribu koperasi, namun banyak yang mengalami stagnasi. Melalui skema baru, koperasi-koperasi lama bisa dikonversi menjadi Kopdes atau dibentuk ulang sebagai unit baru, sesuai hasil Musyawarah Desa Khusus (Musdesus). Untuk mempercepat pelaksanaan program ini di tingkat nasional, pemerintah juga telah membentuk Satgas Kopdes dengan Zulhas sebagai ketuanya.

    Kopdes ditargetkan dapat mulai beroperasi secara penuh dan diluncurkan secara resmi pada 28 Oktober 2025, bertepatan dengan momentum Hari Sumpah Pemuda. Setiap unit koperasi akan memperoleh plafon pembiayaan awal hingga Rp3 miliar, bukan dalam bentuk hibah, melainkan pinjaman bergulir yang dikelola secara profesional dan berkelanjutan.

    “Jadi ini plafon dan bukan bantuan. Karena koperasi nanti akan dibina dan dibimbing. Makanya ada satgas, dikasih pekerjaan, dikasih usaha, dan seterusnya harus dibina. Dari keuntungannya itulah baru nanti membayar angsuran dari pinjaman, dari Himbara itu,” tutup Zulhas. (*)

  • Ekonomi RI Melambat, Pengamat Ingatkan Risiko Serius dari Konsumsi Lesu dan Belanja Negara Seret – Halaman all

    Ekonomi RI Melambat, Pengamat Ingatkan Risiko Serius dari Konsumsi Lesu dan Belanja Negara Seret – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat Ekonomi dan Dosen Binus University, Doddy Ariefianto, memberikan peringatan atas lemahnya konsumsi domestik yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

    Ia menekankan bahwa konsumsi rumah tangga adalah faktor kunci dalam memperkuat fondasi ekonomi, dan bila tidak ditangani, hal ini bisa memperburuk situasi perekonomian nasional.

    Pada kuartal I-2025, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 4,9 persen secara tahunan. Namun, angka ini terbilang rendah, dengan konsumsi rumah tangga hanya tumbuh di bawah 5 persen. Di sisi lain, meskipun investasi barang modal mengalami peningkatan sebesar 2,1 persen, belanja pemerintah justru tercatat terkoreksi -1,4 persen.

    “Lemahnya spending rumah tangga ini perlu menjadi warning. Kami butuh dukungan stimulus fiskal dan moneter agar ekonomi dapat kembali bergairah,” jelas Doddy dalam keterangan persnya pada Kamis (8/5/2025).

    Ariefianto juga menyoroti perlunya percepatan pengeluaran atau belanja pemerintah.

    Ia menjelaskan bahwa pola kontraksi belanja pemerintah di awal tahun adalah fenomena berulang yang disebabkan oleh proses birokrasi anggaran.

    “Memang dari dulu, setiap kuartal pertama itu pemerintah selalu negatif karena proses birokrasi. Kuartal pertama biasanya baru memulai proses pengadaan, seperti feasibility study dan pitching. Biasanya baru berkembang pesat di kuartal 3-4,” ujar Ariefianto.

    Meski begitu, pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di tengah tekanan inflasi global. Hal ini terbukti dengan terkendalinya daya beli masyarakat dan inflasi bahan pangan, yang tetap berada dalam batas yang dapat dikendalikan.

    “Mengapresiasi upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas sembako, namun langkah ini belum cukup karena elastisitas konsumsi bahan pokok yang rendah,” kata Ariefianto.

    Ia juga menekankan bahwa meskipun investasi barang modal menunjukkan kenaikan terbatas, hal ini sejalan dengan siklus pengadaan barang pemerintah, yang memang lebih dominan pada kuartal pertama.

    Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 mencapai 4,87 persen.

    Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyebutkan bahwa angka tersebut dihitung berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada harga berlaku sebesar Rp 5.665,9 triliun dan pada harga konstan sebesar Rp 3.264,5 triliun.

    “Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 adalah 4,87 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya,” kata Amalia dalam konferensi pers pada Senin (5/5/2025).

    Amalia juga menyampaikan bahwa pelambatan ekonomi ini mengikuti pola yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, di mana pertumbuhan ekonomi kuartal pertama cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kuartal keempat tahun sebelumnya.

    “Secara quartal to quartal, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya di setiap kuartal ke satu itu relatif selalu lebih rendah dibandingkan dengan kuartal keempat tahun sebelumnya,” ungkap dia.
     

  • Prabowo Teken Keppres Satgas Kopdes Merah Putih, Ferry Juliantono jadi Ketua Pelaksanaan Harian – Halaman all

    Prabowo Teken Keppres Satgas Kopdes Merah Putih, Ferry Juliantono jadi Ketua Pelaksanaan Harian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto resmi mengesahkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih dalam Sidang Kabinet Terbatas di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/5/2025).

    Keppres ini menandai langkah strategis pemerintah untuk mempercepat pembangunan ekonomi berbasis desa melalui koperasi, dengan melibatkan kementerian terkait dan pemerintah daerah secara menyeluruh.

    Dalam Keppres tersebut, Wakil Menteri Koperasi dan UKM (Wamenkop) Ferry Juliantono ditunjuk sebagai Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes Merah Putih. Sementara, Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi menduduki posisi Wakil Ketua I. 

    Dengan struktur ini, Kementerian Koperasi dan UKM menjadi sektor utama yang memimpin pelaksanaan kebijakan strategis pembentukan Kopdes Merah Putih secara nasional.

    Ferry menyampaikan, proses musyawarah desa khusus untuk pembentukan Kopdes akan digencarkan pada Mei ini di berbagai wilayah.

    “Kita perkirakan akan mencapai 30 ribuan kopdes yang akan terbentuk,” ungkap Wamenkop Ferry usai sidang kabinet terbatas.

    Lebih lanjut, Ferry mengungkapkan bahwa dalam sidang tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani telah menyetujui skema pembiayaan yang akan mendukung program ini. 

    “Perkiraan pada Oktober mendatang, Presiden Prabowo menargetkan 1 tahun ini kopdes mulai operasional secara bertahap,” tutur Ferry.

    Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes Merah Putih memiliki sejumlah mandat penting, di antaranya adalah memastikan pembentukan 80 ribu Kopdes/Kel Merah Putih di seluruh Indonesia. Satgas juga bertugas merumuskan dan menetapkan petunjuk pelaksanaan serta teknis operasional koperasi desa ini, termasuk pemetaan potensi ekonomi tiap desa dan kelurahan sebagai dasar pendirian koperasi.

    Selain itu, Satgas akan mengoordinasikan pendampingan Kopdes/Kel dari sisi kelembagaan, usaha, serta penguatan sumber daya manusia.

    Dalam jangka panjang, Satgas ini bertanggung jawab atas pengembangan rencana bisnis koperasi desa yang meliputi layanan simpan pinjam, penyediaan sembako, fasilitas kesehatan seperti klinik dan apotek, serta infrastruktur pendukung seperti cold storage dan logistik desa.

    Dengan dikeluarkannya Keppres ini, pemerintah menargetkan percepatan pembentukan koperasi desa melalui pendirian, pengembangan, hingga revitalisasi koperasi yang telah ada, guna menciptakan kemandirian ekonomi desa secara berkelanjutan.

    Satgas juga diberi wewenang menyelesaikan hambatan di lapangan dengan cepat, agar pelaksanaan program berjalan efektif.

    Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk memperkuat ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan desa, koperasi, dan pelibatan masyarakat lokal dalam pembangunan nasional. Program Kopdes Merah Putih diharapkan menjadi pilar transformasi ekonomi desa yang terstruktur, produktif, dan inklusif.

  • Zulhas Klaim 9.835 Koperasi Desa Merah Putih Sudah Terbentuk

    Zulhas Klaim 9.835 Koperasi Desa Merah Putih Sudah Terbentuk

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan perkembangan signifikan dalam percepatan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes).

    Usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto, Zulkifli menjelaskan bahwa hampir 10.000 Kopdes telah terbentuk dan dirancang sebagai ujung tombak ekonomi di tingkat desa dan kelurahan. 

    “Sehingga sudah terbentuk sampai tadi [Kamis] sore 9.835 Kopdes. Sampai tadi sore, karena tiap hari berkembang terus,” katanya dalam konferensi pers di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (8/5/2025).

    Lebih lanjut, dia menambahkan, percepatan pembentukan koperasi ini mengacu pada arahan dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 9/2025 soal Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

    Menurut Zulkifli, koordinasi lintas kementerian dan kunjungan lapangan telah dilakukan intensif.

    “Kami sudah sepuluh kali rakor, tujuh di Menko Pangan, tiga di lapangan. Selain kementerian juga jalan masing-masing,” ungkapnya.

    Zulkifli menjelaskan tujuan utama pembentukan koperasi ini yakni untuk memotong rantai pasok yang panjang. Sehingga, peran badan ini bisa menyalurkan sembako dari produsen langsung ke Kopdes.

    Selain sembako, Kopdes juga akan menjadi saluran distribusi berbagai kebutuhan dasar lainnya.

    “Nanti koperasi ini yang akan menyalurkan seperti pupuk, tabung gas, kemudian sembako, kemudian nanti bantuan-bantuan pemerintah semua sampai ke Kopdes. Kerja sama-sama pos, kemudian Kopdes yang menyalurkan kepada masyarakatnya,” paparnya.

    Fungsi Kopdes tak berhenti di sana. Dia juga akan memiliki layanan keuangan dan simpan pinjam, bekerja sama dengan bank milik negara.

    “Jadi ada ongkosnya, sekaligus juga menjadi BRI Link dan BNI. Bisa di situ ada simpan pinjam,” imbuhnya.

    Di sisi lain, Zulhas mengatakan bahwa keberadaan Kopdes juga ditujukan untuk mengatasi persoalan klasik di pedesaan yakni ketergantungan pada rentenir dan tengkulak.

    “Juga akan memotong selain rantai pasok, juga akan memotong rentenir-rentenir, pinjol, karena ada BRI di situ. Kemudian juga akan menghilangkan tengkulak-tengkulak. Jadi langsung dari pusat seperti pupuk koperasi-koperasi langsung kepada rakyat. Sehingga tengkulak-tengkulak akan habis,” tegasnya.

    Meskipun saat ini sudah ada sekitar 130.000 koperasi di Indonesia, tetapi Zulkifli menilai banyak yang stagnan. Oleh karena itu, dia menegaskan ke depan akan ada pembentukan kopdes baru, selain menjadikan koperasi lama sebagai koperasi desa. 

    “Nanti terserah kepada MUSDESUS apakah yang lama atau bikin baru, terserah kepada mereka. Atau kerja sama silakan saja,” pungkas Zulhas.

  • Koperasi Desa Merah Putih Di-Launching 28 Oktober 2025

    Koperasi Desa Merah Putih Di-Launching 28 Oktober 2025

    Koperasi Desa Merah Putih Di-Launching 28 Oktober 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menko Bidang Pangan
    Zulkifli Hasan
    (Zulhas) menyebut
    Koperasi Desa Merah Putih
    akan di-
    launching
    pada 28 Oktober 2025.
    Hal tersebut disampaikan Zulhas usai rapat bersama Presiden RI
    Prabowo Subianto
    di Istana, Jakarta, Kamis (8/5/2025).
    “Target nanti 28 Oktober akan di-
    launching
    , sekaligus operasional koperasi-koperasi yang ada di desa-desa itu,” ujar Zulhas.
    Zulhas memaparkan alasan pemerintah membentuk Koperasi Desa Merah Putih.
    Salah satunya adalah untuk memotong rantai pasok yang panjang.
    “Jadi, dia nanti Kopdes itu bisa menyalurkan sembako dari produsen langsung ke Kopdes,” jelasnya.
    Lalu, kata Zulhas, Koperasi Desa Merah Putih nantinya dapat menyalurkan kebutuhan masyarakat desa, mulai dari pupuk, sembako, hingga tabung gas.
    Koperasi Desa Merah Putih juga akan menjadi penyalur bantuan yang berasal dari pemerintah kepada masyarakat.
    “Kemudian nanti bantuan-
    bantuan pemerintah
    semua sampai ke Kopdes, kerja sama-sama pos, kemudian Kopdes yang menyalurkan kepada masyarakatnya,” kata Zulhas.
    Sementara itu, Koperasi Desa Merah Putih juga disebut dapat menjadi lembaga simpan pinjam dengan menggandeng BRI dan BNI.
    Dengan begitu, selain memberantas para tengkulak, keberadaan Koperasi Desa Merah Putih juga akan menghapus rentenir yang mencekik masyarakat kecil.
    “Selain rantai pasok, juga akan memotong rentenir-rentenir, pinjol. Karena ada BRI di situ. Kemudian juga akan menghilangkan tengkulak-tengkulak, jadi langsung dari pusat seperti pupuk koperasi-koperasi langsung kepada rakyat. Sehingga tengkulak-tengkulak akan habis,” imbuh Zulhas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 80.000 Koperasi Desa Merah Putih Siap Meluncur, Ini Tanggal Mainnya

    80.000 Koperasi Desa Merah Putih Siap Meluncur, Ini Tanggal Mainnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan Koperasi Desa Merah Putih akan diluncurkan pada bulan Oktober mendatang. Saat ini sudah ada 9.835 koperasi desa merah putih yang terbangun dari target 80.000.

    “Target nanti 28 Oktober akan di-launching (diluncurkan) sekaligus operasi Koperasi-Koperasi yang ada di desa itu,” kata Zulhas.

    Zulhas menjelaskan nantinya Koperasi Desa Merah Putih ini akan memotong rantai pasok yang panjang hingga ke desa. Selain menyalurkan sembako langsung dari produsen, koperasi ini juga akan dipergunakan sebagai penyaluran bantuan pemerintah seperti pupuk bersubsidi, hingga gas elpiji.

    “Sekaligus juga menjadi BRI Link dan BNI, di situ bisa simpan pinjam juga akan memotong selain pasok juga memotong rentenir-rentenir dan pinjol,” kata Zulhas.

    Selain itu menurut Zulhas saat ini ada 130 ribu koperasi yang kondisinya stagnan. Nantinya melalui Musyawarah Desa Khusus bisa mengusulkan untuk diubah menjadi Koperasi Desa Merah Putih.

    Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengungkapkan targetnya pada Juni 80.000 Koperasi Desa Merah Putih sudah selesai terkait legalitasnya. Namun dioperasikan pada Oktober mendatang.

    “Oktober itu operasional, legalitas Juni sudah selesai semua,” katanya.

    Ia menjelaskan nantinya pengurus maupun ex-officio sebagai ketua pengawas koperasi ini berasal dari Musyawarah Daerah Khusus (Musdesus). Budi mengklaim antusiasme nya juga sudah cukup tinggi, dari laporan Musdesus yang dilakukan di banyak desa.

    “Ini sudah antusiasme tinggi, ini makanya saya yakin akhir bulan ini bisa sekitar 50.000 – 60.000 bahkan dalam waktu cepat itu bisa 80.000 antusiasme tinggi di seluruh daerah,” kata Budi.

    (dce)

  • Kopdes Merah Putih Diluncurkan 28 Oktober, Ini Bocorannya

    Kopdes Merah Putih Diluncurkan 28 Oktober, Ini Bocorannya

    Jakarta

    Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih bakal dibentuk di seluruh desa. Rencananya, Kopdes Merah Putih yang akan diluncurkan pada 28 Oktober 2025.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan saat ini sudah terbentuk 9.835 unit Kopdes Merah Putih. Targetnya adalah 80 ribu unit Kopdes Merah Putih.

    “Ditarget nanti 28 Oktober akan di-launching sekaligus operasional koperasi-koperasi yang ada di desa-desa itu,” ujar pria yang biasa disapa Zulhas itu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2025).

    Zulhas menjelaskan ada beberapa hal yang bakal dijalankan di Kopdes Merah Putih. Pertama, koperasi akan menjadi opsi untuk memotong rantai pasok panjang untuk kebutuhan pokok masyarakat.

    Kedua, Kopdes Merah Putih akan menyalurkan sederet barang-barang yang disubsidi pemerintah. Misalnya saja pupuk atau tabung gas LPG. Dengan begitu, praktik tengkulak pun akan berkurang.

    “Kopdes itu bisa menyalurkan sembako dari produsen langsung Kopdes. Jadi nanti pasokan yang panjang dipotong. Jadi langsung dari pusat seperti pupuk koperasi-koperasi langsung kepada rakyat sehingga tengkulak-tengkulak akan habis,” beber Zulhas.

    Ketiga, bantuan sosial juga bakal disalurkan lewat Koperasi Desa kepada masyarakat. Pihaknya akan bekerja sama dengan PT Pos Indonesia untuk menyalurkan bansos kepada masyarakat.

    “Nanti bantuan-bantuan pemerintah semua sampai Kopdes, dia akan kerja sama, sama PT Pos, kemudian Kopdes yang menyalurkan kepada masyarakatnya,” papar Zulhas.

    Kopdes Merah Putih juga menjadi solusi inklusi keuangan di tengah masyarakat desa. Sebab, setiap Koperasi Merah Putih akan menjadi agen BRILink dan BNI46, layanan keuangan modular milik bank BUMN.

    Setiap koperasi juga akan memiliki layanan simpan pinjam, sehingga praktik rentenir atau lintah darat bisa berkurang pesat. Selain itu masyarakat juga bisa terhindar dari pinjaman online.

    “Bisa di situ ada simpan pinjam juga akan memotong selain rantai pasok Juga akan memotong rentenir-rentenir, pinjol, karena ada BRI di situ,” pungkas Zulhas.

    (hal/hns)

  • Ada Kabar Buruk! GS Supermarket Tumbang dan Mau Tutup Total

    Ada Kabar Buruk! GS Supermarket Tumbang dan Mau Tutup Total

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah kabar dari tutupnya beberapa gerai Lulu Hypermarket, kini giliran supermarket asal Korea Selatan yakni GS Supermarket yang juga terancam tutup. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin membenarkan kabar dari tutupnya GS Supermarket.

    “Benar, karena kondisinya yang tidak memungkinkan, terpaksa GS Supermarket harus menutup gerainya,” kata Solihin kepada CNBC Indonesia, Kamis (7/5/2025).

    Pihaknya mengatakan hal ini karena efek dari lesunya daya beli masyarakat ditambah dengan kondisi ekonomi di Indonesia yang memang mengkhawatirkan.

    “Mereka terpaksa tutup ya karena kondisinya demikian, daya beli masyarakat masih lesu, ekonomi Indonesia juga mengkhawatirkan,” ungkapnya lagi.

    Foto: GS Supermarket. (detikcom/Grandyos Zafna)
    GS Supermarket. (detikcom/Grandyos Zafna)

    Solihin pun menambahkan kini masyarakat lebih selektif untuk membeli barang-barang, sehingga mereka cenderung membeli barang paling penting seperti sembako atau kebutuhan sehari-sehari.

    “Masyarakat sekarang makin selektif untuk berbelanja, ya paling kebutuhan sehari-hari saja,” pungkasnya.

    Sebelumnya, peritel asal Korea Selatan ini dikabarkan akan menutup semua gerainya di Indonesia, di mana supermarket ini hanya akan beroperasi hingga 31 Mei mendatang.

    Hal ini menambah daftar supermarket atau hypermarket yang tutup di Indonesia. Penutupan gerai GS Supermarket terjadi setelah peritel asal Timur Tengah yakni Lulu Hypermarket juga telah menutup beberapa gerainya dalam beberapa waktu terakhir.

    (chd/wur)