Produk: sembako

  • Bentuk Koperasi Merah Putih, Pemkot Surabaya Janji Tak Matikan Pedagang Kecil

    Bentuk Koperasi Merah Putih, Pemkot Surabaya Janji Tak Matikan Pedagang Kecil

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Surabaya menegaskan pembentukan Koperasi Merah Putih di 154 kelurahan bukan untuk menyaingi pedagang kecil atau mematikan usaha pertokoan warga yang sudah ada.

    Koperasi ini akan fokus pada potensi lokal setiap kelurahan dan menjalankan perdagangan besar sesuai klasifikasi KBLI 46, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk pelaku usaha di sekitarnya.

    Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Reza Fahreddy, mengatakan kebijakan ini diambil berdasarkan hasil pemetaan kondisi lapangan.

    Dia menyebutkan bahwa Kota Surabaya bukan termasuk daerah penghasil, namun memiliki potensi besar dalam penguatan ekosistem pemasaran.

    “Surabaya itu kan bukan daerah penghasil. Kalau arahan dari (pemerintah) pusat di daerah, di desa, itu memang arahannya perdagangan potensi asli, pertanian dan macam-macam. Jadi kalau kita itu kan potensinya pemasaran. Oleh sebab kita bekerjasama dengan beberapa daerah penghasil,” kata Reza ditemui beritajatim.com, Senin (19/5/2025).

    Reza menjelaskan bahwa melalui Koperasi Merah Putih ini, pemkot menjalin kerjasama dengan beberapa daerah penghasil untuk memenuhi pasokan bahan pokok dan kebutuhan lain dalam jumlah besar, yang kemudian dipasarkan dengan harga terjangkau.

    “Kemarin dalam forum APEKSI kita sudah menginisiasi kerjasama ini dengan beberapa daerah penghasil untuk kebutuhan Koperasi Merah Putih ini. Dengan penandatanganan PKS (perjanjian kerjasama) kami menggandeng Rengel, Tuban untuk kebutuhan produksi beras dan pupuk, dari Pasuruan kita meminta produksi mangga, dan Mojokerto untuk pemenuhan sembako,” ungkapnya.

    Hasil kerjasama ini kemudian dipasarkan di gerai Koperasi Merah Putih untuk menyuplai toko retail, toko kelontong, dan kebutuhan UKM di wilayah kelurahan.

    “Contohnya di Koperasi Merah Putih Tambakrejo. Itu kita setting KBLInya di 46, untuk jenis pedagang besar. Karena supaya tidak mematikan toko-toko kecil yang lain. Dan posisinya Koperasi ini menjadi pemasok. Pemasok dari seluruh toko-toko kelontong kecil yang ada di sekitar kelurahan dengan harga murah,” tutupnya. [ram/beq]

  • Perkoperasian di Blitar Krisis, Pembentukan 248 Koperasi Merah Putih Justru Dikebut

    Perkoperasian di Blitar Krisis, Pembentukan 248 Koperasi Merah Putih Justru Dikebut

    Blitar (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar tengah mengebut pembentukan koperasi Merah Putih di 220 desa dan 28 kelurahan. Pemkab Blitar memang memiliki target 1 desa, 1 koperasi merah putih.

    Sosialisasi tentang pembentukan koperasi Merah Putih itu pun langsung dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM (usaha kecil menengah) Kabupaten Blitar.

    Bahkan kini beberapa desa telah melakukan musyawarah khusus pembentukan Koperasi Merah Putih dengan pendampingan dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Blitar.

    Pembentukan koperasi Merah Putih ini memang jadi program prioritas pemerintah pusat, sehingga Pemerintah Kabupaten Blitar bergegas merealisasikannya.

    Targetnya pada akhir bulan Juni sudah ada koperasi Merah Putih yang diresmikan beroperasi.

    “Progresnya di kecamatan mulai mengundang kami tim kabupaten dalam rangka percepatan pembentukan koperasi merah putih, tiap hari ada 2 atau 3 yang melakukan pendampingan,” ungkap Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Blitar, Sri Wahyuni, Minggu (18/05/2025).

    Upaya percepatan pembentukan koperasi Merah Putih ini sebenarnya terasa cukup janggal. Pasalnya pada tahun 2024 kemarin Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Blitar telah merilis bahwa ada 446 koperasi yang kondisinya tidak aktif dan terancam dibubarkan.

    Bahkan pada tahun 2024 kemarin, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Blitar telah membubarkan 70 koperasi. Penyebabnya tentu karena koperasi tersebut tidak sehat hingga pailit alias merugi.

    Kondisi itu tentu menjadi kekhawatiran tersendiri untuk eksistensi koperasi Merah Putih yang akan dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Blitar di 248 desa/kelurahan. Namun Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Blitar optimis bahwa koperasi Merah Putih ini bisa eksis dan berjalan.

    “Harapan kami kalau sudah terbentuk (Koperasi Merah Putih) juga bisa berjalan sesuai yang diharapkan pemerintah,” imbuhnya.

    Sebanyak 248 unit koperasi Merah Putih yang ada di Kabupaten Blitar ini pun masih harus bersaing dengan 620 unit koperasi swasta. Bukan hanya itu sejatinya masih ada KUD (koperasi unit desa) yang juga akan menjadi pesaing koperasi Merah Putih tersebut.

    Saat ini tercatat masih ada 29 KUD yang aktif di Kabupaten Blitar. Namun, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Blitar memandang itu bukan sebagai saingan, namun justru jadi peluang untuk kolaborasi.

    “Itu nanti memang kalau koperasi Merah Putih sudah berjalan akan kami sandingkan bisa juga kerja sama kerana kan sama-sama punya badan hukum nanti bisa dikerjasamakan, misal KUD itu punya gudang bisa dikerjasamakan dengan koperasi Merah Putih,” tegasnya.

    Bentuk koperasi Merah Putih sendiri mencakup bidang yang luas, mulai dari sembako, kesehatan hingga pendanaan. Dengan dengan bidang usaha yang cukup variatif tersebut persaingan dengan koperasi swasta maupun KUD akan berjalan seru.

    “sesuai dengan Inpres (Instruksi Presiden) ada gerai sembako, apotek desa, klinik desa, kantor koperasi, food storage, maupun logistik,” bebernya.

    Di Tengah kekhawatiran dan tantangan tersebut, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Blitar dengan tegas mewajibkan pada awal Juli 2025 ini sudah harus ada koperasi Merah Putih yang terbentuk. Sehingga pada pertengah Juli 2025, koperasi Merah Putih tersebut bisa dilaunching sesuai dengan arahan pemerintah pusat.

    “Tapi tanggal 12 Juli tetap ada yang bisa di launching koperasi Merah Putihnya,” imbuhnya.

    Kini patut dinanti akankah target 248 koperasi Merah Putih tersebut bakal terbentuk semua pada tahun ini. Serta akankah koperasi Merah Putih yang terbentuk itu akan bisa eksis dan terus berjalan. (owi/ted)

  • Banjir Luapan Kali Gandong Rendam Lima Desa di Purwosari Bojonegoro, Satu Rumah Hanyut dan 9 Kambing Tewas

    Banjir Luapan Kali Gandong Rendam Lima Desa di Purwosari Bojonegoro, Satu Rumah Hanyut dan 9 Kambing Tewas

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Banjir akibat luapan Sungai Gandong kembali melanda wilayah Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, pada Sabtu pagi (17/5/2025). Hujan deras yang mengguyur sejak Jumat malam (16/5) menyebabkan air sungai meluap dan merendam permukiman, jembatan, serta fasilitas warga di lima desa.

    Kapolsek Purwosari IPTU Subeki melaporkan bahwa banjir mulai terjadi sejak pukul 05.00 WIB. Banjir merendam sejumlah rumah warga dengan ketinggian variasi antara 50 cm hingga 100 cm. Sementara saat ini banjir tersebut sudah surut. Warga sudah membersihkan material banjir yang masuk ke dalam rumah.

    “Luapan sungai terjadi setelah hujan deras turun sejak Jumat malam hingga Sabtu dini hari. Tidak ada korban jiwa, namun kerugian material cukup signifikan,” ungkapnya.

    Berikut sebaran dampak banjir di Kecamatan Purwosari:

    Desa Ngrejeng

    Sebanyak 16 rumah warga tergenang air. Selain itu, jembatan kayu penghubung Desa Ngrejeng dan Dusun Sogo, Desa Mojodelik Kecamatan Gayam, hanyut terbawa arus deras Sungai Gandong.

    Desa Tlatah

    Jembatan penghubung antara Desa Tlatah dan Mojodelik tergenang air, namun tidak terdapat kerusakan atau korban jiwa.

    Desa Punggur

    Banjir menggenangi Dusun Poncotan dan membuat sejumlah warga mengungsi ke tempat aman. Sebanyak 16 warga terdampak dengan rumah tergenang. Tidak ada korban jiwa dilaporkan.

    Desa Pojok

    Banjir turut menggenangi jembatan penghubung antara Desa Pojok dan Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam. Meski terdampak, tidak ada kerusakan atau korban jiwa di wilayah ini.

    Desa Purwosari

    Dampak terparah terjadi di Desa Purwosari, tepatnya di Dusun Sambong:

    Rumah milik Marjis, warga RT 07/RW 07, terendam air. Tujuh ekor kambing mati terjebak dalam rumah, sementara dua ekor berhasil diselamatkan oleh Kapolsek dengan berenang mengevakuasi. Rumah kayu milik Nurkayah, warga RT 01/RW 08, hanyut terbawa arus. Diperkirakan kerugian mencapai Rp20 juta.

    Petugas dari Polsek Purwosari dan BPBD Bojonegoro telah melakukan evakuasi, pendataan korban, dan menginventarisasi kerugian akibat banjir. Bantuan logistik dan sembako juga disalurkan kepada warga terdampak.

    “Air sudah mulai surut, namun warga tetap kami imbau waspada karena potensi cuaca ekstrem masih bisa terjadi,” pungkas IPTU Subeki. [lus/ian]

  • DPMD Dorong BUMDes dan Koperasi Merah Putih Saling Kolaborasi

    DPMD Dorong BUMDes dan Koperasi Merah Putih Saling Kolaborasi

    Malang (beritajatim.com) – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Malang, Eko Margianto mengungkapkan, saat ini 378 desa sudah melaksanakan musyawarah pembentukan Kopdes Merah Putih dan masih proses badan hukum.

    Diharapkan, Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih dengan Bumdes atau Badan Usaha Masyarakat Desa, bisa saling melengkapi. Sehingga, kolaborasi keduanya mampu membangkitkan kesejahteraan masyarakat desa di Kabupaten Malang.

    Menurut Eko, baik Bumdes maupun Kopdes Merah Putih tetap bisa saling berkolaborasi.

    “Bumdesa tetap dapat bekerja sama dengan Kopdes Merah Putih. Misalnya, Bumdesa di ranah produksi, dan Kopdes Merah Putih di ranah pemasarannya,” tegas Eko, Sabtu (17/5/2025).

    Eko bilang, Bumdesa sendiri pada prinsipnya diperkenankan menjalani usaha apapun yang sesuai dengan kemampuan dan potensi yang ada. Namun, itu harus termaktub dalam Perdes dan AD/ART dan terdaftar dalam NIB Bumdes.

    Sedangkan Kopdes Merah Putih, sesuai amanah SE MenKop 1/2025 dapat beraktifitas di enam bidang yaitu klinik, apotek, gerai sembako, logistik, simpan pinjam dan juga cold storage.

    Eko menambahkan, peran penting Bumdes di perekonomian desa inilah yang mendorong pemerintah pusat mengeluarkan instruksi agar Bumdes mendapatkan penyertaan modal dari Dana Desa (DD).

    “Bumdes jadi entitas lengkap ketika sudah berbadan hukum. Dari 378 desa di Kabupaten Malang, semua sudah punya Bumdes. Dan, saat ini yang sudah berbadan hukum sebanyak 192 lembaga,” ucap Eko.

    Sebelumnya, Paguyuban Pengelola Bumdesa Kabupaten Malang (PBM) mengaku khawatir terjadi ketersinggungan dengan munculnya program Koperasi Desa Merah Putih.

    Ketua Paguyuban PBM Elly Sih Andreas menegaskan, dibentuknya Kopdes Merah Putih secara serentak dikhawatirkan terjadi ketersinggungan. Sebab, Bumdesa dengan Kopdes Merah Putih sama-sama mengelola kegiatan ekonomi yang ada di desa.

    “Artinya ketika satu desa ada dua lembaga ekonomi yang hampir sama, khawatirnya nanti ada ketersinggungan dan mungkin rebutan wilayah pekerjaan,” tutur Elly.

    Meski dua lembaga tersebut sama-sama mengelola ekonomi yang ada di desa, menurutnya tetap ada perbedaan signifikan.

    “Bumdesa menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Sedangkan Kopdes Merah Putih tidak ada kewajiban menyetorkan untuk PADes. Koperasi dikelola anggota, dari anggota, dan untuk anggota. Jadi tidak ada kewajiban untuk menyetor untuk PADes,” kata Elly.

    Saat ini 378 desa di Kabupaten Malang seluruhnya sudah memiliki Bumdesa. Namun, soal penggabungan Bumdesa dengan Kopdes Merah Putih, Elly mengatakan, secara regulasi tidak diperbolehkan.

    “Tapi kalau bekerja sama, berkolaborasi, dan bersinergi untuk membangun ekonomi dan potensi desa masih bisa. Tapi kalau menggabungkan tidak bisa karena dasar hukumnya sudah berbeda,” pungkasnya. (yog/ian)

  • Banjir Kali Gandong di Kecamatan Gayam Bojonegoro, Empat Rumah Terendam, Jembatan Putus, dan Satu Mobil Terseret Arus

    Banjir Kali Gandong di Kecamatan Gayam Bojonegoro, Empat Rumah Terendam, Jembatan Putus, dan Satu Mobil Terseret Arus

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bojonegoro mengakibatkan Sungai Kali Gandong meluap pada Sabtu (17/5/2025) malam, menyebabkan banjir di sejumlah desa di Kecamatan Gayam. Dampak paling parah terjadi di Desa Bonorejo dan Mojodelik.

    Salah seorang warga di RT 12 RW 03 Desa Mojodelik Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro, Lismi mengungkapkan, banjir luapan Sungai Gandong tersebut mulai masuk rumah pada Sabtu (17/5/2025) sekitar pukul 03.00 WIB. Air limpasan dari Sungai Gandong berwarna coklat keruh dengan deras masuk ke rumah.

    “Secara bertahap air juga naik terus sampai ketinggian mencapai 1 meter. Hingga sekitar jam 6 pagi air baru surut,” ujarnya.

    Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Heru Wicaksi, menyampaikan dampak banjir luapan Sungai Gandong itu, selain menggenangi rumah warga juga menyebabkan kerusakan fasilitas umum serta kerugian di beberapa titik.

    Di Desa Bonorejo, satu lokasi usaha penggergajian kayu milik Sukijan (warga RT 07/RW 02) tergenang air setinggi kurang lebih tujuh meter. Sebuah mobil Toyota Camry tahun 2006 milik korban turut terseret arus banjir.

    Sementara di Desa Mojodelik, empat rumah warga tergenang banjir dengan ketinggian air sekitar satu meter. Tak hanya itu, banjir juga mengakibatkan putusnya satu jembatan penghubung antara Desa Mojodelik (Kecamatan Gayam) dan Desa Ngrejeng (Kecamatan Purwosari), sehingga akses transportasi warga terganggu.

    Menanggapi peristiwa ini, BPBD Bojonegoro bersama BPBD Provinsi Jawa Timur segera melakukan peninjauan lokasi, koordinasi dengan pemerintah desa, serta menyalurkan bantuan sembako kepada warga terdampak banjir. Kondisi saat ini banjir sudah surut dan warga secara bergotong royong membersihkan material banjir yang masuk ke rumah.

    “Tim kami sudah di lapangan melakukan asesmen dan memberikan bantuan darurat. Kami imbau warga untuk tetap waspada dan berhati-hati mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi,” ujar Heru.

    BPBD juga meminta masyarakat yang tinggal di bantaran sungai agar siaga terhadap kemungkinan banjir susulan akibat curah hujan tinggi di wilayah hulu. Mengingat, saat ini tinggi muka air di Sungai Bengawan Solo juga dalam posisi siaga merah dengan tren naik. [lus/ian]

  • Banjir Luapan Sungai Gandong di Bojonegoro Genangi Dua Desa di Kecamatan Ngasem

    Banjir Luapan Sungai Gandong di Bojonegoro Genangi Dua Desa di Kecamatan Ngasem

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Ngasem pada Jumat sore (16/5/2025) menyebabkan Sungai Gandong meluap dan merendam permukiman warga di dua desa, yakni Desa Bandungrejo dan Desa Setren.

    Hujan dengan intensitas tinggi mulai terjadi sekitar pukul 16.30 WIB dan berlangsung hingga Sabtu dini hari pukul 01.00 WIB.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Heru Wicaksono, mengungkapkan bahwa banjir disebabkan oleh peningkatan debit air Sungai Gandong akibat curah hujan yang sangat tinggi.

    “Air meluap ke permukiman warga dan menggenangi puluhan rumah di dua desa,” jelas Heru, Sabtu (17/5/2025).

    Menanggapi kejadian ini, BPBD Bojonegoro segera menerjunkan personel ke lokasi kejadian untuk melakukan asesmen serta berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat. Selain itu, BPBD juga menyerahkan bantuan berupa paket sembako kepada warga terdampak.

    “Kami pastikan penanganan cepat dilakukan untuk membantu warga. Saat ini kondisi air sudah surut dan warga mulai membersihkan rumahnya,” tambah Heru.

    Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui BPBD mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai agar tetap waspada, terutama saat musim hujan, guna mengantisipasi potensi banjir susulan.

    Dampak Banjir

    Di Desa Bandungrejo, empat rumah warga di RT 07 RW 04 terendam air dengan ketinggian sekitar 1 meter. Warga terdampak antara lain Sukemi, Warsito, Parjono, dan Karsini.

    Sementara di Desa Setren, 15 rumah warga tergenang dengan ketinggian air sekitar 50 cm. Rumah-rumah yang terdampak berada di RT 15 dan RT 14 RW 06, dihuni oleh warga seperti Simun, Tarsini, Warsan, Hadi, Ikhsanudin, Dasiman, Tamsir, Yatin, Gimah, Arifin, Sugeng, Yasmin, Waidi, Dasiyem, dan Priono. [lus/ian]

  • Jakbar salurkan bantuan bagi korban angin puting beliung di Kamal

    Jakbar salurkan bantuan bagi korban angin puting beliung di Kamal

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat menyalurkan bantuan pada korban angin puting beliung di Jalan Walungan Poncol RT 01/RW 08, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Selasa.

    Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto menyebut penyaluran bantuan itu bertujuan meringankan kerugian material yang dialami para korban.

    “Kami berharap warga bersabar atas musibah ini, kami akan membantu dan berkoordinasi dengan dinas terkait agar musibah ini tidak menjadi beban warga atas kerugian material,” ucap Uus saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Secara terpisah, Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Iqbal Akbarudin mengungkapkan bahwa bantuan disalurkan sejak Senin (12/5) berupa logistik seperti beras, mie instan, minyak goreng, family kit dan bantuan lainnya.

    “Kegiatan ini untuk memastikan bencana tersebut memiliki dampak pada masyarakat, kami hadir untuk memastikan tidak ada warga yang mengalami kekurangan bantuan,” ujarnya.

    Selain itu, ada 20 paket bantuan lengkap kepada para korban berupa sembako, selimut, perlengkapan bayi dan keperluan mendesak lainnya yang disalurkan.

    Sementara itu, Lurah Kamal, Edi Sukarya menyebutkan sebanyak 31 kepala keluarga (KK) terdampak angin puting beliung yang terjadi pada Minggu (11/5) sore. Puluhan KK itu terdiri dari RT 01 dan RT 02.

    “Kami menerima laporan susulan dari semula terlapor 20 rumah terdampak. Ternyata per hari ini bertambah menjadi 47 rumah. Dari mulai rumah yang rusak ringan seperti retak tembok, atap bergeser sampai yang rusak berat, roboh dan atap melayang,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Hujan Deras Picu Longsor di Nawangan Pacitan, Tiga Rumah Rusak

    Hujan Deras Picu Longsor di Nawangan Pacitan, Tiga Rumah Rusak

    Pacitan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, pada Senin (12/5/2025) siang menyebabkan longsor di beberapa titik. Akibatnya, sejumlah rumah warga mengalami kerusakan.

    Salah satu rumah terdampak longsor milik Katirin (55), warga Dusun Bulu, Desa Ngromo. Bagian gudang di samping rumahnya rusak tertimpa material longsoran. Saat kejadian, Katirin tinggal bersama istrinya, Iswanti. Ia mengaku tidak menyangka hujan beberapa jam bisa memicu longsor. “Tidak menyangka kalau akan longsor, tapi memang hujannya sangat deras,” ujar Katirin Selasa (13/5/2025).

    Menurutnya, hujan mulai turun sekitar pukul 13.00 WIB dan longsor terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Katirin tidak sempat menyelamatkan barang-barang yang ada di dalam gudang.

    Selasa (13/5/2025) pagi, warga bersama pemerintah desa, Polsek Nawangan, dan Koramil setempat bergotong royong membersihkan material longsoran.

    Selain Katirin, longsor juga menimpa rumah milik Maryanto, warga Dusun Tugu, Desa Ngromo. Tembok ruang keluarga rumah semi permanennya jebol akibat tertimpa rumpun bambu yang terbawa longsor. Karena khawatir terjadi longsor susulan, Maryanto sementara waktu tinggal di rumah orang tuanya.

    Kapolsek Nawangan, Iptu Yuyun Krisdiantoro, yang turun langsung ke lokasi memberikan bantuan berupa sembako dan terpal kepada warga terdampak. Ia mengimbau agar rumah-rumah yang berada di bawah tebing sementara waktu tidak ditempati. “Tanah di atas rumah retak, bambu bisa saja roboh dan menimpa rumah. Demi keselamatan, sebaiknya ditinggalkan sementara,” tegasnya.

    Satu titik longsor lainnya terjadi di Dusun Paugeran, Desa Sempu, Nawangan. Dapur rumah milik Andri Purwanto rusak tertimpa material longsor. Sejumlah perabot seperti kompor dan meja juga ikut rusak.

    Kapolsek Yuyun mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana, mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu. “Pacitan seharusnya sudah memasuki musim kemarau, namun justru diguyur hujan deras. Warga harap selalu waspada,” pungkasnya. (tri/kun)

  • Profil Koperasi di Kota Kediri: Jumlah, Jenis, dan Sebarannya

    Profil Koperasi di Kota Kediri: Jumlah, Jenis, dan Sebarannya

    Kediri (beritajatim.com) – Sebanyak 528 koperasi aktif tercatat di Kota Kediri dan menjadi basis data awal dalam mendukung rencana pembentukan Koperasi Merah Putih yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Data tersebut disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Tenaga Kerja (UMTK) Kota Kediri, Bambang Priyambodo.

    “Profil koperasi ini terkoneksi langsung dengan sistem Kementerian Koperasi. Di Kota Kediri, ada 528 koperasi aktif, terdiri dari 526 koperasi primer dan 2 koperasi sekunder,” jelas Bambang.

    Koperasi-koperasi tersebut tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Kota dengan 211 koperasi, Kecamatan Mojoroto 179 koperasi, dan Kecamatan Pesantren sebanyak 138 koperasi.

    Berdasarkan jenisnya, koperasi di Kota Kediri terdiri dari 416 koperasi konsumen, 35 koperasi simpan pinjam, 9 koperasi pemasaran, 6 koperasi produsen, dan 3 koperasi jasa.

    Adapun sebaran koperasi di tingkat RW juga telah dipetakan. Dari total 46 kelurahan yang ada di Kota Kediri, Kecamatan Mojoroto memiliki 14 kelurahan, Kecamatan Kota 17 kelurahan, dan Kecamatan Pesantren 15 kelurahan. Sementara dari total 330 RW, Kecamatan Mojoroto memiliki 100 koperasi, Kecamatan Kota 101 koperasi, dan Kecamatan Pesantren 129 koperasi.

    Profil koperasi tersebut menjadi bahan awal penting dalam implementasi Koperasi Merah Putih, sebuah program yang ditujukan untuk memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis gotong royong, sebagaimana arahan Presiden RI Prabowo Subianto.

    Pemkot Kediri dibawah instruksi Wali Kota Vinanda Prameswati bergerak cepat menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang percepatan pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

    Pembentukan Koperasi Merah Putih merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan pengentasan kemiskinan. Presiden Prabowo menargetkan 70 ribu koperasi dapat diresmikan pada Hari Koperasi tanggal 12 Juli 2025.

    Koperasi ini didesain sebagai solusi terhadap rantai pasok panjang dari petani ke konsumen, serta mampu menyerap banyak tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Lebih dari itu, koperasi juga akan menjadi akselerator pertumbuhan UMKM dan ketahanan ekonomi lokal.

    Koperasi Merah Putih bukan hanya berbentuk koperasi simpan pinjam, tetapi akan memiliki fungsi lebih luas. Mulai dari cold storage, pengadaan sembako, klinik, apotek, hingga sistem logistik kelurahan. [nm/beq]

  • Cuaca Ekstrem Rusak Rumah Warga Dabasah Bondowoso, Bantuan Logistik Disalurkan

    Cuaca Ekstrem Rusak Rumah Warga Dabasah Bondowoso, Bantuan Logistik Disalurkan

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Hujan disertai angin kencang yang terjadi pada Senin (12/5/2025) menyebabkan kerusakan pada satu rumah warga di Kelurahan Dabasah, Kecamatan Bondowoso.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso mencatat, bangunan milik Imam Santoso mengalami rusak sedang akibat cuaca ekstrem tersebut.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bondowoso, Sigit Purnomo, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan assessment cepat di lokasi kejadian pada pukul 11.34 WIB.

    Hasil penilaian menyebutkan bagian atap rumah seluas 3×2 meter persegi rusak parah karena terbawa angin.

    “Setelah menerima laporan, tim langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan kaji cepat dan menyalurkan bantuan logistik,” kata Sigit Purnomo pada BeritaJatim.com, Senin (12/5/2025).

    Bantuan logistik yang disalurkan meliputi sembako, makanan siap saji, kasur lipat, matras, terpal dan selimut.

    “Kemudian alat masak dan makan, air mineral, serta paket tambahan gizi dan kebersihan. Selain itu juga disalurkan paket khusus untuk lansia,” sebutnya.

    Menurut Sigit, tidak ada kebutuhan tambahan pascabencana lainnya. BPBD memastikan situasi terkini di wilayah Bondowoso dalam kondisi Amandali atau aman, terkendali, dan kondusif.

    “Dalam upaya penanganan ini, BPBD bekerja sama dengan Dinas Sosial, Pemerintah Kelurahan Dabasah, RT setempat, dan warga sekitar,” bebernya.

    Pihaknya berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penanganan. Koordinasi lintas sektor terus kami lakukan untuk memastikan warga terdampak mendapatkan perlindungan dan bantuan yang layak.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih bisa terjadi di wilayah Bondowoso,” imbau Sigit. [awi/aje]