Produk: sembako

  • Zulhas soal Modal Koperasi Desa Rp 3 M: Bukan dari APBN!

    Zulhas soal Modal Koperasi Desa Rp 3 M: Bukan dari APBN!

    Jakarta

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menjelaskan terkait modal yang akan didapat oleh Koperasi Desa Merah Putih sebesar Rp 3 miliar. Ia mengatakan modal tersebut berupa pinjaman yang digunakan untuk bisnis.

    “Dana untuk kopdes itu untuk bisnis murni, plafon pinjaman. Jadi Rp 3 miliar pertama ini itu plafon pinjaman, bisa habis, bisa tidak. Jadi plafon pinjaman yang digunakan untuk usaha-usaha yang sudah jelas menguntungkan,” kata Zulhas dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (23/5/2025).

    Mantan Menteri Perdagangan itu pin menegaskan modal itu bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Adapun beberapa unit bisnis yang disarankan pemerintah untuk kopdes mulai dari gerai sembako, apotek desa/kelurahan, klinik desa/kelurahan, pangkalan LPG hingga agen pupuk.

    “Itu diperlukan modal, maka diberi plafon Rp 3 miliar. Jadi sekali lagi, yang dana bisnis ini bukan dari APBN. Ini bisnis plafon pinjaman yang akan dibayar selama 6 tahun, tapi bentuknya (untuk) koperasi,” terangnya.

    Jadi, pinjaman itu dapat diajukan oleh koperasi jika telah resmi terbentuk. Kopdes nantinya dapat mengajukan pinjaman tersebut melalui bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Sementara untuk kebutuhan legalitas dapat menggunakan APBD.

    “Nah tapi pembentukannya koperasi bayar notaris Rp 2,5 juta itu memang dari APBD bayar notarisnya pembentukannya,” tuturnya.

    Kemudian terkait dengan proses pembentukan Kopdes, hingga saat ini telah 39.639 musyawarah khusus desa (musdesus) dari target 80.000 desa. Zulhas menargetkan, capaian musdesus dapat terpenuhi 30 Juni 2025.

    Untuk diketahui musdesus merupakan tahapan awal sebelum terbentuknya Koperasi Desa Merah Putih. Melalui musdesus itulah akan ditentukan struktur organisasi dan unit bisnis yang akan dilakukan koperasi desa tersebut.

    “Ini langkah pertama, sehingga nanti 12 Juli ini bisa di launching bahwa sudah terbentuk. Baru bentuk koperasinya yang berjalan nanti pada tanggal 12 Oktober (2025),” pungkasnya.

    (ada/rrd)

  • Pemerintah Sudah Belanja Rp 806,2 T hingga April, Ini Rinciannya

    Pemerintah Sudah Belanja Rp 806,2 T hingga April, Ini Rinciannya

    Jakarta

    Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan hingga 30 April 2025 realisasi belanja negara telah mencapai Rp 806,2 triliun. Realisasi ini merupakan 22,3% dari total belanja APBN 2025 yang sebesar Rp 3.621,3 triliun.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pencapaian realisasi 22,3% itu masih bisa tercapai di tengah kondisi efisiensi besar-besaran anggaran pemerintah berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.

    “Di sisi belanja hingga akhir April kita telah membelanjakan Rp 806,2 triliun. Ini artinya 22,3% dari total belanja negara Rp 3.621,3 triliun sudah direalisir hingga akhir April,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Mei 2025 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2025).

    Realisasi tersebut terdiri atas belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah. Realisasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 546,8 triliun atau 20,2% dari target sebesar Rp 2.701,4 triliun.

    “Di mana belanja kementerian dan lembaga (K/L) mencapai Rp 253,6 triliun atau 21,9%. Belanja non KL atau disebutnya belanja bendahara umum negara mencapai Rp 293,1 triliun atau 19% dari target belanja non KL Rp 1.541,4 triliun,” paparnya.

    Berikutnya, transfer ke daerah per 30 April realisasinya paling tinggi mencapai Rp 259,4 triliun atau 28,2% dari target Rp 919,9 triliun. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan kecepatan belanja pemerintah pusat.

    “Kalau dibandingkan dengan penerimaan di mana realisasinya mencapai di atas 25% atau bahkan penerimaan bea cukai 33,1%. Total pendapatan negara 27%, maka kita lihat kecepatan pendapatan negara sudah mendahului dari kecepatan belanja negara yang baru 20%,” ujarnya.

    Belanja Pemerintah Lebih Rendah

    Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, realisasi belanja pemerintah pusat Rp 546,8 triliun atau 20,2% dari total pagu 2025 bila dibandingkan 2024 yang berada di angka 23,8% sebesar Rp 591,7 triliun memang lebih rendah. Sebab, ada penyelenggaraan pemilu yang juga mendorong realisasinya.

    Berikutnya dari sisi belanja K/L, realisasinya mencapai Rp 253,6 triliun atau 21,9%. Menyangkut belanja pegawai, sampai akhir April telah dibelanjakan Rp 102 triliun, 33,3% dari APBN.

    “Ini artinya on track, 4 bulan pertama 1/3 tahun, dia 1/3 belanja pegawai. Kalau kita lihat dibandingkan dengan belanja pegawai pada tahun 2024, terjadi peningkatan sekitar 5%,” ujar Suahasil dalam kesempatan yang sama.

    Suahasil menjelaskan, peningkatan signifikan dari belanja pegawai antara lain karena transisi pemerintahan. Ada beberapa K/L yang sifatnya transisi dan memerlukan belanja pegawai yang lebih tinggi, kemudian pada bulan April sudah mulai menerima pegawai.

    Realisasi Bansos Turun

    Berikutnya untuk belanja bantuan sosial (bansos), telah dibelanjakan Rp 43,6 triliun, turun dibandingkan dengan tahun lalu. Namun Suahasil menjelaskan, penurunan ini disebabkan karena beberapa sedang dilakukan pemadanan dan validasi, menyesuaikan dengan data tunggal sosial ekonomi nasional, misalnya untuk Program Keluarga Harapan (PKH), tahun lalu sampai dengan April tercatat realisasinya mencapai Rp 10,5 triliun, sedangkan pada tahun ini PKH 2025 adalah Rp 7,3 triliun.

    Suahasil mengatakan, jumlah penerimanya tetap, tapi kemungkinan besar baru akan mulai dibayarkan pada Mei dan Juni 2025. Lalu, bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) juga termasuk yang sedang penyesuaian data.

    Pada 2024, sampai dengan April realisasinya Rp 5,9 triliun, sedangkan tahun ini di Rp 1,5 triliun. Jumlah penerimanya juga tidak terlalu berubah.

    “Namun kalau kita lihat kartu sembako, ini sekarang pada 2025 adalah Rp 10,9 triliun. Kalau kita melakukan validasi dengan data tunggal sosial ekonomi nasional, tujuannya adalah untuk memperbaiki kebetulan sasaran dari belanja perlindungan sosial kita,” ujar Suahasil.

    Lalu dari sisi belanja modal, sampai April sudah dibelanjakan Rp 36,6 triliun. Suahasil mengatakan, bila ibandingkan tahun lalu terlihat lebih rendah, namun kalau dibandingkan bulan Maret, melonjak signifikan. Adapun bulan lalu realisasinya di Rp 25,9 triliun, selama bulan April saja sudah dibelanjakan Rp 10,7 triliun, sehingga secara akumulasi mencapai Rp36,6 triliun.

    “Karena itu yang terkait belanja modal ini yang terjadi adalah akselerasi belanja modal itu sudah dimulai sejak bulan Maret yang lalu dan terus berlanjut di bulan April 2025 ini. Apa saja? Itu berupa groundbreaking dan progres fisik berbagai proyek-proyek infrastruktur, pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, dan juga yang terkait dengan peralatan dan mesin, termasuk juga alutsista,” terangnya.

    Berikutnya, belanja non-KL yang telah dibelanjakan Rp 293,1 triliun, manfaat pensiun telah dibayarkan sekitar Rp 70,8 triliun dan dibayarkan sesuai dengan jadwal. Suahasil mengatakan, ada peningkatan jumlah pensiunan yang menerima manfaat pensiunan dibandingkan setahun yang lalu.

    “Peningkatan jumlah pensiunan sekitar 55.000 orang di tahun 2025 dibandingkan 2024. Untuk belanja subsidi realisasi yang sudah cair dari anggaran yaitu Rp 47,4 triliun,” kata dia.

    (shc/ara)

  • Pemerintah gelontorkan belanja bansos Rp43,6 triliun per April

    Pemerintah gelontorkan belanja bansos Rp43,6 triliun per April

    Belanja bansos kita telah dibelanjakan Rp43,6 triliun

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah telah menggelontorkan belanja bantuan sosial (bansos) sebesar Rp43,6 triliun per 30 April 2025, setara 32,3 persen dari pagu APBN 2025.

    “Belanja bansos kita telah dibelanjakan Rp43,6 triliun,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Mei 2025 di Jakarta, Jumat.

    Nilai realisasi itu terakselerasi sebesar 12,1 persen dari catatan terakhir Maret 2025 yang sebesar Rp38,9 triliun, atau bertambah Rp4,7 triliun dalam satu bulan. Kecepatan penyaluran belanja bansos ini terbilang melambat bila dibandingkan bulan sebelumnya yang bertambah Rp13 triliun dari akhir Februari ke akhir Maret.

    Tambahan realisasi terlihat pada belanja Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (PBI JKN) menjadi Rp15,4 triliun untuk 96,7 juta peserta atau bertambah sekitar Rp3,8 triliun dari catatan terakhir pada Maret.

    Kemudian, bansos untuk Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah bertambah sekitar Rp700 miliar menjadi Rp7,4 triliun yang diterima oleh 798,2 ribu mahasiswa.

    Sementara untuk Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, dan Program Indonesia Pintar (PIP) nilai realisasinya masih sama seperti data terakhir Maret, yakni masing-masing Rp7,3 triliun, Rp10,9 triliun, dan Rp1,5 triliun.

    Menurut Suahasil, tertahannya penyaluran bansos pada ketiga program itu lantaran pemerintah masih menunggu validasi penerima Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) demi memperbaiki ketepatan sasaran.

    Sebagai catatan, realisasi belanja negara per akhir April mencapai Rp806,2 triliun atau 22,3 persen dari target, bertambah sekitar Rp185,9 triliun dari catatan terakhir Rp620,3 triliun pada akhir Maret.

    Realisasi belanja pemerintah pusat (BPP) tersalur sebesar Rp546,8 triliun atau 20,2 persen dari target. Belanja yang disalurkan melalui kementerian/lembaga (K/L) tercatat mencapai Rp253,6 triliun atau 21,9 persen dari target, sementara belanja non-K/L terealisasi Rp293,1 triliun atau 19 persen dari target.

    Adapun belanja transfer ke daerah (TKD) tercatat mencapai Rp259,4 triliun atau 28,2 persen dari target.

    Sementara pendapatan negara tercatat mencapai Rp810,5 triliun, sehingga APBN mencatatkan surplus Rp4,3 triliun (0,02 persen terhadap produk domestik bruto/PDB) per April 2025.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bukan Sekadar Bantuan! Program PPSE Dorong KPM Kediri Jadi Pengusaha Mandiri

    Bukan Sekadar Bantuan! Program PPSE Dorong KPM Kediri Jadi Pengusaha Mandiri

    Kediri (beritajatim.com) – Dukung Keluarga Penerima Manfaat (KPM) agar lebih berdikari, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial menyalurkan bantuan usaha dalam kerangka Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PPSE). Untuk memastikan penyaluran berjalan lancar, Kamis (22/5/2025) di Kantor Pos Kediri. Pemkot Kediri melalui Dinas Sosial melakukan monitoring. Dikonfirmasi secara terpisah, Paulus Luhur Budi, Kepala Dinas Sosial Kota Kediri menjelaskan PPSE dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan, kepemilikan aset, dan fasilitasi akses bagi KPM yang mengelola usaha dan/atau bekerja.

    Adapun tujuan dicanangkannya program tersebut ialah untuk mengurangi ketergantungan KPM dari bantuan sosial, serta meningkatkan kemandirian sosial ekonomi KPM. “PPSE ini menyasar KPM yang menerima program ATENSI, PKH dan/atau Sembako. Melalui penyerahan bantuan ini tujuannya bisa memotivasi KPM yang lain agar nantinya juga ikut program ini dan hasilnya maksimal,” ucap Paulus.

    Dalam penyaluran PPSE hari ini terdapat dua KPM yang menerima bantuan sebesar Rp.5 juta secara tunai melalui PT Pos Indonesia. Setiap KK dapat menerima satu kali bantuan PPSE, baik untuk usaha maupun akses kerja. Ia juga menyebut, program ini diawali dengan adanya pengusulan data yang diperoleh melalui usulan dari pendamping sosial dengan rekomendasi Dinas Sosial setempat.

    “Bantuan yang diberikan, pemanfaatannya harus sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB). Jadi setelah mereka menerima bantuan, pendamping sosial tetap memantau perkembangannya apakah tepat sasaran, kalau sudah clear bisa dilepas bansos lainnya,” terangnya. Guna mencetak KPM lebih mandiri dan maju sesuai dengan Visi Kota Kediri.

    “Harapannya kami menginginkan para KPM ke depan mandiri, bisa menghasilkan uang sendiri, bisa mendapatkan penghasilan dan seterusnya agar para penerima yang sudah dapat bantuan tadi menginspirasi KPM lainnya. Semoga ke depan tidak hanya mengandalkan bantuan pemerintah,” tandasnya.

    Salah satu penerima manfaat, Ulwiyatul asal Kelurahan Pojok mengaku dengan kesadaran penuh Ia mengajukan diri pada PPSE ini. Wanita yang tengah menekuni usaha jual ayam potong itu berpendapat bantuan sebesar apapun pasti akan terasa kurang. “Kalau kita terus-terusan mengharap bantuan pemerintah jadinya kita tidak bisa maju karena tidak termotivasi untuk usaha,” kata dia. Dia berharap melalui bantuan ini usaha yang ditekuninya dapat semakin berkembang dan maju. [nm/kun]

  • Kejaksaan Kabupaten Kediri Bantu Korban Tanah Longsor di Petungroto

    Kejaksaan Kabupaten Kediri Bantu Korban Tanah Longsor di Petungroto

    Kediri (beritajatim.com) – Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri menunjukkan kepeduliannya terhadap korban tanah longsor di Desa Petungroto, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, dengan menyalurkan bantuan bahan pokok pada Kamis (22/5/2025). Penyerahan bantuan dilakukan di Balai Desa Petungroto.

    “Hari ini kami wujud kepedulian Kejaksaan Kabupaten Kediri terhadap korban bencana di Mojo. Kami menyampaikan bantuan sedikit sembako berupa beras, gula, telur dan Indomie. Kiranya bisa membantu meringankan sedikit,” ujar Kasi Intelijen Iwan Nuzuardhi, S.H., M.H.

    Ia menyebutkan, bantuan yang diserahkan terdiri dari 60 sak beras, 250 kg gula pasir, 14 dus mi instan, dan lebih dari 40 kg telur. Bantuan ini merupakan bentuk tindak lanjut dari kunjungan sebelumnya, di mana Kejaksaan juga telah menyalurkan bantuan air bersih untuk masyarakat setempat yang waktu itu kesulitan.

    “Kami juga menyampaikan pesan dari Bapak Kajari, kami hadir di sini untuk kedua kalinya. Pertama kali kami kesini memberikan bantuan air bersih. Kami hanya menyampaikan sedikit bantuan, kiranya bermanfaat, kami sampaikan dan kami serahkan,” lanjut Iwan.

    Usai menyerahkan bantuan, rombongan Kejaksaan juga mengunjungi rumah milik Janu (42) dan Painem, warga terdampak yang mengalami kerusakan parah akibat tanah longsor dari tebing di belakang rumah mereka. Rumah tersebut roboh total dan tidak lagi bisa ditempati, dengan sebagian besar harta benda masih tertimbun material longsor.

    Janu menceritakan bahwa dirinya sempat tertimbun longsor saat kejadian yang berlangsung pada Jumat malam (16/5/2025) dan tak sadarkan diri. Beruntung, ia berhasil diselamatkan oleh para tetangga. Saat ini ia tinggal bersama satu anaknya yang selamat dari musibah tersebut di rumah saudaranya. Janu berharap adanya bantuan untuk memperbaiki rumahnya yang rusak total.

    Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri berikan bantuan kepada korban tanah longsor di Desa Petungroto, Kecamatan Mojo.

    Kepala Desa Petungroto, Dariono, menyampaikan terima kasih atas kepedulian Kejaksaan. “Kami mengucapkan banyak terima kasih karena sudah dibantu Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri. Ini sangat bermanfaat bagi kami,” ujarnya.

    Menurut data desa, ada 43 rumah terdampak, dengan rincian 3 rumah rusak berat, 3 rumah rusak sedang, serta 15 lahan sawah dan tegalan yang turut terdampak longsor.

    Camat Mojo, Moch. Nurul Hasan, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan BPBD dan dinas terkait dalam penanganan bencana alam di wilayahnya. “Kalau sini yang rusak parah 3 rumah, dan lainnya sekitar 30 KK di Desa Petungroto. Semua sudah terdata dan tinggal penangannya,” katanya.

    Ia juga menjelaskan bahwa Dinas PUPR, Perkim, dan Dinsos telah meninjau langsung lokasi bersama Wakil Bupati Kediri Dewi Maria Ulfa. Bantuan dalam bentuk renovasi rumah akan ditangani oleh Perkim, sementara infrastruktur oleh PU dan penanganan bencana oleh BPBD. [nm/but]

  • Khofifah Datangi Posko Pengungsian Longsor di Trenggalek, Ini Janji Gubernur untuk Korban

    Khofifah Datangi Posko Pengungsian Longsor di Trenggalek, Ini Janji Gubernur untuk Korban

    Trenggalek (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengunjungi warga terdampak bencana tanah longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Rabu malam (22/5/2025). Dalam kunjungannya, Gubernur Jatim membagikan buah, sembako, dan kebutuhan warga di tempat pengungsian. Khofifah juga berbincang dengan sejumlah pengungsi di posko tersebut.

    Khofifah menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jatim telah menyiapkan alokasi anggaran untuk membangun hunian bagi warga terdampak. Pihaknya meminta Pemkab Trenggalek untuk menentukan titik aman untuk relokasi rumah yang terdampak longsor ini.

    ” Jadi kalau membangun Insya Allah dalam waktu yang cepat kita bisa lakukan. Tetapi kalau lahan saya minta tolong pemkab melakukan identifikasi di titik mana lahan-lahan itu bisa dijadikan relokasi, supaya aman. Pemprov Jatim akan membangun rumah yang bersifat permanen untuk warga yang terdampak,” ujarnya, Rabu (21/05/2025).

    Relokasi ini juga sudah pernah dilakukan oleh Pemprov Jatim di Trenggalek. Proses pembangunan rumah ini seperti yang pernah dilakukan di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan. Terjaadi bencana tanah gerak di wilayah tersebut. Karena kondisinya semakin mengkhawatirkan warga direlokasi di lahan milik Pemprov Jatim.

    “Di Sumurup kan pernah. Jadi di Sumurup itu, tanah bergerak di sana dan kemudian sudah direlokasi. Kebetulan lahannya lahan pemprov. Jadi sederhana sekali. Kalau di sini ada lahan daerah maka juga bisa lebih cepat untuk bisa dibangunkan rumah. Bagi masyarakat hunian tetap itu sangatlah penting,” tuturnya.

    Disinggung mengenai bencana di Jawa Timur, Khofifah mengatakan setiap hari BMKG memberikan warning. Titik potensial hujan dan intensitasnya dilaporkan ke Pemprov. Khofifah berharap semua waspada dalam menghadapi kondisi cuaca seperti ini.

    “Selalu sebetulnya dikabarkan kepada kita semua terkait itu. Tentu kita berharap dari perubahan iklim global seperti sekarang perlu ada kewaspadaan bersama supaya terhindar dari hal yang tidak kita inginkan,” pungkasnya. [nm/ian]

  • Kota Malang Siapkan Koperasi Merah Putih Bakal Dilaunching Juli

    Kota Malang Siapkan Koperasi Merah Putih Bakal Dilaunching Juli

    Malang (beritajatim.com) – Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang Eko Sri Yuliadi mengatakan Kota Malang siap membentuk Koperasi Merah Putih sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto.

    Eko mengatakan, bahwa saat ini tahapan yang dilakukan oleh Diskopindag Kota Malang adalah melakukan musyawarah kelurahan khusus. Setelah sosialisasi dilakukan baru KMP dibentuk dan siap dioperasionalkan.

    “Kota Malang sudah siap membuat koperasi merah putih karena ini instruksi presiden. Sudah kita lakukan sosialisasi kemudian musyawarah kelurahan khusus baru dibentuk koperasi dalam muskelsus,” ujar Eko, Rabu, (21/5/2025).

    Eko mengatakan, bahwa target di Kota Malang launching KMP akan dilakukan bersamaan pada Juli secara nasional. Dia memastikan Kota Malang telah siap menjalankan Koperasi Merah Putih.

    “Target administrasi bulan ini sudah selesai. Launching secara nasional kalau nggak salah Juli. Kota Malang siap sesuai arahan bapak wali kota dan wakil wali kota segera kita launching bulan ini selesai tahapan,” ujar Eko.

    Eko menuturkan bahwa nantinya ada 7 bisnis pokok yang akan dijalankan oleh KMP di Kota Malang. Mulai dari simpan pinjam hingga menyediakan kebutuhan pokok.

    “Kita ada 7 bisnis pokok, nanti ada distributor, usaha simpan pinjam ada klinik apotek kemudian ada sektor sembako atau kebutuhan pokok,” ujar Eko. (luc/ian)

  • DKI siap bentuk 267 koperasi kelurahan yang akan beroperasi Oktober

    DKI siap bentuk 267 koperasi kelurahan yang akan beroperasi Oktober

    sudah meminta kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta untuk mengintegrasikan hal tersebut

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta siap membentuk sebanyak 267 koperasi kelurahan yang seluruhnya akan beroperasi pada Oktober.

    “Kepmennya sudah ada, Inpresnya sudah ada, Perpresnya sudah ada, Kemendagri juga sudah mengatur itu. Kami yakin pada 12 Juli sudah terbentuk (koperasi kelurahan) dan awal Oktober sudah beroperasi,” kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Rabu.

    Pramono mengatakan pembentukan koperasi ini sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

    Pramono juga menjelaskan pembentukan 267 koperasi itu juga sudah masuk di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta.

    Pramono mengatakan sudah meminta kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta untuk mengintegrasikan hal tersebut.

    Pamono menjabarkan tujuh hal yang menjadi fokus Pemprov DKI Jakarta dalam pembentukan koperasi tersebut.

    “Yang pertama adalah yang berkaitan dengan kantor koperasi. Jadi di setiap kelurahan harus ada kantor koperasinya. Kedua adalah kios pengadaan sembako. Lalu unit bisnis simpan pinjam, klinik kesehatan, sistem pergudangan dan juga sarana logistik,” jelas Pramono.

    Pagi tadi, telah digelar pula Rapat Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang dihadiri lurah seluruh Jakarta serta Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Ahmad Riza Patria.

    Dalam kesempatan yang sama, Ahmad Riza Patria mengatakan pembentukan Koperasi Kelurahan/Desa Merah Putih di seluruh Indonesia direncanakan akan dibentuk sebanyak 80.000 koperasi.

    “Insyaallah nanti tanggal 12 Juli, Hari Koperasi, Bapak Presiden akan me-launching seluruh koperasi termasuk yang ada di DKI Jakarta,” kata Riza.

    Riza optimistis di bawah kepemimpinan Pramono Anung, Jakarta dapat membentuk koperasi kelurahan dengan baik.

    Diketahui, Koperasi Merah Putih merupakan salah satu program strategis kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, dalam upaya menciptakan perekonomian nasional yang inklusif, dan berkeadilan, berbasis kekeluargaan dan gotong royong yang diwujudkan melalui pembentukan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tersentuh dan Miris: Wabup Sidoarjo Relokasi Mbah Tasriban dari Gubuk Dekat Lumpur Lapindo

    Tersentuh dan Miris: Wabup Sidoarjo Relokasi Mbah Tasriban dari Gubuk Dekat Lumpur Lapindo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Keprihatinan Wakil Bupati Sidoarjo Hj. Mimik Idayana terhadap warganya yang masih bertempat tinggal di rumah tidak layak huni langsung ditunjukkan dengan aksi nyata.

    Tasriban seorang lanjut usia yang sebatang kara hidup dalam gubuk dekat tanggul kolam penampungan lumpur Lapindo di Desa Ketapang, Kecamatan Tanggulangin, dibantu untuk bersedia pindah ke tempat kos yang lebih layak.

    Hj. Mimik Idayana datang berkunjung dengan mengajak Baznas Sidoarjo. Hj. Mimik memberikan bantuan sembako dan peralatan kebutuhan sehari-hari kepada Tasriban. Selain itu Mimik juga menawarkan tempat tinggal yang lebih layak di kos milik wabup.

    “Saya menawarkan fasilitas di kos saya dan Alhamdulillah Mbah Tasriban bersedia untuk pindah. Nantinya, untuk kebutuhan sehari-harinya juga akan saya tanggung, agar bisa menjalani hidup dengan lebih tenang dan nyaman,” ujarnya Senin (20/5/2025).

    Hj. Mimik menambahkan soal kondisi warga yang ada, sebagai pemimpin daerah merasa mempunyai tanggungjawab bersama Baznas untuk membantu meringankan beban masyarakat yang kurang mampu di Sidoarjo. “Pemerintah harus hadir di tengah kehidupan masyarakat yang tidak mampu,” imbuhnya.

    Sekedar diketahui, dalam keseharian Tasriban tinggal sendirian di sana. Sebatangkara. Sehari-hari Tasriban menggantung- kan hidupnya dengan memungut botol bekas dan barang rongsok lainnya untuk dijual. Penghasilan- nya yang minim hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari . [isa/aje]

  • 307 Kopdes Merah Putih Dibentuk di Ponorogo, Siap Dukung Kedaulatan Ekonomi Desa

    307 Kopdes Merah Putih Dibentuk di Ponorogo, Siap Dukung Kedaulatan Ekonomi Desa

    Ponorogo (beritajatim.com) – Pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Ponorogo mulai terwujud. Program yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto ini menjadi tonggak baru dalam upaya menghidupkan ekonomi kerakyatan dari tingkat desa.

    Sejak April 2025, Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah mendorong pembentukan Kopdes Merah Putih melalui Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) di seluruh wilayahnya. Total ada 307 desa dan kelurahan yang kini telah menyelesaikan tahapan Musdesus tersebut.

    “Ini sudah sesuai dengan SE Bupati, di Ponorogo 100 persen sudah melakukan Musdesus. Artinya 307 desa atau kelurahan sudah melakukannya,” ujar Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro (Disperdagkum) Ponorogo, Ringga Dwi Heri Irawan, Senin (19/5/2025).

    Saat ini, proses administrasi pembentukan koperasi tengah dilengkapi dan diunggah ke aplikasi milik Kementerian Koperasi. Pengajuan nama koperasi dilakukan melalui Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH), mencantumkan nama desa atau kelurahan masing-masing. Pembiayaan legalitas koperasi ini ditanggung oleh Pemkab Ponorogo.

    “Diharapkan akhir bulan Mei nanti, semua sudah berbadan hukum. Sehingga jika rencananya diluncurkan oleh Presiden pada tanggal 12 Juli atau pas Hari Koperasi, Ponorogo sudah siap,” katanya.

    Kopdes Merah Putih akan menjalankan tujuh unit usaha yang telah ditetapkan pemerintah, termasuk penyediaan kebutuhan pokok seperti pupuk, gas elpiji, dan sembako. Namun, koperasi juga diberi ruang untuk mengembangkan usaha sesuai potensi lokal.

    “Sesuai instruksi ya memang ada 7 unit usaha yang akan dilakukan oleh Kopdes Merah Putih. Namun, koperasi ini juga bisa mengembangkan usaha yang cocok atau berpotensi di desa atau kelurahan masing-masing,” jelas Ringga.

    Terkait permodalan, pihak Disperdagkum belum memberikan keterangan lebih lanjut karena masih menunggu petunjuk teknis dari pusat. Namun, informasi di kalangan pengurus menyebutkan bahwa dua koperasi per kecamatan akan dipilih sebagai percontohan dan mendapat bantuan modal dari pemerintah pusat.

    “Infonya di setiap kecamatan itu, ada 2 Kopdes Merah Putih yang akan mendapatkan bantuan permodalan dan itu nantinya akan menjadi percontohan untuk Kopdes Merah Putih yang lain,” kata Ketua Pengurus Kopdes Merah Putih Nglurup, Zainul Rohman.

    Dukungan terhadap program ini juga datang dari DPRD Ponorogo. Ketua DPRD Dwi Agus Prayitno menegaskan pentingnya sinergi antar kelembagaan agar Kopdes tidak tumpang tindih dengan badan usaha desa lainnya, serta menyarankan pemanfaatan SDM desa dalam pengelolaan koperasi.

    “Sarjana atau pensiunan pegawai pemerintah yang masih memiliki keahlian dapat berkontribusi,” tegasnya.

    Kopdes Merah Putih diyakini akan menjadi motor penggerak ekonomi baru dari desa, membangun kemandirian dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. [end/beq]