Produk: sembako

  • Urgensi Pemerintah Merevisi Standar Garis Kemiskinan Nasional

    Urgensi Pemerintah Merevisi Standar Garis Kemiskinan Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA — Standar penentuan garis kemiskinan nasional dinilai mendesak untuk segera direvisi, mengingat sudah 26 tahun tidak berubah.

    Di sisi lain, selama itu pendapatan per kapita masyarakat Indonesia dinilai sudah meningkat tajam dan pola konsumsi juga sudah banyak berubah.

    Anggota Dewan Ekonomi Nasional Arief Anshory Yusuf mengungkapkan bahwa pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Forum Masyarakat Statistik, dan Dewan Ekonomi Nasional tengah merevisi standar garis kemiskinan nasional.

    “Memang sudah rada telat, jadi harus segera [direvisi]. Jadi, mudah-mudahan tahun ini, dalam waktu dekat, kita akan segera mengumumkan [standar garis kemiskinan nasional] yang baru,” kata Arief kepada Bisnis, Senin (9/6/2025).

    Guru Besar FEB Universitas Padjajaran itu blak-blakan menyebut bahwa setidaknya ada dua pertimbangan mendesak standar garis kemiskinan nasional tersebut harus segera direvisi.

    Pertama, garis kemiskinan nasional akan mempengaruhi arah kebijakan ekonomi pemerintah. Dia mencontohkan ketika angka kemiskinan sudah kecil, pemerintah bisa saja tidak memperdulikan kebijakan industrialisasi yang pro pembukaan lapangan kerja karena masyarakat miskin sudah sedikit.

    “Artinya, kecil tidaknya kemiskinan itu akan mempengaruhi arah kebijakan ekonomi secara langsung maupun tidak langsung,” ujar Arief.

    Kedua, imbuhnya, jika angka statistik terkait dengan kemiskinan tidak tetap maka masyarakat bisa mempertanyakan keterwakilannya. Arief mencontohkan, ketika pemerintah menyatakan penduduk miskin tinggal sedikit tetapi masih banyak permasalahan malnutrisi, stunting, antrean sembako panjang, hingga penunggakan iuran BPJS, maka kepercayaan masyarakat kepada pemerintah akan berkurang.

    “Perasaan tidak puas masyarakat, kepercayaan masyarakat ke negara makin tergerus. Nah, ini yang lebih berbahaya,” tuturnya.

    Menurut Arief, selama ini ada dua faktor yang menyebabkan pemerintah maju-mundur dalam merevisi standar garis kemiskinan nasional.

    Pertama, kekhawatiran politisasi karena jumlah penduduk miskin akan meningkat tajam. Namun, dia menilai kekhawatiran tersebut kurang beralasan karena banyak solusi yang bisa dilakukan agar kenaikan standar kemiskinan tidak dipolitisir seperti sosialisasi yang baik dan penggunaan dua versi.

    “Umumkan dua versi [garis kemiskinan nasional] sementara, misalkan lima tahun ke belakang dan ke depan,” ujar Arief.

    Kedua, sambungnya, ada yang beranggapan bahwa jika garis kemiskinan naik maka anggaran bantuan sosial (bansos) akan ikut membengkak. Arief menilai kekhawatiran itu juga tidak masuk akal karena bansos tidak berkaitan dengan garis kemiskinan nasional.

    Dia menjelaskan bahwa penerima manfaat program bansos sudah terspesifikasi berdasarkan desil yang tidak berkaitan dengan garis kemiskinan nasional. Arief mencontohkan, untuk penerimaan Kartu Indonesia Pintar yaitu masyarakat yang berada di desil 1—3 (meliputi 30% kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan terendah).

    “Desil itu tidak dipengaruhi berapa garis kemiskinan kita. Ya segitu-gitu saja, karena sudah ada anggarannya. Jadi, tidak ada kaitan dengan besarnya anggaran bansos,” kata Arief.

    Sementara itu, Koordinator Bidang Kajian Pengentasan Kemiskinan dan Ketimpangan FEB UGM Wisnu Setiadi Nugroho menilai garis kemiskinan nasional memang perlu dilakukan pembaharuan. Hanya saja, garis kemiskinan bukan dibuat total tetapi secara komplementaritas.

    Artinya, di satu sisi garis kemiskinan lama tetap bisa digunakan sebagai pembanding antarwaktu. Di sisi lain, dilakukan pembaharuan untuk basis komoditasnya karena banyak pengeluaran yang sebelumnya tidak tercantum dalam standar yang terakhir kali diperbaharui pada 1998.

    “Saya mendorong [pemerintah] membentuk garis kemiskinan sensitif nutrisi misalnya, yang lebih cocok dari segi lokalitas atau preferensi konsumsi dan kebutuhan nutrisi masyarakat,” jelas Wisnu kepada Bisnis, Senin (9/6/2025).

    Lebih lanjut, dia menilai pemerintah tidak perlu serta merta mengikuti standar garis kemiskinan versi Bank Dunia. Alasannya, garis kemiskinan Bank Dunia merupakan agregasi dari nilai banyak negara sehingga kurang menggambarkan konteks lokalitas masyarakat di satu negara.

    Cara BPS Hitung Garis Kemiskinan Nasional

    Sebagai gambaran, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar dalam menghitung garis kemiskinan nasional. Kebutuhan dasar tersebut dibagi menjadi dua kategori, yakni komoditas makanan dan komoditas bukan makanan.

    Untuk makanan, BPS memakai standar kebutuhan gizi versi Kementerian Kesehatan yaitu minimum 2.100 kilokalori (kkal) per kapita per hari. BPS pun menggunakan 52 jenis komoditas makanan untuk menentukan kebutuhan 2.100 kkal tersebut seperti beras, kue basah, hingga rokok kretek filter.

    Sementara itu, untuk bukan makanan, BPS menggunakan 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di pedesaan yang dirasa diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti perumahan, listrik, hingga pajak kendaraan motor.

    BPS pun mengalkulasi garis kemiskinan sesuai dengan nilai pengeluaran masyarakat untuk membeli komoditas makanan dan bukan makanan tersebut. Kalkulasi garis kemiskinan tersebut dilakukan lewat Susenas yang diadakan dua kali dalam setahun yaitu pada Maret dan September.

    Hasilnya, berdasarkan Susenas September 2024, didapati ambang batas garis kemiskinan nasional senilai Rp595.243 per orang per bulan. Pada saat yang sama, BPS mencatat rata-rata satu rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,71 anggota rumah tangga sehingga garis kemiskinan nasional sebesar Rp2.803.590 per rumah tangga.

    Kendati demikian, BPS menggarisbawahi bahwa garis kemiskinan nasional tersebut merupakan hasil perhitungan total semua wilayah Indonesia sehingga kurang cocok digunakan secara spesifik.

    BPS menyatakan garis kemiskinan berbeda untuk setiap provinsi, yang kemudian di bagi lagi berdasarkan wilayah perkotaan, dan pedesaan. Misalnya, ambang batas garis kemiskinan di Jawa Tengah Rp521.093 per orang per bulan atau Rp2.318.864 per rumah tangga per bulan, sementara di Jakarta senilai Rp846.085 per kapita per bulan.

    Di sisi lain, ambang batas garis kemiskinan di Papua Pegunungan sebesar Rp1.079.160 per kapita per bulan atau Rp3.841.810 per rumah tangga per bulan.

    Dengan demikian, seorang penduduk Papua Pegunungan yang pengeluarannya sebesar Rp900.000 per bulan tetap tergolong miskin meski pengeluarannya berada di atas garis kemiskinan nasional, tetapi tetap berada di bawah garis kemiskinan provinsi per bulan.

    Hanya saja, banyak pihak yang merasa standar garis kemiskinan nasional itu terlalu rendah. Terlebih, Bank Dunia mencatat persentase penduduk miskin di Indonesia mencapai 68,2% pada 2024 atau setara dengan 194,4 juta orang apabila dihitung berdasarkan standar negara berpendapatan menengah atas.

    Persentase tersebut jauh lebih tinggi dari perhitungan kemiskinan versi BPS. Pada September 2024, BPS mencatat penduduk miskin hanya sekitar 8,57% atau setara 24,06 juta orang.

  • Peduli Korban Banjir, Kapolres Jombang dan BPBD Salurkan Bantuan Sembako

    Peduli Korban Banjir, Kapolres Jombang dan BPBD Salurkan Bantuan Sembako

    Jombang (beritajatim.com) – Warga Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang yang terdampak banjir mendapatkan bantuan sembako melalui kegiatan bhakti sosial yang dilaksanakan pada Senin, 9 Juni 2025.

    Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan, didampingi oleh Plt Kalaksa BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quinyas.

    Kegiatan dimulai pukul 14.00 WIB di Balai Desa Kademangan. Rombongan disambut oleh Camat Mojoagung, Kapolsek Mojoagung Kompol Yogas, serta sejumlah perwakilan Muspika lainnya. Sebanyak 20 orang turut serta dalam kegiatan penyaluran bantuan tersebut.

    Pukul 14.15 WIB, bantuan sembako secara simbolis diserahkan kepada perwakilan keluarga terdampak banjir. Usai penyerahan simbolis, AKBP Ardi Kurniawan bersama Plt Kalaksa BPBD dan jajaran Muspika Mojoagung menyambangi langsung rumah-rumah warga yang menjadi korban banjir.

    Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kondisi warga pasca banjir serta menyampaikan dukungan moril dari aparat setempat. “Ini bentuk kepedulian kami, agar warga tidak merasa sendiri menghadapi musibah,” ujar AKBP Ardi Kurniawan.

    Sementara itu, Plt Kalaksa BPBD Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quinyas, menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap wilayah rawan banjir dan mengutamakan penanganan cepat bagi masyarakat yang terdampak. “Air mulai surut,” katanya.

    Kegiatan bhakti sosial ini berakhir pukul 15.10 WIB. Meski singkat, aksi tersebut membawa pesan kuat bahwa pemerintah dan aparat hadir di tengah masyarakat saat bencana melanda. Kepedulian ini menjadi bagian penting dari upaya membangun ketangguhan sosial dalam menghadapi bencana alam, khususnya di kawasan rawan banjir seperti Desa Kademangan. [suf]

  • Dewi Perssik: Saya Sudah Damai dengan Pak RT

    Dewi Perssik: Saya Sudah Damai dengan Pak RT

    Jakarta, Beritasatu.com – Kabar baik menghampiri pedangdut Dewi Perssik yang mengaku sudah berdamai dengan Malkan, Ketua RT 06 Lebak Bulus. Mantan istri Aldi Taher itu mengaku, perdamaian sudah terjadi sejak tahun kemarin.

    “Alhamdulillah, saya sama Pak RT sudah baikkan,” ucap Dewi Perssik dengan nada bahagia dikutip dari channel YouTube, Senin (9/6/2025).

    Dewi Perssik mengatakan, dirinya sempat dipertanyakan oleh Pak RT terkait pemilihan lokasi untuk melakukan kurban.

    “Saya pun sempat ditanya sama Pak RT apakah berkurban di Jakarta apa di Jember. Alhamdulillah, sekarang sudah lebih baik hubungan dengan Pak RT,” ungkapnya.

    Menurutnya, perdamaian antara kedua belah pihak datang dari hati masing-masing.

    “Sebenarnya perdamaiannya sudah tahun kemarin, tetapi kan Pak RT-nya sudah diganti sama adiknya,” tuturnya.

    Dewi Perssik juga menyerahkan segala keputusan untuk melaksanakan hewan kurban kepada Pak RT.

    “Alhamdulillah sudah lancar komunikasinya. Beliau juga sudah datang ke rumah, beliau juga urusin kupon dan siapa yang motong hewan kurban,” tutupnya.

    Sebelumnya, Dewi Perssik sempat mengalami konflik dengan Pak RT di tempat tinggalnya, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Perseteruan keduanya bermula saat Dewi Perssik menitipkan sapi yang dibelinya dari Brebes di halaman Masjid Babul Khoirot.

    Ia ingin sapi itu disembelih di tempat lain. Miskomunikasi di antara keduanya terjadi, karena pengurus masjid dan RT menyangka bahwa Dewi Perssik ingin mengurbankan sapinya melalui Masjid Babul Khoirot.

    Konflik semakin memanas terjadi saat asistennya mengambil sapi miliknya dari halaman masjid tersebut.

    “Jadi aku nyuruh pak ustaz di sini untuk aku titip, karena aku beli sapinya di Brebes,” kata Dewi Perssik dikutip dari Instagram miliknya, Rabu (28/6/2025).

    Dewi Perssik mengatakan, pemindahan hewan kurban karena mendapat aduan dari warga setempat yang sempat tidak mendapatkan sembako darinya.

    Padahal, sembako yang diberikan Dewi Perssik kepada warganya kerap dilakukan setiap tahun. Bahkan, sembako itu diserahkan kepada Pak RT.

    Sayangnya, pada saat hewan kurban miliknya dipindahkan ke tempat lain. Justru, Dewi Perssik diduga mendapatkan perlakuan yang tidak pantas.

    “ART aku sama secukuriti aku dimarahi sama Pak RT. Dia bilang ‘ kita enggak butuh daging’. Kok malah ngamuk Pak RT, ” kata Dewi Perssik.

    Tak itu saja, Dewi Perssik menyebut sempat dimintai uang Rp 100 juta saat meminta tolong untuk memindahkan hewan kurban berjenis sapi tersebut.

    “Pak saya minta tolong agar sapinya naikin, eh dia malah jawab minta Rp 100 juta. Padahal, pak ustaz bilang cuma bayar Rp 700.000 sampai Rp 1 juta untuk bantu sembelih,” tegasnya.

    Sementara itu, Malkan membantah bahwa dirinya meminta uang Rp 100 juta hanya untuk memindahkan hewan kurban milik Dewi Perssik.

    “Saya hanya bilang ‘kalau Anda sudah mengganggu, maka berbicara soal harga diri. Dibayar Rp 100 juta pun saya enggak akan mau’,” jelasnya.

    “Kalau untuk memindahkan sapi, tentu bukan kami ahlinya,” tutupnya.

  • 2 Kecamatan di Batubara Sumut Diterjang Puting Beliung, 103 Rumah Rusak

    2 Kecamatan di Batubara Sumut Diterjang Puting Beliung, 103 Rumah Rusak

    SUMUT – Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara (Sumut) mencatat 104 rumah di Kabupaten Batubara rusak akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah itu.

    Berdasarkan laporan Pusdalops PB Sumut yang diterima Senin, 9 Juni, cuaca ekstrem yang terjadi Satu 7 Juni itu melanda dua Kecamatan Medang Deras dan Kecamatan Lima Puluh Persisir.

    Pusdalops PB Sumut mencatat cuaca ekstrem yang diakibatkan hujan deras disertai angin kencang itu menyebabkan bencana alam angin puting beliung.

    Atas kejadian tersebut Pusdalops PB Sumut mendata 103 rumah dan satu rumah ibadah di Kecamatan Medang Deras mengalami rusak sedang. Sedangkan di Kecamatan Lima Puluh Persisir tercatat hanya satu rumah yang mengalami rusak ringan.

    Sebanyak 103 rumah yang mengalami rusak tersebar di Desa Pemalang Nibung sembilan rumah, Desa Pakam 22 rumah, Desa Medang 40 rumah, Desa Durian dua rumah, Desa Pematang Cengkering tiga rumah dan Desa Medang Baru empat rumah.

    Lalu, Desa Lalang 13 rumah dan satu rumah ibadah, Desa Pakam Raya empat rumah, Desa Mandarsah satu rumah, Desa Nenassiam dua rumah dan Desa Pangkalan Dodek 1 rumah.

    Sedangkan, di Kecamatan Lima Puluh Persisir terjadi di Desa Gambus Laut yang melanda satu rumah rusak ringan.

    Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan berdasarkan laporan yang diterima tidak ada pengungsian.

    “Jumlah luka-luka dan meninggal dunia berdasarkan laporan yang diterima juga nihil,” ujar Sri Wahyuni.

    Yuyun, sapaan akrabnya mengatakan berbagai upaya penanganan atas kejadian bencana tersebut telah dilakukan sejumlah pemangku kebijakan terkait

    “Pemerintah setempat melakukan koordinasi dengan pemerintah kecamatan dan pemerintah desa, lalu melakukan asesmen dan menyalurkan

    bantuan berupa sembako serta perlengkapan lainnya kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata dia.

    Berdasarkan laporan Pusdalops PB Sumut, kondisi terkini atas kejadian bencana alam tersebut dalam proses pemulihan atau pembersihan material.

  • Keluarga Korban Longsor Gunung Kuda Cirebon Diberi Santunan Rp300 Juta dan Sembako

    Keluarga Korban Longsor Gunung Kuda Cirebon Diberi Santunan Rp300 Juta dan Sembako

    Liputan6.com, Bandung – Keluarga korban longsor tambang Galian C di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mendapat santuan Rp300 juta dan sembako.

    Santunan tersebut didapat dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Barat, disalurkan melalui Baznas Kabupaten Cirebon dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon.

    Penyalurannya pun dilaksanakan dalam dua tahap yakni pada Sabtu, 31 Mei 2025 dan Minggu, 1 Juni 2025.

    Wakil Ketua II Baznas Jawa Barat, Ali Khosim mengatakan bahwa santunan tersebut diberikan sebagai hak bagi keluarga korban. Mengingat sebagian besar korban merupakan tulang punggung keluarga.

    “Ini adalah amanah umat yang harus kami salurkan kepada mereka yang paling membutuhkan,” kata Ali dalam keterangannya dikutip pada Senin, 9 Juni 2025.

    Sebagaimana diketahui, sebanyak 25 korban meninggal dunia dan 10 mengalami luka-luka akibat peristiwa tanah longsor tersebut.

    Adapun santunan itu tak hanya diberikan kepada keluarga dari korban meninggal, melainkan pula keluarga dari korban yang kini tengah dirawat di rumah sakit. Ali berharap santunan tersebut dapat setidaknya meringankan beban keluarga dari para korban.

    “Kami berharap santunan ini bisa meringankan beban keluarga korban yang tengah berduka,” tutur dia.

    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Cirebon, Agus Kurniawan Budiman mengucapkan terima kasih atas bantuan tersebut. 

    “Terima kasih setinggi-tingginya saya ucapakan kepada Baznas Jabar dan Pemprov Jawa Barat yang telah memberikan perhatian kepada masyarakat kami yang ditimpa musibah melalui pemberian santunan ini yang tentu akan sangat bermanfaat untuk keluarga korban longsor,” ucapnya.

     

    Penulis: Arby Salim

     

  • Jadwal dan Kriteria Penerima Bansos Beras 20 Kilogram

    Jadwal dan Kriteria Penerima Bansos Beras 20 Kilogram

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah akan menggelontorkan bantuan sosial (bansos) pangan beras 20 kilogram (kg) per keluarga penerima yang menyasar 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Bansos beras ini akan disalurkan selama Juni—Juli 2025.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp4,9 triliun untuk bantuan pangan beras pada periode Juni—Juli tahun ini. Dia menjelaskan bahwa bantuan pangan ini merupakan salah satu bagian dari stimulus pertumbuhan perekonomian kuartal II/2025.

    “Tujuan bantuan pangan beras ini untuk membantu 18,3 juta keluarga penerima manfaat [KPM] dari masyarakat kurang mampu yang membutuhkan,” kata Arief kepada Bisnis, Minggu (8/6/2025).

    Arief menyampaikan bahwa penyaluran beras ini diestimasikan mulai akhir Juni hingga Juli 2025 dan dipastikan beras yang disalurkan merupakan kualitas yang baik. ”Estimasi penyaluran akhir Juni—Juli,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Arief menuturkan bahwa penerima bansos beras berasal dari Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Dengan begitu, diharapkan penyaluran bantuan pangan beras tahun ini tepat sasaran. Hal ini sebagaimana amanat Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (Inpres 4/2025).

    Adapun, saat ini, Bapanas masih dalam proses administrasi penganggaran terlebih dahulu bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu), yang selanjutnya Perum Bulog akan menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP) ke masyarakat.

    Kriteria Penerima Bansos Beras

    Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa nantinya penerima bansos beras terdiri atas tiga kategori.

    Pertama, bansos beras yang akan disalurkan dari stok di gudang Bulog akan diprioritaskan kepada daerah bukan penghasil padi. Kedua, penerima bansos beras adalah daerah dengan harga beras yang sudah tinggi, serta ketiga adalah daerah kota.

    Amran berharap dengan adanya bansos beras ini akan mengintervensi harga beras di masyarakat tanpa mengganggu kesejahteraan petani.

    “Jadi semua nyaman konsumennya nyaman, petani yang tersenyum,” kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (3/6/2025).

    Di samping itu, Amran juga memastikan harga beras yang bergejolak di pasar akan turun seiring dengan adanya bansos beras stabilisasi pasokan dan harga pangan sebanyak 360.000 ton beras selama 2 bulan. 

    “Ya [bansos bisa mengendalikan harga yang naik di pasar], karena di daerah inflasi terjadi inflasi, beras diintervensi di sana, tetapi yang daerah rendah jangan dong, terpuruk nanti,” ujarnya.

    Adapun, bantuan beras ini berasal dari stok beras di gudang Bulog. Tercatat, sampai dengan 3 Juni 2025 pukul 04.30 WIB, stok beras yang diamankan Bulog telah mencapai 4,05 juta ton. Angkanya tertinggi sepanjang 57 tahun terakhir.

    “Kita pakai stok ini [4 juta ton stok di gudang Bulog]. Kita pakai stok ini kan ada 360.000 [ton beras] untuk 2 bulan. Caranya adalah supaya harga di tingkat petani tidak tertekan,” terangnya.

    Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan menyalurkan 10 kg bantuan beras gratis selama 2 bulan ke depan, di samping memberikan tambahan kartu sembako senilai Rp200.000 per bulan.

    “Mereka juga akan mendapatkan 10 kg beras bantuan beras gratis untuk 2 bulan, jadi akan dapat 20 kg beras. Dalam hal ini, total anggaran yang disediakan untuk pemberian tambahan kartu sembako dan bantuan pangan adalah Rp11,93 triliun,” jelas Menkeu Sri Mulyani seusai rapat terbatas yang dikutip di YouTube Sekretaris Presiden, Selasa (3/6/2025).

    Bantuan pangan ini akan dilaksanakan oleh Bapanas dan Kementan. Dia menjelaskan Kementan akan menjaga agar penyaluran beras bisa membantu kelompok paling miskin dan rentan tanpa menyebabkan harga beras turun di tingkat petani.

    “Karena kita selalu harus mencari keseimbangan antara harga beras yang bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan harus dijaga nilai tukar petaninya dengan harga beras yang dijangkau oleh masyarakat, terutama kelompok miskin perkotaan agar bisa terjangkau,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Menkeu menambahkan bahwa nantinya bantuan pangan ini akan ditetapkan pelaksanaannya pada Juni dan Juli tanpa mengganggu harga beras yang ada di tingkat petani.

  • Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung Megapolitan 8 Juni 2025

    Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Salah seorang warga Cilangkap, Depok, bernama Lili (49) menceritakan pertemuannya dengan Wali Kota Depok
    Supian Suri
    yang meninjau kondisi rumahnya usai diterjang
    angin puting beliung
    , Minggu (8/6/2025).
    Supian mendatangi rumahnya sebagai lokasi kedua setelah sebelumnya meninjau salah satu rumah di daerah Cilodong, Kota Depok. Dalam pertemuan itu, Lili dan suaminya menceritakan kronologi kejadian sebelum plafon di kamar tidur dan dapur rumahnya ambruk.
    Berdasarkan hasil tinjauan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Supian berjanji akan memberikan material bangunan untuk memperbaiki plafon rumah Lili dengan ukuran sekitar 3,5 meter di kamar dan 5-6 meter di dapur.
    “Pak Supian juga bilang ada bantuan material, nanti akan datang sama tukang atau pekerjanya. Kayaknya sih hari ini juga coba dikirim. Intinya Alhamdulillah dapat bantuan dari Pemkot,” ujar Lili kepada
    Kompas.com
    di lokasi, Minggu.
    Di akhir percakapan, Supian menyerahkan sebuah kantong besar warna hitam yang berisi sembako kepada Lili dan keluarga.
    “Tadi ada sembako kayak mie, gula. Terus kami dikasih terpal juga untuk dipakai sementara waktu,” ucap Lili.
    Lili menceritakan, awalnya hujan deras turun mengguyur wilayah Tapos, Kota Depok, Sabtu (7/6/2025) sore. Hujan deras itu disertai angin puting beliung.
    Hujan deras dan angin kencang menyebabkan bagian atap bocor parah, sesuatu yang belum pernah dialami Lili selama menempati rumah itu.
    “Itu enggak kayak seperti biasa bocornya, engga pernah bocor tapi itu bocornya banyak. Pas saya sama anak sulung keluar, itu langsung ambruk yang di kamar awalnya,” ujar Lili.
    “Lalu ke belakang di dapur ambruk lagi, itu kejadiannya cepat banget sampai pada teriak dan nangis,” tambahnya.
    Terpisah, Wali Kota Depok Supian Suri berencana memperbaiki rumah Lili dan ratusan rumah warga Depok lainnya yang terdampak akibat peristiwa angin puting beliung.
    Perbaikan akan menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT) dengan prioritas memperbaiki rumah agar tidak bocor dan aman dari hujan.
    Pendataan rumah warga terdampak dan penyusunan akan dibuat oleh Dinas Perumahan dan Permukiman (Disrumkim) Kota Depok.
    Diperkirakan, sebanyak 366 rumah di Cilangkap, Tapos, Cimpaeun, dan Jatijajar menjadi wilayah yang terdampak akibat peristiwa ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur Megapolitan 8 Juni 2025

    Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah korban
    kebakaran Kapuk Muara
    , Penjaringan, Jakarta Utara, berharap adanya bantuan alas tidur berupa matras atau kasur untuk digunakan di tenda pengungsian.
    “Dari awal mengungsi tidak ada alas tidurnya. Cuma mau tidak mau, adanya ini, siapa tahu ada donatur kasihan mau ngasih kasur, ngasih bantal,” jelas salah satu warga bernama Sumarni (64) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Minggu (8/6/2025).
    Selain alas tidur, Sumarni juga berharap agar adanya bantuan sembako berupa beras.
    Menurut Sumarni, bantuan beras sangat penting bagi para korban agar dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari saat mereka mulai mengontrak rumah dan tidak lagi tinggal di tenda pengungsian.
    Senada dengan Sumarni, warga lain bernama Ayu Wulansari (34) juga mengaku membutuhkan bantuan alas tidur.
    Sebab, ia hanya memiliki kasur butut yang berhasil diselamatkan saat kebakaran. Kasur itu menjadi satu-satunya alas tidur untuk bayinya yang masih berusia tiga bulan.
    “Enggak ada. Ini cuma pakai kasur yang dibawa kemarin selamat, kalau (kasur) buat bayi enggak ada. Kita tidur aja beralaskan terpal,” jelas Ayu.
    Ayu mengatakan, tidur di tenda pengungsian membuat bayinya kepanasan dan lebih sering rewel.
    Selain itu, satu tenda pengungsian bisa diisi sekitar 100 orang sehingga membuat kondisi semakin pengap dan tak nyaman.
    Oleh karena itu, ia berharap agar ke depannya ada alas tidur yang layak untuk para korban.
    Berdasarkan pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi, hampir sebagian besar tenda pengungsian hanya beralaskan terpal. Hanya ada beberapa tenda yang terlihat sudah terdapat matras untuk alasnya.
    Warga yang tinggal di tenda tanpa matras terpaksa tidur dengan beralaskan terpal saja. Beberapa di antaranya menggunakan kain seadanya sebagai alas tidur.
    Untuk diketahui, kebakaran hebat terjadi di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
    Kebakaran tersebut berlangsung cukup lama dan baru bisa dipadamkan setelah 12 jam.
    Akses yang sempit dan sumber air yang susah membuat proses pemadaman kebakaran ini cukup lama.
    Alhasil, 485 bangunan terbakar dan 3.200 jiwa menjadi korban.
    Sampai saat ini, penyebab
    kebakaran di Kapuk Muara
    masih simpang siur dan tengah didalami polisi.
    Sedangkan ribuan korban sementara waktu mengungsi di tenda darurat yang didirikan oleh Pemeritnah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di atas lahan kosong.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juni 2025

    Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan Megapolitan 8 Juni 2025

    Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gubernur Jakarta
    Pramono Anung
    akan memprioritaskan bantuan bagi balita yang menjadi korban
    kebakaran di Kapuk Muara
    , Penjaringan, Jakarta Utara.
    Pramono menyampaikan, sebagian besar kebutuhan balita di tenda pengungsian sudah terpenuhi.
    “Balita menjadi prioritas bagi kami. Karena tadi ada bayi yang 3 bulan, ada yang 5 bulan, kebetulan saya berdialog secara langsung, relatif apa yang menjadi kebutuhan dasarnya terpenuhi,” ucap Pramono usai menemui korban
    kebakaran Kapuk Muara
    di lokasi pengungsian, Minggu (8/6/2025).
    Dalam kunjungannya ke pengungsian, Pramono menyerahkan secara simbolis beberapa bantuan untuk para korban kebakaran, di antaranya perlengkapan bayi, perlengkapan anak sekolah, peralatan mandi, obat-obatan, hingga sembako.
    Selain itu, ia juga memastikan susu formula untuk bayi dan balita yang menjadi korban kebakaran sudah disediakan.
    Meski demikian, Pramono mengaku tengah memikirkan nasib para korban ke depannya. Ia juga belum dapat memastikan apakah warga akan direlokasi atau bagaimana penanganan selanjutnya.
    Rencananya, Pramono akan membahas nasib para korban kebakaran tersebut dalam rapat bersama jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
    Untuk diketahui, kebakaran hebat terjadi di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
    Kebakaran tersebut berlangsung cukup lama dan baru bisa dipadamkan setelah 12 jam.
    Akses yang sempit dan sumber air yang susah membuat proses pemadaman kebakaran ini cukup lama.
    Alhasil, 485 bangunan terbakar dan 3.200 jiwa menjadi korban.
    Sampai saat ini, penyebab kebakaran di Kapuk Muara masih simpang siur dan tengah didalami polisi.
    Sedangkan ribuan korban sementara waktu mengungsi di tenda darurat yang didirikan oleh Pemeritnah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di atas lahan kosong.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mampu Ciptakan Lapangan Kerja di Kolaka, AgenBRILink Jadi Jalan Pemuda Ini Kembangkan Usaha – Page 3

    Mampu Ciptakan Lapangan Kerja di Kolaka, AgenBRILink Jadi Jalan Pemuda Ini Kembangkan Usaha – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Komitmen terus ditunjukkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dalam memperluas inklusi keuangan hingga ke pelosok negeri. Salah satu inisiatif strategis yang dijalankan adalah penguatan jaringan AgenBRILink sebagai garda terdepan dalam memberikan layanan perbankan kepada masyarakat.

    Wahyuddin, pemilik AgenBRILink “Wahyu Cell” di Kelurahan Ngapa, Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, menjadi contoh nyata bagaimana AgenBRILink memberi dampak positif bagi masyarakat di wilayah pedesaan. Bermitra dengan BRI sejak 2018, ia memanfaatkan layanan ini untuk mengembangkan usaha konter pulsanya sekaligus membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.

    “Saat ini sudah memasuki tahun ke delapan AgenBRILink saya jalan. Sebenarnya tujuan utama mendirikan AgenBRILink adalah dengan mengembangkan usaha yang sudah ada sebelumnya serta memudahkan masyarakat sekitar untuk menikmati layanan, bukan hanya perbankan tetapi juga segala jenis pembayaran yang menjadi kebutuhan masyarakat,” ucap Wahyuddin.

     

    Perbesar

    Credit: AgenBRILink… Selengkapnya

    Seiring berjalannya waktu, Wahyuddin bercerita bahwa bisnis AgenBRILink yang ia jalankan terus berkembang. Peningkatan volume transaksi dan kebutuhan pelanggan mendorongnya untuk melibatkan beberapa pemuda setempat. Hingga kini, Wahyuddin telah mempekerjakan 12 orang untuk membantu operasional sehari-hari.

    Ia juga mengungkapkan bahwa penghasilan dari aktivitas sebagai AgenBRILink, yang dikombinasikan dengan usaha konter pulsa miliknya, tidak hanya menjadi sumber nafkah utama bagi keluarganya, tetapi juga memberikan manfaat bagi orang-orang di sekitarnya.

    “Selain mencukupi kebutuhan rumah tangga, sebagian juga saya gunakan untuk menambah modal usaha dan berbagi kepada masyarakat disekitar kami yang kurang mampu,” tambah Wahyuddin.

    Tak hanya memberikan dampak dari sisi penciptaan lapangan kerja, keberadaan AgenBRILink juga berperan dalam mempermudah akses layanan keuangan bagi masyarakat pelaku usaha. Salah satunya melalui produk tabungan Simpedes UMi (Ultra Mikro) dari BRI, yang pembukaannya dapat dilakukan langsung melalui AgenBRILink.

    “Sebagian besar masyarakat di sini bekerja sebagai pedagang. Mereka inilah yang menjadi nasabah utama tabungan Simpedes UMi, mulai dari pedagang sayur, ikan, hingga sembako,” ujarnya.

    Di wilayahnya, Wahyuddin menyebut AgenBRILink telah menjadi bagian penting yang tidak hanya diandalkan untuk layanan transaksi keuangan, tetapi juga menjadi pusat layanan yang membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari warga.

     

    Perbesar

    Credit: AgenBRILink… Selengkapnya

    Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menegaskan bahwa BRI akan terus mendorong berbagai inisiatif untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia, salah satunya melalui penguatan peran AgenBRILink.

    AgenBRILink sendiri telah menjadi motor utama dalam perluasan layanan keuangan BRI. Melalui skema kemitraan dengan nasabah, BRI menjadikan mereka sebagai perpanjangan tangan layanan perbankan yang dapat melayani transaksi secara real-time online dengan konsep berbasis sharing fee.

    “Melalui AgenBRILink, kami tidak hanya memperluas akses layanan keuangan hingga ke pelosok desa, tetapi juga memberikan pendampingan dan pelatihan agar para agen dapat tumbuh dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat sekitarnya,” ujar Hendy.

    Adapun, pendampingan yang dilakukan untuk AgenBRILink mencakup berbagai aspek penting, mulai dari pelatihan pemasaran, edukasi fitur-fitur terbaru BRILink, hingga peningkatan pemahaman terkait mitigasi risiko seperti penipuan atau judi online.

    BRI juga membekali agen dengan kemampuan dalam mengelola operasional harian, seperti penggunaan EDC, serta strategi dalam menangkap potensi wilayah dan meningkatkan nilai sosial (social value), sehingga peran AgenBRILink tidak hanya sebatas transaksi, tetapi juga membawa dampak nyata bagi komunitas sekitar.

    “Hingga akhir Maret 2025, jumlah AgenBRILink tercatat telah mencapai lebih dari 1,19 juta agen yang tersebar di lebih dari 67 ribu desa di seluruh Indonesia, atau menjangkau sekitar 88% dari seluruh desa di wilayah Indonesia,” pungkas Hendy.