Produk: sembako

  • Mendes Sebut MBG dan Kopdes Bisa Dongkrak Ekonomi Desa, Begini Caranya

    Mendes Sebut MBG dan Kopdes Bisa Dongkrak Ekonomi Desa, Begini Caranya

    Jakarta

    Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto menekankan pentingnya konsolidasi seluruh organisasi desa untuk mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Salah satu program prioritas yang ia soroti adalah Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Menurutnya, desa dapat menjadi penyedia utama bahan pangan sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan program nasional, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal.

    “Kalau desa mampu menyiapkan bahan bakunya, maka perputaran ekonomi desa akan semakin hidup dan masyarakat ikut merasakan manfaatnya,” kata Yandri dalam pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi) Merah Putih, Rabu (27/8/2025).

    Koperasi Merah Putih

    Yandri juga menekankan penguatan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dasar warga, mulai dari sembako, pupuk, hingga gas LPG. Ia memastikan bahwa pemerintah memberikan dukungan penuh berupa pinjaman tanpa agunan, bunga rendah, serta pasokan langsung dari BUMN.

    “Koperasi ini tidak akan merugi jika kepala desa benar-benar serius mengawalnya sesuai Permendesa Nomor 10 Tahun 2025. Saya minta kades memanfaatkan kewenangan itu untuk kepentingan masyarakat,” tegas mantan Wakil Ketua MPR RI tersebut.

    Sementara itu, Ketua Umum Apdesi Anwar Sadat mengajak seluruh kepala desa di Indonesia menjadikan Munas ini sebagai momentum memperkuat kolaborasi dengan pemerintah pusat. Menurutnya, desa harus menjadi garda depan pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045.

    “Apdesi siap bergandengan tangan dengan Kementerian Desa maupun kementerian lain. Kolaborasi konkret adalah kunci agar desa benar-benar menjadi pilar kemajuan bangsa,” ujar Anwar.

    Ketua Panitia Munas, Risti Yuni Lestari, menyampaikan apresiasi atas dukungan Mendes PDT, Wamendagri, dan para pejabat kementerian lainnya. Ia menegaskan bahwa Apdesi Merah Putih berkomitmen memperjuangkan kesejahteraan masyarakat desa sekaligus mendukung visi besar Indonesia Emas 2045.

    Dalam kesempatan itu, Mendes Yandri bersama Wakil Menteri PDT Ahmad Riza Patria, Wamendagri Ribka Haluk, Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi, serta Ketua Umum Apdesi meluncurkan Aplikasi Desa Merah Putih sebagai inovasi digital yang diharapkan memperkuat pelayanan desa.

    Melalui forum ini, pemerintah bersama Apdesi menegaskan kembali peran desa bukan sekadar objek pembangunan, melainkan motor utama yang mampu menggerakkan ekonomi rakyat dan memperkuat ketahanan nasional.

    Lihat juga Video: Kopdes Merah Putih Dibentuk Agar Subsidi Tepat Sasaran

    (ily/ara)

  • Menekraf: Pengelolaan ekraf di KMP Kendari layak jadi sorotan nasional

    Menekraf: Pengelolaan ekraf di KMP Kendari layak jadi sorotan nasional

    Kendari (ANTARA) – Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya menyebut pengelolaan produk ekonomi kreatif di Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), layak menjadi sorotan nasional.

    Menteri Ekraf RI Teuku Riefky Harsya saat ditemui di Kendari, Selasa, mengatakan pemerintah pusat melihat prestasi pengelolaan KKMP di Kendari setelah peluncuran serentak secara nasional.

    “Memang Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tengara menjadi sorotan nasional bagaimana prestasinya cukup baik terhadap koperasi merah putih,” kata Teuku Riefky.

    Teuku Riefky juga salut dengan berbagai hasil kerajinan dan pangan olahan yang dikelola di Koperasi Merah Putih Kelurahan Bende, Kota Kendari seperti kerajinan tangan dari anyaman rotan, produk makanan olahan, hingga kain tenun.

    “Jadi, pengelolaan ekonomi kreatif di Kelurahan Bende sudah luar biasa, karena produk-produknya cukup variatif,” ujarnya.

    Ia menjelaskan selain hasil produk ekonomi kreatif, di koperasi tersebut juga disajikan berbagai sembako seperti beras SPHP yang penjualanya tidak boleh di atas harga eceran tertinggi, snak UMKM, hingga gas Elpiji melon.

    “Selain itu sistem pembayarannya juga sudah digitalisasi dan keanggotaanya terus meningkat,” jelas Teuku Riefky.

    Menurutnya, dengan beragam ekonomi kreatif ditambah pelayanan anggota koperasi yang bagus, maka dipastikan KKMP Kelurahan Bende semakin berkembang.

    Ia menyampaikan, dengan contoh pengelolaan KKMP di Kelurahan Bende, maka geliat pertumbuhan ekonomi bisa dirasakan hingga tingkat kelurahan, bukan hanya berada di perusahaan besar.

    “Sehingga unit usaha yang dikelola bisa dirasakan dari kita, oleh kita dan untuk kita,” sebutnya.

    Untuk itu, la bersama Kementerian Koperasi telah berkolaborasi agar ekonomi kreatif yang ditampilkan di KKMP tembus ke pasar nasional bahkan Internasional. Di mana langkah tersebut seperti melatih para pengurus menjadi afiliator dan konten kreator agar produk mereka bisa diakses ke pasaran yang lebih luas.

    Teuku Riefky juga meminta para konten kreator di daerah agar bisa mempromosikan produk ekonomi kreatif yang ada di Koperasi Kelurahan Merah Putih hingga potensi wisata di Kelurahan Bende.

    “Karena ketika produk ekonomi kreatif dan wisata di Bende ini lebih dikenal maka di situlah wisatawan akan datang, ekonomi juga bertumbuh di daerah tersebut,” tambah Teuku Riefky.

    Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra/La Ode Ari
    Editor: Mahmudah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Wamenkop: BUMN – Swasta siap tambah usaha Kopdes Merah Putih

    Wamenkop: BUMN – Swasta siap tambah usaha Kopdes Merah Putih

    Wamenkop Ferry Juliantoni di Jakarta. Foto: Kemenkop

    Wamenkop: BUMN – Swasta siap tambah usaha Kopdes Merah Putih
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Selasa, 26 Agustus 2025 – 16:44 WIB

    Elshinta.com – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menyatakan BUMN dan swasta siap mendukung Kopdes/Kelurahan Merah Putih lewat penambahan usaha dan pasokan produk unggulan.

    Ferry, yang juga Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes/Kel Merah Putih, menegaskan pasokan itu akan menjaga keberlanjutan operasional koperasi. Akses masyarakat terhadap komoditas utama, kata Ferry, juga akan lebih mudah dengan harga terjangkau.

    “Harapan Pak Presiden yaitu barang-barang (produk dasar) bisa dijual ke masyarakat melalui Koperasi dengan harga yang lebih terjangkau. Oleh sebab itu peluang ini bisa diisi oleh BUMN atau swasta melalui gerai-gerai yang ada di Kopdes Merah Putih,” ujar Ferry dalam keterangan tertulis, Selasa (26/8/2025).

    Hingga 25 Agustus 2025, terdapat 7.905 gerai koperasi aktif dari 6.337 Kopdes/Kelurahan Merah Putih. Gerai-gerai itu siap bersinergi dengan BUMN dan swasta dalam penyediaan produk pangan yang akan diperjualbelikan melalui koperasi. Secara nasional, pada Agustus–September 2025 ditargetkan 15.000-25.000 unit Kopdes/Kelurahan Merah Putih beroperasi.

    Ferry menambahkan, gerai Kopdes bukan hanya tempat jual beli sembako, melainkan juga kantor pusat layanan publik desa. Salah satu prioritas Kopdes adalah menyalurkan program pemerintah dan barang subsidi.

    “Fungsi Kopdes ini bisa menjadi ganda yaitu menjual barang, menyalurkan program pemerintah pusat, sekaligus berperan sebagai gudang dengan fasilitas dryer, cold storage, dan titik serah barang subsidi. Bahkan termasuk menampung hasil produksi pertanian dan kerajinan makanan lokal,” jelasnya.

    Menurut Ferry, ekosistem Kopdes terbuka bagi semua pihak, baik BUMN maupun swasta, dengan skema business to business (BtoB). Keterlibatan BUMN sebagai produsen barang subsidi akan menempatkan Kopdes sebagai agen atau subdistributor, memberi nilai tambah bagi masyarakat dan UMKM.

    “Kita tidak ingin Kopdes ini justru menciptakan persaingan dengan warung UMKM. Justru posisinya bisa menjadi agen sub distributor, sehingga membantu memperkuat jaringan distribusi,” katanya.

    Dengan keterlibatan BUMN, swasta, asosiasi petani, dan pemangku kepentingan lain, Ferry optimistis Kopdes akan memperpendek rantai pasok dan menekan biaya logistik. Distribusi yang lebih sederhana diharapkan menghadirkan barang subsidi tepat sasaran, sesuai harga ketentuan, dan tersedia sesuai kebutuhan masyarakat desa.

    Ferry mengapresiasi komitmen para pihak yang terlibat. “Kolaborasi ini sangat penting. Kami membuka kesempatan seluas-luasnya bagi bapak-ibu semua untuk berpartisipasi membangun ekosistem Kopdes Merah Putih yang lebih baik,” ujarnya.

    Deputi Bidang Koordinasi Tata Niaga dan Distribusi Pangan Kemenko Pangan, Tatang Yuliono, juga mendukung penguatan model bisnis Kopdes. Ia menilai pemangkasan rantai pasok akan menstabilkan harga kebutuhan pokok di desa.

    “Kopdes ini harus mampu menjadi distributor level akhir di desa agar masyarakat tertarik, dan barang tersedia tepat waktu dengan harga sesuai ketentuan,” ujarnya.

    Sementara itu, Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo menekankan pentingnya peran Kopdes sebagai offtaker. Ia berharap Kopdes bisa menyerap panen cabai anggota koperasi sehingga harga petani tetap terjamin.

    Penulis: Rama Pamungkas/Ter

    Sumber : Radio Elshinta

  • Wamenkop: BUMN dan swasta jamin pasokan untuk Kopdes Merah Putih

    Wamenkop: BUMN dan swasta jamin pasokan untuk Kopdes Merah Putih

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono menyatakan bahwa BUMN dan pihak swasta khususnya produsen pangan, menjamin pasokan komoditas untuk mendukung penuh operasional Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

    Dukungan ini diwujudkan melalui pasokan produk-produk unggulan untuk menambah kegiatan usaha koperasi.

    Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) yang dipimpinnya di Jakarta, Selasa, Ferry, yang juga Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satgas Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, menjelaskan bahwa dengan adanya jaminan pasokan komoditas dari BUMN dan swasta, operasional Kopdes/Kel Merah Putih diharapkan dapat terus berjalan.

    Menurutnya, upaya ini juga akan mempermudah akses masyarakat terhadap komoditas utama dengan harga yang lebih terjangkau, sekaligus menyempurnakan ekosistem bisnis Kopdes/Kel Merah Putih.

    “Harapan Bapak Presiden, barang-barang pokok bisa dijual ke masyarakat melalui koperasi dengan harga lebih terjangkau. Oleh karena itu, peluang ini bisa diisi oleh BUMN atau swasta melalui gerai-gerai yang ada di Kopdes Merah Putih,” ujar Ferry, dalam keterangan pers kementerian.

    Hingga 25 Agustus 2025, tercatat sebanyak 7.905 gerai koperasi aktif dari 6.337 Kopdes/Kel Merah Putih telah beroperasi dan sudah memiliki minimal satu unit usaha atau gerai. Gerai-gerai ini siap disinergikan dengan BUMN atau swasta untuk penyediaan produk pangan.

    Secara nasional, ditargetkan 15.000 hingga 25.000 unit Kopdes/Kel Merah Putih dapat beroperasi pada periode Agustus hingga September 2025.

    Selain sebagai tempat jual beli sembako, Ferry menegaskan bahwa gerai Kopdes/Kel Merah Putih juga dapat berfungsi ganda sebagai pusat layanan publik di desa.

    Koperasi ini ditargetkan menjadi pusat penyaluran program dan barang subsidi pemerintah, seperti gas LPG 3 kg, pupuk, beras untuk masyarakat miskin, hingga bantuan sosial lainnya.

    “Fungsi Kopdes ini bisa menjadi ganda, yaitu menjual barang, menyalurkan program pemerintah pusat, sekaligus berperan sebagai gudang dengan fasilitas dryer, cold storage, dan titik serah barang subsidi. Bahkan termasuk menampung hasil produksi pertanian dan kerajinan makanan lokal,” ucapnya.

    Ferry juga menegaskan bahwa Kopdes/Kel Merah Putih terbuka untuk kemitraan business to business (B2B) dengan BUMN dan swasta. Koperasi ini diharapkan bisa berperan sebagai agen atau sub-distributor untuk memperkuat jaringan distribusi.

    “Kami tidak ingin Kopdes ini justru menciptakan persaingan dengan warung UMKM. Justru posisinya bisa menjadi agen sub distributor, sehingga membantu memperkuat jaringan distribusi,” katanya.

    Dengan keterlibatan berbagai pihak, Ferry optimistis keberadaan Kopdes/Kel Merah Putih akan memperpendek rantai pasok dan menekan biaya logistik, sehingga barang subsidi bisa sampai ke masyarakat desa dengan tepat sasaran dan harga yang sesuai ketentuan.

    Dalam kesempatan tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Tata Niaga dan Distribusi Pangan Kemenko Pangan, Tatang Yuliono, mendukung penuh model bisnis ini.

    Menurutnya, pemangkasan rantai pasok akan menstabilkan harga kebutuhan pokok di tingkat desa.

    “Kopdes ini harus mampu menjadi distributor level akhir di desa agar masyarakat tertarik, dan barang tersedia tepat waktu dengan harga sesuai ketentuan,” ujarnya.

    Sementara itu, Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI), Tunov Mondro Atmojo, berharap Kopdes dapat menjadi offtaker yang menyerap hasil panen petani, sehingga memberikan jaminan harga yang menguntungkan.

    Pewarta: Shofi Ayudiana
    Editor: Mahmudah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Map Cokelat dan Ransel Hitam, Simbol Perjuangan Anak Muda di Job Fair Depok – Page 3

    Map Cokelat dan Ransel Hitam, Simbol Perjuangan Anak Muda di Job Fair Depok – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Matahari telah menyingsing dari timur wilayah Kota Depok. Indira Saputri (19) telah bersiap dari rumahnya di kawasan Cimanggis, menuju Job Fair Pemerintah Kota Depok di Mall Pesona Square.

    Bermodalkan uang sebesar Rp50 ribu pemberian orang tuanya, Indira telah memarkirkan kendaraannya untuk memasuki lokasi job fair. Ransel hitam di punggungnya dan map cokelat berisikan data diri, Indira berusaha menyusuri satu persatu stand job fair.

    Indira berusaha mencari pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikannya dari bangku sekolah menengah kejuruan. Indira ingin sekali mendapatkan pekerjaan untuk meringankan beban kehidupan ekonomi keluarga.

    “Saya anak pertama, saya ingin membantu mamah menambah keuangan, makanya saya harus mencari pekerjaan,” ujar perempuan berhijab itu, Selasa (26/8/2025).

    Map coklat berisikan data diri yang berada di pelukannya, berusaha diberikan kepada stand yang cocok akan pekerjaannya. Meskipun persaingan mendapatkan pekerjaan cukup berat, tidak menghentikan langkah kakinya memberikan pengajuan kepada penjaga stand perusahaan, untuk dapat diterima sebagai karyawan.

    “Saya mencari stand yang cocok dengan saya, tidak membatasi soal derajat wanita, apalagi saya berhijab,” ucap Indira.

    Indira sesekali melihat profil perusahaan yang disediakan Pemerintah Kota Depok melalui job fair. Menurutnya, terdapat beberapa perusahaan yang menarik perhatiannya dan mencoba untuk mencari peruntungan dari perusahaan tersebut.

    “Tadi saya memberikan lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan, salah satunya finance,” terang Indira.

    Harapan mendapatkan pekerjaan digantungkan Indira kepada perusahaan, menyediakan lowongan pekerjaan yang digelar Pemerintah Kota Depok. Indira ingin sekali bekerja ditempat yang layak untuk mengangkat derajat ekonomi keluarga.

    “Setelah lulus saya berusaha membantu mama, berjualan warung sembako menggunakan halaman rumah,” ungkap Indira.

     

  • BUMN dan Swasta Siap Menambah Kegiatan Usaha Kopdes Merah Putih – Page 3

    BUMN dan Swasta Siap Menambah Kegiatan Usaha Kopdes Merah Putih – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) sekaligus Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satgas Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih Ferry Juliantono menyatakan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hingga swasta khususnya produsen pangan siap melakukan penambahan kegiatan usaha dengan menyuplai produk-produk unggulannya.

    Adanya jaminan pasokan komoditas atau produk dari BUMN dan swasta tersebut diharapkan kegiatan operasional dari Kopdes Merah Putih dapat terus berlanjut dan akses masyarakat terhadap komoditas utama dapat lebih mudah dan harga lebih terjangkau. Keterlibatan BUMN dan swasta terutama para produsen di sektor pangan akan semakin menyempurnakan ekosistem bisnis Kopdes/ Kel Merah Putih.

    “Harapan Pak Presiden yaitu barang-barang (produk dasar) bisa dijual ke masyarakat melalui Koperasi dengan harga yang lebih terjangkau, oleh sebab itu peluang ini bisa diisi oleh BUMN atau swasta melalui gerai-gerai yang ada di Kopdes Merah Putih,” kata Wamenkop Ferry Juliantono saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Operasionalisasi dan Pengembangan Gerai Sembako Kopdes/ Kel Merah Putih bersama para Produsen Pangan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Selasa (26/8/2025).

    Adapun hingga 25 Agustus 2025 terdapat 7.905 gerai koperasi aktif dari 6.337 Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih yang sudah memiliki minimal satu unit usaha/ gerai yang siap disinergikan dengan BUMN atau swasta dalam hal penyediaan/ pengadaan produk atau komoditas pangan untuk diperjualbelikan melalui Kopdes/ Kel Merah Putih.

    Secara nasional pada Agustus – September 2025 sebanyak 15.000 – 25.000 unit Kopdes/ Kel Merah Putih sudah dapat beroperasi.

    Dalam arahannya, Wamenkop Ferry menegaskan bahwa gerai usaha dari Kopdes/Kel Merah Putih tidak hanya menjadi tempat jual beli sembako saja, melainkan dapat berfungsi sebagai kantor pusat layanan publik di desa.

     

  • Wamenkop Pastikan BUMN Siap Dukung Kopdes Merah Putih

    Wamenkop Pastikan BUMN Siap Dukung Kopdes Merah Putih

    Jakarta

    Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono memastikan BUMN siap mendukung Kopdes Merah Putih. Ia ingin Kopdes Merah Putih bisa menambah aktivitas usahanya.

    Hal ini disampaikan Ferry yang juga Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satgas Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) saat memimpin Rapat Koordinasi Operasionalisasi dan Pengembangan Gerai Sembako KDKMP.

    Ia menggelar rapat bersama Produsen Pangan dan seluruh stakeholder Satgas Percepatan Pembentukan KDKMP di Kantor Kementerian Bidang Pangan, Jakarta, Selasa (26/08/2025).

    “Beberapa komoditi seperti benih, produk ayam olahan, teh, singkong, gula bisa menambah kegiatan usaha KDKMP selain gas LPG 3 kg dan pupuk serta minyak goreng,” ujarnya.

    Siang nanti Satgas juga akan melanjutkan rapat dengan Kemendagri, Kemendes dan Kemenkeu untuk membahas finalisasi aset KDKMP untuk operasional yang Agustus September ini mulai dilakukan.

    (rdp/dhn)

  • Pertamina Patra Niaga dukung inovasi bisnis kuliner lewat ajang BGCC

    Pertamina Patra Niaga dukung inovasi bisnis kuliner lewat ajang BGCC

    Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga mendukung inovasi bisnis kuliner dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lewat ajang memasak Bright Gas Cooking Competition (BGCC) 2025.

    “Acara BGCC ini tidak hanya menghadirkan kompetisi masak penuh inovasi dengan menu khas Nusantara, namun juga hiburan meriah dalam rangka Pesta Rakyat Bright Gas 2025,” kata Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Eko Ricky Susanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, mengusung tema “Energi untuk Negeri”, tahapan semifinal pertama BGCC 2025 digelar di Tangerang, Banten, Sabtu (23/8/2025).

    Dari 30 semifinalis, 3 peserta terbaik berhasil lolos ke babak final, memperebutkan hadiah utama berupa Certified Cooking Course di Le Cordon Bleu, Thailand.

    Dua juri profesional, chef Archie dan chef Mikdat Adi Sulman menilai kreativitas dan cita rasa masakan peserta.

    “Kreasi para peserta luar biasa, banyak inovasi menu langka yang diangkat kembali ke panggung modern,” kata Archie.

    Salah satu peserta, Bukhori menyampaikan rasa syukur dan tekad untuk tampil lebih siap di babak final.

    “Saya akan eksplorasi lebih banyak ide dan meningkatkan latihan agar bisa tampil maksimal,” katanya.

    Acara juga diramaikan dengan Pasar Rakyat MyPertamina, yang sekaligus memberdayakan UMKM setempat, program trade-in Bright Gas, booth Pertamax Turbo Racing, dukungan bagi UMKM binaan, dan promo sembako tebus murah.

    Semifinal BGCC kedua akan digelar di Medan, Sumut, pada 14 September 2025.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mendes Pesan ke Apdesi Dukung Program Kopdes Merah Putih

    Mendes Pesan ke Apdesi Dukung Program Kopdes Merah Putih

    Jakarta

    Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto membuka Musyawarah Nasional dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi) di Balai Makarti Muktitama, Senin (25/8/2025).

    Yandri mengajak Apdesi untuk menyukseskan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto ke-enam yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

    Menurutnya, cara untuk sukseskan Asta Cita adalah menyukseskan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Menurut Yandri, KDMP menyasar semua kebutuhan dasar di desa seperti Elpiji, sembako, pupuk dan sebagainya.

    Yandri optimistis jika Kades, BPD, Tokoh Masyarakat dan masyarakat desa kompak, maka KDMP ini akan untung dan tidak bakal rugi.

    “Pasalnya keberpihakan Pemerintah sudah luar biasa, mulai pinjaman tanpa agunan, bunga rendah, pasokan langsung dari BUMN seperti Elpiji dan Pupuk,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin (25/8/2025).

    KDMP ini digaransi tidak bakal rugi oleh Yandri, oleh karena itu perlu keseriusan Kades untuk mengawalnya karena kewenangannya luar biasa sesuai Permendesa Nomor 10 tahun 2025. Ia berharap Kades ikut menyetujui kaitan tentang KDMP, setelah melalui Musyawarah Desa.

    “Saya berharap Apdesi Merah Putih menjadi lembaga yang kuat membawa ruh perjuangan ke seluruh desa di Indonesia yang nanti disandingkan dengan 12 Rencana Aksi Kementerian Desa,” sebut Mantan Anggota DPR RI ini.

    Ia juga mendorong untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Desa bisa menyiapkan bahan bakunya mengingat tingkat kebutuhan yang sangat tinggi.

    “Jika desa bisa menyiapkan bahan bakunya maka ekonomi desa makin bergeliat,” kata Mantan Wakil Ketua MPR RI. Pasalnya, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) itu sebagian besar berada di desa.

    Sementara itu, Ketua Umum Apdesi Anwar Sadat mengajak seluruh Kepala Desa se-Indonesia untuk bergandeng tangan bersama-sama memajukan desa.

    Anwar juga mengajak Kades untuk berkolaborasi, termasuk dengan Kementerian Desa PDT untuk saling melengkapi untuk menyelesaikan persoalan yang di desa.

    “Perlu ada aksi yang konkrit agar Indonesia Maju, Indonesia Emas bisa kita capai di tahun 2045,” tutupnya.

    (ily/hns)

  • Juliari Batubara Divonis 12 Tahun Penjara Imbas Korupsi Bansos dalam Memori Hari Ini, 23 Agustus 2021

    Juliari Batubara Divonis 12 Tahun Penjara Imbas Korupsi Bansos dalam Memori Hari Ini, 23 Agustus 2021

    JAKARTA – Memori hari ini, empat tahun yang lalu, 23 Agustus 2021, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) memvonis mantan Menteri Sosial (Mensos), Juliari Batubara 12 tahun penjara. Juliari dinyatakan terbukti melakukan korupsi bansos pandemi COVID-19.

    Sebelumnya, kondisi rakyat Indonesia sedang tak baik-baik saja sejak virus korona muncul. Hajat hidup rakyat jatuh pada level terendah. Pemerintah pun ambil sikap. Mereka ingin meringankan penderitaan rakyat dengan bagi bansos.

    Pandemi COVID-19 mengubah segalanya. Aktivitas luar ruang mulai dibatasi. Kondisi itu membawa efek domino. Ekonomi jadi lesu. Banyak usaha gulung tikar. PHK muncul di mana-mana. Mau tak mau hajat hidup segenap rakyat Indonesia jatuh pada level terendah.

    Pemerintah pun segera merespons situasi. Mereka tak ingin rakyat Indonesia kian menderita. Keinginan meringankan penderitaan rakyat muncul. Pemerintah berencana memberikan bansos sembako kepada mereka yang paling terdampak.

    Kemensos pun ditunjuk untuk menyukseskan pembagian bansos. Empunya kuasa menargetkan memberikan 21,6 juta kemasan bansos yang akan dibagikan ke dalam 12 gelombang. Narasi itu mendatangkan dukungan dari banyak pihak. Namun, niat baik itu diciderai oleh Kemensos sendiri.

    Menterinya, Juliari Batubara diduga melakukan korupsi bansos. Juliari memungut sedikitnya Rp10 ribu dari setiap kemasan bansos yang harusnya memiliki anggaran penuh Rp300 ribu per kemasan.

    Kondisi itu membuat Jualari bisa menikmati hasil korupsi mencapai Rp216 miliar. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera bertindak cepat. Mereka segera menetapkan Juliari sebagai tersangka dan ditangkap pada 6 Desember 2020.

    Penangkapan Juliari membuat rakyat berang. Juliari dianggap sebagai pemimpin laknat yang mengambil keuntungan dari pandemi COVID-19.

    “KPK tidak boleh gentar, meski berhadapan dengan partai penguasa. Korupsi dana bantuan untuk masyarakat yang terempas krisis ekonomi akibat pandemi jelas merupakan kejahatan level tertinggi. Pelakunya tak hanya merugikan keuangan negara, tapi juga mengancam hidup banyak orang.”

    “Penyidikan sementara menemukan bukti bahwa Juliari telah menyelewengkan posisinya sebagai Mensos untuk memungut sedikitnya Rp 10 ribu dari setiap kemasan bantuan sosial korban pandemi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sebagian dana itu lalu digunakan buat membiayai berbagai keperluannya, termasuk menyewa jet pribadi untuk melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah,” tertulis dalam laporan majalah Tempo berjudul Jangan Berhenti di Juliari (2020).

    Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menunjukkan sampel barang bukti berupa paket bantuan sosial (Bansos) COVID-19 yang akan diserahkan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Rabu (16/12/2020). Berdasarkan penelusuran MAKI, paket Bansos COVID-19 yang disalurkan kepada masyarakat oleh Kementerian Sosial berupa 10 kilogram beras, dua liter minyak goreng, dua kaleng sarden 188 gram, satu kaleng roti biskuit kelapa 600 gram, satu susu bubuk kemasan 400 gram dan satu tas kain tersebut hanya seharga Rp188 ribu dari nominal yang seharusnya bernilai Rp300 ribu. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc)

    Korupsi yang dilakukan Juliari membangkitkan kemarahan rakyat. Tiap persidangan Juliari dilakukan rakyat berang bukan main. Rakyat menuntut Juliari jadi koruptor pertama era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang kena hukuman mati.

    Namun, keinginan itu meleset. Pengadilan Tipikor Jakarta justru memvonis Juliari dengan 12 tahun penjara dan denda Rp500 juta pada 23 Agustus 2021. Juliari dianggap terbukti secara sah dan bersalah melakukan korupsi dengan menerima suap lebih dari Rp32 miliar — jauh dari hitungan awal yang mencapai Rp216 miliar.

    Segenap rakyat Indonesia tak lantas puas dengan putusan yang ada. Mereka menilai hakim justru salah menetapkan hal yang meringan Juliari. Hal yang meringankan itu adalah karena Juliari sudah dicaci satu Indonesia.

    “Kalau soal caci maki (masyarakat, red) itu dinamika, aksi dan reaksi. Siapa suruh korupsi. Jangankan tersangka koruptor, yang menangkapi koruptor saja dicaci maki dibilang Taliban dan lain-lain. Jadi kalau itu jadi alasan yang meringankan maka negeri ini semakin lucu, sebab seoarang menteri korupsi itu justru harus jadi pemberatan di tengah pendemi dan yang disikat itu namanya jelas-jelas dana bansos bencana COVID-19,” ungkap Mantan Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang kepada VOI, 23 Agustus 2021.