Produk: sembako

  • Gotong Royong Tangani Kemiskinan, Banyuwangi Luncurkan Gerakan Berbagi

    Gotong Royong Tangani Kemiskinan, Banyuwangi Luncurkan Gerakan Berbagi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Upaya penanganan kemiskinan di Kabupaten Banyuwangi kini menjadi kesadaran bersama.

    Gerakan Banyuwangi Berbagi diluncurkan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk bergotong royong membantu sesama.

    Gerakan ini melibatkan pemerintah kabupaten, TNI, Polri, instansi vertikal, BUMN, BUMD, organisasi profesi, dan pengusaha di Banyuwangi.

    “Dengan gotong royong, kami meyakini penanganan kemiskinan di Banyuwangi akan lebih cepat,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (23/1/2025).

    Menurut Ipuk, angka kemiskinan di Banyuwangi saat ini tercatat paling rendah sepanjang sejarah. “Berdasarkan data BPS per 2024, kemiskinan di Banyuwangi tercatat 6,54 persen. Meski rendah, bukan berarti kita berpuas diri. Kita harus menekan ini secara serius dan sistematis,” terangnya.

    Gerakan Banyuwangi Berbagi dirancang sebagai instrumen penting dalam penanganan kemiskinan. Pendekatan ini menggunakan data kemiskinan berbasis nama dan alamat (by name by address) untuk memastikan intervensi yang lebih sistematis.

    “Jadi, semua pihak yang terlibat dalam Gerakan Banyuwangi Berbagi ini akan mendapatkan sasaran masing-masing yang ada di data. Semua dibagi habis, sehingga tidak ada yang terlewat atau disalurkan sembarangan,” jelas Ipuk.

    Lebih lanjut, Ipuk menyebutkan bahwa program ini akan melibatkan ribuan pihak dengan sasaran sekitar 18 ribu warga pra-sejahtera.

    “Mereka akan berbagi sembako bagi warga miskin sesuai dengan pembagiannya. Sementara ini kami rancang program ini untuk tiga bulan ke depan. Sebagaimana kita ketahui, di awal tahun seperti ini, bansos dari pemerintah belum turun. Maka, aksi solidaritas seperti ini bisa menjadi solusi,” imbuhnya.

    Selain pembagian sembako, gerakan ini juga mencakup evaluasi kondisi keluarga penerima bantuan, mulai dari aspek sosial, kesehatan, hingga akses pendidikan. Semua perkembangan akan dipantau melalui aplikasi Smart Kampung.

    “Dengan data yang real-time seperti ini, kita bisa melakukan penanganan secara tepat dan terukur,” pungkas Ipuk. (ted)

  • Bansos PKH dan Sembako Tahap 3-4 Disebar, Warga di Daerah Ini Sudah Kebagian

    Bansos PKH dan Sembako Tahap 3-4 Disebar, Warga di Daerah Ini Sudah Kebagian

  • Jakpro Group bersinergi laksanakan penanggulangan banjir Jakarta Utara

    Jakpro Group bersinergi laksanakan penanggulangan banjir Jakarta Utara

    Kami percaya bahwa setiap langkah kecil yang diambil bersama dapat membawa perubahan besar bagi masyarakat Jakarta Utara

    Jakarta (ANTARA) – PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro Group berkolaborasi dengan PT LRT Jakarta, PT JUP, PT JOE, PT PMJ dan PT Migas Hulu Jabar ONWJ (PT MUJ ONWJ) terus berkomitmen dalam upaya penanggulangan banjir rob yang kerap melanda wilayah Jakarta Utara

    “Kami percaya bahwa setiap langkah kecil yang diambil bersama dapat membawa perubahan besar bagi masyarakat Jakarta Utara. Melalui program-program CSR ini, kami berupaya memberikan kontribusi nyata untuk membantu warga menghadapi tantangan banjir rob. Kami mengundang seluruh pihak untuk bersinergi dan mendukung terciptanya lingkungan yang lebih aman, sehat, dan berkelanjutan,” ujar Head of SBU Jakarta International Stadium (JIS) Shinta Syamsul Arif dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Berbagai inisiatif telah dilakukan, mulai dari pembangunan infrastruktur penunjang hingga program edukasi masyarakat. Jakpro, sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta terus berupaya aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jakarta, salah satunya melalui program sinergi Corporate Social Responsibility (CSR). Fokus utama saat ini adalah mengatasi permasalahan banjir rob yang sering terjadi di wilayah Jakarta Utara.

    Banjir rob merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat Jakarta Utara. Tidak hanya merugikan secara materi, namun juga mengganggu aktivitas sehari-hari dan mengancam kesehatan masyarakat.

    Menyadari pentingnya peran serta perusahaan dalam mengatasi permasalahan sosial, Jakpro Group berkomitmen untuk berkontribusi aktif dalam upaya penanggulangan banjir rob.Di daerah-daerah rentan banjir, pola hidup bersih dan sehat menjadi sangat penting untuk menjaga kualitas hidup dan mengurangi potensi terjadinya penyakit. Kebersihan lingkungan dan diri yang tidak terjaga dengan baik dapat meningkatkan risiko infeksi, seperti diare, leptospirosis, demam berdarah, serta penyakit kulit lainnya yang mudah berkembang setelah banjir.

    Masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga kebersihan selama dan setelah banjir memiliki peluang lebih besar untuk mencegah penyakit dan menjaga kesehatan keluarga.Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, Jakpro telah melaksanakan sejumlah program, antara lain pemeriksaan kesehatan dan pemberian multivitamin maupun obat-obatan oleh PMI, untuk memastikan masyarakat mendapatkan dukungan kesehatan yang optimal.

    Sosialisasi dan edukasi mitigasi banjir, bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait langkah-langkah antisipasi, pencegahan penyakit menular akibat banjir, serta tindakan tanggap darurat. Penyaluran air bersih sebanyak 24.000 liter, guna memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di wilayah terdampak. Tebus paket sembako murah, di mana paket sembako senilai Rp100 ribu dapat ditebus hanya dengan Rp50 ribu, untuk membantu meringankan beban ekonomi warga.

    Penyediaan 5 wadah air bersih kapasitas 250 liter, untuk mendukung kebutuhan sanitasi masyarakat. Penyerahan simbolis 1 unit pompa air, yang diharapkan dapat membantu mempercepat proses pengeringan genangan air di lokasi rawan banjir. Melalui berbagai program CSR yang telah dilaksanakan, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi dampak banjir rob di Jakarta Utara.

    ”Kami menyadari bahwa upaya penanggulangan banjir rob merupakan tanggung jawab bersama, oleh karena itu kami mengajak seluruh pihak untuk bersinergi dalam mengatasi permasalahan ini. Mari kita bersama-sama membangun Jakarta Utara yang lebih baik, bebas dari ancaman banjir,” kata Shinta Syamsul Arif.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Cara Aziz Penjual Kopi Bertahan Hidup dengan Penghasilan Rp 50 Ribu Sehari, Bisa Tak Tambah Utang

    Cara Aziz Penjual Kopi Bertahan Hidup dengan Penghasilan Rp 50 Ribu Sehari, Bisa Tak Tambah Utang

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah sosok Abdul Azis, penjual kopi keliling di Jakarta yang dapat penghasilan Rp 50 ribu sehari.

    Pria berusia 58 tahun ini ternyata pensiunan anggota Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kalibata.

    Setelah pensiun dua tahun lalu, Azis mulai berjualan kopi keliling.

    Selama tujuh tahun bekerja sebagai PPSU, Azis merasa penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

    Namun, setelah pensiun pada usia 56 tahun, ia harus mencari cara untuk menyambung hidup.

    Menjadi pedagang kopi keliling membuat Azis menerima pendapatan yang jauh lebih kecil.

    Azis mengaku, pendapatan kotor sehari-harinya berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 150.000, tergantung banyaknya pembeli.

    Setelah dikurangi biaya operasional, Azis hanya membawa pulang sekitar Rp 50.000 per hari.

    Pendapatan Azis sangat bergantung cuaca.

    Saat hujan turun, ia hanya mengantongi Rp 20.000 atau bahkan Rp 10.000 dalam sehari.

    Hal ini menjadi tantangan besar mengingat Azis harus memenuhi kebutuhan dua anaknya yang masih sekolah di jenjang SMK dan SD.

    “Kadang ada kebutuhan mendadak, seperti anak minta uang untuk kegiatan sekolah. Kalau dadakan begini, bingung cari uangnya dari mana,” keluh Azis, melansir dari Kompas.com.

    Meski hidup pas-pasan, Azis merasa bersyukur karena rumah yang ia tinggali bersama keluarga merupakan warisan orangtuanya.

    Sehingga, ia tak perlu merogoh kocek untuk biaya sewa rumah.

    Azis hanya perlu membayar listrik sebesar Rp 60.000 hingga Rp 75.000 per bulan berkat subsidi dari pemerintah.

    Demi berhemat, Azis selalu mengantar anak-anaknya ke sekolah menggunakan sepeda motor yang ia pinjam dari adiknya.

    Selain itu, setiap berangkat kerja, Azis membawa bekal dari rumah agar tak perlu lagi membeli makanan di luar yang harganya lebih mahal.

    Untuk kebutuhan mendesak, Azis kerap meminjam uang dari adiknya yang tinggal tidak jauh dari rumah.

    Namun, ia meminjam uang dalam jumlah kecil, sekitar Rp 10.000 hingga Rp 20.000.

    Uang itu segera dikembalikan Azis begitu sudah mengantongi duit.

    Akan tetapi, Azis mengakui dirinya masih menanggung beban utang besar yang menumpuk sejak ia masih bekerja sebagai PPSU.

    Saat itu, Azis merasa penghasilannya sebagai PPSU cukup besar sehingga dengan mudah mengeluarkan uang untuk membeli berbagai kebutuhan tanpa berpikir panjang.

    Utang yang kini tersisa kurang dari Rp 50 juta itu sempat membuat Azis terpaksa menjual motor dan menggadaikan sertifikat tanah.

    “Semenjak dagang begini, Alhamdulillah, saya enggak nambah utang. Sekarang saya fokus membayar sisa utang dari masa lalu,” ujarnya.

    Dalam kesehariannya, keluarga Azis mendapatkan bantuan Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk akses kesehatan dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk pendidikan anak-anaknya.

    Kendati demikian, Azis mengaku belum pernah menerima bantuan sembako sejak pensiun dari PPSU.

    Azis berharap pemerintah dapat memberikan bantuan sembako, terutama beras, untuk membantu keluarganya memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    “Saya hanya berharap ada bantuan sembako, karena itu sangat membantu. Terutama beras untuk makan sehari-hari,” tutup Azis.

    Meski menghadapi berbagai tantangan, Azis tetap bersyukur.

    Ia telah belajar untuk hidup sederhana dan tidak menambah utang.

    Dengan segala keterbatasan, Azis terus berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarganya.

    Sebelumnya juga disorot kisah Mbah Ahmad, penjual mainan yang sudah berdagang selama 35 tahun.

    Kakek 70 tahun ini berjualan di trotoar sebuah sekolah dasar negeri di Banyuwangi, Jawa Timur.

    Ia biasa di sebelah sepeda tuanya yang telah dipenuhi karat namun masih cukup kuat untuk menopang gerobak berisi mainan yang dijajakannya kepada anak-anak maupun orang tua murid yang tengah menjemput buah hati mereka.

    “Dibeli, dibeli,” ucapnya lirih, masih kalah dengan suara kendaraan yang lewat silih berganti. 

    Ayah 5 anak itu menawarkan mainan-mainan yang cukup terjangkau untuk saku anak-anak sekolah dasar, yaitu berkisar Rp 2.000 hingga Rp 10.000.

    Ada berbagai jenis mainan yang ditawarkan, mulai dari slime, boneka mini, penggaris gelang, mobil-mobilan, pistol mainan, hingga mainan edukasi puzzle rubik. 

    Menariknya, terdapat pula sebuah mainan tradisional tembak bambu yang dijual Rp 2.000 di antara mainan-mainan yang dijajakan pria yang telah berjualan selama 35 tahun itu.

    “Dulu saya jualannya mainan-mainan (tradisional) begini tapi lama-lama kurang laku karena banyak yang milih mainan zaman sekarang,” urainya, melansir dari Kompas.com.

    Namun karena kesukaannya pada mainan masa kecilnya, dia berupaya untuk tetap menyelipkan mainan tradisional untuk dikenalkan kepada anak-anak sehingga permainan turun temurun tak hilang ditelan waktu.

    “Sekarang cuma bawa sedikit-sedikit, biar anak-anak tahu,” ujarnya.

    Tak hanya tembak bambu, Ahmad menyesuaikan dengan mainan yang ada di pasar saat dia beli grosir di pasar. Terkadang layang-layang, kelereng, ketapel, hingga bekel. 

    “Musiman, yang saya bawa yang ada dari pasar,” tuturnya.

    Dari penghasilannya menjual mainan, Ahmad bisa membawa pulang keuntungan bersih Rp 35.000 hingga Rp 50.000 per hari.

    Berangkat dari rumahnya di Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi pukul 6 pagi, hingga selesai berjualan di jam terakhir kelas pukul 2 siang.

    “Rata-rata Rp 35-50 ribu. Buat makan sehari-hari, kalau lebih buat modal kulakan lagi,” katanya. 

    Telah berjualan puluhan tahun, Ahmad mengaku tak pernah mengalami kejadian yang merugikan, namun biasanya kala hujan, dia harus rela tak berjualan sebab tak ada tempat untuk berteduh.

     “Kalau hujan terpaksa pulang dulu, jadinya bawa uangnya lebih sedikit,” tuturnya.

    Di era gempuran modernisasi, Ahmad mengaku tak khawatir jualannya tak ada yang beli, karena ia percaya konsep rezeki yang telah diajarkan agamanya.

    “Yang penting sudah jualan, tidak minta-minta, nanti pasti ada saja rezekinya,” yakinnya. 

    Sementara itu, salah satu siswa sekolah dasar tempat Ahmad berjualan mengaku sering membeli mainan di Ahmad karena harganya yang murah sehingga ia bisa membeli mainan dari uang saku yang diberikan orangtuanya.

    Farel juga membeli tembak bambu Ahmad dan mengaku tertarik dengan mainan tersebut karena mainan tradisional itu terasa asing baginya tapi tetap tampak menarik untuk dimainkan.

    “Belum pernah lihat, pas dicoba seru,” ujar siswa berusia 8 tahun itu.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Cerita Emak-emak Ubah Limbah Menjadi Berkah

    Cerita Emak-emak Ubah Limbah Menjadi Berkah

    Makassar: Salbiawati Salim tidak menyangka kegiatannya bersama 23 ibu-ibu lainnya bisa meningkatkan perekonomian keluarga. Mereka menyulap limbah daur ulang menjadi produk kreatif bernilai ekonomi tinggi.

    Berawal dari bank sampah, Salbia dan ibu-ibu tetangga sekitarnya menabung sampah seperti botol bekas yang kemudian diolah menjadi produk yang dapat bersaing di industri kreatif. Hingga akhirnya mereka tertarik untuk bergabung menjadi nasabah PNM Mekaar dan mengubah limbah menjadi berkah. 

    Modal menjadi permasalahan awal yang menjadi kendala. Itu lah awal mula hingga dia dana temen-temannya mengenal PNM Mekaar. “Kita mau berbuat sesuatu tapi tidak ada dukungan dana, jadi terkendala. Makanya setelah tahun 2019 kita kenal Mekaar dan banyak perubahan terjadi,” ungkapnya.

    Di setiap waktu Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM), anggota kelompok Ibu Salbia saling berbagi insight tentang kendala usaha dan anggota lainnya akan memberikan masukan. Hal ini membuat keakraban kelompoknya patut diacungi jempol.
     
    Melalui Mekaar Ibu Salbia dan kelompoknya mulai memahami tentang pinjaman yang aman dan legal hingga membuat anggota kelompoknya semakin berkembang. 

    “Dulu cuma bisa buat pot bunga dari botol dengan tangan, berkat Mekaar bisa beli mesin jahit dan usaha saya berkembang lebih bervariasi yaitu membuka warung sembako,” katanya.

    Semangat Ibu Salbia menghasilkan produk kreatif yang memanfaatkan limbah daur ulang menarik perhatian Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza, Ia meninjau langsung klasterisasi usaha daur ulang limbah plastik PNM Mekaar di Makassar beberapa waktu lalu dan mengapresiasi gerakan tersebut.

    “Sangat bagus masih ada ibu-ibu yang peduli akan lingkungan sekaligus menghasilkan produk usaha untuk membantu ekonomi keluarganya,” kata Helvi.

    Semangat kolaborasi dan inovasi ini sejalan dengan komitmen Kementerian BUMN dalam mengoptimalkan sinergi guna memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.

    Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi mengatakan, kewirausahaan dan pengembangan industri kreatif menjadi peluang bagi para perempuan buat meningkatkan perekonomian keluarga.

    “Kami tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga pendampingan melalui program klasterisasi usaha yang berbasis pada kebutuhan lokal. Mereka akan banyak melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Ini adalah bagian dari kontribusi PNM dalam menciptakan wirausaha yang kreatif, inovatif dan peduli lingkungan,” kata Arief.

    Makassar: Salbiawati Salim tidak menyangka kegiatannya bersama 23 ibu-ibu lainnya bisa meningkatkan perekonomian keluarga. Mereka menyulap limbah daur ulang menjadi produk kreatif bernilai ekonomi tinggi.
     
    Berawal dari bank sampah, Salbia dan ibu-ibu tetangga sekitarnya menabung sampah seperti botol bekas yang kemudian diolah menjadi produk yang dapat bersaing di industri kreatif. Hingga akhirnya mereka tertarik untuk bergabung menjadi nasabah PNM Mekaar dan mengubah limbah menjadi berkah. 
     
    Modal menjadi permasalahan awal yang menjadi kendala. Itu lah awal mula hingga dia dana temen-temannya mengenal PNM Mekaar. “Kita mau berbuat sesuatu tapi tidak ada dukungan dana, jadi terkendala. Makanya setelah tahun 2019 kita kenal Mekaar dan banyak perubahan terjadi,” ungkapnya.

    Di setiap waktu Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM), anggota kelompok Ibu Salbia saling berbagi insight tentang kendala usaha dan anggota lainnya akan memberikan masukan. Hal ini membuat keakraban kelompoknya patut diacungi jempol.
     
    Melalui Mekaar Ibu Salbia dan kelompoknya mulai memahami tentang pinjaman yang aman dan legal hingga membuat anggota kelompoknya semakin berkembang. 
     
    “Dulu cuma bisa buat pot bunga dari botol dengan tangan, berkat Mekaar bisa beli mesin jahit dan usaha saya berkembang lebih bervariasi yaitu membuka warung sembako,” katanya.
     
    Semangat Ibu Salbia menghasilkan produk kreatif yang memanfaatkan limbah daur ulang menarik perhatian Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza, Ia meninjau langsung klasterisasi usaha daur ulang limbah plastik PNM Mekaar di Makassar beberapa waktu lalu dan mengapresiasi gerakan tersebut.
     
    “Sangat bagus masih ada ibu-ibu yang peduli akan lingkungan sekaligus menghasilkan produk usaha untuk membantu ekonomi keluarganya,” kata Helvi.
     
    Semangat kolaborasi dan inovasi ini sejalan dengan komitmen Kementerian BUMN dalam mengoptimalkan sinergi guna memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.
     
    Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi mengatakan, kewirausahaan dan pengembangan industri kreatif menjadi peluang bagi para perempuan buat meningkatkan perekonomian keluarga.
     
    “Kami tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga pendampingan melalui program klasterisasi usaha yang berbasis pada kebutuhan lokal. Mereka akan banyak melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Ini adalah bagian dari kontribusi PNM dalam menciptakan wirausaha yang kreatif, inovatif dan peduli lingkungan,” kata Arief.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (FZN)

  • Kewirausahaan dan Pengembangan Industri Kreatif Menjadi Peluang Perempuan di Daerah

    Kewirausahaan dan Pengembangan Industri Kreatif Menjadi Peluang Perempuan di Daerah

    Makassar: Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi menilai kewirausahaan dan pengembangan industri kreatif menjadi peluang bagi para perempuan buat meningkatkan perekonomian keluarga.

    Arief mengatakan, peluang membangun kreativitas dan inovasi melalui peran pemberdayaan kelompok perempuan dalam mengembangkan ekonomi kreatif sangat besar.

    Menurutnya, peran kelompok perempuan kian tak terbantahkan. Tak hanya sebagai pilar sosial, mereka juga menjadi penggerak utama kreativitas dan inovasi. Pemberdayaan perempuan telah terbukti memainkan peran penting dalam pengembangan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. 

    “Kami tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga pendampingan melalui program klasterisasi usaha yang berbasis pada kebutuhan lokal. Mereka akan banyak melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Ini adalah bagian dari kontribusi PNM dalam menciptakan wirausaha yang kreatif, inovatif dan peduli lingkungan,” kata Arief.

    Hal itu yang dialami Salbiawati Salim yang tidak menyangka kegiatannya bersama 23 ibu-ibu lainnya bisa meningkatkan perekonomian keluarga. Mereka menyulap limbah daur ulang menjadi produk kreatif bernilai ekonomi tinggi.

    Berawal dari bank sampah, Salbia dan ibu-ibu tetangga sekitarnya menabung sampah seperti botol bekas yang kemudian diolah menjadi produk yang dapat bersaing di industri kreatif. Hingga akhirnya mereka tertarik untuk bergabung menjadi nasabah PNM Mekaar dan mengubah limbah menjadi berkah. 

    Modal menjadi permasalahan awal yang menjadi kendala. Itu lah awal mula hingga dia dana temen-temannya mengenal PNM Mekaar. “Kita mau berbuat sesuatu tapi tidak ada dukungan dana, jadi terkendala. Makanya setelah tahun 2019 kita kenal Mekaar dan banyak perubahan terjadi,” ungkapnya.

    Di setiap waktu Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM), anggota kelompok Ibu Salbia saling berbagi insight tentang kendala usaha dan anggota lainnya akan memberikan masukan. Hal ini membuat keakraban kelompoknya patut diacungi jempol.
     
    Melalui Mekaar Ibu Salbia dan kelompoknya mulai memahami tentang pinjaman yang aman dan legal hingga membuat anggota kelompoknya semakin berkembang. 

    “Dulu cuma bisa buat pot bunga dari botol dengan tangan, berkat Mekaar bisa beli mesin jahit dan usaha saya berkembang lebih bervariasi yaitu membuka warung sembako,” katanya.

    Semangat Ibu Salbia menghasilkan produk kreatif yang memanfaatkan limbah daur ulang menarik perhatian Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza, Ia meninjau langsung klasterisasi usaha daur ulang limbah plastik PNM Mekaar di Makassar beberapa waktu lalu dan mengapresiasi gerakan tersebut.

    “Sangat bagus masih ada ibu-ibu yang peduli akan lingkungan sekaligus menghasilkan produk usaha untuk membantu ekonomi keluarganya,” kata Helvi.

    Semangat kolaborasi dan inovasi ini sejalan dengan komitmen Kementerian BUMN dalam mengoptimalkan sinergi guna memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.

    Makassar: Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi menilai kewirausahaan dan pengembangan industri kreatif menjadi peluang bagi para perempuan buat meningkatkan perekonomian keluarga.
     
    Arief mengatakan, peluang membangun kreativitas dan inovasi melalui peran pemberdayaan kelompok perempuan dalam mengembangkan ekonomi kreatif sangat besar.
     
    Menurutnya, peran kelompok perempuan kian tak terbantahkan. Tak hanya sebagai pilar sosial, mereka juga menjadi penggerak utama kreativitas dan inovasi. Pemberdayaan perempuan telah terbukti memainkan peran penting dalam pengembangan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. 

    “Kami tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga pendampingan melalui program klasterisasi usaha yang berbasis pada kebutuhan lokal. Mereka akan banyak melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Ini adalah bagian dari kontribusi PNM dalam menciptakan wirausaha yang kreatif, inovatif dan peduli lingkungan,” kata Arief.
     
    Hal itu yang dialami Salbiawati Salim yang tidak menyangka kegiatannya bersama 23 ibu-ibu lainnya bisa meningkatkan perekonomian keluarga. Mereka menyulap limbah daur ulang menjadi produk kreatif bernilai ekonomi tinggi.
     
    Berawal dari bank sampah, Salbia dan ibu-ibu tetangga sekitarnya menabung sampah seperti botol bekas yang kemudian diolah menjadi produk yang dapat bersaing di industri kreatif. Hingga akhirnya mereka tertarik untuk bergabung menjadi nasabah PNM Mekaar dan mengubah limbah menjadi berkah. 
     
    Modal menjadi permasalahan awal yang menjadi kendala. Itu lah awal mula hingga dia dana temen-temannya mengenal PNM Mekaar. “Kita mau berbuat sesuatu tapi tidak ada dukungan dana, jadi terkendala. Makanya setelah tahun 2019 kita kenal Mekaar dan banyak perubahan terjadi,” ungkapnya.
     
    Di setiap waktu Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM), anggota kelompok Ibu Salbia saling berbagi insight tentang kendala usaha dan anggota lainnya akan memberikan masukan. Hal ini membuat keakraban kelompoknya patut diacungi jempol.
     
    Melalui Mekaar Ibu Salbia dan kelompoknya mulai memahami tentang pinjaman yang aman dan legal hingga membuat anggota kelompoknya semakin berkembang. 
     
    “Dulu cuma bisa buat pot bunga dari botol dengan tangan, berkat Mekaar bisa beli mesin jahit dan usaha saya berkembang lebih bervariasi yaitu membuka warung sembako,” katanya.
     
    Semangat Ibu Salbia menghasilkan produk kreatif yang memanfaatkan limbah daur ulang menarik perhatian Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza, Ia meninjau langsung klasterisasi usaha daur ulang limbah plastik PNM Mekaar di Makassar beberapa waktu lalu dan mengapresiasi gerakan tersebut.
     
    “Sangat bagus masih ada ibu-ibu yang peduli akan lingkungan sekaligus menghasilkan produk usaha untuk membantu ekonomi keluarganya,” kata Helvi.
     
    Semangat kolaborasi dan inovasi ini sejalan dengan komitmen Kementerian BUMN dalam mengoptimalkan sinergi guna memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (FZN)

  • Pemkot Tegal Bantu Warga Terdampak Angin Kencang di Kelurahan Tegalsari

    Pemkot Tegal Bantu Warga Terdampak Angin Kencang di Kelurahan Tegalsari

    TRIBUNJATENG.COM, TEGAL – Pemkot Tegal memberikan bantuan kepada korban atap rumah roboh akibat angin kencang di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Rabu (22/1/2025).

    Warga terdampak adalah Agus Imam Fauzi, warga RT 10 RW 01 Kelurahan Tegalsari.

    Bantuan secara langsung diserahkan oleh Pj Wali Kota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono. 

    Setelah mendapatkan bantuan, Agus Imam Fauzi berterima kasih kepada Pemkot Tegal.

    Dia bercerita, hujan disertai angin kencang terjadi saat sedang bekerja pada Selasa (21/1/2025) sekira pukul 21.00.

    Sedangkan di rumah hanya ada istri dan kedua anaknya.

    Tiba-tiba atap ruang tengah ambruk, sehingga genteng beserta bambu atap rumah berserakan.

    “Atas nama keluarga saya ucapkan terima kasih.”

    “Semoga bantuan ini dapat bermanfaat bagi keluarga kami dan dapat beraktivitas seperti biasa,” katanya.

    Pj Wali Kota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono mengatakan, bantuan yang diberikan berupa asbes, kayu reng, kayu blandar, kayu usuk, paku asbes, paket sembako, family kit, dan paket dapur keluarga.

    Bantuan ini supaya rumah terdampak segera diperbaiki.

    Ia pun menitipkan kondisi rumah atap rumah roboh kepada Babinkantibmas, Babinsa Kelurahan Tegalsari untuk memonitor. 

    “Mungkin tidak seluruhnya kami bantu, sehingga pada akhirnya memberikan fungsi yang normal pada keluarga,” ungkapnya. (*)

  • Pj. Gubernur Jatim dan Plt Bupati Sidoarjo Susuri Sungai Mbah Gepuk

    Pj. Gubernur Jatim dan Plt Bupati Sidoarjo Susuri Sungai Mbah Gepuk

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, didampingi Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Sidoarjo, H. Subandi, Dandim 0816/Sidoarjo, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menyusuri Sungai Mbah Gepuk di Kedung Peluk, Kecamatan Candi Rabu (22/1/2025).

    Peninjauan ini untuk mencari penyebab utama banjir di wilayah Candi yang belum surut meskipun telah dilakukan berbagai upaya.
    Hasilnya banjir disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu kontur tanah yang rendah dan adanya enceng gondok yang menyumbat aliran air. Selain itu, sedimentasi di beberapa titik memperburuk kondisi aliran sungai.

    “Hari ini kami fokus pada tindakan darurat. Namun yang terpenting adalah mencari penyebab utamanya. Saya sudah beberapa kali meninjau kawasan ini, dan kali ini terlihat bahwa di Sungai Mbah Gepuk terdapat hambatan serius. Aliran sungai terhalang oleh sedimentasi dan tumbuhan enceng gondok, yang membuat lebar sungai menyempit. Hal ini sangat menghambat aliran air,” ujar Adhy Karyono.

    Ia menambahkan bahwa pemerintah provinsi akan mengerahkan tim, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Dandim 0816/Sidoarjo, untuk membersihkan enceng gondok dan melakukan pengerukan sedimentasi.

    “Jika masalah ini menjadi kewenangan provinsi, akan kami prioritaskan penanganannya. Namun, jika menjadi kewenangan nasional, kami akan berkoordinasi lebih lanjut. Selain itu, persoalan seperti pembangunan tidak tertib di sepanjang aliran sungai yang menyebabkan jalan inspeksi terhalang oleh bangunan liar juga akan ditertibkan oleh Pak Bupati,” tambahnya.

    Plt. Bupati Sidoarjo, H. Subandi, S.H., M.Kn., menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan terus berupaya maksimal menangani banjir di wilayah tersebut. Ia menyebutkan bahwa pemerintah telah melibatkan berbagai pihak, termasuk ASN, OPD, Kecamatan, Kodim 0816, serta masyarakat, untuk bersama-sama membersihkan sungai dari sampah dan enceng gondok.

    “Kami akan terus memantau kondisi sungai. Jika ada hambatan, kami akan turun langsung. Setiap Jumat dan Minggu, kami rutin melakukan kerja bakti membersihkan sungai bersama masyarakat. Pemerintah telah bergerak, dan dukungan masyarakat sangat kami butuhkan, terutama untuk tidak membuang sampah ke sungai. Gerakan bersama ini akan menjaga kebersihan sungai dan meminimalisir risiko banjir,” ujar Subandi.

    Ia juga menyampaikan bahwa langkah-langkah penanganan akan terus ditingkatkan sesuai arahan Pj. Gubernur. Pemerintah akan mendatangkan alat berat, termasuk alat berat amfibi, untuk membersihkan sungai. Selain itu, pompa air akan terus disiagakan, dengan tambahan pompa dari pemerintah provinsi untuk membantu mempercepat penanganan banjir.

    Setelah menyusuri Sungai Mbah Gepuk, rombongan melanjutkan kunjungan ke Perumahan Green Residence, Kendal Pecabean, Kecamatan Candi. Di sana, mereka menyerahkan bantuan sosial berupa paket sembako kepada warga yang terdampak banjir. Wilayah ini telah mengalami banjir selama kurang lebih dua pekan.

    Upaya ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka pendek sekaligus membangun langkah strategis jangka panjang untuk mengatasi banjir yang kerap melanda kawasan Candi. (isa/kun)

  • Azis Tak Pernah Dapat Pelatihan Keterampilan, Kini Berjuang Jadi Pedagang Starling
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 Januari 2025

    Azis Tak Pernah Dapat Pelatihan Keterampilan, Kini Berjuang Jadi Pedagang Starling Megapolitan 22 Januari 2025

    Azis Tak Pernah Dapat Pelatihan Keterampilan, Kini Berjuang Jadi Pedagang Starling
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Pedagang kopi keliling
    atau populer dengan istilah starling bernama Abdul Azis (58) mengeluh tidak pernah mendapatkan keterampilan saat masih bekerja sebagai petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU).
    Padahal, menurut Azis, keterampilan tersebut sangat diperlukan pada masa kini, terutama setelah ia pensiun sebagai petugas PPSU dua tahun yang lalu.
    “(Selama ini) enggak ada (pelatihan keterampilan). Dulu waktu PPSU, ngelas-ngelas gitu, itu (saya) enggak diikutsertakan. Ada 10 orang atau 15 orang gitu. Waktu jadi PPSU, itu enggak diikutsertakan,” kata Azis saat ditemui
    Kompas.com
    di Jalan Warung Jati Barat, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2025).
    Azis tidak mengetahui secara pasti alasan mengapa ia tidak pernah mendapatkan pelatihan keterampilan.
    Namun, ia menduga hal itu karena usianya yang dianggap tidak lagi produktif untuk menerima pelatihan tersebut.
    “Ya mungkin yang jiwanya muda-muda kali yang disuruh, yang muda-muda. Yang tua-tua mungkin, ya bagaimana ya. Iya kali (enggak produktif),” ujar dia.
    “Iya, (pelatihan) perlu itu. Setelah pensiun kan bisa mengelas. Ini enggak, yang muda-muda doang,” tambahnya.
    Selain mengelas, Azis mengetahui ada pelatihan keterampilan menjahit untuk para PPSU. Lagi-lagi, dia tidak mendapatkan keterampilan tersebut.
    “Itu mengelas, jahit-jahit, ada kegiatan itu, sudah. Enggak pernah diikutsertakan gitu. Karena umur sudah tua kali ya,” ujar dia.
    Saat ditanya apakah dia saat ini masih mengharapkan pelatihan keterampilan dari pemerintah, Azis merasa asa itu telah sirna.
    “Enggak (berharap), habis nanti kalau lama-lama (diharapkan) jadi sakit hati. Bukan bagian (rezeki) saya kali, makanya enggak dapat,” pungkas dia.
    Adapun Azis pensiun dari pekerjaannya sebagai petugas PPSU pada usia 56 tahun setelah mengabdi selama tujuh tahun.
    Kini, ia beralih profesi menjadi
    pedagang kopi keliling
    dengan penghasilan kotor sekitar Rp 100.000 hingga Rp 150.000 per hari. Dari jumlah tersebut, penghasilan bersih yang diterimanya berkisar Rp 50.000 per hari.
    Namun, pendapatan Azis sangat bergantung kondisi cuaca. Ketika hujan turun, ia hanya mampu menghasilkan Rp 20.000, atau bahkan Rp 10.000 dalam sehari.
    Azis tinggal bersama istri yang merupakan ibu rumah tangga (IRT) dan dua anaknya yang masih duduk di bangku SMK dan SD.
    Beruntung, ia tinggal di rumah peninggalan orangtuanya, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyewa atau mengontrak.
    Selain itu, Azis mendapatkan subsidi listrik selama tiga tahun terakhir. Dengan demikian, ia hanya membayar tagihan listrik sekitar Rp 60.000 hingga Rp 70.000 per bulan.
    Meski begitu, untuk kebutuhan mendesak, ia terkadang meminjam uang dari adiknya yang tinggal di dekat rumahnya.
    Jumlah pinjaman tersebut relatif kecil, sekitar Rp 10.000 hingga Rp 20.000. Azis pun selalu berusaha segera mengembalikannya setelah mendapatkan uang.
    Azis mengakui dirinya masih menanggung beban utang yang besar yang menumpuk sejak ia masih bekerja sebagai petugas PPSU.
    Saat itu, ia merasa penghasilannya cukup besar sehingga sering menggunakan uang tanpa pertimbangan matang.
    Sisa utang yang kini kurang dari Rp 50 juta pernah membuat Azis terpaksa menjual motor dan menggadaikan sertifikat tanah.
    “Semenjak berdagang seperti ini, Alhamdulillah, saya tidak menambah utang lagi. Sekarang saya fokus untuk melunasi sisa utang dari masa lalu,” kata Azis.
    Untuk kebutuhan kesehariannya, keluarga Azis menerima bantuan Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk akses layanan kesehatan dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk pendidikan anak-anaknya.
    Namun, sejak pensiun dari PPSU, Azis mengaku belum pernah mendapatkan bantuan sembako dari pemerintah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Terdampak Bencana di Ponorogo Terima Ribuan Paket Bantuan

    Warga Terdampak Bencana di Ponorogo Terima Ribuan Paket Bantuan

    Ponorogo (beritajatim.com) – Warga terdampak bencana hidrometeorologi di 3 kecamatan di Kabupaten Ponorogo mendapatkan bantuan logistik. Tercatat sebanyak 4.100 paket bantuan disiapkan untuk disalurkan warga terdampak di Kecamatan Ponorogo, Siman dan Jetis. Seluruh bantuan telah diserahkan ke gudang kecamatan masing-masing, dan selanjutnya akan didistribusikan oleh pihak kecamatan dan desa kepada warga terdampak.

    “Bantuan logistik ini diberikan kepada warga terdampak bencana hidrometeorologi di Kecamatan Ponorogo, Siman dan Jetis,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ponorogo, Masun, Selasa (21/01/2025).

    Masun mengungkapkan bahwa bantuan tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPBD Jawa Timur. Dipilih warga terdampak di lokasi-lokasi yang paling membutuhkan.

    “Bantuan ini kami distribusikan untuk meringankan beban masyarakat terdampak,” katanya.

    Bantuan terdiri atas 25 jenis barang yang terbagi dalam 4 kelompok utama. Kelompok pertama adalah sandang, mencakup pakaian dewasa, anak-anak, hingga selimut. Kelompok kedua berupa bahan pangan, seperti sembako, biskuit, susu bayi, makanan tambahan gizi, makanan siap saji, air mineral, dan lauk-pauk.

    Sedangkan kelompok ketiga adalah peralatan rumah tangga, seperti peralatan kebersihan, peralatan masak termasuk kompor, kasur lipat, dan matras gulung. Terakhir, yakni kelompok empat ada peralatan pribadi, seperti hygiene kit dan paket lansia.

    “Maafkan, bantuan ini tidak seberapa. Ini upaya kami untuk sedikit membantu, semoga bisa bermanfaat,” ungkap Bupati Sugiri Sancoko, usai menyerahkan secara simbolis di balai Kecamatan Ponorogo.  [end/but]