Produk: sembako

  • Banjir Bengkulu Tengah, Ratusan Rumah Warga Terendam
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 Februari 2025

    Banjir Bengkulu Tengah, Ratusan Rumah Warga Terendam Regional 28 Februari 2025

    Banjir Bengkulu Tengah, Ratusan Rumah Warga Terendam
    Tim Redaksi
    BENGKULU, KOMPAS.com
    – Hujan deras melanda Desa Talang Empat, Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten
    Bengkulu
    Tengah, mengakibatkan seratusan rumah warga terendam
    banjir
    , Kamis (27/2/2025).
    Banjir
    menggenangi rumah warga sedalam 50 sentimeter hingga 1 meter sejak pukul 17.30 WIB.
    Sejumlah warga yang terdampak banjir mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
    Banjir disebabkan buruknya drainase saluran air yang berukuran kecil sehingga tidak mampu menampung debit air, membuat air menggenangi rumah warga.
    Selain merendam rumah, banjir juga merusak sejumlah pusat perekonomian warga, seperti usaha pengolahan kayu.
    “Usaha kayu olahan saya hanyut dan rusak,” kata Taeran.
    Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bengkulu Tengah, Watiullah, menyatakan, pemerintah saat ini melakukan pendataan warga terdampak serta memberikan bantuan pangan.
    “Ada seratusan rumah terdampak. Korban saat ini sudah kami berikan bantuan makanan. Selanjutnya, akan diperbanyak bantuan sembako dan air bersih,” kata Watiullah saat dikonfirmasi melalui telepon, Jumat (28/2/2025).
    Ia juga mengatakan, instruksi penanganan bencana banjir telah disampaikan Bupati Rachmat Riyanto, yang saat ini sedang menjalani retreat di Akmil, Magelang.
    “Selepas retreat, bupati akan mengunjungi lokasi terdampak banjir. Beliau sudah memerintahkan kami untuk melakukan penanganan bencana banjir,” ucap Watiullah.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketua Komisi VII apresiasi pemerintah yang siaga songsong Ramadhan

    Ketua Komisi VII apresiasi pemerintah yang siaga songsong Ramadhan

    pemerintah agar dapat memastikan distribusi barang berjalan lancar, agar stabilitas dan ketersediaan terpenuhi, karena cuaca masih belum pasti, terutama hujan yang masih sering mendominasi membuat banyak kendaraan yang terlambat akibat selalu berhati

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengapresiasi langkah pemerintah yang siaga dalam menyongsong bulan suci Ramadhan dan lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Kesiagaan itu terbukti dari awal pemerintah telah menyatakan akan memperhatikan betul ketersediaan sembako dan kebutuhan masyarakat lainnya selama Ramadhan dan lebaran. Pemerintah juga berupaya menjaga agar harga-harga kebutuhan pokok tersebut tidak naik.

    “Kalau kenaikan sedikit, itu hal wajar. Itu masih masuk dalam rumus pasar. Jika permintaan banyak, maka harga akan naik,” kata Saleh dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Dia mengharapkan pemerintah dapat memastikan distribusi barang berjalan lancar, agar stabilitas dan ketersediaan terpenuhi, karena cuaca masih belum pasti, terutama hujan yang masih sering mendominasi membuat banyak kendaraan yang terlambat akibat selalu berhati-hati.

    Saleh menyatakan komisinya yang fokus pada bidang perindustrian, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), ekonomi kreatif, dan pariwisata mendorong pemerintah agar terus sidak ke pasar.

    Menurutnya, kunjungan pasar secara random atau acak diperlukan untuk mengecek harga dan kualitas barang yang diperjualbelikan. Kalau memang diperlukan, pemerintah tentu diperkenankan untuk melakukan intervensi.

    “Kadang, ada saja spekulan yang mau ambil untung sesaat di waktu seperti ini, padahal banyak di antara masyarakat kita yang keuangannya terbatas. Mereka tentu harus diproteksi dan dijaga,” ujarnya.

    “Sudah lazim di bulan Ramadhan dan masa lebaran, kebutuhan naik berkali-kali. Bahkan banyak orang yang menghabiskan tabungan untuk puasa dan berlebaran. Apalagi, mereka yang mudik dan lebaran di kampung, kebutuhannya jauh lebih banyak,” katanya.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pijar Terang Zakat Jadi Jembatan: Kisah Yessi Anisa, Mustahik Pejuang Tangguh di Balik Amputasi Kaki – Halaman all

    Pijar Terang Zakat Jadi Jembatan: Kisah Yessi Anisa, Mustahik Pejuang Tangguh di Balik Amputasi Kaki – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Di balik senyum tulus Yessi Anisa, tersimpan kisah perjuangan yang menggetarkan jiwa. 

    Perempuan yang tinggal di Karangasem, Surakata ini adalah bukti nyata bahwa keterbatasan fisik bukanlah akhir dari segalanya.

    Dengan tekad yang mengakar kuat, Yessi melangkah maju, menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk dirinya dan keluarganya. 

    Kisahnya adalah tentang bangkit setelah terpuruk, tentang harapan yang tak pernah padam, dan tentang kekuatan sedekah yang mengubah hidup.

    Awal Mula: Mimpi yang Tertunda

    Wanita 32 tahun ini memulai hidupnya seperti kebanyakan orang biasa.  Ia menikah pada tahun 2014 dan menjalani kehidupan rumah tangga dengan penuh semangat. 

    Namun, takdir berkata lain. Pada tahun 2015, kehidupan Yessi berubah drastis. Saat itu, ia sedang mengantar paket ke sebuah perusahaan ekspedisi di Solo. 

    Setelah menyelesaikan urusannya, ia hendak pulang. Tiba-tiba, sebuah mobil menabraknya dengan keras. Yessi terlempar, masuk ke kolong mobil, dan terseret sejauh enam meter.

    Tubuhnya luka-luka, kaki hancur, tangan patah dan kepala mengalami cedera serius. Ia dilarikan ke rumah sakit dan harus menjalani operasi amputasi pada kaki kirinya.

    Selama seminggu, Yessi terbaring di rumah sakit, merasakan sakit fisik yang luar biasa sekaligus kegelapan batin yang mendalam.

    “Saat itu, saya merasa hidup saya hancur. Saya tidak tahu harus bagaimana,” kenangnya ketika ditemui di rumahnya di Karangasem, Laweyan, Solo, pada Selasa (25/2/2025).

    Setelah operasi, Yessi harus beristirahat di rumah, otomatis memilih keluar dari pekerjaannya sebagai kasir restoran.

    Beberapa pekan setelahnya ia baru belajar menggunakan kursi roda jika ingin berkegiatan.

    Proses rehabilitasi tidaklah mudah, enam bulan setelahnya ia baru mendapatkan kaki palsu impiann, berharap untuk bisa berjalan kembali melihat dunia lebih luas.

    Namun, harus berlatih berjalan lagi, menata hidupnya dari nol. Untungnya, Yessi bukanlah orang yang mudah menyerah. 

    “Saya harus kuat, untuk diri saya sendiri dan keluarga,” ujarnya dengan tekad yang membara.

    USAHA BERKEMBANG – Yessi Anisa (32) mendapatkan bantuan dari Baznas. Ia menggunakannya untuk mengembangkannya usaha, dari angkringan hingga membuat aneka sambal kemasan dalam botol. (Tribunnews.com/Chrysna) (Tribunnews.com/Chrysna)

    Di tengah pemulihan, Yessi mencoba berbagai pekerjaan untuk menghidupi keluarga. Ia pernah berjualan teh di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

    Ia juga bekerja sebagai kasir di sebuah restoran, dan bahkan bekerja sebagai karyawan jasa laundry serta counter handphone. 

    Namun, ia merasa bahwa pekerjaan-pekerjaan itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

    Pada tahun 2020, sebelum pandemi melanda, Yessi memutuskan untuk fokus berjualan online dari rumah.

    Ia mulai menjual busana, perabotan rumah tangga, dan frozen food seperti daging slice dan makanan beku lainnya.

    Sentuhan Baznas Mengubah Hidup

    Titik balik dalam perjalanan Yessi terjadi sekitar tahun 2022. Saat itu, ia mendengar tentang program bantuan modal usaha dari Baznas (Badan Amil Zakat Nasional). Informasi itu ia dapatkan dari seorang anggota DPRD Surakarta.

    Yessi pun mencoba mendaftar dan, alhamdulillah, ia mendapatkan bantuan sebesar satu juta rupiah.

    Dengan modal itu, Yessi mulai merintis usaha bakso bakar. Ia menitipkan dagangannya di warung-warung dan angkringan. 

    Usahanya perlahan mulai berkembang. Tidak berhenti, ia terus berinovasi. Pada awal 2024, ia mulai menjual frozen food dan busana secara online. 

    Tak hanya itu, ia juga mencoba membuat aneka sambal kemasan dalam botol, seperti sambal petai, sambal ikan, dan sambal terasi. 

    “Saya iseng-iseng bikin sambal, ternyata banyak yang suka,” ujarnya dengan senyum sumringah.

    Bantuan dari Baznas tidak hanya berupa dana. Yessi juga diajak bergabung bersama para mustahik penerima bantuan. 

    Setiap bulan, ia dan para penerima bantuan lainnya berkumpul untuk berbagi perkembangan usaha, mengikuti pengajian, dan mengumpulkan kencleng (tabungan kecil) sebagai bentuk sedekah. 

    “Bantuan Baznas sangat bermanfaat. Saya merasa didukung tidak hanya secara materi, tetapi juga secara spiritual,” ungkapnya.

    BAZNAS MENGUBAH HIDUP – Yessi Anisa (32) berfoto di angkringan miliknya di Karangasem, Surakarta, Selasa (25/2/2025). Bantuan dari Baznas Surakarta digunakan Yessi Anisa untuk bangkit dari keterpurukan setelah mengalami kecelakaan. Yessi mulai merintis usaha dan kini perlahan mulai berkembang. (Tribunnews.com/Chrysna) (Tribunnews.com/Chrysna)

    Dari Bakso hingga Angkringan 24 Jam

    Kini, Yessi telah membuka angkringan yang beroperasi 24 jam. Ia juga menjual frozen food, sambal kemasan, dan busana secara online melalui WhatsApp dan marketplace Facebook.

    Penghasilan mingguannya mencapai Rp300.000 hingga Rp400.000, yang sebagian ia tabung untuk masa depan. 

    “Saya punya dua anak, umur tiga tahun dan dua tahun. Saya ingin mereka punya kehidupan yang lebih baik,” ujarnya.

    Yessi juga aktif dalam kegiatan sosial melalui Baznas. Ia rutin mengikuti agenda bulanan, seperti pengajian dan pertemuan sharing perkembangan usaha. 

    “Setiap subuh, saya selalu berusaha mengumpulkan rezeki untuk disedekahkan. Sedekah itu membuka pintu rezeki,” tuturnya dengan penuh keyakinan.

    Bagi Yessi, zakat dan sedekah bukan sekadar kewajiban, tetapi juga sarana untuk mensucikan diri. 

    “Saat kita tidak punya, justru itulah saatnya banyak bersedekah. Saat kita kaya, kadang kita lupa,” tuturnya dengan bijak. 

    Ia berharap bisa terus bersedekah dan membantu orang lain, seperti yang telah ia terima dari Baznas. 

    Ke depan, Yessi memiliki mimpi besar.

    “Insya Allah, saya ingin terus berkembang, membantu orang lain, dan berzakat melalui Baznas. Zakat bisa mengubah hidup,” ujarnya.

    Pesannya untuk semua orang sederhana namun mendalam: “Dengan keterbatasan, saya insya Allah mampu melakukan semua kegiatan selagi masih bisa. Jangan pernah menyerah.”

    Yessi Anisa adalah bukti nyata bahwa keterbatasan fisik tidak pernah mampu menghentikan langkah seseorang yang memiliki tekad baja. 

    Ia bangkit dari reruntuhan hidupnya, menciptakan usaha yang tidak hanya menghidupi keluarganya, tetapi juga menginspirasi banyak orang. 

    Dengan setiap sambal yang ia buat, dengan setiap sedekah yang ia berikan, Yessi menebar harapan dan membuktikan bahwa hidup adalah tentang terus bergerak, meski badai menerpa.

    Yessi juga merupakan cerminan mustahik dengan mujahidah usaha mengingatkan kita semua bahwa selama ada tekad, tidak ada yang mustahil.

    Peran Baznas Surakarta

    Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Surakarta terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyaluran zakat yang tepat sasaran. 

    Ketua Baznas Surakarta, Mohammad Qoyim,  menjelaskan aturan dan mekanisme penyaluran zakat bagi mustahik (penerima zakat) dan muzaki (pemberi zakat) yang diatur secara ketat sesuai syariat Islam.

    Baznas Surakarta memiliki beberapa sistem dalam mencari mustahik.

    Pertama, tim Baznas secara aktif mencari calon penerima zakat melalui laporan dari pimpinan dan staff.

    Misalnya, ada informasi tentang keluarga yang membutuhkan, Baznas langsung melakukan verifikasi dan melaporkannya dalam rapat pleno. 

    “Setelah itu, tim survei akan turun ke lapangan untuk memastikan kelayakan calon penerima,” jelas Qoyim ditemui di kantornya pada Senin (24/2/2025).

    Selain itu, Baznas juga menerima pengajuan langsung dari masyarakat. Calon penerima itu nantinya akan menjalani wawancara tentang latar belakang, biodata dan semacamnya.

    “Setelah itu, tim akan melakukan survei ke rumah mereka. Jika sesuai dengan kriteria mustahik, kami akan membantu,” tambahnya.

    Baznas juga memiliki program khusus yang telah digelar berkolaborasi dengan lembaga atau instansi lainnya. 

    Event yang sudah digelar beberapa waktu lalu adalah memberi  bantuan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan untuk imam masjid, marbot, dan guru TPQ. 

    “Program ini ditujukan untuk mereka yang memenuhi kriteria. Mereka bisa mengajukan diri, dan kami akan memverifikasi persyaratannya,” ujar Qoyim.

    Untuk yang bersifat darurat, Baznas Surakarta tak ketinggalan responsif dalam menangani korban bencana. 

    “Misalnya, ada kebakaran di suatu daerah, tim kami akan langsung turun ke lokasi untuk melakukan asesmen. Kami akan membantu kebutuhan mendesak, seperti tempat tinggal sementara atau biaya kos,” kata Qoyim.

    Syarat penerima zakat di Baznas Surakarta bervariasi tergantung program yang diajukan.

    Untuk program pendidikan, penerima harus memiliki KTP dan KK Solo, surat keterangan miskin dari kelurahan dan kecamatan, foto rumah, serta surat pengajuan pribadi. Tentunya dengan syarat surat keterangan dari sekolah. 

    Bantuan pendidikan dari Baznas dapat berupa dana untuk bantuan SPP hingga penebusan ijazah.

    Untuk program kesehatan, penerima harus melampirkan surat tagihan dan keterangan dari rumah sakit. 

    Sementara itu, program ekonomi produktif ditujukan bagi mereka yang sudah memiliki usaha mikro, seperti pedagang bakso atau pecel.

    “Mereka harus melampirkan foto usaha yang sedang dijalankan. Kami fokus pada peningkatan usaha yang sudah ada,” ujarnya.

    Qoyim menegaskan bahwa zakat hanya boleh diberikan kepada muslim. 

    “Ini sesuai dengan syariat Islam yang tertulis dalam Al-Quran dan Hadits. Namun, untuk non-muslim, kami memiliki Dana Sosial Keagamaan Lain (DSKL) yang sumbernya berasal dari sedekah, fidiah, atau penjualan barang temuan,” jelasnya.

    DSKL digunakan untuk membantu non-muslim atau keperluan fasilitas umum, seperti perbaikan selokan di sekolah. 

    “Kami pernah membantu SD yang selokannya mampet. Dana DSKL juga digunakan untuk bantuan darurat, seperti korban banjir, tanpa memandang agama,” tambah Qoyim.

    Kolaborasi dengan Pemerintah

    Baznas Surakarta juga menjalin kerja sama dengan pemerintah kota dan dinas terkait. 

    Pihaknya bisa membantu program-program dinas dengan keterbatasan dana seperti pengentasan kemiskinan atau bantuan pendidikan. 

    “Misalnya, Dinas Pendidikan akan mengidentifikasi siswa yang memiliki tunggakan SPP, lalu kami verifikasi dan bantu sesuai anggaran yang ada,” kata Qoyim.

    Kemudian, Baznas juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial dalam program pembinaan anak jalanan, pemberian sembako, dan bantuan untuk anak berkebutuhan khusus. 

    Qoyim menyatakan, pada intinya Baznas berfokus pada masyarakat yang belum tersentuh oleh program pemerintah.

    Cahaya Zakat: Keajaiban muzaki dan Mustahik

    Zakat merupakan instrumen penting dalam Islam yang tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial dan keadilan ekonomi. 

    Dengan menunaikan zakat, umat muslim turut berkontribusi dalam mengurangi kesenjangan dan membantu mereka yang membutuhkan, sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

    Cahaya zakat memancarkan keberkahan bagi para muzaki (pemberi zakat) dan mustahik (penerima zakat), menciptakan keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat.

    Dosen Universitas Raden Mas Said Surakarta, Abdullah Faishol mengatakan adanya muzaki akan membahagiakan mustahik. Keduanya saling bersinergi dan saling melengkapi.

    “Adanya muzaki akan membahagiakan Mustahik. Adanya Mustahik memperlancar ibadahnya muzaki. Keduanya saling bersinergi,” ujar Faishol saat dihubungi Tribunnews, Kamis (27/2/2025).

    Terkait dengan penerima zakat, Faishol mengatakan orang yang masuk golongan mustahik memang boleh meminta kepada muzaki.

    Namun ada pula yang tidak meminta, tapi juga boleh dimintakan. Hal ini sebenarnya terkait dengan menjaga diri dari meminta-minta.

    “Kalau orang sudah meminta dan diberi ya digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Misal, orang fakir ya untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok,” kata dia.

    Pengelolaan zakat yang baik akan menciptakan keseimbangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat serta mengurangi angka kemiskinan.

    “Harapannya, harus hati-hati dalam distribusi zakat, asas keadilan harus dijadikan skala prioritas. Uang Zakat berbeda dengan uang sedekah dan infaq. Sedekah dan infaq pengelolaannya lebih fleksible,” terang Faishol.

    Salah satu tujuan utama zakat adalah menciptakan perubahan dalam kehidupan seorang mustahik.

    Diharapkan, mereka tidak selamanya menjadi penerima zakat, melainkan dapat beralih menjadi pemberi zakat atau muzaki.

    Program pemberdayaan berbasis zakat, seperti pelatihan keterampilan dan pemberian modal usaha, menjadi langkah konkret dalam mewujudkan tujuan ini.

    Cahaya zakat akan terus bersinar jika kesadaran untuk berzakat semakin tumbuh dalam masyarakat.

    Dengan menunaikan zakat, seorang muzaki telah menebar keajaiban bagi mustahik, dan mustahik yang diberdayakan akan menjadi muzaki di masa depan.

    Inilah siklus keberkahan yang terus berlanjut, membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seluruh umat.

    Perintah tentang Zakat

    Mengutip laman baznas.go.id, zakat adalah bagian harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim apabila telah mencapai syarat dan rukunnya.

    Orang yang mengeluarkan zakat berarti telah membersihkan harta dan juga mensucikan jiwa dari kejelekan, kebatilan, dan dosa-dosa.

    Nash dalam Al-Qur’an dan hadis menunjukkan bahwa zakat merupakan kewajiban yang tidak bisa diabaikan oleh umat Islam. 

    Selain sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah SWT, zakat juga menjadi instrumen dalam menciptakan keseimbangan ekonomi dan keadilan sosial dalam masyarakat.

    Perintah tentang zakat diantaranya tercantum dalam Al-Quran, Surah At-Taubah ayat 103, yang menyatakan, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka.”

    Zakat terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu fitrah dan zakat mal.

    Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, pada bulan Ramadhan.

    Zakat ini bertujuan untuk membersihkan jiwa dan membantu fakir miskin dalam merayakan Idul Fitri.

    Sedangkan Zakat mal, merupakan zakat yang dikenakan atas harta yang telah mencapai nishab dan haul, meliputi:

    Zakat emas, perak, dan logam mulia.
    Zakat uang dan surat berharga.
    Zakat perniagaan dan usaha.
    Zakat pertanian, peternakan, dan perikanan.
    Zakat pendapatan dan jasa.
    Zakat rikaz (harta temuan).

    Tidak semua harta terkena kewajiban zakat. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar harta tersebut wajib dizakati, antara lain:

    Halal dan diperoleh dengan cara yang halal. Harta yang berasal dari sumber yang tidak sah tidak dikenakan zakat.
    Dimiliki secara penuh. Harta harus berada dalam kepemilikan penuh pemiliknya.
    Dapat berkembang.  Harta yang berpotensi bertambah nilainya, seperti uang, perdagangan, atau ternak.
    Mencapai nishab. Harta tersebut telah memenuhi batas minimal kepemilikan sesuai jenis harta.
    Melewati haul. Dimiliki selama satu tahun penuh, kecuali untuk zakat pertanian, perkebunan, perikanan, pendapatan, dan rikaz.
    Tidak dalam tanggungan hutang jangka pendek. Jika seseorang memiliki hutang yang harus segera dibayar, maka harta yang tersisa setelah pelunasan baru diperhitungkan untuk zakat.

    Golongan Penerima Zakat (Asnaf)

    Sebagaimana disebutkan dalam QS. At-Taubah ayat 60, ada delapan golongan yang berhak menerima zakat, yaitu:

    Fakir – Orang yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok.
    Miskin – Orang yang memiliki harta, tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
    Amil – Orang yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
    Mualaf – Orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan keimanan.
    Riqab – Budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya.
    Gharim – Orang yang memiliki hutang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
    Fisabilillah – Orang yang berjuang di jalan Allah, seperti dalam kegiatan dakwah atau jihad.
    Ibnu Sabil – Orang yang kehabisan biaya dalam perjalanan untuk ketaatan kepada Allah.

    Dengan memahami dan mengamalkan zakat secara benar, umat Islam dapat menciptakan lingkungan yang lebih adil, sejahtera, dan harmonis.

    (Tribunnews.com/Tio)

  • Serentak, Polres Mojokerto Kota Gelar Baksos Polri Presisi Mahasiswa

    Serentak, Polres Mojokerto Kota Gelar Baksos Polri Presisi Mahasiswa

    Mojokerto (beritajatim.com) – Polres Mojokerto Kota bersama Aliansi Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) menggelar bakti sosial (baksos) Kegiatan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan ini sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat.

    Bertempat di Aula Rupatama Mapolres Mojokerto Kota, baksos dengan nama Baksos Polri Presisi Mahasiswa dilakukan secara serentak seluruh Indonesia melalui via zoom meeting, Kamis (27/2/2025). Kegiatan ini meliputi pembagian paket sembako kepada warga kurang mampu, serta aksi sosial lainnya.

    Tujuan untuk meringankan beban masyarakat menjelang bulan Ramadhan. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kapolres Mojokerto Kota AKBP Daniel S. Marunduri, Kasdim 0815 Mayor Arh GN Putu Ardana beserta para Aliansi Mahasiswa, BEM dan OKP yang ada di Kota Mojokerto.

    Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Daniel S. Marunduri dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan sinergi antara Polri/TNI dan generasi muda dalam menjaga solidaritas sosial serta memperkuat kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

    “Bakti sosial ini bukan sekedar bentuk kepedulian, tetapi juga bagian dari komitmen Polri dalam mewujudkan rasa aman dan sejahtera bagi masyarakat. Dengan bersinergi bersama mahasiswa, BEM dan OKP, kami ingin menghadirkan kebermanfaatan nyata di tengah masyarakat, terutama di bulan suci Ramadhan ini,” ungkapnya.

    Selain itu, kegiatan tersebut juga menjadi momentum untuk mempererat hubungan antara kepolisian, mahasiswa, dan pemuda dalam menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat. Terutama selama pelaksanaan ibadah Ramadhan. Menurutnya, mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran penting dalam masa depan Indonesia.

    “Dengan kehadiran kita di sini menunjukkan bahwa kita peduli terhadap keadilan sekitar dan ingin berkontribusi dalam keadaan aman dan harmonis. Dan melalui kegiatan ini, kita semua dapat saling mengenal lebih jauh dan memperkuat hubungan antara Polres Mojokerto Kota dengan Mahasiswa,” katanya.

    Kapolresta berharap semoga dengan kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan menjadi contoh yang baik bagi generasi berikutnya. Pihaknya berharap kegiatan seperti baksos dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi berbagai elemen masyarakat untuk semakin peduli terhadap sesama. [tin/kun]

  • Polda Jatim Gelar Baksos Polri Presisi, 12 Ribu Sembako Siap Dibagikan

    Polda Jatim Gelar Baksos Polri Presisi, 12 Ribu Sembako Siap Dibagikan

    Surabaya (beritajatim.com) – Polda Jatim menggelar bakti sosial (baksos) Polri Presisi jelang Ramadhan 2025. Dalam kegiatan itu, 12 ribu sembako siap dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Dalam acara ini, Polda Jatim juga menggandeng Kodam V Brawijaya, Mahasiswa dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP).

    Kapolda Jatim, Komjen Imam Sugiharto mengatakan, Sebanyak 12.050 paket sembako akan disalurkan ke seluruh wilayah jajaran atau di 38 Kabupaten dan Kota di Jawa Timur. Nantinya, tiap-tiap pengurus bisa membagikan sembako itu kepada masyarakat yang membutuhkan.

    “Dengan kegiatan ini dapat menyampaikan kegiatan pusat yang harus diimplementasikan di kewilayahan terutama di daerah-daerah. Seperti salah satu program makan bergizi gratis bisa dilaksanakan segera, sehingga program itu terlaksana dengan baik,” kata Imam, Kamis (27/02/2025).

    Selain untuk bantuan sosial, kegiatan ini bertujuan sebagai silaturahmi bersama mahasiswa di Jawa Timur. Polda Jatim berharap kegiatan serupa bisa terjadi kembali untuk membangun sinergi antar stakeholder demi masyarakat Jawa Timur.

    “Kebersamaan ini perlu dalam rangka membangun kolaborasi, kekuatan serta koordinasi untuk menguatkan hubungan antara TNI, Polri, dan Stakeholder terkait dengan unsur kemahasiswaan,” tuturnya.

    Pada kegiatan ini jumlah personel yang terlibat sebanyak 2.230 personel, untuk polda jatim 280 personel serta Polres jajaran sebanyak 1.950 personel. Seluruh personel yang terlibat diharapkan mampu untuk menyeleksi penerima bantuan sehingga bisa tersalurkan sesuai sasaran. (ang/kun)

  • Polres Jepara Bagikan 150 Paket Sembako dalam Baksos Polri Presisi

    Polres Jepara Bagikan 150 Paket Sembako dalam Baksos Polri Presisi

    TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Kepolisian Resor (Polres) Jepara, jajaran Polda Jawa Tengah, menggelar Bakti Sosial (Baksos) Polri Presisi dengan membagikan 150 paket sembako untuk masyarakat di Kota Ukir.

    Berlangsung di Mapolres Jepara, bantuan sembako ini secara simbolis diberikan oleh Kapolres Jepara AKBP Erick Budi Santoso kepada perwakilan mahasiswa, aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Organisasi Kepemudaan (OKP).

    Kegiatan ini digelar serentak secara virtual di seluruh Indonesia pada Kamis (27/2/2025).

    Hadir dalam kegiatan tersebut Dandim 0719/Jepara Letkol Arm Khoirul Cahyadi, Kadinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermades) Jepara Edy Marwoto, pejabat utama dan personel Polres Jepara, mahasiswa, Pemuda Muhammadiyah, Banser, serta tamu undangan lainnya.

    Kapolres Jepara AKBP Erick Budi Santoso berharap kegiatan Baksos Polri Presisi untuk Negeri ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Jepara menjelang Bulan Suci Ramadan 1446 H/2025 M.

    “Sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadan, mari kita jadikan ini sebagai momentum untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” ujar AKBP Erick.

    Selain mengucapkan selamat menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan, Kapolres Jepara juga menyampaikan pesan kamtibmas agar masyarakat tetap menjaga persatuan dan kesatuan usai Pilkada berlangsung.

    “Sampai dengan saat ini situasi aman terkendali, ini terwujud dengan kerja sama dari kita semua masyarakat Kabupaten Jepara,” ucapnya.

    Kapolres menegaskan, persatuan dan kesatuan merupakan nilai yang harus terus dijaga oleh seluruh lapisan masyarakat demi mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

    “Kegiatan Baksos Presisi ini merupakan wujud nyata kepedulian Polri kepada masyarakat yang membutuhkan, sekaligus dalam rangka menciptakan stabilitas kamtibmas dan mendukung program pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang sehat,” pungkasnya.

    Presiden BEM Unisnu Jepara Adam Mahfud mengapresiasi langkah Polri dalam menciptakan kamtibmas yang kondusif di lingkungan masyarakat.

    “Kami dari mahasiswa sangat mengapresiasi langkah-langkah Polres Jepara dalam mewujudkan upaya perdamaian dan keamanan di lingkungan masyarakat Jepara. Semoga kegiatan bakti sosial Polri Presisi seperti ini mendapat keberkahan,” ujarnya.

  • Sambut Ramadan, Polres Batang Gelar Bakti Sosial Presisi

    Sambut Ramadan, Polres Batang Gelar Bakti Sosial Presisi

    TRIBUNJATENG.COM,BATANG – Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1446 H/2025, Kepolisian Resor (Polres) Batang mengadakan kegiatan bakti sosial bertajuk “Bakti Sosial Presisi” yang melibatkan mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), organisasi kemasyarakatan, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

    Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan dihadiri Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang diluncurkan di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (27/2/2025).

    Di Polres Batang, acara tersebut dipimpin langsung oleh Kapolres Batang AKBP Edi Rahmat Mulyana, bersama Dandim 0736/Batang Letkol Inf Ahmad Alam Budiman, dan Sekretaris Daerah Kabupaten Batang, Lani Dwi Rejeki.

    Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan berbagai aliansi BEM, antara lain Universitas Diponegoro (UNDIP), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Universitas Muhammadiyah Kendal Batang (UMKABA), dan Universitas Selamat Sri Batang.

    Dalam sambutannya, AKBP Edi Rahmat Mulyana menyampaikan bahwa kegiatan bakti sosial ini bertujuan mempererat sinergi antara Polri, TNI, dan elemen masyarakat dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

    “Kita akan segera memasuki bulan suci Ramadhan, mari kita manfaatkan momentum ini untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” ujarnya.

    Kapolres juga mengingatkan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) pasca pelaksanaan Pilkada.

    “Hingga saat ini situasi aman terkendali, ini terwujud berkat kerja sama semua pihak di Kabupaten Batang,” ungkapnya.

    Kegiatan bakti sosial ini meliputi pemberian paket sembako kepada masyarakat yang membutuhkan.

    Tahap pertama, Polres Batang menyerahkan 270 paket sembako. 

    Secara simbolis, AKBP Edi Rahmat Mulyana menyerahkan paket sembako kepada perwakilan mahasiswa dan organisasi kemasyarakatan.

    Selanjutnya, anggota Bhabinkamtibmas dan Babinsa dikerahkan untuk mendistribusikan langsung paket-paket tersebut ke rumah-rumah warga di berbagai kecamatan di Kabupaten Batang.

    Kapolres Batang menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya Polri dalam mendekatkan diri kepada masyarakat serta menciptakan stabilitas kamtibmas.

    “Bakti Sosial Presisi ini merupakan wujud nyata kepedulian Polri kepada masyarakat yang membutuhkan serta dalam rangka menciptakan stabilitas kamtibmas dan mendukung program pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang sehat,” imbuhnya.

    Sekretaris Daerah Kabupaten Batang, Lani Dwi Rejeki, turut mengapresiasi inisiatif tersebut.

    “Kami menyambut baik kegiatan bakti sosial Polri Presisi dalam menyambut bulan Ramadhan 1446 H, terima kasih kepada Kapolres dan jajaran serta semua pihak yang berpartisipasi dalam kegiatan ini,” ujarnya.

    Lani berharap, bantuan yang diberikan dapat meringankan beban masyarakat kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan pokok menjelang Ramadhan.

    “Semoga bantuan ini membantu masyarakat yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan makanan menyambut Ramadhan.

    Harapan kita ke depan, ada bakti sosial lagi menjelang Hari Raya Idul Fitri untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya,” tambahnya.

    Seorang perwakilan mahasiswa yang turut serta dalam kegiatan ini mengungkapkan rasa bangganya dapat berpartisipasi dalam bakti sosial tersebut.

    “Ini pengalaman berharga bagi kami sebagai mahasiswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan sosial bersama Polri dan TNI. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” pungkasnya.(din)

  • Harga Bahan Sembako Rentan Naik di Bulan Ramadan, DPRD Jatim Minta Operasi Pasar Gencar Dilakukan

    Harga Bahan Sembako Rentan Naik di Bulan Ramadan, DPRD Jatim Minta Operasi Pasar Gencar Dilakukan

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra 

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Operasi pasar murah diharapkan agar gencar dilakukan selama bulan ramadan mendatang.

    Tujuannya, memastikan agar harga bahan pokok bisa tetap stabil di masyarakat. 

    Sebab, harga sembako memang rentan naik saat bulan puasa. 

    Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim Chusni Mubarok mengungkapkan, kenaikan harga bahan pokok saat ramadan memang hampir terjadi saban tahun.

    “Biasanya memang harga relatif naik,” kata Chusni saat dikonfirmasi dari Surabaya, Kamis (27/2/2025). 

    Potensi ini memang harus jadi atensi bersama. Chusni menilai pemerintah pusat hingga Pemprov Jatim sudah menyampaikan komitmen untuk melakukan intervensi bahan pokok.

    Yakni memastikan harga terjangkau serta ketersediaan stok di masyarakat. 

    Salah satu wujudnya adalah dengan upaya operasi pasar. Chusni mengatakan, pihaknya sangat setuju terhadap upaya operasi pasar pada bulan ramadan.

    Apalagi, Kementerian Pertanian sebelumnya menyampaikan akan menggandeng kantor pos untuk menggelar operasi pasar. 

    Chusni berharap agar operasi pasar saat ramadan tersebut bisa terus diperluas oleh pemerintah di berbagai lini nantinya.

    “Ini merupakan langkah konkret pemerintah agar harga bahan pokok pada saat bulan ramadan sampai hari raya ini tetap terjangkau,” ujar Chusni. 

    Namun, sebagai legislatif, Chusni mengungkapkan dirinya dan jajaran komisi B DPRD Jatim lainnya akan turut melakukan monitoring harga selama bulan ramadan.

    Termasuk juga meninjau secara langsung operasi pasar. 

    “Tujuannya, agar harga bisa tetap stabil,” ucap Chusni. 

  • Sambut Ramadan, Polres Tegal Kota Gandeng Mahasiswa Bagikan 500 Paket Sembako 

    Sambut Ramadan, Polres Tegal Kota Gandeng Mahasiswa Bagikan 500 Paket Sembako 

    TRIBUNJATENG.COM,TEGAL – Polres Tegal Kota bersama Forkopimda melakukan bakti sosial untuk masyarakat dengan menggandeng mahasiswa di Kota Tegal, Kamis (27/2/2025).

    Ada sebanyak 500 paket sembako yang disalurkan melalui mahasiswa kepada masyarakat yang membutuhkan. 

    Kapolres Tegal Kota,  AKBP I Putu Bagus Krisna Purnama mengatakan, bakti sosial ini diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia oleh Polri. 

    Kegiatan ini dilaksanakan menjelang Ramadan untuk memperoleh berkah yang baik.

    Harapannya bisa bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan. 

    “Kami di Kota Tegal menyalurkan 500 paket sembako. Disalurkan oleh mahasiswa kepada yang membutuhkan agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik,” ujarnya. 

    Perwakilan mahasiswa, Abdurahman Wahid mengatakan, bakti sosial Polri Presisi ini harapannya memberikan manfaat untuk masyarakat Kota Tegal. 

    Ia pun berharap, sesuai sambutan Kapolri dalam zoom, kegiatan ini tidak berhenti dan akan terus berlanjut.

    “Kami berharap, Polres dan mahasiswa untuk tetap bersinergi mewujudkan masyarakat yang aman, sejahtera dan sentosa,” katanya. (fba)

  • Wacana THR untuk Pekerja Gig: Pendapat Serikat Pekerja, Ekonom hingga Mantan Menaker – Halaman all

    Wacana THR untuk Pekerja Gig: Pendapat Serikat Pekerja, Ekonom hingga Mantan Menaker – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Momen Lebaran Idul Fitri  2025  sudah dekat. Bagi para karyawan, pegawai atau pekerja formal, momen lebaran identik dengan Tunjangan Hari Raya (THR) yang banyak ditunggu untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

    Belakangan muncul wacana dan tuntutan THR untuk para mitra ride hailing seperti driver ojek online dan kurir antaran barang online.

    Mereka adalah pekerja dalam ekonomi gig, yakni individu yang memperoleh penghasilan berdasarkan tugas atau proyek tertentu tanpa hubungan kerja tetap.

    Di Indonesia, profesi ini mencakup mitra pengemudi dan kurir, pekerja lepas  seperti desainer, penulis, programmer; penyedia jasa (teknisi, tukang, tenaga kecantikan), pekerja kreatif (influencer, content creator), instruktur dan konsultan online, serta pelaku bisnis di ekosistem marketplace.

    Penelitian terbaru School of Business and Management Bandung Institute of Technology (SBM ITB) tahun 2023 menunjukkan, sektor ekonomi gig berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

    Nilainya mencapai sekitar Rp 382,62 triliun atau setara dengan 2 persen dari total PDB Indonesia tahun 2022.

    Salah satu manfaat signifikan dari ekonomi gig bagi pekerja adalah kebebasan dalam menentukan waktu dan tempat kerja, yang tidak tersedia dalam pekerjaan formal.

    Dengan fleksibilitas ini, banyak pekerja gig dapat menyeimbangkan pekerjaan mereka dengan komitmen lain, seperti pendidikan, pengasuhan anak, atau pekerjaan sampingan lainnya.

    Selain memberikan fleksibilitas, ekonomi gig juga berkontribusi dalam pengembangan keterampilan pekerja. Dalam beberapa kasus, keterampilan yang diperoleh di sektor gig bahkan dapat membuka peluang bagi mereka untuk memulai usaha sendiri.

    Polemik mengenai status mitra dan tuntutan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) kepada aplikator terus menjadi sorotan di berbagai media massa di Indonesia.

    Seiring dengan berkembangnya ekonomi digital, muncul perdebatan mengenai apakah mitra pengemudi seharusnya diklasifikasikan sebagai pekerja tetap atau masih tetap dalam hubungan kemitraan sebagaimana yang berlaku saat ini. 

    Terhadap tuntutan THR ini, Pemerintah mulai terlibat dan berencana mewajibkan pemberian THR bagi mitra platform digital yang menuai pro dan kontra. 

    Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) mendesak pemerintah agar menetapkan regulasi yang mewajibkan perusahaan ride-hailing memberikan THR dalam bentuk tunai, bukan insentif. 

    Namun, kebijakan ini dinilai dapat menjadi beban tambahan bagi perusahaan dan berisiko menghambat pertumbuhan industri ini ke depan.

    Apalagi saat ini, perusahaan berbasis platform digital masih menghadapi tantangan keuangan, meskipun beberapa sudah mencapai profitabilitas. Jika biaya tambahan seperti THR diwajibkan, tentu akan menambah beban baru dan keberlangsungan jangka panjang perusahaan akan terkena dampaknya.

    Bisa saja perusahaan memilih untuk menaikkan harga tarif layanan yang pada akhirnya berdampak pada konsumen.

    Perusahaan juga bisa melakukan penghapusan program-program benefit untuk Mitra yang selama ini telah diberikan, atau bahkan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja secara massal untuk mengurangi biaya operasional.

    Belajar dari kasus di Inggris, ketika Uber diwajibkan membayar tunjangan tambahan bagi mitranya, harga layanan naik sebesar 10-20 persen.

    Namun, dampaknya adalah penurunan permintaan hingga 15 persen, yang justru merugikan pengemudi dan perusahaan. Jika kebijakan serupa diterapkan di Indonesia, ada potensi efek domino yang dapat menekan industri ini secara keseluruhan.

    Beberapa kota dan negara telah mengalami dampak negatif akibat reklasifikasi pekerja gig yang terlalu kaku. 

    Di Spanyol, setelah pemerintah menerapkan undang-undang ketenagakerjaan yang mewajibkan pengemudi menjadi karyawan tetap, beberapa platform ride-hailing utama seperti Uber dan Deliveroo mengurangi jumlah pengemudi hingga 50 persen.

    Akibatnya, banyak pekerja gig kehilangan pekerjaan dan fleksibilitas yang mereka andalkan untuk mencari penghasilan tambahan.

    Di Kota New York, penerapan regulasi upah minimum bagi pekerja gig menyebabkan biaya operasional meningkat hingga 15 persen, membuat platform menaikkan komisi dan mengurangi jumlah insentif bagi mitra pengemudi.

    Beberapa pengemudi mengalami penurunan pendapatan bersih akibat lonjakan biaya layanan.

    Tuntutan THR bagi mitra pengemudi platform digital di Indonesia menimbulkan polemik di kalangan industri dan akademisi.

    Direktur Eksekutif Modantara, Agung Yudha menyoroti industri on-demand telah berupaya menjaga kesejahteraan mitra melalui berbagai program seperti bantuan modal usaha dan beasiswa.

    Dia mengingatkan bahwa regulasi yang tidak seimbang dapat menghambat pertumbuhan bisnis dan berisiko mengurangi program kesejahteraan jangka panjang bagi mitra.

    Selain itu, sektor ini telah berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dengan fleksibilitas kerja yang menjadi daya tarik utama.

    Data menunjukkan bahwa jutaan pekerja gig, termasuk 1,8 juta di layanan ride-hailing, bergantung pada model bisnis ini, dan kebijakan yang tidak tepat dapat menyebabkan mereka kehilangan akses terhadap sumber pendapatan utama mereka.

    Prof. Dr. Aloysius Uwiyono dan ekonom Wijayanto Samirin menekankan bahwa mitra pengemudi tidak memenuhi unsur hubungan kerja berdasarkan regulasi ketenagakerjaan yang berlaku, sehingga THR tidak bisa dipaksakan tanpa implikasi hukum.

    Mantan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri berpendapat, status kemitraan mitra pengemudi tidak menjadikan mereka berhak atas THR, dan kebijakan populis tanpa dasar hukum dapat merugikan iklim investasi serta keberlanjutan industri digital.

    Jika sektor ini terhambat akibat regulasi yang kurang tepat, jutaan mitra berisiko kehilangan akses terhadap pekerjaan fleksibel yang telah menjadi sumber penghidupan mereka.

    Sebagai alternatif, dia menyarankan perlindungan sosial berbasis kontribusi bagi pekerja gig. Regulasi yang responsif dan inklusif menjadi kunci agar sektor ini tetap tumbuh tanpa mengorbankan kesejahteraan mitra maupun keberlanjutan industri.

    Sejauh ini, setiap platform ride-hailing memiliki pendekatan unik dalam mendukung mitra pengemudi mereka. Grab menawarkan berbagai keuntungan melalui GrabBenefits, termasuk diskon servis kendaraan, asuransi kesehatan dan kecelakaan, akses kredit, serta dana santunan bagi keluarga mitra dalam situasi darurat.

    Selain itu, Grab menyediakan program GrabScholar untuk beasiswa anak mitra, skema insentif berbasis performa, voucher sembako murah, serta pelatihan dan pengembangan keterampilan untuk membuka peluang usaha. Grab juga mendorong mitra mereka untuk bergabung dengan BPJamsostek.

    Sementara, Gojek menitikberatkan pada perlindungan mitra dengan asuransi kecelakaan, posko aman, serta program loyalitas berbasis insentif.

    Mereka juga menawarkan bantuan finansial seperti sembako murah dan akses kredit, serta fasilitas tambahan seperti diskon merchant dan layanan GoPay. 

    Sementara itu, Lalamove mengutamakan bonus misi dan insentif bagi pengemudi berperforma tinggi, serta akses informasi pesanan untuk memaksimalkan penghasilan.

    Mereka juga bekerja sama dengan BPJamsostek untuk perlindungan sosial dan memiliki program referral yang memberikan insentif bagi mitra yang mengajak rekan bergabung.

    Dialog yang terbuka tentang solusi menjadi hal yang tak terelakkan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan, terlebih pada momen penting seperti Hari Raya Lebaran.

    Menurut Prof Dr. Aloysius Uwiyono, dinamika pasar sebaiknya dibiarkan berkembang secara alami agar menciptakan ekosistem kemitraan yang kompetitif dan berkelanjutan. Hal ini menjadi faktor utama dalam menarik minat pelaku usaha serta investor dalam jangka panjang. 

    “Dalam konteks ini, peran pemerintah idealnya berfokus pada pengawasan untuk memastikan keseimbangan dan kepastian hukum tanpa melakukan intervensi langsung dalam hubungan privat kemitraan,” ujarnya memberikan saran.

    Wijayanto Samirin menekankan, status mitra pengemudi bervariasi, sebagian menjadikannya pekerjaan utama, sementara lainnya sebagai pekerjaan sampingan. Karena itu, solusi yang diterapkan harus mempertimbangkan kebutuhan yang beragam. 

    Ia juga mengingatkan bahwa fleksibilitas merupakan daya tarik utama pekerjaan ini, dan jika mitra diperlakukan seperti pekerja konvensional, mereka berisiko kehilangan fleksibilitas tersebut, atau bahkan jutaan mitra dapat kehilangan pekerjaan.

    Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, Hanif mengingatkan bahwa beban finansial tambahan bagi perusahaan dapat berdampak negatif, seperti kenaikan tarif, pemotongan insentif, atau pengurangan jumlah mitra pengemudi.

    “Pemerintah untuk berhati-hati dalam menetapkan regulasi terkait THR agar tetap menjaga keseimbangan antara fleksibilitas kerja dan perlindungan bagi para pekerja,” saran Muhammad Hanif Dhakiri.

    Dengan memberikan manfaat yang lebih berkelanjutan dibanding THR, seperti insentif, perlindungan sosial, dana santunan, beasiswa untuk anak mitra, dan bantuan operasional, pekerja gig dapat menikmati manfaat yang lebih baik dalam jangka panjang tanpa mengorbankan fleksibilitas dan peluang kerja mereka.

    Sebagai industri yang terus berkembang, pendekatan ini memastikan bahwa ekosistem ekonomi gig tetap sehat dan inklusif bagi semua pihak.(tribunnews/fin)