Produk: SBSN

  • Ribuan Karyawan Perhotelan Dibayangi PHK Imbas Pemangkasan Anggaran Kegiatan dan Perjalanan Dinas – Halaman all

    Ribuan Karyawan Perhotelan Dibayangi PHK Imbas Pemangkasan Anggaran Kegiatan dan Perjalanan Dinas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Langkah Presiden Prabowo Subianto yang melakukan pemangkasan anggaran kegiatan hingga perjalanan dinas di kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, dinilai merugikan pekerja di sektor hotel dan restoran.

    Adapun keputusan pemangkasan anggaran tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBN Tahun Anggaran 2025.

    Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga, mengatakan Inpres Nomor 1 Tahun 2025 itu akan berdampak negatif bagi sektor perhotelan.

    Sebab akan menurunkan okupansi hotel, termasuk di Sulsel yang pada akhirnya menjadi beban berat bagi perhotelan.

    Akibatnya, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan banyak terjadi di industri perhotelan.

    Di Sulsel, jumlah pekerja hotel dan restoran di bawah naungan PHRI sebanyak 29.100 orang.

    Jika Inpres tersebut diberlakukan, kata Anggiat, maka bisa berdampak pada PHK sekitar 15 hingga 17 persen atau sebanyak 4 ribu lebih karyawan.

    “Mau tidak mau akan dilakukan penghematan dari sisi jumlah karyawan. Agak ekstrem disebut akan ada PHK,” jelas Anggiat Sinaga dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) 2025 PHRI Sulsel di Hotel The Rinra Makassar, dikutip dari TribunTimur, Rabu (29/1/2025).

    Anggiat mengatakan, pemotongan anggaran tidak hanya sebatas angka, tetapi akan memberikan dampak jangka panjang.

    Pihaknya menyayangkan pemerintah mengeluarkan aturan tersebut tanpa memikirkan dampaknya di berbagai sektor, bukan hanya perhotelan.

    “Sangat panjang mata rantai ketika pemerintah melakukan pemangkasan anggaran. Bukankan anggaran itu bagian dari stimulus pemerintah,” kata Anggiat.

    “Akhirnya nanti, akan terjadi pemangkasan jumlah karyawan. Kalau terjadi pemangkasan karyawan, akan terjadi pengangguran. Kriminalitas bertumbuh, bukan ekonomi. Panjang sekali dampak ketika pemerintah melakukan pemangkasan,” tambahnya.

    Selain itu, Anggiat memprediksi bahwa pemotongan anggaran ini juga akan menimbulkan banyaknya kredit macet. 

    “Yang perlu dipikirkan akan ada banyak kredit macet, karena okupansi tidak sesuai pengembalian dengan pinjaman bank,” kata Anggiat.

    Anggiat berharap aturan yang baru dikeluarkan pemerintah bisa dievaluasi atau dibatalkan.

    Prabowo Minta Penghematan

    Dalam Inpres yang diteken pada Rabu (22/1), Prabowo meminta kementerian/lembaga dan pemerintah daerah melakukan review sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing. 

    Pada diktum kedua Inpres tersebut, diterangkan jumlah efisiensi senilai Rp 306,6 triliun anggaran belanja negara, terdiri atas anggaran belanja kementerian/lembaga tahun 2025 sebesar Rp 256,1 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp 50,5 triliun. 

    Pada diktum ketiga angka 1, Prabowo menginstruksikan menteri dan pimpinan lembaga untuk melakukan identifikasi rencana efisiensi belanja kementerian/lembaga sesuai besaran yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indarwati. 

    “Identifikasi rencana efisiensi sebagaimana dimaksud pada angka 1 meliputi belanja operasional dan non-operasional, sekurang-kurangnya terdiri atas belanja operasional perkantoran, belanja pemeliharaan, perjalanan dinas, bantuan pemerintah, pembangunan infrastruktur, serta pengadaan peralatan dan mesin,” tulis diktum ketiga poin 2. 

    Namun, identifikasi rencana efisiensi ini tidak termasuk untuk belanja pegawai dan belanja bantuan sosial. 

    Efisiensi diprioritaskan selain dari anggaran yang bersumber dari pinjaman dan hibah, serta rupiah murni pendamping kecuali tidak dapat dilaksanakan sampai dengan akhir tahun anggaran 2025. 

    Lalu, anggaran yang berasal dari PNBP Badan Layanan Umum kecuali yang disetor ke kas negara, serta anggaran yang bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan menjadi underlying asset dalam rangka penerbitan SBSN. 

    “Menyampaikan hasil identifikasi rencana efisiensi anggaran sebagaimana dimaksud pada angka 1 kepada Mitra Komisi DPR untuk mendapat persetujuan,” tulis diktum ketiga angka 5. 

    Tak hanya itu, Prabowo meminta pemda menekan anggaran untuk sejumlah kegiatan, tak terkecuali perjalanan dinas. 

    Jumlah pemangkasan anggaran untuk perjalanan dinas ini mencapai 50 persen. Setidaknya dalam diktum keempat, ada 7 poin yang ditekankan untuk diefisiensikan. 

    Pertama, membatasi belanja untuk kegiatan yang bersifat seremonial, kajian, studi banding, pencetakan, publikasi, dan seminar/focus group discussion. 

    Kedua, mengurangi belanja perjalanan dinas sebesar 50 persen.

    Ketiga, membatasi belanja honorarium melalui pembatasan jumlah tim dan besaran honorarium yang mengacu pada Peraturan Presiden mengenai Standar Harga Satuan Regional. 

    Keempat, mengurangi belanja yang bersifat pendukung dan tidak memiliki output yang terukur. 

    Kelima, memfokuskan alokasi anggaran belanja pada target kinerja pelayanan publik serta tidak berdasarkan pemerataan antar perangkat daerah atau berdasarkan alokasi anggaran belanja pada tahun anggaran sebelumnya.

    Keenam, lebih selektif dalam memberikan hibah langsung baik dalam bentuk uang, barang, maupun jasa kepada kementerian/lembaga. 

    Ketujuh, melakukan penyesuaian belanja APBD Tahun Anggaran 2025 yang bersumber dari Transfer ke Daerah sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf b.

    Perlu Perhatian Khusus

    Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira melihat efisiensi anggaran pemerintah terkait belanja seremonial, Alat Tulis Kantor (ATK), hingga sewa kendaraan merupakan langkah positif untuk tingkatkan ruang fiskal.

    “Misalnya soal belanja rapat dan seminar memang bisa digantikan dengan rapat online, jauh lebih murah dan efektif,” ujar Bhima saat dihubungi Tribunnews, Selasa (28/1/2025).

    Dia mengatakan, ATK bisa digantikan dengan tanda tangan dokumen secara digital dan ramah lingkungan juga tidak boros kertas. 

    Sebab, selama ini beban belanja birokrasi cukup disorot karena menyumbang pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan tambahan utang pemerintah.

    Di sisi lain, ucap Bhima, efek negatif ke bisnis Meeting, Incentives, Convention and Exhibition (MICE) juga signifikan. Sebagian besar pelaku usaha MICE andalkan pendapatan dari acar pemerintah.

    “Bahkan paska pandemi kondisi pendapatan dari sektor MICE belum sepenuhnya pulih. Dikhawatirkan ada risiko PHK di sektor jasa akomodasi dan makan minum imbas efisiensi belanja pemerintah,” terang Bhima.

    Dampak ekonomi dari berkurangnya pendapatan sektor MICE mencakup potensi kehilangan lapangan kerja 104.000 orang. Sementara dari sisi PDB setidaknya potensi MICE terancam hingga Rp103,9 triliun.

    “Berharap dari wisman dan wisatawan saja kan tidak cukup ya, dengan gejolak geopolitik dan ekonomi global, maka belanja pemerintah memang diharapkan jadi motor pemulihan sektor MICE dan harapan itu pupus begitu ada efisiensi anggaran,” tutur Bhima.

    Bhima menyampaikan, perlu ada paket kebijakan khusus untuk kompensasi kehilangan potensi pendapatan sektor MICE misalnya berupa pemangkasan PPh 21 karyawan, diskon tarif listrik, hingga fasilitasi promosi event internasional.

    Sebelumnya, dalam upaya menjaga stabilitas fiskal dan meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, pemerintah menerapkan langkah efisiensi anggaran belanja K/L sebesar Rp 256,1 triliun untuk tahun anggaran 2025.

     

  • Total Penawaran SBSN yang Masuk Tembus Rp14,05 Triliun

    Total Penawaran SBSN yang Masuk Tembus Rp14,05 Triliun

    Jakarta, FORTUNE – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan berhasil melaksanakan pelelangan Surat Berharga Syariah Negara pada 14 Januari 2025.

    Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayan dan Risiko (DJPPR) mencatat total penawaran yang masuk pada pelelangan kali ini mencapai Rp14,05 triliun.

    Adapun dalam SBSN ini, yang ditawarkan sejumlah 7 seri melalui sistem Bank Indonesia, yakni seri SPNS07072025 (reopening), SPNS13102025 (new issuance), PBS003 (reopening), PBS030 (reopening), PBS034 (reopening), PBS039 (reopening) dan PBS038 (reopening).

    Total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan tersebut adalah Rp10 triliun.

    DJPPR menyatakan dari ketujuh seri tersebut, PBS003 menjadi seri dengan penawaran masuk terbesar sejumlah Rp4,860 triliun. Seri ini menawarkan bunga tetap sebesar 6 persen. Adapun jumlah nominal yang dimenangkan sebesar Rp3,850 triliun.

    Penawaran terbesar yang masuk berikutnya PBS038 dengan jumlah Rp3,04 triliun. Adapun nominal yang dimenangkan adalah Rp2,8 triliun. Seri ini memiliki imbal hasil 6,87 persen.

    Kemudian seri SPNS07072025 mendapat jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp1,09 triliun. Nilai yang dimenangkan dari seri ini sejumlah Rp1 triliun dengan imbal hasil diskonto. Adapun tanggal jatuh temponya adalah 7 Juli 2025.

    Seri SPNS13102025 mencatatkan jumlah penawaran masuk sebesar Rp2,56 triliun. Nilai yang dimenangkan dari seri ini sejumlah Rp 1,75 triliun dan imbal hasil diskonto. Adapun tanggal jatuh temponya adalah 15 Januari 2027.

    Seri PBS030 mencatatkan jumlah penawaran masuk sebesar Rp1,77 triliun. Nilai yang dimenangkan dari seri ini sejumlah Rp0,06 triliun dan imbal hasil 5,8 persen. Adapun tanggal jatuh temponya adalah 15 Juli 2028.

    Sedangkan seri PBS034 mencatatkan jumlah penawaran masuk sebesar Rp0,45 triliun dengan imbal hasil 6,5 persen. Adapun tanggal jatuh temponya adalah 15 Juli 2039.

  • Pemerintah serap Rp10 triliun dari lelang sukuk pekan ini

    Pemerintah serap Rp10 triliun dari lelang sukuk pekan ini

    penawaran masuk pada lelang kali ini mencapai Rp14,06 triliun

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah menyerap dana senilai Rp10 triliun dari lelang tujuh seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk pada 14 Januari 2025.

    Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, menyatakan penawaran masuk pada lelang kali ini mencapai Rp14,06 triliun.

    Dari tujuh seri sukuk yang dilelang, Pemerintah hanya menyerap dana dari lima seri, di antaranya SPNS07072025 (pembukaan kembali), SPNS13102025 (penerbitan baru), PBS003 (pembukaan kembali), PBS030 (pembukaan kembali), dan PBS038 (pembukaan kembali).

    Sementara untuk seri PBS034 (pembukaan kembali) dan PBS039 (pembukaan kembali), Pemerintah memutuskan untuk tidak menyerap dana meski masing-masing menerima penawaran masuk Rp459 miliar dan Rp261 miliar.

    Dari seri SPNS07072025, pemerintah memenangkan dana senilai Rp1 triliun dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,5 persen.

    Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 7 Juli 2025 mencapai Rp1,09 triliun, dengan imbal hasil terendah yang masuk 6,5 persen dan imbal hasil tertinggi 7,3 persen.

    Untuk seri SPNS13102025, diraup dana sebesar Rp1,75 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,6 persen.

    Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 13 Oktober 2025 mencapai Rp2,57 triliun, dengan imbal hasil terendah yang masuk 6,6 persen dan imbal hasil tertinggi 7,4 persen.

    Untuk seri PBS003, dimenangkan nominal sebesar Rp3,85 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,08755 persen.

    Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Januari 2027 mencapai Rp4,86 triliun, dengan imbal hasil terendah yang masuk 6,9 persen dan imbal hasil tertinggi 7,24 persen.

    Untuk seri PBS030, Pemerintah memenangkan dana senilai Rp600 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,12911 persen.

    Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juli 2028 mencapai Rp1,78 triliun, dengan imbal hasil terendah yang masuk 7,03 persen dan imbal hasil tertinggi 7,2 persen.

    Terakhir, untuk seri PBS038, Pemerintah memenangkan dana senilai Rp2,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,28677 persen.

    Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Desember 2049 mencapai Rp3,04 triliun, dengan imbal hasil terendah yang masuk 7,14 persen dan imbal hasil tertinggi 7,5 persen.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Rupiah Menguat terhadap Dolar AS di Tengah Rencana Tarif Perdagangan Donald Trump – Page 3

    Rupiah Menguat terhadap Dolar AS di Tengah Rencana Tarif Perdagangan Donald Trump – Page 3

    Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah menguat terhadap dolar AS pada Selasa pagi. Rupiah menguat 18 poin atau 0,11 persen menjadi Rp16.265 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.283 per dolar AS.

    Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, nilai tukar atau kurs rupiah melemah seiring tren apresiasi dolar Amerika Serikat (AS) karena dipicu rilis data pasar tenaga kerja AS yang menguat.

    Tercatat, data tenaga kerja AS Non Farm Payrolls (NFP) pada Desember 2024 tercatat sebesar 256 ribu, lebih baik dari bulan sebelumnya yang sebesar 212 ribu.

    “Data tersebut menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS masih ketat pada Desember 2024, sehingga menimbulkan kekhawatiran atas arah kebijakan suku bunga The Fed yang high for longer,” ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (14/1/2025).

    Depresiasi kurs rupiah dan kenaikan yield UST (US Treasuries) mempengaruhi yield Surat Berharga Negara (SBN) yang naik 7-11 basis points (bps).

    Sepanjang hari Senin, 13 Januari 2025, volume perdagangan obligasi pemerintah membukukan Rp16,81 triliun, lebih tinggi dari volume perdagangan Jumat, 10 Januari 2025 sebesar Rp12,23 triliun.

    “Pemerintah menggelar lelang obligasi pada Senin, 13 Januari 2025 untuk seri SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) dengan target indikatif sebesar IDR10 triliun. Seri yang dilelang dalam lelang ini adalah SPNS6mo, SPNS9mo, PBS003, PBS030, PBS034, PBS039, dan PBS038,” kata dia.

    Di sisi lain, laporan terbaru dari tim ekonomi Presiden AS terpilih Donald Trump mengenai pendekatan moderat untuk kenaikan tarif impor memicu sentimen risk on di pasar keuangan. Namun, investor cenderung tetap berhati-hati hari ini karena mereka akan menunggu rilis data Consumer Price Index (CPI) AS Desember 2024 pada Rabu, 15 Januari 2025.

     

     

  • Rupiah diperkirakan melemah seiring tren apresiasi dolar AS

    Rupiah diperkirakan melemah seiring tren apresiasi dolar AS

    pasar tenaga kerja AS masih ketat pada Desember 2024, sehingga menimbulkan kekhawatiran atas arah kebijakan suku bunga The Fed

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, nilai tukar (kurs) rupiah melemah seiring tren apresiasi dolar Amerika Serikat (AS) karena dipicu rilis data pasar tenaga kerja AS yang menguat.

    Tercatat, data tenaga kerja AS Non Farm Payrolls (NFP) pada Desember 2024 tercatat sebesar 256 ribu, lebih baik dari bulan sebelumnya yang sebesar 212 ribu.

    “Data tersebut menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS masih ketat pada Desember 2024, sehingga menimbulkan kekhawatiran atas arah kebijakan suku bunga The Fed yang high for longer,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Depresiasi kurs rupiah dan kenaikan yield UST (US Treasuries) mempengaruhi yield Surat Berharga Negara (SBN) yang naik 7-11 basis points (bps).

    Sepanjang hari Senin (13/1), volume perdagangan obligasi pemerintah membukukan Rp16,81 triliun, lebih tinggi dari volume perdagangan Jumat (10/1) sebesar Rp12,23 triliun.

    “Pemerintah menggelar lelang obligasi (pada Senin 13/1) untuk seri SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) dengan target indikatif sebesar IDR10 triliun. Seri yang dilelang dalam lelang ini adalah SPNS6mo, SPNS9mo, PBS003, PBS030, PBS034, PBS039, dan PBS038,” kata dia.

    Di sisi lain, laporan terbaru dari tim ekonomi Presiden AS terpilih Donald Trump mengenai pendekatan moderat untuk kenaikan tarif impor memicu sentimen risk on di pasar keuangan. Namun, investor cenderung tetap berhati-hati hari ini karena mereka akan menunggu rilis data Consumer Price Index (CPI) AS Desember 2024 pada Rabu (15/1).

    Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat 18 poin atau 0,11 persen menjadi Rp16.265 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.283 per dolar AS.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Volume Transaksi SBSN di BSI Tembus Rp85 triliun pada 2024

    Volume Transaksi SBSN di BSI Tembus Rp85 triliun pada 2024

    Jakarta, FORTUNE – PT Bank Syariah Indonesia (BSI) terus mempertegas kontribusinya pada pasar Obligasi syariah dan menjadi satu-satunya bank syariah yang berperan sebagai primary dealer lelang SBSN Kementerian Keuangan.

    Hal tersebut tecermin pada volume transaksi SBSN BSI yang mencapai Rp85 triliun alias tumbuh 65,38 persen secara tahunan.

    BSI juga meraih dua penghargaan dari Kementerian Keuangan atas kontribusi besarnya dalam penjualan SBSN pada 2024.

    Direktur Penjualan & Distribusi BSI, Anton Sukarna, mengatakan pertumbuhan volume transaksi SBSN yang diperoleh BSI merupakan hasil kerja sama solid antara perseroan, nasabah, dan Kementerian Keuangan.

    “Kami berharap kinerja positif ini akan terus berlanjut hingga 2025, dan semakin banyak nasabah yang mempercayai BSI,” kata Anton, Jumat (10/12).

    Sepanjang 2024, ada 5 seri SBSN yang didistribusikan oleh BSI, yaitu SR020, ST012, SWR005, SR021, dan ST013. Kelima obligasi syariah tersebut melampaui target yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan. 

    Kemenkeu menargetkan Seri SR020 Rp1,5 triliun, tapi BSI mampu merealisasikan Rp1,668 triliun. Sementara ST012, dari target Rp500 miliar, BSI mampu merealisasikan Rp1,1 triliun.

    Kemudian seri SWR005 dari Rp10 miliar yang ditargetkan, BSI mampu merealisasikan Rp16,6 miliar. Sedangkan SR021, dari Rp1,5 triliun yang ditargetkan, BSI berhasil merealisasikan Rp1,561 triliun. Untuk ST013, dari Rp500 miliar yang ditargetkan, BSI mampu merealisasikan Rp1,3 triliun.

    Di sisi lain, Anton menyebut mengatakan BSI pada 2024 juga meluncurkan product bundling untuk penjualan sukuk ritel seri SR020 dengan program Cicil Emas, yang diberi nama Sukuk Gold Ownership Program. Program yang diluncurkan pada Maret 2024 ini memungkinkan nasabah memanfaatkan imbal hasil dari sukuk ritel seri SR020 guna mencicil emas di BSI.

    “BSI akan terus berupaya mengembangkan bisnis dari segmen retail dan wholesale untuk mendorong kemajuan ekosistem halal, serta serius menggarap bisnis pasar modal, yang berfokus pada bank kustodian, treasury, dan trade services,” ujarnya.

  • BSI mengelola Asset Under Custody Rp110 triliun per November 2024

    BSI mengelola Asset Under Custody Rp110 triliun per November 2024

    BSI berupaya mengembangkan bisnis dari berbagai segmen retail maupun wholesale untuk mendorong kemajuan ekosistem halal di tanah air.

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mendapatkan kepercayaan pengadministrasian Asset Under Custody (AUC) mencapai lebih dari Rp110 triliun sampai periode November 2024.

    Direktur Treasury & International Banking BSI Ari Rizaldi dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, menjelaskan BSI berupaya mengembangkan bisnis dari berbagai segmen retail maupun wholesale untuk mendorong kemajuan ekosistem halal di tanah air.

    Dari sisi pengembangan ekosistem layanan wholesale, katanya lagi, perseroan serius menggarap bisnis pasar modal (capital market), yang berfokus pada Bank Kustodian, Treasury, dan Trade services.

    “Sebagai salah satu produk unggulan di BSI, layanan capital market berbasis syariah yang dimiliki BSI, di antaranya safekeeping, fund services, wali amanat dan keagenan,” ujar Ari.

    Ari menjelaskan, pengembangan bisnis treasury BSI mencerminkan upaya berkelanjutan untuk memberikan solusi finansial yang inovatif dan terpercaya.

    Ia melanjutkan, salah satu komitmen utama adalah pengembangan produk treasury melalui transaksi Pasar Uang Valuta Asing Berbasis Syariah, yang menawarkan alternatif investasi valuta asing ideal bagi lembaga keuangan.

    “Produk ini tidak hanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar, tetapi juga selaras dengan prinsip syariah,” ujar Ari.

    BSI saat ini tercatat sebagai satu-satunya bank syariah yang berperan sebagai Primary Dealer Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Kementerian Keuangan.

    Peran ini membuat BSI dapat berkontribusi dalam pasar Surat Berharga Syariah Negara, yang tercermin dalam pencapaian volume transaksi surat berharga yang terus berkembang.

    Per November 2024, volume transaksi SBSN di BSI tercatat lebih dari Rp85 triliun, atau meningkat 65,38 persen year on year (yoy), yang merupakan hasil dari kerja sama solid dengan mitra dan dukungan yang konsisten dari nasabah, yang terus mempercayai BSI untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka dengan produk dan layanan yang dapat diandalkan.

    Selain pengelolaan di bidang capital market dan treasury, ujarnya pula, perseroan juga terus mengembangkan ekosistem wholesale dari berbagai aspek layanan di antaranya bisnis trade finance dan value chain.

    “Yakni bisnis yang berkecimpung dalam berbagai kelolaan layanan perbankan, di antaranya ekspor, impor, supplier financing, distributor financing dan juga cash management,” ujar Ari lagi.

    Sampai November 2024, pertumbuhan bisnis trade finance, value chain dan cash management BSI mengalami pertumbuhan sekitar 14 persen dengan volume transaksi lebih dari Rp415 triliun untuk berbagai nasabah di banyak industri, termasuk industri telekomunikasi, kertas dan energi.

    “Ini membuktikan keseriusan BSI dalam menggarap ekosistem, perdagangan internasional dan transaksi digital,” kata Ari.

    Atas kepercayaan nasabah, BSI memberikan apresiasi kepada para stakeholders yang selama ini telah berkontribusi terhadap pertumbuhan bisnis perseroan, khususnya terhadap aktivitas capital market, treasury, dan trade services sepanjang tahun 2024 melalui acara “Client’s Appreciation Day: Growing Stronger Together Toward 2025”.

    Ari menjelaskan acara ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan engagement serta loyalitas investor dan stakeholders BSI, dalam bentuk peningkatan Product Holding Ratio (PHR), Asset Under Management (AUM) dan Fee Based Income.

    Selain itu, katanya lagi, BSI juga berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik untuk industri capital market, treasury, dan trade services.

    “BSI berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik untuk capital market yang aman, nyaman dan terpercaya. Sebagai bukti dari komitmen tersebut, alhamdulillah, kami berhasil mendapatkan award yang diakui secara internasional berturut-turut di tahun 2023 dan 2024 dari Alpha Southeast Asia sebagai Best Islamic Custody Bank,” ujar Ari.

    Apresiasi kepada nasabah pasar modal syariah BSI yang diberikan dalam kegiatan Award & Appreciation, di antaranya:

    1. Most Active Bank in Treasury Sharia Partnerships: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

    2. Best ESG Investor: Badan Pengelola Keuangan Haji.

    3. Most Active Transaction In Capital Market Services: Insurance Company Category: PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah.

    4. Best Retail Mutual Fund: PT Syailendra Capital.

    5. Most Active Investor: Badan Pengelola Keuangan Haji.

    6. First Partner In Bsi Custodian Bank For Digital Banking Category: PT Bank Nano Syariah.

    7. Most Loyal Investor In Capital Market Services: PT Asuransi Jiwa Syariah Al Amin.

    8. Most Active Transaction For Securities Crowdfunding Category: PT Shafiq Digital Indonesia.

    9. Most Active Global Trade Transaction: Asia Pulp And Paper – Sinarmas Group.

    10. Trade Finance Highest Volume On Energy Sector: PT Energi Listrik Batam – Medco Power Indonesia.

    11. Best Structured Trade & Treasury Solution – PT Wahana Inti Selaras – Indomobil.

    12. First Digital Distributor Financing – PT Wadah Suci.

    13. Best Structured Trade Finance (Telecommunication Industry) – PT Lokatara Abhinaya.

    14. First Mover Client In Money Market Transaction Products: Badan Pengelola Keuangan Haji.

    15. Most Active Client In The Sharia Capital Market – PT Bri Asuransi Indonesia.

    16. Most Outstanding Interbank Transaction Performer – PT Bank Mega Syariah

    17. Most Innovative Partner In Enhancing Islamic Treasury Products – PT Bank Jabar Banten Syariah.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2024

  • 32 Ribu Tujuan Keuangan Tercapai, dari Dana Nikah hingga Beli Rumah

    32 Ribu Tujuan Keuangan Tercapai, dari Dana Nikah hingga Beli Rumah

    Jakarta: Aplikasi investasi digital di Indonesia, Bibit.id, mencatat lebih dari 32 ribu tujuan keuangan yang berhasil tercapai sepanjang 2024. Mulai dari dana pernikahan, pendidikan, membeli rumah impian, hingga dana pensiun.
     
    PR & Corporate Communication Lead Bibit.id, William, mengatakan, di 2024, Bibit telah membantu investor berinvestasi di berbagai kelas aset yang terdiversifikasikan.
     
    “Mulai dari reksa dana, surat berharga negara yang dapat dibeli di pasar primer dan sekunder seperti Obligasi Negara Ritel (ORI), Savings Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST), Sukuk Ritel (SR), Fixed Rate (FR), Project Based Sukuk serta saham,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Minggu, 29 Desember 2024.
     
    Systematic Investment Plan

    Dia menambahkan, di 2024 pula, Bibit memperkenalkan strategi investasi bernama Systematic Investment Plan (SIP) menjadi populer di tengah masyarakat Indonesia.
    Systematic Investment Plan (SIP) merupakan gabungan dari strategi the power of compounding dan DCA. SIP mewajibkan investor untuk menyetorkan uang ke reksa dana dalam jumlah yang sama, terjadwal, dan dalam horizon waktu yang sudah disesuaikan dengan tujuan keuangan mereka.
     
    Dia mencontohkan, apabila investor ingin membeli hunian impian dalam waktu 10 tahun ke depan, maka strategi SIP sangat cocok untuk membantunya berinvestasi dengan disiplin, mudah, fleksibel, dan tentunya dalam portofolio yang terdiversifikasikan.
     
    “Strategi SIP semakin mudah dijalankan karena Bibit menyediakan metode pembayaran Autodebit dengan RDN Wallet, GoPay, dan Bank Jago. Dengan beberapa klik, investor hanya perlu membuat portofolio investasi, memilih produk reksa dana yang mereka inginkan, mengisi nilai investasi yang hendak dicapai, mengatur jadwal investasi rutin serta memilih metode pembayaran,” jelas dia.
     
    Selain itu, di 2024, tercatat ada lebih dari 500 ribu portofolio keuangan yang dibuat oleh para investor menggunakan strategi SIP. Pihaknya berharap angkanya akan terus meningkat di tahun depan.
     
     

    Mitra Distribusi Surat Berharga Negara

    Di sisi lain, Bibit.id juga menutup 2024 menjadi satu-satunya Mitra Distribusi Surat Berharga Negara (SBN) kategori fintech yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, yakni “Mitra Distribusi Surat Utang Negara (SUN) Ritel Terbaik Tahun 2024 Kategori Financial Technology dan Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik” serta “Mitra Distribusi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel Terbaik Tahun 2024 Kategori Financial Technology.
     
    William mengatakan kesuksesan ini mengulang kesuksesan serupa di 2023 dan 2022. Sebelumnya, Bibit didaulat menjadi Mitra Distribusi (Midis) SUN Ritel Terbaik Tahun 2022, Midis SBSN Ritel Terbaik Tahun 2022 dan 2023 Kategori Fintech serta Midis SUN Ritel Terbaik Kategori Fintech dan Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik 2023.
     
    “Sepanjang 2024, Bibit juga menjadi Midis SBN yang mencatatkan jumlah investor SBN baru terbesar. Ini sejalan dengan misi kami membantu pemerintah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berinvestasi di instrument SBN,” kata dia.
     
    Tidak hanya itu, di 2024, Bibit juga menyabet penghargaan “WealthTech of the Year” dalam ajang Asia FinTech Awards 2024. Bibit mengalahkan empat finalis lain yang berasal dari Singapura, di antaranya Bank of Singapore, Moomoo Singapore, RealVantage, dan Syfe.
     
    Bibit menjadi satu-satunya perusahaan dari Indonesia yang masuk dalam kategori WealthTech (wealth technology). Penghargaan dari dalam dan luar negeri merupakan cerminan dari kepercayaan masyarakat terhadap Bibit, yang sejak awal berdirinya di 2019, telah membantu jutaan investor di lebih dari 490 kota di Indonesia untuk berinvestasi di Pasar Modal.
     
    “2024 merupakan tahun yang gemilang dan kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, terutama para pengguna, yang setia berjalan bersama Bibit dalam perjalanan investasi mereka,” kata William.
     
    Pada Mei 2024, aplikasi Bibit telah diunduh lebih dari 10 juta kali di Google Play dan menjadi aplikasi investasi digital pertama di Indonesia yang meraih pencapaian ini. 
    Pencapaian ini tidaklah mengherankan mengingat Bibit yang terus berinovasi dari waktu ke waktu.
     
    Pada saat berdiri di 2019, Bibit dikenal sebagai aplikasi investasi reksa dana online yang memudahkan masyarakat bisa membeli produk-produk reksa dana terbaik dengan aman, mudah, dan dengan jumlah minimal Rp100 ribu atau bahkan Rp10 ribu saja.
     
    Ke depannya, William menyampaikan Bibit akan terus berinovasi untuk menghadirkan pengalaman yang aman, mudah, dan menyenangkan bagi masyarakat Indonesia dalam berinvestasi.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (AHL)

  • Ekonom Ramal Utang Luar Negeri dan Cadev Akhir Tahun Terkerek Prefunding APBN 2025

    Ekonom Ramal Utang Luar Negeri dan Cadev Akhir Tahun Terkerek Prefunding APBN 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom memandang keputusan pemerintah melakukan pembiayaan lebih awal atau prefunding untuk APBN 2025 akan otomatis berdampak pada bertambahnya cadangan devisa maupun utang luar negeri/ULN Indonesia.

    Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet menilai dengan adanya dana masuk yang diterima pemerintah melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), terutama pada Desember, memberikan potensi peningkatan statistik ULN dan cadangan devisa (cadev).  

    “Posisi ULN di akhir tahun kami perkirakan akan berada di kisaran US$425 miliar hingga US$430 miliar,” ujarnya, dikutip pada Minggu (29/12/2024).  

    Melihat posisi terakhir ULN Indonesia per Oktober 2024 senilai US$423,4 miliar atau turun dari posisi bulan sebelumnya yang senilai US$428,5 miliar.  

    Sementara untuk cadangan devisa, Yusuf perkirakan posisinya akan berada di kisaran US$151 miliar pada akhir tahun ini.  

    Sebelumnya, cadangan devisa Indonesia telah mencatatkan level tertingginya pada akhir Oktober 2024 senilai US$151,2 miliar. Namun pada akhir November lalu, cadangan devisa turun US$1 miliar menjadi US$150,2 miliar.  

    Bank Indonesia menyebutkan bahwa penurunan tersebut sejalan pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

    Dengan kata lain, ULN yang terpantau telah mengalami penurunan meski cadangan devisa ikut turun berpotensi akan naik dengan prefunding APBN 2025.  

    Adapun cadangan devisa perlu pemerintah jaga tetap tinggi demi memperkuat nilai tukar rupiah.   

    Per 24 Desember 2024, pemerintah telah melakukan prefunding senilai Rp85,7 triliun. Pasokan dana untuk menjalani Program Presiden Prabowo Subianto pada awal tahun depan tersebut berasal dari penerbitan Sukuk Global pada November 2024 senilai US$2,75 miliar atau setara atau setara Rp43,56 triliun (asumsi kurs Rp15.842 per dolar AS saat itu). 

    Sementara pada Desember, pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) Rp22 triliun, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp15,1 triliun, dan SUN dengan private placement Rp5 triliun.  

    Waswas Tambah Beban Belanja 

    Di sisi lain, Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro menilai memang prefunding tersebut akan menambah cadangan devisa dan memperkuat rupiah. Namun sayangnya, cadangan devisa tersebut juga akan terkuras untuk membayar ULN yang semakin bengkak.  

    Utamanya, apabila pemerintah terlalu sering menerbitkan utang melalui Sukuk Global atau Global Bonds.  

    “Memang dapat cadangan devisa dari prefunding misal US$3 miliar. Tapi setiap 6 bulan sekali itu pemerintah bayar kupon yang investornya global bond kebanyakan investor asing. Itu dicatat di current account deficit, di primary income, dan juga mengurangi cadangan devisa kita,” jelasnya. 

    Terlebih apabila pemerintah menerbitkan Sukuk Global, utamanya dalam dolar, pembayaran utang jatuh tempo maupun bunga utang akan membebani belanja negara. Pasalnya, nilai saat ini akan berbeda ketika utang tersebut jatuh tempo alias US$100 juta dolar saat ini akan berbeda dengan US$100 juta dolar dalam 10 tahun mendatang.  

    Belum lagi, pemerintah perlu membayar imbal hasil yang juga akan lebih tinggi dengan mengasumsikan tren pelemahan rupiah.  

    Mengambil contoh dalam penerbitan Sukuk Global tenor 10 tahun pada November lalu dengan yield 5,25%, pemerintah perlu memperhitungkan pelemahan rupiah. Misalnya dalam 10 tahun terakhir, rupiah terdepresiasi 6%—7%.  

    Artinya, imbal hasil yang pemerintah bayarkan bukan sesuai yield awal, melainkan ditambah dengan depresiasi rupiah karena diterbitkan dalam bentuk dolar AS, misalnya.  

    “Berarti ya efektif borrowing cost-nya bagi pemerintah itu bisa di atas 10%-11% jika memperhitungkan depresiasi dari nilai tukar,” lanjutnya.  

    Adapun, pemerintah akan terus menarik utang baru pada 2025 untuk memenuhi kebutuhan belanja negara yang mencapai Rp3.621,3 triliun.  

    Melihat baru terkumpul Rp85,7 triliun dari rencana Rp775,9 triliun, artinya pemerintah masih akan menarik utang dari penerbitan instrumen maupun pinjaman senilai Rp690,2 triliun.  

  • Sri Mulyani Kantongi Rp80,7 Triliun Hasil Prefunding APBN 2025

    Sri Mulyani Kantongi Rp80,7 Triliun Hasil Prefunding APBN 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan, yang dipimpin Menkeu Sri Mulyani Indrawati, tercatat telah berhasil mengumpulkan sekitar Rp80,7 triliun dari hasil prefunding atau menerbitkan surat utang di 2024 untuk membiayai APBN 2025.  

    Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto menuturkan pemerintah telah melakukan prefunding untuk pembiayaan APBN 2025 melalui penerbitan sukuk global (global bonds) dan lelang surat berharga negara (SBN) pada Desember 2024.  

    “Dalam rangka memanfaatkan likuiditas pasar akhir tahun 2024 serta mengelola penerbitan SBN tahun 2025, pemerintah melakukan prefunding untuk pembiayaan APBN 2025,” tuturnya kepada Bisnis, Kamis (26/12/2024).  

    Hasilnya, pada November lalu pemerintah berhasil mengantongi dari penerbitan Sukuk Global senilai US$2,75 miliar atau setara Rp43,56 triliun (asumsi kurs Rp15.842 per dolar AS saat itu).

    Penerbitan Sukuk Gobal tersebut dalam format Reg S/144A yang terdiri dari US$1,1 miliar bertenor 5,5 tahun, US$900 juta bertenor 10 tahun, dan US$750 juta bertenor 30 tahun yang jatuh tempo masing-masing pada tahun 2030, 2034, dan 2054. 

    Sementara itu, melihat jadwal lelang SBN sepanjang Desember 2024, tercatat adanya tiga kali lelang terjadwal, yakni satu kali untuk Surat Utang Negara (SUN) dan dua kali untuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). 

    Pertama, pemerintah melakukan lelang SBSN pada 3 Desember 2024 dengan total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan senilai Rp8 triliun. Sementara total penawaran yang masuk mencapai Rp13,67 triliun. 

    Kedua, pada 10 Desember 2024 pemerintah memenangkan Rp22 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp38,98 triliun, dari tujuh seri SUN yang ditawarkan. 

    Ketiga, total penawaran yang masuk terhadap lelang SBSN pada 17 Desember 2024 senilai Rp10,79 triliun. Adapun, total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan mencapai Rp7,1 triliun.  

    Alhasil, total pembiayaan yang telah terealisasi dari Sukuk Global dan penerbitan surat utang selama Desember mencapai Rp80,7 triliun. Melihat porsi pembiayaan yang telah terkumpul, menjelaskan setidaknya 10,4% dari total rencana pembiayaan neto 2025 senilai Rp775,9 triliun.  

    Artinya, pemerintah masih harus melakukan penerbitan surat utang lebih banyak pada 2025 di tengah ketatnya persaingan imbal hasil atau yield.

    Utamanya, dengan kebutuhan fiskal Amerika Serikat (AS) yang juga besar, otoritas AS juga akan menerbitkan US Treasury lebih banyak dengan imbal hasil yang menarik. 

    Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) memprediksikan yield UST tenor 10 tahun berpotensi naik dari posisi saat ini sekitar 4,3% menjadi 4,7% pada tahun depan. 

    “Yield UST tenor 10 tahun dipengaruhi oleh rencana kebijakan fiskal pemerintah AS yang tahun depan kami perkirakan defisit melebar ke 7,7%,” ujarnya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (18/12/2024).