Produk: SBN

  • Gubernur BI melihat masih ada ruang penurunan suku bunga lebih lanjut

    Gubernur BI melihat masih ada ruang penurunan suku bunga lebih lanjut

    Dalam menentukan respons (suku bunga) BI-Rate, kita akan melihat bagaimana, satu, perkiraan inflasi ke depan dibandingkan dengan sasaran 2,5 plus minus 1 persen.

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat masih ada ruang untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut.

    “Dalam menentukan respons (suku bunga) BI-Rate, kita akan melihat bagaimana, satu, perkiraan inflasi ke depan dibandingkan dengan sasaran 2,5 plus minus 1 persen. Yang kedua, bagaimana kita melihat tujuan bersama, (yaitu) mendorong pertumbuhan supaya 5,2 persen tahun ini bisa dicapai,” ujar Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2025, di Jakarta, Jumat.

    Selain melihat inflasi dan pertumbuhan ekonomi, BI melihat stabilitas nilai tukar rupiah. Ketiga hal inilah yang menjadi alasan mengapa masih ada ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut, terutama didasarkan pada pertimbangan terkait inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

    Pihaknya memperkirakan inflasi ke depan tetap rendah. Misalnya, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada akhir tahun ini diprediksi sekitar 2,7 persen dan inflasi inti 2,6 persen.

    Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi akan didorong dengan mengonsolidasikan kebijakan fiskal dan moneter agar mencapai target 5,2 persen pada 2025.

    “Tinggal masalahnya adalah masalah stabilitas nilai tukar (karena sangat tergantung dinamika global dan domestik),” katanya.

    Dalam hal ini, Perry memastikan nilai tukar rupiah tetap stabil, bahkan cenderung menguat. Dia menegaskan bahwa nilai tukar tetap stabil di tengah gejolak global dengan transaksi intervensi di pasar valas pada transaksi secara tunai atau spot secara domestic non-delivery forward maupun pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder.

    Beberapa alasan mengapa kurs rupiah bisa stabil ialah angka inflasi yang rendah dan pertumbuhan ekonomi masih bagus.

    “Itu juga didukung oleh inflow yang triwulan IV-2024 yang lalu, SBN sudah mulai inflow Rp1,6 triliun, SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) adalah Rp4 triliun dan itu akan mendorong,” ujar Gubernur BI.

    Melihat dari sisi fundamental, adanya kebijakan Dana Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) dinilai akan menambah suplai dolar Amerika Serikat (AS). Dalam hal ini, katanya lagi, isu yang harus diperhatikan adalah keadaan dinamika global.

    Dalam bulan Januari 2025, indeks dolar AS sempat menyentuh angka 109 yang kemudian melemah di kisaran 108 selama dua hari terakhir. Pihaknya disebut akan mencermati arah kebijakan dari Pemerintah AS dan suku bunga Federal Funds Rate (FFR) yang menentukan indeks dolar AS.

    “Jadi intinya, dari sisi inflasi dan pertumbuhan ekonomi, memang ada ruang untuk penurunan suku bunga. Dari sisi nilai tukar yang kami arahkan untuk stabilitas dan arah stabilitas itu juga didukung dari sisi fundamental dan juga DHE SDA,” ujar dia pula.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Menkeu jamin pengelolaan utang dilakukan secara hati-hati dan terukur

    Menkeu jamin pengelolaan utang dilakukan secara hati-hati dan terukur

    Pembiayaan terus dijaga secara hati-hati dan terukur dengan terus memperhatikan outlook dari defisit APBN dan likuiditas pemerintah….

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjamin pengelolaan utang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dilakukan secara hati-hati dan terukur.

    “Pembiayaan terus dijaga secara hati-hati dan terukur dengan terus memperhatikan outlook dari defisit APBN dan likuiditas pemerintah, serta dinamika pasar keuangan yang terus meningkat dan kesenjangan antara biaya utang dengan risiko utang,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di Jakarta, Jumat.

    Pada APBN 2024, realisasi pembiayaan utang mencapai Rp556,6 triliun atau 85,9 persen dari target.

    Pembiayaan utang dipenuhi melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp450,7 triliun dan pinjaman neto sebesar Rp105,8 triliun.

    Sementara pembiayaan non-utang terealisasi sebesar minus Rp3,4 triliun, sehingga realisasi pembiayaan anggaran 2024 mencapai Rp553,2 triliun atau 105,8 persen dari APBN.

    Sri Mulyani menyatakan Pemerintah senantiasa berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dalam mengelola pembiayaan utang Pemerintah dan mendukung operasi moneter.

    Secara umum, kata Menkeu, APBN hingga akhir tahun 2024 bekerja keras meredam gejolak untuk melindungi masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi.

    Pendapatan negara tumbuh positif sebesar 2,1 persen (year on year/yoy), belanja negara tumbuh kuat sebesar 7,3 persen (yoy), keseimbangan primer negatif sebesar Rp19,4 triliun, namun bergerak menuju positif, dan defisit anggaran terkendali dalam batas aman sebesar Rp507,8 triliun (2,29 persen produk domestik bruto/PDB).

    Realisasi sementara pendapatan negara dan hibah mencapai Rp2.842,5 triliun. Penerimaan perpajakan tercatat sebesar Rp2.232,7 triliun atau 96,7 persen dari target APBN. Kemudian, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp579,5 triliun atau mencapai 117,8 persen dari target APBN.

    Kinerja positif itu terutama didukung oleh aktivitas ekonomi, efektivitas reformasi perpajakan, optimalisasi pengelolaan SDA, meningkatnya kontribusi BUMN, serta inovasi layanan K/L dan kinerja badan layanan umum (BLU) yang makin baik.

    Sementara realisasi sementara belanja negara mencapai Rp3.350,3 triliun atau 100,8 persen dari APBN. Realisasi belanja pemerintah pusat Rp2.486,7 triliun dan transfer ke daerah Rp863,5 triliun.

    Belanja negara diarahkan untuk memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, menjaga stabilitas ekonomi, serta memelihara momentum pertumbuhan melalui pemberian bantuan pangan dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

    Berbagai program perlindungan sosial juga diberikan, antara lain melalui Program Keluarga Harapan/PKH, kartu sembako, beasiswa (PIP dan KIP kuliah), bantuan premi BPJS kesehatan (PBI JKN), subsidi dan kompensasi BBM, listrik dan LPG 3 kg, subsidi pupuk, serta subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR).

    Belanja juga diberikan untuk mendukung pelaksanaan pemilu, pilkada serentak, pemberian THR, kenaikan gaji bagi ASN/TNI/Polri, penyelesaian infrastruktur, percepatan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem, serta pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • BI: Modal asing masuk bersih Rp11,52 triliun pada pekan ini

    BI: Modal asing masuk bersih Rp11,52 triliun pada pekan ini

    Namun terdapat modal asing keluar bersih di pasar saham sebesar Rp0,35 triliun.

    Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk bersih ke pasar keuangan domestik sebesar Rp11,52 triliun pada pekan keempat bulan ini, yakni periode transaksi 20-23 Januari 2025.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, di Jakarta, Jumat, merinci bahwa modal asing masuk bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masing-masing sebesar Rp9,60 triliun dan Rp2,27 triliun.

    Namun terdapat modal asing keluar bersih di pasar saham sebesar Rp0,35 triliun. Dengan demikian, total modal asing masuk bersih menjadi sebesar Rp11,52 triliun.

    Selama tahun 2025, sejak 1 hingga 23 Januari 2025, modal asing keluar bersih di pasar saham dan SBN masing-masing tercatat sebesar Rp2,03 triliun dan Rp1,91 triliun. Sedangkan modal asing masuk bersih di SRBI sebesar Rp2,95 triliun.

    Premi risiko investasi (credit default swaps/CDS) Indonesia 5 tahun tercatat turun dari 76,14 basis point (bps) per 17 Januari 2025 menjadi 73,01 bps per 23 Januari 2025.

    Nilai tukar rupiah dibuka sedikit menguat di level Rp16.235 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (24/1), dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan Kamis (23/1), di level Rp16.275 per dolar AS.

    Adapun indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah ke level 108,05 pada akhir perdagangan Kamis (23/1).

    DXY merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang negara utama, antara lain euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

    Imbal hasil atau yield SBN 10 tahun turun ke level 7,03 persen pada Jumat (24/1) pagi, dari sebelumnya 7,06 persen pada akhir perdagangan Kamis (23/1). Sementara imbal hasil US Treasury Note 10 tahun naik ke level 4,644 persen pada akhir perdagangan Kamis (23/1).

    BI pun terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sri Mulyani Janji Hati-hati Tambah Utang di 2025

    Sri Mulyani Janji Hati-hati Tambah Utang di 2025

    Jakarta

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan penambahan dan pengelolaan utang akan terus dilakukan secara hati-hati dan terukur di 2025. Hal ini untuk memastikan agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap sehat dan berkelanjutan.

    “Pembiayaan terus dijaga secara hati-hati dan terukur dengan terus memperhatikan outlook dari defisit APBN dan likuiditas pemerintah, serta dinamika pasar keuangan yang terus meningkat dan kesenjangan antara biaya utang dengan risiko utang,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK di kantornya, Jakarta, Jumat (24/1/2025).

    Sri Mulyani menyebut pihaknya akan terus mengoptimalkan pengelolaan dan peran APBN sebagai instrumen penting untuk melakukan perbaikan di Tanah Air.

    “Untuk melakukan stabilisasi, memperbaiki distribusi pemerataan dan meningkatkan efisiensi dari perekonomian,” imbuhnya.

    Sebagaimana diketahui, defisit APBN 2025 dirancang senilai Rp 616,19 triliun. Dari situ membutuhkan pembiayaan utang sebesar Rp 775,87 triliun dan pembiayaan non utang Rp 159,7 triliun sebagai faktor pengurangnya.

    Dari Rp 775,8 triliun rencana utang itu, sebesar Rp 642,5 triliun berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan sisanya Rp 133,3 triliun berasal dari pinjaman.

    Data terakhir menunjukkan utang pemerintah hingga 30 November 2024 mencapai Rp 8.680,13 triliun. Jumlah itu setara dengan 39,20% terhadap produk domestik bruto (PDB).

    “Rasio utang per akhir November 2024 yang tercatat 39,20% terhadap PDB, tetap konsisten terjaga di bawah batas aman 60% PDB sesuai UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara,” tulis Kemenkeu dalam buku APBN KiTA, dikutip Kamis (19/12/2024).

    Tonton juga Video Ekspresi Sri Mulyani Saat Dipuji Prabowo Karena Cek Anggaran Sangat Rinci

    (aid/fdl)

  • BI ajak investor global untuk berinvestasi di Indonesia

    BI ajak investor global untuk berinvestasi di Indonesia

    Indonesia secara konsisten menjadi salah satu negara tujuan investasi dengan fundamental ekonomi yang kuat

    Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) mengajak investor global untuk berinvestasi di Indonesia, sejalan dengan ketahanan perekonomian domestik di tengah berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global yang dinilai menjadi kunci utama pengembangan investasi tanah air.

    Hal itu disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Forum Investasi Tahunan (FIT) 2025 yang diselenggarakan pada 23-24 Januari 2025 di Bali.

    “Indonesia secara konsisten menjadi salah satu negara tujuan investasi dengan fundamental ekonomi yang kuat, mari berinvestasi di Indonesia,” kata Perry dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

    Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2025 diproyeksikan masih solid pada kisaran 4,7-5,5 persen. Terjaganya tingkat inflasi dan stabilitas nilai tukar, catat BI, disertai dengan cadangan devisa yang tinggi turut memperkuat optimisme prospek positif Indonesia di mata investor dunia.

    Dalam forum tersebut, Perry menekankan tiga hal penting yang perlu menjadi perhatian para pelaku ekonomi dalam menyikapi dinamika perkembangan ekonomi dan pasar keuangan global saat ini.

    Poin pertama yaitu perekonomian dan pasar keuangan global masih akan diliputi berbagai ketidakpastian dan volatilitas yang salah satunya disebabkan oleh perlambatan dan divergensi pertumbuhan global.

    Ketidakpastian tersebut juga disebabkan dinamika rantai pasok dan kebijakan perdagangan negara maju yang dapat memengaruhi inflasi global, tingginya yield obligasi pemerintah AS, kuatnya nilai tukar dolar AS, serta dinamika aliran modal dari negara maju ke negara berkembang.

    Poin kedua yang disoroti Perry yaitu terkait bagaimana merespons hal tersebut. Dalam menetapkan strategi investasi, menurut BI, investor perlu melihat berbagai skenario agar keputusan investasi dapat dilakukan secara terukur.

    Terakhir yang ketiga yaitu mengoptimalkan penggunaan teknologi, termasuk artificial intelligence (AI), untuk membantu proses pengambilan keputusan investasi.

    Seruan untuk berinvestasi ini semakin diperkuat dengan optimalisasi sinergi BI dengan program Asta Cita pemerintah yang dilakukan dalam langkah-langkah bauran kebijakan nasional.

    Lebih lanjut, terdapat berbagai pilihan aset yang dapat dipertimbangkan oleh investor global antara lain Surat Berharga Negara (SBN) serta sekuritas Bank Indonesia dalam bentuk Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).

    Forum Investasi Tahunan (FIT) 2025 mengusung tema Steering through Global Shift: Synergy to Strengthen Stability and Economic Transformation.

    Forum ini turut dihadiri oleh perwakilan 10 bank sentral berbagai negara, institusi keuangan internasional, lembaga kustodian dan counterparty internasional, perbankan, serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

    Forum investasi ini turut menyoroti tantangan ekonomi dan pasar keuangan global yang diantaranya bersumber dari dampak transformasi kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS), divergensi arah kebijakan bank sentral berbagai negara, dan perkembangan geopolitik global.

    BI pun berkomitmen untuk menjaga stabilitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan optimisme dan keyakinan investor yang akan mendukung aliran modal, dalam rangka menjaga stabilitas dan ketersediaan pembiayaan pembangunan menuju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

    Kegiatan FIT 2025 dirangkaikan dengan seminar internasional yang mengulas tentang outlook ekonomi dan pasar keuangan global serta strategi investasi.

    Pada acara penutupan seminar internasional FIT 2025, Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dan komitmen untuk menavigasi tantangan perekonomian global. Menurut Fili, berbagai tantangan akan bisa diubah menjadi peluang yang akan memberikan manfaat bagi semua pihak.

    Rangkaian FIT 2025 juga mencakup focus group discussion (FGD) yang salah satunya membahas langkah penguatan kerja sama keuangan internasional bersama bank sentral negara lain. Kolaborasi tersebut diharapkan dapat membangun ketahanan eksternal lintas negara yang dapat memitigasi dampak rambatan ketidakpastian global.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Resiliensi Perekonomian Indonesia Jadi Kunci Dongkrak Investasi

    Resiliensi Perekonomian Indonesia Jadi Kunci Dongkrak Investasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Resiliensi perekonomian Indonesia yang tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global menjadi kunci utama dalam pengembangan investasi di Tanah Air.

    Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 yang solid, yaitu di kisaran 4,7–5,5%, didukung oleh tingkat inflasi yang terkendali, stabilitas nilai tukar, serta cadangan devisa yang tinggi, turut memperkuat optimisme terhadap prospek positif Indonesia di mata investor dunia.

    Tantangan ekonomi dan pasar keuangan global saat ini berasal dari dampak transformasi kebijakan di Amerika Serikat, perbedaan arah kebijakan bank sentral berbagai negara, serta perkembangan geopolitik global.

    Dalam menghadapi tantangan tersebut, Bank Indonesia (BI) berkomitmen menjaga stabilitas ekonomi sekaligus mendorong pertumbuhan guna meningkatkan optimisme dan keyakinan investor.

    Langkah ini diharapkan dapat mendukung aliran modal, menjaga stabilitas, serta memastikan ketersediaan pembiayaan pembangunan menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui investasi.

    “Momentum ini membuka peluang besar untuk berinvestasi di Indonesia. Secara konsisten, Indonesia menjadi salah satu negara tujuan investasi dengan fundamental ekonomi yang kuat,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pernyataannya pada Jumat (24/1/2025).

    Perry menekankan tiga hal penting yang perlu diperhatikan oleh para pelaku ekonomi dalam menyikapi dinamika ekonomi dan pasar keuangan global saat ini.

    Pertama, perekonomian dan pasar keuangan global masih akan diliputi berbagai ketidakpastian dan volatilitas yang disebabkan oleh perlambatan dan divergensi pertumbuhan global, dinamika rantai pasok dan kebijakan perdagangan negara maju yang dapat mempengaruhi inflasi global, tingginya yield obligasi pemerintah AS, kuatnya nilai tukar dolar AS, dan dinamika aliran modal dari negara maju ke negara berkembang.

    Kedua, investor perlu mempertimbangkan berbagai skenario dalam menetapkan strategi investasi agar keputusan yang diambil lebih terukur dan efektif.

    Ketiga, pemanfaatan dan penggunaan teknologi, termasuk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), perlu dioptimalkan untuk mendukung proses pengambilan keputusan investasi.

    Ajakan untuk berinvestasi di Indonesia semakin diperkuat dengan sinergi antara Bank Indonesia dan program Asta Cita Pemerintah melalui langkah-langkah bauran kebijakan nasional.

    Berbagai pilihan aset tersedia bagi investor global untuk investasi, seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan sekuritas Bank Indonesia, meliputi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), serta Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).

  • BCA belum berencana pangkas bunga deposito meski BI-Rate turun

    BCA belum berencana pangkas bunga deposito meski BI-Rate turun

    Nasabah punya opsi apakah mau taruh uang di bank atau beli SBN.

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) belum berencana memangkas suku bunga perbankan meski Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate.

    Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis, menjelaskan bank memiliki dua acuan dalam menentukan tingkat bunga, yaitu BI-Rate dan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN).

    Meski BI-Rate turun, yield SBN masih berada dalam level yang cukup tinggi untuk menarik minat investor.

    “Nasabah punya opsi apakah mau taruh uang di bank atau beli SBN. Kalau gapnya cukup besar, bank juga tidak berani serta-merta menurunkan suku bunga untuk depositonya,” kata Jahja.

    Terlebih, bank membutuhkan likuiditas. Bila bank menurunkan time deposit, risikonya nasabah akan memindahkan dana mereka ke surat negara atau bank lain.

    “Ini merupakan salah satu perlindungan. Jadi, tidak serta-merta BI-Rate turun, lalu kami turunkan semua time depositnya,” katanya pula.

    Jahja menyebut pihaknya melakukan rapat secara berkala untuk melihat posisi likuiditas. Bank juga melihat kebutuhan kredit, biaya operasional, hingga investasi dalam menentukan suku bunga.

    Hingga sejauh ini, Jahja optimistis bank selalu mengambil keputusan yang benar terkait suku bunga perbankan.

    “Kalau kita lihat, BCA stabil untuk tren cost of fund. Ini karena kita relatif mempertahankan bunga time deposit,” ujar dia.

    Diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Bulan Januari 2025 pada Selasa (14/1) dan Rabu (15/1), memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi berada di level 5,75 persen.

    Suku bunga deposit facility turun 25 bps menjadi di level 5 persen. Sedangkan suku bunga lending facility juga diputuskan untuk turun 25 bps menjadi di level 6 persen.

    Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan penurunan itu untuk mendorong pertumbuhan dari sisi permintaan di dalam negeri.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Menguat Tipis, Nilai Tukar Rupiah Pagi Ini Capai Rp 16.272 Per Dolar AS

    Menguat Tipis, Nilai Tukar Rupiah Pagi Ini Capai Rp 16.272 Per Dolar AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pagi hari ini, Kamis (23/1/2025) sedikit menguat, tetapi masih tertekan.

    Dari data Bloomberg pada pukul 09.27 WIB di pasar spot exchange, nilai tukar rupiah berada pada level Rp 16.272 per dolar AS atau menguat tipis 7,5 poin (0,05%).

    Sehari sebelumnya, nilai tukar rupiah juga terapresiasi 0,39% menjadi Rp 16.280 per dolar AS. Dalam pasar obligasi, indeks obligasi naik tipis sebesar 0,02% dan imbal hasil SBN tenor 10 tahun turun 3 bps menjadi 7,09%.

    Pasar saham domestik juga naik, didorong optimisme pasar terhadap kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS)  Donald Trump dan revisi aturan devisa hasil ekspor (DHE) dalam negeri.

    Pada saat nilai tukar rupiah hari ini dibuka menguat, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga kembali menghijau pada pembukaan perdagangan saham hari ini. IHSG pada pukul 09.20 WIB menguat 0,60% atau 43,24 poin ke level 7.300,3. 

  • Rupiah menguat pasca pengumuman revisi kebijakan terbaru DHE SDA

    Rupiah menguat pasca pengumuman revisi kebijakan terbaru DHE SDA

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan penguatan rupiah berkat dorongan ekspektasi stabilitas nilai tukar (kurs) mata uang tersebut pasca pengumuman revisi kebijakan terbaru Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).

    “Kebijakan terbaru ini diharapkan dapat membantu menstabilkan nilai tukar rupiah karena ada dua perubahan besar, yakni lama penyimpanan DHE SDA dan persentasenya. Pemerintah memutuskan menambah kedua potensi tersebut secara signifikan,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

    Masa penempatan DHE SDA disebut akan berlangsung selama satu tahun dan persentase DHE yang harus ditempatkan meningkat jadi 100 persen. Hal ini berpotensi menambah cadangan devisa Indonesia lebih dari 90 miliar dolar Amerika Serikat (AS) menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

    Pada hari ini, yield Surat Berharga Negara (SBN) ikut turun mengikuti tren apresiasi rupiah. Volume perdagangan obligasi pemerintah pada Rabu (22/1) menurun jadi Rp16,92 triliun dari Rp38,99 triliun pada Selasa (21/1).

    Kepemilikan asing pada obligasi IDR juga menurun Rp520 miliar menjadi Rp867 triliun atau 14,29 persen dari total per dua hari yang lalu.

    “USD/IDR diperkirakan akan berada di rentang Rp16.250-Rp16.350 pada perdagangan hari ini,” ungkap Josua.

    Nilai tukar rupiah (kurs) pada pembukaan perdagangan hari Kamis di Jakarta menguat 16 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.264 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.280 per dolar AS.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

  • Penerapan tarif impor AS yang lebih moderat perkuat kurs rupiah

    Penerapan tarif impor AS yang lebih moderat perkuat kurs rupiah

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam pidato pelantikan terkait pendekatan tarif impor yang lebih moderat.

    “Akibatnya, ekspektasi inflasi AS menurun, sehingga meningkatkan kemungkinan The Fed memangkas suku bunga kebijakan lebih dari satu kali tahun ini, dari sebelumnya 25 bps (basis points) menjadi 50 bps,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

    Pada Selasa (21/1), yield Surat Berharga Negara (SBN) juga menurun 1-4 bps berkat ekspektasi inflasi AS yang lebih rendah, sehingga mendorong optimisme terhadap penurunan suku bunga 50 bps dari Federal Reserve (The Fed) di tahun ini.

    Volume perdagangan obligasi pemerintah juga tercatat Rp38,99 triliun pada Selasa (21/1), jauh lebih tinggi dari volume perdagangan Senin (20/1) sebesar Rp10,15 triliun.

    Pemerintah dinyatakan berhasil menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) senilai Rp26 triliun dari penawaran yang diterima dalam lelang sebesar Rp54,47 triliun.

    Untuk kepemilikan asing pada obligasi IDR, mengalami penurunan sebesar Rp3,43 triliun menjadi Rp868 triliun, atau 14,29 persen dari total hingga Senin (20/1).

    Di sisi lain, pasca pelantikan Donald Trump, sentimen risk on mulai mereda akibat ancaman tarif Trump terhadap Meksiko dan Kanada sebesar 25 persen.

    Dolar AS juga menguat pada pagi hari ini karena Trump menegaskan pertimbangan mengenakan tarif 10 persen terhadap China sebagai balasan atas peredaran Fentanyl.

    “ Nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada di rentang Rp16.275 – Rp16.400 pada perdagangan hari Rabu ini,” kata Josua.

    Nilai tukar rupiah (kurs) pada penutupan perdagangan hari ini menguat 64 poin atau 0,39 persen menjadi Rp16.279 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.343 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu juga menguat ke level Rp16.327 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.331 per dolar AS.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025