Produk: SBN

  • Modal Asing Rp 1,45 Triliun Kembali Masuk ke Pasar Keuangan Domestik

    Modal Asing Rp 1,45 Triliun Kembali Masuk ke Pasar Keuangan Domestik

    Jakarta, Beritasatu.com – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa modal asing senilai Rp 1,45 triliun kembali masuk ke pasar keuangan dalam negeri pada periode 3-6 Februari 2025. Arus modal asing ini didominasi oleh investasi di Surat Berharga Negara (SBN).

    Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan, modal asing yang masuk melalui SBN mencapai Rp 9,14 triliun. Sementara itu, modal asing keluar melalui pasar saham sebesar Rp 3,29 triliun dan melalui instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 4,4 triliun.

    “Berdasarkan data transaksi 3-6 Februari 2025, nonresiden tercatat melakukan beli neto sebesar Rp 1,45 triliun, yang terdiri dari jual neto Rp 3,29 triliun di pasar saham, beli neto Rp 9,14 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp 4,4 triliun di SRBI,” ujar Denny dalam pernyataan resmi yang diterima pada Minggu (9/2/2025).

    Secara kumulatif, sejak 1 Januari hingga 6 Februari 2025, nonresiden tercatat melakukan jual neto Rp 2,85 triliun di pasar saham, beli neto Rp 10,73 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp 10,44 triliun di SRBI.

    Di sisi lain selain modal asing di pasar keuangan domestik, imbal hasil (yield) surat utang Amerika Serikat (AS) atau US Treasury Note tenor 10 tahun tercatat naik ke 4,434% pada Kamis (6/2/2025).

    Sementara itu, premi risiko investasi Indonesia yang diukur melalui credit default swap (CDS) tenor 5 tahun turun menjadi 74,98 basis poin pada Kamis (6/2/2025), dibandingkan posisi 75,32 basis poin pada Jumat (31/1/2025). 
    Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, nilai tukar rupiah tercatat di level Rp 16.325 per dolar AS pada Jumat (31/1/2025).

    “BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan guna mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ujar Denny dalam pernyataannya terkait modal asing.

  • bank bjb Tawarkan ORI027 dengan Kupon hingga 6,75 Persen

    bank bjb Tawarkan ORI027 dengan Kupon hingga 6,75 Persen


    PIKIRAN RAKYAT –
    Investasi menjadi bagian penting dalam perencanaan keuangan jangka panjang. Salah satu pilihan investasi yang menawarkan keuntungan menarik adalah Surat Berharga Negara (SBN) Ritel. Saat ini, pemerintah telah membuka masa penawaran ORI027, yang dapat dibeli melalui berbagai agen distribusi, termasuk bank bjb.

    ORI027 hadir dengan dua pilihan tenor, yaitu 3 tahun dengan kupon 6,65% fixed rate dan 6 tahun dengan kupon 6,75% fixed rate.

    Masa penawaran ORI027 berlangsung mulai 27 Januari hingga 20 Februari 2025. Instrumen investasi ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh keuntungan dari pendapatan tetap yang dijamin oleh pemerintah. Sebagai SBN Ritel, ORI027 menawarkan alternatif investasi yang lebih stabil dibandingkan instrumen lain yang memiliki risiko lebih tinggi.

    ORI027-T3 memiliki tenor 3 tahun dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,65%, sementara ORI027-T6 memiliki tenor 6 tahun dengan tingkat kupon tetap sebesar 6,75%. Pembayaran kupon pertama dijadwalkan pada 15 April 2025 dengan skema long coupon. Sementara itu, tanggal jatuh tempo untuk ORI027-T3 adalah 15 Februari 2028 dan untuk ORI027-T6 adalah 15 Februari 2031.

    dok. bank bjb

    Keuntungan utama dari investasi di ORI027 adalah fixed rate atau suku bunga tetap. Dengan skema ini, investor mendapatkan kepastian kupon selama periode investasi, tanpa terpengaruh oleh fluktuasi suku bunga di pasar. Ini menjadikan ORI027 sebagai pilihan investasi yang menawarkan keuntungan menarik dalam jangka menengah dan panjang.

    bank bjb sebagai salah satu agen distribusi resmi memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin berinvestasi di ORI027. Melalui bank bjb, proses pemesanan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Calon investor hanya perlu mendaftarkan diri dan melakukan transaksi melalui platform yang telah disediakan.

    Salah satu keunggulan dari ORI027 adalah fleksibilitas dalam jumlah pemesanan. Minimum pembelian ditetapkan sebesar Rp1 juta dan kelipatannya, sedangkan maksimum pemesanan mencapai Rp5 miliar untuk tenor 3 tahun dan Rp10 miliar untuk tenor 6 tahun. Hal ini memungkinkan berbagai kalangan masyarakat, baik individu maupun institusi, untuk berinvestasi sesuai dengan kapasitas keuangan mereka.

    ORI027 tidak hanya menawarkan keuntungan finansial bagi para investor, tetapi juga berperan dalam mendukung pembangunan nasional. Dana yang terkumpul dari penerbitan ORI027 digunakan untuk membiayai berbagai program pemerintah, termasuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Dengan demikian, investor tidak hanya mendapatkan kupon yang menarik, tetapi juga turut berkontribusi dalam kemajuan negara.

    Dalam dunia investasi, diversifikasi merupakan strategi penting untuk mengurangi risiko. ORI027 dapat menjadi bagian dari portofolio investasi yang seimbang, terutama bagi mereka yang ingin memiliki instrumen dengan risiko rendah namun tetap memberikan kupon menarik. Dibandingkan dengan deposito, ORI027 menawarkan suku bunga yang lebih tinggi dan tetap selama masa investasi.

    Selain memberikan kupon tetap, ORI027 juga dapat diperjualbelikan di pasar sekunder setelah masa minimum kepemilikan terpenuhi. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi investor yang ingin mencairkan investasinya sebelum jatuh tempo. Dengan demikian, ORI027 tidak hanya menjadi pilihan investasi jangka panjang tetapi juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan likuiditas investor.

    bank bjb terus berkomitmen untuk memberikan layanan investasi terbaik bagi nasabahnya. Dengan membuka akses ke ORI027, bank bjb membantu masyarakat untuk mendapatkan return dari investasi yang menguntungkan. Selain itu, bank bjb juga menyediakan informasi dan edukasi seputar investasi agar nasabah dapat mengambil keputusan finansial yang tepat.

    Kesadaran akan pentingnya investasi semakin meningkat di kalangan masyarakat. Banyak individu yang mulai memahami bahwa menabung saja tidak cukup untuk melindungi nilai uang dari inflasi. Oleh karena itu, investasi di instrumen seperti ORI027 menjadi langkah strategis untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai aset dalam jangka panjang.

    Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, ORI027 menjadi pilihan investasi yang tidak hanya menguntungkan tetapi juga berkontribusi dalam pembangunan nasional. bank bjb sebagai salah satu agen distribusi resmi terus berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi para investor.

    Informasi lebih lanjut mengenai ORI027 dapat diperoleh melalui situs resmi bank bjb di www.bankbjb.co.id (https://infobjb.id/obligasiRitel). Jangan lewatkan kesempatan emas untuk berinvestasi di ORI027 dan raih berbagai kemudahan dan keuntungan! Segera manfaatkan kesempatan ini dan mulai investasi ORI027 melalui bank bjb. Pilihan Berharga, untuk Generasi Unggul. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Untung-Rugi Perang Dagang AS vs Kanada cs ke Ekonomi RI

    Untung-Rugi Perang Dagang AS vs Kanada cs ke Ekonomi RI

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menandatangani perintah kenaikan tarif impor terhadap Kanada, Meksiko, dan China. Dinamika perekonomian global dinilai akan berdampak secara tidak langsung terhadap ekonomi Indonesia.

    Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan, secara tidak langsung Indonesia tidak akan mendapat manfaat maupun kerugian akibat meningkatnya tensi perang dagang global. Akan tetapi, dinamika perekonomian ini berpotensi memengaruhi nilai tukar rupiah.

    Pada titik tertentu, Wijayanto menilai, Foreign Direct Investment (FDI) atau nilai transaksi investasi langsung yang terjadi lintas batas negara dalam periode waktu tertentu, akan terhambat.

    “Dinamika ekonomi global berpotensi membuat nilai tukar Rp dan harga komoditas global tidak stabil, serta aliran FDI dan portfolio investment terhambat; hal ini akan berdampak bagi ekonomi kita,” kata Wijayanto kepada detikcom, Minggu (2/2/2025).

    Ia mengatakan, hal krusial yang akan terjadi akibat perang dagang ini ketika pemerintah Indonesia hendak melakukan refinancing atau proses penggantian pinjaman yang sudah ada dengan pinjaman baru.

    “Yang paling krusial, ini terjadi di saat kita perlu melakukan refinancing utang dan menerbitkan utang baru sebesar Rp 1.575 triliun di tahun 2025 dan nilai yang hampir sama di tahun 2026,” terangnya.

    Akibatnya, kata Wijayanto, Indonesia kemungkinan harus menaikkan suku bunga. Bahkan, ia menilai adanya kemungkinan terburuk, yakni terjadi reversal, di mana asing justru melepas Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

    Adapun Bank Indonesia (BI) sebelumnya merilis premi CDS RI 5 tahun per 30 Januari 2025 sebesar 74,74 bps, naik dibanding dengan 24 Januari 2025 sebesar 72,93 bps.

    Sementara berdasarkan data transaksi 30 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 0,82 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp 0,40 triliun di pasar saham, jual neto Rp 0,43 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp 5 miliar di SRBI.

    Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen hingga 30 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 1,72 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp 2,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 12,93 triliun di SRBI.

    Indonesia tidak akan mendapatkan manfaat ataupun mudharat langsung dari perang dagang tersebut. Tetapi dinamika ekonomi global berpotensi membuat nilai tukar Rp dan harga komoditas global tidak stabil, serta aliran FDI dan portfolio investment terhambat; hal ini akan berdampak bagi ekonomi kita.

    “Kita kemungkinan harus menaikkan suku bunga; bahkan kemungkinan terburuk adalah terjadi reversal, di mana asing justru melepas SBN dan SRBI, boro-boro menambah kepemilikan,” jelasnya.

    Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal mengatakan, pengenaan tarif impor AS pada Kanada dan Meksiko dianggap cukup mengejutkan sejumlah pihak. Pasalnya, pada periode era kepemimpinan pertamanya, Trump sempat menggandeng Kanada dan Meksiko untuk menekan impor produk China ke AS.

    Meski begitu, keputusan Trump dinilai terbaca lantaran pada masa kampanye presiden 2024 lalu, ia berkomitmen untuk menaikkan tarif terhadap tiga negara tersebut. Ia menduga, langkah itu diambil untuk menekan defisit perdagangan akibat banjirnya produk impor Kanada dan Meksiko.

    “Defisit dengan Meksiko malah meningkat, dengan Vietnam meningkat, dengan Kanada meningkat. Nah jadi pada botom line-nya adalah Trump ini ingin menyasar pada negara-negara yang berkontribusi terhadap peningkatan trade defisit yang mana sekarang bukan hanya China,” kata Faisal kepada detikcom.

    Faisal menilai, kondisi ini bisa menjadi peluang bagi produk ekspor Indonesia untuk lebih bersaing. Apalagi, Indonesia tidak masuk sebagai negara utama yang dikenakan kenaikan tarif impor AS.

    Di sisi lain, produk impor Indonesia ke AS memiliki kemiripan dengan Vietnam. Faisal menduga, ke depan AS juga akan memberlakukan hal yang sama pada produk-produk impor Vietnam dengan kenaikan tarifnya.

    “Mungkin next saya rasa mungkin juga Vietnam ya (dikenakan kenaikan tarif). Nah ini semestinya negara-negara lain yang yang belum dikenakan tarif atau mungkin akan ditarif tapi lebih kecil. Nah ini bisa lebih “diuntungkan” untuk bisa, artinya peluang untuk bersaing di pasar Amerika-nya, di produk ekspornya itu meningkat,” terang Faisal.

    “Apalagi dalam banyak hal produk ekspor kita di ke Amerika itu banyak kesamaan dengan Vietnam dan juga China. Nah jadi semestinya dari sisi harga bisa menjadi lebih bersaing ya produk-produk ekspor Indonesia di pasar Amerika,” tambahnya.

    Namun begitu, Faisal menekankan kewaspadaan pemerintah. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan AS juga akan menaikkan tarif impor untuk Indonesia. Apalagi, Indonesia merupakan pengguna fasilitas Penyedia Sistem Komunitas (CSP).

    Seandainya telat diantisipasi, Faisal menilai industri tekstil seperti pakaian jadi dan alas kaki akan terdampak. Pada titik tertentu, imbas ini akan mendorong terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri tersebut.

    “Sehingga kalau kemudian nanti ada peningkatan tarif perdagangan, ini perlu diantisipasi dengan bagaimana skenarionya nanti untuk pengalihan penyaluran produk-produk ekspor yang dari Amerika juga ke negara-negara yang lain alternatif atau ke pasar dalam negeri Malang begitu ya supaya tidak terjadi shock pada industri bersangkutan yang bisa berpotensi malah meningkatkan gelombang PHK mungkin di khawatirkan,” tutupnya.

    Untuk diketahui, Presiden AS Donald Trump pada hari Sabtu memerintahkan tarif sebesar 25% pada impor Kanada dan Meksiko dan 10% pada barang-barang dari China mulai hari Selasa, dengan risiko memicu perang dagang baru yang menurut para ekonom dapat memperlambat pertumbuhan global dan memicu kembali inflasi.

    Dikutip dari Reuters, Trump menandatangani tiga perintah eksekutif terpisah mengenai tarif setelah bermain golf di Florida pada Sabtu (1/2/2025). Dalam perintah tersebut, ia berjanji untuk mempertahankan bea masuk hingga keadaan darurat nasional atas narkoba fentanil dan imigrasi ilegal ke AS berakhir.

    (kil/kil)

  • Nyaris Rp 1 Triliun Modal Asing Cabut dari Indonesia, Ada Apa? – Page 3

    Nyaris Rp 1 Triliun Modal Asing Cabut dari Indonesia, Ada Apa? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mencatat modal asing mengalir keluar pada akhir Januari 2025. Sepanjang 2025, tercatat masih banyak modal asing yang keluar dari Indonesia.

    Direktur Eksekutif Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, berdasarkan data transaksi 30 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 0,82 triliun

    “Nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 0,82 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp 0,40 triliun di pasar saham, jual neto Rp 0,43 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp 5 miliar di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” kata Ramdan dikutip dari situs resmi Bank Indonesia, Minggu (2/2/2025).

    Ramdan menambahkan, Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 30 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 1,72 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp 2,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 12,93 triliun di SRBI. 

    “Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” jelas Ramdan.

    Premi CDS Indonesia 5 tahun per 30 Januari 2025 sebesar 74,74 bps, naik dibanding dengan 24 Januari 2025 sebesar 72,93 bps. Sedangkan Rupiah dibuka pada level (bid) Rp 16.260 per dolar AS dan Yield SBN 10 tahun stabil di 6,96 persen.

    Rupiah Akhir Januari 2025

    Sebelumnya, nilai tukar rupiah (kurs) melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (31/1/2025). Rupiah amblas 40 poin atau 0,25 persen menjadi 16.297 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya 16.257 per dolar AS.

    Analis Mata Uang Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan nilai tukar atau kurs rupiah melemah usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengancam Kanada dan Meksiko atas kebijakan tarif sebesar 25 persen.

    “Rupiah diperkirakan akan kembali melemah terhadap dolar AS yang menguat. Dolar AS yang sempat melemah pascadata pertumbuhan PDB AS kuartal IV 2024 yang lebih rendah dari perkiraan berbalik menguat setelah Trump yang kembali mengancam tarif 25 persen kepada Kanada dan Meksiko,” ujarnya dikutip dari Antara, Jumat (31/1/2025).

     

  • Aliran Modal Asing Seret pada Akhir Januari 2025, Masuk Rp5 Miliar

    Aliran Modal Asing Seret pada Akhir Januari 2025, Masuk Rp5 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia melaporkan aliran modal asing yang masuk pada pekan terakhir Januari 2025 senilai Rp5 miliar yang berasal dari beli neto nonresiden pada instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia/SRBI.

    Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan secara umum terjadi arus keluar dari pasar keuangan Tanah Air pada pekan terakhir Januari 2025, senilai Rp0,82 triliun.

    Modal asing yang keluar tersebut berasal dari pasar saham dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang pemerintah terbitkan untuk memenuhi kebutuhan fiskal.

    “Terdiri dari jual neto sebesar Rp0,40 triliun di pasar saham, jual neto Rp0,43 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp5 miliar di SRBI,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Minggu (2/2/2025).

    Secara kumulatif sepanjang 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 30 Januari 2025, investor asing alias nonresiden tercatat melakukan aksi jual neto sejumlah Rp1,72 triliun di pasar saham.

    Sementara di pasar SBN dan instrumen pro-market milik BI, yakni SRBI, asing tercatat melakukan beli neto masing-masing senilai Rp2,11 triliun dan Rp12,93 triliun.

    Sejalan dengan hal tersebut, rupiah dibuka melemah pada level (bid) Rp16.260 per dolar AS pada Jumat pagi (31/1/2025) usai pada hari sebelumnya ditutup pada level (bid) Rp16.255 per dolar AS.

    Pada saat pelemahan rupiah terjadi, indeks dolar (DXY) menunjukkan  penguatan ke level 107,80 pada penutupan perdagangan, Kamis (30/1/2025).

    Melihat perkembangan imbal hasil atau yield dari SBN tenor 10 tahun turun ke 6,96% pada pembukaan pasar Jumat pagi (31/1/2025), stabil dari penutupan perdagangan hari sebelumnya.

    Dari sisi surat utang milik pemerintah AS atau US Treasury Note 10 tahun, Yield SBN tenor 10 tahun turun ke 6,96% dan UST juga turun ke 4,516% pada Kamis (30/1/2025).

    Pada saat yang sama, premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 30 Januari 2025 sebesar 74,74 bps, naik dibanding dengan 24 Januari 2025 sebesar 72,93 bps.

    Adapun berdasarkan data yang Bisnis himpun dari Bank Indonesia, sepanjang Januari 2025 ini terdapat tiga pekan yang mencatatkan modal asing keluar, total senilai Rp14,77 triliun.

    Pada dua pekan lainnya, tercatat arus modal asing masuk ke pasar keuangan Indonesia total senilai Rp12,6 triliun.

    Sebelumnya dalam Forum Investasi Tahunan (FIT) 2025, Gubernur BI Perry Warjiyo menekankan bahwa Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan optimisme dan keyakinan investor yang akan mendukung aliran modal dalam rangka menjaga stabilitas dan ketersediaan pembiayaan pembangunan menuju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

    “Indonesia secara konsisten menjadi salah satu negara tujuan investasi dengan fundamental ekonomi yang kuat, mari berinvestasi di Indonesia,” ujarnya, Jumat (24/1/2025). 

  • Industri Jasa Keuangan Jateng Stabil, Kredit Perbankan Tumbuh 5,11 Persen di November 2024

    Industri Jasa Keuangan Jateng Stabil, Kredit Perbankan Tumbuh 5,11 Persen di November 2024

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jawa Tengah menilai kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah sampai dengan posisi 30 November 2024 dalam kondisi stabil, dengan kinerja yang positif serta didukung dengan likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga.

    Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah, Sumarjono menjelaskan, kinerja penyaluran kredit perbankan di wilayah Jawa Tengah menunjukkan tren pertumbuhan positif pada November 2024 yang mencapai 5,11 persen yoy menjadi Rp426,35 triliun.

    Kredit/Pembiayaan Bank Umum (termasuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah) di Jawa Tengah mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,53 persen yoy menjadi sebesar Rp388,01 triliun, sementara kredit/pembiayaan BPR dan BPRS tumbuh 1,07 persen yoy menjadi sebesar Rp38,34 triliun.

    “Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan di wilayah Jawa Tengah didominasi oleh pertumbuhan kredit investasi dan konsumsi masing-masing sebesar 9,03 persen yoy dan 8,40 persen yoy,” ungkap Sumarjono dalam keterangannya, Jumat (31/1/2025).

    Dukungan perbankan dalam mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah Jawa Tengah menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,82 persen yoy dengan total nominal penyaluran kredit/pembiayaan sebesar Rp208, 76 triliun dengan share terhadap total kredit/pembiayaan sebesar 49,03 persen.

    Sektor ekonomi terbesar penyaluran kredit/pembiayaan perbankan di wilayah Jawa Tengah mayoritas pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran (29,93 persen), Industri Pengolahan (15,74 persen), Konsumtif (10,88 persen), Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan (6,62 persen), serta Jasa (5,37 persen).

    Kualitas kredit di wilayah Jawa Tengah tetap terjaga, dengan rasio NPL gross Bank Umum tercatat 4,61 persen, sedangkan rasio NPL gross BPR dan BPRS berada di angka 16,03 persen.

    OJK memandang bahwa kondisi perbankan Indonesia saat ini berada dalam posisi yang kuat dan tangguh (resilient) untuk menghadapi berbagai dinamika perekonomian.

    “Hal ini didukung oleh tingkat permodalan yang kokoh, likuiditas yang memadai, dan penerapan manajemen risiko yang baik,” lanjutnya.

    Perkembangan Sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), di sektor Perusahaan Pembiayaan, piutang pembiayaan di wilayah Jawa Tengah tercatat tumbuh sebesar 3,07 persen yoy menjadi sebesar Rp33,59 triliun dengan jumlah kontrak sebanyak 8.938.826 unit pada posisi Oktober 2024.

    Piutang pembiayaan didominasi oleh pembiayaan multi guna baik pada pembiayaan konvensional dan pembiayaan syariah yang masing-masing sebesar 59,03 persen dan 67,36 persen. Kualitas pembiayaan terjaga dengan rasio NPF sebesar 2,97 persen.

    Selanjutnya, pada sektor Dana Pensiun di Jawa Tengah per Oktober 2024 menunjukkan pertumbuhan aset bersih sebesar 5,31 persen yoy menjadi sebesar Rp6,88 triliun.

    Lebih lanjut pada sektor fintech lending, Jawa Tengah mencatat pertumbuhan outstanding pinjaman sebesar 34,66 persen yoy pada Oktober 2024, dengan tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman atau TWP 90 sebesar 2,69 persen.

    Pada sektor Lembaga Keuangan Mikro posisi Agustus 2024 mencapai 112 entitas dengan pertumbuhan pinjaman yang diberikan sebesar 5,06 persen yoy menjadi sebesar Rp470 miliar dan total aset yang tumbuh sebesar 16,01 persen yoy menjadi sebesar Rp736 miliar.

    Sementara itu, berdasarkan perkembangan sektor pasar modal, aktivitas investor pasar modal di wilayah Jawa Tengah menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan peningkatan nilai transaksi mencapai 20,27 persen yoy.

    Jumlah investor meningkat pada November 2024 yang terdiri dari jumlah Single Investor Identification (SID) Saham tumbuh 21,54 persen yoy menjadi 738.125 SID, jumlah SID Reksadana tumbuh 15,44 persen yoy menjadi 1.539.217 SID, dan jumlah SID Surat Berharga Negara tumbuh 20,38 persen yoy menjadi 97.084 SID. (*)

  • Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan pada Level Rp 16.298 Per Dolar AS

    Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan pada Level Rp 16.298 Per Dolar AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pagi hari ini, Jumat (31/1/2025), kembali tertekan.

    Dari data Bloomberg pada pukul 09.24 WIB di pasar spot exchange, rupiah berada pada level Rp 16.298 per dolar AS atau melemah 42 poin (0,26%).

    Sehari sebelumnya, nilai tukar Rupiah juga melemah 0,22% menjadi Rp 16.256 per dolar AS. Sementara, indeks obligasi naik sebesar 0,12% dan imbal hasil SBN tenor 10 tahun turun 8 bps menjadi 6,97%.

    Pada saat nilai tukar rupiah hari ini dibuka melemah, IHSG justru dibuka di zona hijau. IHSG pada pukul 09.14 WIB menguat 0,58% atau 40,85 poin ke level 7.114,3.

    IHSG pada awal perdagangan hari ini bergerak dalam rentang 7.095-7.126. Sebanyak 237 saham menguat, sebanyak 165 saham melemah, dan sebanyak 185 saham stagnan.

  • SBN ORI027 Resmi Terbit, Ini Daftar Mitra dan Cara Belinya

    SBN ORI027 Resmi Terbit, Ini Daftar Mitra dan Cara Belinya

    Pemerintah telah menentukan tingkat imbal hasil atau kupon untuk Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI027, dengan periode penawaran instrumen Surat Berharga Negara (SBN) Ritel ini berlangsung pada 27 Januari hingga 20 Februari 2025.

    Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menginformasikan bahwa ORI kelima yang diterbitkan pemerintah tersebut tersedia dalam dua pilihan tenor, yaitu ORI027 dengan jangka waktu 3 tahun (ORI027T3) dan 6 tahun (ORI027T6), dengan kupon masing-masing sebesar 6,65% dan 6,75% yang merupakan kupon tetap (fixed rate).

    Kemenkeu menargetkan penjualan ORI027 mencapai Rp25 triliun, dengan kuota nasional untuk ORI027T3 sebesar Rp10 triliun dan ORI027T6 sebesar Rp15 triliun.

    Hasil penjualan ORI027 akan diumumkan pada 24 Februari 2025, dan tanggal setelmen dijadwalkan pada 26 Februari 2025. Adapun tanggal jatuh tempo, ORI027T3 akan berakhir pada 15 Februari 2028, sementara ORI027T6 pada 15 Februari 2031.

    Minimum pemesanan ORI027 sebesar Rp1 juta dan kelipatan Rp1 juta. Sedangkan maksimum pemesanan untuk ORI027T3 sebesar Rp5 miliar dan ORI027T6 Rp10 miliar.

    Daftar mitra pemesanan SBN ORI027

    Pemesanan ORI027 dapat dilakukan melalui 26 Mitra Distribusi (Midis) yang telah ditunjuk oleh DJPPR Kemenkeu. Berikut adalah daftar 26 Mitra Distribusi resmi untuk ORI027.

    1. PT Bank Central Asia Tbk

    2. PT Bank CIMB Niaga Tbk

    3. PT Bank Danamon Indonesia Tbk

    5. PT Bank HSBC Indonesia

    6. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

    8. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

    12. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

    13. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

    14. PT Bank UOB Indonesia

    15. PT Bank Victoria International Tbk

    16. PT Bank Maybank Indonesia Tbk

    17. PT Bareksa Portal Investasi

    19. PT BRI Danareksa Sekuritas

    20. PT Bibit Tumbuh Bersama

    22. PT Nusantara Sejahtera Investama (FUNDtastic+)

    23. PT Phillip Sekuritas Indonesia

    24. PT Star Mercato Capitale (Tanamduit)

    25. PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk

    26. Standard Chartered Bank, Indonesia

    Cara membeli SBN ORI027

    Registrasi dapat dilakukan kapan saja, bahkan sebelum periode penawaran SBN Ritel dimulai. Calon Investor bisa mendaftar melalui sistem elektronik yang disediakan oleh Midis, dengan memasukkan informasi seperti data diri, nomor SID (Single Investor Identification), nomor Rekening Dana, dan nomor Rekening Surat Berharga.

    Bagi yang belum memiliki nomor SID, Rekening Dana, dan/atau Rekening Surat Berharga, dapat menghubungi Midis. SID adalah kode unik yang dikeluarkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian.

    Setelah berhasil melakukan registrasi, Calon Investor dapat melakukan pemesanan ORI027T3 dan ORI027T6 dengan terlebih dahulu membaca ketentuan yang tertera dalam Memorandum Informasi. Pemesanan hanya dapat dilakukan selama masa penawaran ORI027T3 dan ORI027T6 berlangsung.

    Setelah pemesanan terverifikasi, Calon Investor akan menerima kode pembayaran (billing code) melalui email atau SMS, sesuai dengan kebijakan masing-masing Mitra Distribusi. Kode pembayaran ini digunakan untuk melakukan pembayaran investasi melalui Bank Persepsi (teller, ATM, internet banking, mobile banking), Pos, atau Lembaga Persepsi lainnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

    Setelah melakukan pembayaran, Calon Investor akan menerima NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) dan notifikasi bahwa pemesanan telah selesai (completed order). Alokasi ORI027T3 dan ORI027T6 akan diberikan pada tanggal setelmen atau penerbitan. Setelah proses setelmen selesai, investor dapat meminta Bukti Konfirmasi Kepemilikan ORI027T3 dan ORI027T6 kepada Mitra Distribusi.

    Keuntungan berinvestasi SBN ORI

    1. Kupon dan pokok dijamin oleh Undang-Undang.

    2. Kupon ditawarkan lebih tinggi dibandingkan rata-rata tingkat bunga deposito bank BUMN.

    3. Kupon dengan tingkat bunga tetap sampai pada waktu jatuh tempo.

    4. Kupon dibayar setiap bulan.

    5. Dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder (antar Investor Domestik).

    6. Tersedianya kuotasi harga beli (bid price) dari Mitra Distribusi atau pihak lain yang bekerja sama dengan Mitra Distribusi.

    7. Berpotensi memperoleh capital gain.

    8. Dapat dipinjamkan atau dijaminkan kepada pihak lain (sesuai dengan kebijakan di masing-masing Mitra Distribusi).

    9. Dapat diperdagangkan di organized OTC melalui Electronic Trading Platform (ETP).

    10. Masyarakat turut serta mendukung pembiayaan pembangunan nasional.

    Demikianlah informasi lengkap tentang SBN ORI027 yang terbit mulai 27 Januari 2025. Tertarik membeli?

  • Nilai Tukar Rupiah Tetap Stabil dan Berpotensi Menguat

    Nilai Tukar Rupiah Tetap Stabil dan Berpotensi Menguat

    Jakarta, Beritasatu.com – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tetap stabil dan berpotensi mengalami penguatan.

    “Kami memperkirakan ruang bagi nilai tukar untuk tetap stabil. Kami akan terus menjaga stabilitas ini. Secara fundamental, terdapat peluang bagi rupiah untuk stabil, bahkan cenderung menguat,” ungkap Perry dikutip dari Antara, Sabtu (25/1/2025).

    Perry menambahkan, bahwa stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga meskipun menghadapi tantangan global. Langkah intervensi di pasar valuta asing, baik melalui transaksi spot, domestic non-delivery forward, maupun pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder, menjadi strategi utama.

    Beberapa faktor yang mendukung stabilitas rupiah antara lain tingkat inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang positif.

    “Selain itu, arus masuk dana asing juga meningkat pada triwulan IV 2024, dengan aliran ke SBN sebesar Rp 1,6 triliun dan ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 4 triliun. Hal ini turut memperkuat nilai tukar,” jelas Perry.

    Dari perspektif fundamental, kebijakan Dana Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) diharapkan dapat meningkatkan pasokan dolar AS. Namun, Perry mengingatkan pentingnya mencermati dinamika global yang terus berkembang.

    Pada Januari 2025, indeks dolar AS sempat mencapai level 109 sebelum turun ke kisaran 108 dalam dua hari terakhir. BI juga terus memantau kebijakan pemerintah Amerika Serikat dan arah suku bunga Federal Funds Rate (FFR) yang memengaruhi pergerakan indeks dolar AS.

    “Kami berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” tutup Perry.

  • Menkeu jamin pengelolaan utang dilakukan hati-hati dan terukur

    Menkeu jamin pengelolaan utang dilakukan hati-hati dan terukur

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Menkeu jamin pengelolaan utang dilakukan hati-hati dan terukur
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Sabtu, 25 Januari 2025 – 00:05 WIB

    Elshinta.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjamin pengelolaan utang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dilakukan secara hati-hati dan terukur.

    “Pembiayaan terus dijaga secara hati-hati dan terukur dengan terus memperhatikan outlook dari defisit APBN dan likuiditas pemerintah, serta dinamika pasar keuangan yang terus meningkat dan kesenjangan antara biaya utang dengan risiko utang,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di Jakarta, Jumat.

    Pada APBN 2024, realisasi pembiayaan utang mencapai Rp556,6 triliun atau 85,9 persen dari target.

    Pembiayaan utang dipenuhi melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp450,7 triliun dan pinjaman neto sebesar Rp105,8 triliun.

    Sementara pembiayaan non-utang terealisasi sebesar minus Rp3,4 triliun, sehingga realisasi pembiayaan anggaran 2024 mencapai Rp553,2 triliun atau 105,8 persen dari APBN.

    Sri Mulyani menyatakan Pemerintah senantiasa berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dalam mengelola pembiayaan utang Pemerintah dan mendukung operasi moneter.

    Secara umum, kata Menkeu, APBN hingga akhir tahun 2024 bekerja keras meredam gejolak untuk melindungi masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi.

    Pendapatan negara tumbuh positif sebesar 2,1 persen (year on year/yoy), belanja negara tumbuh kuat sebesar 7,3 persen (yoy), keseimbangan primer negatif sebesar Rp19,4 triliun, namun bergerak menuju positif, dan defisit anggaran terkendali dalam batas aman sebesar Rp507,8 triliun (2,29 persen produk domestik bruto/PDB).

    Realisasi sementara pendapatan negara dan hibah mencapai Rp2.842,5 triliun. Penerimaan perpajakan tercatat sebesar Rp2.232,7 triliun atau 96,7 persen dari target APBN. Kemudian, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp579,5 triliun atau mencapai 117,8 persen dari target APBN.

    Kinerja positif itu terutama didukung oleh aktivitas ekonomi, efektivitas reformasi perpajakan, optimalisasi pengelolaan SDA, meningkatnya kontribusi BUMN, serta inovasi layanan K/L dan kinerja badan layanan umum (BLU) yang makin baik.

    Sementara realisasi sementara belanja negara mencapai Rp3.350,3 triliun atau 100,8 persen dari APBN. Realisasi belanja pemerintah pusat Rp2.486,7 triliun dan transfer ke daerah Rp863,5 triliun.

    Belanja negara diarahkan untuk memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, menjaga stabilitas ekonomi, serta memelihara momentum pertumbuhan melalui pemberian bantuan pangan dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

    Berbagai program perlindungan sosial juga diberikan, antara lain melalui Program Keluarga Harapan/PKH, kartu sembako, beasiswa (PIP dan KIP kuliah), bantuan premi BPJS kesehatan (PBI JKN), subsidi dan kompensasi BBM, listrik dan LPG 3 kg, subsidi pupuk, serta subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR).

    Belanja juga diberikan untuk mendukung pelaksanaan pemilu, pilkada serentak, pemberian THR, kenaikan gaji bagi ASN/TNI/Polri, penyelesaian infrastruktur, percepatan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem, serta pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

    Sumber : Antara