Produk: SBN

  • Bank Indonesia dan OJK Rapat Bareng Bahas Ekonomi RI, Ada Apa?

    Bank Indonesia dan OJK Rapat Bareng Bahas Ekonomi RI, Ada Apa?

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerapkan sejumlah strategi untuk menjaga stabilitas ekonomi dan ketahanan sektor keuangan Indonesia di tengah ketidakpastian global.

    Gubernur BI Perry Warjiyo dan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menilai bahwa langkah tersebut juga dilakukan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Kedua lembaga menilai bahwa kondisi ekonomi Tanah Air tetap terjaga baik ke depannya.

    “Intermediasi tumbuh tinggi dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, didukung oleh likuiditas dan ketahanan industri keuangan yang terjaga dengan tingkat permodalan yang tinggi dan pengendalian risiko yang memadai,” kata BI dan OJK dalam keterangan resmi, Jumat (28/3/2025).

    Lebih lanjut, BI dan OJK melakukan koordinasi yang meliputi berbagai aspek, yakni kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial, pengembangan dan pendalaman pasar keuangan, hingga inovasi teknologi sektor keuangan.

    Selain itu, kerja sama juga mencakup peningkatan literasi, inklusi keuangan, dan perlindungan konsumen, perlindungan data, informasi, dan ketahanan siber, serta terkait kelembagaan dan sumber daya. 

    Dalam rapat koordinasi yang berlangsung Senin (24/3/2025), BI dan OJK memperluas sinergi dalam berbagai hal seperti akselerasi proses perizinan/persetujuan terintegrasi pada sektor jasa keuangan.

    Untuk mendukung akselerasi tersebut, BI dan OJK telah melakukan pemetaan terhadap persyaratan dan proses perizinan/persetujuan, serta akan melakukan piloting perizinan/persetujuan online secara terintegrasi terhadap bank, baik yang terkait dengan kelembagaan, produk, maupun aktivitas lembaga jasa keuangan.

    Selain itu, sinergi juga dilakukan mengenai pengembangan dan pendalaman pasar keuangan. Hal ini mencakup transisi pengakhiran publikasi Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) pada 31 Desember 2025 dan penggunaan Indonesia Overnight Index Average (IndONIA) sebagai pengganti JIBOR, pengaturan dan pengembangan transaksi repurchase agreement (repo) SBN, hingga pendalaman pasar sekuritisasi aset.

    Terdapat pula sinergi kebijakan dalam pengembangan inovasi teknologi dan aset keuangan digital; serta kerja sama ketahanan dan keamanan siber antara BI dan OJK. Hal ini beriringan dengan kerja sama dalam penguatan edukasi, literasi, dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen.

    “Ke depan, BI dan OJK akan terus meningkatkan kerja sama dan koordinasi dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas dan wewenang masing-masing lembaga,” pungkas keterangan tersebut.

  • BI dan OJK komitmen jaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian

    BI dan OJK komitmen jaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian

    Kondisi ekonomi yang stabil dan sektor keuangan yang berdaya tahan tidak terlepas dari kerja sama dan koordinasi BI dan OJK

    Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas ekonomi dan ketahanan sektor keuangan di tengah ketidakpastian global yang tetap tinggi dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

    Hal ini disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam pernyataan bersama, sebagaimana keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.

    Sebelumnya pada Senin (24/3), BI dan OJK menyelenggarakan rapat koordinasi yang turut dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Gubernur BI dan anggota Dewan Komisioner OJK. Rapat menilai stabilitas ekonomi Indonesia tetap terjaga baik di tengah ketidakpastian yang masih tinggi.

    Intermediasi tumbuh tinggi dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, didukung oleh likuiditas dan ketahanan industri keuangan yang terjaga dengan tingkat permodalan yang tinggi dan pengendalian risiko yang memadai.

    “Kondisi ekonomi yang stabil dan sektor keuangan yang berdaya tahan tidak terlepas dari kerja sama dan koordinasi BI dan OJK yang sudah terjalin dengan baik dalam mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan wewenang masing-masing lembaga,” tulis pernyataan bersama BI dan OJK.

    Kerja sama dan koordinasi BI dan OJK tersebut mencakup seluruh fungsi strategis yang beririsan dalam pelaksanaan tugas dan wewenang kedua lembaga.

    BI dan OJK pun akan melanjutkan kerja sama dan koordinasi pada area-area strategis dan prioritas.

    Pertama, akselerasi proses perizinan atau persetujuan terintegrasi sektor jasa keuangan yang akan dilakukan melalui simplifikasi dari aspek persyaratan, standardisasi proses bisnis, serta digitalisasi proses perizinan dan/atau persetujuan melalui sistem terintegrasi.

    Untuk mendukung akselerasi tersebut, BI dan OJK telah melakukan pemetaan terhadap persyaratan dan proses perizinan/persetujuan, serta akan melakukan piloting perizinan/persetujuan online secara terintegrasi terhadap bank, baik yang terkait dengan kelembagaan, produk, maupun aktivitas lembaga jasa keuangan.

    Kedua, sinergi kebijakan dalam pengembangan dan pendalaman pasar keuangan. Terkait hal ini, kedua pihak berkoordinasi dalam transisi pengakhiran publikasi Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) pada 31 Desember 2025 dan penggunaan Indonesia Overnight Index Average (IndONIA) sebagai pengganti JIBOR, serta koordinasi dalam pengembangan domestic benchmark reform ke depan.

    Kemudian, koordinasi juga dilakukan dalam hal pengaturan dan pengembangan transaksi repurchase agreement (repo) SBN sebagai transaksi yang memiliki karakteristik pasar uang dan pasar modal, serta koordinasi dalam implementasi infrastruktur pasar uang dan pasar valas.

    BI dan OJK juga bersinergi untuk pendalaman pasar sekuritisasi aset melalui dukungan penguatan ekosistem dan regulasi terkait penerbitan dan likuiditas transaksi sekuritisasi aset, dalam rangka mendukung pembiayaan untuk sektor prioritas, termasuk pada sektor perumahan.

    Ketiga, sinergi kebijakan dalam pengembangan inovasi teknologi dan aset keuangan digital.

    Keempat, kerja sama dalam penguatan edukasi, literasi, dan inklusi keuangan serta pelindungan konsumen.

    Terakhir atau kelima, BI dan OJK bekerja sama untuk ketahanan dan keamanan siber yang diimplementasikan melalui sinergi pemantauan, pengawasan dan/atau pemberian rekomendasi penanganan insiden siber di sektor keuangan dalam koordinasi Tim Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan (TTIS-SK),

    Implementasi ketahanan dan keamanan siber juga dilakukan melalui peningkatan resiliensi siber sektor keuangan secara kolektif serta perumusan peta jalan pelindungan infrastruktur informasi vital (IIV) di sektor keuangan.

    Ke depan, BI dan OJK akan terus meningkatkan kerja sama dan koordinasi dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas dan wewenang masing-masing lembaga.

    Sinergi kebijakan BI dan OJK bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dan kementerian/lembaga terkait juga akan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas dan ketahanan sektor keuangan, serta mendorong intermediasi yang optimal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, sejalan dengan Program Astacita Pemerintah.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • BI: Modal asing masuk bersih Rp1,93 triliun pada pekan keempat Maret

    BI: Modal asing masuk bersih Rp1,93 triliun pada pekan keempat Maret

    Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk bersih ke pasar keuangan domestik mencapai sebesar Rp1,93 triliun pada pekan keempat bulan ini, yakni periode transaksi 24-26 Maret 2025.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso di Jakarta, Jumat, merinci bahwa jumlah tersebut terdiri dari modal asing masuk bersih di pasar saham sebesar Rp2,63 triliun.

    Selanjutnya, terdapat modal asing keluar bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masing-masing sebesar Rp0,51 triliun dan Rp0,19 triliun. Dengan demikian, modal asing masuk bersih menjadi sebesar Rp1,93 triliun.

    Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen hingga 26 Maret 2025, modal asing keluar bersih di pasar saham tercatat sebesar Rp32,02 triliun. Sedangkan modal asing masuk bersih di pasar SBN dan SRBI masing-masing sebesar Rp16,08 triliun dan Rp10,98 triliun.

    Premi risiko investasi (credit default swaps/CDS) Indonesia 5 tahun tercatat naik dari 90,41 basis point (bps) per 21 Maret 2025 menjadi 90,84 bps per 26 Maret 2025.

    Nilai tukar rupiah dibuka sedikit melemah di level Rp16.590 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (27/3), dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan Rabu (26/3) di level Rp16.575 per dolar AS.

    Adapun indeks dolar AS (DXY) tercatat menguat ke level 104,55 pada akhir perdagangan Rabu (26/3).

    DXY merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang negara utama antara lain euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

    Imbal hasil atau yield SBN 10 tahun turun ke level 7,09 persen pada Kamis (27/3) pagi, dari sebelumnya 7,13 persen pada akhir perdagangan Rabu (26/3).

    Sementara imbal hasil US Treasury Note 10 tahun naik ke level 4,352 persen pada akhir perdagangan Rabu (26/3).

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Rupiah menguat didukung sentimen positif pasar saham domestik

    Rupiah menguat didukung sentimen positif pasar saham domestik

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah menguat didukung sentimen positif pasar saham domestik
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 27 Maret 2025 – 19:34 WIB

    Elshinta.com – Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai bahwa penguatan nilai tukar (kurs) rupiah didukung sentimen positif dari pasar saham domestik yang mampu menguat 3,8 persen per Rabu (26/3).

    Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta menguat sebesar 26 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.562 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.588 per dolar AS.

    “Investor asing mulai kembali masuk ke pasar saham domestik, tercermin dari masuknya dana investor asing ke pasar saham kemarin sebesar 155 juta (dolar Amerika Serikat/AS),” ujar Josua kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

    Pada Rabu (26/3), imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) IDR menurun 5-17 basis points (bps). Volume perdagangan obligasi tercatat Rp20,31 triliun, lebih rendah dari volume perdagangan pada Selasa (25/3) yang sebesar Rp32,14 triliun.

    Kepemilikan asing pada obligasi IDR juga menurun Rp1,92 triliun pada Selasa menjadi Rp894 triliun atau 14,34 persen dari total

    “Yield pada seri acuan 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun tercatat masing-masing 6,82 persen (-17 bps), 7,13 persen (-9 bps), 7,18 persen (-6 bps), dan 7,21 persen (-5 bps),” kata Josua.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia hari ini juga meningkat ke level Rp16.566 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.588 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Warga Pulau Sabira Dapat Perhatian Kegiatan Keagamaan di Bulan Ramadan

    Warga Pulau Sabira Dapat Perhatian Kegiatan Keagamaan di Bulan Ramadan

    TRIBUNJAKARTA.COM – Warga Pulau Sabira, Kepulauan Seribu, mendapatkan perhatian lebih dilaksanakan kegiatan keagamaan pesantren Ramadan selama empat hari, pada 17-20 Maret 2025.

    Kegiatan ini dilaksanakan PT JOE bersama yayasan Sinergi Bakti Negeri (SBN), serta para alumni mahasiswa Persatuan Islam (Persis).

    Pesantren Ramadan dilakukan sekaligus menjadi momen penyaluran santunan dan ragam bentuk edukasi kemasyarakatan dalam rangka mewujudkan kebermanfaatan sosial bagi warga Pulau Sabira. 

    Ketua RW Pulau Sabira, Muhammad Ali Kurniawan menyebut pelaksanaan kegiatan Ramadan di wilayahnya sangat membangun nuansa keakraban dan keislaman di Pulau Sabira.

    “Di sekolah dihangatkan dengan pesantren kilat Ramadan, Karang Taruna dilibatkan aktif di kegiatan literasi dan sosial,” ujar Ali, Kamis (27/3/2025).

    “Masjid kami diramaikan dengan edukasi nelayan, pengajian dan bukber, malah di akhir warga kami mendapatkan sumbangan buku, sarung, dan cendra mata yang banyak. Ini sangat membantu warga kami,” sambungnya.

    Sementara kepala sekolah satu atap Pulau Sabira, H. Jamil mengatakan kegiatan pesantren Ramadan yang dilaksanakan menghadirkan kegembiraan di wilayahnya.

    Selain pesantren kilat, ada juga kegiatan ramah anak games cerdas anak, ceramah keremajaan, perlombaan keagamaan, dan buka bersama.

    Sebanyak empat oknum polisi melakukan aksi pungli bermodus meminta THR ke sejumlah hotel di Menteng. Aksi tersebut berhasil terbongkar dan kini ditangani Propam Polres Metro Jakarta Pusat. Oknum polisi tersebut meminta THR dengan modus partisipasi Lebaran untuk para anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Pegangsaan Polsek Metro Menteng.

    “Yayasan SBN telah memberikan terobosan kegiatan yang membantu masyarakat Pulau Sabira. Hal luar biasa ini kita lanjutkan sampai ke ranah pembangunan jangka panjang seperti beasiswa Putera-puteri Pulau Sabira, pemberdayaan UMKM warga lokal, dan peningkatan kapasitas SDM serta penggalian potensi wisata di Sabira,” ujar Dirut PT JOE, Andi Muhammad Nurdin.

    Ia turut menyampaikan komitmen menindaklanjuti kegiatan tersebut dengan berbagai program yang berdampak positif terhadap warga di pulau Sabira.

    Acara ini didukung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI, Dinas Ketahanan Pangan, Kekuatan dan Pertanian (KPKP) DKI, Pemerintahan Administrasi Kepualauan Seribu, DKM Masjid, Sekolah satu Atap Pulau Sabira, Karang Taruna, dan Literasi Kepustakaan Elpetra.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • JOE gandeng SBN gelar pesantren Ramadhan di Pulau Sabira

    JOE gandeng SBN gelar pesantren Ramadhan di Pulau Sabira

    saat ini tengah mematangkan kerja sama pendidikan dan pariwisata untuk pengembangan masyarakat Pulau Sabira

    Jakarta (ANTARA) – Warga Pulau Sabira, Kepulauan Seribu, Jakarta, meramaikan kegiatan Pesantren Ramadhan yang diinisiasi oleh PT. Jakarta Oses Energi (JOE) bekerja sama dengan yayasan Sinergi Bakti Negeri (SBN), serta para alumni mahasiswa Persatuan Islam (Persis).

    “Yayasan SBN telah memberikan terobosan-terobosan kegiatan yang membantu masyarakat Sabira yang merupakan wilayah kerja utama PT. JOE,” kata Direktur Utama PT. JOE Andi Muhammad Nurdin dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, selain kegiatan keagamaan, pesantren Ramadhan tersebut juga menjadi momen penyaluran santunan dan ragam bentuk edukasi kemasyarakatan dalam rangka mewujudkan kebermanfaatan sosial bagi warga Pulau Sabira.

    Andi menyampaikan komitmennya untuk menindaklanjuti kegiatan tersebut dengan berbagai program yang berdampak positif terhadap warga di Pulau Sabira.

    Andi menerangkan bahwa PT. JOE dan Yayasan SBN saat ini tengah mematangkan kerja sama pendidikan dan pariwisata untuk pengembangan masyarakat Pulau Sabira yang maju berdaya di masa depan.

    “Kami akan lanjutkan sampai ke ranah pembangunan jangka panjang seperti beasiswa putera-puteri Pulau Sabira, pemberdayaan UMKM warga lokal, dan peningkatan kapasitas SDM serta penggalian potensi wisata di Sabira,” katanya.

    Sementara itu, ketua Yayasan SBN Fakhrizal Lukman mengatakan bahwa kegiatan Pesantren Ramdhan di Pulau Sabira disambut baik oleh warga setempat.

    “Selain warga yang aktif partisipatif, kami merasakan kemudahan akses untuk belanja potensi yang dikemas menjadi bahan pengembangan masyarakat di Pulau Sabira, dan kami telah berhasil meramunya untuk ditindaklanjuti bersama PT. JOE,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Sekolah satu atap Pulau Sabira Jamil mengaku merasakan kegembiraan karena lingkungan sekolahnya dihangatkan oleh program Pesantren kilat Ramadhan yang ramah anak seperti games cerdas anak, ceramah-ceramah keremajaan yang menghibur, perlombaan keagamaan, dan buka bersama yang menyenangkan.

    “Di sekolah dihangatkan dengan Pesantren kilat Ramadhan, Karangtaruna nya dilibatkan secara aktif di kegiatan-kegiatan literasi dan sosial, Masjid kami diramaikan dengan edukasi nelayan, pengajian dan bukber,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pergantian Direksi, Rencana Akuisisi hingga Spin-off

    Pergantian Direksi, Rencana Akuisisi hingga Spin-off

    PIKIRAN RAKYAT – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menjadi momen krusial menentukan arah strategis bank ini ke depan hari ini Rabu, 26 Maret 2025.

    Keputusan yang diambil diharapkan bisa memperkuat posisi BTN dalam industri perbankan nasional, khususnya sektor pembiayaan perumahan dengan berbagai agenda penting yang dibahas.

    Salah satu fokus utama RUPST BTN 2025 yakni penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2024, digelar pukul 14.00 di Menara BTN, Jakarta Pusat menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Laba

    Bank yang berfokus pada kredit perumahan ini mencatat laba bersih Rp3 triliun tahun 2024, sedikit menurun dari Rp3,5 triliun pada 2023.

    Penurunan terjadi di tengah tantangan ekonomi yang cukup signifikan, termasuk stagnasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan pelemahan daya beli masyarakat.

    Manajemen BTN optimistis meningkatkan laba bersih 2025 dengan target pertumbuhan 10-15 persen, sejalan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang sudah disusun.

    Gaji, Honor dan Tunjangan

    RUPST BTN 2025 juga membahas penetapan gaji, honorarium, fasilitas serta tunjangan direksi dan dewan komisaris tahun buku 2025, tantiem atas kinerja tahun buku 2024.

    Penetapan ini penting guna memastikan kompensasi yang diberikan sejalan kinerja dan kontribusi para pemimpin perusahaan dalam mencapai target yang sudah ditetapkan.

    Laporan Keuangan

    Agenda lainnya yang tak kalah penting yakni persetujuan penunjukan akuntan publik dan/atau kantor akuntan publik yang akan mengaudit laporan keuangan BTN.

    Transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan menjadi aspek krusial menjaga kepercayaan pemegang saham dan stakeholder lain.

    Spin-off UUS

    Salah satu topik strategis yang dibahas dalam RUPST BTN 2025 yakni rencana pemekaran usaha bisnis syariah melalui spin-off Unit Usaha Syariah (UUS).

    Bank ini diwajibkan melakukan spin-off dengan aset UUS BTN yang sudah mencapai Rp60,56 triliun sesuai regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Harapannya meningkatkan fokus dan pengembangan bisnis syariah BTN terkait potensi pasar syariah yang terus berkembang di Indonesia.

    Akuisisi

    BTN juga membahas rencana pengambilalihan PT Bank Victoria Syariah terkait spin-off ini. Akuisisi dianggap sebagai langkah strategis memperkuat posisi bank ini dalam industri perbankan syariah.

    Diharapkan sinergi yang tercipta meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan layanan perbankan syariah pada masyarakat, dengan mengintegrasikan PT Bank Victoria Syariah (BVIS) ke dalam struktur BTN.

    Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengaku akuisisi BVIS diharapkan selesai 2 bulan usai agenda RUPST berlangsung.

    Menurutnya dana yang digelontorkan untuk akuisisi antara Rp1,5-Rp1,6 triliun. Dana digunakan guna membeli Surat Berharga Negara (SBN) dan loan equity dari sisi aset BVIS.

    Anggaran

    Perubahan anggaran dasar perseroan juga menjadi salah satu agenda RUPST. Penyesuaian ini diperlukan guna mengakomodasi perubahan-perubahan strategis yang direncanakan, termasuk spin-off UUS dan akuisisi BVIS.

    Diharapkan proses implementasi strategi berjalan lebih lancar dan sesuai regulasi yang berlaku, dengan anggaran dasar yang disesuaikan.

    Pengurus

    RUPST juga membahas perubahan susunan pengurus BTN yakni dewan komisaris dan direksi. Tujuannya memastikan struktur kepemimpinan diisi orang kompeten dan membawa perusahaan menuju pencapaian target yang sudah ditetapkan.

    Regenerasi dan penyegaran dalam jajaran manajemen diharapkan membawa perspektif baru dan inovasi dalam pengelolaan perusahaan.

    Pertumbuhan Positif

    Bank ini menyalurkan kredit dan pembiayaan Rp356,1 triliun, tumbuh 11,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya hingga kuartal III 2024.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Bank Indonesia Makin Rajin Utangi Pemerintah, Apa Dampaknya ke Perekonomian?

    Bank Indonesia Makin Rajin Utangi Pemerintah, Apa Dampaknya ke Perekonomian?

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepemilikan surat berharga negara atau SBN oleh Bank Indonesia terus meningkat sejak masa pandemi Covid-19. Bagi para ekonom, fakta tersebut bisa berdampak secara negatif sekaligus positif ke perekonomian nasional.

    Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan mencatat kepemilikan Bank Indonesia (BI) atas SBN mencapai Rp1.608,27 triliun atau setara 25,79% dari total surat berharga negara domestik yang diperdagangkan per 20 Maret 2025.

    Secara historis, nominal kepemilikan BI atas surat utang yang diterbitkan pemerintah memang melonjak tajam sejak 2020. Porsi kepemilikan BI atas SBN hanya berada di kisaran 9% hingga 10% selama 2015—2019, bahkan pada tahun-tahun sebelumnya kurang dari 4%. 

    Pandemi Covid-19 mengubah itu. Pada 31 Maret 2020, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1/2020 yang memperbolehkan BI membeli SBN di pasar perdana sebagai upaya pemulihan ekonomi yang dihantam pandemi.

    Akibatnya, kepemilikan BI atas SBN domestik melonjak dari sebesar Rp273,21 triliun pada akhir 2019 menjadi Rp874,88 triliun pada akhir 2020. Jumlahnya terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya—kecuali 2023—hingga data terbaru mencapai Rp1.608,27 triliun.

    Terkait itu, Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menjelaskan yang menarik adalah perubahan instrumen operasi moneter yang dipakai oleh BI. Peningkatan kepemilikan BI atas SBN ternyata sejalan dengan peningkatan operasi moneter BI.

    Data keuangan BI menunjukkan operasi moneter mencapai Rp273,21 triliun pada akhir 2019, kemudian meningkat tajam menjadi Rp874,88 triliun pada akhir 2020—sejalan dengan lebih lonjakan kepemilikan BI atas SBN. Data terakhir menunjuk posisi operasi moneter BI sebesar Rp945,56 triliun pada akhir 2024. 

    “Dapat disimpulkan bahwa salah satu sumber dana pembelian SBN adalah dari operasi moneter BI,” ujar Awalil dalam keterangannya, Minggu (23/3/2025).

    Apalagi, sambungnya, bank sentral memperkenalkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pada September 2023. SRBI merupakan surat utang BI berjangka pendek dengan tenor 6, 9, dan 12 bulan.

    Awalil menunjukkan bahwa SRBI kini telah menjadi instrumen utama operasi moneter BI dengan porsi selalu di kisaran 90% dari total hingga saat ini. Catatannya, SRBI memiliki underlying kepemilikan BI atas SBN.

    Risiko meningkatkan ketika kepemilikan investor asing atas SRBI cukup tinggi yaitu sekitar 25%. Tak hanya itu, rata-rata yield SRBI lebih tinggi dari SBN dan bahkan dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang merupakan SBN berjangka pendek.

    “Secara pengamatan sederhana, BI melakukan ‘transaksi rugi’ berutang kepada para pihak dengan bunga bersih lebih tinggi dibanding yang diperolehnya dari SBN yang dimiliki. SRBI yang dibeli pihak asing tercatat sebagai utang luar negeri Bank Indonesia,” ujarnya.

    Perbandingan posisi SRBI dan operasi moneter Bank Indonesia. / data Bank Indonesia diolah Bright Institute

    Dia tidak menampik bahwa peran aktif BI membeli surat utang yang diterbitkan dapat menjaga stabilitas pasar SUN (surat utang negara).

    Tanpa keterlibatan aktif BI, dikhawatirkan pasar sekunder SBN menjadi sangat bergejolak (volatile) yang bisa membawa penurunan harga atau kenaikan imbal hasil (yield) yang cukup liar sehingga berdampak negatif pada semua indikator moneter dan keuangan. 

    Hanya saja, Awalil tetap melihat kepemilikan BI atas SBN sudah terlanjur sangat banyak. Oleh sebab itu, dia mendorong pengurangan secara perlahan setidaknya secara porsi apabila belum bisa secara nominal.

    Jika tidak maka terjadi peningkatan risiko ke industri keuangan dan moneter. Dia mencontohkan, perbankan akan terkendala dalam penghimpunan dana.

    “Bahkan, menambah keengganan mereka [perbankan] untuk menyalurkan kredit lebih besar bagi sektor riil,” simpul Awalil.

    Stabilitas Rupiah

    Sementara itu, Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengaku khawatir kepercayaan investor kepada BI akan berkurang akibat otoritas moneter tersebut rajin membeli SBN.

    Wija menjelaskan bahwa jika BI terus-menerus membeli surat utang yang diterbitkan pemerintah maka akan merusak mekanisme alamiah pasar.

    “Investor akan mempertanyakan independensi BI, serta kualitas dan integritas kebijakannya,” ujar Wija kepada Bisnis, Kamis (20/3/2025).

    Staf khusus Wakil Presiden untuk ekonomi dan finansial periode 2014—2019 itu menjelaskan BI mempunyai dua tugas utama yaitu menjaga tingkat inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah.

    Caranya, lewat dua mekanisme utama yaitu menaikkan atau menurunkan suku bunga acuan dan menyerap atau melepas rupiah di pasar.

    Sementara itu, pemerintah memerlukan anggaran besar untuk membiayai program kerjanya. Masalahnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kerap mengalami defisit.

    Untuk menutup defisit APBN, pemerintah akan berutang dengan menerbitkan SBN. Dalam tahap ini, objektivitas BI dan pemerintah kerap berbeda.

    Wija menjelaskan jika pemerintah terus menerbitkan surat utang maka risiko SBN akan meningkat sehingga diperlukan suku bunga yang tinggi untuk tetap menarik investor. Jika risiko sudah teramat tinggi maka investor tidak akan membeli.

    “Mekanisme pasar ini membuat pemerintah terpaksa mengerem agresivitasnya dalam berutang, menghindarkannya dari debt trap [jebakan utang],” jelasnya.

    Permasalahan akan muncul ketika BI bisa membeli SBN di pasar perdana karena akan menyebabkan mekanisme pasar tidak bekerja. Akhirnya, pemerintah akan semakin agresif berutang.

    Jika BI menyerap SBN di pasar perdana, maka otoritas moneter tersebut sebenarnya sedang mengguyur pasar dengan rupiah (quantitative easing).

    “Semakin banyak rupiah yang diguyurkan maka nilai [tukar] rupiah akan semakin jatuh; BI gagal menjaga nilai tukar rupiah dan negara akan mengalami krisis nilai tukar mata uang,” ungkap Wijayanto.

    Lantas, bagaimana apabila BI menyerap SBN di pasar sekunder? Wija berpendapat sepanjang tidak ada komitmen awal sebenarnya tidak masalah.

    Hanya saja, jika ada komitmen awal seperti pada kasus rencana penerbitan SBN Perumahan maka artinya BI berperan sebagai standby buyer atau investor penjamin terselubung.

    “Ini tidak terlalu berbeda dengan membeli SBN di pasar perdana, sehingga independensi BI pun dipertaruhkan,” kata Wija.

  • Modal Asing Rp 4,25 Triliun Keluar Indonesia, Mayoritas Pasar Saham

    Modal Asing Rp 4,25 Triliun Keluar Indonesia, Mayoritas Pasar Saham

    Jakarta, Beritasatu.com – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa modal asing senilai Rp 4,25 triliun keluar dari pasar keuangan domestik pada 17-20 Maret 2025. Sebagian besar aliran dana asing tersebut berasal dari pasar saham.

    Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan, modal asing keluar melalui pasar saham sebesar Rp 4,78 triliun dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) senilai Rp 670 miliar. Sementara itu, aliran modal asing masuk melalui Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 1,2 triliun.

    Ramdan menjelaskan bahwa berdasarkan data transaksi dalam periode tersebut, nonresiden tercatat melakukan jual neto sebesar Rp 4,25 triliun.

    Dari jumlah itu, Rp 4,78 triliun merupakan jual neto di pasar saham, sementara pasar SBN mencatat beli neto Rp 1,2 triliun, dan SRBI mengalami jual neto Rp 670 miliar.

    Secara kumulatif, sejak 1 Januari hingga 20 Maret 2025, pasar saham mencatat jual neto sebesar Rp 28,1 triliun. Di sisi lain, pasar SBN mengalami beli neto sebesar Rp 23,87 triliun, dan SRBI mencatat beli neto Rp 8,58 triliun.

    Pergerakan modal asing ini turut memengaruhi pasar keuangan domestik. Imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun naik menjadi 7,08% pada 20 Maret 2025. Sementara itu, yield surat utang Amerika Serikat (US Treasury Note) tenor 10 tahun turun ke 4,237% pada periode yang sama.

    Nilai premi risiko investasi (credit default swap) Indonesia tenor 5 tahun juga meningkat menjadi 88,51 basis poin, naik dari posisi 81,2 basis poin pada 14 Maret 2025.

    Menanggapi kondisi modal asing yang keluar, Bank Indonesia menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan guna menjaga ketahanan ekonomi Indonesia.

  • Ketua Komisi XI DPR Ajak Investor Tetap Optimistis soal Ekonomi RI

    Ketua Komisi XI DPR Ajak Investor Tetap Optimistis soal Ekonomi RI

    Jakarta

    Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun mengajak para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap optimistis terhadap perekonomian nasional di bawah Presiden Prabowo Subianto. Legislator Partai Golkar itu menyatakan tidak ada indikasi yang membuat investor harus bersikap pesimistis.

    Menurut Misbakhun, penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 5 persen yang memicu pembekuan sementara perdagangan (trading halt) di BEI pada Selasa lalu (18/3) lebih disebabkan sentimen dan persepsi yang jauh dari fundamental ekonomi nasional.

    “Apakah pantas negara sebesar Indonesia, di-drive (disetir) dari satu isu ke isu yang lain yang ditopang isu dan rumor, tidak ditopang oleh fundamental ekonomi itu sendiri?” kata Misbakhun dalam keterangan tertulis, Minggu (23/3/2025).

    Misbakhun lalu membeberkan data dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Indonesia (BI). Mengutip hasil survei LPS pada Februari 2025, Misbakhun menyebut kepercayaan konsumen kembali ke level optimistis. Indeks kepercayaan konsumen pada angka 107,1.

    Adapun indeks situasi saat ini pada angka 84,8, sedangkan indeks ekspektasi di angka 123,9. Menurut Misbakhun, data LPS itu menunjukkan optimisme yang jelas dan terukur.

    “Retail memang masih mengalami kontraksi terbatas, tetapi penjualan semen mulai pulih, penjualan otomotif mengalami pemulihan, PMI (Purchasing Managers Index, red) manufaktur melanjutkan ekspansi, bahkan neraca perdagangan kita naik,” jelasnya.

    “Sektor padat karya juga memberikan arah kepada kita menuju optimisme,” ucapnya.

    Misbakhun juga memperlihatkan data lain dari BI, yakni stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran yang terjaga. Selain itu, aliran masuk (inflow) ke Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang menunjukkan pergeseran angka positif.

    Data lain dari BI yang menunjukkan hal positif ialah kredit perbankan tetap tumbuh. Mengutip data BI, Misbakhun mengatakan Kredit Likuiditas Makroprudensial (KLM) tetap tinggi.

    KLM merupakan kebijakan BI untuk mendorong perbankan menyalurkan kredit kepada sektor-sektor prioritas. BI akan meningkatkan insentif KLM dana pihak ketiga (DPK) menjadi 5 persen per 1 April 2025. Data BI juga memperlihatkan tren penggunaan transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

    Soal APBN 2025, Misbakhun menegaskan angkanya tetap meski Presiden Prabowo melakukan penajaman pada beberapa pos anggaran. Mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) itu menegaskan APBN 2025 tetap pada volume yang sama, Rp 3.621,3 triliun.

    Misbakhun menambahkan DPR akan mengawal defisit APBN 2025 tetap di angka 2,53 persen dari PDB. Menurut dia, data makroekonomi Indonesia, baik dari sisi kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal, tidak semestinya disikapi secara pesimistis.

    “Pesan ini harus sampai ke pelaku pasar di bursa saham kita,” imbuhnya.

    (maa/taa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini