Gibran Bicara Hilirisasi Kelautan: Kita Produsen Terbesar di Dunia
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wakil Presiden
Gibran
Rakabuming Raka kembali mengeluarkan video monolog terkait
hilirisasi
di sektor kelautan.
Ia mengatakan bahwa Indonesia ada kepulauan terbesar yang memiliki kekayaan laut yang melimpah, seperti ikan, udang, terumbu karang, dan rumput laut.
“Sekitar 60 persen penduduk kita berada di kawasan pesisir, 3,2 juta di antaranya adalah nelayan, 2,1 juta di antaranya adalah pembudidaya, 22 ribu di antaranya adalah petambak garam. Artinya laut kita tidak hanya kaya, tapi juga menjadi penopang kehidupan,” ujar Gibran dalam video yang diunggah di kanal Youtube-nya, Rabu (30/4/2025).
“Per tahun Indonesia dapat memproduksi 9,7 juta ton rumput laut, 7,4 juta ton perikanan tangkap, dan 5,6 juta ton ikan budidaya, jumlah yang sangat besar,” sambungnya.
Gibran melanjutkan, jika produksi komoditas perikanan dan kelautan tersebut dapat diolah di dalam negeri, nilainya dapat meningkat hingga 15 sampai 30 kali lipat.
Ia yakin jika brand-brand kosmetik dalam negeri bisa mendunia, pembudidaya rumput laut bisa lebih sejahtera dan lapangan kerja di berbagai sektor terbuka.
“Belum lagi peluang usaha yang ikut terbuka akibat adanya aktivitas ekonomi. Misalnya ketika ada suatu perusahaan atau pabrik didirikan di sekitarnya akan bermunculan warung makan, toko kelontong, kos-kosan, dan layanan jasa lainnya,” ujar Gibran.
Menurutnya, hal inilah yang dapat membuat uang berputar dan ekonomi bergerak. Apalagi jika Indonesia dapat mengolah komoditas turunan lainnya, seperti bioplastik, bioavtur, pupuk, dan farmasi.
“Itu juga baru satu jenis komoditas, sedangkan kita punya banyak komoditas unggulan lainnya. Ikan tuna, cakalang, tongkol, produksi 1,5 juta ton per tahun, kita adalah produsen terbesar dunia,” ujar putra sulung Joko Widodo (Jokowi) itu.
“Komoditas inilah yang akan menjadi komoditas prioritas
hilirisasi kelautan
dan perikanan,” sambung Gibran.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Produk: Rumput laut
-
/data/photo/2025/02/26/67bf0b5bc8ea6.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gibran Bicara Hilirisasi Kelautan: Kita Produsen Terbesar di Dunia Nasional 30 April 2025
-
/data/photo/2025/03/12/67d11a9e82ad7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Wapres Gibran Bicara Hilirisasi: Kaya SDA Saja Tak Cukup Nasional 25 April 2025
Wapres Gibran Bicara Hilirisasi: Kaya SDA Saja Tak Cukup
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
–
Wakil Presiden
Gibran Rakabuming
Raka berbicara soal
hilirisasi
dengan menjelaskan bahwa bekal kekayaan SDA (
Sumber Daya Alam
) saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan pengolahan produk.
“Sekadar kaya saja ternyata tidak cukup, karena yang menjadi tantangan justru bagaimana mengolah kekayaan alam ini agar punya nilai tambah maksimal bagi masyarakat,” kata Gibran di video berjudul ”
Hilirisasi
dan Masa Depan Indonesia” dalam kanal
YouTube
-nya dengan thumbnail “Hilirisasi Part 1”, Jumat (25/4/2025).
Dia bersyukur Indonesia punya cadangan nikel terbesar di dunia, punya cadangan timah terbesar kedua di dunia, penghasil rumput laut terbesar kedua di dunia, hingga eksportir bijih bauksit terbesar ketiga di dunia.
“Sayangnya Indonesia hanya menempati urutan ke-31 sebagai pengekspor panel surya. Padahal ketika bauksit diolah menjadi panel surya, nilainya bertambah 194 kali lipat. Besar sekali,” kata Gibran.
Hilirisasi tak melulu hanya ada di sektor ekstraktif. Hilirisasi juga bisa dilakukan di sektor pertanian, kelautan, perkebunan, bahkan digital.
“Jadi inti dari hilirisasi adalah pengolahan yang menghasilkan nilai tambah,” kata Gibran.
Dia mencontohkan hilirisasi yang menghasilkan nilai tambah yaitu harga daun teh akan meningkat ketika teh itu sudah dikeringkan hingga diolah menjadi produk teh dengan aroma tertentu.
Lewat hilirisasi, ekonomi masyarakat menjadi bergerak lewat terbukanya lapangan kerja, pemberdayaan UMKM, hingga negara mendapat pemasukan pajak.
“Itulah yang dilakukan negara-negara lain bahkan oleh negara yang tidak memiliki
sumber daya alam
. Mereka mengimpor bahan mentah, diolah kemudian diekspor lagi termasuk ke negara asal sumber daya alam itu sendiri. Lalu nilai tambahnya ke mana? Uangnya yang dapat siapa? Lapangan kerjanya siapa yang menikmati? ya, negara yang mengolah itu,” tutur Gibran.
Hilirisasi, kata dia, sudah sesuai dengan UUD 1945 yang mengatakan bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Gibran memutar video Prabowo yang mengatakan hilirisasi adalah kunci kemakmuran. Prabowo memerintahkan agar hilirisasi segera dimulai.
Kata putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) ini, hilirisasi bukan cuma untuk pengusaha elite tapi juga untuk keadilan ekonomi rakyat.
“Memang tantangan itu pasti ada. Yang namanya perubahan pasti butuh kalibrasi. Tapi dengan optimisme, kerja keras, lompatan kecil dari masing-masing kita, suatu saat akan menjadi langkah besar bersama yang membawa kemajuan bagi bangsa,” kata Gibran.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Tingkatkan Daya Saing, Pelaku UMKM Diberikan Pendampingan Pemasaran Hasil Produksi – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pelaku UMKM diberikan pendampingan pemasaran untuk meningkatkan daya saingnya.
Hal tersebut dilakukan Rumah BUMN Rembang (RB Rembang) di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, penjualan beragam hasil produksi UMKM yang sudah dikemas dalam bentuk hampers saat Ramadan, merupakan program tahunan yang dijalankan secara rutin menjelang perayaan Idulfitri.
Sebanyak 173 UMKM binaan RB Rembang terlibat dalam program ini bergerak di bidang makanan, minuman, fesyen, batik, hingga kerajinan tangan.
“Program tahunan ini selalu mendapat sambutan positif yang terlihat dari jumlah pesanan masyarakat. Ini menjadi motivasi bagi SIG untuk menciptakan program-program lain yang lebih kreatif dan inovatif untuk mendongkrak penjualan produk UMKM, serta dengan dukungan yang berkelanjutan, menjadikan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi daerah,” ujar Vita dikutip Jumat (25/4/2025).
Pemilik usaha makanan ringan dengan merek Keriyes, Widya Wijaya (41 tahun) merasakan dampak positif lantaran produk-produknya turut serta dalam program tersebut.
Produk Keriyes seperti krispi teri nasi, krispi cumi, rengginang ketawa, krispi rumput laut, dan amplang bandeng menjadi salah satu produk terlaris dalam program tersebut.
“Selama Ramadan tahun ini, saya bisa menjual produk Keriyes hingga sekitar Rp5,5 juta. Alhamdulillah, cukup membantu penjualan di momen jelang Idulfitri kemarin,” ujar Widya Wijaya.
-

10 Makanan Kaya Vitamin B12, untuk Cegah Anemia hingga Kelelahan
Jakarta –
Semakin lengkap asupan nutrisi yang dikonsumsi, maka tubuh akan semakin sehat. Salah satu yang tak boleh dilupakan adalah asupan vitamin B12.
Nutrisi ini tidak harus diperoleh lewat makanan atau suplemen, karena tubuh tidak bisa memproduksinya secara alami. Untuk itu, kita sebaiknya makan makanan yang mengandung vitamin B12, di samping mengandung nutrisi penting lainnya.
Tanpa vitamin B12, tubuh akan kesulitan membentuk sel darah merah, membantu metabolisme sel, memproduksi DNA, hingga mengoptimalkan fungsi saraf. Ini bermanfaat untuk mencegah anemia hingga mengatasi kelelahan.
Sumber vitamin B12 bisa berasal dari produk makanan hewani maupun nabati. Simak artikel ini untuk mengetahui 10 makanan kaya vitamin B12, lengkap dengan manfaatnya.
Makanan Sumber Vitamin B12
Dikutip dari situs WebMD, berikut ini sederet makanan yang kaya vitamin B12 yang bisa kita konsumsi:
1. Daging Merah
Daging merah mengandung vitamin B12 yang tinggi. Daging merah meliputi daging sapi, kambing, dan sejenisnya. Namun jangan terlalu banyak makan daging merah, karena bisa menimbulkan masalah kesehatan lain, seperti kolesterol hingga asam urat.
2. Daging Unggas
Vitamin B12 juga bisa ditemukan pada ayam dan kalkun. Lebih aman jika mengonsumsi daging unggas tanpa lemak dan dimasak tanpa minyak, seperti dipanggang.
3. Jeroan
Jeroan hewan cenderung kaya akan vitamin B12. Kandungan terbanyak ada pada jeroan sapi. Pilihan lainnya adalah jeroan ayam atau kalkun. Namun jeroan mengandung kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi, sehingga harus dibatasi.
4. Seafood
Berbagai makanan laut (seafood) mengandung banyak vitamin B12, di antaranya kerang yang dimasak, kerang kukus, tuna, kepiting, ikan trout, ikan salmon, dan ikan sarden.
5. Produk Susu
Berbagai produk susu dapat memenuhi asupan vitamin B12 kamu. Ini termasuk susu rendah lemak, yoghurt, keju, dan susu kedelai.
6. Telur
Salah satu cara mudah mendapatkan asupan vitamin B12 adalah dengan makan telur. Sebagian besar vitamin B12 berada pada kuning telur. Satu telur rebus mengandung sekitar 0,6 mikrogram vitamin B12 atau sekitar 25% dari kebutuhan tubuh harian.
7. Rumput Laut
Sebagai variasi, detikers bisa memasukkan rumput laut atau nori ke dalam menu makanan kamu. Rumput laut sering digunakan untuk membuat makanan jepang seperti sushi.
8. Tempe
Tempe merupakan makanan hasil fermentasi dari kedelai. Satu porsi tempe bisa mengandung hingga 8 mikrogram vitamin B12.
9. Jamur Shiitake
Bagian tubuh jamur shiitake kering mengandung vitamin B12. Makan 50 gram jamur shiitake kering dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 harian untuk orang dewasa.
10. Daging Nabati
Terakhir, vitamin B12 mungkin bisa diperoleh dari beberapa jenis daging nabati yang biasa dikonsumsi para vegetarian. Namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar vitamin B12-nya.
Manfaat Vitamin B12
Lantas apa saja manfaat dari vitamin B12? Berikut 8 manfaat vitamin B12 yang dikutip dari Healthline:
Membantu pembentukan sel darah merah, sehingga penting untuk mencegah anemia.Mencegah masalah kehamilan, seperti kecacatan saraf, kelahiran prematur, atau keguguran.Mendukung kesehatan tulang, sehingga mencegah osteoporosis.Mengurangi risiko degenerasi makula yang berpengaruh pada kesehatan mata.Memperbaiki suasana hati, sehingga bisa mengatasi gejala depresi.Bermanfaat bagi kesehatan otak, sehingga daya ingat tidak mudah menurun.Mendukung kesehatan rambut, kulit, dan kuku.Mencegah kelelahan, karena vitamin B12 bisa mempengaruhi tingkat energi.
Itulah tadi berbagai makanan yang kaya akan vitamin B12. Beberapa jenis makanan perlu dibatasi konsumsinya, karena bisa mempengaruhi masalah kesehatan lainnya.
(bai/row)
-

Langkah Sektor Perikanan dalam Menghadapi Tarif Trump
Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak langsung dari tarif Trump, semula besaran tarif 32% yang berlaku untuk berbagai komoditas ekspor termasuk sektor unggulan seperti perikanan, tekstil, dan manufaktur ringan.
Meskipun implementasinya kemudian ditunda selama 90 hari guna membuka ruang negosiasi bilateral, sinyal yang diberikan Amerika Serikat (AS) sudah sangat jelas: proteksionisme bukan lagi bayangan masa lalu. Ketegangan tarif ini merupakan bagian dari strategi “America First Trade Policy” di bawah Trump Administration 2.0 yang mencakup penerapan tarif umum 10% atas semua impor, tarif hingga 60% untuk produk asal China, dan pemangkasan pajak korporasi domestik dari 21% menjadi 15% demi mendorong reshoring industri manufaktur.
Indonesia pun terkena imbas dalam banyak sisi, terutama pada sektor perikanan yang selama ini menjadi salah satu tulang punggung ekspor non-migas. AS merupakan mitra strategis dengan kontribusi signifikan: pada 2024, Indonesia mengekspor produk perikanan senilai US$2,02 miliar ke AS, menempati peringkat keempat dalam struktur impor perikanan AS.
Komoditas utama seperti udang, tuna, rajungan, dan cumi-cumi menjadi andalan ekspor. Bahkan Indonesia menjadi pemasok udang terbesar ketiga di AS dengan pangsa pasar 17,1%, bersaing ketat dengan India dan Ekuador.
Namun, tarif Trump ini bukan sekadar soal harga, juga menyentuh sisi struktural: ketergantungan terhadap pasar tunggal, lemahnya diversifikasi ekspor, dan daya saing logistik yang tertinggal. Data ekspor 2012—2023 menunjukkan tren fluktuatif, di mana volume ekspor Perikanan Indonesia ke AS sempat menyentuh 700 ton (2016), tetapi anjlok tajam pada 2021 hingga hanya 22 ton, dan mulai pulih perlahan pada 2023. Biaya logistik laut kita 25%—30% lebih mahal dibanding Vietnam. Di sisi lain, sertifikasi ekspor perikanan juga berjalan lambat dan tumpang tindih seperti keharusan sertifikat karantina untuk pengiriman ikan beku antar-pulau, yang bahkan tidak diwajibkan oleh negara tujuan ekspor seperti Jepang.
Dalam lanskap global yang makin menantang ini, sektor perikanan Indonesia harus melangkah dengan empat rekomendasi strategis untuk menjawab tantangan tersebut. Pertama, diversifikasi pasar ekspor seperti ke kawasan Timur Tengah dan Eropa Timur. Negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) seperti UEA, Arab Saudi, dan Qatar menunjukkan pertumbuhan konsumsi seafood di atas 6% per tahun. Besarnya potensi perikanan Indonesia dan status halal serta citra tropis dapat membuat Indonesia bersaing dengan negara lain. Sementara itu, negara-negara Eropa Timur seperti Polandia dan Rusia mulai terbuka akibat terganggunya suplai dari China dan Vietnam. Strategi penetrasi perlu melibatkan diplomasi G2G, harmonisasi standar halal-seafood, optimalisasi peran diaspora, dan penguatan fungsi Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) sebagai ujung tombak promosi produk.
Kedua, peningkatan daya saing ekspor perikanan harus dimulai dari dalam negeri. Penyederhanaan regulasi sehingga menurunkan biaya transaksi (20%—30% dari biaya produksi), digitalisasi proses ekspor serta pembangunan dashboard ekspor real-time untuk pelaku UMKM perlu menjadi prioritas. Lebih penting lagi, peninjauan ulang terhadap pungutan perikanan seperti PNBP yang membebani nelayan dan pembudidaya ikan harus menjadi bagian dari reformasi struktural sektor hulu. Kebijakan jangan sampai menjadi penghalang produktivitas dan akses pasar. Salah satu contoh, di saat banyak negara tidak mewajibkan sertifikat karantina untuk produk ikan beku, Indonesia justru menerapkannya untuk pengiriman antar pulau.
Ketiga, penghiliran produk perikanan tidak lagi bisa ditunda. Lebih dari 70% ekspor perikanan Indonesia ke AS masih berupa produk mentah atau beku, sementara Vietnam telah unggul dalam produk olahan seperti ebi powder, canned tuna, dan breaded shrimp. Komoditas seperti bandeng boneless vacuum pack, rumput laut olahan semi-farmasi, dan frozen fillet kerapu punya potensi tinggi untuk masuk ke pasar hotel dan ritel global. Kawasan industri seperti Bitung dan Banyuwangi difokuskan sebagai klaster penghiliran perikanan yang didukung oleh kolaborasi triple helix (Academics, Businessman, and Government/ABG).
Keempat, Mendorong lahirnya kebijakan konkret berbasis data dan kebutuhan lapangan. Pemetaan daya saing, penyusunan policy brief lintas kementerian, dan perlunya forum yang dapat menjadi kanal diplomasi teknokratik menghadapi disrupsi global. Dalam konteks ini, setiap strategi dagang tidak boleh mengabaikan prinsip perlindungan dan keberlanjutan usaha domestik. Kita tidak bisa lagi sekadar responsif, tetapi harus proaktif dan sistematis.
Kebijakan tarif Trump memang menjadi tantangan besar, tetapi sekaligus menjadi panggilan bagi Indonesia untuk memanfaatkan krisis ini sebagai momentum transformatif. Bukan hanya bertahan, tetapi berbenah dan melangkah lebih jauh dalam menata kembali strategi ekspor perikanan berbasis nilai tambah, efisiensi sistem, dan keadilan bagi pelaku usaha domestik.
-
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5189097/original/090815500_1744737254-Laut_Bontang.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kawasan Bontang Lestari Disiapkan Jadi Magnet Baru Investasi di Kaltim
Sementara itu, Ketua ULS-PSDB Unmul, Dr Rahcmad Budi Suharto, menjelaskan bahwa kajian yang dilakukan timnya telah menemukan sejumlah sektor yang sangat menjanjikan di Bontang Lestari, baik dari sisi ekonomi maupun keberlanjutan.
Kajian ini juga menyoroti kekuatan kawasan sebagai pusat industri masa depan. Namun, beberapa tantangan masih perlu dibenahi, seperti keterbatasan infrastruktur dan perlunya peningkatan partisipasi pelaku UMKM.
Rahcmad juga menekankan pentingnya percepatan pembebasan lahan dan koordinasi antar instansi untuk mempercepat realisasi investasi.
“Kawasan ini memiliki prospek jangka panjang, tapi perlu upaya intensif dalam penataan dan pengelolaan aset. Hilirisasi dan legalitas lahan menjadi kunci,” ujarnya.
Dia menambahkan, dengan regulasi yang jelas dan iklim investasi yang kondusif, Bontang Lestari berpeluang besar menjadi pusat ekonomi baru di Kalimantan Timur.
Berikut beberapa peluang investasi yang tengah dibidik:
1. Budidaya Laut dan Perikanan
Dengan garis pantai yang luas, Bontang sangat potensial untuk pengembangan komoditas laut seperti rumput laut dan perikanan tangkap. Kawasan Bontang Lestari yang akan dilengkapi pelabuhan menjadi lokasi strategis untuk industri pengolahan hasil laut.
2. Industri Karet Alam
Kalimantan Timur kaya akan sumber karet alam. Kawasan ini bisa menjadi pusat pengolahan produk turunan seperti ban dan alat olahraga, dengan nilai tambah ekonomi tinggi.
3. Sektor Pergudangan
Pemerintah telah menyediakan lahan lebih dari 400 hektar untuk pengembangan kawasan logistik dan pergudangan, guna mendukung sistem distribusi barang di wilayah timur Indonesia.
4. Pengembangan Properti
Lahan yang masih luas dan jaraknya yang dekat dengan pusat pemerintahan menjadikan Bontang Lestari cocok untuk pembangunan kawasan pemukiman dan real estate modern.
5. Produksi Garam Laut
Wilayah pesisir ini juga berpotensi besar untuk produksi garam, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun bahan baku industri farmasi.
6. Industri Turunan Soda Ash
Rencana pembangunan pabrik soda ash oleh PT Pupuk Kaltim akan membuka peluang bagi industri hilir seperti deterjen, kaca, dan keramik di sekitar kawasan.
7. Destinasi Olahraga dan Wisata
Potensi sport tourism juga terbuka luas. Infrastruktur seperti stadion dan gedung olahraga dapat menjadi pusat pelatihan atlet, sementara wisata alam dan pemancingan memperkaya daya tarik kawasan.
-

Ulah Trump Bikin Panik! Warga Kalap Belanja Wig China hingga Parfum Korea
Jakarta –
Kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menimbulkan fenomena baru di Negeri Paman Sam, kini masyarakat ramai-ramai menimbun produk impor tertentu. Salah satunya adalah tabir surya atau sunscreen asal Korea Selatan.
Berdasarkan laporan Korea Times yang dikutip dari The Washington Post, selain tabir surya terdapat tujuh produk impor yang permintaannya melonjak pesat di AS. Termasuk di antaranya rumput laut kering, rambut sintetis untuk wig, makanan kucing, kopi instan, board games, parfum, dan gaun pengantin.
Dalam hal ini rumput laut kering yang sebagian besar diimpor dari Asia banyak ditimbun oleh restoran-restoran Jepang di AS, sementara rambut sintetis ditimbun karena sebagian besar diimpor dari China yang rencananya akan dikenakan tarif hingga 145%.
“Permintaan untuk makanan kucing juga melonjak, tidak hanya karena biaya bahan tetapi juga kenaikan harga timah yang digunakan dalam kemasan. Orang-orang yang merawat kucing dengan alergi makanan, yang harus memberi mereka merek impor tertentu dilaporkan membeli dalam jumlah besar,” tulis Washington Post seperti dikutip dari Korea Times, Selasa (15/4/2025).
Sedangkan untuk produk tabir surya asal Negeri Gingseng tersebut banyak ditimbun karena keunggulannya yang dianggap lebih baik daripada tabir surya buatan Amerika dalam menghalangi sinar UV, teksturnya yang menyenangkan, dan kemampuannya untuk melapisi riasan dan kosmetik lainnya dengan baik.
Selain itu, tidak seperti Eropa dan Asia yang menggolongkan produk tabir surya sebagai kosmetik, Amerika menggolongkannya sebagai obat. Hal ini membatasi penyertaan bahan-bahan kimia peningkat warna kulit dan membatasi jumlah filter UV yang dapat digunakan dalam produk buatan AS.
“Hasilnya, tabir surya Korea menawarkan manfaat kosmetik yang lebih luas, menjadikannya alternatif yang populer,” tulis laporan itu lagi.
(fdl/fdl)
-

Kemenag Gencarkan Program Ekoteologi Melalui Masjid, KUA, dan Wakaf Hutan – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) terus memperkuat peran institusi keagamaan dalam upaya pelestarian lingkungan.
Hal ini sebagai tindak lanjut dari Program Prioritas Ekoteologi yang telah dicanangkan Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Satu upaya yang dilakukan adalah penguatan peran strategis rumah ibadah, Kantor Urusan Agama (KUA), serta lembaga pendidikan agama dan keagamaan dalam pelestarian lingkungan, serta pengembangan wakaf hutan.
Sambut Hari Bumi, Kemenag juga akan melakukan gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa.
“Seluruh satuan kerja Kementerian Agama, termasuk KUA dan lembaga pendidikan keagamaan, kita gerakan untuk melakukan penanaman pohon secara serentak pada 22 April 2025 dalam rangka peringatan Hari Bumi,” ujar Menag Nasaruddin Umar dalam pernyataannya di Jakarta, Minggu (13/4/2025).
“Kita juga melibatkan rumah ibadah dalam gerakan ini. Kita harap upaya ini berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dan mencegah kerusakan iklim,” sambungnya.
Penguatan Ekoteologi menjadi satu dari delapan (asta) program prioritas Kementerian Agama. Ini tertuang dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 244 Tahun 2025 Tentang Program Prioritas Menteri Agama Tahun 2025-2029.
Sebagai tindak lanjut, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama telah menerbitkan edaran No. 182 Tahun 2025 tentang Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa dalam rangka peringatan Hari Bumi ke-55.
Gerakan ekoteologi ini juga melibatkan kerja sama lintas kementerian, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk penyediaan bibit pohon, serta dukungan dari pemerintah daerah dan kelompok tani dalam pelaksanaan di lapangan.
Sejumlah program juga disiapkan satuan kerja, salah satunya Direktorat Jenderal Bimas Islam. Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, menjelaskan, pihaknya tengah menyiapkan program yang melibatkan institusi keagamaan sebagai penggerak utama kesadaran ekoteologi umat.
“Kita ingin umat beragama memandang kelestarian lingkungan sebagai bagian dari ibadah,” ujarnya.
Dikatakan Abu Rokhmad, Subdirektorat Kemasjidan akan menjadi pelaksana utama di masjid-masjid yang memiliki lahan terbuka atau pekarangan. Menurutnya, masjid memiliki potensi besar sebagai pusat edukasi ekologi.
Program Eco-Masjid telah diluncurkan dengan pendekatan ramah lingkungan, mencakup pengelolaan sampah, pemanfaatan energi terbarukan, dan penghijauan kawasan ibadah.
“Masjid akan menjadi motor dakwah lingkungan. Edukasi melalui khotbah Jumat, majelis taklim, dan pelatihan akan kami selaraskan dengan semangat ekoteologi,” jelasnya.
Selain masjid, KUA juga dinilai strategis untuk dikembangkan sebagai model KUA Hijau. Penanaman pohon akan diintegrasikan dalam layanan keagamaan, termasuk bimbingan pranikah dan penyuluhan agama.
“Melalui Penyuluh Agama Islam, kita akan menyampaikan pesan ekoteologi secara menyeluruh, dari penyuluhan hingga pengajian. Edukasi lingkungan akan diintegrasikan dalam materi dakwah,” imbuh Abu.
Ia juga mengatakan bahwa Kemenag mendorong pengembangan wakaf berbasis lingkungan. Sejumlah program telah dikembangkan, seperti Wakaf Hutan, Wakaf Sumur, Wakaf Pokok Kopi, hingga budidaya rumput laut berbasis zakat.
Abu Rokhmad mencontohkan pembangunan Wakaf Sumur di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang melayani masyarakat lintas agama, serta pengembangan Kampung Zakat yang mengintegrasikan pemberdayaan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan.
“Inisiatif ini tidak hanya menciptakan harmoni sosial, tetapi juga menjaga ekosistem dan sumber daya alam,” ungkapnya.
“Penanaman pohon akan dilakukan secara serentak dengan sistem pemantauan berbasis teknologi geotagging (GPS dan peta digital) untuk melacak pertumbuhan dan mengevaluasi keberlanjutan program. Kemenag menargetkan laporan rutin dan pemetaan dampak sosial serta ekologis dari gerakan ini,” sambungnya.
Ia berharap keberhasilan gerakan ini tidak hanya diukur dari jumlah pohon yang ditanam, tetapi juga dari meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan berbasis nilai-nilai keagamaan.
“Bumi ini adalah titipan, bukan warisan. Kita punya tanggung jawab spiritual untuk menjaganya. Dengan masjid, KUA, dan wakaf, kita menanam bukan hanya pohon, tapi harapan,” pungkasnya.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5185859/original/057959700_1744516319-WhatsApp_Image_2025-04-13_at_10.12.11.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sambut Hari Bumi, Kemenag: Masjid Bakal Menjadi Motor Dakwah Lingkungan – Page 3
Program Eco-Masjid telah diluncurkan dengan pendekatan ramah lingkungan, mencakup pengelolaan sampah, pemanfaatan energi terbarukan, dan penghijauan kawasan ibadah.
“Masjid akan menjadi motor dakwah lingkungan. Edukasi melalui khotbah Jumat, majelis taklim, dan pelatihan akan kami selaraskan dengan semangat ekoteologi,” jelasnya.
Selain masjid, KUA juga dinilai strategis untuk dikembangkan sebagai model KUA Hijau. Penanaman pohon akan diintegrasikan dalam layanan keagamaan, termasuk bimbingan pranikah dan penyuluhan agama.
“Melalui Penyuluh Agama Islam, kita akan menyampaikan pesan ekoteologi secara menyeluruh, dari penyuluhan hingga pengajian. Edukasi lingkungan akan diintegrasikan dalam materi dakwah,” imbuh Abu.
Ia juga mengatakan bahwa Kemenag mendorong pengembangan wakaf berbasis lingkungan. Sejumlah program telah dikembangkan, seperti Wakaf Hutan, Wakaf Sumur, Wakaf Pokok Kopi, hingga budidaya rumput laut berbasis zakat.
Abu Rokhmad mencontohkan pembangunan Wakaf Sumur di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang melayani masyarakat lintas agama, serta pengembangan Kampung Zakat yang mengintegrasikan pemberdayaan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan.
“Inisiatif ini tidak hanya menciptakan harmoni sosial, tetapi juga menjaga ekosistem dan sumber daya alam,” ungkapnya.
“Penanaman pohon akan dilakukan secara serentak dengan sistem pemantauan berbasis teknologi geotagging (GPS dan peta digital) untuk melacak pertumbuhan dan mengevaluasi keberlanjutan program. Kemenag menargetkan laporan rutin dan pemetaan dampak sosial serta ekologis dari gerakan ini,” sambungnya.
Ia berharap keberhasilan gerakan ini tidak hanya diukur dari jumlah pohon yang ditanam, tetapi juga dari meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan berbasis nilai-nilai keagamaan.
“Bumi ini adalah titipan, bukan warisan. Kita punya tanggung jawab spiritual untuk menjaganya. Dengan masjid, KUA, dan wakaf, kita menanam bukan hanya pohon, tapi harapan,” pungkasnya.
/data/photo/2025/04/11/67f8ba59e0fec.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)