Produk: protein

  • Bangun Mepet Imsak, Ini Saran Dokter Buat yang Terpaksa Sahur dengan Mi Instan

    Bangun Mepet Imsak, Ini Saran Dokter Buat yang Terpaksa Sahur dengan Mi Instan

    Jakarta

    Mi instan kerap dijadikan salah satu menu andalan untuk sahur. Tak mengherankan, makanan satu ini memang sangat simpel untuk dibuat dan memiliki rasa yang enak.

    Tapi muncul pertanyaan, sebenarnya aman nggak sih mengonsumsi mi instan pada saat sahur? Berkaitan dengan hal tersebut, spesialis penyakit dalam dr Yunita Indah Dewi, SpPD menjelaskan sebaiknya mi instan tidak dijadikan menu utama ketika sahur.

    Selain rendah nutrisi, mi instan juga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan lambung, khususnya pada orang-orang yang memang memiliki riwayat masalah asam lambung.

    “Sebaiknya tidak konsumsi mie instan saat sahur karena mie instan rendah serat dan protein, serta tinggi lemak. Dan untuk pada pengidap maag meningkatkan resiko kambuh saat puasa,” kata dr Yunita ketika berbincang dengan detikcom, Selasa (18/2/2025).

    Apabila memang terpaksa harus mengonsumsi mi instan, dr Yunita sangat menyarankan pembatasan jumlah porsinya. Selain itu, pastikan mi instan yang dikonsumsi juga sudah dikombinasikan dengan sayur dan sumber protein agar lebih bernutrisi.

    “Tapi apabila terpaksa mengonsumsi mi instan saat sahur, dibatasi konsumsinya, lalu dikombinasikan dengan sayur dan sumber protein. Ini perlu dilakukan agar kebutuhan gizi tubuh tetap terpenuhi,” tambahnya.

    Selain rendah nutrisi, perlu diperhatikan juga bahwa mi instan memiliki kalori yang sangat tinggi. Mengonsumsi makanan tinggi kalori terlalu sering dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan selama bulan puasa.

    dr Rudy Kurniawan SpPD ketika dihubungi terpisah menuturkan bahwa salah satu faktor kenaikan berat badan selama bulan puasa adalah mengonsumsi makanan secara berlebihan pada saat sahur dan berbuka. Ini perlu menjadi catatan karena seringkali masyarakat menjadi kalap saat makan selama bulan puasa.

    “Faktor utamanya (kenaikan berat badan) itu karena asupan kalori berlebih. Itu disebabkan konsumsi makanan tinggi gula, lemak, dan porsi besar saat berbuka dan sahur,” ujar dr Rudy.

    “Selain itu, faktornya juga bisa dari penurunan aktivitas fisik selama berpuasa. Pengurangan gerak menyebabkan surplus energi yang disimpan lemak. Selain itu gangguan regulasi hormon juga berpengaruh, karena kurang tidur meningkatkan ghrelin (hormon lapar) dan menurunkan leptin (hormon kenyang), yang memicu overeating,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Pilih Makanan Sahur yang Tepat, Anak Lebih Kuat Puasa Seharian

    Pilih Makanan Sahur yang Tepat, Anak Lebih Kuat Puasa Seharian

    Jakarta, Beritasatu.com – Memilih makanan sahur yang tepat sangat penting agar anak tetap bertenaga dan tidak mudah lapar selama berpuasa. Kuncinya adalah mengonsumsi karbohidrat kompleks, yang dapat memberikan energi tahan lama.

    Menurut Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Harjoedi Adji Tjahjono, nasi adalah sumber karbohidrat kompleks yang baik dikonsumsi saat sahur karena dicerna lebih lambat oleh tubuh.

    “Karbohidrat kompleks dipecah lebih lama di dalam tubuh, sehingga energi dilepaskan bertahap sepanjang hari. Contohnya adalah nasi dan roti gandum,” ujar Harjoedi dalam media briefing IDAI secara virtual, Selasa (4/3/2025).

    Selain nasi, roti gandum juga menjadi pilihan makanan sahur mengandung karbohidrat kompleks, yang baik untuk anak karena memberikan efek kenyang lebih lama.

    Selain karbohidrat kompleks, protein juga berperan penting dalam menjaga rasa kenyang lebih lama dan mendukung pertumbuhan anak. Protein bisa diperoleh dari telur, ayam, tempe, dan tahu.

    “Untuk lemak, pilih yang sehat, seperti alpukat, kacang-kacangan, atau minyak zaitun. Ini bisa menjadi sumber energi tahan lama bagi anak,” tambahnya.

    Agar anak tetap terhidrasi selama puasa, pastikan konsumsi sayur dan buah kaya air seperti bayam, brokoli, melon, dan jeruk. Kombinasi gizi yang seimbang ini akan membantu anak menjalani puasa dengan lebih segar dan bertenaga sepanjang hari.

    Dengan pola makan sahur yang tepat, anak bisa menjalani puasa dengan lebih nyaman dan tetap sehat selama Ramadan.

  • Tips Jitu Atasi Asam Urat Kambuh Saat Puasa Ramadan

    Tips Jitu Atasi Asam Urat Kambuh Saat Puasa Ramadan

    Pola makan memegang peranan penting dalam mengendalikan asam urat. Saat sahur, fokuslah pada makanan rendah purin seperti nasi merah, oat, telur, kacang-kacangan, dan sayur mayur rendah purin (ubi jalar, terung, tomat, brokoli, kentang). Hindari makanan tinggi purin seperti jeroan, daging merah, dan makanan olahan. Pastikan Anda tetap terhidrasi dengan minum cukup air putih.

    Untuk berbuka puasa, mulailah dengan kurma dan air putih untuk mengembalikan energi dan hidrasi. Kemudian, lanjutkan dengan makanan bergizi seimbang, termasuk karbohidrat kompleks (nasi, kentang), protein (daging tanpa lemak, ikan, tempe), sayur dan buah-buahan rendah purin (jeruk, stroberi, semangka, mentimun, alpukat, ceri). Hindari makanan dan minuman manis, berminyak, dan tinggi lemak. Makan dalam porsi kecil dan sering untuk menghindari beban pencernaan yang berat.

    Makanan yang direkomendasikan selama puasa antara lain jeruk, stroberi, alpukat, ceri, mentimun, semangka, kentang, daging ayam tanpa lemak, sayuran rendah purin, teh hijau, yoghurt, ikan salmon, telur, dan karbohidrat kompleks. Namun, selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan menu tersebut sesuai dengan kondisi Anda.

  • 6 Makanan yang Bikin Kenyang Lebih Lama, Cocok Dikonsumsi saat Sahur

    6 Makanan yang Bikin Kenyang Lebih Lama, Cocok Dikonsumsi saat Sahur

    Jakarta

    Memilih makanan yang tepat bisa membantu tubuh mendapatkan rasa kenyang yang lebih lama, terutama saat sedang berpuasa. Pemilihan yang cermat kni akan membuat tubuh lebih berenergi seharian, sehingga tetap fokus meski sedang berpuasa.

    Dikutip dari Medical News Today, ada beberapa makanan yang memiliki kandungan gizi memadai, seperti tinggi protein dan serat. Lalu, apa saja makanan-makanan tersebut?

    1. Kentang

    Baik direbus atau dipanggang, kentang merupakan pilihan makanan yang tepat jika mengincar rasa kenyang lebih lama. Kentang adalah makanan yang sangat padat dan kaya akan pati, vitamin C, dan beberapa nutrisi sehat lainnya.

    Sebuah studi pada tahun 2013 yang diterbitkan dalam Annals of Nutrition & Metabolism menemukan bahwa makanan berbahan dasar kentang efektif dalam mengurangi nafsu makan, dibandingkan dengan bahan lainnya.

    2. Kacang-kacangan

    Kacang-kacangan juga merupakan karbohidrat yang lambat dicerna oleh tubuh. Selain itu makanan ini mengandung protein dan serat yang tinggi, sehingga akan terasa lebih mengenyangkan.

    Kacang-kacangan merupakan makanan yang baik untuk mengimbangi rasa lapar dan mengatur asupan kalori, menurut sebuah studi tahun 2010 dalam jurnal Advances in Nutrition.

    3. Makanan Tinggi Serat

    Serat yang tinggi diketahui dapat membantu tubuh merasa lebih kenyang. Serat memiliki banyak fungsi seperti membantu mengendalikan kadar gula darah dan kolesterol.

    Makanan berserat tinggi dapat ditemukan pada oat, roti gandum utuh, sayuran seperti wortel atau bit, buah-buahan seperti pisang dan jeruk.

    4. Produk Susu Rendah Lemak

    Sebuah studi dalam jurnal Appetite menemukan bahwa produk susu rendah lemak seperti greek yogurt berprotein tinggi, efektif untuk mengimbangi rasa lapar, meningkatkan rasa kenyang, dan mengurangi rasa ingin makan berlebih.

    5. Telur

    Telur merupakan makanan yang kaya akan protein, vitamin, dan mineral. Telur juga memiliki efek menguntungkan dalam mengurangi rasa lapar dan membuat tubuh merasa kenyang lebih lama.

    Sebuah studi dari tahun 2011 dalam International Journal of Food Sciences and Nutrition memberi peserta makan siang berupa telur dadar, kentang goreng, atau sandwich ayam. Mereka yang mengonsumsi telur dadar merasa lebih kenyang daripada mereka yang mengonsumsi kentang goreng atau sandwich ayam.

    6. Daging Rendah Lemak dan Ikan

    Daging rendah lemak bisa didapatkan pada dada ayam atau daging sapi bagian tenderloin. Sementara, untuk pilihan ikan lebih banyak, seperti ikan kakap, ikan tuna, ikan halibut.

    Mengonsumsi makanan-makanan ini dapat membuat perut terasa lebih kenyang, karena kandungan proteinnya yang tinggi.

    (dpy/suc)

  • Sahur Cuma Sempat Minum Air Putih? Sebaiknya Tak Sering-sering, Risikonya Serius

    Sahur Cuma Sempat Minum Air Putih? Sebaiknya Tak Sering-sering, Risikonya Serius

    Jakarta – Beberapa orang yang menjalankan ibadah puasa mungkin memilih untuk sahur dengan hanya minum air putih. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tidak sempat menyiapkan makanan, diet, malas makan, bahkan terlewat waktu sahur akibat jam tidur yang terlalu malam.

    Padahal, makan sahur sangat dianjurkan karena memberikan energi dan memperkuat metabolisme tubuh dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

    Dokter spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH mengatakan sebaiknya jangan melewatkan sahur. Termasuk sahur cuma minum air putih, sebaiknya tidak dibiasakan.

    Ia menjelaskan bahwa jika seseorang terakhir makan pada pukul 9 malam dan hanya minum air putih saat sahur, maka lambung akan kosong dalam waktu yang sangat lama, hingga lebih dari 12 jam sebelum akhirnya menerima makanan lagi saat berbuka. Kondisi ini bisa memicu gangguan pencernaan dan membuat tubuh lebih cepat lemas.

    “Jadi harus diusahakan sahur, apalagi kalau dia nggak makan. Bayangin, taruhlah terakhir makan jam 9 malam. Kemudian nggak makan, pas sahur cuma minum air putih, terus dia berpuasa sampai malam magrib,” katanya saat dihubungi detikcom, Senin (17/2/2025).

    Selain itu, pemilihan makanan saat sahur juga penting. Mengonsumsi makanan yang terlalu manis bisa menyebabkan rasa lapar datang lebih cepat karena gula mudah diserap tubuh. Sebaliknya, makanan yang kaya serat, protein, dan karbohidrat dalam jumlah seimbang akan membantu tubuh merasa kenyang lebih lama.

    Karenanya, ia menyarankan agar sahur tetap dilakukan dengan asupan yang seimbang agar tubuh tetap kuat dan terhindar dari masalah kesehatan selama menjalankan ibadah puasa.

    “Karena gini kan dalam sehari-hari nanti kita berpuasa itu kan kita harus melakukan kegiatan, ya mungkin kerja mungkin, ke kantor dan segala macam. Tubuh kita butuh energi kan, untuk itu tetap kita harus ada asupan energi dalam bentuk kalori,” katanya lagi.

    (suc/up)

  • 6 Tips Agar Puasa Lancar Bagi Penderita GERD

    6 Tips Agar Puasa Lancar Bagi Penderita GERD

    Jakarta: Bagi penderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), menjalankan ibadah puasa bisa menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, kondisi ini menyebabkan naiknya asam lambung yang menyebabkan ketidaknyamanan. 

    GERD atau penyakit refluks asam lambung adalah gangguan pencernaan di mana cairan asam lambung ‘naik’ dari lambung ke kerongkongan dan mengiritasi lapisan bagian dalam saluran pencernaan tersebut.

    “Gejala yang biasa terjadi saat asam lambung naik adalah rasa asam atau pahit di mulut (regurgitasi asam) dan sensasi perih atau panas terbakar di dada dan ulu hati (heartburn). Selain itu, penderita GERD juga kerap merasakan mual dan muntah, begah, nyeri dada, bahkan gangguan pernapasan,” ungkap Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Gastroenterologi Hepatologi, Lianda Siregar.

    Lantas, bagaimana penderita GERD bisa lancar berpuasa tanpa khawatir kondisinya akan kambuh? Berikut ini tips yang bisa diterapkan:
     
    1. Jangan melewatkan sahur

    Sahur akan memberikan tenaga yang dibutuhkan ketika berpuasa. Kenali makanan dan minuman yang memicu naiknya asam lambung Anda, karena hal ini bisa jadi berbeda bagi setiap orang. Pilih makanan yang ‘aman’ untuk lambung, seperti karbohidrat, produk olahan dari biji-bijian, buah-buahan, sayuran yang tinggi serat, serta protein nabati dan hewani.
     
    2. Hindari makanan tinggi lemak

    Hindari makanan tinggi lemak, pedas, ataupun asam. Hindari pula makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, cokelat, dan teh pekat.
     
    3. Jangan menunda berbuka puasa

    Berbuka puasa adalah waktu untuk memulihkan energi dan mengisi kembali semua nutrisi dan vitamin yang telah hilang sepanjang hari atau yang tidak diperoleh selama sahur. 

    Ketika waktu berbuka tiba, jangan menundanya terlalu lama. Mulailah berbuka dengan makanan yang lembut dan mudah dicerna, seperti air putih hangat, kurma atau buah dan sayuran yang tidak bersifat asam.
     
    4. Makan secukupnya, jangan berlebihan

    Makan dalam porsi besar sekaligus dapat membuat lambung bekerja lebih keras dan memicu naiknya asam lambung. Sebaiknya makan dengan perlahan dan dalam porsi yang cukup, baik saat sahur maupun berbuka. Jika masih merasa lapar, beri jeda sebelum makan kembali agar kerja lambung tidak terbebani.
     
    5. Hindari berbaring setelah makan

    Hal lain yang tidak kalah penting adalah jangan langsung berbaring setelah makan. Beri jeda kurang lebih 3 jam setelah waktu makan untuk tidur, demi mencegah terjadinya gejala refluks. Dengan demikian, penderita GERD tidak disarankan tidur kembali setelah sahur.
     
    6. Konsultasi dengan dokter

    Sebelum memutuskan untuk berpuasa, penderita GERD sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam atau gastroenterologi. Dokter akan memberikan rekomendasi obat-obatan yang aman dikonsumsi selama puasa serta waktu yang tepat untuk mengonsumsinya agar tetap efektif dalam mengontrol asam lambung.

    Jakarta: Bagi penderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), menjalankan ibadah puasa bisa menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, kondisi ini menyebabkan naiknya asam lambung yang menyebabkan ketidaknyamanan. 
     
    GERD atau penyakit refluks asam lambung adalah gangguan pencernaan di mana cairan asam lambung ‘naik’ dari lambung ke kerongkongan dan mengiritasi lapisan bagian dalam saluran pencernaan tersebut.
     
    “Gejala yang biasa terjadi saat asam lambung naik adalah rasa asam atau pahit di mulut (regurgitasi asam) dan sensasi perih atau panas terbakar di dada dan ulu hati (heartburn). Selain itu, penderita GERD juga kerap merasakan mual dan muntah, begah, nyeri dada, bahkan gangguan pernapasan,” ungkap Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Gastroenterologi Hepatologi, Lianda Siregar.

    Lantas, bagaimana penderita GERD bisa lancar berpuasa tanpa khawatir kondisinya akan kambuh? Berikut ini tips yang bisa diterapkan:
     

    1. Jangan melewatkan sahur

    Sahur akan memberikan tenaga yang dibutuhkan ketika berpuasa. Kenali makanan dan minuman yang memicu naiknya asam lambung Anda, karena hal ini bisa jadi berbeda bagi setiap orang. Pilih makanan yang ‘aman’ untuk lambung, seperti karbohidrat, produk olahan dari biji-bijian, buah-buahan, sayuran yang tinggi serat, serta protein nabati dan hewani.
     

    2. Hindari makanan tinggi lemak

    Hindari makanan tinggi lemak, pedas, ataupun asam. Hindari pula makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, cokelat, dan teh pekat.
     

    3. Jangan menunda berbuka puasa

    Berbuka puasa adalah waktu untuk memulihkan energi dan mengisi kembali semua nutrisi dan vitamin yang telah hilang sepanjang hari atau yang tidak diperoleh selama sahur. 
     
    Ketika waktu berbuka tiba, jangan menundanya terlalu lama. Mulailah berbuka dengan makanan yang lembut dan mudah dicerna, seperti air putih hangat, kurma atau buah dan sayuran yang tidak bersifat asam.
     

    4. Makan secukupnya, jangan berlebihan

    Makan dalam porsi besar sekaligus dapat membuat lambung bekerja lebih keras dan memicu naiknya asam lambung. Sebaiknya makan dengan perlahan dan dalam porsi yang cukup, baik saat sahur maupun berbuka. Jika masih merasa lapar, beri jeda sebelum makan kembali agar kerja lambung tidak terbebani.
     

    5. Hindari berbaring setelah makan

    Hal lain yang tidak kalah penting adalah jangan langsung berbaring setelah makan. Beri jeda kurang lebih 3 jam setelah waktu makan untuk tidur, demi mencegah terjadinya gejala refluks. Dengan demikian, penderita GERD tidak disarankan tidur kembali setelah sahur.
     

    6. Konsultasi dengan dokter

    Sebelum memutuskan untuk berpuasa, penderita GERD sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam atau gastroenterologi. Dokter akan memberikan rekomendasi obat-obatan yang aman dikonsumsi selama puasa serta waktu yang tepat untuk mengonsumsinya agar tetap efektif dalam mengontrol asam lambung.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Mendes optimistis swasembada pangan dapat segera terwujud

    Mendes optimistis swasembada pangan dapat segera terwujud

    Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto ketika mendampingi Menteri Koordinator (Menko) Pangan Zulkifli Hasan menghadiri Perayaan #DemiIndonesia Mandiri Pangan 2025 yang digelar di Lapangan Desa Pangkur, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (3/3/2025). ANTARA/HO-Humas Kemendes PDT.

    Mendes optimistis swasembada pangan dapat segera terwujud
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 03 Maret 2025 – 19:54 WIB

    Elshinta.com – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengatakan optimistis agenda swasembada atau kemandirian pangan dapat segera terwujud, terutama apabila ada kolaborasi dari beragam pihak.

    “Insya Allah, swasembada pangan yang kita impikan bakal segera terwujud jika ada kolaborasi,” kata Mendes PDT Yandri Susanto seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta.

    Hal tersebut diungkapkan Mendes ketika mendampingi Menteri Koordinator (Menko) Pangan Zulkifli Hasan menghadiri Perayaan #DemiIndonesia Mandiri Pangan 2025 yang digelar di Lapangan Desa Pangkur, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Senin (3/3).

    Ia juga menyampaikan bahwa Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) senantiasa siap menyukseskan swasembada pangan.

    “Kementerian Desa siap sukses swasembada pangan,” kata Mendes Yandri Susanto.

    Ia menyebutkan upaya Kemendes PDT mewujudkan swasembada pangan antara lain dengan mengamanatkan alokasi Dana Desa minimal sebesar Rp16 triliun untuk implementasi Program Ketahanan Pangan.

    Dalam Perayaan #DemiIndonesia Mandiri Pangan 2025 , Mendes Yandri dan Menko Pangan Zulkifli Hasan mengawali acara dengan melakukan tradisi methel, yaitu kegiatan panen perdana sebagai simbol rasa syukur sebelum panen raya dilakukan. Tradisi itu menjadi bentuk penghormatan kepada alam dan hasil bumi.

    Setelah prosesi methel, Mendes Yandri mengenakan topi caping mendampingi Menko Pangan secara simbolis menggelar panen raya.

    Setelah itu Menko Pangan menyaksikan transaksi pembelian gabah langsung dari petani setempat sebagai bentuk dukungan terhadap kesejahteraan petani dan stabilisasi harga gabah yang diputuskan dibeli Rp6.500 per kilogram.

    Menko Pangan Zulkifli Hasan mengatakan Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan percepatan swasembada pangan, mengingat sektor itu mencakup berbagai komoditas penting, seperti padi dan jagung untuk karbohidrat, kemudian ayam, telur, susu, dan daging sebagai sumber protein.

    Ia mengatakan keberhasilan swasembada pangan tidak bisa dicapai oleh pemerintah pusat sendirian, tetapi juga harus melibatkan berbagai elemen, baik dari pemerintah daerah hingga masyarakat luas.

    Sumber : Antara

  • Tantangan MBG di Depan Mata: Target Makin Tinggi dan Harga Bahan Pangan Kian Mahal

    Tantangan MBG di Depan Mata: Target Makin Tinggi dan Harga Bahan Pangan Kian Mahal

    Tantangan MBG di Depan Mata: Target Makin Tinggi dan Harga Bahan Pangan Kian Mahal
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Badan Gizi Nasional
    (BGN) menargetkan program
    Makan Bergizi Gratis
    (MBG) dapat menjangkau 6 juta penerima manfaat hingga Agustus 2025.
    Namun, tantangan terkait efisiensi anggaran dan
    kenaikan harga bahan pokok
    menjadi perhatian utama dalam perencanaan program ini.
    Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengakui bahwa kenaikan harga bahan pangan akan berdampak pada anggaran MBG.
    Oleh karena itu, BGN terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan rantai pasok tetap stabil.
    “Ya, tentu saja. Nanti pasti makin besar biaya yang dibutuhkan. Tapi itu rantai pasok harusnya jamin,” kata Dadan di Jakarta, Senin (3/3/2025).
    “Antisipasinya melalui rapat ini supaya kami kan memperlihatkan target bahwa sampai Agustus kami akan melayani 6 juta (penerima),” lanjut Dadan.
    Setelah Agustus, jumlah penerima akan meningkat signifikan.
    Pada November 2025, MBG ditargetkan menjangkau 82,9 juta penerima, yang berarti kebutuhan bahan pangan seperti telur dan beras akan melonjak drastis.
    “Itu berapa kebutuhannya tadi disebutkan. Tapi mulai dari akhir Agustus atau September, itu akan melonjak tajam, apalagi di Desember,” lanjut Dadan.
    “Kalau target 82,9 juta sudah tercapai, kita butuh 82,9 juta butir telur per hari atau sekitar 5 juta ton. Ini membutuhkan rantai pasok khusus yang harus disiapkan dari sekarang,” tambahnya.
    Dadan menjelaskan bahwa BGN tidak menetapkan standar menu nasional, melainkan hanya menetapkan standar komposisi gizi.
    Menu makanan akan disesuaikan dengan potensi sumber daya lokal dan kebiasaan makan masyarakat di setiap daerah.
     
    “Di Jawa Barat mungkin makan nasi, sementara di Papua lebih cocok papeda, dan di Halmahera mungkin singkong atau pisang rebus. Sumber protein pun berbeda, di Jawa telur dan ayam, di daerah pesisir lebih banyak ikan,” jelasnya.
    BGN memastikan bahwa pengadaan bahan baku akan dilakukan melalui koperasi, UMKM, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
    “Iya, sekarang mitra kami, mayoritas koperasi, UMKM, BUMDes, dan lain-lain yang menjadi pemasok di SPPG-SPPG yang sudah jalan,” jelas Dadan.
    “Dan kenapa hari ini rapat? Karena kami harus mengsinkronisasi antara kebutuhan kami yang terus meningkat dengan rantai pasoknya,” tambah Dadan.
    Saat ini, mayoritas pemasok MBG berasal dari koperasi, UMKM, dan BUMDes.
    Oleh karena itu, BGN terus melakukan sinkronisasi dengan kementerian terkait, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, dan Kementerian Kelautan untuk menjamin ketersediaan bahan pangan dalam jumlah besar.
    “Kalau program MBG sudah menjangkau 82,9 juta penerima, lalu kita tetapkan satu hari makan telur, apakah pasokannya cukup?” tanya dia.
    “Kita butuh sinkronisasi antara kementerian, karena ini menyangkut petani, peternak, nelayan, dan UMKM yang harus siap memenuhi permintaan dalam skala besar,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Presiden Prabowo Akan Terbitkan Aturan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis – Halaman all

    Presiden Prabowo Akan Terbitkan Aturan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menyebut Presiden Prabowo Subianto akan memberikan tugas ke masing-masing kementerian dan lembaga berkaitan dengan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Zulkifli Hasan menjelaskan, pelaksanaan MBG melibatkan banyak kementerian dan lembaga terkait. Sehingga Badan Gizi Nasional (BGN) tidak akan bekerja sendiri dalam pelaksanaan program prioritas Presiden Prabowo tersebut.

    “Perlu semua kerja sama, termasuk dalam suplai bahan-bahannya. Kemudian ada yang antar pelabuhan, antar daerah perdagangannya. Ini satu pekerjaan besar, oleh karena itu perlu satu aturan yang akan dirumuskan nanti bareng-bareng,” ujar pria yang akrab disapa Zulhas di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Senin (3/3/2025).

    Nantinya, kata Zulhas, aturan tersebut akan diterbitkan dalam bentuk Instruksi Presiden (Inpres) atau Peraturan Presiden (Perpres). Dasar aturan tersebut, dianggap krusial untuk pelaksanaan MBG, sehingga pembagian tugas antar kementerian atau lembaga lebih terstruktur.

    “Karena besar sekali. Kalau sampai 82,9 juta (penerima) itu beras saja 4 juta (ton), telur itu banyak sekali,” terang Zulhas. 

    Selain itu, perlu juga aturan yang menggarisbawahi soal isu-isu lingkungan. Hal tersebut penting dipersiapkan dengan baik agar dampak lingkungannya tidak terjadi.

    “Inpres yang diperlukan untuk mengatur masing masing lembaga apa tugasnya. Kalau tidak diatur nanti ragu ragu, misalnya ada distribusi antar daerah itu kan perlu aturan. Tugas-tugas Pemerintah Daerah seperti apa, saya kira perlu Inpres,” kata Zulhas.

    Dia mencontohkan, misalnya aturan yang mengatur mengenai pembagian asupan protein di masing-masing wilayah.

    “Persiapannya kalau di Jawa ayam, di Sumatera mungkin ikan, persiapan di masing-masing daerah yang diperlukan apa saja sehingga ketersidaan bahannya ada,” tutur Zulhas.

  • Presiden Prabowo Akan Terbitkan Aturan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis – Halaman all

    Menko Pangan: Bulan ini Makan Bergizi Gratis Akan Serap Anggaran Hingga Rp 2 Triliun Per Bulan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan menyerap anggaran hingga Rp 2 triliun per bulan dimulai pada Maret 2025.

    Pria yang akrab disapa Zulhas ini berujar, Januari dan Februari 2025 merupakan persiapan untuk menyelenggarakan MBG. Sedangkan, Maret akan dimulai secara masif di seluruh Indonesia. Diperkirakan akan menyerap anggaran sebesar Rp 2 triliun per bulan.

    “Diperkirakan Maret akan dilaksanakan mungkin per bulan bisa menyerap anggaran sampai Rp 1 triliun – Rp 2 triliun satu bulan,” ujar Zulhas di Kantor Menko Pangan, Jakarta Pusat, Senin (3/3/2025).

    Zulhas menjelaskan, sejak Januari-Februari serapan anggaran dari program MBG memang terbilang masih minim. Hal tersebut disebabkan karena urusan anggaran pemerintah baru selesai di akhir Februari.

    “Selama ini dapur-dapur yang dibangun bermitra. Oleh karena itu, perlu kita persiapkan rantai pasok persiapan. Karena butuhnya besar sekali,” ujar Zulhas.

    Zulhas memaparkan, kebutuhan pangan untuk MBG akan besar. Namun, nantinya asupan protein akan disesuaikan dengan daerahnya. Misal di Pulau Jawa asupan protein dalam MBG adalah ayam, sedangkan di Pulau Sumatera asupan proteinnya ikan.

    “Di Jawa tentu berbeda dengan Sumatera. Sumatera tentu akan berbeda dengan Indonesia Timur makanannya. Oleh karena itu, kita perlu persiapan dan ketersediaan bahan-bahannya. Karena Maret ini akan berkali-kali lebih besar, bahkan nanti tentu sampai akhir tahun akan sampai 82,9 juta penerima manfaat,” terang Zulhas.