Produk: protein

  • Anti Loyo, Berikut Tips Tetap Bugar Selama Berpuasa

    Anti Loyo, Berikut Tips Tetap Bugar Selama Berpuasa

    Jakarta

    Bulan Ramadan adalah momen yang penuh berkah, namun puasa seharian sering kali membuat tubuh terasa lemas dan mudah lelah. Hal ini dikarenakan tubuh tidak menerima asupan bergizi yang bersumber dari makanan atau minuman selama berjam-jam.

    Saat tubuh terasa lemas, aktivitas sehari-hari pun bisa terganggu. Alhasil, jadi tidak mood untuk melakukan apapun.

    Namun, puasa bukanlah alasan untuk tidak produktif sepanjang hari. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa tips agar tetap bugar dan tidak mudah lemas selama berpuasa:

    1. Perhatikan Asupan Makanan saat Sahur

    Pastikan makanan sahur mengandung kombinasi yang baik antara karbohidrat, protein, dan lemak sehat. Kombinasi makanan sehat dan penuhi kebutuhan cairan tubuh akan memberikan energi yang cukup untuk menjalani puasa dengan lancar.

    Hindari makanan yang terlalu pedas atau berminyak karena bisa menimbulkan rasa haus dan tubuh tidak nyaman saat berpuasa.

    2. Istirahat Cukup

    Selama Ramadan, banyak orang yang mengalami perubahan pola tidur akibat bangun sahur pada dini hari. Pola tidur yang berantakan berakibat badan lelah di siang hari.

    Supaya pola tidur terjaga, usahakan kamu istirahat malam lebih cepat. Hindari aktivitas malam yang tergolong menguras tenaga.

    Sekalipun di siang hari terasa kantuk yang besar, usahakan untuk melakukan power nap dengan tertidur selama 20 menit saja. Sebab power nap bisa mengembalikan stamina tubuh.

    3. Pilih Makanan dengan Serat Tinggi

    Makanan tinggi serat mampu memberikan rasa kenyang lebih lama dan memberikan sumber energi yang lebih stabil. Beberapa makanan tinggi serat di antaranya nasi merah, roti gandum, telur, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan.

    4. Olahraga

    Kata siapa puasa berarti tidak berolahraga? Saat berpuasa, sempatkan olahraga ringan di rumah atau jogging sambil ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa.

    Sebab, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyarankan untuk olahraga minimal 150 menit per minggu. Setelah itu WHO juga menyarankan agar menambahkan dua kali per minggu latihan beban untuk menjaga kesehatan tubuh.

    5. Konsumsi Air Mineral dengan Mineral Esensial

    Selain itu untuk mendapatkan tubuh sehat, setiap orang harus memastikan asupan air mineral yang dikonsumsi memiliki kandungan mineral berkualitas. Kandungan mineral berkualitas memiliki manfaat untuk meningkatkan metabolisme, imunitas tubuh, dan menjaga kesehatan sistem pencernaan.

    Salah satu air mineral yang mengandung mineral berkualitas yaitu Le Minerale. Le Minerale bisa diminum sebelum mengonsumsi teh manis atau takjil.

    Setelah puasa seharian, tubuh pasti kekurangan cairan dan mineral. Le Minerale merupakan air mineral dengan mineral esensial berkualitas seperti kalsium, magnesium, kalium, bikarbonat, dan klorida yang penting untuk kesehatan tubuh. Mineral esensial Le Minerale dapat membantu memenuhi mineral harian dan menjaga kebugaran tubuh selama berpuasa.

    Le Minerale satu-satunya yang mencantumkan kandungan mineral di kemasannya. Hal ini menjadi jaminan kualitas Le Minerale.

    Setelah itu, Anda bisa mengonsumsi es teh manis, dengan rasa manisnya yang pas dan tinggi antioksidan, cepat hilangkan lemas setelah berbuka.

    (akd/ega)

  • Ikan dan Ati Ayam Makanan Kaya Kandungan Zat Besi, Dokter: Minumnya Jangan Teh dan Susu – Halaman all

    Ikan dan Ati Ayam Makanan Kaya Kandungan Zat Besi, Dokter: Minumnya Jangan Teh dan Susu – Halaman all

    Banyak orang tua yang tidak memiliki pengetahuan mengenai makanan apa saja yang mengandung zat besi.

    Tayang: Rabu, 12 Maret 2025 17:10 WIB

    HO/SGM Eksplor

    MAKANAN KANDUNGAN ZAT BESI – Dokter Gizi Medik, Dr. dr Dian Novita Chandra M.Gizi saat acara Editor Briefing SGM Eksplor di Jakarta, Senin(10/3/2025) mengatakan sebenarnya banyak panganan lokal yang mengandung zat besi dan mudah dijangkau dari segi harga. Ia menyebut ikan dan ati ayam yang dinilai banyak kandungan zat besinya. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemenuhan zat besi cukup penting untuk mendukung perkembangan anak, terutama dalam hal daya pikir, fokus, dan memori belajar.

    Sayangnya, masih banyak orang tua yang tidak memiliki pengetahuan mengenai makanan apa saja yang mengandung zat besi.

    Dokter Gizi Medik, Dr. dr Dian Novita Chandra M.Gizi mengatakan sebenarnya banyak panganan lokal yang mengandung zat besi dan mudah dijangkau dari segi harga.

    Ia menyebut ikan dan ati ayam yang dinilai banyak kandungan zat besinya.

    “Pangan lokal(yang mengandung zat besi) ketersediaannya cukup melimpah sebenarnya, tapi terkadang harga mempengaruhi untuk mengkonsumsi. Tapi misalnya untuk kalangan ekonomi terbatas apabila di daerah tempat tinggal mereka ada ikan, ikan lebih murah, ikan banyak zat besi. Bisa juga ati ayam,” ujar dr Dian Novita saat Editor Briefing yang digelar SGM Eksplor di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

    Menurut dr Dian, masyarakat yang ingin memenuhi kandungan zat besi pada sajian makanannya tiap hari bisa mengaturnya dengan gonta ganti menu antara ikan dan ati ayam.

    “Dua minggu ati ayam, dua minggu ikan, misalnya begitu,” ujarnya.

    Hal yang terpenting menurut dr Dian, dalam menu harus ada makanan yang mengandung protein hewani, buah yang kaya vitamin C.

    “Serta setelah makan selalu minum air putih, jangan minum teh, karena itu akan mengganggu penyerapan ke dalam tubuh. Jeda dua sampai tiga jam antara makan dan minum susu dan teh,” kata dr Dian.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’61’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Ini Alasan Dokter Tak Anjurkan Langsung Makan Berat saat Buka Puasa

    Ini Alasan Dokter Tak Anjurkan Langsung Makan Berat saat Buka Puasa

    Jakarta

    Buka puasa kerap menjadi ajang ‘balas dendam’ setelah tidak makan seharian. Tak jarang seseorang langsung memilih makan berat untuk dijadikan santapan saat berbuka puasa.

    Spesialis gizi klinik dr Davie Muhammad, SpGK menyarankan untuk tidak langsung makan besar saat berbuka puasa. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya lonjakan gula darah.

    “Lonjakan gula darah akan berakibat mudah ngantuk dan mudah lapar kembali. Sehingga upayakan memilih takjil seperti buah potong tinggi air atau kurma,” jelas dr Davie pada detikcom, Jumat (7/3/2025).

    Saat berbuka puasa, dianjurkan mengonsumsi makanan yang ringan, dominan konsumsi buah potong tinggi air atau kurma sekitar 3-4butir. Disarankan juga tidak asupan makanan tinggi gula dan tepung untuk dijadikan menu takjil.

    Untuk makan berat, dr Davie menganjurkan dilakukan setelah salat Magrib. Tentunya dengan komposisi yang lengkap dan seimbang.

    “Jeda shalat maghrib barulah makan (atau) sebelum isya dengan komposisi lengkap dan seimbang mengandung karbohidrat, protein dan serat,” tandasnya.

    (sao/kna)

  • Pria Ini Sukses Pangkas 25 Kg dalam 90 Hari, Transformasinya Bikin Pangling

    Pria Ini Sukses Pangkas 25 Kg dalam 90 Hari, Transformasinya Bikin Pangling

    Jakarta

    Seorang pria di Belanda berhasil menurunkan berat badannya secara drastis dalam waktu 90 hari. Joachim Scheffer, yang dikenal di media sosial sebagai ‘ThatFatFreeRunner’, itu berjuang untuk menurunkan berat badan dengan berbagai program diet jangka pendek dan tidak ada hasilnya.

    Namun, pada 2024 memulai tantangan baru untuk mengubah rutinitas latihannya, gaya hidup sehari-hari, dan kebiasaan makannya hanya dalam waktu tiga bulan.

    Scheffer mengalami obesitas dengan berat sekitar 114 kg. Di bawah program intensif yang ditetapkan oleh pelatihnya, Stan Browney, ia berhasil menurunkan berat badannya hingga 25,5 kg.

    Selama berprogram penurunan berat badan, Scheffer menggabungkan latihan angka beban dan latihan dengan alat gym.

    Pola Makan Diatur

    Pola makan Scheffer juga diperhatikan dan diatur. Dia tidak lagi boleh mengonsumsi pizza dan beralih ke makanan yang rendah kalori serta tinggi protein.

    Pada minggu pertama, ia berhasil menurunkan berat badan hingga 3 kg hanya dengan mengikuti rutinitas latihan pembakar lemak di tempat gym secara konsisten.

    Namun, perjalanan diet Scheffer tidak mulus. Ia sempat berada pada titik jenuh pada hari ke-10 dan berat badannya tidak turun.

    “Berat badannya tidak turun, saya tidak tahu persis mengapa,” kata Browney, dikutip dari Daily Mail.

    Penurunan Berat Badan yang Drastis

    Browney merinci rutinitas olahraga yang dijalani Scheffer selama program dietnya. Ia lari bebas dan berjalan kaki hingga berhasil membawanya untuk kembali produktif menurunkan berat badan.

    Bahkan, Browney meminta Scheffer menggunakan pelacak di ponselnya untuk memastikan ia berhasil mencapai 10.000 langkah per hari.

    “Saya tidak terlalu suka berjalan ke mana pun, jadi saya membuatnya lebih menyenangkan dengan mendengarkan musik,” kata Scheffer .

    “Namun, dengan berjalan kaki dapat membakar lebih banyak kalori,” sambungnya.

    Pada hari ke-11, berat badannya turun dari 114 menjadi 109 kg.

    “Saya bahkan tidak ingat kapan terakhir kali saya masuk dalam kategori di bawah 110 kg, itu gila. Begitu banyak kemajuan saat saya bercermin,” tuturnya.

    Setelah 30 hari, ia melakukan pemeriksaan penurunan berat badan lengkap pertamanya. Scheffer mengukur lingkar dada dan pinggangnya, yang masing-masing turun 13 cm dan 15 cm.

    Berat badannya juga turun menjadi 103 kg, yang menandakan beratnya turun sebanyak 11 kg.

    Pada hari ke-50, berat badannya mencapai 98 kg dan pada hari ke-60, 93,6 kg yang menandai penurunan 18 kg dari awal tantangan ini dilakukan.

    Dengan hanya 10 hari tersisa di hari ke-80, berat badannya terus turun menjadi 90 kg. Penurunan berat badan yang mengejutkan sebesar 23 kg.

    “Gaya hidup saya telah berubah, saya melihat begitu banyak hal baik, manfaat yang baik,” beber Scheffer .

    Pada penimbangan terakhir di hari ke-90 lingkar pinggangnya turun menjadi 86 cm, turun 25 cm. Sementara lingkar perutnya turun sekitar 27 cm, menjadi perutnya hanya 94 cm.

    Berat akhir keseluruhannya tercatat sebesar 88,5 kg, 25,5 kg lebih rendah daripada saat ia memulai tantangan tersebut.

    “Anda tampak seperti orang yang sama sekali berbeda, saya tidak mengenali Anda, kawan,” ujar Browney.

    (sao/kna)

  • Puasa Sehat, Saatnya Diet! Ini Tips Agar Target Turunkan Berat Badan Saat Ramadan Tak Meleset – Halaman all

    Puasa Sehat, Saatnya Diet! Ini Tips Agar Target Turunkan Berat Badan Saat Ramadan Tak Meleset – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM  – Bulan Ramadan merupakan bulan istimewa bagi umat muslim. Bulan ini jadi momen religi tapi juga perbaikan fisik untuk kembali menjadi fitri.

    Berpuasa melatih fisik juga merawat kesehatan. 

    Banyak manfaat puasa bagi tubuh. 

    Seperti dilansir dari Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PB PEGI), berpuasa bisa  meningkatkan kesehatan saluran cerna.

    Berpuasa juga bisa menjaga berat badan dan kolesterol pun menurun.

    “Bulan Ramadan ini pastinya merupakan momentum yang sangat ideal bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan terutama dengan adanya ibadah puasa,” kata Veronica, S.Gz., Ahli Gizi LIGHThouse, klinik manajemen berat badan dari LIGHT Group.

    Tapi jangan salah langkah ya dietnya agar target berat badan tak meleset.

    Nah, puasa seperti apakah yang efektif untuk mencapai tujuan penurunan berat badan ideal?

    “Untuk memastikan diet kita efektif dan sehat, pastinya kita harus memperhatikan jumlah dan makanan yang kita konsumsi baik saat sahur maupun berbuka.”

    Menurut Veronica, Kliniknya telah membantu lebih dari 90.000 pasien menurunkan berat badan melalui
    program LIGHTweight -signature diet program yang dibuat oleh dr Grace Judio Kahl – CEO dan
    Founder LIGHT Group.

    Program ini memberikan hasil 3.5x lebih efektif dalam menurunkan berat badan melalui pengaturan pola makan yang tepat serta keberlanjutan perubahan kebiasaan pola makan para pasien.

    Berikut beberapa tips jaga pola makan saat Ramadan dari LIGHThouse Clinic.

    1. Sahur untuk energi 

    Ilustrasi sahur (Freepik)

    Saat sahur, konsumsi makanan bergizi untuk energi seharian.

    Sahur adalah waktu makan yang sangat penting untuk menjaga stamina sepanjang hari.

    Disarankan untuk mengonsumsi:
    • Boleh namun membatasi, karbohidrat kompleks seperti nasi merah, oatmeal, atau roti
    gandum.

    • Protein berkualitas tinggi dari telur, ikan, ayam tanpa kulit.

    • Serat dan lemak sehat dari sayuran hijau, buah-buahan, alpukat, dan kacang-kacangan
    untuk mendukung pencernaan.
    • Chia Oat agar memberikan energi dan tidak mudah lapar, cocok
    dikonsumsi saat sahur.

    • Air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi, minimal 2-3 gelas saat sahur.

    Masyarakat juga diimbau untuk menghindari makanan yang terlalu asin atau manis berlebihan
    karena dapat menyebabkan dehidrasi dan lonjakan gula darah yang cepat turun.

    2. Makan bertahap saat berbuka puasa

    ILUSTRASI buka puasa – adwal buka puasa sekaligus azan Magrib pada Minggu, 18 April 2021 atau 6 Ramadhan 1442 H untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. (geo.tv)

    Berbuka dengan makanan yang sehat sangat penting agar tubuh tidak kaget setelah seharian berpuasa. 

    Idealnya, berbuka diawali dengan:
    • Air putih dan kurma, yang memberikan energi cepat dan membantu tubuh kembali
    terhidrasi.

    • Cari pemanis pengganti sirup yang rendah kalori dan rendah gula dan dapat dikombinasikan dengan bahan lain seperti cincau atau buah-buahan.

    • Makan utama secara bertahap, dengan mengonsumsi makanan bergizi yang mencakup protein sehat, karbohidrat kompleks, dan sayuran.

    • Menghindari makanan berminyak dan gorengan, karena bisa memperlambat
    metabolisme dan menyebabkan gangguan pencernaan.

    • Menghindari konsumsi jajanan manis tinggi gula dan karbohidrat, sebagai alternatif
    dapat mengonsumsi  puding praktis dengan rasa yang manis namun memiliki kalori dan gula yang rendah.

    3. Pola makan setelah tarawih

    Jika masih merasa lapar setelah tarawih dan sebelumnya belum mengonsumsi makanan berat, disarankan mengonsumsi makanan rendah kalori. 

    Mi dapat menjadi santapan malam dengan tambahan protein ayam dan sayur dalam sajian. Pilih yang rendah kalori. 

    4. Hindari makanan berminyak dan gorengan

    Kris wajan penggorengan ultima (istimewa)

    Tentunya sajian bersantan, berminyak dan gorengan cukup menggiurkan saat berbuka puasa, namun memiliki risiko memperlambat metabolisme dan menyebabkan gangguan pencernaan dan memperburuk kualitas tidur.

    Untuk mencegah konstipasi saat menjalani puasa, dapat mengonsumsi minuman tinggi serat untuk memenuhi kebutuhan serat harian saat puasa.

  • Sering Lemas Saat Puasa? Ini 5 Tips agar Tetap Produktif Selama Ramadan

    Sering Lemas Saat Puasa? Ini 5 Tips agar Tetap Produktif Selama Ramadan

    Jakarta

    Ramadan menjadi bulan penuh berkah yang banyak ditunggu-tunggu. Sayangnya, selama Ramadan, rasa lemas dan kurang bertenaga sering kali muncul saat menjalani ibadah puasa.

    Adapun rasa lemas bisa muncul lantaran perbedaan pola makan dan tidur selama puasa sehingga tingkat energi menurun. Akibatnya, tubuh menjadi kurang fokus dan tidak produktif selama puasa sehingga mengganggu pekerjaan atau kegiatan rumah tangga.

    Namun, perbedaan pola makan dan tidur bukan berarti mustahil bagi Anda untuk tetap produktif. Melansir berbagai sumber, berikut 5 tips agar selalu produktif dan bertenaga selama puasa Ramadan.

    1. Perhatikan Makanan Sahur & Berbuka

    Pola makan yang tepat saat sahur dan berbuka akan mempengaruhi energi tubuh selama puasa. Pastikan untuk tidak melewatkan waktu sahur agar tubuh tetap berenergi sepanjang hari. Selain itu, pilihlah makanan yang bernutrisi yang kaya serat, karbohidrat dan protein. Saat berbuka puasa, hindari makanan yang mengandung gula berlebihan atau makanan berminyak.

    2. Tidur yang Cukup

    Kurang tidur bisa menjadi salah satu penyebab hilangnya fokus dan sulit untuk tetap produktif. Hal ini membuat tubuh cepat lelah dan mengganggu konsentrasi. Sebaiknya, hindari begadang agar bisa bangun pagi dengan segar. Jika memungkinkan, lakukan tidur siang singkat (power nap) setelah selesai beraktivitas untuk mengembalikan energi.

    3. Pastikan Tubuh Terhidrasi

    Selain makanan, penting juga untuk memperhatikan kebutuhan cairan tubuh agar tak dehidrasi saat puasa. Salah satu cara mudah yang dilakukan adalah dengan mengonsumsi air yang cukup, baik saat sahur maupun berbuka. Tubuh yang terhidrasi dengan baik dapat mempertahankan tingkat energi harian sehingga bisa tetap produktif selama puasa.

    4. Tetap Aktif

    Meskipun berpuasa, olahraga harus tetap dilakukan untuk menjaga energi tubuh. Cobalah untuk melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, atau stretching selama 30 menit. Hal ini akan membuat tubuh tetap aktif dan tidak merasa lesu.

    5. Konsumsi Suplemen

    Terakhir yang tak kalah penting adalah mengonsumsi vitamin atau suplemen. Pasalnya, tubuh membutuhkan tambahan dari suplemen untuk menjaga keseimbangan gizi selama berpuasa. Agar tetap bisa fokus dan produktif sepanjang hari, cobalah konsumsi Sido Muncul Natural Ginkgo Biloba.

    Seperti diketahui, Ginkgo Biloba merupakan tumbuhan yang berasal dari Tiongkok dan dikenal dengan tumbuhan ‘panjang umur’ karena bisa hidup sampai 200 tahun. Biasanya, daun ginkgo dapat dimanfaatkan untuk mengobati amnesia, gangguan kognitif, aritmia, penyumbatan pembuluh darah.

    Sido Muncul Ginkgo Biloba Foto: Sido Muncul

    Mengonsumsi Sido Muncul Natural Ginkgo Biloba selama bulan puasa, dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif, termasuk memori dan konsentrasi. Tak hanya itu, Sido Muncul Natural Ginkgo Biloba juga dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan melancarkan aliran darah ke seluruh tubuh.

    Buat Anda yang sering sakit kepala atau migrain saat puasa, kandungan Ginkgo Biloba dalam Sido Muncul Natural juga memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan yang mampu melebarkan pembuluh darah sehingga membantu aliran darah menuju otak. Dengan demikian, gejala migrain bisa berkurang.

    Sido Muncul Ginkgo Biloba Foto: Sido Muncul

    Untuk meningkatkan produktivitas saat puasa, Anda dapat mengonsumsi Sido Muncul Natural Ginkgo Biloba satu kali sebelum tidur dan saat sahur sesudah makan.

    Sido Muncul Natural Ginkgo Biloba telah terstandarisasi 24% Ginkgo Flavon Glycosides yang merupakan dosis yang direkomendasikan dari ekstrak kering standar untuk penggunaan oral ginkgo. Suplemen ini juga bebas gelatin karena menggunakan cangkang kapsul alami (vegetable capsules)

    Adapun Sido Muncul Natural Ginkgo Biloba saat ini bisa dibeli di apotek dan apotek modern terdekat, atau secara online di www.sidomuncul.co.id serta Sido Muncul Store di marketplace kesayangan kalian.

    (anl/ega)

  • Resep Viral Kurma Butter Disebut Bantu Jaga Kadar Gula Darah, Ini Faktanya

    Resep Viral Kurma Butter Disebut Bantu Jaga Kadar Gula Darah, Ini Faktanya

    Jakarta

    Resep kurma dengan tambahan unsalted butter viral di media sosial sebagai alternatif menu buka puasa. Selain enak, kombinasi makanan ini disebut dapat membantu mengontrol gula darah hingga menyehatkan pencernaan.

    Praktisi kesehatan dr Ulul Albab menjelaskan, kurma memang memiliki keistimewaan tersendiri. Meski manis, kurma tidak memicu lonjakan gula darah secepat makanan takjil lain yang mengandung gula tambahan.

    Selama dikonsumsi tidak berlebihan, kurma sangat cocok menjadi makanan pembuka saat buka puasa. dr Ulul yang juga Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini menyarankan 3 buah kurma sebelum dilanjutkan ke makanan berat.

    Menurut dr Ulul, menambahkan unsalted butter pada kurma hanya soal preferensi saja. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang mengaitkan konsumsi unsalted butter dengan lonjakan gula darah yang lebih terkontrol.

    “Masalah ditambah dengan butter, kadang-kadang dengan madu, dan sebagainya itu memang perlu diteliti lebih lanjut. Tapi yang pasti adalah kurma adalah salah satu makanan yang disunahkan,” ucap dr Ulul ketika ditemui awak media di Depok, Jawa Barat, Senin (10/3/2025).

    dr Ulul mengingatkan, kurma hanya bagian dari menu pembuka saat buka puasa. Tubuh tetap memerlukan nutrisi lain seperti karbohidrat, protein, mineral, dan sedikit lemak, yang didapatkan dari makanan berat.

    Ia menambahkan, puasa secara umum sebenarnya sudah sangat baik untuk menjaga kadar gula darah. Selama berpuasa, terjadi perubahan sistem metabolisme yang lebih baik, sehingga status kesehatan secara keseluruhan juga lebih terjaga.

    “Puasa itu membuat gula darah terkontrol. Biasanya dengan berpuasa maka metabolisme tubuh itu menjadi lebih bagus, teratur. Bukan hanya gula teratur, tapi tensi terkontrol, kemudian beberapa seperti asam urat dan kolesterol juga terkontrol,” tandasnya.

    (avk/up)

  • Gen Z Banyak Kena Asam Lambung, Dokter Sarankan Menu Ini Saat Buka Puasa

    Gen Z Banyak Kena Asam Lambung, Dokter Sarankan Menu Ini Saat Buka Puasa

    Jakarta

    Praktisi kesehatan dr Ulul Albab menuturkan saat ini terjadi pergeseran tren penyakit maag atau lambung. Saat ini, penyakit tersebut lebih banyak dialami generasi muda dengan setidaknya 36 persen insiden ditemukan di kalangan Gen Z.

    Diduga, penyebabnya adalah perubahan pola makan yang tidak sehat hingga tingkat stres yang tinggi di kalangan anak muda. Beban kerja atau tugas kuliah yang berat juga dapat meningkatkan risiko masalah asam lambung.

    “Persentasenya sampai 36 persen sebenarnya itu menarik, kita juga bingung kenapa Gen Z kena asam lambung. Karena dulu orang yang terkena asam lambung sudah 40 tahun ke atas, sekarang tidak,” katanya ketika ditemui awak media di kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (10/3/2025).

    “Dengan beberapa faktor fisik, dan faktor luar seperti makanan pola makan, dan juga pola stres, pola kerja dan beban kuliah, itu pasti akan meningkatkan risiko asam lambung,” sambung dr Ulul yang juga Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

    dr Ulul mengatakan, temuan tersebut cukup memprihatinkan mengingat jumlah Gen Z begitu banyak di Indonesia. Oleh karena itu, kesadaran akan pola makan yang baik dan pengelolaan stres harus lebih banyak diketahui oleh anak muda.

    Bagi yang punya masalah lambung, ia juga mengingatkan untuk lebih memperhatikan makanan ketika berbuka puasa. Ini penting untuk mencegah masalah lambung menjadi lebih parah.

    Menurut dr Ulul, masyarakat harus bisa membatasi asupan makan-makanan yang dapat merangsang lambung ketika buka puasa.

    “Makanan yang merangsang lambung, biasanya dia berlebihan dari bersantan, asam, kemudian pedas,” ujarnya.

    Beberapa makanan lain yang sebaiknya dibatasi konsumsinya ketika buka puasa meliputi gorengan, makanan kuah santan kental, minuman bersoda, cuka, hingga sayuran dan buah yang mengandung gas, seperti kol, sawi, nangka, dan durian.

    Sedangkan, makanan yang ramah lambung contohnya seperti makanan sumber protein seperti daging, brokoli, kurma, dan pisang. Santan dan minyak masih diperbolehkan namun sebaiknya dalam jumlah yang sedikit.

    Sumber karbohidrat seperti nasi, roti, kentang, bihun, dan jagung juga aman untuk lambung saat berbuka puasa. Pengolahan makanan yang disarankan seperti pepes, bakar, tim, semur, dan panggang.

    (avk/up)

  • Kemungkinan Alasan Pemilik Golongan Darah A Lebih Berisiko Kena Stroke Dini

    Kemungkinan Alasan Pemilik Golongan Darah A Lebih Berisiko Kena Stroke Dini

    Jakarta

    Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology menemukan bahwa orang dengan golongan darah A berisiko mengalami stroke dini.

    Menurut para peneliti, belum ada jawaban pasti kenapa orang dengan golongan darah A dapat mengalami stroke dini. Tetapi, para ahli saraf di University of Maryland mungkin menemukan kemungkinan jawabannya.

    “Kemungkinan besar ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah, seperti trombosit dan sel yang melapisi pembuluh darah serta protein sirkulasi lainnya, yang semuanya berperan dalam pembentukan bekuan darah,” tulis penulis senior dan ahli saraf vaskular Steven Kittner, dikutip dari Financial Express.

    Para peneliti juga menekankan perlu adanya lebih banyak penelitian lanjutan untuk mengklarifikasi mekanisme peningkatan risiko stroke.

    Mereka menemukan peningkatan risiko stroke pada golongan darah A menjadi tidak signifikan pada kelompok usia lanjut. Ini menunjukkan bahwa stroke yang terjadi pada awal kehidupan mungkin memiliki mekanisme yang berbeda, dibandingkan dengan stroke yang terjadi di kemudian hari.

    Selama penelitian, para ilmuwan menemukan bahwa stroke pada usia yang lebih muda cenderung tidak disebabkan oleh penumpukan lemak di arteri. Kondisi ini kerap disebut aterosklerosis.

    “Stroke pada orang yang lebih muda cenderung tidak disebabkan oleh penumpukan lemak di arteri (proses yang disebut aterosklerosis). Itu lebih mungkin disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pembentukan bekuan darah,” tulis para ahli, dikutip dari ScienceAlert.

    Penelitian tersebut juga menyebut golongan darah lain yang lebih mungkin mengalami stroke di usia dini. Mereka menemukan orang dengan golongan darah B sekitar 11 persen lebih mungkin mengalami stroke dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami stroke, terlepas dari usia mereka.

    (sao/kna)

  • Sosialisasi MBG di Mempawah, Komisi IX DPR Pantau Standar Gizi

    Sosialisasi MBG di Mempawah, Komisi IX DPR Pantau Standar Gizi

    Mempawah, Beritasatu.com – Program makan bergizi gratis (MBG) terus diperkenalkan kepada masyarakat, termasuk di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar). Anggota Komisi IX DPR Alifudin mengatakan pihaknya yang memiliki tugas pengawasan di sektor kesehatan akan terus memantau implementasi program ini hingga ke lapangan untuk memastikan tujuannya tercapai.

    “Kami berharap pemerintah memastikan bahan makanan yang disalurkan memiliki standar gizi yang sesuai serta tepat sasaran. Evaluasi dan pengawasan ketat perlu dilakukan agar program ini benar-benar dapat mengatasi permasalahan gizi di masyarakat,” ujar Alifudin dalam sosialisasi MBG di Mempawah, Kalbar bersama perwakilan BGN serta para tokoh masyarakat, Senin (10/3/2025).

    Menurut Alifudin program MBG ini adalah bentuk kepedulian pemerintah terhadap pemenuhan gizi masyarakat yang masih memiliki keterbatasan akses terhadap makanan sehat.

    “Kami menegaskan pemenuhan gizi yang baik adalah hak seluruh warga negara. Selain itu, kami juga menekankan pentingnya menjaga kualitas dan keberlanjutan program ini,” ujar 

    Inisiatif MBG, yang telah diluncurkan pemerintah sejak 6 Januari 2025, kini diterapkan secara serentak di 245 lokasi di seluruh Indonesia dan mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Secara bertahap, program ini akan terus diperluas ke berbagai wilayah.

    Alifudin menilai sinergi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci kesuksesan program MBG.

    “Kami mengingatkan pentingnya kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjalankan program ini. Harapannya, program ini tidak hanya menjadi solusi jangka pendek tetapi juga mampu mendorong pola konsumsi yang lebih sehat di masyarakat,” jelas Alifudin.

    Dalam pelaksanaannya, program MBG akan mendistribusikan makanan yang telah memenuhi standar gizi yang mencakup protein, vitamin, mineral, dan energi yang seimbang.

    Kebijakan MBG ini diadopsi dari negara-negara maju yang telah menerapkannya selama puluhan tahun dan terbukti efektif dalam menciptakan generasi yang sehat dan kuat.

    Program MBG diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju bangsa yang lebih sehat, produktif, dan memiliki daya saing tinggi. Pada April 2025, ditargetkan sebanyak 3 juta anak Indonesia akan memperoleh makanan bergizi.

    Jumlah ini akan meningkat menjadi 15 juta pada Agustus 2025 dan pada akhir tahun seluruh anak Indonesia yang membutuhkan diharapkan dapat menikmati manfaat program MBG ini.