Produk: protein

  • 5 Makanan Tinggi Kolagen untuk Kulit Sehat dan Glowing, Bye-bye Keriput

    5 Makanan Tinggi Kolagen untuk Kulit Sehat dan Glowing, Bye-bye Keriput

    Jakarta

    Kolagen merupakan protein yang terdapat di dalam kulit, tulang, tendon, otot, dan ligamen. Tubuh sebenarnya dapat memproduksi kolagen secara alami. Akan tetapi, seiring bertambahnya usia, jumlah kolagen yang diproduksi oleh tubuh akan menurun.

    Akibatnya, kerutan dan penipisan kulit semakin terlihat seiring bertambahnya usia. Manusia memang membutuhkan asupan kolagen dalam menjaga penampilan dan keremajaan kulit.

    Sebab, mengonsumsi lebih banyak makanan tinggi kolagen dapat membantu merawat kesehatan kulit, rambut, dan kuku. Dikutip dari Healthline, berikut sederet makanan yang mengandung tinggi kolagen.

    1. Ayam

    Produksi kolagen bisa meningkat jika mengonsumsi daging ayam. Pasalnya, daging ayam tinggi akan kandungan protein dan asam amino, yang diperlukan tubuh untuk memproduksi kolagen. Kandungan kolagen bervariasi pada seluruh bagian ayam. Misalnya, daging paha mengandung lebih banyak kolagen daripada daging dada.

    Sebuah studi pada tikus tahun 2022 menggunakan tulang dan tulang rawan ayam sebagai sumber kolagen untuk meredakan radang sendi, peradangan, dan masih banyak lagi.

    2. Ikan

    Seperti hewan lainnya, ikan memiliki tulang dan ligamen yang terbuat dari kolagen. Beberapa orang mengklaim kolagen laut adalah salah satu yang paling mudah diserap.

    Menurut sebuah penelitian Tinjauan studi tahun 2023 , bentuk kolagen ini mungkin lebih mudah diperoleh secara hayati dan sangat bermanfaat untuk kesehatan dan elastisitas kulit.

    3. Putih Telur

    Meskipun telur tidak mengandung jaringan ikat seperti banyak produk hewani, telur juga termasuk makanan yang mengandung kolagen tinggi. Dalam putih telur, terdapat prolin, yaitu salah satu jenis asam amino yang diperlukan tubuh untuk membuat kolagen.

    4. Buah Jeruk

    Vitamin C berperan penting dalam produksi pro-kolagen, prekursor kolagen dalam tubuh. Buah jeruk seperti jeruk, grapefruit, lemon, dan limau kaya akan vitamin C yang mendukung produksi kolagen.

    5. Berry

    Strawberry, raspberry, blueberry, dan blackberry mengandung vitamin C tinggi serta antioksidan yang melindungi kulit dari kerusakan.

    (suc/suc)

  • Manfaat Makan Kurma Sebelum Tidur, Efeknya ke Tubuh Nggak Main-main

    Manfaat Makan Kurma Sebelum Tidur, Efeknya ke Tubuh Nggak Main-main

    Jakarta

    Kurma adalah salah satu buah paling populer di dunia. Tidak hanya lezat, buah yang tumbuh subur di Timur Tengah ini memiliki kandungan nutrisi yang begitu lengkap, seperti serat, gula, protein, karbohidrat, kalsium, zat besi, kalium, magnesium, vitamin B6, hingga antioksidan.

    Karena kandungan nutrisinya, kurma sangat cocok dikonsumsi sebagai camilan malam sehat sebelum tidur. Dikutip dari Healthline, konsumsi kurma sebelum tidur dapat membantu mencegah rasa lapar yang muncul tengah malam.

    Manfaat ini berasal dari kandungan serat yang cukup tinggi dalam kurma. Dalam 100 gram kurma, ada sekitar 8 gram serat di dalamnya.

    Meskipun kurma mengandung gula dalam jumlah tinggi, konsumsi kurma tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat seperti makanan dengan gula tambahan. Oleh karena itu, kurma juga cocok dikonsumsi sebelum berolahraga. Cobalah makan 2-4 butir kurma sekitar 30-60 menit sebelum berolahraga.

    Terlepas dari waktu makannya, berikut ini sederet manfaat rutin mengonsumsi kurma untuk tubuh:

    1. Meningkatkan Kesehatan Otak

    Penelitian menemukan bahwa kurma dapat menurunkan penanda inflamasi di otak, seperti interleukin 6 (IL-6). Kadar IL-6 berlebih dikaitkan dengan risiko penyakit neurodegeneratif yang lebih tinggi.

    Selain itu, studi lain pada hewan menunjukkan kurma bermanfaat mengurangi aktivitas protein beta amiloid yang dapat membentuk plak di otak. Plak yang menumpuk dapat mengganggu komunikasi antara sel otak, yang seiring berjalan waktu memicu kematian sel otak hingga alzheimer.

    2. Menjaga Kadar Gula Darah

    Serat yang terkandung dalam kurma dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Serat memperlambat kinerja pencernaan dan membantu mencegah lonjakan gula darah terlalu tinggi.

    Selain itu, serat dalam kurma juga berperan dalam mencegah sembelit. Konsumsi serat mendorong pergerakan usus lebih teratur yang berkontribusi pada pembentukan feses.

    3. Memperlancar Persalinan

    Penelitian menunjukkan konsumsi kurma selama beberapa minggu terakhir sebelum melahirkan dapat mempercepat dilatasi serviks. Konsumsi kurma juga dikaitkan dengan durasi persalinan yang lebih pendek.

    Sebuah meta-analisis pada 2011 juga menunjukkan hasil serupa. Ibu hamil yang rutin makan kurma menjalani durasi persalinan yang lebih singkat dibanding mereka yang tidak mengonsumsi.

    Hal ini diduga karena kurma mengandung senyawa yang dapat berikatan dengan reseptor oksitosin, hormon yang bertugas merangsang kontraksi rahim saat persalinan.

    4. Mencegah Kanker

    Kurma mengandung antioksidan yang penting untuk melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas. Berikut beberapa di antaranya:

    Asam fenolik – bersifat anti-inflamasi yang penting dalam pencegahan kanker dan penyakit jantung.

    Flavonoid – antioksidan yang penting dalam pencegahan diabetes, alzheimer, juga beberapa jenis kanker tertentu.

    Karotenoid – membantu meningkatkan kesehatan jantung dan mata.

    (avk/naf)

  • Manfaat Makan Kurma Sebelum Tidur, Efeknya ke Tubuh Nggak Main-main

    Cara Makan Kurma Biar Dapat Khasiat yang Maksimal

    Jakarta

    Kurma merupakan salah satu buah yang kerap dikonsumsi saat berbuka puasa. Tidak hanya rasanya yang manis, ternyata kurma juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

    Lantas, bagaimana cara makan kurma agar mendapat khasiat yang maksimal?

    Dikutip dari Times of India, kurma kaya akan zat besi, folat, protein, serat, kalsium, magnesium, dan vitamin B6. Kandungan ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.

    Tubuh memiliki kemampuan untuk mencerna makanan, tetapi harus berhati-hati tentang waktu makannya. Untuk kurma, kandungan fruktosa yang ada di dalamnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan sakit perut jika dikonsumsi saat perut kosong.

    Namun, mengonsumsi kurma setelah makan juga bisa menjadi masalah, terutama jika memiliki masalah pencernaan. Kurma yang kaya akan serat ini akan membuat seseorang lebih cepat merasa kenyang, tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses pencernaan yang akhirnya memicu kembung.

    Untuk orang yang memiliki alergi atau diare juga disarankan untuk menghindari konsumsi kurma. Sebab, kurma mengandung sorbitol, yang meningkatkan ketidaknyamanan dan menyebabkan buang air besar yang berlebihan.

    Meski begitu, kurma masih bisa dijadikan sebagai pilihan camilan dan dapat dikonsumsi kapan saja, tanpa khawatir akan konsekuensinya.

    Manfaat Kurma untuk Kesehatan

    Kurma kaya akan antioksidan, seperti flavonoid, karotenoid, asam fenolik, yang membantu pencegahan penyakit seperti Alzheimer, beberapa jenis kanker, meningkatkan kesehatan jantung, dan mengurangi risiko diabetes, hingga penyakit lainnya.

    Selain memperkuat kekebalan tubuh dan fungsi otak hingga jantung, mengonsumsi kurma setiap hari dapat bermanfaat bagi kesehatan tulang.

    Kandungan serat yang ada pada kurma juga membantu mengatasi sembelit dan meningkatkan metabolisme, serta mendorong penurunan berat badan.

    Disarankan untuk mengonsumsi kurma di pagi hari atau saat berbuka puasa, agar dapat memberikan energi untuk tubuh. Selain itu, makan kurma di pagi hari membantu membersihkan organ vital dan meningkatkan kesehatan jantung serta hati.

    Kandungan antioksidan pada kurma juga membuat kulit dan rambut berkilau alami.

    (sao/naf)

  • BB Malah Melonjak Jelang Lebaran? Dokter Beberkan Alasan Gagal Diet saat Puasa

    BB Malah Melonjak Jelang Lebaran? Dokter Beberkan Alasan Gagal Diet saat Puasa

    Jakarta

    Puasa Ramadan seringkali dijadikan momentum untuk menurunkan berat badan. Namun, sebagian orang mungkin justru mengalami kenaikan berat badan setelah hampir sebulan puasa. Sebenarnya gara-gara apa sih?

    Spesialis penyakit dalam dr Yunita Indah Dewi, SpPD mengaitkan kondisi ini dengan perubahan pola aktivitas dan makan ketika puasa. Orang-orang yang berpuasa cenderung mengurangi aktivitas fisiknya dan kalap saat berbuka.

    Ditambah lagi, jenis makanan tinggi kalori seperti gorengan atau makanan manis yang sering jadi menu andalan berbuka puasa.

    “Karena saat bulan puasa orang-orang cenderung mengurangi beberapa aktivitas nya, dan kecenderungan tidur setelah sahur, konsumsi manis dan makanan tinggi lemak, kurang tidur menyebabkan metabolisme kurang baik,” dr Yunita ketika dihubungi detikcom, Selasa (18/2/2025).

    Spesialis penyakit dalam dr Rudy Kurniawan, SpPD juga mengatakan, pilihan jenis makanan sangat penting dalam menjaga berat badan. Jangan sampai masyarakat ‘dibutakan’ oleh takjil-takjil berkalori tinggi, sampai lupa puasa bisa menjadi momen yang baik untuk menjaga kesehatan.

    Sebaiknya, aktivitas fisik tetap dipertahankan meskipun hanya gerakan-gerakan ringan. Menyeimbangkan pola tidur dengan baik juga penting untuk menjaga metabolisme tubuh selama berpuasa.

    “Penurunan aktivitas fisik menyebabkan surplus energi yang disimpan sebagai lemak. Jadi sebaiknya tetap aktif secara fisik meskipun ringan,” kata dr Rudy.

    “Konsumsi makanan tinggi protein dan serat untuk meningkatkan rasa kenyang. Lalu jaga hidrasi dan kualitas tidur untuk menjaga keseimbangan metabolisme,” tambahnya.

    Pada sisa Ramadan ini, masyarakat sebaiknya mengutamakan makanan bernutrisi tinggi dan rendah lemak. Proses pengolahan makanan juga harus diperhatikan dengan metode yang lebih sehat.

    Spesialis gizi klinik dr Putri Sakti, MGizi, SpGK meminta masyarakat sebisa mungkin mengantisipasi makanan tinggi lemak. Ia juga menyarankan makanan tinggi serat untuk mencegah kalap.

    “Selanjutnya, mengurangi yang manis-manis atau produk tepung, jadi buka puasa boleh dioptimalkan konsumsi kurma, buah potong, sehingga nanti makan-nya tidak kalap,” pungkas dr Putri.

    (avk/naf)

  • Sahur Banyak Kok Cepat Lapar, Inikah Penyebabnya?

    Sahur Banyak Kok Cepat Lapar, Inikah Penyebabnya?

    Jakarta

    Rasa lapar adalah respons alami tubuh yang dialami setiap orang. Respons ini muncul terutama setelah tidak makan dalam jangka waktu lama atau setelah melakukan aktivitas fisik yang menguras energi. Saat berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman selama berjam-jam, sehingga rasa lapar bisa menjadi lebih intens.

    Rasa lapar ini merupakan sinyal bahwa tubuh membutuhkan energi dan nutrisi untuk menjaga keseimbangan serta menjalankan fungsinya secara optimal. Saat puasa, rasa lapar akan berkurang atau hilang setelah makan sahur atau berbuka. Namun, jika tetap merasa lapar meskipun sudah mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak saat sahur, ada kemungkinan faktor lain yang mempengaruhinya.

    Mekanisme Muncul Rasa Lapar dan Kenyang

    Menurut staf ahli diet di The Ohio State University Wexner Medical Center, Candace Pumper, MS, RD, LD, setiap orang memiliki dorongan biologis yang berbeda untuk asupan makanan sehari-hari. Dorongan ini dikendalikan oleh organ dan jaringan yang menyampaikan informasi tentang keseimbangan energi tubuh ke sistem saraf pusat, yang pada akhirnya mengatur proses tersebut.

    Dorongan untuk makan bergantung pada proses sadar dan tidak sadar. Sebagian berasal dari kebutuhan tubuh akan nutrisi tertentu, sementara sebagian lainnya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan rangsangan sensorik.

    “Apa yang kita sebut sebagai “homeostatis” dan “hedonis” berkaitan erat dengan proses-proses ini di dalam tubuh,” kata Pumper, dikutip dari salah satu tulisannya di laman The Ohio State University.

    Adapun pengendalian nafsu makan secara homeostatis melibatkan komunikasi antara otak dan berbagai organ tubuh. Otak, usus, pankreas, hati, dan jaringan adiposa (lemak) menghasilkan hormon, peptida, serta neurotransmitter (pembawa pesan kimia) yang memengaruhi tingkat nafsu makan seseorang.

    Misalnya, saat usus kosong, ia merangsang sinyal lapar dan meningkatkan keinginan untuk makan. Sebaliknya, ketika terdapat makanan di usus, ia mengirimkan sinyal kenyang untuk memberi tahu tubuh agar berhenti makan.

    Secara bersamaan, sinyal-sinyal ini serta tindakan yang dilakukan berperan dalam mengatur energi dan metabolisme tubuh. Namun, jika regulasi sinyal ini terganggu, dapat terjadi perubahan berat badan yang ekstrem serta gangguan metabolisme.

    Faktor lain yang dapat memengaruhi perubahan berat badan dan metabolisme meliputi tingkat aktivitas fisik, tingkat stres, kualitas tidur, fungsi tiroid, dan faktor genetik. Selain itu, perubahan hormonal (misalnya, sindrom pramenstruasi), kondisi emosional, dan cedera otak juga dapat memengaruhi nafsu makan serta keinginan untuk makan, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap perubahan berat badan.

    Sementara aspek hedonis dari makanan sering kali dipelajari dalam kaitannya dengan indra, seperti penglihatan, penciuman, dan perasa. Aspek ini memberikan preferensi individu yang lebih bersifat sadar dalam memilih makanan. Respons ini cenderung mengabaikan status energi tubuh dan nilai gizi makanan.

    Selain itu, aspek hedonis dalam asupan makanan juga dapat dipengaruhi oleh hormon nafsu makan di usus, seperti ghrelin, yang dilepaskan secara tidak sadar. Namun, pada akhirnya, preferensi rasa dan kenikmatanlah yang berperan dalam pemilihan makanan, bukan faktor kesehatan atau kebutuhan nutrisi yang optimal.

    Senada, konsultan pencernaan dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH, juga menyebutkan bahwa mekanisme rasa lapar dan kenyang dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk hormon pada tubuh.

    Menurut National Library of Medicine, hormon adalah molekul kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin, seperti kelenjar tiroid, pankreas, atau kelenjar adrenal, dan dilepaskan langsung ke dalam aliran darah.

    Hormon berfungsi sebagai pembawa pesan yang mengatur berbagai proses tubuh dengan berikatan pada reseptor spesifik di sel target. Setelah berikatan, hormon memicu berbagai respons, seperti mengatur metabolisme, pertumbuhan, keseimbangan energi, serta fungsi reproduksi.

    Dipengaruhi Hormon

    Adapun salah satu hormon yang berperan dalam rasa lapar adalah ghrelin, yang diproduksi dan dilepaskan oleh lambung. Kadar ghrelin meningkat sebelum makan atau saat berpuasa dan menurun setelah makan.

    Joseph Proietto, profesor emeritus di University of Melbourne di Departemen Kedokteran Austin Health dan seorang ahli endokrinologi dalam Diabetes dan Obesitas, mengatakan hormon ghrelin merangsang rasa lapar dengan memasuki otak dan bekerja pada neuron di hipotalamus atau bagian kecil di dasar otak yang berperan penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh dengan meningkatkan aktivitas sel saraf yang memicu rasa lapar serta menurunkan aktivitas sel saraf yang menghambatnya.

    Saat lambung kosong, pelepasan ghrelin meningkat, sedangkan saat lambung terisi, pelepasan hormon tersebut menurun. Selain ghrelin, terdapat hormon usus yang berperan dalam mengontrol rasa kenyang, seperti GLP-1 (Glucagon-Like Peptide-1), PYY (Peptide YY), dan CCK (Cholecystokinin).

    Adapun GLP-1 dilepaskan oleh usus setelah kontak langsung dengan karbohidrat, protein, dan lemak. Hormon ini berfungsi memperlambat pengosongan lambung, meningkatkan sensitivitas insulin, dan mengurangi rasa lapar.

    Sementara itu, PYY dan CCK dilepaskan setelah makanan yang mengandung protein dan lemak masuk ke usus. Kedua hormon ini memperlambat pengosongan lambung dan mengurangi asupan makanan, sehingga membantu menjaga keseimbangan energi.

    Leptin, hormon lain yang berperan dalam pengaturan berat badan, diproduksi oleh jaringan lemak atau adiposa. Hormon ini berfungsi sebagai penanda penyimpanan energi jangka panjang dengan memberi sinyal rasa kenyang ke otak. Semakin sedikit lemak tubuh yang dimiliki seseorang, semakin rendah pula kadar leptin dalam darah.

    Saat berpuasa, kadar leptin menurun, yang menyebabkan peningkatan rasa lapar. Kadar leptin yang sangat rendah bisa menjadi tanda adanya defisiensi leptin bawaan, yang dapat menyebabkan rasa lapar ekstrem.

    Selain leptin, insulin juga berperan dalam mengatur energi dan metabolisme. Hormon ini diproduksi oleh pankreas sebagai respons terhadap perubahan penyimpanan energi. Seperti leptin, kadar insulin dalam tubuh sebanding dengan jumlah lemak tubuh.

    Kadar insulin yang tinggi menekan rasa lapar, sementara kadar yang rendah dapat meningkatkan nafsu makan. Insulin berperan dalam mengatur kadar gula darah serta menyimpan gula dan lemak sebagai cadangan energi.

    Namun, kadar gula darah yang tinggi sering kali memicu rasa lapar berlebihan. Berbeda dengan leptin, kadar insulin yang beredar dalam tubuh lebih berkaitan dengan lemak visceral, yaitu lemak yang tersimpan di dalam rongga perut, dibandingkan dengan lemak subkutan yang berada di bawah kulit.

    “Banyak faktor yang mempengaruhi (rasa lapar dan kenyang) termasuk juga hormon-hormon. Hormon tiroid pada hipertiroid. Hormon serotonin yang menurun pada stres, hormon leptin pada kondisi kurang tidur, dan lainnya,” kata dr Aru saat dihubungi detikcom, Kamis (20/3/2025).

    “Selain itu kondisi gula darah yang meningkat akibat gangguan pada insulin yg mengakibatkan gula tidak bisa digunakan oleh sel-sel juga bisa menyebabkan rasa lapar. Selain itu juga dipengaruhi kondisi fisiologi normal di mana sudah saatnya tubuh butuh energi setelah berpuasa atau setelah melakukan olahraga atau kegiatan fisik lainnya,” lanjutnya.

    Hormon-hormon yang berpengaruh pada rasa lapar dan kenyang. Infografis: Suci Risanti Rahmadania/detikHealth

    Penyebab Lapar yang Terus-menerus Meski Sudah Makan

    Rasa lapar yang muncul meskipun sudah makan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gangguan kesehatan hingga kondisi psikologis. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai polifagia.

    Beberapa penyakit yang dicurigai sebagai penyebab polifagia adalah diabetes dan hipertiroidisme. Pada diabetes, tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi sehingga sel-sel tubuh terus mengirimkan sinyal lapar ke otak.

    Sementara itu, hipertiroidisme menyebabkan metabolisme tubuh meningkat, sehingga pembakaran kalori lebih cepat dan tubuh membutuhkan lebih banyak energi, yang akhirnya memicu rasa lapar.

    “Kondisi yang makan berlebih bisa disebut polifagia apapun sebabnya. Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut,” kata dr Aru.

    Selain gangguan kesehatan yang mendasari, terdapat beberapa faktor lain yang juga dapat menyebabkan rasa lapar setelah makan.

    “Bisa karena stres, kurang tidur, diet ketat, dehidrasi, dan lain-lain,” lanjutnya.

    Hal tersebut juga didukung oleh sebuah studi yang berjudul ‘Lifestyle Determinants of the Drive to Eat: a Meta Analysis’ yang dipublikasikan di The American Journal of Clinical Nutrition. Studi tersebut menemukan bahwa gaya hidup yang buruk, termasuk kurang tidur tidak hanya berkorelasi dengan obesitas, tetapi juga kemungkinan berkontribusi mendorong makan berlebihan. Studi ini dilakukan di laboratorium terkontrol yang melibatkan individu sehat. Studi ini juga dianalisis dengan menggunakan 3 meta-analisis dengan model efek acak.

    Begitu juga dengan stres yang dapat memengaruhi preferensi makanan. Sebuah artikel berjudul ‘Why Stress Causes people to Overeat’ yang dilansir Harvard Health Publishing menyebut, sejumlah penelitian (banyak di antaranya dilakukan pada hewan) menunjukkan bahwa tekanan fisik atau emosional dapat meningkatkan konsumsi makanan tinggi lemak, gula, atau keduanya.

    Kadar kortisol yang tinggi, dikombinasikan dengan kadar insulin yang meningkat, diduga menjadi penyebabnya. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa ghrelin, yang dikenal sebagai ‘hormon lapar’, mungkin turut berperan dalam mekanisme ini.

    Kaitannya dengan Sistem Imun

    Selain menyebabkan rasa lapar sering muncul, gaya hidup yang buruk juga dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Dikutip dari Hopkins Medicine, sistem kekebalan tubuh bekerja untuk mencegah masuknya kuman dan zat asing lainnya ke dalam tubuh serta menghancurkan apa pun yang berhasil masuk.

    Sistem kekebalan tubuh terdiri dari jaringan, sel, dan organ yang kompleks. Fungsinya adalah melindungi tubuh dari infeksi serta berbagai kondisi lainnya. Jika sistem imun tidak berfungsi dengan baik, tubuh dapat berisiko terserang penyakit. Terdapat sejumlah faktor yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang. Selain penyakit atau kondisi tertentu, kebiasaan atau pola hidup yang buruk juga bisa melemahkan sistem imun tubuh.

    Contohnya, seperti kurang tidur. Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, bukti ilmiah menunjukkan bahwa tidur memiliki pengaruh yang kuat terhadap fungsi kekebalan tubuh. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat memengaruhi berbagai bagian sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam gangguan kesehatan.

    Tak hanya itu, kebiasaan atau pola hidup yang buruk seperti gampang stres juga dapat melemahkan sistem imun tubuh menurut American Psychological Association (APA).

    Pola Makan Sehat Perbaiki Daya Tahan Tubuh

    Selain stres dan kurang tidur, masih banyak kebiasaan hidup buruk yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan gaya hidup sehat, termasuk mengadopsi pola makan yang baik. Beberapa jenis makanan dan bahan alami diketahui dapat mendukung atau meningkatkan daya tahan tubuh, salah satunya adalah kunyit (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.). Kunyit memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, termasuk meningkatkan imunitas tubuh dan stamina.

    Pakar herbal dan dokter saintifikasi jamu, dr Rianti Maharani, M.Si, FINEM, AIFO-K menjelaskan bahwa kunyit telah lama digunakan selama ribuan tahun terutama di wilayah Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia. Bahan alami telah lama digunakan sebagai pengobatan tradisional dan bahan masakan.

    Menurut dr Rianti, kunyit digunakan untuk meningkatkan imunitas, meredakan inflamasi, mendukung pencernaan, memperbaiki stamina, hingga menjaga kesehatan kulit. Hal ini, lanjutnya, karena kunyit memiliki senyawa aktif utama kurkumin, yang dapat mengurangi peradangan, melawan radikal bebas, mendukung metabolisme, hingga melindungi kesehatan otak dan jantung.

    “Penggunaan kunyit sebagai suplemen atau dalam bentuk makanan dapat memberikan banyak manfaat kesehatan yang telah terbukti melalui berbagai penelitian ilmiah. Penting untuk mengonsumsinya dengan bijak dan sesuai dosis yang disarankan,” katanya saat dihubungi detikcom, Jumat (21/3/2025).

    Pendapat ini sejalan dengan sebuah studi tahun 2020 yang berjudul ‘Turmeric and Its Major Compound Curcumin on Health: Bioactive Effects and Safety Profiles for Food, Pharmaceutical, Biotechnological and Medicinal Applications’, dipublikasikan di Frontiers in Pharmacology. Studi tersebut menemukan bahwa kunyit atau nama latinnya Curcuma longa telah dikaitkan dengan sifat anti-inflamasi, antikanker, antidiabetik, antidiare, antimikroba, antivirus, dan antioksidan, yang berperan dalam mendukung dan memperkuat sistem imun.

    Fakta-fakta kunyit dan manfaatnya. Infografis: Suci Risanti Rahmadania/detikHealth

    Cara Terbaik Mengonsumsi Kunyit

    Menurut dr Rianti, untuk mendapatkan manfaat maksimal dari kunyit, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Sebagian besar manfaat kesehatan dari kunyit berasal dari senyawa aktif yang disebut kurkumin, yang memiliki sifat antiinflamasi, antioksidan, dan berbagai efek positif lainnya.

    Namun, kurkumin memiliki bioavailabilitas yang rendah, artinya tubuh tidak dapat menyerapnya dengan baik jika dikonsumsi begitu saja. Adapun salah satu cara mengonsumsinya adalah mengombinasikan kunyit dengan lada hitam.

    “Mengapa? Lada hitam mengandung senyawa aktif piperin, yang dapat meningkatkan penyerapan kurkumin hingga 2.000 persen lebih baik. Menggabungkan kunyit dengan merica hitam adalah cara yang sangat efektif untuk memaksimalkan manfaat kurkumin dalam tubuh,” kata dr Rianti.

    “Pilih suplemen kurkumin yang mengandung piperin atau bentuk kurkumin yang telah dipatenkan, seperti Sido Muncul Natural Sari Kunyit Plus. Konsumsi sesuai dosis yang disarankan pada kemasan,” katanya lagi.

    (suc/up)

  • Dokter bagikan ide menu MPASI saat mudik Lebaran

    Dokter bagikan ide menu MPASI saat mudik Lebaran

    MPASI diberikan kepada bayi berusia enam bulan atau lebih untuk menambah dan melengkapi nutrisi yang sudah tidak tercukupi dari ASI saja

    Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis anak dan konselor laktasi dr. Yovita Ananta, Sp. A membagikan ide menu Makanan Pendamping ASI (MPASI) bagi warga Jakarta yang melakukan mudik Lebaran, salah satunya nasi tim.

    Yovita mengatakan nasi tim dapat dipersiapkan sebelum berangkat mudik dan disimpan dalam wadah kedap udara seperti termos.

    “Masak nasi dengan kaldu ayam atau daging, serta potongan protein hewani hingga lunak, lalu saring atau haluskan hingga mencapai tekstur yang lembut dan mudah ditelan bayi. Menu ini umumnya cocok untuk bayi berusia enam bulan,” ujar dia melalui keterangan resminya di Jakarta, Rabu.

    Menu lainnya yakni puree telur rebus. Yovita menyarankan orang tua sebelum berangkat mudik, memastikan sudah membawa telur rebus yang sudah dikupas kulitnya. Telur yang digunakan bisa telur ayam atau telur puyuh. Selanjutnya, haluskan menggunakan garpu sampai telur benar-benar hancur.

    Selanjutnya, tambahkan sedikit ASI, susu formula, atau kuah kaldu ayam yang sudah dibuat sebelumnya.

    “Menu ini cocok dikonsumsi oleh bayi berusia 7 bulan yang sudah mulai mahir mengunyah dan menelan makanan,” kata Yovita yang berpraktik di RS Pondok Indah – Pondok Indah itu.

    Menu berikutnya yakni kentang kukus. Kentang yang sudah dikukus dapat dihaluskan hingga mencapai tekstur yang disesuaikan dengan usia si kecil. Menu tersebut dapat dikonsumsi langsung atau dicampur dengan protein pilihan seperti ayam cincang tumis atau ikan goreng yang disuwir untuk melengkapi asupan nutrisi anak.

    Yovita mengingatkan MPASI diberikan kepada bayi berusia enam bulan atau lebih untuk menambah dan melengkapi nutrisi yang sudah tidak tercukupi dari ASI saja. MPASI yang diberikan kepada bayi haruslah mengandung gizi seimbang untuk menjaga kesehatan bayi dan mengoptimalkan tumbuh kembangnya.

    “Selain nutrisi, kebersihan MPASI juga perlu diperhatikan dengan baik. Sebab, MPASI juga dapat terkontaminasi kuman penyebab penyakit, seperti diare,” demikian pesan dia.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tahu Saus Tiram Ala Firhan MCI, Cara Buatnya Simpel, Bisa Jadi Rekomendaasi Menu Sahur

    Tahu Saus Tiram Ala Firhan MCI, Cara Buatnya Simpel, Bisa Jadi Rekomendaasi Menu Sahur

    Resep tahu saos tiram untuk kamu yang anti ribet saat sahur. Simak selengkapnya

    Tayang: Rabu, 26 Maret 2025 14:14 WIB

    Tangkap layar Instagram @firhanmci6

    RESEP – Tahu saus tiram ala Firhan MCI 

    TRIBUNJAKARTA.COM – Resep tahu saos tiram untuk kamu yang anti ribet saat sahur.

    Resep ini dibagikan dalam instagram @firhanmci6, di mana ia mengatakan menu ini jadi rekomendasi menu tanggal tua.

    Namun beberapa followers mengatakan mengikuti resep ini karena cara membuatnya yang simpel.

    “Sering bgtt bikin gini karena simpel wkwkwk..kdg protein nya ganti tempe atau telor ceplok”.

    “Enak dan simple dan makannya Pakai kerupuk…aku suka”. 

    Berikut resepnya:

    Bahan

    1 buah tahu putih besar

    4 butir bawang putih iris

    4 butir bawang merah iris

    lihat foto
    Di tengah musim penghujan, tak jarang si kecil terserang batuk dan pilek. Termasuk terhadap balita yang baru memulai makanan pendamping Air Susu Ibu (mpASI). Konselor Menyusui dan PMBA, Dosen Universitas Respati Indonesia (URINDO), Yuna Trisuci mengatakan, saat di kecil batuk dan pilek ada juga beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan seksama.

    3 buah cabe rawit

    2 batang daun bawang bagian putihnya

    250 ml air

    2 sdm saus tiram

    1 sdm kecap manis

    ½ sdt kaldu ayam bubuk

    ½ sdt gula

    ½ sdt penyedap

    1 ½ sdm maizena larutan dengan air

    Pelengkap

    Nasi putih
    Nori tabur

    Cara membuat

    – Tahu putih besar dipotong dan di goreng lebih dulu sampai matang

    – Iris bawang putih, bawang meraah, cabe rawit, daun bawang, lalu tumis dengan margarin

    – Masukkan air, saus tiram, kaldu bubuk, gula, larutan maizena dan masukkan tahu

    – Tahu saus tiram siap disajikan

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://jakarta.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’23’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast + 1;
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.thumb) img = “”+vthumb+””;
    else img = ”;
    if(val.c_title) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    $.getJSON(“https://jakarta.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’23’,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }

    Berita Terkini

  • 5 Tips dari Dokter Agar Penderita Jantung Tetap Aman Berpuasa

    5 Tips dari Dokter Agar Penderita Jantung Tetap Aman Berpuasa

    Jakarta

    Bagi penderita penyakit jantung, keputusan untuk berpuasa harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan secara menyeluruh agar tidak menimbulkan risiko besar. Mengingat setiap individu memiliki kondisi dan tingkat keparahan yang berbeda, penting untuk memahami bagaimana kondisi yang aman untuk menjalani puasa tanpa menimbulkan risiko bagi jantung.

    “Bagi penderita penyakit jantung seperti gagal jantung berat dengan keluhan sesak napas dan kelelahan ekstrem, penyakit jantung koroner yang tidak stabil dengan nyeri dada yang sering muncul, gangguan irama jantung (aritmia) yang berisiko mengancam nyawa, atau kelainan katup jantung yang parah, sebaiknya mempertimbangkan kembali untuk berpuasa. Karena dalam kondisi seperti ini, tubuh membutuhkan asupan nutrisi yang cukup agar fungsi jantung tetap terjaga,” papar Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Jantung Intervensi Mayapada Hospital Kuningan, dr. Amir Aziz Alkatiri, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FSCAI, dalam keterangannya, Rabu (26/3/2025).

    dr. Amir menjelaskan bagi penderita penyakit jantung yang baru saja menjalani operasi jantung seperti operasi pemasangan ring jantung, bypass jantung, atau Coronary Artery Bypass Grafting (CABG), serta yang baru mengalami serangan jantung disarankan untuk menunda puasa dan tetap berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan pemulihan yang optimal.

    “Namun, penderita penyakit jantung masih dapat berpuasa jika kondisi mereka stabil dan terkontrol dengan baik, seperti penyakit jantung koroner yang tidak menunjukkan gejala serius, hipertensi yang sudah terkendali, atau gagal jantung ringan yang ditangani dengan pengobatan yang tepat,” jelas dr. Amir.

    Bagi penderita penyakit jantung dengan kondisi yang stabil yang masih dapat berpuasa, penting untuk menjalankan puasanya sesuai dengan anjuran dokter.

    Sementara itu Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Jantung Intervensi Mayapada Hospital Bogor, dr. Bimo Bintoro, Sp.JP (K) membagikan lima tips penting kepada siapapun yang memiliki penyakit jantung, agar dapat menjalani ibadah puasa dengan aman.

    Pertama, atur pola makan seimbang saat sahur dan berbuka dengan memilih makanan berkarbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum, atau oatmeal; lemak sehat seperti minyak zaitun, ikan berlemak, kacang-kacangan; serta protein rendah lemak seperti ayam tanpa kulit, ikan, tempe, atau tahu. Lalu, hindari makanan tinggi lemak jenuh, garam, atau gula.

    Kedua, jaga hidrasi tubuh dengan mengonsumsi air putih, jus buah segar, atau air kelapa, dan hindari minuman berkafein atau beralkohol yang dapat menyebabkan dehidrasi.

    Ketiga, jika Anda mengonsumsi obat pengontrol tekanan darah atau penyakit jantung lainnya, atur jadwal minum obat sesuai anjuran dokter dan konsultasikan ke dokter jika ada kemungkinan penyesuaian jadwal minum obat selama puasa agar tetap efektif dan aman bagi kesehatan.

    Keempat, penderita penyakit jantung dapat tetap aktif, namun hindari aktivitas fisik berat, terutama pada siang hari. Sebagai alternatif, lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau yoga untuk menjaga kesehatan jantung tanpa memberikan beban berlebih pada tubuh.

    Kelima, hindari stres berlebih melalui beberapa kegiatan seperti beribadah, meditasi, mendengarkan musik, atau berbincang dengan orang terdekat, sehingga kesehatan jantung dapat terjaga selama puasa.

    “Namun, karena setiap kondisi penderita berbeda-beda, alangkah lebih baik jika penderita penyakit jantung berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, untuk memastikan tubuh siap menjalani puasa,” ujar dr. Bimo Sp.JP(K).

    Pastikan Anda atau keluarga yang memiliki penyakit jantung aman berpuasa dengan konsultasi bersama tim dokter spesialis di Cardiovascular Center Mayapada Hospital, yang menawarkan layanan komprehensif untuk kesehatan jantung.

    Dokter Amir, dr. Bimo, dan tim dokter lainnya siap memberikan panduan berpuasa yang aman bagi penderita penyakit jantung. Konsultasi dapat dilakukan di seluruh unit Mayapada Hospital maupun melalui aplikasi MyCare, yang mempermudah akses dan transaksi layanan kesehatan.

    Cardiovascular Center Mayapada Hospital juga dilengkapi layanan Cardiac Emergency yang siaga 24 jam untuk menangani kegawatdaruratan jantung sesuai protokol Door to Ballon kurang dari 90 menit. Layanan ini dapat diakses melalui call centre 150990 atau melalui fitur tombol Emergency Call di aplikasi MyCare.

    Ada pula fitur Health Articles & Tips di MyCare yang menyediakan informasi seputar kesehatan jantung termasuk berbagai penanganan kasus jantung yang advanced di Cardiovascular Center Mayapada Hospital.

    Aplikasi ini juga dilengkapi fitur Personal Health, yang membantu pengguna memantau kesehatan jantung melalui pengukuran detak jantung, jumlah kalori terbakar, langkah kaki, dan Body Mass Index (BMI). Unduh MyCare di Google Play Store dan App Store, dan dapatkan reward point saat registrasi pertama, yang dapat digunakan sebagai potongan harga untuk berbagai pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (ega/ega)

  • Orang Tua Ingin Ajarkan Anak Puasa? Begini Saran dari Pakar

    Orang Tua Ingin Ajarkan Anak Puasa? Begini Saran dari Pakar

    Jakarta

    Sebagian orang tua mungkin bertanya, apakah anak sudah boleh ikut berpuasa? Jawabannya boleh saja.

    Ayah dan Bunda bisa mengajarkan anak untuk berpuasa sejak dini. Usia 6-7 tahun adalah waktu yang tepat untuk mengenalkan puasa secara bertahap. Dengan penjelasan yang sederhana, pada usia ini anak sudah dapat memahami makna puasa dan sudah bisa belajar disiplin seperti jam bangun dan makan sahur, serta apa yang tidak boleh dilakukan selama puasa.

    Selain itu pada usia tersebut anak juga sudah bisa bersosialisasi, sehingga mereka akan mengerti bahwa tujuan berpuasa bukan sekadar menahan lapar dan haus. Lebih dari itu berpuasa untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim saat akil balig nanti, melatih pengendalian diri, serta meningkatkan rasa empati terhadap sesama.

    Namun sebetulnya anak-anak dengan usia di bawah 6 tahun sudah dapat diajarkan berpuasa. Meski begitu sebaiknya ajarkan anak untuk mulai berpuasa secara perlahan, seperti setengah hari terlebih dahulu. Jika orang tua ingin mulai membiasakan anak berpuasa penuh, pastikan anak dalam kondisi sehat ya. Selain itu perhatikan kecukupan gizinya.

    Selama berpuasa, anak-anak wajib makan sahur dan sebaiknya makan sahur selesai dekat dengan waktu azan subuh. Kemudian segera berbuka begitu azan magrib berkumandang. Di kedua waktu ini, penting bagi orang tua untuk memberikan makanan bergizi seimbang agar energi anak terisi kembali dan tubuh tetap bugar sepanjang hari.

    Untuk memperoleh nutrisi seimbang selama berpuasa, Dokter Spesialis Anak Mayapada Hospital Bogor, dr. Felliyani, Sp.A menyarankan orang tua untuk memberi anak makanan pokok dengan komposisi kandungan karbohidrat sekitar 55-60% kalori, lauk pauk kaya protein dan lemak sekitar 40-45% kalori, dan serat dari sayur dan buah sebanyak setengah gram per kgBB per hari.

    “Saat sahur, orang tua dapat memberi makanan yang lambat dicerna agar glukosa darah naik perlahan dan bertahan lama, seperti roti gandum, ubi, atau kacang hijau, lalu beri segelas susu atau yoghurt sebelum imsak. Lalu saat berbuka, beri makanan yang menaikkan glukosa darah dengan cepat, namun tidak bertahan lama, seperti kurma, kue, atau nasi, serta memberikan segelas susu atau yoghurt sebelum tidur untuk menjaga asupan nutrisi anak. Tentukan makanan yang sesuai selera anak dengan variasikan jenis, bentuk, dan rasa makanan supaya anak tidak cepat bosan. Dengan pola makan yang seimbang ini, anak tetap bertenaga sepanjang puasa,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (26/3/2025).

    dr. Felliyani juga mengingatkan orang tua untuk memperhatikan serat dan air putih yang tercukupi selama anak berpuasa. Menurutnya anak-anak memerlukan sekitar 12 gram serat setiap hari.

    “Maka pastikan ada sayur dan buah di menu sahur dan berbuka. Jangan lupa penuhi kebutuhan cairan anak dengan memberi air putih sekitar 1200-1300 ml atau setara 5 gelas per hari,” ujarnya.

    Karena setiap anak punya karakter yang unik, orang tua tentu akan menghadapi tantangan yang berbeda-beda saat mengajarkan puasa. Untuk itu, dr. Muhammad Vinci Ghazali, SpA, MM, MBA, yang merupakan Dokter Spesialis Anak Mayapada Hospital Kuningan, membagikan beberapa tips agar anak bisa menjalani puasa penuh.

    “Ajarkan anak berpuasa secara bertahap, mulai dari 6-8 jam (dari sahur sampai dzuhur), lalu menjadi 8-10 jam (dari sahur sampai ashar), hingga akhirnya penuh sampai maghrib. Beri makanan yang tepat dengan gizi seimbang saat sahur dan berbuka, dengan asupan air yang cukup. Lalu, jaga waktu tidur anak sekitar 8-10 jam sehari, serta dorong anak untuk tetap aktif dengan aktivitas fisik ringan. Selalu beri semangat dan yakinkan anak bahwa mereka mampu menyelesaikan puasa sampai dengan petang,” paparnya.

    Kendati demikian orang tua diimbau untuk tidak memaksakan anak berpuasa jika memiliki tanda-tanda gula darah rendah (hipoglikemia), seperti penglihatan kabur, nyeri kepala, tubuh terasa lelah, gemetar, pucat, hingga keringat dingin. Apabila gejala ini timbul, ajak anak untuk segera berbuka dengan makanan yang tepat.

    “Begitu juga saat anak menunjukkan gejala dehidrasi, seperti lemas, tidak buang air kecil selama 6 jam, mata cekung dan bibir kering, juga demam atau sufebris (sumeng). Jika ini terjadi, segera berikan cairan yang cukup dan hentikan puasanya terlebih dahulu,” tutur dr. Vinci.

    Jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda seperti di atas, tetaplah tenang dan segera ambil langkah yang tepat. Anda dapat menghubungi hotline Mayapada Hospital di 150770 untuk konsultasi awal. Setelah itu, bawalah anak Anda ke Mayapada Hospital untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

    Mayapada Hospital menyediakan layanan Pediatric Center yang komprehensif, meliputi skrining, diagnosis, tindakan medis, hingga rehabilitasi untuk berbagai masalah kesehatan anak. Apabila Si Kecil memerlukan penanganan darurat, segera hubungi layanan Woman & Children Emergency di 150990.

    Layanan ini didukung oleh tim dokter spesialis dan subspesialis anak yang berpengalaman, termasuk kesehatan umum anak, tindakan pembedahan anak, kesehatan jantung anak, tumbuh kembang anak, dan layanan neonatologi, serta dapat menangani penyakit tropis dan infeksi pada anak, gangguan endokrin seperti obesitas, diabetes, dan tiroid, hingga masalah alergi dan gangguan imun pada anak.

    Konsultasi dengan dokter Pediatric Center Mayapada Hospital dapat dengan mudah dilakukan melalui aplikasi MyCare. Aplikasi ini memiliki fitur Health Articles & Tips yang memberikan banyak informasi dan tips terkait kesehatan anak.

    MyCare juga dilengkapi dengan fitur Personal Health untuk membantu Anda menerapkan gaya hidup sehat selama berpuasa, karena fitur ini dapat tekoneksi dengan Google Health dan Health Access untuk dapat memantau detak jantung, langkah kaki, jumlah kalori terbakar, hingga Body Mass Index (BMI). Unduh MyCare di Google Play Store atau App Store dan nikmati reward poin untuk potongan harga berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

    (ega/ega)

  • Bisa Turunkan Imun, Ini Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dihindari Anak Selama Perjalanan Mudik – Halaman all

    Bisa Turunkan Imun, Ini Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dihindari Anak Selama Perjalanan Mudik – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA, SubsKardio (K), mengatakan, konsumsilah makanan dan minuman sehat selama perjalanan mudik.

    Hindari jajanan yang tidak sehat dan juga makanan cepat saji selama perjalanan.

    “Hindari memberikan camilan manis atau minuman bergula pada anak selama perjalanan,” sebut dr Piprim dalam keterangan tertulisnya dikutip pada Rabu (26/3/2025).

    Ia menyebut, makanan dan minuman tinggi gula dan karbohidrat cepat serap justru menurunkan imunitas dan memicu gangguan perilaku.

    Studi menunjukkan bahwa konsumsi gula tinggi dapat menurunkan fungsi sel imun (neutrofil) hingga 40 persen dalam beberapa jam setelah konsumsi.

    Selain itu, perjalanan mudik juga rawan dehidrasi yang dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan konsentrasi, terutama pada anak-anak.

    “Dehidrasi pada anak dapat terjadi lebih cepat daripada orang dewasa karena rasio luas permukaan tubuh terhadap volume cairan yang lebih tinggi. Pastikan anak minum air putih secara teratur untuk menghindari dehidrasi,” ungkap dia.

    Dokter Piprim menyarankan, orangtua dapat membawa kudapan sehat seperti buah-buahan, kacang-kacangan, roti gandum, serta protein hewani seperti telur, ayam, ikan, dan daging yang dapat menstabilkan kadar gula darah, memperbaiki jaringan tubuh dan memperkuat sistem imun, serta memberi rasa kenyang lebih lama, sehingga anak tidak mudah lapar selama perjalanan.

    Ia menyarankan, bagi orangtua memastikan anak dalam kondisi sehat sebelum berangkat. Jika anak memiliki riwayat penyakit tertentu, konsultasikan dengan dokter sebelum perjalanan terutama jika anak memiliki isu kesehatan khusus dan bawa obat-obatan yang diperlukan.

    Pastikan anak cukup istirahat sebelum perjalanan dan saat di tempat tujuan.

    Anak-anak membutuhkan tidur yang cukup menjaga sistem kekebalan tubuh mereka.

    Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sleep Medicine Reviews, kurang tidur dapat menurunkan fungsi imun dan meningkatkan risiko infeksi.

    Tidur yang cukup membantu tubuh memproduksi sitokin, protein yang melawan infeksi dan peradangan.

    Anak perlu tidur cukup minimal 8-10 jam sebelum perjalanan mudik, serta saat tiba ditempat tujuan. Hindari juga aktivitas berlebihan di hari pertama karena tubuh anak membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru (cuaca, suhu, udara, jam tidur) setelah perjalanan panjang.