Produk: protein

  • Makanan-Minuman Ini Bisa Tingkatkan Risiko Kanker, Sebaiknya Dibatasi Konsumsinya

    Makanan-Minuman Ini Bisa Tingkatkan Risiko Kanker, Sebaiknya Dibatasi Konsumsinya

    Jakarta

    Masih banyak orang yang belum menyadari bahwa makanan berperan penting dalam pencegahan berbagai penyakit, termasuk kanker. Seorang dokter di London, dr Sermed Mezher, mengungkapkan ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan risiko kanker.

    Salah satunya adalah makanan yang diolah dengan cara dibakar. Makanan yang hangus atau terbakar mengandung senyawa beracun yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat, usus, dan pankreas.

    “Daging yang dibakar mengandung amina heterosiklik atau hidrokarbon aromatik polisiklik yang telah terbukti dalam beberapa penelitian menyebabkan kerusakan DNA yang meningkatkan risiko kanker,” kata Mezher dikutip dari Daily Mail, Sabtu (29/3/2025).

    Penelitian lain juga menemukan adanya hubungan antara risiko kanker dan makanan berbasis karbohidrat yang dibakar, seperti kentang dan roti. Hal ini disebabkan oleh molekul beracun akrilamida, yang terbentuk ketika gula dan protein tertentu bereaksi saat dipanaskan.

    Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa efek ini baru menjadi berbahaya jika roti panggang atau kentang gosong dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.

    Selain itu, dr Sermed Mezher menyebut makanan ultra-proses, seperti daging olahan, sosis, kornet, dan ham, juga dapat meningkatkan risiko kanker. Ia menjelaskan bahwa kandungan nitrit dan nitrat dalam makanan tersebut dapat memicu pertumbuhan tumor di usus.

    Nitrat yang masuk sistem pencernaan dapat mengalami reaksi dan mengubahnya menjadi zat N-nitroso (NOC). Kandungannya dapat merusak sel-sel yang melapisi usus dan seiring waktu memicu kanker.

    Terakhir, konsumsi alkohol secara berlebih juga menjadi salah satu faktor peningkatan risiko kanker.

    “Hal ini dikaitkan dengan tujuh jenis kanker karena alkohol dipecah menjadi produk sampingan beracun bernama asetaldehida, yang dapat menyebabkan kerusakan DNA dan menghambat perbaikan sel,” katanya memperingatkan.

    Mezher mengingatkan konsumsi alkohol juga berkaitan dengan masalah kesehatan lain, seperti penyakit hati dan jantung. Konsumsi alkohol dapat mempengaruhi kadar hormon dan mengganggu penyerapan nutrisi.

    “Bahkan dalam jumlah kecil, alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan esofagus, sehingga harus dikonsumsi dengan hati-hati,” tandasnya.

    (avk/suc)

  • Sakit Kepala Dikira gegara Keseringan Ngopi, Pria Ini Ternyata Idap Penyakit Ginjal

    Sakit Kepala Dikira gegara Keseringan Ngopi, Pria Ini Ternyata Idap Penyakit Ginjal

    Jakarta

    Gejala penyakit ginjal sering kali tidak disadari hingga pasien didiagnosis secara tak terduga, biasanya saat kondisi sudah mendekati atau mencapai tahap gagal ginjal. Situasi ini bisa mengejutkan dan mengubah hidup pasien dalam sekejap.

    Hal itulah yang dialami Nigel Morgan, pria 57 tahun dari Pembroke, Wales, Inggris. Pada tahun 2023, ia dilarikan ke unit gawat darurat setelah mengalami sakit kepala parah.

    Sebelum didiagnosis penyakit ginjal yang disebut glomerulosklerosis segmental fokal atau focal segmental glomerulosclerosis (FSGS), Nigel menjalani kehidupan yang aktif dan sibuk. Ia selalu bepergian dan bekerja penuh waktu sebagai petugas keamanan, bahkan mengambil pekerjaan tambahan di akhir pekan sebagai penjaga pintu. Bersama istrinya, Annie, ia gemar bepergian menggunakan mobil rumah mereka dan menikmati kehidupan yang luar biasa.

    Namun, segalanya berubah ketika ia mulai mengalami sakit kepala beberapa bulan sebelum didiagnosis. Tekanan darahnya meningkat, dan urine berbusa.

    “Saya pikir mungkin saya minum terlalu banyak kopi, tetapi keadaan semakin memburuk. Suatu pagi saya bangun untuk bekerja dan merasa seperti tertabrak truk. Saya tidak bisa bergerak dan sakit kepala saya sangat menyiksa,” katanya dikutip Kidney Research UK.

    Nigel menghabiskan dua hari di unit gawat darurat (A&E) untuk menjalani serangkaian tes. Karena ayahnya meninggal akibat tumor otak, dokter awalnya menduga gejalanya berkaitan dengan kondisi tersebut.

    Namun, pemeriksaan urine menunjukkan adanya protein dalam air seninya, yang kemudian mengarah pada diagnosis FSGS.

    “Awalnya saya enggan pergi ke rumah sakit dan gagal ginjal saya bisa berakibat fatal jika Anne (istrinya) tidak memaksa saya. Dia adalah batu karang saya, dan saya tidak akan mampu bertahan tanpanya.”

    Nigel kini tidak dapat bekerja akibat penyakit ginjalnya serta masalah kesehatan lain seperti radang sendi dan osteoporosis. Hidupnya berubah drastis setelah diagnosis tersebut.

    Ia kehilangan tenaga dan merasa sulit menggerakkan setiap sendi di tubuhnya. Akibatnya, ia tak bisa bekerja. Bahkan, untuk sekadar bangun dan berjalan pun sudah sulit baginya.

    Annie, istrinya, mengakui bahwa situasi ini sangat berat bagi mereka berdua. Mereka bisa bertahan karena telah membangun hubungan yang kuat selama empat puluh tahun terakhir, tetapi tetap saja tantangan ini tidak mudah. Ia berusaha sebaik mungkin untuk merawat suaminya, meskipun terkadang muncul rasa frustasi.

    Saat ini, hidup mereka terasa tertahan sementara dokter terus mencari cara terbaik untuk menangani penyakit ginjal Nigel. Mereka hanya berharap ia tidak perlu menjalani dialisis atau cuci darah.

    (suc/suc)

  • Rutin Konsumsi Cemilan Ini Disebut Bisa Perpanjang Umur hingga Tiga Tahun

    Rutin Konsumsi Cemilan Ini Disebut Bisa Perpanjang Umur hingga Tiga Tahun

    Jakarta

    Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi dua genggam camilan padat nutrisi setiap hari dapat menambah hingga tiga tahun usia harapan hidup. Para ilmuwan telah meneliti secara mendalam pola makan masyarakat yang tinggal di Blue Zone atau “Zona Biru”, wilayah tertentu di dunia yang penduduknya cenderung hidup lebih lama dan lebih sehat dibandingkan rata-rata nasional.

    Zona biru ini mencakup Prefektur Okinawa di Jepang, Provinsi Nuoro di Sardinia, Italia, serta Semenanjung Nicoya di Kosta Rika. Penduduk di wilayah-wilayah tersebut rutin mengonsumsi kacang-kacangan hampir setiap hari, baik sebagai camilan maupun sebagai bagian dari makanan utama. Kebiasaan ini diyakini berperan besar dalam meningkatkan kesehatan dan memperpanjang usia.

    Temuan ini mungkin mengejutkan bagi sebagian orang karena kacang-kacangan sering kali dikaitkan dengan kandungan lemak dan kalori yang tinggi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa lemak sehat dalam kacang-kacangan justru memberikan banyak manfaat bagi tubuh, termasuk menurunkan risiko penyakit kronis dan mendukung umur panjang.

    Sebagaimana dijelaskan oleh situs web dan media sosial Blue Zones, kacang-kacangan mengandung banyak nutrisi dan dapat menjadi bagian dari pola makan sehat. Mengonsumsi kacang-kacangan dalam jumlah yang tepat bahkan dapat memperpanjang usia dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsinya.

    “Kami mengetahui dari penyulingan lebih dari 150 survei pola makan orang-orang yang berumur panjang di dunia bahwa pemakan kacang-kacangan hidup lebih lama daripada orang yang tidak memakan kacang-kacangan dengan rata-rata dua hingga tiga tahun,” kata para ahli Blue Zones di Instagram, dikutip dari Mirror.

    “Tapi apa campuran kacang yang ideal? Kacang almond (kaya vitamin E dan magnesium), kacang tanah (kaya protein dan folat, vitamin B), kacang mede (kaya magnesium), kacang Brazil (kaya selenium, mineral yang terbukti efektif melindungi terhadap kanker prostat), dan kacang kenari (kaya asam alfa-linoleat, satu-satunya lemak omega-3 yang ditemukan dalam makanan nabati).”

    Menurut British Heart Foundation, kacang-kacangan sering kali mengandung banyak lemak, terutama kacang kenari, kacang pinus, dan kacang macadamia. Namun, lemak-lemak ini cenderung berupa lemak tak jenuh.

    Lemak ini bisa berupa lemak tak jenuh ganda, seperti yang ditemukan dalam kacang kenari dan kacang pinus, atau lemak tak jenuh tunggal seperti yang ditemukan dalam kacang almond, pistachio, kacang pecan, dan kacang hazel.

    Berbeda dengan kacang kastanye. Kacang ini memiliki kadar lemak yang lebih rendah dan karbohidrat bertepung yang lebih tinggi dibandingkan kacang lainnya.

    Meskipun kandungan lemaknya tinggi, kandungan protein dan serat yang tinggi pada kacang ini menjadikannya camilan yang lezat. Kacang ini juga kaya akan nutrisi seperti vitamin E, kalium, dan magnesium.

    Sementara kacang Brasil, kacang mete, dan kacang macadamia, mengandung lebih banyak lemak jenuh dan penuh dengan nutrisi penting untuk tubuh. Adapun satu porsi kacang adalah 30g (segenggam kecil) yang berarti sekitar 175 kilokalori.

    “Makanlah dua genggam kacang per hari,” saran para ahli Blue Zone .

    “Segenggam kacang beratnya sekitar dua ons atau 56,6 gram, jumlah rata-rata yang dikonsumsi oleh para centenarian di blue zone, almond di Ikaria dan Sardinia, pistachio di Nicoya, dan semua kacang-kacangan di Advent. Adventist Health Study 2 menemukan bahwa para pemakan kacang hidup lebih lama dari mereka yang tidak memakan kacang rata-rata dua hingga tiga tahun.”

    (suc/suc)

  • Manfaat Jinten Hitam dan Ginkgo Biloba untuk Stamina dan Fokus

    Manfaat Jinten Hitam dan Ginkgo Biloba untuk Stamina dan Fokus

    Jakarta

    Puasa tidak melulu berkaitan dengan menahan lapar dan dahaga, tetapi bagaimana bisa menjaga stamina serta fokus tetap optimal sepanjang hari. Faktanya, tidak sedikit yang kesulitan untuk fokus dan menjaga konsentrasi di tengah padat aktivitas karena lemas saat berpuasa.

    Sejumlah literatur menekankan stamina dan fokus tidak hanya berkaitan dengan satu faktor. Terkait kebugaran fisik misalnya, mereka yang terbiasa rutin berolahraga dengan latihan lebih intens punya ketahanan stamina otomatis lebih baik dari mereka yang memiliki kebiasaan sebaliknya.

    Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Cold Spring Harbor Perspective in Medicine menyebut, olahraga atau aktivitas intensitas tinggi meningkatkan kinerja jantung, aliran oksigen dalam darah yang maksimal, adanya peningkatan massa otot, yang juga sekaligus mencegah masalah motorik. Dalam studi bertajuk ‘Adaptations to Endurance and Strength Training’ ini, disebutkan adanya perubahan positif menjadi lebih kuat dan bertenaga sebagai dampaknya.

    Faktor lain yang juga berpengaruh adalah kualitas tidur. Analisis yang dipublikasikan di Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia menunjukkan, sebagian besar dari studi yang diamati membuktikan adanya kaitan yang signifikan antara kualitas tidur dengan keberhasilan belajar siswa sekolah.

    Tidur cukup, dalam penelitian di Universitas Klabat Manado tersebut, dikatakan punya manfaat bagi kesehatan fisik dan mental, termasuk meningkatkan fungsi kognitif, pengelolaan stres dan ketahanan tubuh. Kurang tidur, di sisi lain, mengganggu ketrampilan siswa, menurunkan fungsi kekebalan tubuh, dan mengganggu konsentrasi.

    Dalam kaitannya dengan pola makan, sebuah penelitian di Nutrix Journal mengaitkan respons glikemik berbasis sarapan dengan fungsi kognitif di kalangan mahasiswa. Disebutkan, profil glukosa darah yang lebih stabil berkaitan dengan fungsi kognitif yang lebih baik di pagi hari.

    Dengan mengamati 177 sampel mahasiswa, penelitian ini membuktikan adanya korelasi positif antara kebiasaan sarapan di pagi hari dengan tingkat konsentrasi belajar mahasiswa. Meski demikian, penelitian ini tidak menilai unsur gizi yang terkandung dalam menu sarapan para mahasiswa yang diteliti.

    Khasiat herba jinten hitam. Foto: infografis detikHealth

    Bagaimana Mengatasi Sering ‘Ngelag’ saat Puasa?

    Selain terjadi perubahan pola makan, saat Ramadan pola tidur juga mengalami perubahan yang dapat berdampak pada fungsi kognitif sebagaimana terungkap dalam berbagai penelitian ilmiah. Hal ini dibenarkan oleh praktisi kesehatan tidur, dr Andreas Prasadja, RPSGT.

    Menurut dr Ade, sapaan akrabnya, salah satu cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengatur ulang waktu tidur. Jika memang harus bangun lebih pagi untuk menyiapkan sahur, maka disarankan tidak tidur terlalu larut.

    “Dari yang biasa tidurnya larut jam 11, jam 12, perlahan dimajukan jam 10. Penting juga di siang hari, di jam-jam makan siang, kan nggak makan, tidur dulu sempatkan, jadi power nap, begitu bangun kita dapatkan manfaat tidur, metabolismenya kembali bagus, lebih fokus, lebih produktif, keselamatan nanti pulang juga lebih terjaga,” katanya, saat dihubungi detikcom Senin (24/2/2025).

    Tak kalah penting, faktor nutrisi juga berkaitan erat dengan stamina di bulan Ramadan. Pakar gizi dr Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF menyebut ada empat asupan penting yang harus diperhatikan adalah karbohidrat, hidrasi, protein, serat, dan lemak sehat.

    Karbohidrat merupakan sumber utama energi tubuh, sehingga dibutuhkan untuk menjaga stamina. Saat puasa, lebih disarankan mengonsumsi karbohidrat kompleks agar rasa kenyang bertahan lebih lama saat puasa seharian. Sementara itu, protein berguna untuk pemulihan otot, dan lemak sehat untuk membantu menyediakan energi jangka panjang.

    Menurut dr Putri, konsumsi makanan yang digoreng secara berlebihan, tinggi gula, hingga tambahan pemanis buatan, sebaiknya dihindari selama puasa. Khususnya saat berbuka puasa, makanan berserat tinggi juga tidak dianjurkan.

    “Karena akan sulit dicerna ketika perut masih kosong,” kata dr Putri, menjelaskan.

    Kebutuhan cairan juga penting diperhatikan. Selama Ramadan, ia menyarankan untuk menerapkan pola 2-4-2. Artinya, minum 2 gelas air saat berbuka, 4 gelas saat makan malam, dan 2 gelas terakhir saat sahur. Ia juga menyarankan perbanyak sayur dan buah, utamanya dengan kandungan air, antioksidan, juga vitamin C.

    Khasiat herba ginkgo biloba. Foto: infografis detikHealth

    Herbal untuk Bantu Fokus saat Puasa

    Selain dari makanan seperti ayam, brokoli, semangka, atau alpukat yang kaya nutrisi, tambahan asupan nutrisi juga bisa didapat dari suplementasi herba tertentu. Misalnya, jinten hitam (Nigella Sativa). Tanaman yang sudah digunakan sebagai pengobatan herbal sejak era Mesir Kuno itu, juga disebut bisa meningkatkan stamina.

    Pakar herbal dan dokter saintifikasi jamu, dr Rianti Maharani, M.Si, FINEM, AIFO-K menjelaskan, jintan hitam atau yang dikenal ‘Habbatussauda’ memiliki peran penting dalam mengatur stamina. Herba ini, menurutnya, kaya kandungan nutrisi terutama antioksidan.

    “Suplemen atau kapsul minyak jinten hitam direkomendasikan karena praktis. Ekstrak jinten hitam dapat dikonsumsi setelah berbuka puasa, dan ketika sahur atau sesuai dengan anjuran yang terdapat pada kemasan,” saran dr Rianti, saat dihubungi detikcom Jumat (21/2/2025).

    Jinten hitam bisa dikonsumsi dengan berbagai cara. Pertama, dengan ditambahkan ke makanan seperti sup, bubur, smoothie. Jenis makanan tersebut cocok disantap saat sahur. Sementara untuk berbuka, jinten hitam bisa dikonsumsi berbarengan dengan salad atau teh herbal.

    “Ini membantu pemulihan energi,” tegas dr Rianti.

    Pilihan atau alternatif yang lebih mudah, bisa memilih jinten hitam berbentuk kapsul ekstrak. Meski sudah dikemas dalam produk atau suplemen tertentu, khasiat jinten hitam ditegaskan dr Rianti tidak lantas berkurang.

    “Khasiat jinten hitam tetap terjaga, baik ditambahkan langsung ke makanan atau dalam bentuk suplemen. Namun, suplemen sering kali lebih terstandar, sehingga memudahkan pengaturan dosis,” lanjutnya.

    Di tengah maraknya penjualan suplemen dengan iklan overclaim atau bahkan temuan ‘oplosan’ bahan kimia obat (BKO) berbahaya, dr Rianti mengimbau untuk selalu mengecek keamanan serta izin edar produk sebelum membeli.

    Untuk meningkatkan fokus saat puasa, dr Rianti merekomendasikan herba ginkgo biloba. Herba ini sudah lama dipakai dalam pengobatan tradisional, sejak teridentifikasi memiliki kemampuan meningkatkan sirkulasi darah ke otak. Di sisi lain, ginkgo biloba juga kaya akan antioksidan.

    Mengutip sejumlah penelitian, dr Rianti menjelaskan manfaat ginkgo biloba tidak hanya meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan fungsi kognitif, melainkan juga berpotensi mengurangi gejala penyakit neurodegeneratif seperti alzheimer dan demensia.

    “Ginkgo mengandung flavonoid dan terpenoid, yang keduanya berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan ini membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat mempengaruhi kesehatan otak secara keseluruhan,” terangnya.

    “Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak ginkgo biloba dapat meningkatkan memori jangka pendek dan panjang serta kemampuan berpikir, terutama pada orang dewasa atau lansia,” pungkasnya.

    (naf/up)

  • Dokter Ungkap Ciri Urine yang Menandakan Ginjal Sehat, Seperti Apa?

    Dokter Ungkap Ciri Urine yang Menandakan Ginjal Sehat, Seperti Apa?

    Jakarta

    Ginjal berfungsi utama untuk membersihkan darah dengan mengeluarkan limbah dan kelebihan cairan melalui urine. Oleh karena itu, perubahan pada urine, seperti warna atau bau yang tidak biasa, bisa menjadi tanda adanya masalah pada ginjal.

    Patrick Cunningham, MD, seorang nefrolog di University of Chicago Medicine menjelaskan perubahan urine dapat menjadi indikator potensial gangguan ginjal. Ginjal dirancang untuk menyaring zat berbahaya dan mempertahankan zat penting bagi kesehatan tubuh.

    “Setiap hari, kita makan dan minum berbagai hal. Jadi, tugas ginjal adalah menjaga semua jenis zat kimia dalam aliran darah kita agar tetap seimbang,” jelasnya, dikutip dari Uchicago Medicine.

    “Jika ginjal tidak berfungsi, ginjal tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik dan akan terlihat pada kondisi urine,” sambungnya.

    Seperti apa warna urine yang sehat?

    Penampakan urine dapat bervariasi, tergantung apa yang dikonsumsi dan seberapa banyak cairan yang masuk ke dalam tubuh.

    “Jika Anda minum banyak cairan, urine mungkin berwarna bening. Saat Anda bangun di pagi hari setelah tidak minum cairan semalaman, warnanya akan terlihat lebih gelap, dan itu normal,” terang Cunningham.

    Seperti apa bau urine yang sehat?

    Cunningham mengatakan, wajar saja jika urine berbau, dan belum tentu ada yang salah jika urine berbau menyengat.

    “Namun, jika Anda merasakan sesuatu yang sangat tidak biasa dari baunya yang biasa, itu mungkin merupakan tanda infeksi urine,” katanya.

    Infeksi urine atau dikenal sebagai infeksi saluran kemih (ISK), disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi saluran kemih.

    Bagaimana jika urine berwarna keruh, berbusa, merah muda, atau kemerahan?

    Kondisi ini bisa menjadi indikasi adanya infeksi urine.

    “Meskipun sedikit berbusa itu normal, jika tampak seperti busa pada kepala bir, itu bisa menjadi tanda kelebihan protein dalam urin,” kata Cunningham.

    “Warna merah muda atau merah bisa menunjukkan berbagai penyakit ginjal atau kondisi yang memengaruhi bagian lain saluran kemih Anda, seperti kandung kemih,” tambahnya.

    Pasien dengan urine berwarna merah muda atau merah mungkin mengira mengalami infeksi. Namun, perubahan warna ini juga bisa disebabkan oleh kondisi lain, seperti penyakit autoimun (seperti lupus), yang memerlukan pemeriksaan medis segera.

    (sao/suc)

  • 7 Makanan yang Perlu Dihindari saat Mudik

    7 Makanan yang Perlu Dihindari saat Mudik

    YOGYAKARTA – Perjalanan mudik yang panjang dan melelahkan seringkali diiringi dengan godaan kuliner yang menggugah selera. Namun tahukah Anda terdapat beberapa makanan yang  perlu dihindari saat mudik?

    Agar perjalanan mudik Anda tetap nyaman dan kesehatan terjaga, penting untuk memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Artikel ini akan membahas beberapa jenis makanan yang sebaiknya Anda hindari.

    Makanan yang  Perlu Dihindari saat Mudik

    Dilansir dari laman Cheapism, berikut ini beberapa makanan yang sebaiknya Anda hindari dalam perjalanan mudik:

    Biji-bijian umumnya adalah camilan sehat, namun camilan seperti biji bunga matahari atau delima bisa jatuh ke celah-celah mobil. Selain itu, Anda mungkin makan biji-bijian lebih banyak dari yang seharusnya dan karena biji-bijian biasanya tinggi serat, maka ini dapat menyebabkan sakit perut di jalan.

    Roti lapis dengan roti keras, kue kering renyah, atau kue seperti croissant adalah makanan yang paling baik dinikmati di meja. Pertanyaanya, apakah Anda ingin berurusan dengan sisa remah-remah di seluruh tubuh dan kursi Anda?

    Selain berantakan, remah-remah bisa menjadi masalah keamanan saat mengemudi. Perlu diketahui, terlalu mudah terganggu saat membersihkan remah-remah di seluruh tubuh Anda saat berada di belakang kemudi.

    Baca juga artikel yang membahas Pentingnya Memahami Batas Waktu Berhenti di Rest Area saat Mudik

    Roti lapis terbaik memiliki semua bahan pelengkap yaitu mayones, tomat, keju leleh, dll. Tetapi bahan-bahan tersebut dapat membuat roti lapis Anda lembek dan meninggalkan tetesan, noda, dan sidik jari di mobil atau kursi Anda.

    Meski begitu, roti lapis adalah makanan perjalanan yang ideal jika dibuat dengan benar. Caranya, cobalah memotong roti lapis menjadi empat bagian agar lebih mudah dimakan.

    Kemudian pilih bahan-bahan sederhana, seperti protein padat seperti daging, roti gandum utuh sederhana, dan sepotong keju keras.

    Makanan yang Membutuhkan Sendok

    Makanan seperti yogurt, sup, dan es krim, saat Anda berada di kursi dalam benda bergerak, mereka terlalu mudah tumpah akibat guncangan atau benturan.

    Selain itu, makanan-makanan ini juga akan meninggalkan pakaian basah, kursi basah, dan kekacauan hingga semuanya dibersihkan saat Anda tiba di tujuan.

    Apapun yang Berbau Menyengat

    Bayangkan orang di pesawat di kursi dekat Anda yang tiba-tiba membuka makanan yang sangat berbau yang mereka bawa, menyebar ke udara di sekitar Anda. Jadi, kecuali Anda sendirian di mobil Anda (atau bepergian dengan jet pribadi), pikirkan orang lain sebelum mengemas telur, makanan laut, atau makanan harum lainnya.

    Meskipun baik untuk tubuh Anda secara umum, serat dapat menyebabkan gas dan kembung. Pencernaan makanan tinggi serat mungkin terjadi dalam waktu satu jam, atau beberapa jam kemudian.

    Jika Anda berada di jalan dan harus berhenti untuk mengatasi gangguan pencernaan, maka hal ini akan mempengaruhi udara penumpang lain.

    Makan makanan pedas saat di jalan  sangat berisiko. Menurut sebuah penelitian, makanan pedas dapat memicu sakit perut pada beberapa orang. Kecuali Anda sangat terbiasa makan makanan pedas.

    Meskipun Anda terbiasa, maka tidak menutup kemungkinan juga dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan dalam bentuk diare. Hal ini berkat bahan kimia yang disebut capsaicin.

    Selain makanan yang  perlu dihindari saat mudik, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya! 

  • Pasien Ini Jadi Orang Pertama di Dunia yang Terima Transplantasi Hati Babi

    Pasien Ini Jadi Orang Pertama di Dunia yang Terima Transplantasi Hati Babi

    Jakarta

    Hati babi yang dimodifikasi secara genetika dan ditransplantasikan ke pasien mati otak tampaknya berhasil berfungsi di dalam tubuh selama 10 hari, menurut para ilmuwan yang melakukan prosedur inovatif tersebut.

    Operasi yang dilakukan di sebuah rumah sakit di China tahun lalu ini diperkirakan menjadi transplantasi hati babi pertama yang dilakukan pada manusia. Prosedur ini membuka peluang bagi hati babi untuk berfungsi sebagai “organ sementara” bagi pasien yang masih menunggu transplantasi atau sebagai dukungan bagi hati mereka sendiri saat dalam proses regenerasi.

    “Ini adalah pertama kalinya kami mencoba mengungkap apakah hati babi dapat berfungsi dengan baik dalam tubuh manusia dan … apakah hati babi dapat menggantikan hati manusia asli di masa mendatang. Merupakan impian kami untuk mencapai prestasi ini,” Prof Lin Wang, yang memimpin uji coba di rumah sakit Xijing di Xi’an, dikutip dari The Guardian.

    Kemajuan ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian transplantasi organ babi yang telah dilakukan sejak 2022. Ahli bedah di Amerika Serikat dan China telah mentransplantasikan jantung, ginjal, dan kelenjar timus babi ke sejumlah kecil pasien.

    Beberapa pasien meninggal dalam beberapa bulan, meskipun kondisi penyakit mereka yang sudah parah membuat sulit untuk menentukan apakah transplantasi menjadi faktor penyebabnya. Namun, ada juga pasien lain yang berhasil pulih dengan baik dan telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

    Adapun prosedur terbaru ini dilakukan pada seorang pria berusia 50 tahun yang didiagnosis mengalami kematian otak setelah cedera kepala parah. Meskipun hati pasien masih utuh, dalam operasi yang berlangsung lebih dari 10 jam, organ dari babi Bama mini yang telah dimodifikasi secara genetika dimasukkan ke dalam suplai darahnya sebagai hati tambahan.

    Babi tersebut telah mengalami enam modifikasi genetik untuk mencegah penolakan imun. Modifikasi ini mencakup penonaktifan gen yang berperan dalam produksi gula pada permukaan sel babi, yang biasanya diserang oleh sistem imun manusia, serta pengenalan gen yang mengekspresikan protein manusia guna “memanusiakan” hati agar lebih kompatibel dengan tubuh manusia.

    Setelah transplantasi, hati babi menunjukkan tanda-tanda berfungsi, termasuk memproduksi empedu, yang membantu memecah lemak dalam sistem pencernaan, dan albumin babi, protein darah.

    “Ada bukti kompatibilitas yang bagus, yang sangat menarik,” kata Peter Friend, seorang profesor transplantasi di Universitas Oxford.

    “Biasanya jika Anda memasukkan organ babi, organ tersebut akan mati dalam beberapa menit karena terjadi penolakan yang sangat akut.”

    Tim yang melakukan penelitian ini, sebagaimana dijelaskan dalam jurnal Nature, menyatakan belum jelas apakah hati babi tersebut dapat sepenuhnya mendukung pasien. Hal ini dikarenakan pasien masih memiliki hati asli, serta organ tersebut diangkat setelah 10 hari atas permintaan keluarganya.

    “Kami tidak dapat melihat apakah hati babi dapat mendukung pasien dengan gagal hati yang parah,” kata Wang.

    Bahkan jika hati babi hanya menggantikan sebagian fungsi hati, organ ini tetap dapat berperan sebagai transplantasi “jembatan”. Friend mengatakan bahwa “peralatan bedah yang canggih” yang digunakan oleh tim menunjukkan bahwa prosedur ini berpotensi menjadi relatif mudah dilakukan.

    “Mereka pada dasarnya memasukkan hati ke dalam … arteri utama yang membentang dari kaki ke jantung,” katanya.

    “Itu membuatnya lebih aman dan tidak terlalu rentan terhadap komplikasi serta sesuatu yang dapat diangkat saat tidak diperlukan.”

    (suc/suc)

  • Ahli Ungkap yang Terjadi pada Tubuh Pasca 30 Hari Puasa Ramadan

    Ahli Ungkap yang Terjadi pada Tubuh Pasca 30 Hari Puasa Ramadan

    Jakarta

    Ramadan menjadi bulan paling suci dalam kalender Islam. Selama bulan ini, jutaan orang berpuasa dari makanan dan minuman, serta mengalihkan fokus mereka pada refleksi diri dan pertumbuhan spiritual.

    Menariknya, manfaat-manfaat puasa telah lama dipelajari, mengingat umat Islam telah menjalankan puasa dari fajar hingga senja selama Ramadan selama berabad-abad. Lantas, apa yang terjadi pada tubuh manusia setelah 30 hari menjalani pembatasan waktu makan atau makan dengan waktu terbatas?

    1. Meningkatkan Fungsi Otak

    Ahli gizi di Rumah Sakit Medcare Dubai, Arab, dr Lina Shibib mengatakan praktik tidak makan dan minum secara berkala selama sebulan telah terbukti meningkatkan berbagai proses penyembuhan dan meningkatkan fungsi tubuh.

    Sebuah studi terbaru dari Institut Psikiatri, Psikologi, dan Ilmu Saraf King’s College London menemukan bahwa puasa dapat meningkatkan fungsi otak, memperkuat daya ingat jangka panjang, serta merangsang pembentukan neuron baru di hipokampus, yang berperan dalam mencegah gangguan neurodegeneratif.

    “Puasa dan olahraga sama-sama meningkatkan pembentukan protein yang disebut faktor neurotropik yang berasal dari otak, atau BDNF, dalam sel-sel saraf,” kata Shibib, dikutip dari Arabnews.

    Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa protein tersebut terlibat dalam pembelajaran, memori, dan pembentukan sel-sel baru serta memiliki kemampuan untuk membuat neuron lebih tahan stres.

    “Selama puasa, neuron masuk ke dalam kondisi konservasi sumber daya dan ketahanan stres,” paparnya.

    “Ketika seseorang makan setelah berpuasa, neuron mereka masuk ke mode ‘pertumbuhan’, sehingga menghasilkan lebih banyak protein, tumbuh, dan membentuk koneksi baru,” kata Shibib.

    Hasilnya, siklus tantangan metabolik ini diikuti oleh periode pemulihan yang dapat meningkatkan neuroplastisitas, pembelajaran, memori, konsentrasi, ketajaman, dan ketahanan stres di otak.

    “Para peneliti juga menemukan (bahwa neuron hipokampus ini) akan memperlambat perkembangan penurunan kognitif, sehingga (berpotensi) menunda atau mencegah demensia dan Alzheimer,” ungkap Shibib.

    2. Mendetoksifikasi Racun dalam Tubuh

    Di bagian tubuh lainnya, para ahli kesehatan juga melihat perubahan halus pada fungsi organ.

    Misalnya, satu penelitian melaporkan penurunan kadar gula darah dan peningkatan sensitivitas insulin pada orang yang berpuasa selama bulan Ramadan.

    “Saat kita berpuasa, tubuh kita tidak memiliki akses ke glukosa seperti biasanya, sehingga sel-sel kita harus mencari cara lain untuk menghasilkan energi,” sambungnya lagi.

    Pada dasarnya, lanjut dr Shibib, puasa itu membersihkan tubuh dari racun, jika dilakukan secara teratur. Puasa juga dapat mendorong sel-sel untuk terlibat dalam proses yang biasanya tidak dipicu saat pasokan makanan tersedia secara teratur.

    Faktanya, organ-organ seperti hati dan ginjal, yang keduanya bertanggung jawab untuk detoksifikasi, kemudian sepenuhnya mampu beregenerasi tanpa masuknya racun tambahan secara terus-menerus.

    Proses pembersihan sel yang penting tersebut dikenal sebagai “autofagi” terjadi saat tubuh tidak perlu mencerna makanan apa pun, yang meningkatkan pertahanan imunnya sendiri.

    3. Menghancurkan Lemak

    Di sisi lain, lemak adalah salah satu racun tubuh yang paling sulit dihilangkan, dan karena itu penurunan berat badan merupakan proses yang sulit bagi jutaan orang di seluruh dunia.

    Menurut dr Pankaj Shah, ahli endokrinologi di Mayo Clinic, lemak hanya menjadi racun ketika kapasitas tubuh untuk menyimpannya dalam sel-sel lemak terlampaui, sehingga tubuh mulai menyimpan di area yang berbahaya.

    Sebagai contoh, lemak yang menumpuk di hati dapat menyebabkan perlemakan hati dan meningkatkan risiko diabetes. Demikian pula, lemak yang tersimpan di serat otot atau pankreas dapat berkontribusi pada kondisi serupa.

    “Jika dengan berpuasa total lemak tubuh berkurang, itu karena lemak makanan digantikan oleh lemak yang lebih sehat,” kata Shah, yang merujuk pada pengurangan asupan kalori yang diperlukan.

    Jika berat badan turun selama bulan Ramadan, maka akan terlihat jelas perbaikan pada fungsi hati, otot, sekresi insulin dan kerja insulin, serta kemungkinan terjadinya penurunan risiko penyakit kardiovaskular.

    Faktanya, tinjauan dari Universitas Sydney, Charles Perkins Center, Australia, menemukan 70 penelitian dan menunjukkan bahwa selama periode Ramadan, terjadi pengurangan kadar lemak tubuh (sebagai persentase berat badan) pada mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas.

    Karena merangsang metabolisme dan menyeimbangkan hormon lapar dan kenyang, puasa dianggap sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan dan biasanya tidak berhasil.

    Selain perubahan fisik dan manfaat puasa, puasa juga dianggap sebagai praktik yang mendatangkan perhatian dan membantu pemenuhan mental dan spiritual.

    “Banyak manfaat yang dirasakan di bulan Ramadan mungkin terkait dengan perubahan fisik selama berpuasa, tetapi juga, lebih banyak waktu bersama keluarga, meditasi, doa, dan rasa syukur ekstra yang sering terlihat selama periode keagamaan tersebut,” kata Shah.

    (suc/suc)

  • 7 Tips Menjaga Pola Makan Setelah Lebaran agar Tetap Sehat

    7 Tips Menjaga Pola Makan Setelah Lebaran agar Tetap Sehat

    Jakarta

    Puasa selain sebagai ibadah juga bermanfaat bagi kesehatan. Pola makan yang telah dijaga dengan baik selama sebulan ini jangan sampai sia-sia setelah Lebaran tiba.

    Sudah menjadi tradisi bahwa Lebaran menjadi momen berkumpul keluarga sambil menikmati berbagai hidangan. Namun banyak yang lupa dan kalap karena banyak makanan yang menggoda selera.

    Tentu hal ini akan menjadi kebiasaan buruk jika terus dilakukan setelah Lebaran. Untuk mencegah badan melar dan tetap sehat, simak berbagai tips menjaga pola makan setelah Lebaran berikut ini.

    Tips Menjaga Pola Makan Setelah Lebaran

    Dirangkum dari situs Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia UGM dan Dinkes Pohuwato, berikut ini 7 tips menjaga pola makan setelah Lebaran:

    1. Batasi Makanan dan Asupan Kalori

    Meski banyak makanan tersaji, tetaplah sadar untuk membatasi jumlah makanan yang masuk ke tubuh kita. Jika ingin mencicipi, makanlah dengan sedikit porsi.

    Selain itu, batasi juga porsi makanan yang tinggi kalori, misalnya masakan bersantan dan tinggi lemak. Jika kebanyakan bisa meningkatkan berat badan, kolesterol, dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

    2. Batasi Asupan Gula

    Saat Lebaran juga pasti banyak tersaji makanan manis, seperti aneka kue dan roti. Belum lagi minuman seperti sirup, es buah, hingga teh manis.

    Boleh saja mencicipinya, tetapi perhatikan lagi jumlahnya. Jika dikonsumsi terlalu banyak maka akan meningkatkan risiko karies gigi, diabetes, hingga obesitas.

    Jangan lupa banyak air putih setelah makan dan minum yang manis untuk mengurangi kadar gulanya.

    3. Makan Sayur dan Buah

    Usahakan untuk rutin mengonsumsi sayur dan buah saat Lebaran. Lanjutkan kebiasaan ini setelah Lebaran untuk memenuhi asupan serat, vitamin, mineral, karotenoid, fitosterol, flavonoid, senyawa fenolik, dan antioksidan.

    WHO merekomendasikan untuk mengonsumsi buah-buahan dan sayuran setidaknya 400 gram/orang setiap hari. Manfaatnya antara lain mencegah beberapa penyakit berikut ini:

    Penyakit jantungDiabetes mellitusKankerRadang sendi (arthritis)Penyakit kulitObesitasPenyakit neurodegenerative, seperti Alzheimer dan Parkinson.

    4. Penuhi Kebutuhan Cairan

    Minum cukup air putih setiap hari. Usahakan sedikitnya minum 2 liter atau 8 gelas setiap hari. Hindari minuman manis, bersoda, kafein, dan alkohol.

    5. Pilih Jenis Makanan yang Tepat

    Dari banyaknya pilihan makanan, pilih jenis makanan yang tepat, yakni yang mengandung semua zat gizi makronutrien (karbohidrat, protein atau lemak), mikronutrien (vitamin mineral) dan cairan harian terpenuhi.

    Daripada nasi putih, pilihlah nasi merah, roti gandum atau oatmeal. Daripada gorengan atau junk food, makanan yang dimasak tanpa minyak.

    6. Terapkan Prinsip Diet

    Jangan lupa untuk menerapkan prinsip diet 4J, yaitu Jumlah, Jadwal, Jenis dan Jurus Masak. Jurus memasak yaitu memilih cara pengolahan yang bervariasi, seperti kukus, rebus, panggang, dan pepes daripada menggoreng. Menggoreng boleh saja, tetapi maksimal dua kali seminggu.

    7. Berolahraga

    Dan yang pasti adalah tubuh harus bergerak aktif. Usahakan untuk berolahraga 30 menit sehari atau 150 menit per minggu. Olahraga tidak perlu yang memerlukan alat dan biaya besar. Kamu bisa senam di rumah atau lari pagi di sekitar rumah.

    (bai/row)

  • Daya Beli Turun Imbas PHK, Pedagang Daging: Awalnya Beli 3 Kg Sekarang 1 Kg

    Daya Beli Turun Imbas PHK, Pedagang Daging: Awalnya Beli 3 Kg Sekarang 1 Kg

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha daging melaporkan penurunan daya beli masyarakat untuk daging sapi hingga 35% menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 H atau Lebaran 2025. Penurunan ini dipicu oleh maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi sepanjang awal tahun ini.

    Data dari Satu Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yang dikutip pada Kamis (27/3/2025) menunjukkan adanya 18.610 tenaga kerja yang dilaporkan terkena PHK pada periode Januari—Februari 2025. Provinsi Jawa Tengah menjadi wilayah dengan jumlah PHK tertinggi, mencapai 10.677 orang atau sekitar 57,37% dari total nasional.

    Ketua Jaringan Pemotong dan Pengusaha Daging Indonesia (JAPPDI) Asnawi mengungkapkan bahwa meskipun volume permintaan daging tetap tinggi, nilai dan volume pembelian secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan Lebaran tahun sebelumnya.

    Dia menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh kondisi ekonomi yang belum pulih, diperparah dengan gelombang PHK yang melemahkan daya beli masyarakat.

    “Sekitar 35–37% mengalami penurunan dari angka pembelian [daging sapi]. Ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang lemah dan adanya penurunan dalam pembiayaan kebutuhan hidup,” kata Asnawi saat dihubungi Bisnis pada Kamis (27/3/2025).

    Akibatnya, lanjut Asnawi, masyarakat terpaksa mengurangi pembelian daging sapi untuk mengalokasikan anggaran ke kebutuhan lain.

    “Kalau saya melihat daya beli masyarakat itu animonya tinggi [membeli daging sapi]. Cuma volumenya yang tadinya dia beli 2–3 kilogram [daging sapi], [sekarang] beli 1 kilogram atau 2 kilogram, jadi menurun,” ujarnya.

    Asnawi juga mencatat bahwa penjualan daging, baik di pasar tradisional maupun daring, tetap lesu menjelang Ramadan 2025, berbeda dengan kondisi tahun lalu. Dia memperkirakan penjualan daging sapi akan semakin melandai setelah Lebaran.

    Meskipun daya beli rendah, Asnawi memastikan ketersediaan daging sapi tetap aman. Dia juga menyebutkan upaya pemerintah dalam menggelar operasi pasar murah selama Ramadan untuk membantu masyarakat tetap dapat membeli protein hewani, termasuk daging sapi.

    Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Kamis (27/3/2025) pukul 17.45 WIB, harga rata-rata daging sapi murni di tingkat konsumen adalah Rp139.351 per kilogram, sedikit di bawah harga acuan penjualan (HAP) sebesar Rp140.000 per kilogram. Harga daging sapi murni tertinggi tercatat di Kalimantan Utara sebesar Rp168.000 per kilogram, sedangkan harga terendah berada di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar Rp113.482 per kilogram.

    Sementara itu, harga rata-rata daging kerbau segar lokal mencapai Rp145.238 per kilogram, dan harga rata-rata daging impor kerbau beku adalah Rp109.250 per kilogram.